Perencanaan Audit (1)

download Perencanaan Audit (1)

of 24

description

Contoh Perencaan Audit

Transcript of Perencanaan Audit (1)

TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING IPERENCANAAN AUDIT

Oleh :Ody Tegar Permana(C1C011088)Dian Puji Lestari(C1C013039)Rhesa Anjari(C1C013058)Rifqi Al Habib(C1C013066)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISPURWOKERTO2015BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahAda tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat: untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi pada situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindarkan kesalah pahaman dengan klien. Jika kantor akuntan publik ingin meminimalkan kewajiban hukum dan mempertahankan reputasi yang baik dalam masyarakat bisnis, bukti yang tepat yang mencukupi harus diperoleh. Agar tetap kompetitif, kantor akuntan publik harus menjaga kewajaran biayanya. Menghindari kesalah pahaman dengan klien dan memfasilitasi pekerjaan berkualitas tinggi dengan biaya yang wajar. Andaikan auditor telah menginformasikan kliennya bahwa bahwa audit akan selesai tanggal 30 Juni tetapi belum juga selesai hingga bulan Agustus karena penjadwalan staf yang kurang baik. Klien mungkin kesal dengan kantor akuntan ini dan bahkan dapat mengajukan tuntutan atas pelanggaran kontrak. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan dalam kegiatan audit. Karena dengan perencanaan akan diatur tahapan untuk mencapai tujuan.B. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah tersebut dapat diambil rumusan masalah:1. Bagaimana langkah langkah perencanaan Audit?2. Bagaimana contoh kasus hal tersebut?C. TujuanMakalah ini bertujuan untuk:1. Mengetahui proses perencanaan audit.

BAB IIPEMBAHASANA. PERENCANAAN AUDITPerencanaan merupakan tahapan yang penting dalam audit, karena perencanaan mengatur mengenai urutan setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam standar auditing bagian standar pekerjaan lapangan, menyatakan bahwa :Pekerjaanharusdirencanakandengansebaik-baiknyadanjikadigunakanasistenharus disupervisi dengan semestinya.Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti integritas manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum.Luas perencanaan audit dipengaruhi oleh: Ukuran dan kompleksitas perusahaan klien Pengalaman auditor dengan klien Pengetahuan dan kemampuan auditor beserta seluruh stafnyaAdapun tujuan Perencanaan Audit ialah: Memperoleh bukti kompeten yang mencakupi dalam situasinya pada saat itu Menekan biaya audit Menghindari salah pengertian dengan klienSetelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya, langkah berikutnya yang perlu di tempuh adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:1. Memahami bisnis dan industri klien2. Melaksanakan prosedur analitik3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal4. Mempertimbangkan risiko bawaan5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan7. Memahami pengendalian interen klien.

1. Memahami Bisnis dan Industri KlienSebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal lebih baik industri tempat klien serta kekhususan bisnis klien. SA Seksi 318 Pemahaman atas Bisnis Klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien:1. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.2. Diskusi dengan orang dalam enttitas (seperti direktur, personel operasi senior)3. Dikusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor intern.4. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.5. Diskusi dengan yang berpengetahuan di luar entitas (seoerti ahli ekonomi industri, badan pengatur industri, customers, pemasok dan pesaing).6. Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang diterbitkan oleh pemerintah, survei, teks, jurnal perdaganan, laporan oleh bank, pialang efek, koran keuangan).7. Perundangan dan peraturan yang secara signifikas berdampak terhadap entitas.8. Kunjuangan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas.9. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas (seperti, notulen rapat, bahan yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan intern, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern, daftar akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan).

1. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinyaDalam audit ulangan, auditor dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kekhususan bisnis klien dengan cara mereview kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip permanen. Dengan cara ini auditor dapat mengingat kembali mengenai kebijakan-kebijakan klien, organisasi, dan pengendalan intern.

2. Dikusi dengan orang dalam entitasAda beberapa orang dalam entitas yang dapat dijadikan sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis kliennya. Komite audit, direktur, dan personel operasi adalah contoh narasumber yang dapat diharapkan oleh auditor untuk memperoleh informasi tersebut. Komite audit dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pengendalian intern perusahaan atau bagian dari perusahaan klien, sistem pengolahan data elektronik yang baru saja diimplementasikan oleh klien, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan struktur organisasi perusahaan klien. Komite audit berfungsi dalam membahas lingkup audit yang perlu dilaksankan oleh auditor. Dengan melakukan komunikasi dengan komite audit, auditor dapat memperoleh informasi tentang tambahan dan perubahan terhadap audit yang telah direncanakan oleh auditor. Seksi SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit memberi panduan bagi auditor tentang masalah yang dikomunikasikan oleh auditor kepada komite audit. Dalam tahap perencanaan audit, manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang:1) Pengembangan bisnis yang sedang dilakukan oleh manajemen yang akan berdampak terhadap audit yang akan dilaksanakan oleh auditor.2) Peraturan baru yang berlaku dalam industri dan peraturan pemerintah terbaru yang berdampak terhadap bisnis klien.3) Bidang audit yang menjadi kepentingan khusus manajemen.4) Lingkup dan waktu pelibatan personel klien dalam membantu auditor untuk menyediakan berbagai macam daftar dan analisis yang diperlukan oleh auditor dalam pelaksanaan auditnya.SA Seksi 334 Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa memberikan panduan bagi auditor dalam mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa dan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, serta persyaratan pengungkapan transaksi dalam laporan keuangan. Jika jumlahnya material, transaksi antara klien dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan klien harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, transaksi antara pihak yang memiliki hubungan istimewa harus dijelaskan dalam laporan keuangan mengenai:1) Sifat hubungan di antara pihak-pihak tersebut. Apakah hubungan tersebut berupa hubungan antara induk perusahaan dengan anak perusahaan ataukah hubungan antara perushaan dengan pemegang saham utamanya?2) Penjelasan mengenai transaksi itu sendiri, termasuk jumlah rupiahnya serta jumlah-jumlah yang terutang atau yang berupa tagihan bagi pihak yang memiliki hubungan istimewaa tersebut.Pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan klien adalah perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien (misalnya pemegang saham utama), atau pihak-pihak lain yang dalam melakukan transaksi salah satu pihak dapat mempengaruhi kebijakan manajemen atau kebijakan operasional pihak lain. Contoh jenis transaksi antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah transaksi penjualan kepada atau pembelian dari perusahaan yang memiliki hubungan induk-anak dengan perusahaan klien, pertukaran peralatan antara perusahaan klien dengan perusahaan lain yang pemiliknya sama dengan perusahaan klien, dan pemberian pinjaman kepada karyawan.Cara yang umum ditempuh oleh auditor untuk menemukan adanya transaksi-transaksi antara klien dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah dengan meminta keterangan kepada manajemen, dan memeriksa daftar pemegang saham untuk menemukan pemilik utama perusahaan.

3. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor intern.Auditor intern merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern merupakan cara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yang diberlakukan dalam organisasi entitas.

4. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.Manajemen entitas membeli berbagai jasa untuk penyelesaian masalah-masalah hukum dan masalah lain seperti sistem informasi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen operasi. Auditor dapat berkomunikasi dengan auditor lain yang ditahun sebelumya telah melakukan audit atas laporan keuangan entitas untuk memperoleh pemahaman untuk bisnis entitas. Auditor dapat berkomunikasi dengan penasihat hukum atau penasihat lain untuk memperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya.

5. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitasDiskusi ini melibatkan diskusi dengan ahli ekonomi industri, badan pengatur industri, customer, pemasok, dan pesaing.

6. Publikasi yang berkaitan dengan indutriPengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien adalah perlu bagi auditor agar ia dapat melaksanakan audit dengan baik. Jika seorang auditor tidak memahami industry perbankan misalanya, auditor tidak akan dapat melaksanakan kemahiran jabatannya dalam audit terhadap laporan keuangan kliennya karena keterbatasan pengetahuan auditor tersebut tentang karakteristik usahan perbankan tersebut. Pengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan berbagai cara sebagai berikut:1) Meminta keterangan dari klien.2) Berlangganan majalah yang dikeluarkan oleh organisasi industri yang bersangkutan.3) Aktif berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program-program latihan yang diselenggarakan oleh berbagi industri.Pengetahuan mengenai usaha klien, yang membedakan usaha klien dengan perusahaan lain dalam industri yang bersangkutan diperlukan auditor untuk menafsirkan informasi-informasi yang diperolehnya dalam auditnya. Oleh karena itu, sifat-sifat unik dalam usaha klien harus dipahami oleh auditor sebelum audit secara rinci dilakukan. Informasi yang dikumpulkan auditor pada tahap ini biasanya terdiri dari bagan organisasi, praktik-praktik pemasaran dan distribusi, metode penilaian persediaan, dan sifat-sifat khusus lain kegiatan usaha klien. Seringkali arsip permanen berisi informasi mengenai sejarah perusahaan, daftar usaha pokok klien, dan catatan kebijakan akuntansi yang penting dalam tahun-tahun sebelumnya. Dengan mempelajari arsip tersebut dan berdiskusi dengan manajemen, auditor akan dapat memahami usaha kliennya.7. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitasDari inspeksi ke pabrik dan kantor klien ini auditor dapat memperoleh pengetahuan mengenai tata letak pabrik, proses produksi, produk-produk utama perusahaan, dan penjagaan fisik terhadap aktiva perusahaan. Pengetahuan mengenai fasilitas fisik untuk penerimaan, peenyimpanan, dan pemakaian sediaan barang gudang akan bermanfaat nantinya bagi auditor dalam penilaian terhadap sediaan, khususnya pada penilaian terhadap pengendalian intern terhadap sediaan. Perjalanan inspeksi ini juga akan membantu auditor untuk mengenal karyawan-karyawan inti yang namanya tercantum dalam bagan organisasi. Dengan mengenal karyawan inti, auditor berarti berkenalan dengan orang yang akan menjadi sumber informasi bagi audit yang akan dilakukan. Dalam melakukan perjalanan inspeksi ke kantor klien, auditor akan mengetahui pula lokasi berbagai catatan akuntansi, jumlah karyawan klien yang bekerja di kantor, serta pembagian kegiatan akuntansi.8. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitasBisnis perusahaan dipengaruhi oleh peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Peraturan ekspor, peraturan kredit, peraturan penanaman modal, dan peraturan perpajakan merupakan peraturan perundangan yang secara signifikan berdampak tehadap bisnis perusahaan. Oleh karena itu, dalam perencanaan auditnya, auditor perlu mempertimbangan dampak berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan pemerintah yang berdampak terhadap bisnis klien, sehingga hal ini memperngaruhi prosedur audit yang akan dilaksanakan atas laporan keuangan klien.Lingkungan bisnis senantiasa mengalami perubahan dengan cepat. Oleh karena itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik seringkali menerbitkan standar baru. Oleh karena itu, dalam perencanaan auditnya, auditor perlu mempertimbangkan dampak berbagai Pernyataan Standar baru dan Interpretasi Pernyataan Standar yang diterbitkan oleh badan perumus standar IAI terhadap audit yang akan dilaksanakan atas laporan keuangan klien.

9. Dokumen yang dihasilkan oleh entitasBerbagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industi entitas. Notulen rapat direksi merupakan dokumen yang sangat penting untuk memperoleh informasi tentang berbagai keputusan strategic yang dilakukan dalam bisnis entitas. Contoh berbagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas sebagai sumber informasi untuk memahami bisnis entitas adalah bahan yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan interim, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern, daftar akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan.2. Melaksanakan Prosedur AnalitikSA seksi 329 Prosedur Analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, pada tahap pengujian, dan tahap review menyeluruh terhadap hasil audit. Konsep Prosedur AnalitikProsedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.

Tujuan Prosedur Analitik dalam Perencanaan AuditTujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk:a. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir, danb. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit.

Tahap-tahap Prosedur AnalitikProsedur analitik dilaksanakan melalu enam tahap berikut ini:1. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.2. Mengembangkan harapan.3. Melaksanakan perhitungan/perbandingan.4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.5. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.6. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

1. Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang harus dibuatKompleks atau tidaknya prosedur analitik yang digunakan oleh auditor ditentukan oleh besarnya dan kompleksnya bisnis klien, ketersediaan data, dan pertimbangan auditor. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data. Walaupun prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit seringkali hanya menggunakan data keuangan, tetapi kadangkala informasi nonkeuangan yang relevan juga dapat dipertimbangkan. Misalnya jumlah karyawan, luas ruang penjualan, jumlah barang yang diproduksi, dan informasi serupa lainnya yang mungkin membantu dalam mencapai tujuan prosedur audit. Tipe perhitungan dan perbandingan yang umumnya dibuat oleh auditor terdiri dari : (1) Perbandingan data absolut, (2) common-size income statements, (3) ratio analitik, (4) trend analitik.Pada tahap perencanaan audit, auditor biasanya melaksanakan prosedur analitik dengan menggunakan data agregasi (gabungan, kumpulan), data perusahaan secara keseluruhan yang didasarkan pada data gabungan sampai dengan bulan dilakukannya prosedur analitik atau pada data proyeksi tahunan.

2. Mengembangkan harapanProsedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Oleh karena itu, dalam prosedur anallitik, auditor perlu mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan ratio yang dibuat dalam prosedur anallitik.Berikut ini adalah contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:1) Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.2) Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggran atau prakiraan termasuk ekstrapolasi dari data interim atau tahunan.3) Hubungan antara unsur-usur informasi keuangan dalam satu periode.4) Informasi industry tempat usaha klien, misalnya informasi laba bruto.5) Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan.

3. Melaksanakan Perhitungan/perbandinganAuditor mengumpulkan data yang akan dipakai dalam penghitungan perbedaan jumlah absolut atau presentase sekarang dibandingkan dengan jumlah atau presentase tahun yanglalu, perhitungancommon-size financial statements,financial ratios, dantrend.4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan SignifikanData yang telah dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi.5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Terduga dan Mengevaluasi Perbedaan SignifikanPerbedaan signifikan yang tidak terduga perlu diselidiki penyebabnya. Auditor perlu mempertimbangkan kembali metode dan berbagai faktor yang digunakan untuk mengembangkan harapan dan untuk meminta keterangan kepada manajemen. Kadang-kadang informasi baru akan bermanfaat untuk memperbaiki harapan, dan sebagai akibatnya dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi. Sebelum auditor melakukan tindakan berdasarkan respon yang diberikan manajemen, auditor harus mengumpulkan bukti penguat. Jika penjelasan atas perbedaan signifikan yang tidak terduga tidak dapat diperoleh auditor, auditor harus mempertimbangkan dampaknya terhadap perencanaan audit.6. Menentukan Dampak Hasil Prosedur Analitik terhadap Perencanaan AuditPerbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang oleh auditor sebagai petunjuk meningkatnya risiko salah saji dalam akun atau berbagai akun yang bersangkutan dengan perhitungan dan perbandingan. Dalam situasi seperti ini auditor merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih rinci terhadap akun atau berbagai akun yang bersangkutan. Dengan mengarahkan perhatian auditor ke bidang yang memiliki risiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien.

3. Mempertimbangkan Tingkat Materialitas AwalPada tahap perencanaan audit, auditor perlu mempertimbangkan materialtias awal pada dua tingkat berikut ini:1. Tingkat laporan keuangna, dan2. Tingkat saldo akun.Materialitas awal pada tingkat laporan keuangan perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.4. Mempertimbangkan Resiko BawaanDalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Proses audit terdiri dari empat tahap : 1. Penerimaan perikatan audit2. Perencanaan audit3. Pelaksanaan pengujian audit4. Pelaporan audit.Tahap-tahap proses audit sejak perikatan audit diterima dapat dirinci lebih lanjut menjadi empat tahap:1. Perencanaan audit2. Pemahaman dan pengujian pengendalian intern3. Pelaksanaan pengujian substantif4. Penerbitan laporan auditSejak perencanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit, auditor harus mempertimbangkan berbagai macam risiko. Pada tahap perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan (inherent risk) yaitu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau asersi tentang saldo akun. Pada tahap pemahaman dan pengujian pengendalian intern, auditor harus mempertimbangkan risiko pengendalian (control risk) yaitu suatu risiko tidka dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh pendendalian intern. Pada tahap pelaksanaan pengujian substantif, auditor harus mempertimbangkan risiko deteksi (detection risk) yaitu suatu risiko tidak terdeteksinya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh prosedut audit yang dilaksanakan oleh auditor. Pada tahap akhir proses audit yaitu penerbitan laporan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit yaitu suatu risiko kegagalan auditor dalam memodikasi pendapatnya atas laporan keuangan yang secara material disajikan salah.Auditor merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan berdasarkan bukti audit yang diperoleh melalui verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi. Auditor berusaha untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.Berbagai risiko yang harus diperimbangkan oleh auditor dalam setiap tahap proses auditnya dapat dilihat digambar berikut.

5. Mempertimbangkan Berbagai faktor yang Berpengaruh Terhadap Saldo Awal, Jika perikatan Audit Merupakan Audit Tahun Pertama.Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut : bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperoleh menurut inspeksi,pengamatan,permintaan ketersngsn dsn konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atan laporan keuangan auditanLaporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha tahun berjalan,namun juga mencerminkan dampak :a. Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ke tahun berikutnya dari tahun-tahun sebelumnya.b. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun sebelumnya.Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa :a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahun berjalan.b. Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun berjalan atau telah dinyatakan kembali,jika hal itu semestinya dilakukan.c. Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.

Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan saldo awal tergantung pada :a. Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan.b. Apakah laporan entitas tahun sebelumnya telah diaudit,dan jika demikian,apakah pendapat auditor atas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selain pendapat tanpa pengecualian.c. Sifat akun dan resiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan.

Auditor harus menentukan bahwa saldo awal mencerminkan penerapan kebijakan akuntansi yang semestinya dan bahwa kebijakan tersebut diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan. Bila terdapat perubahan dalam kebijakan akuntansi atau penerapannya, auditor harus memperoleh kepastian bahwa perubahan tersebut memang semestinya dilakukan, dan dipertanggungjawabkan, serta diungkapkan.Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain, auditor tahun berjalan dapat memperoleh keyakinan mengenai saldo awal dengan cara me-review kertas kerja auditor pendahulu. Ia juga harus juga mempertimbangkan kompetensi dan independensi professional auditor pendahulu. Jika laporan auditor tahun sebelumnya berisi pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor tahun berjalan harus memperhatikan bidang yang relevan, yang dikecualikan dalam audit tahun berjalan. Auditor pengganti harus melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu sesuai dengan yang diatur dalam SA Seksi 315 Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti.Jika laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diaudit atau auditor tidak memperoleh keyakinan,dari review terhadap kertas kerja auditor pendahulu,ia harus memperoleh bukti audit yang kompeten yang cukup untuk mendukung asersiyang terkandung dalam saldo awal,sepanjang saldo-saldo tersebut berdampak terhadap laporan keuangan tahun berjalan.Untuk aktiva dan kewajiban lancar,beberapa bukti audit biasanya diperoleh sebagai prosedur audit tahun berjalan.Sebagai contoh,penerimaan kas dari saldo piutang awal tahun atau pembayaran saldo utang awal tahun dalam tahun berjalan akan memberikan bukti audit mengenai eksistensi ,hak dan kewajiban,kelengkapan dan penilaian yang terkandung dalam saldo awal akun-akun tersebut. Namun dalam masalah sediaan adalah lebih sulit bagi auditor untuk memperoleh keyakinan mengenai sediaan yang ada ditangan pada awal tahun.Oleh karena itu,prosedur tambahan biasanya diperlukan,seperti misalnya dengan pengamatan atas perhitungan fisik sediaan yang dilakukan kini dan rekonsiliasi atas hasilnya kembali ke kuantitas sediaan pada awal tahun,pengujian penialaian pos sediaan awal,dan penerapan pengujian laba bruto serta pengujian pisah batas.Kombinasi berbagai prosedur tersebut dapat memberikan bukti audit kompeten yang cukup.6. Mengembangkan Strategi Audit Awal terhadap Asersi SignifikanTujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan auditor adal untuk mengurangi resiko audit ke tingkat yang rendah,untuk mendukung pendapat apakah dalam semua hal yang material.laporan keuangan disajikan secara wajar.Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit, auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor yaitu primarily substantive approach atau lower assessed level of control risk approach

7. Me-reviewInformasi yang Berhubungan dengan Kewajiban-kewajiban Legal KlienPenyajian laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia mewajibkan klien untuk melaksanakan peraturan-peraturan pemerintah dan perjanjian-perjanjian legal yang lain. Jika material, informasi mengenai kewajiban legal klien harus dijelaskan dalam laporan keuangan.Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu,suditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien.Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini :1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.2. Perjanjian Persekutuan (partnership agreement).3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham.4. Kontrak.5. Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut perusahaan klien.6. Arsip korespondensi.Tujuan auditor me-review informasi yang terdapat dalam dokumen-dokumen tersebut diatas adalah :1. Untuk memperoleh gambaran ringkas kebijakan-kebijaka dan rencana pemilik dan para manajer, sehingga pada audit berlangsung,+auditor dapat menentukan apakah trasaksi-transakasi yang tercantum dalam akun-akun telah diotorisasi dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan-kebijakan dan rencana pemilik dan manajer tersebut.2. Untuk memperoleh background information yang akan sangat bermanfaat dalam menafsirkan akun-akun dan laporan-lapotan klien.Jika auditor mengenal dengan baik sejarah dan masalah-masalah kliennya,tugas dan kewajiban karyawan inti dan informasi-informasi umum yang lain,maka ia kan siap untuk melaksanakan setiap tahap audit dengan bekal kemampuan untuk memahami dan menafsirkan setiap informasi yang dijumpai dalam auditnya.a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah TanggaAkte pendirian merupakan dokumen yang membuktikan berdirinya secara legal perusahaan sebagai entitas yang terpisah. Dalam akte pendirian ini tercantum anggaran dasar perusahaan, yang berisi nama resmi perusahaan, tanggal pendirian. Bidang kegiatan usaha perusahaan, jenis dan jumlah modal saham perusahaan yang diizinkan untuk dikeluarkan.Anggaran rumah tangga perusahaan berisi peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur yang diterapkan oleh pemegang saham perusahaan.Contohnya adalah dalam anggaran rumah tangga diatur mengenai frekuensi rapat pemegang saham setiap tahunnya,cara pemungutan suara untuk pemilihan direksi,tugas-tugas dan kekuasaan pimpinan perusahaan.Dalam audit yang pertama kali terhadapa laporan keuangan seorang klien,auditor harus meminta copy akte pendirian dan anggaran rumah tangga perusahaan tersebut,me-review informasi-informasi penting seperti nama resmi perusahaan,tanggal dan tempat pendirian perusahaan, struktur modal perusahaan serta jumlah direksi yang diizinkan. Informasi seperti nama resmi perusahaan perlu diketahui oleh auditor karena nama ini yang akan muncul dalam laporan resmi auditor, korespondensi, dan kertas kerja auditor. Kesalahan mengeja atau menulis nama resmi perusahaan dalam dokumen-dokumen resmi tersebut akan dapat mengurangi kepercayaan dan penghargaan klien terhadap auditor. Sepanjang sejarah, auditor dikenal oleh masyarakat dalam hal ketelitian dan ketepatannya. Oleh karena itu, auditor tidak boleh membiarkan kesalahan-kesalahan kecil dalam nama resmi kliennya masuk de dalam laporan audit.Copy akte pendirian dan anggaran rumah tangga yang diperoleh auditor dalam audit yang pertama disimpan dalam arsip permanen untuk kepentingan audit selanjutnya. Dalam audit berikutnya, auditor harus memperbaharui informasi yang terdapat dalam akte pendirian dan anggaran rumah tangga tersebut dengan menambah copy perubahan-perubahan terhadap dokumen-dokumen tersebut dalam arssip permanen.b. Perjanjian PersekutuanPerjanjian persekutuan merupakan dokumen yang berisi kontrak diantara pemilik persekutuan mengenai peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam menjalankan perusahaan.Pada tahap audit yang pertama kali, informasi-informasi yang dikumpulkan oleh auditor dari dokumen perjanjian persekutuan adalah:1. Nama resmi dan alamat perusahaan.2. Nama dan alamat setiap sekutu.3. Jumlah,tanggal dan sifat invesatasi yang dilakukan oleh setiap sekutu.4. Ratio pembagian laba,gaji sekutu,bunga atas modal sekutu,dan batasan-batasan yang dikenakan terhadap diri sekutu.5. Tugas,tanggung jawadb dan wewenag tiap-tiap sekutu.6. Peraturan persekutuan dan pembagian kekayaan persekutuan.c. Notulen Rapat Direksi dan Pemegang SahamNotulen rapat merupakan catatan resmi mengenai tindakan-tindakan yang diputuskan dalam rapat direksi dan pemegang saham yang akan dilaksanakan dalam kegiatan perusahaan.Contoh tindakan yang diputuskan dalam rapat adalah pengeluaran atau pembelian kembali saham perusahaan,pembelian atau penjualan anaka perusahaan atau aktiva perusahaan yang penting,penetapan gaji pimpinan perusahaan ,perjanjian jangka panjang dengan pemasok,pelanggan dan lain-lain.Dalam audit yang pertama kali, auditor perlu me-review notulen rapat yang dibuat tahun-tahun sebelumnya. Copy notulen-notulen tersebut harus disimpan dalam arsip permanen dan diperbaharui informasinya dalam audit berikutnya.Auditor dapat memperoleh copy semua notulen rapat tersebut dari manajemen perusahaan untuk rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, komisi-komisi yang dibentuk, baik rapat reguler atau rapat khusus. Auditor harus memverifikasi informasi yang tercantum dalam copy notulen rapat tersebut mengenai kebenaran informasinya dengan cara membandingkannya dengan notulen rapat asli.Dalam me-review notulen rapat tersebut auditor harus memperhatikan:1. Tanggal penyelenggaran rapat.2. Tercapai tidaknya quorum rapat.3. Hal-hal yang berakibat signifikan terhadap laporan keuangan klien atau kegiatan usahanya atau berpengaruh terhadap pelaksanaan auditnya.Berikut ini diberikan contoh hubungan antara informasi yang tercantum dalam notulen rapat dengan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor1. Verifikasi kas dan banka. Pembukuan dan penutupan akun-akun perusahaan di bank memerlukan otorisasi dari dewan komisaris atau direksi.b. Wewenag untuk menandatangani cek diberikan kepafda pejabat tertentu dengan otorisasi dari dewan komisaris atau direksi.c. Penarikan kredit jangka panjang dari bank memerlukan persetujuan dari dewan komisaris2. Verifikasi Utanga. Wewenag untuk mengumumkan deviden terletak sepenuhnya ditangan dewan komisaris atau pemegang saham.b. Penarikan kredit dengan cara pebgeluaran obligasi atau hipotik memerlukan persetujuan dari dewan komisaris.

3. Verifikasi piutanga. Penerapan penghapusan piutang memerlukan persetujuan dari dewan komisaris.4. Verifikasi modal sendiria. Enisi saham baru memerlukan persetujuan dari pemegang saham.b. Pembelian perusahaan lain memerlukan persetujuan dari pemegang saham.d. KontrakPada awal auditnya,auditor harus meminta copy kontrak-kontrak besar yang ditandatangani oleh klien.Informasi yang diperoleh auditor dari analisis terhadap kontrak-kontrak tersebut akan sangan membantu auditor dalam menafsirkan akun-akun seperti persekot dari pemasok,persekot kepada kontraktor,dan konstruksi dalam pelaksanaan.Dalam me-review kontrak biasanya auditor akan memperhatikan unsur-unsur berikut :1. Nama kontrak yang tepat.2. Nama dan alamat pihak-pihak yang menandatangani kontrak.3. Tanggal berlakunya kontrak secara efektif,jangka waktu kontrak dan jika ada,jadwal pelaksanaannya.4. Tipe kontrak:a. Harga tetap (fixed prive)b. Kontaktor dibayar sebesar jumlah biaya yang telah dikeluarkan ditanbah contractors fee (cost reimbursement).c. Incentive.5. Pasal-pasal yang mengatur penyelesaian jika terjadi perselisihan.6. Pasal-pasal yang mengatur mengenai audit catatan akuntansi untuk menetukan jumlah yang terutang menurut kontrak.7. Dampak umum kontrak tersebut terhadap posisi keuangan dan hasil klien.Jika auditor telah selesai mereview suatu kontrak, hal-hal penting yang tercantum dalam kontrak harus diusut ke dalam akun-akun untuk menentukan apakah semua hak dan kewajiban klien yang tercantum dalam kontrak telah tercermin dalam catatan akuntansi.e. Peraturan Pemerintah yang secara Langsung Menyangkut KlienMeskipun auditor tidak memegang izin praktik untuk memberikan jasa dalam bidang hukum atau menafsirkan undang-undang negara,namum ia harus mengenal undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah yang mempunyai akibat tehadap laporan keuangan kliennya.Auditor harus melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien dan jika perlu dengan penasihat hukun auditor,jika auditor berpendapat bahwa masalah hukum mempunyai dampak terhadap pelaksanaan audit atau memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan auditan.f. Arsip KorespondensiProsedur audit arsip korespondensi klien biasanya dilakukan sebagai berikut:1. Pada waktu membaca notulen rapat,arsip kontrak,atau arsip lain-lain yang memberikan petunjuka adanya korespondensi mengenai sesuatu yang dianggap penting oleh auditor,ia harus meminta klien untuk menyerahkan copy surat-surat yang bersangkutan.2. Pada umumnya auditor akan me-review arsip korespondensi klien dangan bank dan lembaga kredit yang lain,penasihat hukum dan instansi pemerintah.8. Memahami Pengendalian Intern KlienLangkah pertama dalam memahami pengendalian intern adalah dengan memahami unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kelemahan dan kekuatan pengendalian intern tersebut.Jika auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien di bidang tertentu adalah kuat,maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu,ia akan mengurangi bukti yang dikumpulkan dalam audit yang bersangkutan dengan bidang tersebut.B. Contoh KasusKasus Fraud Audit Kas/Teller Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit Tapung Raya3 Mei 2014Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRI Unit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukan Masril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan RustianMartha pegawai BRI Cabang Bangkinang. Masril telah melakukan tindak pidana membuat ataumenyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan). Tersangka dijeratpasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10 tahun, kata Kapolres.Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.

BAB IIIPENUTUPKESIMPULANPerencanaan audit dilakukan melalui tujuh tahap, yaitu: 1. Memahami bisnis dan industri klien, 2. Melaksanakan prosedur analitik, 3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal, 4. Mempertimbangkan risiko bawaan, 5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama, 6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan, 7. Memahami pengendalian interen klien.

DAFTAR PUSTAKAMulyadi. Auditing. Edisi ke 6 Jakarta: Salemba Empat, 2002.Jusup, Haryono. Auditing. Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN, 2001.Anonim, 2014.Kasus Fraud Audit Kas/Teller Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit Tapung Raya. http://forumnasabah.com/kasus-fraud-audit-kasteller-laporan-fiktif-kas-di-bank-bri-unit-tapung-raya/, 8 November 2015