Post on 11-Aug-2015
description
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
VISUM ET REPERTUMMei 2012
VISUM ET REPERTUMNo. KS. 03/VER/2012
LUKA TUSUK
Oleh:
Musdalipa
C 111 07 058
Penguji:
DR. dr. Gatot S. Lawrence, MSc, Sp.PA(K), DFM, Sp.F
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DI BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
LIBRARY MANAGER MANAGER
DATE SIGN
B. RESUME KASUS
PRO JUSTITIA
Visum et Repertum No. 03/VER/2012
a. Surat Permintaan Visum et Repertum
Surat permintaan Visum et Repertum dari Kepolisian Resort Kota Besar
Makassar, tertanggal tahun dua ribu dua belas, No.: B.5/IV/2012/Reskrim
yang ditandatangani oleh Syarif Wangsa Nugraha, AJUN KOMISARIS BESAR
POLISI NRP.63054094.
b. Tim Kedokteran Forensik
Dipimpin oleh DR. Dr. Gatot S. Lawrence, MSc., Sp.PA(K), DFM, Sp.F, dan
dibantu oleh lima orang dokter muda.
c. Waktu dan Tempat Pemeriksaan Bedah Mayat (Otopsi)
Pada tanggal dua puluh Sembilan mei tahun dua ribu dua belas mulai pukul
sembilan lewat sembilan menit waktu Indonesia Bagian Tengah di kamar
bedah mayat Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoudang Makassar.
d. Identitas Korban
Mayat perempuan yang menurut keterangan polisi bernama Ny. L, umur tiga
puluh tahun, pekerjaan karyawan, alamat Jalan Sungai Saddang satu nomor
lima Makassar.
e. Waktu dan Tempat Kejadian
Korban ditemukan pada hari Selasa dua puluh sembilan Mei tahun dua ribu
dua belas diduga mengalami penganiayaan dan ditemukan dalam kondisi telah
meninggal.
f. Keterangan temuan korban
Pemeriksaan luar
Dari pemeriksaan luar didapatkan mayat perempuan tersebut telah
berada di atas meja bedah mayat Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, ditutup
oleh dua kain sarung. Sarung yang menutupi daerah atas kepala sampai perut
berwarna pink bermotif ukiran batik dan bunga-bunga. Sedangkan sarung
yang menutupi bagian perut sampai kaki berwarna merah motif kotak-kotak
bergaris merah putih.
Setelah seluruh penutup dibuka, tampak mayat perempuan yang
memakai baju kaos berwarna merah muda bergambar boneka (mickey mouse)
didepannya, celana panjang berbahan codorai berwarna hitam dan di dapatkan
satu gantungan kunci bertuliskan top formula satu dengan anak kunci
berjumlah delapan buah. Menggunakan ikat pinggang berwarna coklat
bertuliskan Levis collection. Setelah pakaian di buka, didapatkan mayat
memakai bra berwarna pink bermotif bordir bunga-bunga dengan tali bra
plastic transparan, dan celana dalam warna pink. Memakai kalung di leher
berwarna silver (stainless steel) dan mainan berbentuk salib berwarna silver
(stainless steel). Pada jari manis tangan kanan terdapat plester berwarna
coklat. Memakai kutex kuku berwarna pink pada seluruh jari tangan dan kaki.
Warna kulit sawo matang, panjang badan seratus lima puluh empat
sentimeter, berat badan tidak diukur.
Kaku mayat terdapat di daerah tangan dan kaki, mudah di lawan. Lebam
mayat terdapat di bagian punggung atas, hilang dengan penekanan. Belum ada
tanda-tanda pembusukan.
Rambut kepala berwarna hitam, lurus, sukar dicabut, ukuran terpanjang
lima belas sentimeter. Alis mata berwarna hitam, ukuran terpanjang satu koma
dua sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, ukuran terpanjang nol koma
delapan sentimeter.
Kelopak mata kiri dan kanan tertutup, pada kedua selaput lendir kelopak
mata (konjungtiva) pucat, tidak terdapat bintik perdarahan, bola mata tidak
menonjol, selaput lendir bola mata tidak terdapat bintik perdarahan, selaput
bening (kornea) keruh, selaput putih (sklera) keruh, pupil mata melebar.
Pada hidung, bentuk luar tidak ada kelainan, tampak bercak darah kering
di sekitar hidung. Pada mulut, tampak kedua bibir pucat dan disekitarnya
terdapat bercak darah kering, dan tidak di dapatkan perlukaan.
Ditemukan luka-luka pada kulit antara lain :
1. Pada Kulit Kepala:
- Luka I: Terdapat satu buah luka terbuka berbentuk celah terletak pada
daerah belakang kepala bagian kiri (sinistra), dengan ukuran dua puluh
kali lima milimeter, jika dirapatkan membentuk garis lurus, tepi luka
rata, ujung luka bagian luar (lateral) berjarak empat puluh milimeter dari
belakang telinga membentuk sudut tumpul dan bagian dalam (medial)
membentuk sudut tajam, dasar luka kulit kepala bagian dalam, tidak
terdapat jembatan jaringan.
- Luka II: Terdapat satu buah luka terbuka berbentuk celah terletak pada
daerah belakang kepala bagian tengah, dengan ukuran dua puluh kali
lima milimeter, jika dirapatkan membentuk garis lurus, tepi luka rata,
ujung luka bagian luar (lateral) membentuk sudut tumpul dan bagian
dalam (medial) membentuk sudut tajam, dasar luka kulit kepala bagian
dalam, tidak terdapat jembatan jaringan.
- Luka III: Terdapat satu buah luka terbuka berbentuk celah terletak pada
daerah belakang kepala bagian kanan (dextra), dengan ukuran empat
puluh kali lima milimeter, jika dirapatkan membentuk garis lurus, tepi
luka rata, ujung luka sebelah atas (lateral) membentuk sudut tumpul dan
sebelah bawah (medial) membentuk sudut tajam, dasar luka kulit kepala
bagian dalam, tidak terdapat jembatan jaringan.
2. Pada muka:
- terdapat satu buah luka terbuka berbentuk celah terletak pada daerah
kelopak mata kanan bagian bawah, dengan ukuran dua puluh kali tiga
milimeter, tepi luka rata, ujung luka bagian dalam (medial) terletak lima
milimeter dibawah garis yang menghubungkan kedua mata dan berjarak
lima belas milimeter dari garis tengah tubuh membentuk sudut tajam,
dan ujung luka bagian luar (lateral) terletak lima milimeter dibawah
garis yang menghubungkan kedua mata dan berjarak tiga puluh lima
milimeter dari garis tengah tubuh membentuk sudut tumpul, dasar luka
jaringan bawah kulit (sub kutan).
3. Pada Kulit Leher:
- Luka 1: Terdapat satu buah luka lecet gores pada daerah leher kanan
bagian atas, dengan ukuran dua puluh lima milimeter kali lima
milimeter, sekitar luka tampak memar.
- Luka 2: Dua puluh milimeter dibawah luka lecet gores tersebut terdapat
satu buah luka terbuka berbentuk celah yang memanjang dari kiri ke
kanan dengan ukuran dua puluh lima kali lima milimeter, jika dirapatkan
membentuk garis lurus, tepi luka rata, ujung luka bagian luar (lateral)
membentuk sudut tajam dan bagian dalam (medial) membentuk sudut
tumpul, dasar luka otot dan lemak, tidak terdapat jembatan jaringan,
sekitar luka tampak memar.
4. Pada Kulit dada:
- Luka 1: Terdapat satu buah luka terbuka berbentuk celah terletak pada
dinding dada sebelah kanan diatas puting susu (papilla mamae), dengan
ukuran lima belas milimeter kali lima belas milimeter, setelah dirapatkan
membentuk garis lurus, tepi luka rata, ujung luka bagian bawah
(inferior) berjarak sepuluh milimeter di atas puting susu (papilla mamae)
membentuk sudut tajam dan bagian atas (superior) membentuk sudut
tumpul, dasar luka otot dan lemak.
- Luka 2: Terdapat satu buah luka terbuka berbentuk celah pada dinding
dada sebelah kiri, dengan ukuran dua puluh satu kali tujuh milimeter,
jika dirapatkan membentuk garis lurus, tepi luka rata, ujung luka bagian
atas (medial) berjarak dua puluh milimeter dari garis pertengahan tubuh
depan dan lima belas milimeter di bawah garis mendatar yang
menghubungkan kedua puting susu membentuk sudut tumpul dan
bagian bawah (lateral) membentuk sudut tajam, tidak terdapat jembatan
jaringan, dasar luka otot dan lemak.
- Luka 3: Terdapat satu buah luka terbuka pada dinding dada sebelah kiri,
dengan ukuran dua puluh satu milimeter kali sepuluh milimeter, jika
dirapatkan membentuk garis seperti huruf L terbalik, tepi luka rata,
ujung luka bagian atas (superior) berjarak tiga puluh lima milimeter dari
garis pertengahan tubuh depan dan enam puluh milimeter di bawah garis
mendatar yang menghubungkan kedua puting susu membentuk sudut
tumpul dan bagian bawah kedua ujung luka (medial dan lateral)
membentuk sudut tajam, tidak terdapat jembatan jaringan, dasar luka
belum dapat ditentukan.
5. Pada Kulit Punggung: tampak lebam mayat warna ungu di punggung atas
dan menghilang dengan penekanan, tidak ada perlukaan di sekitar
punggung.
6. Pada Kulit anggota gerak: terdapat satu buah luka iris pada punggung
tangan kiri diantara jari jempol dan jari telunjuk, dengan ukuran empat
puluh millimeter kali lima belas milimeter, tepi luka rata, kedua ujung luka
membentuk sudut tajam, dasar luka otot dan lemak.
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam terdapat luka terbuka pada kantung jantung
daerah puncak jantung (apex) dengan ukuran dua puluh millimeter
disekitarnya tampak resapan darah. Pada jantung terdapat luka terbuka pada
serambi kanan jantung dengan ukuran dua puluh tiga millimeter. Dan luka
terbuka pada bilik kiri jantung ukuran tujuh belas millimeter. Limpa berwarna
abu-abu, permukaan mengkerut, perabaan kenyal, penampang berwarna merah
dengan ukuran sebelas sentimeter kali lima koma lima sentimeter kali satu
sentimeter, pada mikroskopik tampak bagian sinusoid limpa yang tidak berisi
darah. Rahim: ukuran lima belas koma lima sentimeter kali tujuh sentimeter
kali tiga koma delapan sentimeter, pada permukaan rahim tampak lima buah
benjolan berbentuk bulat. Selaput otak: tidak ada robekan, tampak warna agak
kemerahan pada selaput otak keras dibagian belakang kepala.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam ilmu kedokteran kehakiman luka akibat benda tajam yang
banyak dijumpai terdapat dua bentuk, yaitu dalam bentuk luka iris (incised
wound, cut, slash, slice) dan dalam bentuk luka tusuk (penetrating wound,
stab, puncture, perforation), dan di dalam dunia kriminal luka-luka tersebut
biasanya disebabkan oleh pisau.1
Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang
melebihi panjang luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam
atau bermata tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong
pada permukaan tubuh. Contoh alat yang digunakan pada luka tusuk (stab
wound), yaitu : belati, bayonet, clurit, keris, pedang, pecahan kaca. Benda
yang berujung runcing dengan penampang bulat atau segitiga atau segiempat
seperti kikir, tanduk, dan lain-lain. Benda yang berujung tumpul seperti ruji
payung, ruji sepeda, potongan paku, dan lain-lain. 1,2
Beberapa keadaan karena tusukan atau luka pada leher, wajah, dan
ekstremitas ( disebut “pertahanan luka” ) biasanya disebabkan oleh penyerang.
Beberapa luka dengan kedalaman bervariasi pada leher atau pergelangan
tangan mengisyaratkan adanya bunuh diri. Dan adanya luka dangkal yang
berdekatan dengan luka utama merupakan tanda keraguan dan adalah
karakteristik dari kesengajaan diri sendiri. Luka tusuk bisa berakibat fatal jika
menembus jaringan lunak dan cukup untuk mengenai tulang korban. 3,4
Luka tusuk ada 2 jenis: 2
Penetrasi
Luka penetrasi. Pada luka ini, benda menyebabkan penetrasi yang
merobek kulit dan jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga
tubuh seperti rongga thoraks, abdomen. Luka ini hanya merupakan
tempat masuk. 2
Perforasi
Luka perforasi Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai
menembus dari satu sisi ke sisi lainnya. 2
1. Luka Tusuk
Luka tusuk dihasilkan oleh alat yang runcing. Pada umumnya disebabkan
karena pembunuhan. Pada luka tusuk, kedalaman dari luka yang masuk ke
dalam tubuh melebihi panjang luka pada kulit. Tepi luka tajam, tanpa adanya
abrasi atau kontusio. Pada umumnya senjata yang digunakan untuk
menghasilkan luka tusuk adalah pisau, dimana sifat dari tepi luka yang
terpotong dapat menghasilkan luka iris. Contohnya pisau dapur, pisau lipat
dengan ukuran 4-5 inchi. Alat lainnya seperti potongan es, gunting, obeng,
potongan kaca, garpu, pulpen dan pensil digunakan untuk menimbulkan luka
tusuk.1
Energi yang dibutuhkan untuk masuknya sebuah pisau pada kulit
bergantung pada konfigurasi dan ketajaman dari ujung pisau. Ketika ujung
pisau telah memasuki kulit, bagian lainnya akan meluncur dengan sangat
mudah ke dalam tubuh. Selama tidak mengenai tulang, pisau dapat dengan
mudah ditarik keluar dari organ dengan energi yang kecil. Namun, jika
seluruh bagian pisau masuk ke dalam tubuh memberikan arti bahwa luka
tusuk yang dihasilkan adalah dengan kekuatan yang sangat besar.1
2. Ciri Luka Tusuk
Ciri luka tusuk tergantung dari penampang dan mata. Benda berujung
runcing dan bermata tajam satu menyebabkan: 2,3
1. Tepi luka tajam/rata.
2. Satu ujung luka runcing, sedangkan ujung yang lain kurang. Bila arah
mata pisau waktu ditusukkan berlainan arah dengan waktu pisau ditarik
keluar, maka didapatkan luka dengan ujung lebih dari dua.
(Gbr 1)
a) luka tusuk yang tegak lurus dengan serat otot akan menganga lebar. Luka tusuk yang sejajar dengan serat otot menganga berkurang.
b) bentuk luka tusuk yang arah mata pisau berlainan waktu masuk dan keluar.
c) Bentuk luka tusuk yang disebabkan benda runcing dengan penampang segi tiga
3. Sudut luka tajam, pada sisi tumpul kurang tajam.
4. Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong.
5. Dalamnya luka lebih besar daripada panjangnya luka.
6. Sekitar luka kadang memar/ekimosis, oleh karena tusukan sampai tangkai
pisau.
7. Bila luka tegak lurus dengan serat otot, maka luka akan menganga lebar,
bila luka sejajar dengan serat otot luka menganga berkurang.
Gbr 2 : Luka tusuk pisau bermata dua (kiri), luka tusuk pisau bermata satu
(kanan ) 2
Ciri l uka tusuk pada bunuh diri, antara lain.: 2,3
1) Luka tusuk yang menggerombol, pertama dangkal, luka tusuk percobaan,
kemudian lebih dalam.
2) Lokalisasi tertentu adalah daerah perut, daerah jantung, ada kalanya hanya
satu tusukan.
3) Pakaian biasanya disingkirkan sebelum menusuk.
4) Tidak ada luka tangkis.
5) Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.
6) Kadang-kadang tangan yang memegang senjata mengalami cadaveric
spasme.
LUKA TUSUK
PEMBUNUHAN
BUNUH DIRI
Lokasi sembarang tempat, juga
daerah yang sulit dijangkau
oleh korban
Yang mudah dicapai / organ
penting: misalnya dada,
perut, leher
Jumlah luka satu atau lebih Yang mematikan biasanya
satu
Pakaian tertusuk/ robek Disingkirkan
Tentative wound tidak ada Ada
Defense wound ada Tidak ada
Cadaveric spasm tidak ada Kadang ada
3. Kedalaman Luka Tusuk
Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil atau lebih
besar dari lebar pisau. Timbulnya luka yang lebih lebar terjadi apabila tusukan
pisau tersebut melintasi serta memotong lipatan kulit yang berlawanan.
Elastisitas kulit dapat mengubah dimensi luka sehingga dapat meningkatkan
atau menurunkan satu atau dua millimeter dari ukuran pisau yang sebenarnya.1
Kedalaman luka dari luka tusuk dapat sama, lebih kecil atau lebih panjang
dari panjang mata pisau. Jika pisau tidak masuk seluruhnya, bekas luka akan
lebih pendek dari panjang mata pisau. Atau pisau mungkin masuk sangat
dalam seperti force as to indent perut atau dada.1
Gambaran penjelasan diatas, maka pada luka tusuk, panjang luka biasanya
tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya, demikian pula
didalamnya luka biasanya tidak menunjukkan panjang benda tajam tersebut.
Hal ini disebabkan oleh faktor elastisitas jaringan dan gerakan perlawanan
korban saat ditusuk.1
4. Gambaran Dari Luka Tusuk Pada Kulit
Ukuran dan bentuk dari luka tusuk bergantung dari sifat mata pisau dan
bagaimana pisau itu mengenai dan masuk ke dalam tubuh, gerakan untuk
menarik mata pisau dari tubuh korban, gerakan dari tubuh korban sendiri dan
keadaan dari elastisitas kulit.1,2
Ukuran luka pada kulit tidak selalu memberikan indikasi kedalaman luka.
Ujung-ujung luka tusuk adalah sudut. Pada luka tusuk, sudut luka dapat
menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah berupa pisau bermata
satu atau bermata dua. Luka yang berasal dari pisau bermata satu memiliki
sudut luka yang lancip dan yang lain tumpul, namun dapat juga memiliki dua
sudut lancip apabila mata pisau menancap secara superfisial (hanya bagian
ujung benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh
ujung dan sisi tajamnya). Bila kedua sudut luka lancip, luka tersebut dapat
diakibatkan oleh benda tajam bermata dua. Namun terkadang luka dengan
kedua sudut lancip tidak selalu disebabkan oleh pisau bermata dua. Lebar dan
panjang pisau/senjata dapat ditentukan dengan menganalisis luka tikaman(1,3,5)
Jarang pisau masuk ke dalam tubuh dan keluar lagi dengan sudut serta
arah yang sama, dengan demikian setiap luka tusuk merupakan perpaduan
antara tusukan dengan irisan. Oleh karena kenyataan tersebut, ukuran luka
dimana pisau itu masuk ke dalam tubuh akan lebih besar dari ukuran lebar dari
pisau itu sendiri.1
Kulit memiliki elastisitas yang besar dan besarnya ketegangan kulit tidak
sama pada seluruh tubuh. Pada daerah dimana serat-serat elastisnya sejajar,
yaitu pada lipatan-lipatan kulit, maka tusukan yang sejajar dengan lipatan kulit
tersebut akan mengakibatkan luka yang tertutup, sempit dan berbentuk celah.
Akan tetapi bila tusukan pisau itu melintasi serta memotong lipatan kulit,
maka luka yang terjadi akibat tusukan pisau tersebut akan terbuka lebar.(1)
Luka tusuk dari pisau yang sama dapat bervariasi dalam ukuran dan
bentuk, tergantung pada jenis pisau, daerah yang ditikam, kedalaman luka, dan
sudut yang dibentuk. Luka tusuk kulit tunggal mungkin memiliki lebih dari
satu jalur dalam tubuh karena mungkin sebagian ditarik dan dimasukkan
kembali tanpa benar-benar ditarik keluar dari kulit. Oleh karena itu, jalur dari
setiap luka pada kulit harus diperhatikan. 5
5. Penyebab Kematian
Penyebab kematian pada luka tusuk adalah: 2
a). Kerusakan pada organ vital tubuh.
b). Perdarahan dari pembuluh darah organ vital yang mengalami cedera.
c). Infeksi/ sepsis.
d). Emboli udara.
6. Cara Kematian
Pada umumnya kematian akibat luka tusuk disebabkan oleh kasus
pembunuhan. Sulit untuk membunuh seseorang hanya dengan satu tusukan
saja, kecuali bila korbannya sedang tidur atau dalam keadaan yang sangat
lemah atau bila korban diserang secara mendadak dan yang terkena adalah
organ tubuh yang vital. 1
Pada pembunuhan jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai
tempat atau lokasi khusus, seringkali didapatkan luka-luka yang didapat
sewaktu korban mengalami perlawanan, luka-luka tersebut disebut luka
tangkis (defense wound). Luka-luka tangkis dapat ditemukan pada daerah
lengan bawah bagian dalam atau pada telapak tangan. Luka-luka pada telapak
tangan dimungkinkan bila korban berusaha menangkap atau merebut serangan
lawannya. 1
Luka yang mematikan biasanya pada daerah leher, dada dan pada daerah
perut dimana terdapat organ-organ vital. Pada kasus pembunuhan dimana
korban digorok lehernya, maka kasus seperti itu dapat dibedakan dengan
kasus bunuh diri yaitu dengan adanya perbedaan-perbedaan pokok diantaranya
luka-luka percobaan dan didapatkannya luka-luka tangkis.(1,2)
Perlu diingat pula bahwa makin banyak benda atau senjata tajam yang
bentuknya runcing-langsing, misalnya pisau saku atau ganco (alat yang terbuat
dari batang besi bulat ujung runcing yang melengkung dan biasanya
dipergunakan untuk mengungkit beras dalam karung dan balok es). Dengan
benda atau senjata yang demikian, pembunuhan dapat dilakukan dengan jalan
menghantamkan benda atau senjata tajam tersebut ke kepala korban
menembus tulang dan masuk ke dalam otak.1,3
Oleh karena luka-luka yang terjadi pada kasus-kasus seperti diatas tadi
hanya kecil dan berbentuk celah saja, maka pada pemeriksaan luar dari korban
haruslah dilakukan dengan seteliti dan secermat mungkin.1
Pada kasus bunuh diri dengan benda atau senjata tajam, maka cara yang
terbanyak dijumpai ialah dengan cara memotong (mengiris) tenggorokan. Bila
korban mempergunakan tangan kanan untuk maksud tersebut maka pada
umumnya luka iris akan dimulai dari bawah telinga sebelah kiri dan berjalan
melewati bawah dagu sebelah kanan, dengan demikian luka tersebut berjalan
dari kiri atau kebelakang ke kanan bawah depan. Bila korban mempergunakan
tangan kirinya atau pada orang yang kidal, akan terdapat keadaan yang
sebaliknya. 1,5
Pada pemeriksaan yang teliti dari luka akan sering didapatkan satu atau
lebih luka yang lebih dangkal, dan berjalan sejajar disekitar luka yang utama,
luka-luka tersebut adalah luka-luka percobaan (hesitation marks). Luka-luka
percobaan dapat pula ditemukan pada bagian lain dari tubuh seperti pada
pergelangan tangan atau pergelangan kaki, lipat siku atau pada daerah perut. 1,3
Selain daerah leher maka daerah dada, dalam hal ini sesuai dengan letak
jantung dan pada daerah perut yang biasanya daerah lambung adalah
merupakan daerah-daerah yang sering dipilih oleh korban di dalam kasus
bunuh diri. Di dalam kasus tersebut biasanya bentuk luka yang didapatkan
adalah luka tusuk. Luka-luka percobaan tentunya dapat dijumpai juga.1
Luka-luka yang menunjukkan adanya tanda-tanda perlawanan pada kasus
bunuh diri dengan sendirinya tidak akan didapatkan.
Pada kasus bunuh diri selain luka-luka utama yaitu luka yang fatal, yang
terdapat baik pada daerah leher, dada atau daerah lambung serta adanya luka-
luka percobaan, pada tangan korban tidak jarang akan ditemukan pisau yang
tergenggam dengan sangat kuatnya, ini disebabkan adanya kekakuan yang
terjadi seketika pada otot-otot tangan korban yang menggenggam pisau.
Kekakuan seketika tersebut dikenal dengan istilah cadaveric spasme, yang
mencerminkan adanya factor stress emosional dan intravitalitas. Dengan
demikian, adanya senjata yang tergenggam erat tersebut pada korban, hampir
dapat ditentukan dengan pasti bahwa korban telah melakukan bunuh diri dan
mengingat bahwa factor stress emosional atau ketegangan jiwa merupakan
faktor yang memungkinkan terjadinya cadaveric spasme, maka keadaan yang
sama dapat pula terjadi pada kasus-kasus lain selain kasus bunuh diri.1,3
Didalam keadaan dimana pisau tidak tersedia, seperti di dalam rumah
tahanan atau lembaga permasyarakatan, maka bunuh diri dapat pula dengan
mempergunakan benda-benda tajam lain seperti pecahan kaca, pecahan botol,
dan kepingin kaleng. Dengan demikian kelainan yang didapatkan pada
pemeriksaan lebih bervariasi. 1