IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

19
Universitas Indonesia IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN INDUSTRI PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT ABC) Meta Natasha Lasria dan Ludovicus Sensi Wondabio 1. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia 2. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Skripsi ini berisi tentang Implementasi Perencanaan Audit Berbasis Risiko dalam Audit atas Laporan Keuangan Industri Properti (Studi Kasus PT ABC). PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri properti. Aktivitas perusahaan ini ialah mendirikan bangunan/real estate dan menyewakannya serta menjadi pengelola atas bangunan yang mereka sewakan. Pendapatan utama Perusahaan didapat dari hasil penyewaan atas properti investasinya. Di dalam perencanaan audit atas laporan keuangan PT ABC terdapat isu mengenai risiko-risiko terkait industri, bisnis, serta laporan keuangan yang akan berpengaruh terhadap proses audit PT ABC. Kesimpulannya adalah perencanaan audit berbasis risiko akan menghasilkan suatu prosedur audit yang lebih terfokus pada akun-akun yang cenderung akan berdampak material terhadap laporan keuangan sehingga proses audit akan lebih efektif. Kata kunci: Audit berbasis risiko; Laporan keuangan; Perencanaan audit. Implementation of Risk-Based Audit Planning of Financial Statements in the Property Industry (Case Study PT ABC) Abstract This thesis contains the implementation of the Risk-Based Audit Planning Audit of Financial Statements of Industrial Property (Case Study PT ABC). PT ABC is a company engaged in the Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Transcript of IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Page 1: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

INDUSTRI PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT ABC)

Meta Natasha Lasria dan Ludovicus Sensi Wondabio

1. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia 2. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstrak

Skripsi ini berisi tentang Implementasi Perencanaan Audit Berbasis Risiko dalam Audit atas

Laporan Keuangan Industri Properti (Studi Kasus PT ABC). PT ABC merupakan perusahaan

yang bergerak dalam industri properti. Aktivitas perusahaan ini ialah mendirikan bangunan/real

estate dan menyewakannya serta menjadi pengelola atas bangunan yang mereka sewakan.

Pendapatan utama Perusahaan didapat dari hasil penyewaan atas properti investasinya. Di dalam

perencanaan audit atas laporan keuangan PT ABC terdapat isu mengenai risiko-risiko terkait

industri, bisnis, serta laporan keuangan yang akan berpengaruh terhadap proses audit PT ABC.

Kesimpulannya adalah perencanaan audit berbasis risiko akan menghasilkan suatu prosedur audit

yang lebih terfokus pada akun-akun yang cenderung akan berdampak material terhadap laporan

keuangan sehingga proses audit akan lebih efektif.

Kata kunci: Audit berbasis risiko; Laporan keuangan; Perencanaan audit.

Implementation of Risk-Based Audit Planning of Financial Statements in the Property

Industry (Case Study PT ABC)

Abstract

This thesis contains the implementation of the Risk-Based Audit Planning Audit of Financial

Statements of Industrial Property (Case Study PT ABC). PT ABC is a company engaged in the

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 2: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

property industry. Activity of this company is to set up the building / real estate and rent it out as

well as being the manager of the building that they rented. Company's main revenue gained from

the lease of property investment. In planning the audit of the financial statements of the ABC

there are issues related risks industry, business, and financial reporting that will affect the PT

ABC auditing process. The conclusion was that the risk-based audit planning will result in a more

focused audit procedures on the accounts that tend to have a material impact on the financial

statements so that the audit process will be more effective.

Keyword : Audit planning; risk-based audit; financial statements.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, perusahaan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat.

Persaingan tersebut terjadi diantara perusahaan karena adanya pengembangan produk atau jasa

yang dihasilkan. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat antar perusahaan membuat

masing-masing perusahaan berlomba dalam persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan perlu

meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dalam situasi krisis dan memenangkan persaingan

dalam era globalisasi.

Laporan keuangan merupakan media utama bagi sebuah Perusahaan untuk mengkomunikasikan

informasi keuangannya kepada pihak luar. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan

catatan atas laporan keuangan.

Perencanaan audit merupakan tahap yang utama dan penting dalam suatu proses audit.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit

yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas

entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Standar

pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang sebaik-baiknya dalam setiap

penugasan audit. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan apapun tentu akan lebih

baik bila terencana dengan baik.Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 3: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

:“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.”

Bisnis properti di Indonesia merupakan bisnis yang semakin berkembang. Bisnis ini meliputi

kegiatan membuka lahan untuk dijadikan tempat tinggal atau tempat usaha, serta membangun

gedung-gedung untuk disewakan kepada pihak lain.

Atas dasar tersebut, penulis ingin mengangkat permasalahan tersebut dengan judul ”Implementasi

Perencanaan Audit Berbasis Risiko dalam Audit atas Laporan Keuangan Industri Properti (Studi

kasus pada PT ABC)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dan terkait dengan keterbatasan data yang dimiliki, maka rumusan

masalah skripsi ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana melakukan kegiatan pra-perikatan audit atas PT ABC.

2) Bagaimana melakukan perencanaan awal atas PT ABC.

3) Bagaimana merancang respon audit terkait perencanaan untuk PT ABC.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Dapat memahami ketentuan pra-perikatan atas audit PT ABC.

2) Dapat melakukan perencanaan awal atas PT ABC yang terdiri atas berbagai macam

komponen.

3) Dapat merancang perencanaan audit secara keseluruhan.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 4: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Tinjauan Teoritis Menurut Sukrisno Agoes (2004), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis

dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

menejemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan

untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Menurut

Arens (2003), auditing adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang

kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pengertian auditing ini intinya ialah pengevaluasian bukti

hingga akhirnya akan memberikan pendapat mengenai kesesuaian informasi sesuai dengan

kriteria-kriteria yang ada atau kewajaran suatu laporan keuangan.

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran

laporan keuangan dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan asersi yang terkandung dalam

setiap laporan keuangan yang disebut dengan asersi menejemen. Asersi menejemen yang

disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori :

a. Keberadaan atau kejadian ( existency or occurance )

Asersi ini merupakan pernyataan manajemen aset, liabilitas dan ekuitas yang

tercantum dalam laporan posisi keuangan benar-benar ada pada tanggal laporan posisi

keuangan serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi

benar-benar terjadi selama periode akuntansi.

b. Kelengkapan ( completeness )

Kelengkapan berarti semua transaksi atas akun-akun yang seharusnya tercatat dalam

laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan asersi

keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar, maka akun akan dinyatakan terlalu

tinggi. Sementara jika asersi kelengkapan tidak benar, maka akun dinyatakan terlalu

rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang

seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan, sedangkan asersi keberadaan

berkaitan dengan penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 5: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

c. Hak dan kewajiban ( rights and obligations )

Auditor harus memastikan apakah aset memang menjadi hak klien dan apakah

liabilitas merupakan hutang klien pada tanggal tertentu.

d. Penilaian dan alokasi ( valuation or allocation )

Asersi ini menyangkut apakah aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan atau beban telah

dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.

e. Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )

Asersi ini menyangkut masalah apakah komponen-komponen laporan keuangan telah

diklasifikasikan, diuraikan dan diungkapkan secara tepat. Pengungkapan berhubungan

dengan apakah informasi dalam laporan keuangan termasuk catatan yang terkait, telah

menjelaskan secara gamblang hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunanya.

Standar audit yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan

dilakukannya perencanaan yang memadai. Tiga alasan utama mengapa auditor memerlukan

perencanaan audit, yaitu :

a. Mendapatkan bukti audit yang cukup sesuai dengan kondisi klien;

b. Menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau; dan

c. Mencegah kesalahpahaman dengan klien.

Menurut SA 311, perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan

dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran

dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.

Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain :

a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha

entitas tersebut;

b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut;

c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi

yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah

informasi akuntansi pokok perusahaan;

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 6: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan;

e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit;

f. Pos pelaporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian;

g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,

seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa; dan

h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan

auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke

Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak

penjualan).

Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan saat pekerjaan

yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis (atau satu set

program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci

prosedur audit yang menurut keyakinan auditor perlu untuk mencapai tujuan audit. Bentuk

program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan. Dalam

mengembangkan program audit, auditor harus diarahkan oleh hasil pertimbangan dan prosedur

perencanaan auditnya. Selama berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan

diperlukannya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut.

Keputusan terpenting yang dibuat oleh sebuah Kantor Akuntan Publik ialah apakah akan

menerima atau melanjutkan suatu penugasan atau klien dan memutuskan untuk menolak suatu

penugasan. Sebelum suatu Kantor Akuntan Publik menerima atau meneruskan penugasan,

auditor harus :

a. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan (financial reporting

framework) yang diusulkan atau digunakan oleh entitas;

b. Menilai apakah Kantor Akuntan Publik dapat mentaati ketentuan etika yang relevan;

c. Mendapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan

tanggung jawabnya berkenaan dengan :

1. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan

yang diterapkan;

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 7: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

2. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk

menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, apakah

disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan;

3. Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang relevan dan

informasi tambahan yang dapat diterima auditor, serta akses tanpa batas kepada

orang-orang di dalam entitas yang menurut pendapat auditor diperlukan untuk

mendapatkan bukti audit; dan

4. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan. Ini adalah serangkaian prosedur

yang serupa dengan prosedur penilaian risiko (risk assessment procedures). Jika

penugasan ini diterima, hasil atau temuan prosedur ini (prosedur menerima atau

melanjutkan penugasan) dapat digunakan sebagai bagian dari prosedur penilaian

risiko.

Penilaian atas risiko penugasan di tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya membantu

memastikan bahwa suatu Kantor Akuntan Publik :

a. Independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan;

b. Kompeten untuk melaksanakan tugasnya dengan sumber daya yang diperlukan dan

dalam batas waktu yang tersedia;

c. Bersedia menerima dan menanggung risiko audit. Ini meliputi penilaian atas integritas

manajemen dan sikap manajemen terhadap pengendalian internal, tren industri, cukup

tersedianya bukti audit yang tepat dan factor lain seperti kemampuan (dan kemauan)

klien membayar biaya audit ; dan

d. Tidak tahu atau tidak mempunyai informasi baru mengenai klien (existing client) yang

dapat menyebabkan suatu Kantor Akuntan Publik menolak suatu penugasan.

Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa

data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna

untuk mengetahui persoalan atau keadaan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau

membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 8: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus,

dimana penelitian dilakukan pada PT ABC mengenai perencanaan audit berbasis risiko audit atas

laporan keuangan dalam industri properti.

Penulis mengumpulkan data yang sebenarnya, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-

fakta yang ada, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai situasi yang

sebenarnya dari objek penelitian.

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini, penulis

menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang terdiri dari :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini merupakan peninjauan langsung pada Perusahaan yang diteliti untuk memperoleh

data primer. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah wawancara, yaitu melakukan penelitian

langsung pada PT ABC untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dengan

melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan audit laporan

keuangan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara

membaca dan mempelajari buku-buku, serta literatur-literatur yang ada hubungannya dengan

masalah yang sedang diteliti yang berguna sebagai pedoman teoritis pada saat melakukan

penelitian lapangan dan untuk mendukung dan menganalisa data.

Penelitian ini dirancang dengan membandingkan kenyataan yang ada di lapangan dengan teori

serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan-peraturan lain yang isinya

berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 9: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

dan saran-saran. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi implementasi

konsep yang diamati.

Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat

asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Praperikatan

Sebelum memulai suatu perikatan audit, auditor harus melaksanakan prosedur memadai untuk

memutuskan apakah akan menerima suatu entitas menjadi klien audit atau melanjutkan perikatan

audit untuk tahun berikutnya. Dalam kasus PT ABC, auditor mememutuskan untuk melanjutkan

perikatan audit untuk tahun berikutnya berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. PT ABC pernah menjadi klien dalam perikatan audit sebelumnya.

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya akan disesuaikan tergantung pada apakah ini adalah

hubungan klien baru atau berkelanjutan dan dalam kasus PT ABC, ini merupakan

perikatan berkelanjutan.

b. Biaya jasa audit yang didapatkan tidak lebih dari 15% pendapatan kotor KAP ( untuk

menjaga independensi).

Ada anggapan bahwa independensi mungkin akan terpengaruh di mana pendapatan fee

dari klien tertentu melebihi tingkat ini. Dalam SPAP, tidak menentukan besaran fee audit

yang seharusnya, tetapi dalam SPAP ini diharuskan untuk diatur.

c. PT ABC tidak memiliki outstanding fees yang signifikan

Outstanding fees yang signifikan dapat mengganggu independensi auditor dan

mencerminkan karakter buruk pada klien.

d. KAP tidak terlibat dalam proses hukum yang dialami PT ABC.

Keterlibatan dalam proses hukum dengan klien cenderung mengancam objektivitas.

e. Tidak ada partner atau staf audit yang memiliki hubungan khusus dengan PT ABC .

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 10: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Staf audit harus dianggap independen. Hubungan dekat dengan staf klien dapat

menganggu independensi.

f. Tidak ada partner atau staf audit yang memiliki kepentingan keuangan dengan PT ABC .

Seorang partner atau anggota tim audit yang memiliki kepentingan keuangan dengan klien

akan dianggap sebagai ancaman terhadap objektivitas dan independensi.

g. Tidak ada konflik kepentingan antara KAP dengan PT ABC.

h. Tidak ada pembatasan ruang lingkup audit.

Keterbatasan lingkup akan timbul di mana manajemen membatasi akses informasi atau

tidak mengizinkan melakukan prosedur audit tertentu.

i. Tidak ada faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi independensi.

j. PT ABC memiliki sistem dan control yang cukup dimana KAP tidak menemukan risiko

yang tidak beralasan terkait perikatan audit.

k. Tidak ditemukan adanya penyebab yang lain dimana KAP harus menolak keberlanjutan

perikatan audit.

Berdasarkan SA Seksi 310, pemahaman dengan klien juga mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pengaturan mengenai pelaksanaan perikatan (waktu, bantuan klien berkaitan dengan

pembuatan skedul, dan penyediaan dokumen).

b. Pengaturan tentang keikutsertaan spesialis atau auditor intern, jika diperlukan.

c. Pengaturan tentang keikutsertaan auditor pendahulu.

d. Pengaturan tentang fee dan penagihan.

e. Adanya pembatasan atau pengaturan lain tentang kewajiban auditor atau klien, seperti

ganti rugi kepada auditor untuk kewajiban yang timbul dari representasi salah yang

dilakukan dengan sepengetahuan manajemen kepada auditor.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 11: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

f. Kondisi yang memungkinkan pihak lain diperbolehkan untuk melakukan akses ke kertas

kerja auditor.

g. Jasa tambahan yang disediakan oleh auditor berkaitan dengan pemenuhan persyaratan

badan pengatur.

h. Pengaturan tentang jasa lain yang harus disediakan oleh auditor dalam hubungannya

dengan perikatan.

4.2 Perencanaan awal

Informasi klien.

Untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas bisnis klien, auditor menggunakan Formulir

Pemahaman Bisnis Klien. Perikatan dengan PT ABC merupakan suatu pengulangan perikatan

audit dan auditor menggunakan informasi tahun lalu untuk melengkapi formulir ini. Auditor

mengidentifikasi apakah telah terjadi perubahan yang signifikan yang mungkin dapat

mempengaruhi relevansi informasi.

Informasi klien digunakan auditor untuk mengetahui pengetahuan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan sifat bisnis entitas, organisasinya dan karakteristik operasinya. Hal ini juga

tercantum dalam SA 311. Dalam kasus PT ABC, dengan adanya informasi klien, auditor dapat

mengetahui mengenai industri perusahaan dan kelengkapan informasi diatas juga dapat

membantu auditor untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut adalah perusahaan fiktif/tidak.

Dengan diketahuinya domisili perusahaan, auditor juga dapat menyakinkan kembali bahwa

standar akuntansi yang digunakan oleh PT ABC harus sesuai dengan standar yang berlaku umum

di Indonesia.

Informasi pasar dan industri klien.

1) Kegiatan usaha

PT ABC didirikan sebagai perseroan terbatas (PT) dalam rangka Penanaman Modal

Asing. Kegiatan Perusahaan terdiri dari pengembangan real estat dan manajemen gedung.

Saat ini, Perseroan menawarkan ruang kantor komersial untuk disewakan.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 12: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Informasi mengenai kegiatan usaha klien berguna untuk auditor dalam memahami bisnis

klien dan dalam hal ini, auditor dapat menentukan tim audit yang sesuai dengan industri

klien tersebut.

2) Sumber pendapatan dan pelanggan utama

Pendapatan utama perusahaan adalah dari jasa sewa.

Pendapatan sewa perusahaan berasal dari service charge yang dikenakan kepada tenant

berdasarkan area atau luas ruang kantor yang disewa. Semakin luas ruang kantor yang

disewa, semakin tinggi service charge yang dikenakan atas tenant tersebut. Pendapatan

utilitas ialah pendapatan yang berasal dari beban listrik dan air yang dikenakan langsung

kepada tenant. PT ABC tidak mengambil keuntungan dari pendapatan utilitas ini. Jumlah

yang ditagihkan tenant merupakan jumlah yang seharusnya dibayarkan oleh tenant terkait

tagihan listrik dan air. Pendapat lain-lain adalah pendapatan yang berasal dari sewa parkir

dan pendapatan jasa sewa di luar jam operasional kantor (jam lembur).

Informasi mengenai sumber pendapatan utama PT ABC dan pelanggan utamanya ialah

antisipasi jika pelanggan utama tersebut tidak lagi menjadi pelanggan utama. Hal ini akan

mempengaruhi pendapatan PT ABC yang akan mengakibatkan ketidakstabilan keuangan

PT ABC. Hal ini menjadi risiko yang mungkin terjadi jika PT Comfort tidak lagi

menyewa kepada PT ABC yaitu PT ABC tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk

menutupi beban-beban yang terjadi sehingga ada kemungkinan kelangsungan usaha PT

ABC diragukan.

3) Transaksi dengan pihak hubungan istimewa

Perusahaan tidak memiliki transaksi dengan pihak hubungan istimewa.

6) Current events and issues

Implementasi PSAK No.50 dan 55 tentang instrument keuangan. PT ABC memiliki akun

obligasi konversi dimana merupaka instrument keuangan majemuk karena nilai tercatat

awal suatu instrument keuangan majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan

kewajiban.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 13: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Isu utama dalam obligasi konversi ialah apakah komponen kewajiban dan ekuitas harus

diakui secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.

Kepemilikan, manajemen dan tata kelola perusahaan.

1) Kepemilikan

Modal Perusahaan dengan nilai nominal Rp 9.185 per saham, yang telah ditempatkan dan

disetor oleh pemegang saham

Pemegang saham utama PT ABC ialah Foreigner Ltd dimana jumlah kepemilikannya

ialah 99.79%. Laporan keuangan PT ABC yang telah diaudit diperlukan oleh Foreigner

Ltd untuk keperluan konsolidasi.

2) Manajemen dan tata kelola perusahaan

Susunan kepengurusan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012, adalah sebagai

berikut:

Komisaris : Chevy

Presiden Direktur : Roberto

Direktur : Gangga

Rencana dan strategi klien.

Kebijakan perusahaan untuk mengatur :

1) Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko utama Perusahaan, yang merupakan risiko kerugian yang

disebabkan oleh ketidakmampuan pelanggan untuk membayar utang mereka kepada

Perusahaan. Jika jumlah utang yang belum dibayar tidak bisa dikembalikan bernilai besar

dan signifikan, maka akan menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan, kinerja dan

kesehatan keuangan perusahaan.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 14: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Ini adalah kebijakan perusahaan untuk mengisi sewa dan layanan tiga bulan di muka dan

jaminan sewa yang terdiri dari sewa 3 bulan dan service charge. Dalam hal penyewa gagal

memenuhi kewajiban mereka, masih aman dijaga oleh uang jaminan, dan bisa

memberikan hukuman kepada penyewa hingga dan termasuk pemutusan listrik.

2) Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko valuta asing timbul karena Perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang

selain mata uang fungsional. Merupakan kebijakan Perusahaan, di mana mungkin, untuk

menyelesaikan kewajiban dalam mata uang fungsionalnya dengan kas yang dihasilkan

dari operasi sendiri dalam mata uang tersebut.

Sejauh ini perusahaan tidak memiliki eksposur material terhadap risiko nilai tukar karena

sebagian besar transaksi pada dasarnya adalah dalam mata uang Rupiah.

3) Risiko operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh ketidakcukupan atau

kegagalan proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari peristiwa eksternal. Risiko

ini melekat dalam semua proses bisnis, operasional, sistem dan produk perusahaan.

Perusahaan dijalankan secara profesional berdasarkan praktek yang sehat dan tata kelola

perusahaan yang baik. Semua prosedur operasi standar telah dimasukkan untuk

memastikan setiap transaksi dan peristiwa pernah dicatat, dilindungi dan dibebaskan dari

faktor controlable tersebut. Selanjutnya aset utama Perusahaan Menara -Prisa dikelola

oleh seorang manajer properti pihak ketiga profesional.

Untuk mendokumentasikan pemahaman akan akuntansi klien, auditor menggunakan system

notes. Dokumen ini diperbaharui setiap tahun untuk setiap siklus akuntansi keuangan. Risiko

yang teridentifikasi dimasukkan dalam setiap bagian yang terdapat pada catatan ini.

Berikut merupakan akun-akun yang menurut penilaian auditor memliki pergerakan yang

signifikan dan perlu adanya pemahaman lebih lanjut :

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 15: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

a. Properti Investasi

Dalam laporan keuangan PT ABC, akun properti investasi mengalami kenaikkan sebesar

40% dibandingkan dengan tahun 2011. Hal ini disebebabkan adanya pembelian akan

tanah yang dikelompokkan dalam akun properti investasi.

Risiko yang mungkin timbul dalam akun ini ialah:

- Apakah penyajian tanah sebagai properti investasi telah sesuai dengan PSAK 13

(Revisi 2011)?

- Apakah tanah tersebut benar milik perusahaan? (Rights and obligation)

b. Investasi

PT ABC mengalami penurunan investasi sebesar 66%. Hal ini disebabkan oleh kerugian

yang dialami oleh PT DEF yang merupakan anak perusahaan PT ABC. Kepemilikan PT

ABC di PT DEF ialah sebesar 99%, oleh sebab itu hal ini berpengaruh terhadap investasi

PT ABC.

c. Perpajakan

PT ABC mengalami kenaikkan yang signifikan di PPN Keluarannya yang disebabkan

oleh adanya pembelian yang dilakukan oleh PT ABC atas tanah.

d. Obligasi konversi dan share option reserves

PT ABC mengadopsi penerapan PSAK 50 dan 55 sejak tahun 2010. Pada tahun ini, saldo

obligasi konversi mengalami penurunan sebesar 7 % dan saldo share option reserves

mengalami kenaikkan sebesar 24%. Hal ini disebabkan penurunan persentase bunga atas

obligasi tersebut, sehingga akun obligasi konversi yang terletak di bagian liabilitas

mengalami penurunan dan akun share option reserves yang terletak di bagian ekuitas

mengalami kenaikkan.

e. Pendapatan

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 16: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

Kenaikkan pendapatan sebesar 2% dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh

kenaikkan pendapatan sewa yang dibebankan kepada tenant.

f. Beban langsung

Beban pendapatan mengalami kenaikkan disebabkan oleh kenaikkan biaya-biaya seperti

tarif dasar listrik, biaya perawatan, dan lain-lain.

g. Beban umum dan administrasi

Beban ini mengalami penurunan sebesar 20 % karena berkurangnya pengeluaran untuk

beban yang berkaitan dengan administrasi.

Return on capital employed ialah ukuran dari pengembalian yang dibuat pada modal yang

digunakan (dana pemegang saham). Rasio ini juga dapat dilihat mewakili efisiensi modal yang

digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini biasanya digunakan untuk membandingkan

kinerja antara perusahaan dan menilai apakah bisnis ini menghasilkan cukup keuntungan untuk

membiayai modal. Berdasarkan rasio diatas, PT ABC mengalami peningkatan dari 0.24 (2011)

menjadi 0.34 (2012). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan untuk membiayai modal di tahun 2012 lebih baik dibandingkan di tahun 2011.

Gross profit margin ialah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kesehatan keuangan

perusahaan dengan mengungkapkan proporsi uang yang tersisa dari pendapatan setelah

memperhitungkan biaya pokok penjualan. Marjin laba kotor berfungsi sebagai sumber untuk

membayar biaya tambahan dan tabungan masa depan. PT ABC mengalami penurunan dalam

rasio ini, yaitu sebesar 0.73 (2011) menjadi 0.60 (2012). Hal ini disebabkan oleh kenaikkan

beban langsung perusahaan yang signifikan, sedangkan kenaikkan pendapatan tidak begitu

signifikan. Hal ini menyebabkan laba kotor perusahaan lebih kecil dibandingkan tahun

sebelumnya. Menurut pendapat kami, keuangan PT ABC masih sehat walaupun tidak sesehat

tahun sebelumnya.

Net margin menginformasikan berapa banyak keuntungan perusahaan untuk setiap 1 rupiah

menghasilkan pendapatan. Profit margin bervariasi berdasarkan industri, tapi semua sama,

margin keuntungan yang lebih tinggi suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya,

semakin baik. Beberapa buku keuangan, situs, dan sumber daya memberitahu investor untuk

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 17: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

mengambil laba bersih setelah pajak dibagi dengan penjualan. Sementara beberapa analis lebih

memilih untuk menambahkan hak minoritas kembali ke dalam persamaan, untuk memberikan

gambaran tentang berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan sebelum membayar kepada

minoritas "pemilik". Semua perusahaan harus dibandingkan dengan dasar yang sama. Dalam

kasus PT ABC, mengalami kenaikkan dari sebesar 0.37 (2011) menjadi 0.66 (2012). Hal ini

menunjukkan bahwa di tahun 2012, marjin keuntungan perusahaan lebih tinggi yaitu setiap 1

rupiah menghasilkan 0.66 pendapatan. Perusahaan tidak dapat membandingkan rasio yang

dimilikinya dengan industri sejenis karena walaupun Perusahaan dapat dengan mudah

mendapatkan rasio industri sejenis, tetapi sulit mendapatkan data dari Perusahaan yang memiliki

kegiatan usaha yang sama dengan perusahaan, yaitu dalam hal penyewaan ruangan kantor

sekaligus menjadi management building atas bangunan yang disewakan.

Current ratio ialah rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar, umumnya rasio yang lebih tinggi

lebih baik. Langkah ini rentan terhadap manipulasi melalui pembayaran kepada pemasok. Dalam

PT ABC, rasio lancar tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun ini dimana tahun 2011 sebesar

1.98 dan tahun 2012 sebesar 1.59. Walaupun terjadi penurunan, perusahaan masih efektif dalam

melunasi liabilitas lancarnya.

Quick ratio dimaksudkan untuk berkonsentrasi pada aset likuid. Ini merupakan indikasi yang

baik dari kekuatan keuangan suatu entitas. Tidak jauh berbeda dengan rasio sebelumnya, dalam

quick ratio ini perusahaan juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Walaupun terjadi penurunan, Perusahaan masih efektif dalam melunasi liabilitas lancarnya

dengan asset likuid (tidak termasuk persediaan).

Materialitas PT ABC dihitung berdasarkan total pendapatan karena PT ABC ialah entitas yang

berdasarkan pada keuntungan atau pendapatan. Untuk kesalahan yang dapat ditolerir ialah

sebesar Rp 144.896.671 (30% dari materialitas yang telah ditentukan). Pertimbangan atas

tolerable error tersebut karena auditor telah melakukan penilaian atas risiko perusahaan dan

menilai bahwa risiko yang dihadapi adalah normal.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 18: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

4.3 Mengembangkan perencanaan audit dan program audit

Berdasarkan pertimbangan penilaian risiko yang dinilai oleh auditor PT ABC, maka auditor

berkeyakinan untuk tidak bergantung kepada Internal Control perusahaan dikarenakan analisis

yang didapat dari pengendalian perusahaan masih bersifat dasar (Basic). Oleh sebab itu, auditor

merasa perlu untuk memperluas sample auditnya untuk memperoleh keyakinan memadai akan

laporan keuangan PT ABC.

Kesimpulan

PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri properti. Aktivitas perusahaan ini

ialah mendirikan bangunan/real estate dan menyewakannya serta menjadi pengelola atas

bangunan yang mereka sewakan. Perusahaan ini berlokasi di xxx Tower lantai 26, Jalan Jendral

Sudirman, Jakarta Selatan.

Berikut merupakan kesimpulan atas implementasi perencanaan audit berbasis risiko atas audit

laporan keuangan PT ABC:

a. Kegiatan pra-perikatan audit merupakan tahap keputusan suatu KAP apakah akan

menerima, melanjutkan ataupun menolak suatu perikatan. Dalam PT ABC, KAP

memutuskan untuk melanjutkan perikatan dengan berbagai pertimbangan seperti industri

calon klien, permasalahan mengenai independensi terhadap calon klien, dan lain-lain.

KAP menggunakan sistem dalam mendokumentasikan tahap-tahap pra-perikatan dengan

mengisi kuesioner terkait pra-perikatan.

b. Dalam tahap perencanaan awal, auditor memahami risiko-risiko yang kemungkinan

terjadi pada PT ABC dalam proses audit yang akan dilakukan.   Auditor menggunakan

penilaian risiko untuk merancang prosedur penting yang akan dilakukan oleh auditor

dalam memitigasi risiko-risiko yang diidentifikasi.

Saran

Saran-saran yang ingin disampaikan oleh Penulis untuk KAP xxx dalam implementasi

perencanaan audit berbasis risiko dalam audit atas laporan keuangan adalah:

a. Perencanaan audit penting salam suatu rangkaian proses audit karena dengan

perencanaan, auditor dapat mengumpulkan bukti yang cukup sesuai dengan keadaan yang

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Page 19: IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM …

Universitas Indonesia  

di hadapi perusahaan, dapat membantu biaya audit reasonable dan mencegah

kesalahpahaman dengan klien. KAP xxx perlu mengadakan pelatihan khusus terkait

perencanaan audit dari tingkat junior sampai senior sekalipun agar para auditor dapat

memahami pentingnya perencanaan audit.

b. Perencanaan audit berbasis risiko digunakan oleh para auditor untuk membuat suatu

perencanaan dengan memahami risiko-risiko yang ada pada klien. Hal ini memerlukan

pemahaman auditor akan industri klien itu sendiri dan butuh sensitivitas auditor untuk

mendeteksi adanya kecurangan ataupun kesalahan yang ada.

c. Dalam tahap perencanaan awal, pemahaman akan bisnis klien penting dalam rangkaian

perencanaan audit berbasis risiko. Auditor harus peka terhadap risiko-risiko yang

mungkin terjadi pada industri klien tersebut.

Daftar Referensi Annual report . (2011). PT ABC.

Arens, Alvin A. (2011). Jasa Audit dan Assurance (Adaptasi Indonesia), Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2008). Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil, Lembaga Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik, Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA, Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wondabio, Ludovicus Sensi. (2010). Audit Planning. Jakarta.

Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013