Post on 08-Jul-2016
description
Kasus 1
Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannya dengan mengeluh
pusing.
Data Subyektif
1. Keluhan : mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu, jika diistirahatkan terkadang hilang
namun terkadang menetap.
2. Riwayat Obstetri sekarang:
a. HPHT : 24 November 2014
b. Gerakan janin : dirasakan aktif
c. Obat-obatan : Ibu mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran.
d. Tanda bahaya : Ibu tidak merasakan nyeri ulu hati, bengkak pada wajah, pandangan
tidak kabur, dan ekstremitas, dan merasakan pusing namun tidak hebat.
3. Riwayat obstetri yang lalu: tidak ada, ini adalah kehamilan pertama Ibu.
4. Riwayat penyakit : Ibu tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, kejang, diabetes, dan
anemia. Namun keluarga Ibu memiliki riwayat hipertensi.
5. Pemenuhan kebutuhan: baik
6. Riwayat psikologi : tidak ada kekhawatiran khusus yang dialami, dukungan keluarga baik.
Data Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. TTV :
a. Tekanan darah : 150/90 mmHg
b. Nadi : 80 x/ menit
c. Respirasi : 21x/ menit
d. Suhu : 36,8oC
3. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : tidak ada oedem di wajah dan palpebra, konjungtiva merah muda, sclera putih,
pandangan tidak kabur
b. Abdomen : TFU 29 cm, DJJ 130x/menit
- Leopold I : teraba bagian bulat, besar, lunak, tidak melenting
- Leopold II : teraba bagian memanjang di kanan, dan bagian kecil di kiri
- Leopold III : teraba bagian bulat, kecil, melenting
c. Ekstremitas atas : tidak ada oedema
d. Ekstremitas bawah : tidak ada oedema, reflex patella +/+
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Protein urin: +1
b. Hb : 11 g%
Analisa
G1P0A0 gravida 31-32 minggu dengan Pre Eklamsi Ringan (PER) janin tunggal hidup.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga, Ibu dan keluarga mengetahuinya.
2. Merujuk Ibu untuk melakukan pemeriksaan berikutnya ke dokter, agar memastikan keadaan Ibu
dan kandungannya, Ibu bersedia dan akan melakukannya.
3. Menganjurkan Ibu untuk melakukan diet TKTP dan memberikan contoh makanan yang dapat ia
konsumsi, ibu tampak yakin dapat melakukan sesuai anjuran.
4. Menganjurkan Ibu untuk cukup istirahat dan mengontrol aktivitasnya agar tidak kelelahan, Ibu
mnegerti.
5. Memberikan dukungan psikologis, Ibu menjadi tidak khawatir dengan kondisinya.
6. Memberitahu tanda epanding ekslamsi, Ibu dapat mengulanginya kembali dan akan
mewaspadainya.
7. Melibatkan keluarga dalam memantau keadaan Ibu dan kandungannya, keluarga turut
berperan.
8. Memberikan konseling mengenai persiapan persalinan, terutama dengan kondisi Ibu sekarang
agar lebih mempersiapkannya karena dikhawatirkan harus bersalin di RS, Ibu dan keluarga akan
mempersiapkannya.
9. Menjadwalkan kunjungan ulang dua kali dalam seminggu atau 3 hari lagi, Ibu akan dating sesuai
jadwal.
Hasil diskusi kelompok:
1. Berdasarkan kasus tersebut, apa diagnosa banding jika klien mengalami pusing?
Kemungkinan klien mengalami hipertensi, anemia, kelelahan, kurang istirahat, pre eklamsi, dan
hipotensi.
2. Mengapa Anda mendiagnosa klien dengan diagnosa tersebut?
Karena dilihat dari diastole klien yaitu ≥90 mmHg dan tidak adanya tanda epending eklamsi,
sehingga klien dikatakan mengalami PER.
3. Penatalaksanaan apa saja yang wajib diberikan kepada klien saat ANC?
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan
b. Konseling mengenai persiapan persalinan
c. Memberitahukan tanda bahaya kehamilan
4. Setelah klien dirujuk ke dikter, menurut Anda apa saja yang akan dilakukan dokter?
Akan dilakukan USG untuk melihat usia kehamilan, DJJ, deteksi dini adanya kelainan congenital,
pengecekan fungsi plasenta, melihat jumlah cairan ketuban, memastikan tafsiran berat janin
untuk mendeteksi ada tidaknya IUGR.
5. Apa faktor predisposisi dari kasus tersebut?
a. Usia >35 tahun atau <20 tahun
b. Riwayat keluarga hipertensi
c. Primigravida
d. Riwayat preeklamsi/ eklamsi sebelumnya
e. Ibu merokok
f. Multiparitas
g. Riwayat penyakit penyerta lainnya ( contoh: penyakit ginjal, DM)
h. Obesitas ( karena dapat menjadikan pembuluh darah sempit akibat adanya timbunan lemak
di pembuluh darah )
Lanjutan Kasus 1
Setelah dilakukan pemeriksaan ke dokter, Ibu dalam kondisi baik dan 5 minggu kemudian periksa
kembali ke Bidan seperti biasa.
Data Subyektif
1. Keluhan : tidak ada
2. Riwayat obstetri sekarang:
a. Gerakan janin : aktif
b. Tanda bahaya : tidak ada tanda epending eklamsi
c. Riwayat pemeriksaan yang telah dilakukan di dokter: dilakukan USG dan dipantau keadaan
kandungannya.
d. Tanda persalinan : sudah terasa mulas yang tidak hilang jika diajak berjalan, namun
frekuensi masih jarang, belum keluar air-air ataupun darah.
3. Pemenuhan kebutuhan: nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, serta aktivitas tidak ada masalah.
4. Rencana persalinan: sudah dipersiapkan
Data Obyektif
1. Keadaan umum : baik
2. TTV :
a. Tekanan darah : 160/110 mmHg
Ket: setelah 15 menit, dilakukan pengecekan kembali dengan hasil 170/110 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Respirasi : 20x/ menit
d. Suhu : 36,5 o C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema pada wajah, konjungtiva merah muda, sclera putih.
b. Abdomen : TFU 30 cm (TBJ: 2790 gram), DJJ 125x/ menit, regular.
- Leopold I : teraba bokong
- Leopold II : puki
- Leopold III : kepala, sudah masuk PAP
- Leopold IV : sejajar, perlimaan 3/5
His: 2x/ 10 menit/ 30 detik, kuat.
c. Ekstremitas bawah : tidak ada oedema, reflex patella +/+
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Protein urin : +1
b. Hb : 11,3 g%
Analisa
G1P0A0 gravida 36-37 minggu dengan PEB janin tunggal hidup
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selanjutnya, Ibu
mengerti dan bersedia
2. Melakukan pemasangan douwer kateter, infuse, dan oksigen, sudah dilakukan
3. Memberikan loading dose MgSO4 secara bolus dan memperhatikan respon klien saat
pemberian, sudah diberikan dan respon klien baik.
4. Melanjutkan pemberian dengan dosis maintenance dengan kecepatan 28 tetes/ menit, klien
mendapatkan dosis yang sesuai.
5. Melakukan pemeriksaan dalam:
S : Ibu telah diberikan loading dose dan maintenance untuk mencegah kejang
O : v/v tidak ada kelainan, pengeluaran darah tidak ada, pembengkakan tidak ada,
pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, UUK belum teraba, tidak
tidak teraba bagian lain.
A : G1P0A0 partulient aterm kala I fase laten dengan PEB, janin tunggal hidup.
P :
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan melakukan informed concent untuk tindakan
berikutnya, Ibu mengetahuinya dan bersedia
b. Melakukan persiapan perujukan, sudah siap.
c. Mengobservasi Ibu dan DJJ selama perjalanan perujukan, didapatkan hasil normal.
Hasil diskusi:
1. Setelah sampai tempat perujukan, prosedur apa yang akan dilakukan kepada klien ?
a. Klien akan diobservasi keadaan umumnya
b. Dilakukan induksi dengan oksitosin atau misoprostol.
2. Apa perbedaan terminasi, induksi, dan terminasi?
- Terminasi: mengakhiri kehamilan
- Induksi : memulai persalinan
- Augmentasi: mempercepat persalianan.
3. Apa syarat dilakukannya induksi?
Syaratnya dalah serviks sudah matang.
4. Sebutkan jenis induksi drip berdasarkan tujuannya!
a. Induksi untuk pematangan: yaitu untuk mematangkan serviks
Kematangan serviks dilihat dari Biskop skor :
- Penurunan kepala
- Pembukaan
- Konsistensi serviks
- Dilatasi serviks
- Effacment
- Arah serviks
- Panjang serviks
b. Induksi untuk percepatan: yaitu untuk menambah his klien dan pembukaan, sehingga
diharapkan janin segera lahir.
5. Jenis persalinan apa yang dapat terjadi pada klien dengan kasus tersebut?
a. Pervaginam: diupayakan dalam 24 jam, dengan syarat tidak mengedan terlalu lama dan
kuat.
b. Vakum/ forsep
c. Sectio Caesaria
6. Jika klien sudah bersalin, apakah infuse MgSO4 masih dipertahankan? Berapa lama?
MgSO4 tetap diberikan sampai dengan 24 jam.
Lanjutan Kasus 1
Jika ternyata persalinan tidak dilakukan di RS, namun dilakukan di bidan, dan persalinan berjalan
normal. Bayi menangis spontan, warna kulit kemerahan, onus otot kuat. Jelaskan tindakan yang akan
dilakukan!
Penatalaksanaan:
1. Mengecek adanya janin kedua, tidak ada janin kedua
2. Menyuntikan oksitosin, uterus berkontraksi
3. Memotong tali pusat, tali pusat sudah terpotong.
4. Mengecek adanya pelepasan plasenta, sudah ada semburan darah dan pemanjangan tali pusat.
5. Melakukan peregangan tali pusat terkendali saat ada kontraksi disertai dorso cranial, plasenta
mulai terlepas.
6. Membantu mengeluarkan plasenta, plasenta lahir spontan.
7. Melakukan masase selama 15-20 detik.
Setelah dilakukan massase, ternyata kontraksi tidak ada dan terjadi perdarahan. Apa yang selanjutnya
dilakukan? Apa kemungkinan yang terjadi pada klien tersebut? Jelaskan tatalaksana yang akan Bidan
lakukan!
1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta, plasenta lahir kesan lengkap.
2. Melakukan pemeriksaan kandung kemih, kandung kemih kosong.
3. Melakukan pengecekan laserasi, tidak ada laserasi di jalan lahir.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kemungkinan klien mengalami atonia uteri.
Tindakan yang dilakukan Bidan:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan melakukan informed concent untuk tindakan
yang akan dilakukan, klien megerti dan bersedia.
2. Memasang sarung tangan panjang, sarung tangan sudah terpasang.
3. Melakukan KBI selama 5 menit, kontraksi belum ada.
4. Meminta bantuan keluarga untuk melakukan KBE selama 5 menit, keluarga dapat melakukannya
dan kontraksi masih belum ada.
5. Mematikan MgSO4 dan mengatasi perdarahan dengan memberikan infuse RL 500mg + 20 IU
oksitosin dengan kecepatan infus guyur (habis dalam 10 menit), kontraksi belum ada dan
perdarahan masih mengalir.
6. Melakukan KBI ulang selama 5 menit, kontraksi belum ada.
7. Melakukan KAA selama 5-7 menit, kontarksi belum ada.
8. Melakukan pemasangan kondom kateter
Setelah dilakukan pemasangan kondom kateter, ternyata kontaksi baik. Apa yang selanjutnya
dilakukan?
1. Mempertahankan kondom kateter selama 24 jam, kontaksi Ibu baik.
2. Memantau kontaksi dan involusi, kontraksi baik dan TFU 2 jari bawah pusat.
3. Melakukan asuhan nifas dan asuhan bayi baru lahir, keadaan Ibu dan bayi normal, Ibu dapat
pulang.
Lanjutan kasus 1
Setelah 5 hari, Bidan melakukan kunjungan rumah.
Data Subyektif
1. Keluhan : Ibu mengatakan payudaranya keras dan bengkak keduanya.
2. Pola menyusui : ibu menyusui 1-2 jam sekali di kedua payudara, dengan durasi 5 menit. Ibu
tidak pernah memompa ASI karena takut ASI habis jika dipompa.
3. Pemenuhan Kebutuhan:
a. Nutrisi : Ibu mengkonsumsi nasi dan lauk pauk sayur kuah sehari 4 kali . Ibu
mengatakan tidak suka mengkonsumsi sayuran hijau. Tidak ada pantangan makanan yang
dipercayai. Minum ±2 liter sehari.
b. Istirahat : kurang tidur malam karena bayi sering menyusu malam hari, dan tidak pernah
tidur siang karena dilarang oleh keluarga.
c. Eliminasi : Ibu belum BAB sejak melahirkan karena merasa belum ingin BAB, dan BAK
sehari ±5 kali.
d. Mobilisasi : bergerak jika akan mengerjakan sesuatu saja ( gerak sedikit)
e. Obat-obatan: obat dari bidan sudah habis.
f. Aktivitas : dibantu oleh keluarga
4. Kekhawatiran khusus : hanya khawatir payudaranya bengkak.
5. Tanda bahaya nifas : Ibu hanya merasakan puting lecet dan perih, tidak merasakan pusing,
nyeri perut bagian bawah, dan pengeluaran darah berlebih.
6. Rencana KB : Ibu belum merencanakan menggunakan jenis KB apa.
Data Obyektif
1. Keadaan umum : baik
2. TTV :
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 80x/ menit
c. Respirasi : 20x/ menit
d. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : tidak ada oedema wajah, konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Payudara : tampak bersih, simetris, puting susu menonjol dan puting kanan lecet sedikit,
tidak tampak kemerehan, teraba keras di keduanya, tidak ada benjolan, pengeluaran
banyak, terdapat nyeri saat disentuh.
c. Abdomen : TFU pertengahan simfisis-pusat, Kontraksi baik, tidak ada nyeri tekan, diastesis
rekti 1 jari, perut sedikit kembung.
d. Genitalia : tampak bersih, lokia serosa tidak berbau dan jumlah sedikit, tidak ada varises
vagina.
e. Ekstremitas: tidak ada varises dan oedem.
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Protein urin: negative
b. Hb : 10 g%
5. Posisi menyusui: posisi kurang baik, pelekatan mulut bayi dan areola tidak melekat semua,
menyusui hanya sebentar-sebentar dan pada satu sisi, bayi menyusui kuat.
Analisa
P1A0 postpartum 5 hari dengan bendungan ASI
Masalah: - Ibu belum BAB selama 5 hari
- Mobilisasi ibu kurang
- Posisi menyusui salah
- Kurang mengkonsumsi serat
- Mitos tidak boleh tidur siang dan memompa asi dapat membuat asi habis
Diagnosa potensial: Mastitis
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, Ibu mengetahui kondisinya
2. Melakukan, mengajari, dan menganjurkan melakukan breastcare secara rutin , ibu dapat
melakukannya kembali dan akan mencoba melakukannya sesuai anjuran.
3. Memberikan konseling mengenai nutrisi yang baik untuk nifas dan cukup istirahat, ibu yakin
dapat melakukannya
4. Memberitahu bahwa mitos yang dipercayai ibu kurang tepat, ibu mengerti dan tidak akan
mempercayai mitos tersebut
5. Mengajarkan cara menyusui yang benar dan mengajarkan cara mengosongkan payudara (asi
perah), ibu dapat melakukannya kembali.
6. Memberikan konseling mengenai KB, ibu akan mempertimbangkannya kembali
7. Memberikan konseling mengenai melakukan hubungan seksual sebaiknya setelah berKB, ibu
mengerti.
8. Menjadwalkan kunjungan ulang saat 2 minggu, ibu akan datang sesuai jadwal.