Post on 02-Dec-2021
SKRIPSI
ANALISIS PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK JOJO SUNARJO
DAN REKAN MAKASSAR
HAJAR AZWAD
105730377412
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ANALISIS PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK JOJO SUNARJO
DAN REKAN MAKASSAR
HAJAR AZWAD
105730377412
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
z
ABSTRAK
Hajar Azwad. 2016. Analisis Perencanaan Audit Laporan Keuangan pada Kantor
Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan Makassar. Skripsi Jurusan Akntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Muhammad Ikram Idrus selaku pembimbing I dan Andi Arman selaku pembimbing
II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model perencanaan audit laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan sudah
sesuai dengan Standar Auditing yang diterapkan oleh IKatan Akuntan Publik
Indonesia dalam SPAP. Dalam penelitian ini Metode pengumpulan datamenggunakan
Teknik Wawancara dan Dokumentasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan Audit Laporan Keuangan
pada Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan sudah sesuai dengan Standar
Profesi Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia.
Kata Kunci : Perencanaan Audit, Laporan Keuangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subuhana Wataala, yang telah
melimpahkan nikmat ilmu dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi ini. Salawat disertai salam senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam, yang telah membawa manusia dari gelapnya
zaman Jahilia menuju zaman peradaban yang penuh dengan cahaya ilmu
pengetahuan, kepada keluarganya, Sahabat-sahabatnya dan kepada umat beliau yang
senantiasa beristiqomah dengan sunnah-sunnah beliau hingga hari kiamat, aamiin.
Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul yang penulis angkat adalah
“Analisis Perencanaan Audit Laporan Keuangan Pada Kantor Akuntan Publik Jojo
Sunarjo Dan Rekan Makassar”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada dua orang sederhana yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang yang tak ternilai harganya kepada penulis, yakni
Ayahanda Saharuddin dan Ibunda Badaria.
Dalam penyusunan Skripsi ini tentunya tidak terlepas pula dari bantuan,
dukungan, bimbingan dan semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak Andi Arman,
SE.M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing II dan Bapak Muhammad Ikram Idrus,
SE.,M.Si. selaku Pembimbing I.
Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada :
1. Bapak DR. H. Abd. Rahman Rahim, SE.MM., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar beserta para Wakil Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak DR.H. Mahmud Nuhung, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis beserta para Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,AK.CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Ibu Mira dan Ibu Melisya selaku dosen yang telah banyak membantu didalam
proes penulisan dan penyelesaian Skripsi ini.
5. Teman-teman kelas AK6.2012 ( Ardiansyah, Abd. Rasyid, Aswar Anas, Jusri,
Engzi Nuryadi, Nurwulandhari Ilyanto, Astri Novitasari, Nurul Rezki Utami,
Nirwana, Ewi Sasmitasari, Irmayanti, Andi Sri Ida Wahyuni, Noviyanti,
Anugrah Pratiwi, Anriani, Jumaida, Fitriani, Ermi Eka Sari, Susi Irdayanti, Sri
Suryani Lewar, Mulviani, Rinianti, Nur Asmitasari, Nirwani Nawir, Maisarah,
Kaslindah, Ulpa, Sulmi, Sumiati, Ridwani, Ayu Ambarwati, Eka Putri
Polnaya, Napsan, Sumiati, Nurhayati, Asifa, Sambriani, Murniati Dan Nini
Srifiana yang telah mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini ).
6. Teman-teman Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab. Gowa
Periode 2014-2016.
7. Teman-teman Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Lempangang
periode 2015-2017
8. Maghfirah Baharuddin S.Pt., Nurhendrawati SE., Sulmiati, S.PdI, Nurlenni,
Mustainah dan remaja Masjid Babul Khaerat Bonto Boddia.
9. Khairul Azmi, Rifkah Aulia, Haura Nazifa, beserta keluarga besar (Alm.)
Mone Dg. Mangung dan (Alm.) Naba Dg. Tutu.
10. Pimpinan beserta staf Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan
Makassar.
11. Pemerintah Desa Lempangang dan semua pihak yang tidak bisa saya sebut
satu persatu.
Cukuplah hanya Allah, yang tidak tuli akan do’a hamba-hamba-Nya dan tidak
buta akan tengadahan tangan-tangan dan air mata mereka, yang akan membalas
semua kebaikan mereka dengan balasan yang berlimpah dan memasukkan mereka ke
dalam “pelukan” kenikmatan-Nya dalam taman-taman-Nya yang indah yang telah
dijanjikan-Nya, amin.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan-
kekurangannya. Namun, penulis berharap yang sedikit ini mampu memberikan
gambaran dan informasi tentang Perencanaan Audit Laporan Keuangan.
Akhir kata, penulis memohon maaf atas semua keterbatasan, dan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan karya ilmiah yang
lebih baik lagi.
Nuun, Walqolami Wamaa Yasturuun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 06 November 2016
HAJAR AZWAD
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................................... I
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... II
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... III
ABSTRAK ................................................................................................................ IV
KATA PENGANTAR ............................................................................................... V
DAFTAR ISI ............................................................................................................. IX
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
A. Auditing ........................................................................................ 6
B. Macam-macam auditing ............................................................... 8
C. Laporan Keuangan ........................................................................ 13
D. Audit Laporan Keuangan .............................................................. 22
E. Perencanaan Audit Laporan Keuangan ......................................... 27
F. Tahap-tahap Perencanaan Audit Laporan Keuangan .................... 29
G. Kerangka Pikir .............................................................................. 36
H. Hipotesis ........................................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 37
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
B. Jenis penelitian ............................................................................... 37
C. Sumber Data .................................................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
E. Defenisi Operasional Variabel ...................................................... 38
F. Metode Analisis Data..................................................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 40
A. Gambaran Umum KAP Jojo Sunarjo dan Rekan........................... 40
B. Jenis Pelayanan Jasa ...................................................................... 42
C. Visi dan Misi ................................................................................. 47
D. Struktur Organisasi ....................................................................... 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 49
A. Perencanaan Audit Laporan Keuangan KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan ............................................................................................ 49
B. Dokumentasi KAP Jojo Sunarjo dan Rekan ................................. 52
C. Pengujian ...................................................................................... 53
D. Pembahasan .................................................................................. 56
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 63
A. SIMPULAN .................................................................................. 63
B. SARAN ......................................................................................... 63
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 64
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian masyarakat awam ada yang tidak memahami dan akan menganggap
bahwa audit atau pemeriksaan laporan keuangan adalah tindakan yang tidak perlu.
Hal ini dikarenakan orang tersebut tidak mampu melihat manfaat lain dari audit tetapi
hanya melihat dari banyaknya uang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Audit memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, yaitu : (1) Meningkatkan
kredibilitas perusahaan, (2) Meningkatkan Efisiensi dan Kejujuran, (3) Meningkatkan
Efisiensi atas operasional perusahaan, (4) Mendorong efisiensi pasar modal
(Sunyoto,2014). Selain itu audit laporan keuangan juga diharapkan dapat
menjembatani pertentangan kepentingan antara pihak internal perusahaan, yaitu
manajemen dengan pihak eksternal perusahaan yaitu investor, kreditor, pemerintah
dan masyarakat.
Agar audit dapat bermanfaat bagi para pemakainya, auditor independen
memiliki tanggungjawab untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan dan memiliki obyektivitas yang tinggi. Oleh karena itu
sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih
dahulu. Perencanaan audit adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut
prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit.
1
Tujuan audit, jadwal kerja audit dan staf yang akan diikutsertakan dalam proses audit
harus diterangkan secara jelas dalam perencanaan audit.
Perencanaan audit merupakan tahapan proses auditing yang sangat
menentukan dalam keberhasilan penugasan audit. Oleh sebab itu tahap perencanaan
audit merupakan tahap yang mau tidak mau harus mendapat perhatian yang serius
dari auditor. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit
dengan sikap skeptic profesional tentang berbagai hal seperti integritas manajemen,
kekeliruan dan ketidakberesan dan tindakan melawan hukum. Sifat, luas dan saat
perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas satuan usaha dan
pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha. Supervise mencakup pengarahan asisten
yang tergabung dalam tim audit yang berhubungan dengan pencapaian tujuan audit
dan penentuan apakah tujuan tersebut telah tercapai. Dalam membuat perencanaan
audit, supervise harus lebih ditingkatkan jika banyak anggota tim audit belum
berpengalaman, dibandingkan dengan jika mereka telah berpengalaman (Jusup, 2001)
Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus
memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar dapat memahami kejadian,
transaksi dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan
keuangan klien. Dalam penugasan audit ulangan, auditor biasa memperoleh
pengetahuan tentang klien dengan cara mereview kertas kerja tahun lalu. Kertas kerja
juga bisa menunjukkkan masalah-masalah yang muncul dalam audit pada tahap
berikutnya. Komite audit juga bisa memberi informasi kepada auditor tentang
perubahan penting dalam manajemen perusahaan dan struktur organisasi klien. Baik
untuk klien baru atau ulangan, diskusi dengan manajemen akan berguna bagi auditor
untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir klien,yang mungkin dapat
berpengaruh signifikan terhadap audit yang akan dilakukan auditor.
Perencanaan audit yang dilakukan dengan baik dapat menciptakan audit yang
efisien dan efektif. Kegagalan untuk merencanakan penugasan audit secara tepat
dapat menyebabkan penerbitan laporan audit yang keliru atau audit yang menjadi
tidak efisien dan tidak efektif. Penugasan audit biasanya akan dimulai dari
penunjukan awal atau penunjukan kembali auditor oleh klien. Setelah auditor
menjalankan sejumlah aktifitas yang akan mengembangkan strategi audit secara
keseluruhan .
Perencanaan audit harus dibuat dalam rangka untuk memenuhi standar
pelaksanaan yang pertama yang menyatakan bahwa audit harus direncanakan sebaik-
baiknya dan jika digunakan tenaga-tenaga pembantu harus dipimpin serta diawasi
sebagaimana mestinya. Untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar tersebut
maka auditor harus menyusun rencana audit atau plan off action untuk
mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan menyusun urutan kegiatan auditor .
Menurut direktori kantor akuntan publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (yang selanjutnya disingkat IAPI), saat ini terdapat 533
kantor akuntan publik yang terdaftar dalam organisasi IAPI. Banyaknya kantor
akuntan publik yang beroperasi saat ini, tidak dipungkiri dapat menimbulkan
persaingan antar kantor akuntan publik. Selain pemasaran, kualitas audit juga harus
ditingkatkan. Salah satu unsur penting dalam menilai kualitas audit adalah efektifitas
dan kepatuhan perencanaan audit terhadap SPAP.
Perencanaan audit laporan keuangan merupakan salah satu tahap penting yang
dilakukan oleh auditor sebelum melaksanakan audit pada kliennya. Melihat
pentingnya perencanaan dalam proses audit maka penulis terdorong untuk
mengangkat judul : ”Analisis Perencanaan Audit Laporan Keuangan Pada Kantor
Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan Makassar”.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap penilaian
kualitas audit, khususnya penilaian atas perencanaan audit laporan keuangan yang
terdapat pada KAP Usman Dan Rekan. Sedangkan penelitian yang hampir sama ingin
membandingkan kualitas audit laporan keuangan kantor akuntan publik yang satu
dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah perencanaan
audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP Jojo Sunarjo dan rekan sudah
sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan
Publik Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
model perencanaan audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP Jojo Sunarjo
dan Rekan sudah sesuai dengan Standar Auditing yang diterapkan oleh Ikatan
Akuntan Publik Indonesia dalam SPAP.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diharapkan penelitian
ini dapat menambah pengetahuan di bidang audit khususnya perencanaan audit
laporan keuangan dan bagi peneliti sendiri dapat membandingkan antara teori yang
sudah didapat dibangku perkuliahan dan penerapannya di KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Auditing
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998) dalam Sunyoto (2014)
auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut Agoes (2012) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak independen, terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan.
Menurut Konrath (2002) dalam Agoes (2012) mendefinisikan auditing
sebagai suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan untuk
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian
ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dari pengertian tersebut terdapat poin penting yang harus diperhatikan yaitu :
1. Suatu proses sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian
langkah atau prosedur yang logis, berangka dan terorganisasi. Auditing
dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi,
dan bertujuan.
2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
Dalam auditnya, auditor melakukan proses sistematik untuk memperoleh bukti-
bukti yang menjadi dasar pernyataan yang disajikan oleh badan usaha dalam
laporan keuangannya, dan mengevaluasi secara objektif, tidak memihak, baik
kepada pemberi kerja maupun kepada pihak ketiga atau pemakai hasil audit.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
Maksud dari pernyataan diatas adalah hasil proses akuntansi yang merupakan
proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi
yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu
pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri dari
empat laporan keuangan pokok, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan saldo
laba, dan laporan arus kas.
4. Menetapkan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian
antara pernyataan kriteria tersebut kenungkinan dapat dikuantifikasikan,
kemungkinan pula bersifat kualitatif.
5. Kriteria yang telah ditetapkan
Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk menilai pernyatan dapat berupa;
peraturan yang ditetapakan oleh suatu badan legislatif, anggaran atau ukuran
prestasi lainyang ditetapkan oleh manajemen, dan prinsip akuntansi umum.
6. Penyampaian hasil
Penyampaian hasil auditing sering disebut atestasi, dimana penyampaian hasil
ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit. Atestasi dalam bentuk
laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan
pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oeh pihak yang diaudit.
7. Pemakai yang berkepentingan
Dalam dunia bisnis pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah
para informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon
investor dan kreditor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.
B. Macam-macam auditing
Auditing dapat dibedakan berdasarkan kelompoknya yaitu menurut
pelaksanaannya, objeknya, waktu pelaksanaannya serta tujuan audit (Munawir,
1996).
1. Menurut pelaksanaannya
Dari pelaksanaannya, auditing dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Internal audit
Pengertian internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang
independen yang diterapkan dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk
menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa yang
diberikan kepada organisasi tersebut. Dengan kata lain, internal audit
merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan yang
bersangkutan yang disebut akuntan intern yang biasanya tidak terlibat
dalam kegiatan pencatatan akuntansi dan kegiatan operasi perusahaan.
Akuntan intern berkepentingan dengan pengendalian intern perusahaan
demi tercapainya efisiensi, efektivitas dan ketatan dalam pelaksanaan
operasi perusahaan dan selalu dalam posisi untuk memberikan
rekomendasi atau saran-saran perbaikan kepada manajemen.
b. Eksternal audit
Pengertian eksternal audit adalah merupakan pemerksaan yang
dilakukan oleh pihak luar yang bukan merupakan karyawan perusahaan,
yang berkedudukan bebas tidak memihak baik terhadap kliennya maupun
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kliennya. Jasa audit
eksternal ini biasanya dilakukan oleh suatu spesialis profesi yaitu akuntan
publik yang telah diakui oleh departemen keuangan Republik Indonesia
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Akuntan publik tidak hanya
memberikan jasanya dalam bidang auditing, tetapi juga memberikan jasa-
jasanya dalam bidang:
1) Perpajakan
2) Konsultan manajemen yang meliputi:
a) Pemberian saran sederhana sampai menentukan strategi
pemasaran
b) Perbaikan system pengendalian intern
c) Merancang dan menerapkan system akuntansi
d) Penggabungan usaha
e) Penerapan komputer dan konsultasi dalam bidang asuransi
c. Governmental audit
Pada Departemen Keuangan terdapat instansi yang bertugas
sebagai pemeriksa pengelolaan keuangan instansi pemerintah dan
perusahaan-perusahaan Negara, yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) yang bertindak sebagai akuntan intern pemerintah,
sedangkan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA) sebagai akuntan
ekstern pemerintah dan pertanggungjawab kepada DPR.
2. Menurut objeknya
Ditinjau dari objek yang diaudit, maka auditing dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu audit laporan keuangn (financial statement audit), audit operasional
(managemen audit), dan audit kepatuhan (compliance audit).
a. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit ini dilakukan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan secara keseluruhan yaitu informasi-informasi kuantitatif yang
diaudit telah disusun sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, kriteria
yang digunakan dalam audit laporan keuangan adalah prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Objek audit ini adalah laporan keuangan yang pada
umumnya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi
keuangan dan laporan aliran kas. Adapun tujuan umum audit atas laporan
keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.
Alasan perlunya pengauditan atas laporan keuangan, yaitu:
1) Conflict of interest atau konflik kepentingan antara penyususnan dan
pemakai laporan keuangan.
2) Consequence atau konsekuensi dari keharusan bahwa laporan
keuangan merupakan sumber penting atau bahkan merupakan satu-
satunya informasi yang digunakan oleh pemakainya sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan, misalnya investasi, pemberian
pinjaman.
3) Complexity atau kekomplekan data keuangan.
4) Para pemakai laporan keuangan biasanya tidak dapat mengaudit
sendiri catatan-catatan akuntansi yang menjadi dasar penyusunan
laporan keuangan tersebut.
b. Audit operasional (management audit)
Audit ini disebut juga audit manajemen, audit kinerja adalah suatu
kegiatan meneliti kembali atau mengkaji ulang hasil operasi pada setiap
bagian dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengavaluasi atau
meniliai efisiensi dan efektivitasnya. Efisiensi adalah perbandingan antara
masukan dengan keluaran, sedangkan efektivitas adalah perbandingan
antara keluaran dengan sasaran atau target yang sudah ditetapkan. Yang
menjadi tolok ukur dalam audit operasional adalah rencana, anggaran,
dan standar biaya atau kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Sasaran dari pemeriksaan operasional tidak hanya diterapkan
pada bidang akuntansi, tetapi juga kepada seluruh aspek operasi
manajemen, seperti struktur organisasi, penggunaan computer, metode
produksi, pemasaran dan lain-lain aspek sepanjang auditor dapat
menguasainya.
c. Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini mempunyai tujuan untuk menentukan apakah
perusahaan atau klien mengikuti prosedur-prosedur khusus atau
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Pemeriksaan ketaatan / kepatuhan pada perusahaan swasta dapat meliputi
penentuan apakah karyawan bagian akuntansi, review tarif upah
dibandingkan dengan aturan upah minimum, review kontrak dengan
bankers atau kreditor lainnya untuk memastikan bahwa bentuk dan isi
dari kontrak tersebut sudah sesuai ketentuan-ketentuan formal yang
berlaku.
Hasil pengujian ketaatan ini biasanya dilaporkan kepada seseorag
dalam organisasi yang diaudit, bukannya kepada pihak luar dan
digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan perusahaan. Isi laporan
pengujian ketaatan ini mengenai seberapa jauh ketentuan-ketentuan atau
prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan oleh manajemen dipatuhi atau
ditaatidalam pelaksanaannya.
C. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Harahap (2007) mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan
output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan dalam proses pengambilan
keputusan.
Menurut pendapat Supangkat (2005), laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang
dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan
peristiwa penting yang terjadi di perusahaan.
Berdasarkan pendapat Munawir (2002), laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Soemarso (2002), pengertian laporan keuangan adalah laporan yang
dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama di luar perusahaan, mengenai
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari Neraca,
Perhitungan Laba-Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006), laporan keuangan merupakan daftar
ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan semua kegiatan
operasional organisasi dan akibatnya selama tahun baku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004)
adalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba-Rugi,
Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, seperti
misalnya, sebagai Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan itu meliputi dua hal pokok,
yaitu: Neraca dan Laporan Laba-Rugi. Neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan
modal sendiri pada saat tertentu. Laporan Laba-Rugi mencerminkan hasil-hasil yang
dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun.
1. Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia (2004), tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Menurut Rudianto (2006), secara umum laporan keuangan disusun dengan beberapa
tujuan, diantaranya yaitu:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai
aktivitas pembelanjaan dan investasi.
c. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntasi yang digunakan.
2. Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004), pemakai laporan keuangan
meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor.
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b. Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun,
dan kesempatan kerja.
c. Pemberi Pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak dan sebagai dasar untuk menyusun stastistik pendapatan nasional
dan statistik lainnya.
g. Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Menurut pendapat Purba dan Andreas (2006), Pemakai laporan keuangan
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
1) Manajemen.
Manajemen berkepentingan melihat besar kecilnya laba perusahaan
untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan. Laporan keuangan juga
dapat menentukan strategi, pengawasan serta menjadi ukuran dalam
memberikan insentif karyawan. Manajemen juga bertanggung jawab
atas penyajian dan penyusunan laporan keuangan.
b. Pemakai Eksternal
1) Penanam Modal.
Penanam modal dan penasihatnya berkepentingan dengan risiko yang
melekat pada investasi mereka serta berapa besar deviden yang akan
mereka peroleh. Mereka juga akan mengambil keputusan, apakah
akan tetap berinvestasi atau menarik investasi yang telah dilakukan.
2) Pemberi Pinjaman.
Pemberi pinjaman terutama bank, tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk mengetahui apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar oleh perusahan pada saat jatuh tempo.
3) Pemasok dan Kreditor Usaha lainnya.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dengan tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman. Jika perusahaan adalah
pelanggan utama mereka, maka berkepentingan untuk mengetahui
kelangsungan hidup perusahaan.
4) Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
5) Pemerintah dan Badan Regulator lainnya.
Pemerintah dan badan regulasi lainnya berkepentingan terhadap
aktivitas perusahaan. Pemerintah dan badan regulasi lainnya
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan Nasional dan statistik lainnya. Lembaga Negara
selain pemerintah yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah
Bank Indonesia. Dalam melakukan analisa Capital Adequacy Ratio
atau CAR secara Nasional, Bank Indonesia mengumpulkan informasi
dari laporan keuangan bank yang dilaporkan secara berkala.
6) Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misal, Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian Nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan
dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan ( trend ) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan, serta rangkaian aktivitasnya.
7) Karyawan.
Karyawan berkepentingan melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
3. Komponen Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Neraca, adalah laporan keuangan yang memperlihatkan jumlah dan sifat
aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik usaha pada saat tertentu.
1) Aktiva, adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan
yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang.
2) Kewajiban, adalah utang yang harus dibayar perusahaan dengan uang
atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
3) Modal, adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan.
Berdasarkan pendapat Sawir (2005), neraca merupakan laporan yang
memberikan informasi mengenai jumlah harta, utang, dan modal perusahaan
pada saat tertentu. Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai
sumber dan penggunaan dana perusahaan.
b. Laporan Laba-Rugi, adalah suatu daftar yang menggambarkan hasil
operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Di dalamnya terdiri
dari pendapatan dan beban. Bila pendapatan lebih besar dari beban, maka
perusahaan akan mendapatkan laba dan bila pendapatan lebih kecil dari
beban, maka perusahaan akan menderita kerugian.
1) Pendapatan, adalah aliran penerimaan kas/harta lain yang diterima
dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.
2) Beban, adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang
dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.
Berdasarkan pendapat Sawir (2005), laporan laba-rugi merupakan laporan
mengenai pendapatan, biaya-biaya, dan laba perusahaan selama periode
tertentu.
a. Laporan Perubahan Modal, adalah suatu daftar informasi yang
menggambarkan tentang perubahan modal pemilik. Perubahan ini biasa
disebabkan karena ada tambahan modal atau disebabkan adanya prive
(pengambilan untuk kepentingan pribadi pemilik).
b. Laporan Arus Kas, adalah suatu daftar informasi yang melaporkan
penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu, serta dari
mana kas datang dan bagaimana kas tersebut dibelanjakan.
D. Audit Laporan Keuangan
Jusup (2001) subyek suatu audit laporan keuangan berupa data akuntansi yang
ada dalam buku, catatan, dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Kebanyakan
bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi auditor terdiri dari data yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi. Asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menjadi perhatian utama auditor seringkali merupakan asersi tentang
transaksi-transaksi akuntansi dan kejadian akuntansi lainnya, serta saldo rekening
yang merupakan hasil dari transaksi dan kejadian tersebut. Selain itu, kriteria yang
ditetapkan untuk asersi akuntan pada umumnya adalah kesesuaian dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu seorang akuntan pada suatu
perusahaan tidak harus mengerti tentang auditing, tetapi seorang auditor harus
memahami tentang akuntansi. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan
informasi penting lainnya, sedangkan auditing biasanya tidak menghasilkan data
akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan dengan cara
melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan selanjutya
mengkomunikasikan hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Auditing didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa
diverifikasi. Data dikatakan bisa diverifikasi apabila dua orang berkualifikasi tertentu
atau lebih melakukan pemeriksaan secara independen satu dengan lainnya, diperoleh
kesimpulan yang sama dari data yang diperiksanya. Masalah bisa tidaknya data
diverifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan yang memiliki keabsahan sesuai
dengan audit yang dilakukan.
Dalam beberapa disiplin, data dikatakan bisa diperiksa apabila pemeriksa bisa
membuktikan tanpa keraguan bahwa data benar atau salah. Hal sepeti itu tidak
berlaku dalam akuntansi dan auditing. Auditor hanya membutuhkan dasar yang
memadai untuk menyatakan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.
Dalam melakukan pemeriksaan auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan
validitas dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo.
Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, benar, baik atau berdasar, dan ketepatan
berarti sesuai dengan aturan akuntansi yang telah ditetapkan dan kebiasaan.
1. Tujuan Audit Laporan Keuangan
Tujuan audit laporan keuangan dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Tujuan audit secara umum adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk
mencapai tujuan tersebut, hal yang biasanya dilakukan dalam audit adalah
mengidentifikasi sejumlah tujuan khusus audit bagi setiap akun yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
b. Tujuan Khusus
Tujuan audit secara khusus ini diambil dari asersi yang dibuat oleh
manajemen dan dimuat dalam laporan keuangan. Asersi (assertion)
adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen
laporan keuangan. Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar berikut
ini:
1) Keberadaaan atau keterjadian (existence or accurance)
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan
apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah
transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
2) Asersi kelengkapan (completeness)
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan dalam laporan
keuangan.
3) Asersi Hak dan Kewajiban (rights and obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak
perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusahaan pada
tanggal tertentu.
4) Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aset,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya.
5) Penyajian atau pengungkapan (presentation or disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu
laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan
semestinya.
2. Tahap-Tahap Audit atas Laporan Keuangan
Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut Mulyadi (2002),
dibagi menjadi empat tahap:
a. Penerimaan perikatan audit
Dalam perikatan audit, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan
keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan
pekerjaan audit tersebut berdasarkan konpetensi profesionalnya. Langkah
awal pekerjaan audit laporan keuangan berupa pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk
melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
Tahap penerimaan perikatan audit yang dilakukan auditor menempuh
suatu proses yang meliputi evaluasi integritas manajemen, identifikasi
keadaan khusus dan risiko luar biasa, menentukan kompetensi untuk
melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuan
untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan
keseksamaan, serta membuat surat perikatan audit.
b. Perencanaan audit
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan audit yang dibuat auditor. Dalam perencanaan audit, seorang
auditor dituntut untuk memahami bisnis dan industry klien dan
memahami pengendalian intern klien.
c. Pelaksanaan pengujian audit
Tahap pelaksanaan pengujian audit ini juga disebut dengan pekerjaan
lapangan. Tujuan utama pelaksanaan pengujian audit adalah untuk
memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern klien dan
kewajaran laporan keuangan klien. Dalam tahap ini, langkah awal yang
dilakukan auditor adalah membuat program audit yang digunakan untuk
pengujian pengendalian intern klien dan menilai kewajaran laporan
keuangan klien. Setelah program audit selesai dilaksanakan, auditor
melakukan evaluasi dan menilai hasil dari pelaksanaan program audit
tersebut yang dituangkan dalam kertas kerja.
d. Pelaporan audit
Dalam tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa
pelaporan audit, terhadap dua tahap penting :
1) Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan
menarik simpulan,
2) Menerbitkan laporan audit
Dari hasil tahap pelaksanaan pengujian audit yang berupa kertas kerja
tersebut, auditor menarik simpulan secara menyelurh dan memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat
subyektif sifatnya, yang sangat tergantung pada pertimbangan profesional
auditor.
E. Perencanaan Audit Laporan Keuangan
Dalam pelaksanaan proses audit, audit dibagi menjadi empat tahapan kegiatan
penting. Salah satu tahapan kegiatan penting dalam audit laporan keuangan adalah
perencanaan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan
dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan sikap
skeptic profesioanal tentang berbagai hal seperti integritas manajemen, kekeliruan
dan ketidakberesan dan tindakan melawan hukum (Jusup, 2001). Oleh karena itu,
dalam perencanaan audit diperlukan penyusunan suatu kerangka kerja yang
menyeluruh tentang pelaksanaan yang akan dilakukan, waktu, luas, tempat, tujuan,
personal, dan sifat dari auditor yang dilakukan.
Perencanaan audit adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut
prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit.
Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus benar-benar merencanakan audit
agar audit berjalan efektif dan efisien. Perencanaan audit yang memadai tercantum
dalam standar pekerjaan lapangan pertama pada standar auditing seksi 311 tentang
perencanaan dan supervise yang mengharuskan bahwa “pekerjaan harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya”
Supervisi mencakup pengarahan asisten yang tergabung dalam tim audit yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut
telah tercapai (Jusup, 2001).
Menurut Standar Auditing (IAI) seksi 311 paragraf 3, dalam perencanaan
audit, audit harus mempertimbangkan antara lain :
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industry yang menjadi tempat
usaha entitas tersebut.
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengelola informasi akuntansi pokok perusahaan.
4. Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustmen).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya
transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
F. Tahap-Tahap Perencanaan Audit Laporan Keuangan
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya,
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merencanakan audit.
Untuk membantu dalam mempelajari perencanaan audit laporan keuangan,
diambil beberapa tahap-tahap perencanaan dari beberapa sumber. Dari perbandingan
beberapa sumber tersebut diharapkan dapat saling melengkapi, karena ada tahap-
tahap perencanaan audit laporan keuangan yang tidak dijelaskan secara terperinci.
Dalam penelitian ini, akan dibandingkan tahap-tahap perencanaan audit laporan
keuangan menurut Mulyadi, Boynton et al, menurut IAI dan menurut IAPI yang
ditetapkan Standar Auditing (SA).
1. Menurut Mulyadi (2002) Tahap-tahap perencanaan audit laporan keuangan
adalah:
a. Memahami bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan prosedur analitik
c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
d. Mempertimbangkan resiko bawaan
e. Memahami pengendalian intern klien
f. Mempertimbangkan beberapa factor yang berpengaruh terhadap saldo
awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama.
g. Memahami pengendalian intern klien.
2. Menurut Boynton (2003) tahap-tahap perencanaan audit laporan keuangan
adalah :
a. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan prosedur analitik
c. Membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
d. Mempertimbangkan risiko audit
e. Mengembangkan strategi audit awal untuk asersi signifikan
f. Memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern klien
3. Tahap-tahap perencanaan audit laporan keuangan menurut IAI (2001)
a. Memperoleh informasi mengenai masalah yang berkaitan dengan bisnis
entitas dan industry yang menjadi tempat usaha entitas tersebut (SA seksi
318)
b. Memperoleh informasi mengenai kebijakan dan prosedur akuntansi
entitas tersebut (SA seksi 318)
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan (SA seksi 311 &
SA seksi 324)
d. Melaksanakan prosedur analistik (SA seksi 329)
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit (SA
seksi 312)
f. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubah pengujian
audit, seperti resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau
adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(SA seksi 316 & SA seksi 319)
g. Memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien
(SA seksi 319)
h. Menetapkan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (SA seksi 312
& SA seksi 319)
i. Membuat kertas kerja (SA seksi 339)
j. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian atau
adjustment (SA seksi 311)
k. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh,
laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan
keuangan yang akan diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk
menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian). (SA seksi
3111)
4. Standar Perencanaan Audit Laporan Keuangan SPAP oleh IAPI
a. Ruang Lingkup
Standar Audit mengatur tanggungjawab auditor untuk merencanakan
audit atas laporan keuangan
b. Peran dan Saat Perencanaan
Perencanaan suatu audit melibatkanpenetapan strategi audit secara
keseluruhan untuk perikatan tersebut dan pengembangan rencana audit.
Perencanaan yang cukup bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan
dalam beberapa hal, termasuk hal-hal berikut (Paragraf A1-A3)
1) Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap
area yang penting dalam audit.
2) Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang potensial secara tepat waktu
3) Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan
audit dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
4) Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan dengan tingkat
kemampuan dan kompetensi yang tepat untuk merespon risiko yang
diantisipasi dan penugasan pekerjaan yang tepat kepada mereka.
5) Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan dan
penelaahan atas pekerjaan mereka.
6) Membantu jika relevan dalam pengoordinasian hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh auditor komponen dan pakar.
c. Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk merencanakan audit agar audit tersebut dapat
dilaksanakan dengan efektif.
d. Keterlibatan anggota tim perikatan utama
Rekan perikatan dan anggota tim perikatan lainnya harus dilibatkan
dalam perencanaan audit, termasuk merencanakan dan berpartisipasi
dalam diskusi diantara anggota tim perikatan.
e. Aktivitas Awal Perikatan
Auditor harus melakukan aktivitas-aktivitas berikut pada awal perikatan
audit:
1) Melaksanakan prosedur yang dipersyaratkan oleh Standar Audit 220
tentang keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit
tertentu.
2) Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan,
termasuk independensi sesuai dengan Standar Audit 220
3) Menetapkan suatu pemahaman atas ketentuan perikatan seperti yang
ditentukan oleh Standar Audit 210
f. Aktivitas Perencanaan
Auditor harus menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang
menetapkan ruang lingkup, waktu dan arah audit serta memberikan
panduan bagi pengembangan rencana audit.
Dalam menetapkan strategi audit secara keseluruhan auditor harus :
1) Mengidentifikasi karakteristik perikatan yang mendefinisikan ruang
lingkupnya;
2) Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan waktu
audit dan sifat komunikasi yang disyaratkan
3) Mempertimbangkan factor-faktor yang menurut pertimbangan
profesional auditor, signifikan dalam mengarahkan usaha tim
perikatan;
4) Mempertimbangkan hasil aktivitas awal perikatan dan jika relevan,
apakah pengetahuan yang diperoleh dari perikatan lain yang telah
dilaksanakan oleh rekan perikatan adalah relevan untuk entitas yang
akan diaudit; dan
5) Memastikan sifat, saat dan luas sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan perikatan (Paragraf A8-A11)
Auditor mengembangkan suatu rencana audit yang harus mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1) Sifat, saat dan luas prosedur penilaian resiko yang direncanakan
seperti yang ditentukan dalam Standar Audit 315
2) Sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan yang direncanakan pada
tingkat asersi seperti ditentukan dalam Standar Audit 330
3) Prosedur audit lainnya yang direncanakan yang harus dilaksanakan
agar perikatan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh
Standar Audit (Paragraf A12)
Auditor harus memutakhirkan dan mengubah strategi audit secara
keseluruhan dan rencana audit jika diperlukan selama pelaksanaan audit
(Paragraf A13)
Auditor harus merencanakan sifat, saat dan luas arah serta supervisi atas
anggota tim perikatan dan penelaahan atas pekerjaan mereka (Paragraf
A14-A15)
g. Dokumentasi
Auditor harus memasukkan hal-hal berikut ini dalam dokumentasi audit
1) Strategi audit secara keseluruhan
2) Rencana audit
3) Setiap perubahan signifikan yang dilakukan selama perikatan audit
terhadap strategi audit atau rencana audit secara keseluruhan dan
alasan atas perubahan tersebut (Paragraf A16-A19)
h. Pertimbangan tambahan dalam perikatan audit
1) Melaksanakan prosedur yang disyaratkan oleh SA 220 tentang
penerimaan hubungan dengan klien dan perikatan audit tertentu
2) Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu jika terjadi
pergantian auditor untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan
(Paragraf A20)
G. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini peneliti akan menjelaskan perencanaan audit laporan
keuangan yang sesuai dengan standar audit menurut IAPI. Oleh karena itu seorang
auditor harus membuat perencanaan audit laporan keuangan yang baik dan benar dan
sesuai dengan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI sehingga dapat
menciptakan audit yang efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan
pada bagan kerangka pikir dibawah ini :
Gambar 1.
Kerangka Pikir
H. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan landasan analisa teori, maka hipotesis
penelitian adalah perencanaan audit laporan keuangan sudah sesuai dengan SPAP
yang diterapkan oleh IAPI.
Standar Auditing
Oleh IAPI
Perencanaan audit
laporan keuangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KAP Jojo Sunarjo Dan Rekan yang terletak di
Jalan Batua Raya Ruko Batara Mas A2 Makassar, Sulawesi Selatan, 90144.
Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Juli sampai Agustus 2016. Peneliti
mengharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan dan
peningkatan kualitas pada KAP Jojo Sunarjo Dan rekan.
B. Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang dirumuskan, maka penelitian ini
termasuk kedalam penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian
yang berpola investigasi dimana data-data dab pernyataan diperoleh dari hasil
interkasi langsung antara peneliti, objek yang diteliti dan orang- orang yang ada di
tempat penelitian.
Penelitian Kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer, penulis meneliti secara langsung pada obyek penelitian dengan
mengadakan wawancara langsung pada auditor untuk mengetahui tahapan
perencanaan yang digunakan, tekhnik-tekhnik pengumpulan informasi dan
strategi dalam proses audit pada klien.
2. Data sekunder adalah data yang tersedia di KAP Jojo Sunarjo dan Rekan dan
dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung dalam analisis data.
Data sekunder berupa dokumentasi perencanaan audit laporan keuangan yang
terangkum dalam kertas kerja pemeriksaan, system pengendalian mutu,
pedoman umum audit laporan keuangan dan surat perjanjian dengan klien.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Interview, yaitu melalui wawancara tanya jawab dengan pihak yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo
Sunarjo dan Rekan
2. Dokumentasi, yaitu dengan memeriksa secara teliti dan mendalam atas
dokumen dan catatan yang berhubungan dengan perencanaan audit laporan
keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Perencanaan Audit
Perencanaan audit adalah proses yang penting dan menentukan dalam
proses audit. Perencanaan audit adalah tahapan yang terperinci yang
menyangkut prosedur dan rencana auditor dalam proses audit dan harus
direncanakan dengan baik agar audit berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Standar Audit
Standar audit merupakan pedoman dan acuan bagi seorang auditor
dalam melaksanakan audit. Proses audit yang baik dan benar tentunya harus
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik
Indonesia dalam Standar Audit.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
analisis Komparatif dengan beberapa langkah berikut ini :
1. Memperoleh pemahaman mengenai perencanaan audit laporan keuangan KAP
Jojo Sunarjo dan Rekan, selanjutnya pemahaman tersebut didokumentasikan.
2. Menguji kesesuaian perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan dengan cara :
a. Membandingkan antara desain perencanaan audit laporan keuangan KAP
Jojo Sunarjo dan Rekan dengan perencanaan audit laporan keuangan
menurut SPAP.
b. Apabila desain sesuai, langkah selanjutnya membandingkan antara desain
perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
dengan operasionalnya.
c. Apabila desain tidak sesuai, maka langkah selanjutnya membandingkan
antara perencanaan audit laporan keuangan menurut SPAP dengan
operasional perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan adalah pejabat yang
independen dalam menilai kewajaran Laporan Badan Usaha atau Sektor Publik.
Kinerja keuangan yang telah dilakukan oleh suatu badan usaha atau organisasi akan
dinilai apakah telah dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Peranan ini berguna bagi Investor, Bank dan pemerintah maupun bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, manajemen organisasi ataupun pihak-pihak lainnya yang
membutuhkan. Sebagai agen Profesional resmi yang diangkat dan ditetapkan oleh
pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan, Kantor Akuntan Publik Jojo
Sunarjo dan Rekan adalah institusi Independen dalam memberikan pelayanan jasa
kepada yang membutuhkan.
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan telah melakukan perubahan
akte perusahaan sesuai Akte perubahan No. 22 Tanggal 07 Mei 2013 oleh Notaris
Daniel Paraganda Marpaung, SH., MH Notaris di Jakarta.
Akte perubahan tersebut adalah untuk mengganti nama Kantor Akuntan
Publik Jojo Sunarjo, Ruchiat dan Arifin menjadi Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo
dan Rekan dan mengangkat nama-nama tersebut sebagai rekan :
a. Drs. Jojo Sunarjo, AK., MM. – Rekan Pimpinan
b. Drs. H. Zainal Arifin, AK., MM. – Rekan Pimpinan Cabang
c. Ridwan Saleh, SE., AK., CPA – Rekan
d. Muhaimin SE., AK. – Rekan Pimpinan Makassar
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan memperoleh ijin Praktek
Akuntan Publik dari Departemen KEP-220/KM.5/2005 Tanggal 29 Juli 2005 serta
telah terdaftar dalam Buku Directory Institut Akuntan Publik Indonesia.
Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan telah sesuai dengan Surat Izin
Usaha Kantor Akuntan Publik dari Mneteri Keuangan Nomor : KEP-440/KM.1/2013
Tanggal 19 Juni 2013, berkantor Pusat di Gedung Dewan Pers Lantai 5 Jl. Kebon
Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat – 10110, telepon (021) 3506192, 70640024, Fax (021)
3506192. Saat ini telah memiliki 3 (Tiga) cabang utama yaitu:
Kantor Pusat Jakarta
Cabang Bandung Jawa Barat
Kantor Makassar Sulawesi Selatan
40
Pimpinan Perusahaan (Managing Partner) adalah Drs. Jojo Sunarjo, Ak., MM.
terdaftar sebagai Akuntan Pasar Modal dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal Nomor : 313/PM/STTD-AP/2002 Tanggal 01 Mei 2002 serta
terdaftar sebagai Auditor Bank Umum Nomor : 4/250/PDIP/DtB Tanggal 05 Agustus
2002.
B. Jenis Pelayanan Jasa
Dengan tersedianya tenaga-tenaga professional yang telah berpengalaman,
maka kami bersedia dan mampu memberikan beberapa jenis pelayanan jasa yang
meliputi
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik terhadap laporan
keuangan perusahaan yang meliputi Neraca, Perhitungan Laba Rugi, Ikhtisar
Laba Ditahan dan Ikhtisar Perubahan Posisi Keuangan Kewajaran laporan
Keuangan secara keseluruhan.
a. Laporan pertanggungjawaban dari pimpinan perusahaan (management)
kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Persyaratan memperoleh fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan
non bank.
c. Persyaratan memperoleh ijin menjual saham kepada masyarakat.
d. Penilaian laporan pertanggungjawaban keuangan dari anak perusahaan
kepada induk perusahaan atau dari kantor cabang kepada kantor pusat.
e. Laporan keuangan untuk kepentingan merger atau joint venture untuk
kepentingan perpajakan
2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus (Investigation) dilakukan atas permintaan
perusahaan untuk memeriksa kejadian-kejadian khusus yang meliputi antara
lain :
a. Masalah pembelian
b. Menemukan kecurangan atau penggelapan
c. Masalah perluasan usaha
d. Masalah struktur permodalan perusahaan
e. Masalah kalkulasi harga pokok
f. Masalah persediaan
g. Dan lain-lain
3. Pemeriksaan Pengelolaan (Management Audit)
Merupakan evaluasi secara bebas, selektif dan analisis terhadap suatu
program, kegiatan atau fungsi dalam manajemen untuk memberikan saran atau
informasi penting demi terselenggaranya pelaksanaan manajemen sehat, efektif
dan efisien.
Pemeriksaan manajemen meliputi ruang lingkup antara lain :
1. Menilai apakah system akuntansi dan pelaporan sudah cukup memadai
2. Menilai apakah kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan secara efektif
dan efisien
3. Menilai apakah cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu
telah dilaksanakan dengan biaya yang efisien.
4. Menilai efektifitas kerja, saluran distribusi, serta efektifitas pemasaran
5. Menilai efisiensi perusahaan, baik intern maupun dalam perbandingannya
dengan perusahaan pesaing atau dengan rata-rata perusahaan yang sejenis.
4. Penyusunan Sistem Akuntansi ( Accounting System Design)
Yang dimaksud dengan system akuntansi adalah semua alat bantu
manajemen yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengklarifikasi, melaporkan, dan menafsirkan informasi mengenai transaksi
perusahaan secara efektif dan efisien, agar dapat menj amin keamanan harta
milik perusahaan serta dapat dilaksanakannya kebijakan-kebijakan perusahaan
yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup penyusunan system akuntansi meliputi :
a. Penilaian dan penyusunan fungsi-fungsi dalam organisasi perusahaan
yang dapat dipertanggungjawabkan ditinjau dari segi pengawasan intern
(internal control)
b. Penyusunan system dan prosedur berbagai fungsi dalam organisasi
perusahaan yang meliputi system dan prosedur penjualan dan penerimaan
kas; pembelian dan pengeluaran kas; persediaan; produksi; pembayaran
gaji dan upah; hubungan antara anak perusahaan dengan induk
perusahaan; hubungan antara kantor cabang dengan kantor pusat; dan
sebagainya.
c. Penyusunan pedoman akuntansi umum (general Accounting manual)
d. Penyusunan pedoman akuntansi Biaya (Cost Accounting manual)
e. Penyusunan pedoman klarifikasi rekening dank ode rekening
f. Merancang bentuk dan isi formulir, buku besar, buku pembantu, serta
bentuk dan isi laporan keuangan, laporan produksi dan laporan lainnya.
5. Penyusunan Anggaran Dan Penyusunan Sistem Anggaran
Pelayanan jasa ini meliputi penyusunan rencana seluruh kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk kuantitatif.
Bentuk layanan jasa ini meliputi :
a. Penyusunan anggaran perusahaan (budget preparation), baik umtuk
perencanaan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
b. Penyusunan anggaran perusahaan untuk kegiatan khusus
c. Memfungsionalkan anggaran perusahaan sebagai alat pengendalian biaya
(budgetary control)
6. Jasa Administrasi (Clerical Service)
Bentuk jasa akuntansi (clerical service) mencakup pembuatan buku-
buku atau catatan-catatan yang perlu dimiliki perusahaan serta membimbing
melakukan pembukuan sehingga dapat disusun laporan keuangan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi umum yang berlaku di Indonesia
Pelayanan jasa ini meliputi :
a. Mengatur dokumen dan bukti-bukti transaksi untuk diarsipkan dengan
baik, serta mempersiapkan buku-buku yang diperlukan untuk mencatat
transaksi-transaksi perusahaan.
b. Membantu melakukan pembukuan sampai dengan penyusunan laporan
keuangan perusahaan secara manual atau dengan computer.
7. Study Kelayakan (Feasibility Study)
Pelayanan jasa study kelayakan (feasility study) mencakup kegiatan
analisis dan evaluasi terhadap suatu rencana kegiatan atau proyek, yang
meliputi aspek-aspek organisasi dan manajemen, pemasaran, teknis, keuangan
dan ekonomi, dengan tujuan untuk dapat memberikan rekomendasi mengenai
kelayakan suatu proyek. Hasil study kelayakan dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan untuk proyek dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis untuk masa sekarang dan yang akan
datang.
Study kelayakan pada umumnya diperlukan dalam rangka :
a. Membangun suatu proyek baru atau perluasan proyek yang sudah ada.
b. Memperoleh fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan non bank
c. Sebagai salah satu persyaratan memperoleh izin investasi dari badan
koordinasi penanaman modal, baik dalam rangka penanaman modal
dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA)
d. Penilaian (Valuation) dari perusahaan
8. Konsultasi Manajemen Dan Perpajakan (Management And Tax Consulting)
Kegiatan bidang ini meliputi pelayanan jasa berupa pemberian saran atau
nasehat manajemen dan perpajakan yang mencakup maslah keuangan dan
akuntansi, produksi, pemasaran, pengelolaan persediaan sarta saran dan nasehat
yang menyangkut perpajakan, termasuk cara-cara pengisian surat
pemberitahuan pajak (SPT), neraca fiksi serta pengurusannya. Pembuatan tax
planning meliputi design / bentuk transaksi flow of dokuments untuk
mengoptimalkan dan menyederhanakan alur-alur transaksi dan beban pajaknya
(fax efficiency)
Jasa perpajakan juga meliputi penyiapan data-data yang layak diberikan
sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus, sosialisasi dan
updating peraturan / ketentuan perpajakan yang berdampak langsung maupun
terhadap kewajiban perpajakan perusahaan.
Disamping itu, penyelesaian masalah perpajakan yang meliputi proses
sejak pengajuan keberatan sampai dengan banding ke pengadilan pajak.
Jasa perpajakan yang dapat kami lakukan pada proses banding meliputi
penyiapan materi banding dan ikut serta dalam proses persidangan tersebut.
C. Visi dan Misi
1. VISI
Terwujudnya Kantor Akuntan Publik Kap Swd & rekan yang
handal,terpercaya, jujur berwatak social, yang berlandaskan kepada ketuhanan
yang maha esa, mampu mengatasi semua problem kliendengan tetap
mengembangkan indepedensi.
2. MISI
a. Menjalankan standart profesional akuntan publik dengan benar
b. Menjalankan dan memahami standar psak dengan benar
c. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan ilmu pengetahuan
d. Jujur dan berkomuniasi dengan semua pihak
e. Ramah, santun , melaksanakan prosedur
D. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
JOJO SUNARJO DAN REKAN
REKAN PIMPINAN
DRS. JOJO SUNARJO, AK. MM.
(Terdaftar di Bank Indonesia)
Sekretaris
Nani Aminah, SE.
Rekan
Ridwan Saleh, SE., Ak. CA.
Rekan
Zainal Arifin, AK. MM
Rekan
Imsan Muhaimin, SE., Ak., CA.
Supervisor / Pengawas
Pemeriksaan
Drs. Sujono R. N
Supervisor / Pengawas
Pemeriksaan
Sugiono, SE., Ak.
Supervisor / Pengawas
Pemeriksaan
Shamad Mustang, SE., Ak.
SUPERVISOR DAN STAF PELAKSANA
Masri Hendra, SE.
Sarfin Nasirun, SE., Ak.
Fatmawati, S.Pd
Muhammad Nur, SE.
Muhammad Fitra Ilyas, SE.
Edy Sulastri, SE.
Akmam, SE.
Danang Ruhadi
Staff Ahli :
Ide Juang Humantito, SE., Ak., M.Si.
Edie Susanto, SE., Ak., M.Si
Muh. Taufiq Tj. Aman SE., Ak.
Danang Rahmad, SE., Ak., M.Si
Fithratuddin, S.S.T
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan Audit Laporan Keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna
laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh
auditor tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material
sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Dalam hal
kebanyakan kerangka bertujuan umum, opini tersebut adalah tentang apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan
kerangka. Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit dan ketentuan
etika yang relevan memungkinkan auditor untuk merumuskan opini.
Namun sebelum melaksanakan audit ada beberapa proses tahapan yang harus
dilaksanakan, salah satunya adalah perencanaan audit atau audit plan. Demikian
halnya dengan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan yang salah satu jasa yang disediakan
adalah audit laporan keuangan.
Adapun perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan adalah:
1. Prosedur Penerimaan Penugasan
SPM 1 mengharuskan KAP untuk memperoleh informasi yang dipandang perlu
sesuai dengan kondisinya sebelum menerima suatu perikatan dari suatu klien
baru, ketika memutuskan apakah akan melanjutkan perikatan yang telah ada
49
dan ketika mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang telah
ada. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memutuskan penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit, yaitu :
a. Integritas pemilik utama, manajemen ini, dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola entitas;
b. Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan audit dan
kapabilitas yang diperlukan, termasuk waktu dan sumber daya;
c. Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika
yang relevan; dan
d. Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit periode kini atau
periode lalu, dan implikasinya terhadap keberlangsungan hubungan
perikatan.
Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa prosedur yang tepat atas
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit telah
diikuti dan harus menentukan bahwa kesimpulan yang ditarik dalam hal ini
sudah tepat. Jika perikatan memperoleh informasi yang dapat menyebabkan
KAP untuk menolak perikatan audit seandainya informasi tersebut tersedia
lebih awal, maka rekan perikatan harus mengomunikasikan informasi tersebut
dengan segera kepada KAP, sehingga KAP dan rekan perikatan dapat
melakukan tindakan yang diperlukan.
2. Prosedur Menjaga Independensi
Kode etik menetapkan prinsip dasar etika professional yang mencakup :
a. integritas
b. objektivitas
c. kompetensi dan kecermatan professional
d. kerahasiaan dan
e. perilaku profesional.
Tim audit dapat mengidentifikasi ancaman terhadap independensi yang
berkaitan dengan perikatan audit yang di dalamnya pencegahan mungkin tidak
dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
diterima. Dalam kondisi tersebut, seperti yang disyaratkan dalam SA 220
(paragraph 11) tim audit melaporkan kondisi tersebut kepada pihak yang
relevan di dalam KAP untuk menentukan tindakan yang tepat, yang mungkin
mencakup penghilangan aktivitas atau kepentingan yang menciptakan ancaman
tesebut atau menarik diri dari tim audit jika dimungkinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tim audit harus menarik kesimpulan atas kepatuhan terhadap ketentuan
independensi yang berlaku dalam perikatan audit. Langkah yang harus diambil
oleh tim audit adalah:
a. memperoleh informasi yang relevan dari KAP untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman terhadap
independensi
b. mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi
mengancam independesi tim audit
c. melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan
pencegahan yang dapat mengancam independensi tim audit.
3. Prosedur Perencanaan Audit
Rencana audit adalah lebih rinci daripada strategi audit secara
keseluruhan, karena rencana audit mencakup sifat, saat dan luas prosedur audit
yang akan dilaksanakan oleh anggota tim perikatan. Perencanaan atas prosedur
audit tersebut terjadi selama pelaksanaan audit seiring dengan berkembangnya
rencana audit untuk perikatan tersebut. Perencanaan atas prosedur penilaian
resiko oleh auditor terjadi pada awal proses audit. Namun perencanaan sifat,
saat dan luas prosedur audit selanjutnya yang spesifik bergantung pada hasil
prosedur penilaian resiko. Selain itu auditor dapat memulai pelaksanaan
prosedur audit lanjutan untuk beberapa golongan transaksi, saldo akun dan
pengungkapan sebelum merencanakan seluruh sisa prosedur audit lanjutan.
B. Dokumentasi KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
KAP Jojo Sunarjo dan Rekan wajib menyiapkan, mengumpulkan, dan
mendokumentasikan bukti dan kertas kerja untuk mendukung laporan auditnya.
1. Permanent File
Merupakan kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa
tahun, misalnya: Akte Pendirian, buku pedoman akuntansi perusahaan dan
notulen rapat.
2. Current File
Merupakan kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan, misalnya: Neraca Saldo, Berita acara kas opname, rekonsiliasi bank,
rincian piutang, rincian persediaan, rincian utang dan rincian biaya.
3. Correspondence File
Merupakan kertas kerja yang berasal dari hasil korespondensi dengan
klien, misalnya surat Fax.
C. Pengujian
1. Memperoleh Pemahaman Mengenai Perencanaan Audit Laporan Keuangan
Pada KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
Setelah penulis melakukan wawancara dan pengamatan dokumen yang
berhubungan dengan perencanaan audit pada KAP Jojo Sunarjo dan Rekan.
Pada sebagian besar klien, yang terjadi adalah pihak KAP Jojo Sunarjo
mendapatkan permintaan oleh calon klien. Setelah mendapatkan permintaan,
pihak KAP Jojo Sunarjo dan Rekan akan menyusun rencana survey
pendahuluan. Rencana tersebut berisi tentang kapan survey tersebut dilakukan
,dan oleh siapa saja survey tersebut dilakukan. Survey pendahuluan merupakan
bagian penting sebelum melakukan perikatan. Dalam survey pendahuluan
tersebut, KAP Jojo Sunarjo dan Rekan diharapkan mendapatkan informasi yang
lengkap dan benar. Informasi tersebut sangat penting karena akan menentukan
besarnya biaya, waktu audit, dan kesanggupan dari KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan itu sendiri dalam menyetujui permintaan yang diajukan oleh pihak calon
klien.
Setelah rencana survey pendahuluan disusun, pihak KAP Jojo Sunarjo
dan Rekan menghubungi pihak perusahaan calon klien yang telah melakukan
permintaan untuk melakukan kesepakatan mengenai waktu, biaya, dan siapa
saja yang akan melakukan survey pendahuluan. Setelah kesepakatan dibentuk,
KAP Jojo Sunarjo dan Rekan akan menugaskan satu atau lebih auditor untuk
melakukan survey pendahuluan.
Setelah survey pendahuluan dilakukan, auditor yang ditugaskan akan
memberikan hasil survey pendahuluan yang berisi informasi mengenai
perusahaan tersebut. Informasi tersebut diantaranya dapat berisi tentang nama
perusahaan, susunan pengurus perusahaan, kepemilikan, permodalan, laporan
keuangan perusahaan tahun sebelumnya, dan lain-lain.
Berdasarkan informasi dari hasil survey pendahuluan tersebut, KAP Jojo
Sunarjo dan Rekan memperkirakan besarnya biaya audit dan jangka waktu
audit. Setelah itu biaya dan jangka waktu didiskusikan kembali kepada calon
klien. Jika terjadi kesepakatan dan perikatan tersebut akan dituangkan ke dalam
Surat Perjanjian Kerja (SPK).
Pada beberapa klien tertentu, terutama pada klien BUMN, sesuai dengan
Keputusan Pemerintah N0. 80 tahun 2003 pasal 3, pengadaan jasa audit
dilakukan melalui persaingan antara calon penyedia jasa audit. Sehingga survey
pendahuluan dilakukan dengan cara yang berbeda, sesuai dengan aturan
pengadaan jasa tersebut.
2. Menguji Kesesuian Perencanaan Audit Laporan Keunagan KAP Jojo Sunarjo
dan Rekan
Pengujian kesesuaian perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo
Sunarjo dan Rekan dilakukan dengan cara :
a. Membandingkan antara desain perencanaan audit laporan keuangan KAP
Jojo Sunarjo dan Rekan dengan perencanaan audit laporan keuangan
menurut SPAP
b. Apabila desain sesuai, langkah selanjutnya membandingkan antara desain
perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
dengan operasional perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo
Sunarjo dan Rekan
c. Apabila desain tidak sesuai, maka langkah selanjutnya membandingkan
antara perencanaan audit laporan keuangan menurut SPAP dengan
operasional perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan
3. Membandingkan Antara Desain Perencanaan Audit Laporan Keuangan KAP
Jojo Sunarjo dan Rekan dengan Perencanaan Audit Laporan Keuangan menurut
SPAP
Untuk mengetahui apakah desain perencanaan audit laporan keuangan
KAP Jojo Sunarjo dan Rekan sudah sesuai dengan SPAP, maka cara yang
dilakukan adalah dengan membandingkan antara perencanan audit laporan
keuangan Jojo Sunarjo dan Rekan dengan perencanaan audit laporan keuangan
menurut SPAP. Oleh penulis desain yang dimaksud adalah desain yang terdapat
dalam buku Sistem Pengendalian Mutu (SPM) Jojo Sunarjo dan Rekan. Buku
SPM yang dimiliki oleh KAP Jojo Sunarjo dan Rekan merupakan panduan
formal yang digunakan untuk menilai kinerja KAP Jojo Sunarjo dan Rekan.
4. Membandingkan Antara Desain Perencanaan Audit Laporan Keuangan Jojo
Sunarjo dan Rekan dengan Operasional Perencanaan Audit Laporan Keuangan
Jojo Sunarjo dan Rekan.
Dikarenakan desain perencanaan audit laporan keuangan Jojo Sunarjo
dan Rekan sudah sesuai dengan perencanaan audit laporan keuangan menurut
SPAP, maka langkah selanjutnya adalah membandingan antara operasional
perencanaan audit laporan keuangan Jojo Sunarjo dan Rekan. Hal ini
dimaksudkan untuk menilai apakah operasional perencanaan audit laporan
keuangan Jojo Sunarjo dan Rekan sudah sesuai dengan desain perencanaan
audit laporan keuangan Jojo Sunarjo dan Rekan. Meskipun desain perencanaan
audit laporan keuangan Jojo Sunarjo dan Rekan sudah sesuai dengan SPAP,
bukan berarti operasional perencanaan audit laporan keuangan Jojo Sunrjo dan
Rekan.
D. Pembahasan
Berdasarkan wawancara dan dokumentasi pada KAP Jojo Sunarjo dan Rekan,
ditemukan bahwa :
1. Desain perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
terdiri dari 3 bagian :
a. Prosedur penerimaan penugasan
1) Menerima surat penawaran jasa audit dari calon klien.
2) Atas surat permintaan penawaran tersebut, KAP akan mengirimkan
surat jawaban yang intinya berisi kesanggupan untuk melaksanakan
dan permohonan untuk melakukan survey pendahuluan sebagai dasar
penyusunan proposal penawaran jasa audit.
3) Apabila calon klien tidak mengizinkan KAP untuk melakukan survey
pendahuluan, maka KAP akan mempertimbangkan pengajuan
penawaran.
4) Apabila calon klien mengizinkan KAP melakukan survey
pendahuluan maka KAP akan mengirimkan personil untuk
melakukan survey pendahuluan. Hasil survey pendahuluan ini
kemudian dilaporkan kepada partner atau manajemen.
5) Setelah survey pendahuluan dilakukan maka KAP segera menyusun
proposal penawaran jasa audit berdasarkan pada lingkup pekerjaan
yang diperoleh dari survey pendahuluan.
6) Proposal tersebut kemudian dikirimkan kepada calon klien untuk
dipelajari dan dinegosiasikan.
7) Apabila terjadi kesepakatan harga maka langkah berikutnya adalah
perjanjian kerja (SPK)
8) Perjanjian kerja (SPK) yang telah selesai dibuat kemudian dikirimkan
kepada klien untuk ditandatangani dan dikirimkan kembali oleh klien
kepada KAP.
b. Prosedur menjaga independensi
1) Menetapkan anggota tim audit yang akan ditugasi untuk melakukan
audit laporan keuangan klien
2) Mengidentifikasi apakah ada diantara personil yang dipilih menjadi
anggota tim audit memiliki hubungan keluarga atau sejenisnya
(conflict of interest) yang dapat mempengaruhi independensinya.
3) Apabila ada maka akan ditindak lanjuti untuk mengetahui
kepentingan antara auditor dengan klien.
4) Semua personil yang terlibat dalam pelaksanaan audit diwajibkan
untuk membuat surat pernyataan independensi yang ditanda tangani
oleh personil dan signing partner.
5) Supervisor, manajer dan partner melakukan monitoring lapangan
agar masing-masing personil tetap menjaga sikap independen mereka
terhadap klien
c. Prosedur perencanaan audit
1) Mempelajari syarat penugasan yang tertuang dalam SPK.
2) Mempelajari pending matters atau permasalahan tahun lalu yang
ditemukan dan belum ditindaklanjuti
3) Mempelajari dan memahami system dan pengendalian akuntansi
4) Menetapkan resiko audit
5) Menetapkan tingkat materialitas yang relevan terhadap kondisi klien
6) Menetapkan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengujian
substantifitas bukti-bukti pendukung transaksi keuangan yang
dilakukan oleh klien.
7) Mempelajari dan memahami teknologi informasi yang digunakan
oleh klien sehingga pelaksanaan audit dapat dilakukan secara efisien
dan efektif
8) Menyiapkan internal control questionnaires
9) Menyiapkan program audit agar dilaksanakan oleh auditor di
lapangan.
3. Standar Perencanaan Audit Laporan Keuangan SPAP :
a. Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien
Auditor harus melakukan aktivitas-aktivitas berikut ini pada awal
perikatan audit periode kini :
1) Melaksanakan prosedur yang dipersyaratkan oleh SA 220 tentang
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit tertentu.
2) Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan
termasuk independensi sesuai dengan SA 220, dan
3) Menetapkan suatu pemahaman atas ketentuan perikatan seperti yang
ditentukan oleh SA 210 (Paragraf A5-A7)
b. Keterlibatan Anggota Tim Perikatan Utama
Rekan perikatan dan anggota tim perikatan lainnya harus dilibatkan
dalam perencanaan audit, termasuk merencanakan dan berpartisipasi
dalam diskusi diantara anggota tim perikatan (Paragraf A4)
c. Aktivitas Perencanaan
1) Auditor harus menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang
menetapkan ruang lingkup, waktu dan arahan audit, serta yang
memberikan panduan bagi pengembangan rencana audit.
2) Dalam menetapkan strategi audit secara keseluruhan auditor harus:
a) Mengidentifikasi karakteristik perikatan yang mendefinisikan
ruang lingkupnya:
b) Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan
waktu audit dan sifat komunikasi yang disyaratkan:
c) Mempertimbangkan factor-faktor yang menurut pertimbangan
professional auditor, signifikan dalam mengarahkan usaha tim
perikatan:
d) Mempertimbangkan hasil aktivitas awal perikatan dan jika
relevan, apakah pengetahuan yang diperoleh dari perikatan lain
yang telah dilaksanakan oleh rekan perikatan adalah relevan
untuk entitas yang akan diaudit dan
e) Memastikan sifat, saat dan luas sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan perikatan (Paragraf A8-A11)
3) Auditor harus mengembangkan suatu rencana audit yang harus
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Sifat, saat dan luas prosedur penilaian resiko yang direncanakan
seperti yang ditentukan dalam SA 315
b) Sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan yang direncanakan
pada tingkat asersi seperti ditentikan dalam SA 330
c) Prosedur audit lainnya yang direncanakan yang harus
dilaksanakan agar perikatan tersebut memenuhi ketentuan yang
disyaratkan oleh SA (Paragraf A12)
4) Auditor harus memutakhirkan dan mengubah strategi audit secara
keseluruhan dan rencana audit jika diperlukan selama pelaksanaan
audit (Paragraf A13)
5) Auditor harus merencanakan sifat, saat dan luas arah serta supervise
atas anggota tim perikatan dan penelaahan atas pekerjaaan mereka
(Paragraf A14-A15)
3. Analisis Desain Perencanaan Audit Laporan Keuangan KAP Jojo Sunarjo dan
Rekan dengan SPAP
Setelah menganalisis dan membandingkan desain perencanaan audit
laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan dengan standar perencanaan
audit laporan keuangan SPAP dan Hasil perbandingan menunjukkan bahwa
terdapat kesesuaian antara desain dengan SPAP. Pada tahap ini berarti desain
perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan sudah
memenuhi Standar Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI.
4. Membandingkan desain perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo
dan Rekan dengan operasional perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo
Sunarjo dan Rekan yang terdapat pada klien KAP Jojo Sunarjo dan Rekan
Hasil perbandingan menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara desain
perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan dengan
operasional perencanaan audit laporan keuangan KAP Jojo Sunarjo dan Rekan.
Ini berarti KAP Jojo Sunarjo dan Rekan sudah memenuhi standar Profesi
Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Yang menjadi kesimpulan penulis pada penelitian ini adalah perencanaan
audit laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Jojo Sunarjo dan Rekan telah
sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Publik Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan pada penelitian ini, maka penulis
memberikan saran kepada KAP Jojo Sunarjo dan Rekan agar kiranya
mempertahankan standar yang telah diterapkan saat ini dan lebih meningkatkan
kualitas pelayanan jasa audit dan jasa-jasa yang lainnya terhadap klien.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2. Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.
Agoes, Sukrisno. 2012. “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik”, Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta. Salemba Empat.
_____________. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik.
Jilid 1 Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Indonesia
Boynton Johnson Kell. 2003. Modern Auditing. Jakarta. Erlangga
IAPI. 2015. Sejarah IAPI. http://iapi.or.id/detail/49-6-Tentang-Kami.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta.
Salemba Empat
______________________. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba
Empat
Indra. 2010. Jenis-jenis audit. https://indrabexs.wordpress.com/.
Irwanto, Rudi. 2014. Audit Laporan Keuangan Dan Tanggugjawab
Auditor.Http://Rudiirawantofeuh.Blogspot.Co.Id/2014/04/Audit-Laporan-
Keuangan-Dan-Tanggung. Html.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 2002.Auditing, Buku 2, edisi 6. Jakarta. Salemba Empat
Mulyadi, dan Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing, Buku 1 edisi kelima. Jakarta.
Salemba empat
Munawir, Slamet. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty
Purba, Marisi P., dan Andreas. 2005. Isu-isu Kontemporer Akuntansi Keuangan.
Buku-1. Jakarta. Natha Gemilang.
Rudianto. 2006. Akuntansi Koperasi. Jakarta. PT Gramedia Widiasara Indonesia.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Soemarso. 2002. Akuntansi: Suatu Pengantar. Jakarta. Salemba Empat
Sugiyarso, G., dan F. Winarni. 2006. Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran. Jakarta.
Media Pressindo,
Sunyoto, Danang. 2014. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Yokyakarta. Caps
(Centre of Academic Publishing Services)
Supangkat, Harry. (2005). Buku Panduan Direktur Keuangan . Salemba Empat,
Jakarta
64
RIWAYAT HIDUP
HAJAR AZWAD, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 07
September 1993 dari pasangan suami istri Bapak Saharuddin
dan Ibu Badaria. Penulis adalah anak Pertama dari 4
bersaudara dan sekarang bertempat tinggal di Dusun Bonto
Boddia Desa Lempangang Kec. Bajeng Kab. Gowa.
Penulis mengawali jenjang pendidikan di SD Inpres Mannuruki Desa Lempangang
pada tahun 1999 tamat tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat
Sekolah Menengah Pertama di SMPT 1 Bajeng pada tahun 2005 tamat tahun 2008
kemudian melanjutkan kembali ke tingkat menengah atas di SMK Negeri 1 Limbung
pada tahun 2008 tamat tahun 2011 kemudian Pada tahun 2012 penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar dan mengambil jurusan
Akuntansi.