Post on 24-Feb-2016
description
STANDAR ANTROPOMETRI menindaklanjuti pencanangan World Health
Organization (WHO) pada bulan April tahun 2006 tentang pemberlakuan standar antropometri WHO 2005 menggantikan standar antropometri WHO-NCHS 1977, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap standar antropometri yang sudah ada di Indonesia;
STANDAR ANTROPOMETRI Bentuk dan pengembangan KMS ditentukan oleh
rujukan atau standar antropometri yang dipakai, tujuan pengembangan KMS serta sasaran pengguna. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan.
KMS yang pertama dikembangkan pada tahun 1974 dengan menggunakan rujukan Harvard.
Pada tahun 1990 KMS revisi dengan menggunakan rujukan WHO NCHS.
Pada tahun 2008, KMS balita direvisi berdasarkan Standar AntropometriWHO 2005.
Standar Pengukuran Fisik Antropometri
Standar Lokal : Kartu Menujut Sehat (KMS) yang
merupakan modifikasi dari standar WHO
Standar Internasional Standar NCHS
Direkomendasikan oleh WHO untuk menjadi standar internasional, standar ini sudah mencerminkan populasi sampel dari beberapa negara menurut umur dan jenis kelamin
Standard Pengukuran Fisik Antropometri
Standar Harvard NCHS lebih teliti dibanding dengan
Harvard, populasi yang digunakan lebih sedikit (dari 2 negara bagian di Amerika Serikat : Boston dan Iowa)
Standar WHO Merupakan modifikasi dari standar NCHS Digunakan untuk negara yang belum
mempunyai standar Dibedakan menurut umur dan jenis kelamin Hanya untuk balita saja umur 0 – 5 tahun
WHO-NCHS
WHO-NCHS
WHO-NCHS
WHO - 2005
BB/U WHO - 2005
BB/U WHO - 2005
IMT/U atau BMI/AGE WHO - 2005
BMI/AGE atau IMT/U WHO - 2005
TABEL INDEKS PERTUMBUHAN MENURUT Z-SCORE ( WHO-2005)
Z - SCORE INDEKS PERTUMBUHANPB/U atau TB/U BB/U BB/PB atau
BB/TBIMT/U
DIATAS 3 LIHAT CATATAN 1 LIHAT CATATAN 2
SANGAT GEMUK SANGAT GEMUK
DIATAS 2 GEMUK GEMUKDIATAS 1 RISIKO GEMUK
(LIHAT CAT. 3)RISIKO GEMUK (LIHAT CAT. 3)
0 (ANGKA MEDIAN)DIBAWAH -1DIBAWAH -2 PENDEK (LIHAT CAT
4)STUNTING
BB KURANG KURUSWASTING
KURUSWASTING
DIBAWAH -3 SANGAT PENDEK ( LIHAT CAT 4)SEVERE STUNTING
BB SANGAT KURANG
SANGAT KURUSSEVERE WASTING
SANGAT KURUSSEVERE WASTING
CATATAN UNTUK INDEKS PERTUMBUHAN
CATATAN 1 :Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali anak yang sang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin seperti adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuklah anak ersebut jika diduga menalami gangguan endokrin ( misal anak yang tinggi sekali menurut umurnya sedangkan orang tuanya normal )
CATATAN UNTUK INDEKS PERTUMBUHAN
CATATAN 2Seorang anak berdasarkan BB/U pada kategori ini kemungkinan mempunyai masalah pertumbuhan tetapi lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U
CATATAN UNTUK INDEKS PERTUMBUHAN
CATATAN 3Hasil plotting diatas 1 meunjukkan kemungkinan risiko. Bila kecenderungannya menuju garis z-score 2 berarti risiko lebih pasti
CATATAN 4Anak yang pendek atau angat pendek, kemungkinan akan menjadi gemuk bila mendapat intervensi yang salah
WHO - 2005
Klasifikasi Pengukuran Fisik Antropometri
Klasifikasi digunakan untuk menentukan tingkat status gizi
Pemilihan klasifikasi tergantung pada tujuan penelitian, parameter dan indeks yang digunakan pada pengukuran fisik.
MACAMKLASIFIKASI ANTROPOMETRI
DARI TAHUN KE TAHUN
Beberapa Macam Klasifikasi
Klasifikasi Gomez Menggunakan indeks BB/U Standar Harvard Untuk menentukan tingkat status gizi Status gizi normal bila BB/U > 90% Malnutrisi ringan bila BB/U 76 - 90 % Malnutrisi sedang bila BB/U 61 – 75 % Malnutrisi berat bila BB/U ≤ 60%
lanjutan... Klasifikasi Wellcome
Menggunakan indeks BB/U dengan standar Harvard
Membedakan apakah malnutrisi ini marasmus ataukah kwashiorkhor dengan melihat adanya oedema atau tidak
Kwashiorkor bila BB/U 60 – 80 % dan ada oedema Marasmus bila BB/U < 60% dan tidak ada oedema Marasmic Kwashiorkor bila BB/U < 60% dan ada
oedema Under Weight bila BB/U 60 – 80% dan tidak ada
oedema
lanjutan .....
Klasifikasi Waterlow Menggunakan indeks TB/U dan BB/TB Menggunakan standar Harvard Untuk membedakan wasting dan stunting Wasting bila TB/U > 90% dan BB/TB < 80% Stunting bila TB/U < 90% dan BB/TB > 80% Stunting dan Wasting bila TB/U < 90% dan
BB/TB < 80% Normal bila TB/U > 90% dan BB/TB > 80%
INDEX MASA TUBUH (IMT)
IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Klasifikasi : Kurus
Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat bila IMT < 17,0
Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan bila IMT antara 17,0 – 18,5
Normal bila IMT antara 18,5 – 25,0 Gemuk
Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan bila IMT antara > 25,0 – 27,0
Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat bila IMT > 27,0
INDEKS MASSA TUBUH
INDEKS MASSA TUBUH( INDONESIA )
2. Pengukuran Komposisi Tubuh
Pengukuran komposisi tubuh ini ada kaitannya dengan pengukuran lemak/timbunan lemak dan bagian lain yang tidak ada lemak (otot)
Pengukuran komposisi lemak ini penting untuk mengetahui apakah individu menderita malnutrisi / tidak
Pengukuran ini banyak dilakukan di Rumah Sakit untuk mengetahui pasien menderita malnutrisi akut atau malnutrisi kronis
Selain itu juga untuk memonitor perubahan fisik akibat terapi nutrisi pada waktu yang lama
Sedangkan di masyarakat untuk mengetahui efektifitas dari program gizi
Macam Pengukuran Komposisi Tubuh
1. Pengukuran Skinfold Thickness
Triceps skinfold Biceps skinfold Subscapular skinfold Suprailiaca skinfold Midaxillary skinfold
2. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
TRICEPS SKINFOLDCARA PEMGUKURAN TRICEPS SKINFOLD
triceps skinfold thickness measurement
TRICEPS Triceps The athlete’s arm
to hang naturally by their side.
The assistant takes a vertical fold midway between the shoulder and the elbow on the back of the arm.
SUBSCAPULA Subscapula The assistant takes
a diagonal fold across the back, just below the shoulder blade.
BICEPS Biceps The athlete’s arm
to hang naturally by their side. The assistant takes a vertical fold midway between the shoulder and the elbow on the front of the arm.
SUPRAILIAC Suprailiac
The assistant takes a diagonal fold just above the hip bone.
Total body weight includes Lean Body Mass (bone, muscle, skin, and fluids) and Body Fat (adipose tissue and subcutaneous fat). Body fat is expressed as a percentage of total body weight. A minimal amount of Essential Fat (about 2-4% for Men and 8 - 12% for women) is necessary for normal physiological functioning and good health.
MENGHITUNG FAT MASS (LEMAK) DAN FAT FREE MASS (OTOT)
1. Hitung umur dalam tahun dan berat badan dalam kg 2. Ukur skinfold thickness (tebal lemak dibawah kulit) dalam mm pada tempat biceps, triceps, subscapular dan suprailiac 3. Jumlahkan tebal lemak dari keempat skinfold
thickness 4. Ukur nilai logaritma dari keempat penjumlahan
skinfold thicness
lanjutan......
Menghitung body density (D dalam g / cc) Untuk laki-laki:
17-19 D=1.1620 -0.0630 x (logΣ) 20-29D=1.1631-0.0632 x (logΣ) 30-39D=1.1422-0.0544 x (logΣ) 40-49D=1.1620-0.0700 x (logΣ) 50+ D=1.1715-0.0779 x (logΣ)
Untuk perempuan : 17-19 D=1.1549 -0.0678 x (logΣ) 20-29D=1.1599-0.0717 x (logΣ) 30-39D=1.1423-0.0632 x (logΣ) 40-49D=1.1333-0.0612 x (logΣ) 50+ D=1.1339-0.0645 x (logΣ)
lanjutan......
Fat mass (kg) = Berat Badan (kg) x 4,95/D – 4,5
Fat Free Mass (kg) = Berat Badan (kg) – fat mass(kg)
Kemudian lihat kategori dalam tabel
triceps skinfold thickness table
BODY – FAT - PERCENTAGE
Excess body fat has been associated with a number of health risks, including heart disease, diabetes, hypertension, arthritis, gall bladder disease, cirrhosis of the liver, hernia, intestinal obstruction, and sleep disorders
Total body weight includes Lean Body Mass (bone, muscle, skin, and fluids) and Body Fat (adipose tissue and subcutaneous fat). Body fat is expressed as a percentage of total body weight. A minimal amount of Essential Fat (about 2-4% for Men and 8 - 12% for women) is necessary for normal physiological functioning and good health.
Typical % Body Fat (Wilmore 1994)
The average man has 15 to 17% body fat, while the average woman is between 18 and 22%. Typical values for elite athletes are 6% to 12% for men and 12% to 20% for women.
The following table details the percentage body fat for male and female athletes for a variety of sports.
ANALYSIS Analysis of the result is by comparing it
with the results of previous tests. It is expected that, with appropriate
training and diet between each test, the analysis would indicate an improvement in the percentage body fat
REABILITY
Test reliability refers to the degree to which a test is consistent and stable in measuring what it is intended to measure. Reliability will depend upon how strict the test is conducted
The following link provides a variety of factors that may influence the results and therefore the test reliability.
VALIDITY Test validity refers to the degree to which the
test actually measures what it claims to measure and the extent to which inferences, conclusions, and decisions made on the basis of test scores are appropriate and meaningful
This test provides a means to monitor the effect of training on the athlete's physical development.
The test is not a good predictor of percentage body fat, however it can be used to indicate changes in body composition over tim
ADVANTAGES AND DISADVANTAGES
Advantages• Minimal equipment required • Simple to set up and conduct • Can be conducted almost anywhere Disadvantages• Specialist equipment required - Skinfold
callipers• Assistant required to administer the test
TERIMAKASIHATAS PERHATIAANYA