Post on 20-Oct-2021
ABSTRAK
“PERANCANGAN PUSAT WISATA KAMPUNG NELAYAN DI PULAU
SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”
Hendrikus Mangola Tara1,
Rosvitayati U. Nday2, Suliha N.I. Neonufa3
Pulau Salura merupakan salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Pulau
Sumba dengan potensi utama berupa perkampungan nelayan tradisional yang
didukung potensi-potensi alami berupa pantai pasir putih yang bersih dan halus,
pemandangan pantai yang indah, laut yang bersih, ombak yang besar, serta
memiliki keadaan alam yang masih asri. Pulau Salura juga memiliki penduduk yang
umumnya masyarakat nelayan dengan jumlah penduduk ± 750 jiwa, dengan luas
pulau ± 620 Ha.
Penataan eksisting kawasan kampung nelayan di Pulau Salura belum menunjang
potensi-potensi alami kawasan wisata, serta pola tata letak masa bangunan di
kawasan wisata kampung nelayan yang berbatasan langsung dengan pantai.
Melihat kondisi eksisting pada lokasi wisata kampung nelayan maka perlu
dirancang untuk menunjang potensi-potensi yang ada agar terwujud suatu kawasan
pusat wisata kampung nelayan yang terpadu, sehingga dapat meningkatkan jumlah
wisatawan.
Dalam perancangan pusat wisata kampung nelayan di Pulau Salura ini menerapkan
prinsip eko-arsitektur, karena eko-arsitektur adalah keselarasan antara bangunan
dengan alam sekitarnya. Dari konsep tersebut meliputi 4 infrastruktur menurut
ecomasterplanning yaitu : 1) Infrastruktur merah seperti konsep tata guna lahan,
perletakan bangunan, bentuk bangunan, struktur dan material bangunan, tampilan
bangunan, orientasi bangunan, letak bangunan, warna bangunan, penandaan,
komponen jalan. 2) Infrastruktur abu-abu seperti konsep pola jalan, dimensi jalan,
parkir, marina, air bersih, air kotor, persampahan, listrik dan pengamanan
kebakaran. 3) Infrastruktur biru seperti konsep sistem drainase. 4) Infrasturktur
hijau seperti konsep vegetasi. Hasil desain dari perancangan ini adalah desain
kawasan pusat wisata kampung nelayan di Pulau Salura dan desain fasilitas-fasilitas
pendukung.
Kata kunci : Pulau Salura, Eko-arsitektur, Wisata Kampung Nelayan
1 Mahawiswa, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana 2 Dosen Pembimbing 1, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana 3 Dosen Pembimbing 2, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana
I. PENDAHULUAN
Pulau Salura merupakan salah
satu pulau yang terletak di bagian
selatan Pulau Sumba dan salah satu
pulau terluar di wilayah Indonesia,
serta memiliki bentang alam yang unik
yaitu pada bagian utara yang
menghadap daratan Pulau Sumba
berbentuk datar dengan pantai yang
landai, sedangkan bagian selatan
adalah perbukitan. Pulau Salura
memiliki potensi utama berupa
perkampungan nelayan tradisonal
dengan didukung potensi-potensi
alami berupa pantai pasir putih yang
bersih dan halus, pemandangan pantai
yang indah, laut yang bersih, ombak
yang besar, serta memiliki keadaan
alam yang masih asri. Pulau Salura
juga memiliki penduduk yang
umumnya masyarakat nelayan dengan
jumlah penduduk ± 750 jiwa, dengan
luas pulau ± 620 Ha (BPS Kab. Sumba
Timur, 2016).
Kampung nelayan di Pulau
Salura mempunyai potensi khusus
yang tidak ditemukan di kampung
nelayan pada umumnya. Kehidupan
sosial budaya masyarakat nelayan di
Pulau Salura menjadi salah satu
potensinya. Potensi utama yang
terdapat di kampung nelayan Pulau
Salura yaitu ritual Karaki yaitu ritual
pengambilan hasil laut yang diadakan
pada setiap bulan Maret. Selain itu,
juga terdapat ritual “Selamat datang di
Pulau Salura”, dimana setiap
wisatawan yang pertama kali datang di
Pulau Salura harus melakukan ritual
tersebut. Pada pemukiman kampung
nelayan juga terdapat kubur-kubur
batu besar dengan berbagai bentuk dan
ukiran yang indah baik yang telah
beratus tahun maupun yang baru.
Dari potensi kampung nelayan
di Pulau Salura juga didukung dengan
keindahan pantainya yang masih asri
dengan perpaduan gradasi warna biru
laut dan ditemani dengan hamparan
pasir putih dan pohon-pohon cemara
yang berjajar, serta perahu-perahu
nelayan yang berlabuh di tepi pantai,
semakin menambah keelokan
pantainya. Potensi pendukung lainnya
yaitu memiliki ombak dan gelombang
yang besar sehingga sangat cocok
untuk berselancar, menyelam,
memancing dan lain-lain.
Penataan eksisting kawasan
kampung nelayan di Pulau Salura yang
belum menunjang potensi-potensi
alami kawasan wisata, serta pola tata
letak masa bangunan di kawasan
wisata kampung nelayan yang
berbatasan langsung dengan pantai.
Hal ini belum diupayakan secara
optimal oleh pemerintah setempat
serta kurangnya perhatian dalam
mengembangkan, mengoptimalkan
serta mempromosikan akan potensi-
potensi yang ada.
Melihat kondisi eksisting pada
lokasi pusat wisata kampung nelayan
maka perlu dirancang untuk
menunjang potensi-potensi alami
kawasan, serta pola tata letak masa
bangunan di kawasan wisata kampung
nelayan yang berbatasan langsung
dengan pantai agar terwujud suatu
kawasan pusat wisata kampung
nelayan yang terpadu, sehingga dapat
meningkatkan jumlah wisatawan.
Menurut Heinz dan Suskiyanto
(2006) dalam buku Dasar-dasar Eko-
Arsitektur, menyatakan bahwa Eko-
Arsitektur adalah keselarasan antara
bangunan dengan alam sekitar, dengan
demikian maka perancangan pusat
wisata kampung nelayan di Pulau
Salura akan menunjang potensi-
potensi alami kawasan sebagai
kawasan wisata kampung nelayan
yang terpadu dengan lingkungan alam.
Untuk mendukung potensi-
potensi yang ada di kampung nelayan
Pulau Salura, maka saya mengambil
Tugas Akhir dengan judul
“Perancangan Pusat Wisata kampung
nelayan di Pulau Salura dengan
Pendekatan Eko-Arsitektur”.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam
perancangan ini adalah pendeskripsian
data yang didapatkan sebagai data
pendukung dalam perumusan
permasalahan dan persoalan,
kemudian dianalisis sesuai
permasalahan yang ada berdasarkan
prinsip pengembangan kawasan
wisata, prinsip perancangan
pemukiman nelayan, dan prinsip
perancangan eko-arsitektur, sehingga
menghasilkan konsep perancangan
yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam metode perancangan.
III. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Perancangan
Deskripsi rancangan pada
perancangan pusat wisata kampung
nelayan di Pulau Salura merupakan
sintesis dari pendalaman konsep dan
pendekatan pada bab lima. Secara
garis besar rancangan ini berusaha
untuk mengaplikasikan konsep eko-
arsitektur yang mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungannya,
guna mempertahankan fungsi awal
dan ekosistem alami pada lokasi
perancangan. Berikut ini merupakan
penerapannya.
Human Infrastructure
a. Tata Guna Lahan
Deskripsi perancangan tata guna
lahan pada perancangan kawasan pusat
wisata kampung nelayan di Pulau Salura
adalah sebagai berikut :
1. Entrance Kawasan
Hasil perancangan tapak yaitu dengan
penempatan dermaga baru pada area
rekreasi air dengan pertimbangan
kemudahan dalam pencapain menuju
area wisata, area ritual penerima dan
kampung nelayan, serta jangkauan
seluruh fasilitas. Konsep entrance
dengan menggabungkan entrance
masuk dan keluar, namun dipisahkan
pada area penerima yaitu antara
entrance ke zona wisata, zona servis
dan jalur pendestrian.
Gambar : Hasil Pengolahan Entrance
Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2. Zoning
Konsep penzoningan yaitu Setiap
zona ditempatkan berdasarkan fungsi
zona, potensi zona, hubungan antara
zona
Gambar : Hasil Pengolahan
Penzoningan Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
b. Tata Bangunan
Deskripsi perancangan berdasarkan
Tata Bangunan pada perancangan
kawasan pusat wisata kampung nelayan
di Pulau Salura adalah berikut:
1) Pola Perletakan Bangunan
Pola perletakan bangunan
menyesuaikan dengan bangunan
eksisting kawasan kampung nelayan.
Gambar : Hasil Pengolahan Pola
Perletakan Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2) Pola Masa Bangunan
Hasil rancangan pola massa bangunan
dimana memberikan space untuk
kegiatan outdor dan sempadan pantai
sebagai area hijau.
Gambar : Hasil Pengolahan Pola
Masa Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
3) Bentuk Bangunan
Gambar : Hasil Pengolahan Bentuk
Bangunan Wisata Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
4) Letak Bangunan
Gambar : Hasil Pengolahan Letak
Bangunan Wisata Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
5) Tampilan bangunan
Gambar : Hasil Pengolahan Tampilan
Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
6) Material bangunan
Gambar : Material Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
7) Orientasi bangunan
Gambar : Hasil Pengolahan Orientasi
Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
8) Warna
Gambar : Warna Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
9) Struktur bangunan
Gambar : Hasil Pengolahan Struktur
Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
10) Bentuk Atap dan Sistem Struktur
Hasil rancangan bentuk atap dan
sistem struktur pada bangunan
dimana telah mempertimbangkan
akan lokasinya yang berada di tepi
pantai dan bentuk atap bangunan
eksisting, sehingga pada hasil
rancangan ini menambah struktur
bracing horizontal pada bangunan,
untuk menambah kekohan bentuk
atap suatu bangunan.
Gambar : Hasil Pengolahan Bentuk
Atap dan Sistem Struktur Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
11) Interior Bangunan
Hasil rancangan interior bangunan,
yaitu memanfaatkan warna papan
kayu yang alami sebagai tampilan
interior bangunan, serta penggunaan
vitting lampu yang terbuat dari
bambu menambah suasana lokalitas
budaya setempat. Pada bangunan
yang menggunakan plafond
dianjurkan untuk menggunakan
material plafond dari bambu/kayu
sebagai lokalitas budaya setempat.
Penggunaan jalusi dan lubang angina
sebagai solusi dari penghawaan dan
pencahayaan alami pada bangunan.
Gambar : Hasil Desain Interior
Hunian Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
c. Tata Kualitas Bangunan
Deskripsi perancangan berdasarkan
Tata Kualitas Bangunan pada
perancangan kawasan pusat wisata
kampung nelayan di Pulau Salura adalah
berikut ini :
1) Signage
Gambar : Hasil Pengolahan Signage
pada Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2) Street Funiture
Gambar : Hasil Desain Street
Funiture pada Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Engineering Infrastructure
a. Sistem Sirkulasi
Deskripsi perancangan Sistem
Sirkulasi pada perancangan kawasan
pusat wisata kampung nelayan di Pulau
Salura adalah berikut ini :
1) Jaringan jalan, jalur servis,
pedestrian, dan jalur sepeda
Pola jalan menggunakan pola linier
di sepanjang sempadan pantai,
sedangkan pada area rencana
pengembangan kampung nelayan
menggunakan pola melingkar.
Gambar : Hasil Pengolahan Sirkulasi
dalam Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2) Parkiran
Gambar : Parkiran pada Kawasan
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
3) Pelabuhan/Dermaga
Gambar : Hasil Pengolahan Letak
Pelabuhan/Dermaga Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
b. Jaringan Utilitas
Deskripsi perancangan sistem
jaringan utilitas pada perancangan
kawasan pusat wisata kampung nelayan
di Pulau Salura adalah berikut :
1) Jaringan Air Bersih
Penyediaan air bersih untuk
kebutuhan masyarakat nelayan,
dengan mengolah air hujan menjadi
air bersih.
Gambar : Diagram Pengolahan Air
Hujan Sumber:
www.google.co.id/image/penyaringan+air+hujan
Gambar : Hasil Pengolahan
Penyulingan Air Laut Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2) Jaringan Air Limbah dan Air Kotor
Penampungan air hujan untuk
menunjang keperluan sehari-hari,
sedangkan air kotor disalurkan ke
sumur resapan.
Gambar : Hasil Pengolahan
Penampungan Air Hujan
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
3) Jaringan persampahan
Sampah diolah ditempat pada sisi
luar tapak dan dianggkut setiap hari
pada pagi hari sebelum terjadi
aktivitas wisata. Menyediakan
fasilitas tempat sampah setiap 30
meter pada sepadan pantai dan area
wisata, setiap perletakan terdiri dari
satu pasang tempat sampah organik
dan anorganik untuk mempermudah
proses pemilahan sebelum diangkut.
Gambar : Hasil Pengolahan Area
Pengolahan Sampah
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
4) Jaringan listrik
Penggunaan sel surya eksisting
diaplikasikan pada semua bangunan
serta penggunaan sel surya pada
masing-masing bangunan sebagai
alternatif pada bangunan hunian
wisata, sedangakan generator
sebagai alternatif untuk bangunan
penunjang wisata
Gambar : Hasil Pengolahan Area
Pengolahan Sampah Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
5) Jaringan pengamanan kebakaran
Sumber air bersih dari air tandon
yang didistrubusikan ke tiap
bangunan untuk sprinker dan
hydrant. Jarak hydrant tidak
kurang dari 50 m diletakkan pada
tiap titik strategis pada tapak,
jarak antar springker rata –rata
jarak 2,5 dengan sistem rangkap.
Gambar : Contoh Sistem Kerja
Hydrant Sumber : www.pemadamapionline.com
Water Infrastructure
Deskripsi perancangan berdasarkan
Water infrastructure pada perancangan
kawasan pusat wisata kampung nelayan
di Pulau Salura adalah berikut :
Sistem Draenase
Gambar : Hasil Pengolahan Saluran
Draenase Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Eco Infrastructure
Deskripsi perancangan berdasarkan Eco
infrastructure pada perancangan
kawasan pusat wisata kampung nelayan
di Pulau Salura adalah berikut :
1. Ruang Terbuka (Penataan
Landskape)
Gambar : Hasil Pengolahan Area
Ruang Terbuka Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Furniture Area Ruang
Terbuka Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2. Tata Hijau
Menambah pohon cemara pantai,
serta memanfaatkan vegetasi
eksisting sebagai penaataan tata
hijau kawasan dengan penambahan
vegetasi pengarah pada area tertentu
seperti area wisata dan pembatas
jalan.
Gambar : Hasil Pengolahan Tata
Hijau Pada Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2. Hasil Rancangan
a. Rancangan Tapak
1) Pola Tatanan Masa
Kondisi fisik tapak yang berbatasan
langsung dengan perairan, sehingga
untuk memberikan kenyamanan arus
sirkulasi maka tatanan masa pada
perancangan ini mengaplikasikan
pola linier, sebagai penghubung
antara masa bangunan. Selain itu
dalam perancangan ini memberikan
ruang sempadan pantai sebagai area
kegiatan outdor.
Gambar : Pola Tatanan Masa Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2) Aksebilitas dan Sirkulasi
Aksebilitas kedalam tapak, hanya
terdapat dari area penerima, dimana
pada area tersebut disambut oleh
masyarakat nelayan sebagai
penghuni dan pengelola wisata
kampung nelayan.
Gambar : Entrance kedalam Tapak
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Dari area penerima untuk
penggunjung yang baru pertama kali
datang di Pulau Salura harus
mengikuti ritual, sedangkan
wisatawan lainnya dapat langsung
menikmati suasana kampung
nelayan. Untuk sirkulasi kedalam
tapak terdapat 2 bagian yaitu
sirkulasi kenderaan dan sirkulasi
manusia. Sirkulasi kenderaan dibagi
menjadi 3 jalur yaitu :
1. Jalur utilitas yaitu jalur yang
diperuntukkan untuk sirkulasi
pengangkutan barang dan
sampah
2. Sirkulasi kenderaan wisatawan
diperuntukkan untuk pengunjung
yang masuk kedalam area wisata.
3. Akses untuk penghuni dan
pengelola wisata kampung
nelayan
Gambar : Sirkulasi dalam Tapak
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Akses pejalan kaki dengan
pengerasan menggunakan grasblog
dan batu alam, disepanjang
sempadan pantai, sedangkan untuk
jalur kenderaan dan jalur utilitas
menggunakan paving yang berbeda.
Gambar : Jalur Pejalan Kaki
disepanjang Pantai Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
3) Vegetasi
Hasil rancangan vegetasi yaitu
mempertahankan vegetasi eksisting
yang ada pada tapak, dengan
menambah vegetasi sesuai
fungsinya. Penambahan vegetasi
sebagai fungsi utama sebagai
peneduh, pengarah dan tanaman
hias. Berikut ini zonasi
perletakannya hasil rancangan pada
tapak yaitu :
Gambar : Penataan Vegetasi pada
Tapak Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
b. Rancangan Bentuk
Tatanan masa dan ruang dalam
perancangan ini mendekatkan
konsep eko-arsitektur dimana
mempertahankan area aktivitas
nelayan eksisting, dengan
mempertimbangkan pengembangan
kawasan wisata di pinggir pantai.
Pada perancangan ini, dimana untuk
menunjang potensi kampung nelayan
dengan memberikan fasilitas sentral
penjualan hasil laut dan area bussines
centre, sedangkan untuk menunjang
potensi pantainya dengan
menyediakan fasilitas marina dan
restorann nelayan.
Gambar : Area Ritual dalam
Kampung Nelayan Eksisting Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Area Tambak Perahu
Nelayan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Sentral Kampung Nelayan
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
c. Rancangan Ruang
1) Pengelola Wisata Kampung Nelayan
Gambar : Pengelola Wisata
Kampung Nelayan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
2) Hunian Kampung Nelayan
Hasil rancangan mempertahankan
area hunian nelayan eksisting
sebagai konsep eko-arsitektur.
Gambar : Perspektif Kampung
Nelayan Eksisting Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Hasil rancangan hunian dikampung
nelayan terdapat 3 jenis yaitu hunian
nelayan + home stay, hunian nelayan
dan home stay.
Gambar : Hunian Nelayan dan Home
Stay Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Hunian Nelayan
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Home Stay
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
3) Sentral Penjualan Hasil Laut dan
Pasar
Gambar : Sentral Penjualan Hasil
Laut dan Pasar Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Perspektif Sentral
Penjualan Hasil Laut dan Pasar Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
4) Bussines Centre
Gambar : Area Bussines Centre
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
Gambar : Perspektif Bussines Centre
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
5) Marina
Gambar : Fasilitas Marina
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017
IV. KESIMPULAN
Dari hasil Perancangan Pusat Wisata
Kampung Nelayan di Pulau Salura
dengan Pendekatan Eko-Arsitektur dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Perancangan pusat wisata kampung
nelayan di Pulau Salura membuat
perubahan kondisi kampung nelayan
yang berdampak pada kerusakan
lingkungan, maka dalam
perancangan pusat wisata kampung
nelayan ini sebagai salah satu
pertimbangan dalam upaya
mengembangkan wisata kampung
nelayan tradisional sekaligus
menjaga kelestarian alam, budaya,
meningkatkan kualitas pelayanan
guna meningkatkan kuantitas
wisatawan, memberi ruang dan
fungsi yang tepat dalam
memanfaatkan kawasan wisata yang
berbatasan langsung dengan pantai
sebagai aktivitas kegiatan
berkelanjutan.
2. Pendekatan perancangan dalam
perancangan pusat wisata kampung
nelayan di Pulau Salura, mengambil
konsep eko-arsitektur yang meliputi
4 infrastruktur menurut
ecomasterplanning yaitu : 1)
Infrastruktur merah seperti konsep
tata guna lahan, perletakan
bangunan, bentuk bangunan, struktur
dan material bangunan, tampilan
bangunan, orientasi bangunan, letak
bangunan, warna bangunan,
penandaan, komponen jalan. 2)
Infrastruktur abu-abu seperti konsep
pola jalan, dimensi jalan, parkir,
marina, air bersih, air kotor,
persampahan, listrik dan
pengamanan kebakaran. 3)
Infrastruktur biru seperti konsep
sistem drainase. 4) Infrasturktur
hijau seperti konsep vegetasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Budihardjo, Eko; dan Hardjohubojo,
Sudanti. 1993. Kota Berwawasan
Lingkungan. Bandung: Alumni
Ching D. K. Francis dan Adams, C.
2001. Ilustrasi Konstruksi
Bangunan Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga.
Ching D. K. Francis. 2008. Arsitektur
Bentuk, Ruang dan Tataan.
Jakarta: Erlangga.
Chiara D. J & Koppelman E. Lee.1990.
Standar Perencanaan Tapak.
Jakarta: Erlangga.
DepDikBud, 1994. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Jakarta:
DepDikBud
E, Maryani. 1991. Pengantar Geografi
Pariwisata. Bandung:____
Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasar
Manajemen Kepariwisataan Alam.
Liberty: Yogyakarta.
Frick, H. dan FX Bambang Suskiyanto,
2006. Dasar - dasar Eko-
Arsitektur. Yogyakarta : Kasitus.
Frick. H dan Pujo. L. Setiawan. 2007.
Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan
Utilitas Bangunan. Yogyakarta :
Kasitus.
Hadinoto, Kusudianto. 1996.
Perencanaan Pengembangan
Destinasi Pariwisata._____
Hakim, Rustam. 2003. Komponen
Perancangan Arsitektur Lansekap.
Bina Aksara: Jakarta.
Holde. 2000. Prinsip Dasar
Wisata._______
Heinz Frick, 1996. Pelestarian Alam
dan Budaya._____
Khudori D. 2002. Menuju Kampung
Pemerdekaan: Membangun
Masyarakat Sipil dari Akar-
akarnya Belajar dari Romo
Mangun di Pinggir Kali Code.
Yogyakarta: Yayasan Pondok
Rakyat.
Lippsmeier, Georg. 1997. Bangunan
Tropis. Jakarta: Erlangga
Michael Laurie.1984. Pengantar
Kepada Arsitektur Pertamanan.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid
2. Jakarta: Erlangga
Raharjo. 2014. Pengantar Sosiologi
Pedesaan dan Pertanian.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
R. G. Soekadijo. 2000. Anatomi
Pariwisata. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Soetomo. 1994. World Association of
Travel Agent._______
White T.E. 2007. Site Analysis. Florida:
Architectural Media.
Yoeti, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Bandung: Aksara.
Majalah, Karya Tulis, Jurnal, Tugas
Akhir dan Tesis
Ade Kusumawardhani, Penataan dan
Pengembangan Kampung Nelayan
Puger di Jember.TGA Arsitektur.
Amung , Y. M. 2014. Perencanaan dan
Perancangan Pulau Kepa sebagai
pulau wisata diKabupaten Alor
dengan pendekatan eko-arsitektur.
Jurusan Arsitektur Universitas
Nusa Cendana, Kupang.
AS Horby, Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of English Fifth
Edition, Oxford University Press,
Oxford 1995.
Baharuddin, Koddeng. 2007.
Pengembangan Kawasan
Pariwisata (tepian) Makassar.
Jurnal Arsitektur FT-UNHAS
Volume 4 No. 1.
Hakim, Luqmanul dan Budi Nugraha.
2007. Penerapan Arsitektur
Ekologis pada Desain Rumah
Tinggal. Jakarta. Jurnal NALARs
Volume 6 Nomor 1 Januari 2007.
Hendro Pranoto dan Totok Priyono,
Perkembangan Waterfront di
Perkotaan, Majalah Sketsa, Mei
1993.
Nurdiah, Esti A. dan Agus D. Hariyanto.
2013. Struktur Rangka Atap
Rumah Tradisional Sumba.
Program Studi Arsitektur, FTSP,
Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Patandianan, M. V. dan Toban, Z. 2011.
Identifikasi Pengembangan
Permukiman Nelayan oleh
Neighborhood Upgrading And
Shelter Sector Project (NUSSP).
Makassar : Jurusan Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Priatman, J. 2000. Ecosustainable High-
rise The Environmentally
Conscious Architecture of
Skyscraper. Lecturer, Department
of Architecture, Faculty of Civil
Engineering and Planning Petra
Christian University, Surabaya.
Susanti, Siska dan Sastrawan,
Alexander. 2006. Pola Penataan
Zona, Massa dan Ruang Terbuka
pada Perumahan Waterfront
(Studi Kasus Perumahan PIK).
Sastrawati, I. 2003. Prinsip
Perancangan Kawasan Tepi Air
(Kasus: Kawasan Tanjung
Bunga). Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota Vol. 14 No. 3/
Desember 2003, hal 95-117.
Titisari, E. Y., Triwinarto, J.S.,
Suryasari, N. 2012. Konsep
Ekologis pada Arsitektur di Desa
Bendosari. Malang. Jurnal RUAS.
Vol. 10 No. 2.
Umbara, A. Rizal. 2003. Kajian Relokasi
Pemukiman Kumuh Nelayan ke
Rumah Susun Kedaung Kelurahan
Sukamaju Bandar Lampung.
Tesis. Semarang: Magister
Pembangunan Kota. Universitas
Diponegoro.
Vidyabrata, P. A. 2002. Studi Pola Tata
Ruang Permukiman Nelayan
(Studi Kasus : Desa Ujung Gagak,
Desa Ujung Alang dan Desa
Panikel di Kampung Laut, Segara
Anakan-Cilacap). Tesis.
Semarang: Jurusan Magister
Teknik Arsitektur Universitas
Diponegoro.
Wardhani,W. D. 2006 . Konsep
Perencanaan dan Perancangan
Penataan dan Pengembangan
Kawasan Pantai Prigi Sebagai
Obyek Wisata Pantai di
Kabupaten Trenggalek. Tugas
Akhir. Surakarta: Jurusan
Arsitektur Universitas Sebelas
Maret.
Instansi dan Peraturan
BPS, Kab. Sumba Timur. 2010.
Kunjungan Wisata Lokal Maupun
Manca Negara. Waingapu
BPS, Kab. Sumba Timur. 2014. Statistik
Daerah Kecamatan Karera.
Waingapu
Dep. Pekerjaan Umum, Dirjen Penataan
Ruang. 2006. Pedoman
Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai
di Kawasan Perkotaan. Jakarta
Menteri Negara Kebudayaan dan
Pariwisata. No.
KM.67/UM.001/MKP/2004.
Pedoman Umum Pengembangan
Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil.
Jakarta
Menteri Negara Pekerjaan Umum. No.
06/PRT/M/2007, tentang
Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.Jakarta
Menteri Negara Pekerjaan Umum. No.
05/PRT/M/2008, tentang
Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan.
Jakarta
Menteri Negara Perumahan Rakyat RI.
No. 15/PERMEN/M/2006.
Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pengembangan
Kawasan Nelayan, Jakarta.
Menteri Negara Perumahan Rakyat RI
No. 17/PERMEN/M/2006.
Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pengembangan
Perumahan Kawasan Perbatasan.
Jakarta
Website
Ardin, B. 2014. Pulau Salura, Akhirnya.
http://www.Pulau Salura,
Akhirnya! _ JalanBlog.htm.
Diaskes pada 05 Desember 2016.
Aryo, V. 2011. Pulau Salura.
http://www.Pulau
Salura!_JalanBlog.htm. Diaskes
pada 05 Desember 2016.
Dinas Pariwisata Sumba Timur. Wisata
Budaya, Kampung Adat, Tarian
Daerah.
www.sumbatimurkab.go.id/wisata
-budaya.html. Diaskes pada 01
Januari 2016.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2007.
Kabupaten Sumba Timur, Objek
Wisata Kabupaten Sumba Timur.
www.sumbatimurkab.go.id/wisata
-budaya.co.id. Diaskes pada 05
Desember 2016.
Herry, V. 2012. Salura, Surga di
Perbatasan Indonesia – Australia.
http://www.Salura, Surga di
Perbatasan Indonesia – Australia _
JalanBlog.htm. Diaskes pada 05
Desember 2016.
____________. 2014. Salura, Eksotika
Negeri Yang Terkucil (Bagian 1)
http://www.sumbapulausabana.bl
ogspot.co.id. Diaskes pada 05
Desember 2016.
____________. 2014. Salura, Eksotika
Negeri Yang Terkucil (Bagian 2)
http://www.sumbapulausabana.bl
ogspot.co.id. Diaskes pada 05
Desember 2016.
http://bendosari5758.blogspot.co.id./p/te
ntang-desa-bendosari Diaskes
pada 25 Januari 2017.