Post on 21-Jun-2015
description
Kab. Banjarnegara
Pengertian MBSMenurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada bagian penjelasan pasal 51 ayat 1:“manajemen berbasis sekolah atau madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah atau madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah atau madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan”.
pakyadi@ymail.com
Desentralisasi manajemen sumber-sumber daya ke tingkat sekolah: pengetahuan, teknologi, kewenangan (power), bahan, orang, waktu, dan keuangan.
Desentralisasi ini bersifat administratif: keputusan yang dibuat di tingkat sekolah harus dalam kerangka kebijakan nasional
Dengan demikian, sekolah masih harus akuntabel kepada Pemerintah atau pemerintah daerah, tidak hanya kepada masyarakat dan pememangku kepentingan lainnya dalam pendidikan
Apa Saja Yang Didesentralisasikan Ke Sekolah ?
pakyadi@ymail.com
Pengelolaan Standar isi: Penyusunan Kurikulum Sekolah (KTSP) Pengelolaan Standar Proses: Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi
pembelajaran. Pengelolaan Standar Kelulusan: Penentuan KKL Pengelolaan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
Pembagian Tugas, Pembinaan oleh sekolah, dsb) Pengelolaan Standar Sarana dan Prasarana oleh sekolah Pengelolaan Standar Pengelolaan: penyusunan RKS dan RKAS. Pengelolaan Standar Pembiayaan Pendidikan Pengelolaan Standar Penilaian Pendidikan Pengelolaan Peran dan Fungsi Komite Sekolah
Pilar MBS
pakyadi@ymail.com
1. manajemen sekolah,2. proses pembelajaran (PAKEM)3. peranserta masyarakat.
“Tapi yang menjadi inti sebenarnya adalah revolusi pembelajaran yang terjadi dalam ruang kelas. Jadi kuncinya ada pada guru untuk mengajar secara benarbenar.Karena tidak ada jalan lain untuk meningkatkan pendidikan, kecuali dimulai dari kelas.” (JC. T TARUNO)
Dasar Hukum MBS
pakyadi@ymail.com
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51:
“Pengelolaan satuan pendidikan untuk anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.”
Dasar Hukum
pakyadi@ymail.com
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tetang standart nasional pendidikan pasal 49 ayat (1):Pengelolaan satuan pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditujukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas
Dasar Hukum
pakyadi@ymail.com
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 32 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis DEPDIKNAS tahun 2005 – 2009
1. Dalam Lampiran Kebijakan:
Tahun 2009 diharapkan 40% TK dan SD Melaksanakan MBS dengan baik
2. Dalam Bab. IV B 3 :
Pengembangan kapasitas juga akan terus dilakukan terhadap para pengurus sekolah untuk
meningkatkan kemampuan manajerial dan leadership menuju otonomi pengelolaan. Kegiatan ini bersama dengan penguatan PP/KS, merupakan bagian dari upaya penerapan MBS secara maksimal.
Peraturan Menteri lainnya yang menjiwai pelaksanaan MBS,
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 473 tahun 2009 tentang Pelaksanaan MBS pada SD/MI di Kabupaten Banjarnegara.
Dasar Hukum
Tujuan Program CLCC/MBS
pakyadi@ymail.com
1. Mengembangkan model pemantapan SD/MI melalui manajemen berbasis sekolah, pembelajaran PAKEM, dan peningkatan peran serta masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah, guru, anggota komite sekolah dan tokoh masyarakat dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk peningkatan mutu sekolah.
3. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah, guru, anggota komite sekolah dan tokoh masyarakat dalam melaksanakan pembelajaran PAKEM terutama di lingkungan sekolah serta di masyarakat.
4. Mengembangkan peran serta masyarakat dengan lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari para anggota komite sekolah, orang tua murid, serta tokoh masyarakat dalam membantu peningkatan mutu sekolah.
Hasil program MBS:
pakyadi@ymail.com
Jangka Pendek : Adanya peningkatan kinerja sekolah yang diwujudkan dalam
a. penerapan Manajemen Sekolah yang Partisipatif, akuntabel, transparan, dan otonomi,
b. Pembelajaran PAKEM danc. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam
pendidikan.Jangka Panjang :a. Model Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
pada SD/MI Rintisan awal dapat dilaksanakan pada SD/MI yang lainnya.
b. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar pada sekolah-sekolah rintisan yang ditandai dengan adanya peningkatan prestasi hasil belajar, lingkungan yang menarik untuk belajar dan tenaga pendidik dan kependidikan yang semakin profesional.
Pengembangan MBSTahun 1999 Program MBS mulai dirintis oleh Depdiknas
– UNICEF – Unesco dengan nama program Creating Learning Communities for Children (CLCC)/ Menciptakan Masyarakat peduli pendidikan anak melalui MBS, di Kab. Banjarnegara mulai Tahun 2002 pada 19 SD/MI Kecamatan Purwanegara dan Pejawaran;
Direplikasi oleh pemerintah daerah;Institusionalisasi MBS ke dalam program pemerintah,
dalam bentuk:a. Peraturan Perundang-undangan.b. Pemberlakuan KBKc. Pemberlakuan KTSPd. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor: 473 Tahun 2009.
Pengembangan MBS di Kab. Banjarnegara
Strategi Kegiatan Rintisan
pakyadi@ymail.com
1. Menggunakan mekanisme yang dilaksanakan pemerintah (sistem gugus sekolah dan jajaran kependidikan yang berlaku)
2. Membentuk Pokja Kabupaten dan Kecamatan untuk membantu koordinasi dan masuk dalam siklus kegiatan pemerintah dalam bidang pendidikan.
3. Memberdayakan tenaga kependidikan baik tenaga pengajar seperti kepala sekolah dan guru maupun staff kantor (pejabat tingkat kecamatan, anggota komite sekolah dan tokoh masyarakat) dalam aspek MBS, PAKEM dan PSM.
pakyadi@ymail.com
4. Mengadakan pelatihan rutin bagi para kepala sekolah, guru, dan anggota komite sekolah serta pendampingan pada pelaksanaan KBM di tingkat gugus dan sekolah.
5. Monitoring dan supervisi rutin pada pelaksanaan kegiatan di sekolah untuk mengetahui kendala dan masalah yang dihadapi serta menemukan pemecahan yang diperlukan.
6. Pemberian bantuan keuangan melalui dana blockgrant bagi setiap sekolah untuk peningkatan mutu KBM serta untuk melatih kepala sekolah dan guru dalam perencanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan sekolah
Strategi Kegiatan Rintisan
JENIS KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
pakyadi@ymail.com
1. Pelatihan MBS Modul Awal.2. Pelatihan Modul lanjutan3. Pelatihan PAKEM4. Studi Banding5. Magang6. Petihan untuk Pelatih di Tingkat
Kabupaten untuk Fasilitator dan POKJA MBS
JENIS KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
pakyadi@ymail.com
6. Sosialisasi MBS di tingkat Sekolah7. Blockgrant untuk SD/MI rintisan MBS8. Monitoring dan Supervisi oleh POKJA
MBS9. Implementasi Kelompok Kerja Guru
(KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
10. Melaksanakan Review Tahunan Program MBS.
11. Bimbingan teknis dan pendampingan
Pengembangan Kegiatan
pakyadi@ymail.com
1. Kegiatan Pameran MBS, baik sebagai wakil tingkat kabupaten dalam pameran tingkat provinsi maupun pameran MBS tingkat Lokal (Gugus Sekolah/Kabupaten).
2. Lomba MBS Tingkat Kabupaten Banjarnegara.
3. Pemberdayaan fasilitator Kabupaten Banjarnegara dalam kegiatan MBS (di dalam dan di luar kabupaten).
4. Monitoring Silang untuk menemukan “hardcore” dalam pelaksanaan MBS.
5. Public hearing menghadirkan audience yang terdiri dari anggota Komisi D DPRD Kabupaten Banjarnegara, perwakilan BAPEDA kabupaten, Dewan Pendidikan, Pokja MBS Kabupaten dan undangan lainnya.
Pengembangan Kegiatan
pakyadi@ymail.com
6. Inservice training for red school, onservive training lanjutan.
7. Mengintensifkan fungsi dan peran pengawas TK/SD dalam fasilitasi dan pendampingan Pakem/MBS, dengan memberi pelatihan pendampingan Pakem/MBS.
8. Pelatihan Monitoring KKG bagi Pokja MBS Kecamatan
9. Workshop Revitalisasi dan Advokasi KKG10. Advokasi program MBS bagi pengambil kebijakan
pendidikan di Kab. Banjarnegara11. Pengembangan Program MBS dengan Dukungan
APBS pada semua SD/MI dengan payung hukum Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 473 Tahun 2009
Program Kegiatan Pengembangan Unggulan Kabupaten Banjarnegara
1. Launching Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 473 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan MBS SD dan MI;
2. Revilatisasi dan Advokasi KKG;3. Program Bedah MBS;4. Pendampingan MBS dan Pakem oleh Kepala
Sekolah dan Pengawas TK/SD;5. Lomba SD/MI MBS Tingkat Kabupaten
Banjarnegara;6. Lomba Inovasi Media dan Alat Peraga;
Catatan:Pada Pelaksanaan MBS Mandiri: Semua Anggaran Sekolah dalam (KAS=Kegiatan
dan Anggaran Sekolah) dikelola dalam kerangka MBS.
Mendorong kegiatan peningkatan mutu MBS secara Bottom Up: Sekolah – kecamatan – kabupaten
Pola MBS terintegrasi dalam kegiatan rutin dan pengembangan Dinas Pendidikan Pemuda dan olah Raga.
MBS tidak lagi tergantung pada Program Khusus Pengembangan MBS dan Alokasi Pendanaannya.
Dibentuk Tim Pengembang MBS Tingkat Kabupaten dan kecamatan.
Pertumbuhan Jumlah SD/MI Rintisan MBS
pakyadi@ymail.com
Pertumbuhan Jumlah SD/MI Rintisan Unicef
pakyadi@ymail.com
Pertumbuhan Jumlah SD/MI MBS Replikasi APBD Kabupaten
Pertumbuhan Jumlah SD/MI MBS secara Keseluruhan
Pertumbuhan Jumlah SD/MI MBS dalam Persen (%)
Rincian Sekolah MBS berdasarkan Program Rintisan
Gambaran Perubahan Sebelum dan Sesudah
Program MBS pada salah satu SD Rintisan
(SDN Giritirta Pejawaran)
Kondisi Sebelum Rintisan MBS
Tampilan Fisik Sekolah•Halaman sekolah tidak tertatabaik, bersih, rapi, teduh, dan rindang;•Gedung tidak sekolah terawat dan tertata baik.
Kondisi Sebelum Rintisan MBS
Pembelajaran di Kelas:•Tradisional•Tampilan kelas sangat tidak menyenangkan, tanpa gambar/pajangan yang lainnya.•Pengaturan tempat duduk formal
Kondisi Sebelum Rintisan MBS
Peran Serta Masyarakat sangat kurang
Dokumentasi Kegiatan Rintisan
Kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi
Kegiatan Pelaksanaan Rintisan
Kegiatan Pelaksanaan Rintisan
Gambaran Kondisi Sekolah setelah fase Rintisan selesai
Tampilan Fisik Sekolah
Tampilan KELAS
PSM
pakyadi@ymail.com
Prinsip Manajemen Sekolah yang Partisipatif
pakyadi@ymail.com
Penyusunan RKS dan Kurikulum sekolah secara partisipatif
Prinsip Manajemen Sekolah yang Tranparansi
pakyadi@ymail.com Pemajangan Visi, Misi, RKAS, dan Laporan Keuangan
Prinsip Manajemen Sekolah yang akuntabel
pakyadi@ymail.com
Rapat Pleno dengan orang tua/wali peserta didik sebagai ajang laporan pertanggung jawaban kegiatan pendidikan
pakyadi@ymail.com
pakyadi@ymail.com
Pengelolaan Kelas bervariasi, pengaturan tempat duduk tidak monoton pada bentuk
formal.
Siswa Belajar dengan bermain dan kegiatan yang menyenangkan lainnya.
pakyadi@ymail.com
Ada Pajangan hasil karya anak di dalam maupun di luar kelas
pakyadi@ymail.com
Pemanfaatan Sudut Baca oleh
anak.
pakyadi@ymail.com
Memanfaatkan lingkungan sebagi sumber belajar.
pakyadi@ymail.com
Pembelajaran di luar kelas
pakyadi@ymail.com
Pembuatan Alat peraga dan media pembelajaran dari
bahan yang murah dan mudah di dapat.
pakyadi@ymail.com
Penilaian Berbasis Kelas
pakyadi@ymail.com
Keterampilan bertanya guru meningkat
pakyadi@ymail.com
pakyadi@ymail.com
pakyadi@ymail.com Aneka kegiatan Peran Serta Masyarakat
pakyadi@ymail.com
Mulok Batik di Kecamatan Susukan
pakyadi@ymail.com
Mulok Salak Pondoh di Kec. Banjarmangu
pakyadi@ymail.com
Mulok pertanian dan budidaya kentang di Kec. Batur, Wanayasa dan Pejawaran
pakyadi@ymail.com
Mulok Dawet Ayu di Kec. Purwanegara
pakyadi@ymail.com
pakyadi@ymail.com
PUBLIC HEARING (tahun 2008)Dengan unsur legislative, eksekutif dan lembaga non pemerintah
pakyadi@ymail.com
pakyadi@ymail.com
DOKUMENTASI ADVOKASI MBS
pakyadi@ymail.com
DOKUMENTASI ADVOKASI MBS
pakyadi@ymail.com
Advokasi MBS bagi para pengambil kebijakan pendidikan
pakyadi@ymail.com
pakyadi@ymail.com
Dukungan normatif terhadap pelaksanaan MBS di Kabupaten Banjarnegara
pakyadi@ymail.com
PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA
NOMOR 473 TAHUN 2009
TENTANG
PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
PADA SEKOLAH DASAR (SD) DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
pakyadi@ymail.com
Pak Yadi@ymail.compakyadi@ymail.com