Pungtuasi Dan Ejaan

Post on 28-Dec-2015

348 views 3 download

Transcript of Pungtuasi Dan Ejaan

PUNGTUASI DAN EYD

Drs. Yamin, M.Pd.

Hakikat Bahasa

Bahasa pada hakikatnya adalah bunyi, tulisan merupakan bentuk visualisasi bunyi melalui lambang-lambang grafis yang disepakati.

Bunyi bahasa berupa kata, kalimat, dan wacana disebut unsur segmental, sedangkan bunyi panjang dan bunyi pendek, nada tinggi dan nada rendah (intonasi) disebut unsur suprasegmental. Unsur suprasegmental inilah yang sebut pungtuasi.

PUNGTUASI

Pungtuasi adalah salah satu upaya membimbing pembaca untuk mengikuti jejak lagu kalimat lisan. Upaya pembimbingan ini dilakukan dengan menandai frase, klausa, kalimat dengan tanda baca, seperti tanda koma (,) untuk penghentian sekejap, tanda pisah (-) untuk tekanan lagu yang khas, tanda tanya (?) untuk nada tanya, dan tanda seru (!) untuk nada memerintah atau seruan.

Contoh

“Mujur tidak ada,” kata Andi, “Kalau ada, saya takut engkau tiap Minggu akan keletihan berjalan!”

tanda kutip “…” kalimat langsung tanda koma (,) berhenti sekejap tanda titik (.) berhenti lama tanda seru (!) seruan, perintah

Dasar penggunaan pungtuasi

Penggunaan pungtuasi merupakan hasil kesepakan bersama masyarakat pemakai bahasa yang dalam bentuk formalnya berbentuk ejaan.

EYD

Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca (KBBI, 1989: 219).

Ejaan yang digunakan saat ini adalah EYD yang diberlakukan sejak tanggal, 16 Agustus 1972.

Perbedaan Ejaan Lama dengan EYD1. Perubahan huruf2. Pengguanaan fonem dari bahasa asing3. Penulisan /di/,/ke/ sebagai awalan dan /di/,/ke/ sebagai preposisi (kata depan)4. Tanda apostrof(‘)5. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring6. Penulisa gabungan kata7. Penulisan partikel8. Penulisan si dan sang9. Penulisan singkatan dan akronim10. Penulisan angka dan lambang 11. Pemenggalan kata12. Pemakaian tanda baca titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubug, tanda pisah, tanda kurung biasa, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda garis miring.

1. Perubahan huruf

Ejaan lamadj djaditj tjatat nj njanjisj asjikch achiroe itoej jaitu

EYDJ jadic catatny nyanyisy asyikkh akhiru ituy yaitu

2. Penggunaan huruf /f/, /v/,/z/,/q/,/x/ secara resmi dalam bahasa Indonesia

faktor bukan paktor maaf bukan maap variasi bukan pariasi zaman bukan jaman Quran bukan kuran Xenon bukan ksenon

3. Penulisan /di/,/ke/ sebagai awalan dan /di/,/ke/ sebagai preposisi (kata depan)

a. Bentuk di dan ke sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang diikuti. Contoh : dikembalikan disurati di sebagai awalan digaris bawahi

ketua kekasih ke sebagai awalan kehendak

Catatan : Ciri di sebagai awalan adalah di yang membentuk kata kerja. Ciri ke sebagai awalan ialah menyatakan yang di…, atau bila kombinasi dengan akhiran (-an) menyatakan hal, keadaan, atau terkena.

Lanjut di dan keb. Penulisan di dan ke sebagai preposisi (kata depan. Penulisan di dan ke

sebagai preposisi ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Contoh : di sana di kantor di sebagai preposisi di kampus

ke kantor ke sini ke sebagai preposisi ke samping

Catatan : di dan ke sebagai preposisi menunjukkan arah atau tempat.

4. Tanda apostrof (‘)

Tanda apostrof adalah penanda sebagaimana dulu terpakai dalam kata Qur’an, Jum’at, do’a, dan sekarang penanda itu dalam EYD tidak terpakai lagi.

5. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring

A. Pemakaian huruf kapital Kaidah penulisan huruf kapital meliputi hal-hal berikut : 1. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama pada awal kalimat dan kutipan langsung. Contoh ; Polri memburu pembunuh dua polisi di Poso. “Tinggal saja di sini, kan lebih dekat ke kampus,” kata Om Yamin padaku.

Huruf kapital…

2. Huruf kapital untuk menulis nama Tuhan dan pengganti-Nya.

Contoh: Allah Tuhan Yang Mahapengasih atas rahmat dan karunia-Nya Tuhan Yang Mahaadil

Hurul kapital…

3. Huruf kapital digunakan untuk nama, jabatan dan pangkat, gelar kehormatan, gelar keagamaan yang diikuti dengan nama orang.

Contoh : Kusmajid H. Kusmajid Sultan Moh. Salahuddin Presiden Susilo Bambang Yudoyono Gubernur KDKI Jakarta

Huruf kapital…4. Huruf kapital digunakan untuk menulis nama bangsa, suku bangsa, nama

bahasa, nama hari, nama bulan, nama tahun, hari raya, peristiwa sejarah, serta nama-nama geografis.

Contoh : bangsa Indonesia suku Bima hari Sabtu bulan November tahun Hijriah dan tahun Masehi hari Natal Gerakan 30 September Pulau Sumbawa, Lombok Barat.

Huruf kapital…

5. Huruf kapital digunakan huruf pertama nama lembaga, nama negara, dokumen resmi, nama buku, nama majalah, nama surat kabar ( untuk nama buku, majalah, dan nama harian ditulis miring.

Contoh :Akademi Keperawatan MuhammadiyahKemendiknasUndang-Undang Dasar 1945Republik Korea SelatanKami berlangganan Kompas

Huruf kapital

6. Huruf kapital digunakan untuk menuliskan gelar kesarjaan dan sapaan.

Contoh : Drs. Yamin, M.Pd. Prof. Dr. Hamka Ny. Murni, Tn.Hamid, Sdr. Tuty surat Anda, surat Ibu, Saudara Tante,

“Namamu siapa, Nak ?” Tanya Om Budi.

7. Huruf kapital digunakan untuk judul buku, judul bab, judul subbab. Kata-kata tugas seperti dan, dengan, untuk, di, pada, kepada, yang, dalam, sebagai daripada, dsb. ditulis dengan huruf biasa.

Contoh: Pengaruh Kemenangan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur DKI Terhadap

Kesejahteraan Warga Jakarta Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Pemikiran 1.2 Masalah Penelitian 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1.6 Pendekatan dan Metode

Huruf Miring

1) Menulis judul buku, nama majalah, nama jurnal, nama harian, atau nama kepustakaan lain.

Contoh :

Masalah itu dibahas dalam Metode Penelitian karya Moh. Nazir, Ph.D.

Artikel “Kolusi dan Korupsi” tulisan Muchtar Buchori dimuat di harian Suara Pembaharuan tanggal 10 Desember 1994.

2. Menggunakan huruf miring untuk mempertegas kata atau istilah yang dibahas dalam suatu tulisan.

Contoh : Kita harus hati-hati menuliskan di sebagai

awalan dan di sebagai preposisi. Huruf /t/ pada kata Tuhan dan penggantinya

harus dengan huruf kapital.

Huruf miring

3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing.

Contoh : Perusahaan itu sudah go public. Performansi customer service dapat

mempengaruhi calon pelanggan. Dia menggunakan dialek Jakarta ngapain,

doang, lu, gue, dan sejenisnya.

6. Penulisan Gabungan Kata Dalam ketentuan EYD terdapat kerancuan penulisan gabungan kata. Dalam satu

ketetapan disebutkan bahwa “kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.”

Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.

Akan tetapi kata dasar serangkaian seperti kacamata, matahari, olahraga, saputangan, kosakata, ditulis serangkai. Dalam beberapa referensi memberi alasan bahwa gabungan kata yang sudah padu dan dianggap satu ditulis serangkai.

Ketentuan menganggap padu semacam itu tidak dapat diterima, karena anggapan sangat subjektif.

Penulisan gabungan kata…

Berbeda dengan unsur bahasa yang bukan berstatus kata seperti pasca, panca, dwi, tri, pra, peri, tuna, pramu, maha, (Harimurti menyebutnya proleksem dan Gorys Keraf menyebutnya imbuhan asing.

Penulisan gabungan kata yang Baku

Gabungan kata bakuPancasilaSaptamargaSwasembadaPascasarjana UIdwifungsi ABRITrikomando RakyatPrajabatanPeribahasa

Gabungan kata tidak baku Panca SilaSapta MargaSwa sembadaPasca Sarjana UIdwifungsi ABRITri Komando RakyatPra jabatanPeri bahasa

KBBI membakukan penulisan kata berikut

BakuAcapkaliBumiputraOlahragaBulu tangkisKosakataDarmabaktiSegitigaSaputangan SediakalaBelasungkawamatahari

Tidak Bakuacapkalibumiputraolahragabulu tangkisKosakatadarmabaktiSegitigaSaputangan SediakalaBelasungkawamatahari

Gabungan kata…

Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan adanya pertalian unsur yang bersangkutan.

Contoh ;alat pandang-dengarsuami-istri non-formal (dapat ditulis nonformal)sub-bagian (dapat ditulis subbagian)

Gabungan kata yang mendapat imbuhan gabung (awalan dan akhiran) ditulis serangkai.

Baku digarisbawahi disebarluaskan diputarbalikkan memorakporandakan mencampuradukkan

Tidak Baku

digaris bawahi disebar luaskan diputar balikkan memorak porandakan mencampur adukkan

Gabungan kata yang bukan imbuhan gabungan

Bakubertemuk tanganbertekuk lututmenganak sungaisebar luaskan

Tidak Bakubertepuktanganbertekuklututmenganaksungaisebarluaskanlah

7. Penulisan Partikel kah,lah, tah

Partikel adalah satuan kebahasaan yang memiliki bentuk dan tugas secara khusus. Fungsinya untuk memperhalus atau mempertegas perintah. Jenis partikel adalah kah, tah, dan lah. Penulisan partikel selalu dirangkaikan dengan kata yang diikutinya.

Contoh: Apalah arti sebuah nama. Siapakah Presiden RI ? Apatah Tuan ‘kan rela menyaksikan putra sendiri sengsara ?

Partikel pun

Partikel pun mengalami dua perlakuan dalam penulisan. Partikel pun yang ditulis serangkai dengan dengan kata

yang diikutinya adalah partikel pun yang berfungsi kebagai kata sambung, dan sebagai penegas.

Contoh : bagaimanapun, meskipun, walaupun,maupun,

kendatipun, adapun, sungguhpun, biarpun, sekalipun, kalaupun.

Partikel pun

Partikel pun yang ditulis terpisah adalah pun yang berfungsi sebagai penegas dan bersinonim dengan juga.

Contoh: Jangankan kamu, Saya pun mau menerima

hadiah itu. Jika Ayah pergi, Saya pun akan ikut pergi.

Partikel per, demi, dan tiap ditulis terpisah kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

PNS akan mendapat kenaikan gaji per 1 April 2012.

Harga Komputer itu Rp5.000.000,00 per unit. Saya pergi kuliah demi masa depanku. Saya pergi kuliah tiap hari.

8. Penulisan kata si dan sang

Kata si dan sang termasuk kata sandang (articula) kata tersebut ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan tulis dengan huruf biasa (bukan kapital), kecuali awal kalimat.

Contoh : Si pengirim surat itu sudah ditangkap polisi. Sang pemain berbeda pendapat dengan

pelatihnya.

9. Penulisan Singkatan dan Akronim

A. Singkatan Adalah bentuk bahasa yang dipendekkan menjadi satu huruf atau lebih. (1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh : M. Yamin Kol. Dadang M.B.A. (master of busines administration). Ph.D. (Philosophiae of doctor) M. Sc. ( master of science) Dr. dr. Bpk. Prof.

Singkatan

(2) Singkatan nama resmi lembaga dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Contoh :MPR DKI PT PLNDPR DIY PT GSDPA LSM PN Balai PustakaBPK PGRI DPUGBHN PPDSLTP UUDPT RAPBNKTP PTUN

Singkatan

3.ti Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik.

Contoh :dll. dsb.dst. hlm.sda. Yth.

Singkatan

4. Singkatan umum yang hanya terdiri atas dua huruf setiap huruf diikuti tanda titik.

Contoh : a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat) u.b. (untuk beliau) u.p. (untuk perhatian) n.b. (notes book) a.l. (antara lain)

Singkatan

5. Singkatan satuan ukuran : isi, berat, panjang, serta mata uang dan lambang kimia tidak diikuti tanda titik.

Contoh : cm kg l Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) Cu (kuprum) Ca (kalsium)

Akronim

B. Akronim Akronim adalah singkatan yang berupa

gabungan huruf awal, gabungan suku kata, gabungan bagian lain, atau gabungan dari suku kata, huruf awal, dan bagian lain dari deret kata yang diucapkan sebagai kata biasa.

Akronim

1) Akronim nama diri, lembaga, atau dokumen yang beruopa gabungan huruf awal dari deret utama ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

Contoh : ABRI (diucapkan abri, bukan a, b, er, i) PASI (diucapkan pasi, bukan pe, a, es, i) IKIP (diucapkan ikip, bukan I,ka,I,pe) SIM (diucapkan sim, bukan es, I, em) SARA ( diucapkan sara, bukan es, a, er, a) HAMKA (diucapkan hamka, bukan ha, a, em, ka,a)

Akronim

2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata, gabungan suku kata dengan huruf awal atau bagian lain dari deret kata ditulis dengan huruf kapital, selanjutnya ditulis dengan huruf biasa.

Contoh :Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)Kemdiknas (Kementerian Pendidikan Nasional)Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)Ditjen ( Direktorat Jenderal)

Akronim

3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, bagian lain, atau gabungan ketiganya dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

Contoh : pemilu (pemilihan umum) radar (radio detecting and ranging) sinetron (sinema ektronik) sendratari (seni drama dan tari) tilang ( bukti pelanggaran)

Akronim yang kurang tepat

curanmor amdal Akronim di atas tidak memperhatikan

fonotatik bahasa Indonesia. Pada akronim curanmor, fonem /n/ berdampingan dengan m tidak dikenal dalam B. Idonesia. Sedangkan pada amdal, fonem /m/ berdampingan dengan fonem /d/ tidak dikenal dalam bahasa Indonesia.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan pada saat membentuk akronim adalah

1) Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata bahasa Indonesia.

2) Akronim yang dibentuk harus mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan seperti kata bahasa Indonesia yang lazim.

8. Angka dan Lambang Bilangan

1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka Romawi.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L(50), C(100), D(500), M(1000), V(5000)

Angka dan Lambang Bilangan

2) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.

Contoh : Jalan Berigif Raya No.72 Hotel Bidakara, Kamar 205 Kebagusan Cyti Lt. 8 Ruang 1507

Angka lanjut…

3)Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat suci.

Contoh : Bab X, Pasal 5, Halaman 254 Surah Yasin : 8

Angka dan Lanjut….

4) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

(a) Bilangan utuh Contoh : dua belas 12 dua puluh dua 22 dua ratus dua puluh tiga 223

(b) Bilangan pecahan Contoh :

setengah ½ Seperenam belas 1/16 seperseratus 1/100

Angka lanjut….

5) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut :

Contoh : Paku Buwono X Paku Buwono kesepuluh Paku Buwono ke-10

Lanjut Angka…

6) Penulisan lambang bilangan yang medapat akhiran /-an/ mengikuti cara berikut.

Contoh : tahun ‘90-an atau tahun sembilan puluhan uang 5000-an atau uang lima ribuan lima lembar uang 1000-an atau lima lembar

uang seribuan

Lanjut Angka…

7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika perlu susunan kalimat diubah sehigga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.

Contoh: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu. bukan 15 orang tewas dalam kecelakaan itu. Pak Yamin mengundang 500 orang tamu. bukan 500 orang tamu diundang oleh Pak Yamin. Pak Yamin mengunang lima ratus orang tamu.

Lanjut Angka…

8) Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.

Contoh : Perusahaan itu mendapat kredit bank sebesar 250 juta rupiah. Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 180 juta orang.

Lanjut Angka…

9) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Contoh : Perusahaan kami mempunyai 300 orang karyawan. Di lemari itu tersimpan 805 buku bukan Perusahaan kami mempunyai 300 (tiga ratus) orang

karyawan. Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku.

Lanjut Angka…

10) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Contoh : Saya lampirkan tanda terima uang sebesar

Rp35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah) atau Saya lampirkan tanda terima uang sebesar

35.000.000,00 (tiga puluh lima juta) rupiah.

9. Pemenggalan Kata

Pemenggalan kata adalah pemotongan kata pada struktur sendi kata, sendi-sendi kata terletak pada suku kata atau silabi. Pemenggalan itu dilakukan dengan menggunakan tanda hubung pada sendi suku kata.

Pemenggalan kata atas suku-sukunya dapat dilakukan sebagai berikut .

(1) Pemenggalan pada kata dasar Contoh: ja-tuh sa-kit ma-ta ma-ti su-rat ra-pat

Pemenggalan…

(2) Pemenggalan pada kata jadian diusahakan tidak memenggal bentuk dasar.

Contoh : makan-an mem-bantu me-rasa-kan pergi-lah ber-tambah di-ambil-kan ter-bantu ke-aman-an

Catatan : Untuk akhiran /-i/ dan suku kata yang terdiri atas

satu huruf tidak dipenggal supaya tidak terdapat satu huruf saja pada ujung atau pangkal baris.

Contoh : Mereka belum melu- bukan Mereka belum melunas- nasi pinjamannya. i pinjamannya. Silakan duduk di kursi bukan Silakan duduk di kursi i- itu. tu.

Pemenggalan…

(3)Pemenggalan kata yang ditengah-tengahnya terdapat dua huruf konsonan atau lebih dilakukan setelah konsonan yang pertama.

Contoh : struk-tur bukan stru-ktur tek-stil bukan teks-til tap-lak bukan ta-plak kam-pung bukan ka-mpung in-stru-men bukan ins-tru-men swas-ta bukan swa-sta Ap-ril bukan A-pril

(4) Pemenggalan kata yang berimbuhan sisipan dilakukan sebagai berikut.

Contoh : te-lun-juk si-nam-bung ge-ri-gi ge-me-tar ki-ner-ja ge-le-gar ge-le-tar

Pemenggalan

(5) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur itu atau pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah (1),(2),(3) di atas.

Contoh : biografi bio-grafi atau bi-o-gra-fi introspeksi intro-speksi atau in-spek-si pascsarjaa pasca-sarjana atau pas-ca-sar-ja-na instruktur in-struktur atau in-struk-tur instalasi in-stalasi atau in-sta-la-si

Pemenggalan

(6) Huruh diftong ai, au, dan oi, tidak pernah dipisahkan. Contoh : au-la bukan a-u-la sau-dara bukan sa-u-da-ra am-boi bukan am-bo-I san-tai bukan san-ta-I ra-mai bukan ra-ma-I pu-lau bukan pu-la-u

Pemenggalan…

(7) Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan (kh,sy,ng,ny) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.

Contoh : ba-pak la-wan de-ngan mu-ta-khir se-nyap su-nyi ma-syuk

Pemakaian Tanda Bacaa. Tanda titik (.) 1) Tanda titik dipakai untuk mengakhiri kalimat selain tanda seru dan tanda tanya. Contoh : Dia menanyakan siapa yang akan datang. Biarlah tamu itu menunggu saya di ruangan. 2) Tanda titik dipakai di belakang anka huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Contoh : BAB I 1. Latar Pemikiran 2. Masalah Penelitian 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian 5. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

Catatan Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu

bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.

Contoh : 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 1.2. 4 …

3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh : pkl 1.30.10 (pkl 1 lewat 30 menit 10 detik) Jarak itu ditempuh dala 1.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik).

Lanjut tanda titik…

4) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka, yaitu di antara nama penulis,judul tulisan yang tidak diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru, serta tempat terbit.

Contoh : Finosa, Lamudin, s.s. 1992. Aneka Surat

Sekretaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta : Mawar Gempita.

Rusli, Marah. 1920. Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka.

5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.Akan tetapi tidak dipergunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh : Perusahaan kami memperkerjakan 2.500 orang karyawan. DKI berpenduduk 150.000.000 jiwa. Ia lahir 1965 di Bima. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor telepon kantor kami 85537417.

6) Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Contoh : Bentuk dan kedaulatan (Bab I UUD 1945) Cintaku di Kampus Ungu Membina kemampuan menggunakan EYD

7) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat alamat pengirim, dan tanggal surat atau alamat penerima surat.

Contoh : Jln.Tanah Merdeka N0. 87 23 Oktober 2012 Yth. Sdr. Moh. Yamin Jln. Brigif Raya Komp. Damkar Rt.01/02 Kel.

Cipedak Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12630

b. Tanda Koma 1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam rincian dan pembilangan. Contoh : Dwi Wahyuni membawa gunting, cutter, pisau lipat, dan silet. Satu, dua, tiga, empat…lima! 2) Tanda koma dipakai sebelum kata sambung tetapi atau melainkan dalam

kalimat majemuk setara. Contoh : Orang yang mewakili kelas kita bukan Dwi, tetapi Ilmi. Kami tidak memaksa mereka, melainkan sekedar menganjurkannya.

Catatan :Kata sambung tetapi, melainkan hendaknya tidak ditempatkan di awal kalimat.

3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Contoh : Kalau pukul 09.30 Saya belum hadir, berarti saya

alpa. Karena sibu, ia lupa akan janjinya. Perhatikan:

d

4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Kata atau ungkapan penghubung antarkalimat itu misalnya maka, jika, oleh, karena itu, namun, namun demikian, dengan demikian, akan tetapi, meskipun begitu.

Contoh : Jadi, belajar itu penting. Dengan demikian, bahasa surat dapat mengangkat citra

perusahaan. Namun, iklan itu tetap harus disusun dalam bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

5)