LAPORAN ERGONOMI (ANTRHOPOMETRI)

44
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi secara global yang menghasilkan banyak produk dan penghasilan dalam kehidupan kita selalu berhubungan dengan interaksi manusia dalam proses produksi yang menggunakan teknologi yang sudah berlangsung sejak awal peradaban manusia dimana teknologi mulai menjadi bagian dari kemanusiaan pada saat manusia menemukan dan mengembangkan berbagai peralatan sebagai bagian dari usaha mempertahankan hidupnya. Peralatan ini terus dikembangkan sehingga didapatlah peralatan dari berbagai jenis untuk berbagai kegunaan dan dengan tingkat kecanggihan yang semakin tinggi. Namun, di sampingitu, peralatan tersebut mempunyai segi positif maupun negatif. Seperti pada kasus pabrik dapat menghasilkan pupuk atau pestisida, namun proses produksi dalam pabrik juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan bahkan secara langsung dapat membunuh. Karena itu teknologi sering diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Dengan kata lain untuk setiap produk yang dibuat,

description

laporan Ergonomi Anthropometri hasil praktikum

Transcript of LAPORAN ERGONOMI (ANTRHOPOMETRI)

18

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPesatnya perkembangan teknologi secara global yang menghasilkan banyak produk dan penghasilan dalam kehidupan kita selalu berhubungan dengan interaksi manusia dalam proses produksi yang menggunakan teknologi yang sudah berlangsung sejak awal peradaban manusia dimana teknologi mulai menjadi bagian dari kemanusiaan pada saat manusia menemukan dan mengembangkan berbagai peralatan sebagai bagian dari usaha mempertahankan hidupnya. Peralatan ini terus dikembangkan sehingga didapatlah peralatan dari berbagai jenis untuk berbagai kegunaan dan dengan tingkat kecanggihan yang semakin tinggi. Namun, di sampingitu, peralatan tersebut mempunyai segi positif maupun negatif. Seperti pada kasus pabrik dapat menghasilkan pupuk atau pestisida, namun proses produksi dalam pabrik juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan bahkan secara langsung dapat membunuh. Karena itu teknologi sering diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Dengan kata lain untuk setiap produk yang dibuat, pembuatnya sekaligus menyediakan dua hal yaitu baik dan buruk.

1Dengan adanya faktor resiko kerugian yang ditimbulkan lingkungan kerja, ada faktor penting yang menunjukkan karakteristik masyarakat industri yang hidup di negara maju yaitu banyaknya orang yang hidup dalam lingkungan fisik yang merupakan hasil budidaya manusia. Hal ini akan kontras sekali dengan kehidupan masa lampau disaat kebanyakan dari mereka masih hidup dalam lingkungan alam yang asli. Perubahan waktu secara perlahan-lahan telah merubah manusia dan keadaan. Disini manusia berusaha mengadaptasikan dirinya menurut situasi dan kondisi lingkungannya. Banyak bukti yang menunjukkan perubahan manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi alam yang ada di sekitar lingkungannya serta ditunjukkan oleh perkembangan kebudayaan dari waktu ke waktu. Manusia melakukan perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai untuk memudahkan dalam mengoperasikan penggunaannya serta dalam penggunaan manusia dapat merasakan kenyamanan dan terlindunginya kesehatan dan keselamatan mereka.Tujuan pendekatan antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan ditempat kerja adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan sistem kerja sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik dan efisien. Tenaga kerja akan bekerja secara terus menerus pada setiap hari kerja di tempat kerja tersebut. Karena itu perancangan tempat kerja dan peralatan pendukungnya menjadi penting agar sisi buruk yang ada pada setiap produk tidak muncul. Sisi buruk yang dimunculkan suatu produk diakibatkan oleh tidak manusiawinya desain produk itu karena terkadang para pendesain terlalu berorientasi pada kuantitas, berkorban sekecil-kecilnya dengan mengharapkan hasil sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kualitas. Pemilihan desain terlalu diukur pada murah yang berkonotasi pada penghematan biaya daripada produktifitas dan efektifitas desain tad. Disinilah letak pentingnya Antropometri karena kenyamanan atau ketidaknyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian alat dengan ukuran manusia.

B. TujuanDari praktikum ini diharapkan praktikan mampu:1. Untuk mengetahui pentingnya data antropometri.2. Untuk mengetahui kesesuaian antara ukuran tubuh probandus dengan kursi yang digunakan.3. Untuk mengetahui kesesuaian antara ukuran tubuh probandus dengan meja yang digunakan.

C. Manfaat1. Bagi Praktikana. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang antropometeri.b. Memberikan pengalaman pada mahasiswa bagaimana langkahlangkah mengukur bagian-bagian tubuh manusia.c. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai fungsi antropometri dalam kehidupan sehari-hari.d. Mahasiswa dapat meminimalisir resiko akibat kerja yang dipengaruhi oleh antropometri seseorang.e. Mahasiswa dapat menghindari kelelahan akibat kerja.f. Mahasiswa dapat menciptakan suatu desain sesuai dengan antropometri tubuh.2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerjaa. Mencetak alumnus yang berguna dan bermanfaat dalam suatu industri atau tempat kerja b. Meningkatkan kualitas dan kemampuan mahasiswa didunia kerja dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.c. Meningkatkan pengalaman untuk mahasiswa agar menjadi lulusan yang berkopeten.d. Mendesain ruangan yang nyaman baik bagi mahasiswa, karyawan maupun pengunjung yang berkunjung ke kampus Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan kerja.

BAB IILANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka1. Pengertian ErgonomiIstilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto, 2008). Egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Ergonomi berkenaanpula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi Menurut Sutalaksana (1979). Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors. Ergonomi juga digunakan oleh beberapa ahli pada bidangnya misalnya: ahli anatomi, arsitektur , perancangan produk, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan teknik industri. Ergonomic dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja, meningkatkan variasi pekerjaan. Ergonomi dapat pulaberperan sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan komputer.

42. Definisi AntropometriKata antropometri berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Yang dimaksud dengan Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia. Sedangkan menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), antropometri didefinisikan sebagai kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia baik ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Menurut Sanders & Mc Cormick, Phesant (1988) dan pulat (1992), antropometi adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.Didalam melakukan pengukuran antropometri, maka pengetahuan tentang anatomi manusia sangatlah penting, karena hampir seluruh pengukuran antropometri dijelaskan dengan menggunakan istilah dari berbagai bagian tubuh atau pada lokasi bagian tubuh manusia. Subjek yang diukur diarahkan untuk mengasumsikan posisi tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya dengan menggunakan standar posisi secara anatomi, dimana orang yang diukur berdiri dengan kedua tangan disamping badan dan telapak tangan menghadap kedepan. Dari postur tubuh seperti tersebut, maka anatomi manusia dapat didefinisikan dengan istilah axis dan plane (belahan tubuh. Dari istilah plane ini, maka istilah dasar yang digunakan untuk menjelaskan posisi relatif atau lokasi dari titik yang relevan pada struktur tubuh akan dikembangkan. Istilah anatomi yang paling umum digunakan dalam kaitanya dengan pengukuran antropometri.Berdasarkan kriteria antropometri untuk penerapan ergonomi, antropometri ada dua, yaitu :

a. Antropometri statisAntropometri dengan dimensi statis adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan posisi statis atau diam. Atropometri statis ini meliputi dimensi otot rangka atau skeletal penggunaan dalam desain. Secara umum, beberapa contoh pengukuran antropometri statis antara lain :1. Pusat gravitasi tubuh1. Berat, volume, masa tubuh.1. Tinggi dan berat badan.1. Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.1. Dimensi antropometri duduk vs berdiri.1. Dimensi dengan pakaian tipis vs pakaian biasa.1. Dimensi dengan pakaian tipis vs pakaian biasa.1. Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.1. Ukuran : panjang, lebar, tebal anggota tubuh tertentu.1. Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu.b. Antropometri dinamisAntropometri dengan dimensi dinamis adalahsuatu pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh sedang melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut antara lain meliputi : jangkauan, lebar jalan lalu lalang untuk orang yang sedang berjalan, termasuk juga pengukuran kisaran gerak untuk variasi sendi dan persendian.

3. Kelebihan dan kelemahan antropometria. Kelebihan antropometri1) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.2) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.3) Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.4) Biaya relatif murah.5) Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.6) Secara alamiah diakui kebenaranya.b. Kelemahan antropometri1) Tidak sensitif2) Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.4) Kesalahan terjadi karena:a) Pengukuranb) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringanc) Analisis dan asumsi yang keliru5) Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:a) Latihan petugas yang tidak cukupb) Kesalahan alat atau alat tidak diterac) Kesulitan pengukuran

4. Data AntropometriData antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku atau bangsa, dan posisi tubuh.Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan antropometri :a. Menentukan aplikasi yang akan digunakan dengan perencanaan distribusi ekstrim.b. Harus bisa menentukan nilai kelonggaran.c. Menentukan secara pasti populasi yang akan menggunakan desain tersebut.d. Menentukan dimensi tubuh yang terpenting dalam suatu desain.Antropometri terbagi menjadi dua tipe, yaitu :a. Antropometri Statis (Struktural)Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan posisi statis atau diam. Antropometri statis meliputi dimensi otot rangka atau skeletal yaitu antara pusat sendi (seperti antara siku dan pergelangan tangan) atau dimensi kontur yaitu dimensi permukaan tubuh kulit (seperti kedalam atau tinggi duduk). Data-data antropometri statis sudah barang tentu banyak didapatkan dari berbagai sumber dan telah sering diaplikasikan diberbagai sektor kehidupan dan industri secara sangat luas. Namun demikian, hal yang tidak boleh dilupakan adalah setiap pengukuran harus mempunyai dan sesuai dengan tujuan penggunaan dalam desain . Secara umum, beberapa contoh pengukuran antropometri statis antara lain :1) Tinggi dan berat badan.2) Tinggi siku duduk yang diukur dari tempat duduk.3) Ukuran : panjang, tinggi, lebar, tebal anggota tubuh tertentu.4) Jarak antara sendi-sendi segmen tubuh.5) Berat, volume, massa tubuh.6) Lingkar dari berbagai anggota tubuh tertentu.7) Pusat gravitasi tubuh.8) Dimensi antara berpakaian tipis dengan berpakaian tebal.9) Dimensi antropometri duduk dengan berdiri, dan lain-lain.b. Antropometri Dinamis (Fungsional)Antropometri Dinamis Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh melakukan aktivitas fisik. Pengukuran tersebut meliputi jangkauan, lebar jalan lalu lalang untuk orang yang sedang berjalan, termasuk juga pengukuran kisaran gerak untuk variasi sendi dan persendian, tenaga injak pada kaki, kekuatan jari menggenggam, dsb. Mengingat pengukuran antropometri dinamis dilakukan pada saat tubuh sedang melakukan gerakan, tentunya pengukuran antropometri dinamis lebih sulit dari pada statis.Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini :1) Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentuDisini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th percentile.2) Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang akstrimDisini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :a) Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.b) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada ). c) Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata.Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah seperti berikut :1) Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai "market segmentation", seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita.2) Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.3) Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data struktural body dimension ataukah functional body dimension.4) Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki.5) Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata.6) Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (glowes), dan lain-lain.Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya :a. UmurUkuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.b. Jenis kelaminPada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.c. Suku Bangsa (Etnis)Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.d. PekerjaanAktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia.Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:a. Cacat tubuh Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.b. Tebal atau tipisnya pakaian yang harus dikenakanFaktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.c. Kehamilan (pregnancy)Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.5. Penggunaan Data AntropometriPenerapan data antropometri ini akan dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi dari distribusi normal. Berikut ini adalah rumus perhitungan persentil. 1 %x 2,325 x

2,5 %x 1,960 x

5 %x 1,6450 x

10 %x 1,280 x

50 %X

90 %x + 1,280 x

95 %x + 1,645 x

97,5 %x + 1,960 x

99 %x + 2,325 x

Tabel 2.1 Distribusi Normal dan Perhitungan PersentilIstilah ini The Fallacy of The Average Man or Average woman mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika berdasarkan pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwasemua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja. Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka belum tentu, bahwa dia berada pada ratarata populasi untuk dimensi lainnya. (Nurmianto, 2003).Peralatan dan ukuran alat-alat kerja hendaknya disesuaikan keadaan tenaga kerja atau pemakainya. Adapun kriterianya sebagai berikut :

b. Meja kerjaMeja kerja merupakan sarana kerja yang vital dalam melaksanakan pekerjaannya.Kriteria : Seharusnya meja kerja yang sehat dan nyaman adalah sesuai dengan anthropometri tubuh tenaga kerja dan jenis pekerjaannya. Namun ada hal-hal perlu ditekan dalam meja kerja, seperti :1) Tinggi meja kerja adalah setinggi siku.a) Sikap berdiri :(1) Perlu ketelitian: 10 - 20 cm tinggi siku.(2) Perlu penekanan: 10-20 cm tinggi siku.b) Sikap duduk : 68 - 74 cm dari permukaan daun meja sampai lantai.2) Tebal daun mejaKriteria : a) Dapat memberikan kebebasan gerak pada kaki.b) Terbuat dari bahan yang keras dan tidak mudah patah.3) Permukaan mejaKriteria : rata dan tidak menyilaukan. 4) Lebar mejaDiukur dari tenaga kerja dari arah depan.Kriteria : tidak melebihi dari jangkauan tangan.Usulan : 60 - 80 cm.5) Luas pandanganKriteria : Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata 0 - 30o vertikal ke bawah, 0 50o.c. Tempat dudukKriteria : Seharusnya sikap duduk objek mendapatkan kedudukan yang mantap dan memberikan relaksasi otot-otot yang tidak dipakai untuk bekerja, dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi darah dan sensitifitas bagian tersebut.1) Sandaran tanganDiukur panjang lebar dan tinggi.Kriteria :a) Jarak tepi dalam kedua sandaran tangan lebih lebar dari lebar pinggul dan tidak melebihi lebar bahu.b) Tinggi sandaran tangan adalah setinggi siku.c) Panjang sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah.2) Sandaran pinggangDiukur panjang dan lebar.Kriteria : Seharusnya bagian atas sandaran tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi pinggul.3) Panjang alas duduk.Pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran duduk sampai dengan permukaan alas duduk.Kriteria : Seharusnyalebih pendek dari lekuk lutut sampai dengan garis punggung.Usulan : 40 cm4) Tinggi tempat duduk.Dari lantai sampai dengan permukaan atas bagian depan alas duduk.Kriteria : seharusnya lebih pendek dari panjang lekuk lutut sampai dengan kaki.Usulan : 40 - 48 cm.5) Lebar tempat duduk.Diukur pada garis tengah alas duduk melintang.Kriteria : Seharusnya desain tempat duduk lebih lebar dari lebar pinggul.Usulan : 40-45 cm.

6) Sudut alas duduk.Kriteria : sudut alas tempat duduk dirancang sedemikian rupa sehingga memberi kemudahan pada pekerja untuk melakukan pemilihan-pemilihan gerakan dan posisi.Usulan : horizontal yaitu untuk pekerjaan yang tidak perlu sedikit membungkuk kedepan. Alas duduk miring kedepan 3-50.

Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri untuk bisa diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk atau pun fasilitas kerja, hal yang akan diukur untuk memberikan informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur, ialah sebagai berikut :a. Data Antropometri Kepala1) Panjang Kepala.2) Lebar kepala.3) Diameter maksimum dari dagu.4) Dagu kepuncak kepala5) Telinga kepuncak kepala.6) Telinga kebelakang kepala.7) Antara dua telinga.8) Mata kepuncak kepala.9) Mata kebelakang kepala.10) Antara dua pupil kepala.11) Hidung kepuncak kepala.12) Hidung kebelakang kepala.13) Mulut kepuncak kepala.14) Lebar mulut.b. Data antropometri yang diperlukan (seluruh tubuh)1) Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala).2) Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.3) Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.4) Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).5) Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukan).6) Tinggi tubuh dalam posisi duduk (dukur dari atas tempat duduk atau pantat sampai dengan kepala).7) Tinggi mata dalam posisi duduk.8) Tinggi bahu dalam posisi duduk.9) Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).10) Tebal atau lebar paha.11) Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut.12) Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari lutut atau betis.13) Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.14) Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha.15) Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).16) Lebar pinggul atau pantat.17) Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukan pada gambar).18) Lebar perut19) Panjang siku yang diukur dari siku smpai dengan ujung jarijari dalam posisi siku tegak lurus.20) Lebar kepala.21) Panjang tangan diukur dari pergelangan tangan sampai dengan ujung jari.22) Lebar telapak tangan.23) Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebarlebar kesamping kirikanan (tidak ditunjukan dalam gambar).24) Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal).

B. Perundang-undangan1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 yang berbunyi Mengenai Syarat-Syarat Tentang Keselamatan Kerja yaitu memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan kerja dan proses kerja.2. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kebersihan, Kesehatan Tempat Kerja.3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 9 ayat 4 yang berbunyi, "Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankannya".

3. Cara Kerja0. Antropometer set1. Pasang antropometer pada bagian tubuh probandus yang akan diukur pada posisi berdiri maupun duduk.1. Lalu lihat angka pada skala yang tertera pada antropometer. Ketentuan yang berlaku apabila dalam pengukuran menggunakan bagian luar stik dan dalam stik dari antropometer maka skala yang dibaca di dalam kotak bagian atas, apabila menggunakan bagian dalam stik dan dalam stik dari antropometer maka baca skala bagian bawah, dan apabila menggunakan bagian luar dan luar dari antropometer maka skala yang dibaca bagian atas ditambah 1 cm.1. Kemudian catat hasil yang sudah dibaca tadi.0. Pengukur diameter kepala0. Putar mur yang ada pada pegangan alat agar bisa disesuaikan dengan kepala probandus yang akan di ukur.0. Pasang pada kepala untuk mengukur diameternya.0. Lalu kencangkan alat hingga hasil pengukuran akurat.0. Kemudian catat hasilnya.0. Jangka sorong1. Pasang jangka sorong ke obyek yang diukur.1. Kencangkan alat agar ukuran tidak berubah.1. Lihat dan catat hasil pengukuran.0. Busur0. Letakkan busur di s udut kemiringan pada sandaran kursi.0. Lihat berapa besarnya derajat kemiringan.0. Kemudian catat hasil pengukuran.

3. Prosedur Pengukurana. Pengukuran Antropometri Statis Berdiri.1) Tinggi badan (Gidan)

Cara kerja : Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak dan kepala menempel di tembok. Dengan alat sliding caliper.

2) Tinggi bahu (Gihu)

Cara kerja:Diukur dari bahu yang paling atas sampai batas alas kaki dalam keadaan berdiri tegak. Dengan alat sliding caliper.

3) Tinggi siku (Giku)

Cara kerja:Diukur dari lengan yang berada dalam posisi vertikal sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak. Dengan alat sliding caliper.

4) Tinggi pinggul (Gigul)

Cara kerja:Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas kaki posisi tegak lurus. Dengan alat sliding caliper.

5) Lebar bahu (Barhu)

Cara kerja:Diukur bagian lengan atas kiri sampai dengan bagian luar lengan atas kanan dan diambil yang paling lebar. Dengan alat sliding caliper.

6) Lebar pinggul (Bargul)

Cara kerja:Diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan dan diambil yang paling lebar dalam keadaan berdiri. Dengan alat sliding caliper.

7) Panjang lengan (Pangleng)

Cara kerja:Jarak vertikal diukur dari ketiak sampai ujung jari tengah. Dengan alat sliding caliper.

8) Panjang lengan atas (Panglengtas).

Cara kerja:Diukur dari ketiak sampai siku. Dengan alat sliding caliper.

9) Panjang lengan bawah (Panglengwah).

Cara kerja:Diukur dari siku sampai ujung jari tengah sebagai jari yang paling panjang. Dengan alat sliding caliper.

10) Jangkauan atas (Jangtas)

Cara kerja:Diukur dari titik tengah pegangan teratas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri. Dengan alat sliding caliper.

11) Panjang depa (Panpa)

Cara kerja:Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari yang paling panjang. Dengan alat sliding caliper.

12) Diameter kepala (lebar kepala)

Cara kerja :Mengukur jarak dari glabella ke titik terposterior daroios occipital pada garis tengah (linea mediana) kepala. Dengan alat spreading caliper.

a. Pengukuran Antropometri Statis Duduk.1) Tinggi duduk (Giduk)

Cara kerja:Diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak. Dengan alat sliding caliper.

2) Tinggi siku duduk (Gikuduk).

Cara kerja:Diukur dari siku sampai alas duduk dalam posisi sikap duduk tegak. Dengan alat sliding caliper.

3) Tinggi pinggul duduk (Gikulduk).

Cara kerja:Diukur dari tulang pinggul yang paling atas sampai alas duduk. Dengan alat sliding caliper.

4) Tinggi lutut duduk (Gitutduk).

Cara kerja:Diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi sikap tegak. Dengan alat sliding caliper.

5) Panjang tungkai atas (Pangkaitas)

Cara kerja:Diukur dari lutut sampai garis vertikal yang melalui punggung dan pinggang pada posisi sikap tegak. Dengan alat sliding caliper.

6) Panjang tungkai bawah (Pangkaiwah)

Cara kerja:Diukur dari lipat lutut belakang sampai alas kaki dalam sikap duduk dengan betis pada kedudukan vertikal. Dengan alat sliding caliper.

c. Cara pengukuran kursi-meja kerja1) Kursia) Tinggi kursi dari lantai sampai dengan permukaan atas bagian depan alas duduk. Dengan alat pita meter.b) Lebar kursi diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Dengan alat pita meter.c) Panjang kursi, tinggi sandaran kaki diukur dari lantai sampai alas sandaran kaki dengan menggunakan pita meter.d) Panjang sandaran tangan diukur dari depan sandaran tangan sampai belakang sandaran tangan. Dengan alat pita meter.e) Sudut sandaran punggung diukur pada bagian sudut alas duduk dengan menggunakan bantuan busur sudut.2) Meja a) Tinggi meja dari lantai sampai permukaan atas bagian depan alas meja. Dengan alat pita meter.b) Lebar meja diukur dari tenaga kerja ke arah depan. Dengan alat pita meter.c) Panjang meja diukur dari ujung kiri meja sampai ujung kanan meja dalam satu garis. Dengan alat pita meter.d) Tebal meja diukur dari permukaan bawah meja sampai permukaan atas meja duduk. Dengan alat antrhopometer bone caliper.

B. Hasil Pengukuran dan Perhitungan1. Desain Stasiun KerjaNo.Stasiun KerjaUkuran (cm)

1Meja :

Panjang meja104,5

Lebar meja68,7

Tinggi meja74,2

Tebal meja2,6

2

Kursi :

Tinggi kursi44

Lebar kursi44,3

Tinggi sandaran tangan24

Sudut sandaran punggung115

3Panjang Kursi49,3

Tinggi sandaran kaki13,5

2. Hasil Pengukuran Postur TubuhPraktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Mei 2015, pukul 09.00-selesai, di ruang kuliah I Prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan hasil praktikum sebagai berikut :

Probandus : A. Hylmi WicaksonoUmur: 19 TahunJenis Kelamin: Laki-lakia. Statis Berdiri Tinggi Badan168,2 cm

Tinggi Bahu Berdiri135.6 cm

Tinggi Siku Berdiri98 cm

Lebar Bahu35 cm

Tinggi Pinggul100 cm

Tinggi Jangkauan Atas215 cm

Panjang Depa175 cm

Panjang Lengan Atas33 cm

Panjang Lengan Bawah43 cm

Diameter Kepala18 cm

Lebar Pinggul26 cm

Lingkar Kepala 18 cm

Lebar Pinggul 26 cm

b. Statis DudukTinggi Duduk79,5 cm

Tinggi Pinggul Duduk 13 cm

Tinggi Siku Duduk22 cm

Tinggi Lutut Duduk50 cm

Panjang Tungkai Atas54 cm

Panjang Tungkai Bawah42 cm

BAB IVPEMBAHASAN

A. Tempat Duduk (Kursi)Kriteria :Probandus dengan sikap duduk mendapatkan sikap yang mantap dan memberikan relaksasi otot, dan tidak mengalami penekanan- penekanan pada bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi darah dan sensitifitas bagian tubuh.1. Lebar 44,3 cmHarus lebih lebar dari lebar pinggul. Dengan usulan 40 - 50 cm. Sangat memenuhi kriteria yang ada, adapun lebar kursi sebesar 50 cm, juga sesuai dengan usulan yang ada antara 40 - 50 cm. 1. Tinggi tempat duduk 44 cmTinggi kursi sudah cukup sesuai dengan probandus karena tinggi kursi tidak lebih tinggi dari panjang tungkai bawah yaitu 44,5 cm sehingga cukup ergonomis.1. Tinggi sandaran tangan 24 cmSandaran tangan kursi lebih pendek dari tinggi siku posisi duduk probandus yaitu 26 cm dengan tinggi sandaran tangan setinggi 24 cm.Berarti tinggi sandaran kursi tersebut sudah ergonomis.1. Sudut sandaran punggung 115 Sudut alas tempat duduk dirancang sedemikian rupa sehingga memberi kemudahan melakukan gerakan dan posisi. Usulan horisontal yaitu untuk pekerjaan yang tidak perlu sedikit membungkuk kedepan. Sudut sandaran sudah ergonomis dan sudah nyaman digunakan oleh probandus.1. Panjang Kursi 45 cmLebih pendek dari lekuk lutut sampai depan garis punggung. Panjang kursi sudah sesuai dengan probandus dan probandus dapat duduk dengan nyaman.1. Tinggi sandaran kaki 13,5 cmSandaran kaki terlalu tinggi dikarenakan tinggi kursi yang lebih pendek dari tinggi lutut duduk sehingga sandaran kursi tidak dibutuhkan. Apabila tinggi kursi lebih tinggi maka sandaran kaki akan lebih berfungsi.

B. MejaKriteria: Meja kerja yang sehat dan nyaman adalah sesuai dengan antropometri tubuh probandus dan jenis pekerjaannya. 1. Tebal meja 2,6 cmKetebalan meja sudah ergonomis, yaitu dapat memberikan kebebasan bagi kaki probandus untuk bergerak, jarak antara lutut probandus dan tebal meja juga sudah sesuai. 1. Lebar meja 68,7 cmDiukur dari probandus dari arah depan. Lebar tidak melebihi dari jangkauan tangan. Meja sudah ergonomis untuk bekerja karena sesuai dengan usulan sesuai kriteria dengan ukuran sekitar 60-80 cm. Panjang lengan probandus dan lebar meja 68.7 cm cukup optimal dan baik bagi probandus ketika akan menulis dan melakukan segala aktivitas di meja tersebut. 1. Tinggi meja 74,2 cmTinggi meja cukup nyaman dan tidak lebih tinggi dari tinggi bahu dalam posisi duduk.1. Panjang meja 104,5 cmSesuai dengan panpa probandus yang berukuran 175 cm sehingga tangan masih dapa menjangkau ke seluruh meja.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan1. Data antropometri sangat diperlukan dalam perencanaan desain peralatan kerja maupun stasiun kerja. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran antropometer set, pengukur diameter kepala, jangka sorong, meteran gulung, busur, meja dan kursi.1. Meja 2. Tinggi meja 74,2 cm, sudah cukup ergonomis.2. Tebal meja 2,6 cm, sudah ergonomis.2. Panjang meja 104,5 cm, dapat dijangkau probandus,sudah ergonomis.2. Lebar meja 68,7 cm, sudah sesuai dengan mayoritas probandus dalam kelompok.1. Kursi3. Tinggi tempat duduk 44 cm, tidak sesuai dengan probandus, dan probandus dalam kelompok yang memiliki tinggi lutut dibawah 43.3. Lebar kursi 44,3 cm, sudah sesuai dengan probandus.3. Panjang kursi 45 cm, sudah sesuai dengan probandus.3. Tinggi sandaran tangan kursi 24 cm dari tempat duduk, sudah sesuai dengan probandus.3. Sudut Sandaran Punggung kursi 115O , sudah sesuai dengan probandus dan ergonomis.3. Tinggi sandaran kaki 13,5 cm,kurang sesuai dengan probandus utamanya jika probandus memiliki tinggi lutut yang tidak memiliki perbedaan yang cukup besar dengan tinggi kaki.

B. Saran1. Ketika pengukuran diharapkan memperhatikan alat ukur masih berfungsi dengan baik dan lengkap.1. Pengukuran harus selalu teliti serta memperhatikan titik awal (titik nol) agar pengukuran tepat.1. Pemakaian alat dalam pengukuran harus benar dan tepat.1. Pastikan alat ukur tidak miring saat melakukan pengukuran.1. Saat pengukuran praktikan diharapkan serius dan teliti agar tidak terjadi kesalahan pada pengukuran. 1. Praktikan harus memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien.1. Hendaknya praktikan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.1. Melihat hasil data antropometri perlu adanya redesain kursi agar probandus dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajar mengajar.1. Perlu adanya redesain tinggi meja dan tinggi tempat duduk agar lebih sesuai dengan tinggi praktikan.