Post on 30-Nov-2015
description
Host and parasite factors contribute to the processes leading to severe
disease • Penghambatan reseptor antiinflamatori sitokin IL-10
menyebabkan kematian inang terinfeksi walaupun klon parasitnya avirulen
• IL-10 memainkan peran penting dalam mengendalikan respon inflamasi terhadap malaria dan ketiadaannya dapat menyebabkan kematian (malaria pada tikus).
• Kemampuan parasit merangsang produksi IL-10 merupakan faktor penentu virulensi.
• Belum diketahui apakah IL-10 memainkan peran dalam evolusi dari virulensi parasit.
• Hal ini memerlukan penelitian lanjutan pada tingkat populasi dalam hal interaksi antara inang yang peka dan faktor virulensi parasit
• Faktor-faktor inang yang sangat diketahui mempengaruhi keparahan malaria adalah cacat genetik hemoglobin seperti sickle-cell trait and alpha-thalassemia.
• Sickle-cell trait menawarkan proteksi terhadap malaria klinis dan malaria yang parah.
• Proteksi oleh alpha-thalassemia spesifik terhadap malaria yang parah terutama malaria yang disertai anemia.
• Hanya sedikit bukti mereka berperan dalam evolusi virulensi parasit.
MALARIA VIRULENCE
• Mediator dari cytoadherence malaria adalah Plasmodium falciparum erythrocyte membrane protein 1 (PfEMP1), disandi oleh “var gene family”
• Ada bukti bahwa ekspresi subset “var gene” tertentu berhubungan dengan luaran penyakit yang berbeda.
• Variasi tersebut disebabkan oleh perbedaan spesifisitas reseptor inang terhadap PfEMP1 yang disandi var gene yang berbeda.
• Misalnya: telah diketahui secara pasti bahwa “var2csa” berhubungan dengan perlekatan parasit ke plasenta dalam kasus malaria pada orang hamil.
• Ada korelasi antara motif asam amino PfEMP1 dengan fenotip penyakit yang parah.
• Belum diketahui apakah variasi tsb diatas merefleksikan evolusi populasi parasit untuk mengoptimalkan kelangsungan hidup parasit dan inang.
• PfEMP1 difiksasi dimembran RBC oleh “knobs”, • Kompleks Makromolekul yang mengandung
knob associated histidine-rich protein (KAHRP)• Ketiadaan knobs menyebabkan PfEMP1 tidak
cukup kuat mempertahankan perlekatannya• KAHRP yang melekat di membran RBC
meningkatkan kekokohan struktur PfEMP1 di membran.
MENYEIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR DARI INANG DAN PARASIT• Sitokin dari kekebalan bawaan memainkan peran yang
sangat penting dalam respon imun baik pada pencegahan maupun memperburuk malaria yang parah.
• Kadar sitokin TNF lebih tinggi berhubungan dengan malaria serebral yang fatal.
• Berbagai polimorfism TNF berhubungan dengan kepekaan yang berbeda terhadap malaria yang parah
• Sitokin lain seperti IL-1 and limfotoksin juga terlibat. • Limfotoksin lebih fundamental pada murine cerebral
malaria dari pada TNF.
• IL-10 mencegah penyakit malaria yang parah • Hipotesis: Bila kemampuan parasit menstimulasi
produksi IL -10 merupakan penentu virulensi parasit maka populasi parasit mungkin berko-evolusi dengan inang menuju ke kadar IL-10 yang cukup untuk mencegah immunopathology tetapi tidak menghambat pengendalian parasitemia melalui proses inflamasi.
• Masih banyak yang perlu dibuktikan untuk sampai ke hipotesis diatas.