Laporan ergonomi antropometri

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan manusiawi, tetapi karena apabila tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja tersebut. Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah diperlukan suatu pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil

description

antropometri

Transcript of Laporan ergonomi antropometri

Page 1: Laporan ergonomi antropometri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu

pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan

manusiawi, tetapi karena apabila tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan

berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka

dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja tersebut.

Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus

diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik

maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat

disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja dan

tempat kerjanya. Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang

menggunakan komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut

sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah diperlukan suatu pengukuran

antropometri.

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap

dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat

diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi

dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu sistem

diperlukan pengetahuan tentang ergonomi dan antropometri untuk dapat

menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan memanfaatkan data-

data pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan berinteraksi dengan fasilitas dan

tempat kerja tersebut. Diharapkan nantinya dengan adanya pengetahuan tentang

antropometri fasilitas dan tempat kerja dapat membuat keadaan kerja lebih produktif

dan nyaman.

Page 2: Laporan ergonomi antropometri

Data antropometri yang diperoleh nantinya akan menentukan bentuk, ukuran,

dimensi, yang tepat yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang sehingga

manusia yang akan menggunakan atau mengoperasikan produk tersebut akan merasa

nyaman dan aman. Dalam kaitannya dengan praktikum yang dilakukan dilakukan,

stasiun kerja X akan diredesign dengan mempertimbangkan data-data antropometri

yang diperoleh dari populasi praktikan laboratorium Perancangan Kerja dan

Ergonomi sehingga stasiun kerja X akan terasa lebih ergonomis.

1.2. Tujuan Praktikum

1.2.1. Tujuan Umum

Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia dari sisi

antropometri serta mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mampu mengukur data antropometri

2. Mampu menentukan ukuran tubuh yang dibutuhkan dalam merancang tempat

kerja.

3. Mampu menggunakan data antropometri dalam perancangan tempat kerja.

Page 3: Laporan ergonomi antropometri

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Ergonomi

Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos

(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia

dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,

psikologi, engineering, manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus

mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan

teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa

manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka

panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa

perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat

lunak/software (metode kerja, sistem, dll).

Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan

pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama

kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,

peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya

dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat

dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja.

Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan

kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.

Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting

dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem

kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia.

Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi

ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi

kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat

optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat

Page 4: Laporan ergonomi antropometri

dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan

hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.

Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Perancangan produk.

2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.

3. Meningkatkan produktivitas kerja.

Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat

mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram.

Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup

kajian, yaitu:

1. Display.

Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang

dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang.

Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display statis dan display dinamis.

Display statis adalah display yang memberikan informasi tanpa

dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya peta, papan pengumuman.

Sedangkan display dinamis adalah display yang dipengaruhi oleh variabel

waktu, misalnya speedometer yang memberikan informasi kecepatan

kendaraan bermotor dalam setiap kondisi.

2. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).

Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika

bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus

dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan

aktifitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik.

3. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).

Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang

sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri.

Page 5: Laporan ergonomi antropometri

4. Lingkungan fisik.

Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari

ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi

perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan

dan getaran pada suatu fasilitas kerja.

2.2. Antropometri

Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti

manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger 2003). Berikut adalah

beberapa definisi antropometri dari berbagai sumber:

a. Antropometri menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data

numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia seperti

ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk

penanganan masalah desain.

b. Antropometri terutama berkaitan dengan dimensi stasiun kerja dan pengaturan

alat, peralatan, serta material (Pulat 1997).

c. Antropometri tidak hanya fokus pada kesesuaian ketinggian tempat kerja,

tetapi juga bagaimana operator dapat dengan mudah mengakses kontrol dan

perangkat input(Helander 2006).

d. Antropometri merupakan studi dan pengukuran dimensi tubuh manusia

(Wickens et al. 1998).

Ada 3 filosofi dasar untuk desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi

sebagai data antropometri untuk diaplikasikan (Niebel & Freivalds 2002).

a. Desain untuk Ekstrim, yang berarti bahwa untuk desain tempat atau

lingkungan kerja tertentu seharusnya menggunakan data antropometri

individu ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari

pintu darurat.

b. Desain untuk penyesuaian, desainer seharusnya merancang dimensi peralatan

atau fasilitas tertentu yang bisa disesuaikan dengan pengguna (users). Contoh:

Page 6: Laporan ergonomi antropometri

perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan

sudut sandarannya pun bisa diubah.

c. Desain untuk rata-rata, desainer dapat menggunakan nilai antropometri rata-

rata dalam mendesain dimensi fasilitas tertentu. Contoh: desain fasilitas

umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain.

Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan

fasilitas, maka faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam

posisi statis maupun dinamis harus diperhatikan. Hal lain yang perlu diamati adalah

berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk

tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan

sebagainya.

Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia.

Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data

perseorangan. Namun, semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi

tubuhnya, maka semakin terlihat besar variasi antara satu tubuh dengan tubuh lainnya

baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmennya (Nurmianto, 1996).

Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas dalam hal :

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll.).

2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll.).

3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll.).

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Ada beberapa prinsip dalam perancangan area kerja, yaitu:

a. Menentukan ketinggian permukaan area kerja dengan tinggi siku

b. Menyesuaikan ketinggian berdasarkan pekerjaan yang dilakukan

c. Menyediakan kursi yang nyaman untuk operator duduk

d. Menyediakan kursi yang dapat disesuaikan

e. Mendorong fleksibilitas postural

f. Menyediakan tikar anti lelah (antifatigue mats) untuk operator yang berdiri

Page 7: Laporan ergonomi antropometri

g. Meletakkan semua alat dan bahan dalam jangkauan kerja yang normal

h. Menetapkan lokasi alat dan bahan untuk mendapatkan posisi terbaik

i. Menggunakan alat pengiriman untuk mengurangi jangkauan dan perpindahan

berulang

j. Mengatur alat, kontrol, dan komponen lain secara optimal untuk

meminimalkan gerakan.

Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:

1. Antropometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang

berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis

diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil

pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode

tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.

2. Antropometri dinamis, di mana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi

tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.

Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan

mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.

b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh:

Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan

dengan berdiri atau duduk.

c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan

jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

Page 8: Laporan ergonomi antropometri

Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia, diantaranya

(Wieckens et al, 2004):

a) Usia

Ukuran tubuh manusia (stature) akan berkembang dari saat lahir sampai kira-

kira berumur 20-25 tahun (Roche & Davila, 1972; VanCott & Kinkade, 1972)

dan mulai menurun setelah usia 35-40 tahun. Bahkan, untuk wanita

kemungkinan penyusutannya lebih besar. Sementara untuk berat dan

circumference chest akan berkembang sampai usia 60 tahun.

b) Jenis Kelamin

Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada

dan pinggul.

c) Suku Bangsa (Etnis) dan Ras

Ukuran tubuh dan proporsi manusia yang berbeda etnis dan ras mempunyai

perbedaan yang signifikan. Orang kulit hitam cenderung mempunyai lengan

dan kaki yang lebih panjang dibandingkan orang kulit putih.

d) Pekerjaan

Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh

manusia. Pemain basket professional biasanya lebih t inggi dari orang biasa.

Pemain balet biasanya lebih kurus disbanding rata-rata orang.

Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang

dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu

mendapat perhatian, seperti:

a. Cacat tubuh.

Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-

orang cacat.

b. Faktor iklim

Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam

bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan

berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.

Page 9: Laporan ergonomi antropometri

c. Kehamilan (pregnancy)

Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi

tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus

terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

2.3. Pengujian Statistik

1. Uji Kenormalan data

Uji kenormalan data dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan

digunakan sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis merupakan data empirik

yang memenuhi hakikat naturalistik. Hakikat naturalistik menganut faham

bahwa penomena (gejala) yang terjadi di alam ini berlangsung secara wajar

dan dengan kecenderungan berpola.

2. Uji Keseragaman data

Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB)

Batas kontrol atas (BKA) = x bar + 2.σx

Batas kontrol bawah (BKB) = x bar - 2.σx

Standar deviasi

Standar deviasi rata-rata

3. Uji Kecukupan data

N' < N : berarti jumlah data cukup

4. Perhitungan Nilai Persentil

Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari

orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut (Tayyari

σ=√∑ ( xi−x )2

N−1=

σx= σ

√n=

Page 10: Laporan ergonomi antropometri

& Smith 1997). Sebagai contoh, 95th percentile akan menunjukkan 95%

populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil.

Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal di mana

distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan

simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai yang

ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas

distribusi normal yang ada.

Page 11: Laporan ergonomi antropometri

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Rekapitulasi Data Antropometri

Pengambilan data antropometri dilakukan di Lab. LPSKE dengan hasil

pengambilan data sebagai berikut, rekapitulasi data dapat dilihat pada lampiran

sedangkan data yang diolah adalah TDN (tinggi duduk normal), TMD (tinggi mata

duduk), dan TSD (tinggi siku duduk).

Tabel 3.1.1 Data Antropometri yang diolah

REKAPITULASI DATA ANTROPOMETRIData untuk klp ke II-1

1 1 1

NO NAMA JK Suku TDN TMD TSD

1 Arhamna Arisya P M 83 75 302 Febrio Diwaratama L M 86 75 293 Ibnu Ilham Akbar L M 92 82 334 Wira Ardiansyah L M 88 77 24

5 Budi Setiawan L M 87 75 27

6 Nurdi Hidayat L M 84 75 25

7 Aditya Pratama L M 86 72 23

8 Aldi Eka Putra L M 84 72 26

9 M. Arief L M 86 74 20

10 Yopi Agus Rivani L M 85 75 24

11 Mey Wijayanti P B 80 67 24

Page 12: Laporan ergonomi antropometri

3.2. Pengujian Statistika

3.2.1. Uji Kenormalan data

Gambar 3.2.1.1 Kurva uji kenormalan data TDN

Gambar 3.2.1.2 Kurva uji kenormalan data TMD

Gambar 3.2.1.3 Kurva uji kenormalan data TSD

Page 13: Laporan ergonomi antropometri

3.2.2. Uji Keseragaman data

Tabel 3.2.2.1 Uji keseragaman data TDN

Sub Xi Total x sub grup

∑(xi-x)2

BKB

x bar

BKAGrup 1 2 3 xi

1 83 86 92 261 87.0 42.083.1

85.3

87.4

2 88 87 84 259 86.3 8.783.1

85.3

87.4

3 86 84 86 256 85.3 2.783.1

85.3

87.4

4 85 80 87 252 84.0 26.083.1

85.3

87.4

5 83 83 85 251 83.7 2.783.1

85.3

87.4

Total 1279.0 426.3 82.0      

1 2 3 4 580.081.082.083.084.085.086.087.088.0

x sub grupBKBx barBKA

Peta Kontrol TDN

cm

sub grup

Gambar 3.2.2.1 Grafik uji keseragaman data TDN

Page 14: Laporan ergonomi antropometri

Tabel 3.2.2.2 Uji keseragaman data TMD

Sub xi Total x sub grup

∑(xi-x)2 BKB

x bar

BKAGrup 1 2 3 xi

1 75 75 82 232 77.3 32.7 71.9 74.4 76.9

2 77 75 75 227 75.7 2.7 71.9 74.4 76.9

3 72 72 74 218 72.7 2.7 71.9 74.4 76.9

4 75 67 78 220 73.3 64.7 71.9 74.4 76.9

5 71 73 75 219 73.0 8.0 71.9 74.4 76.9

Total 1116.0 372.0 110.7      

1 2 3 469.070.071.072.073.074.075.076.077.078.0

x sub grupBKBx barBKA

Peta Kontrol TMDcm

sub grup

Gambar 3.2.2.2 Grafik uji keseragaman data TMD

Page 15: Laporan ergonomi antropometri

Tabel 3.2.2.3 Uji keseragaman data TSD

Sub xi Total x sub grup

∑(xi-x)2

BKB

x bar

BKAGrup 1 2 3 xi

1 30 29 33 92 30.7 8.724.3

26.4

28.5

2 24 27 25 76 25.3 4.724.3

26.4

28.5

3 23 26 20 69 23.0 18.024.3

26.4

28.5

4 24 24 32 80 26.7 42.724.3

26.4

28.5

5 26 25 28 79 26.3 4.724.3

26.4

28.5

Total 396.0 132.0 78.7      

1 2 3 40.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

x sub grupBKBx barBKA

Peta Kontrol TSDcm

sub grup

Gambar 3.2.2.3 Grafik uji keseragaman data TSD

Page 16: Laporan ergonomi antropometri

3.2.3. Uji Kecukupan data

Tabel 3.2.3.1 Uji kecukupan data TDN

Tabel 3.2.3.2 Uji kecukupan data TMD

Tabel 3.2.3.3 Uji kecukupan data TSD

Page 17: Laporan ergonomi antropometri

3.3. Perhitungan Nilai Persentil

Tabel 3.3.1 Perhitungan nilai persentil masing-masing data

Persentil ke - TDN TMD TSD

5 82.1 69.8 22.1

10 83.0 71.4 23.4

50 85.0 75.0 26.0

90 87.6 77.6 31.2

95 89.2 79.2 32.3

Page 18: Laporan ergonomi antropometri

BAB IV

ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN

4.1. Analisis Data Antropometri

Dari hasil rekapitulasi data antropometri yang diperoleh dari hasil

pengukuran, dapat dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki ukuran dimensi tubuh

yang berbeda.

Setelah dilakukan analisis dapat diambil kesimpulan bahwa data yang

diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda. Dan setelah dianalisa dengan

menggunakan berbagai sofware, dapat disimpulkan bahwa data yang didapat bisa

mengalami kesalahan dari pengukuran dimensi ukuran tubuh yang sebenarnya.

4.2. Analisis Statistika

4.2.1. Analisis Kenormalan data

a. Uji Kenormalan data TDN

Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TDN

tersebut hampir mendekati normal dengan standar deviasi 2.764, rata-

rata (mean) 85.27 dan jumlah data 15. Data dikatakan mendekati

normal karna gambar kurva pada histogram hampir membentuk

gambar lonceng yang sempurna.

b. Uji Kenormalan data TMD

Page 19: Laporan ergonomi antropometri

Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TMD

tersebut normal dengan standar deviasi 3.376, rata-rata (mean) 74.4

dan jumlah data 15. Data dikatakan normal karna gambar kurva pada

histogram membentuk gambar lonceng yang sempurna.

c. Uji Kenormalan data TSD

Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TSD

tersebut hampir mendekati normal dengan standar deviasi 3.501, rata-

rata (mean) 26.4 dan jumlah data 15. Data dikatakan mendekati

normal karna gambar kurva pada histogram hampir membentuk

gambar lonceng yang sempurna.

4.2.2. Analisis Keseragaman data

a. Uji Keseragaman data TDN

Dari hasil uji keseragaman data TDN yang dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa data TDN yang diuji seragam. Karena rata-rata sub

grup tidak keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah.

b. Uji Keseragaman data TMD

Dari hasil uji keseragaman data TMD yang dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa data TMD yang diuji tidak seragam. Karena rata-

rata sub grup ada yang keluar dari batas kontrol atas. Yaitu pada rata-

rata subgrup yang pertama.

c. Uji Keseragaman data TSD

Dari hasil uji keseragaman data TSD yang dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa data TSD yang diuji tidak seragam. Karena

beberapa rata-rata sub grup ada yang keluar dari batas kontrol atas

maupun batas kontrol bawah. Yaitu pada rata-rata subgrup pertama

dan ketiga.

Page 20: Laporan ergonomi antropometri

4.2.3. Analisis Kecukupan data

1. Uji Kecukupan data TDN

Dari pengujian kecukupan data TDN yang dilakukan, maka data TDN

yang diujikan dinyatakan cukup. Karena N’<N dengan N’=2 dan

N=15.

2. Uji Kecukupan data TMD

Dari pengujian kecukupan data TMD yang dilakukan, maka data TMD

yang diujikan dinyatakan cukup. Karena N’<N dengan N’=3 dan

N=15.

3. Uji Kecukupan data TSD

Dari pengujian kecukupan data TSD yang dilakukan, maka data TSD

yang diujikan dinyatakan tidak cukup. Karena N’>N dengan N’=26

dan N=15.

4.3. Analisis Nilai Persentil

Dari data-data dimensi tubuh yang telah dikumpulkan dan dilakukan

pengolahan data menggunakan ms excel, nilai persentil dari data dimensi tubuh TDN,

TMD, dan TSD masing-masingnya dapat dilihat pada tabel 3.3.1. Nilai persentil yang

dicari adalah persentil 5, 10, 50, 90, dan 95. Nilai persentil yang didapatkan dari

masing-masing data berbeda tiap tahun persentilnya. Dan nilai persentil yang

digunakan adalah nilai persentil 5, 50, dan 95 karena nilai persentil tersebut

merupakan nilai persentil yang bisa mewakili ukuran tubuh populasi untuk suatu

produk.

4.4. Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomik

Dari hasil data pengukuran antropometri yang telah dilakukan, maka produk

yang kami rancang yaitu kursi kerja untuk digunakan pada “mesin jahit”.

4.4.1. Deskripsi Produk

Page 21: Laporan ergonomi antropometri

Rincian produk yang dirancang:

- Produk kursi ini dirancang berguna untuk tempat sandaran pekerja saat

melakukan pekerjaan.

- Kursi dirancang untuk tempat duduk pekerja.

- Kursi dirancang agar pekerja tidak sulit melakukan pekerjaan.

- Kursi tersebut berfungsi untuk memberikan kenyamanan pekerja saat

melakukan pekerjaan.

4.4.2. Analisis dan Perancangan Dimensi Produk

Produk yang kami rancang tidak berdasarkan pengolahan data yang kami

olah, namun data tersebut ada hubungannya dengan produk yang kami rancang. Data

yang kami olah untuk merancang desain produk adalah sebagai berikut:

- TSP (Tinggi sandaran punggung)

- TSD (Tinggi siku duduk)

- PPo (Pantat popliteal)

- TPo (Tinggi popliteal/lipat lutut)

- STK (Sudut telapak kaki)

Untuk ukuran sandaran duduk kami menggunakan data TSP dengan percentile

50 atau rata-rata, karna jika kami menggunakan persentil tertinggi maka orang yang

memiliki dimensi tubuh yang kecil tidak bisa menyandarkan punggungnya pada

kursi. Dan begitu juga sebaliknya kami tidak menggunakan persentil terendah, karna

jika kami menggunakan persentil terendah maka orang yang memiliki dimensi tubuh

rendah tidak bisa menyandarkan punggungnya pada kursi.

Untuk ukuran tinggi kursi kami menggunakan data TPO dengan persentil 50

atau rata-rata, jika kami menggunakan persentil terbesar maka orang yang memiliki

dimensi tubuh kecil akan sulit menyesuaikan posisi kaki pada saat duduk begitupun

sebaliknya.

Page 22: Laporan ergonomi antropometri

Untuk ukuran lebar dudukan kursi kami menggunakan data PPo dengan

persentil 95, karna jika kami menggunakan persentil terkecil maka orang yang

memiliki dimensi tubuh yang kecil akan sulit menyesuaikan posisi duduknya.

Untuk ukuran pijakan kaki pada mesin jahit kami menggunakan data STK

dengan persentil 50 atau rata-rata. Dan untuk tinggi meja kami menggunakan data

TSD dengan percentile 50 atau rata-rata.

1. Analisis produk berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan

- Sandaran kursi 15 derajat

- Bahan kursi dari stainless steel

- Bantalan kursi dari busa

- Bahan meja dari kayu

2. Analisis berdasarkan ukuran

- Tinggi sandaran kursi diambil dari data TSP dengan persentil

50 dengan ukuran 47 cm.

- Tinggi kursi diambil dari data TPo dengan persentil 50 dengan

ukuran 43 cm.

- Lebar dudukan kursi diambil dari data PPo dengan persentil 95

dengan ukuran 49 cm.

- Pijakan meja pada meja mesin jahit diambil dari data STK

dengan persentil 50 dengan ukuran kemiringan 55 derajat.

- Dan tinggi meja mesin jahit diambil dari data TSD dengan

persentil 50 dengan ukuran 69 cm.

Dari hasil produk yang dirancang, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

menentukan/merancang suatu produk. Kita harus menyesuaikan dengan ukuran

dimensi tubuh manusia yang akan menggunakan produk tersebut, agar terciptanya

ENASE (Enak, nyaman, aman, sehat, dan efektif).

Page 23: Laporan ergonomi antropometri

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari data dimensi tubuh yang kami olah, dapat diambil kesimpulan bahwa:

- Data yang diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda.

- Data-data tersebut telah teruji keseragaman, kenormalan, dan kecukupan data.

- Data yang tidak seragam terdapat pada data TMD dan TSD.

- Data yang tidak cukup terdapat pada data TSD

- Data-data tersebut dapat dipakai untuk mewakili dimensi tubuh manusia di

Indonesia.

- Produk yang dirancang dari hasil pengukuran dimensi tubuh yaitu kursi kerja

yang digunakan pada mesin jahit.

- Dan data-data tersebut juga bisa dipakai untuk membuat produk yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

5.2. Saran

Dari uji keseragaman, uji kecukupan, dan uji kenormalan data. Semua data

kami telah teruji, namun pada uji keseragaman data TMD dan TSD data yang kami

ujikan belum seragam, karena ada beberapa yang keluar dari batas kontrol atas dan

batas kontrol bawah. Dan pada data uji kecukupan data TSD, data kami pun tidak

cukup. Agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada percobaan selanjutnya, maka

kami akan lebih berhati-hati lagi dalam melakukan pengukuran.

Page 24: Laporan ergonomi antropometri

DAFTAR PUSTAKA

McCormick, Ernest J. and Sanders, Mark S. 1987. Human Factors in Engineering and Desig. New York: MacGraw Hill Book Company.

Nurmianto, Eko. 1995. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Pulat, Mustafa B. 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomic. Oklahoma: Waveland Press Inc.

Sutalaksana, Iftikar, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri. ITB-Bandung.

Wickens, Christopher D. 1998. AnIntroduction to Human Factors Engineering. New York: Longman.

Wignosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:

Penerbit Guna Widya.

Page 25: Laporan ergonomi antropometri

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

LEMBARAN ASISTENSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktikum

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

2.2 Antropometri

2.3 Pengujian Statistik

BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Rekapitulasi Data Antropometri

3.2 Pengujian Statistikal

3.2.1 Uji Kenormalan Data

3.2.2 Uji Keseragaman Data

3.2.3 Uji Kecukupan Data

3.3 Perhitungan Nilai Persentil

BAB IV. ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN

4.1 Analisis Data Antropometri

4.2 Analisis Statistikal

4.2.1 Analisis Kenormalan data

4.2.2 Analisis Keseragaman data

Page 26: Laporan ergonomi antropometri

4.2.3 Analisis Kecukupan data

4.3 Analisis Nilai Persentil

4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomik

4.4.1 Deskripsi Produk

4.4.1.Analisis dan Perancangan Dimensi Produk

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 27: Laporan ergonomi antropometri

LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

Modul 1 : Antropometri

Oleh :

Kelompok II-1

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui

di Padang, 9 Oktober 2014

Tertanda

Asisten

Lonny Afrizalmi

Dosen

Syamsul Anwar

Page 28: Laporan ergonomi antropometri

NBP. 1211096 NIP 198109262005021001

LEMBARAN ASISTENSI

Kelas : SPI-2A

Shift/Klp. : II /1

Anggota : 1. Arhamna Arisya

2. Febrio Diwaratama

3. Ibnu Ilham Akbar

4. Nadia Erdi Deandra

Asisten : Lonny Afrizalmi

Modul : 1 (satu)

Hari/ Tanggal Catatan Perbaikan Paraf Asisten

1.

2.

Page 29: Laporan ergonomi antropometri

3.

LAPORAN PRAKTIKUM

ERGONOMI

ANTROPOMETRI

Oleh :

Kelompok II-1

Arhamna Arisya (1311005)

Febrio Diwaratama (1311008)

Ibnu Ilham Akbar (1311011)

Nadia Erdi Deandra (1311030)

(SPI-2A)

Page 30: Laporan ergonomi antropometri

SISTEM PRODUKSI INDUSTRI

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Ergonomi ini sebatas kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Dan

juga kami berterima kasih kepada Bapak Syamsul Anwar, ST, M.Se selaku dosen

mata kuliah Ergonomi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap Laporan Praktikum ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Antropometri dengan

menggunakan program Ms. Excel, SPSS, dan ManneQuin. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh

dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan usulan demi

perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna

tanpa sarana yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik

dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Padang, 9 Oktober 2014

Penyusun

Page 31: Laporan ergonomi antropometri

LAMPIRAN

- Tampak samping

Keterangan gambar:

TSP : persentil 50

TSD : persentil 50

TPo : persentil 50

PPo : persentil 95

Page 32: Laporan ergonomi antropometri

STK : persentil 50

- Tampak Belakang