Presentation Malaria

7
Host and parasite factors contribute to the processes leading to severe disease Penghambatan reseptor antiinflamatori sitokin IL-10 menyebabkan kematian inang terinfeksi walaupun klon parasitnya avirulen IL-10 memainkan peran penting dalam mengendalikan respon inflamasi terhadap malaria dan ketiadaannya dapat menyebabkan kematian (malaria pada tikus). Kemampuan parasit merangsang produksi IL-10 merupakan faktor penentu virulensi. Belum diketahui apakah IL-10 memainkan peran dalam evolusi dari virulensi parasit. Hal ini memerlukan penelitian lanjutan pada tingkat populasi dalam hal interaksi antara inang yang peka dan faktor virulensi parasit

description

kuliah dr UNSYIAH

Transcript of Presentation Malaria

Page 1: Presentation Malaria

Host and parasite factors contribute to the processes leading to severe

disease • Penghambatan reseptor antiinflamatori sitokin IL-10

menyebabkan kematian inang terinfeksi walaupun klon parasitnya avirulen

• IL-10 memainkan peran penting dalam mengendalikan respon inflamasi terhadap malaria dan ketiadaannya dapat menyebabkan kematian (malaria pada tikus).

• Kemampuan parasit merangsang produksi IL-10 merupakan faktor penentu virulensi.

• Belum diketahui apakah IL-10 memainkan peran dalam evolusi dari virulensi parasit.

• Hal ini memerlukan penelitian lanjutan pada tingkat populasi dalam hal interaksi antara inang yang peka dan faktor virulensi parasit

Page 2: Presentation Malaria

• Faktor-faktor inang yang sangat diketahui mempengaruhi keparahan malaria adalah cacat genetik hemoglobin seperti sickle-cell trait and alpha-thalassemia.

• Sickle-cell trait menawarkan proteksi terhadap malaria klinis dan malaria yang parah.

• Proteksi oleh alpha-thalassemia spesifik terhadap malaria yang parah terutama malaria yang disertai anemia.

• Hanya sedikit bukti mereka berperan dalam evolusi virulensi parasit.

Page 3: Presentation Malaria

MALARIA VIRULENCE

• Mediator dari cytoadherence malaria adalah Plasmodium falciparum erythrocyte membrane protein 1 (PfEMP1), disandi oleh “var gene family”

• Ada bukti bahwa ekspresi subset “var gene” tertentu berhubungan dengan luaran penyakit yang berbeda.

Page 4: Presentation Malaria

• Variasi tersebut disebabkan oleh perbedaan spesifisitas reseptor inang terhadap PfEMP1 yang disandi var gene yang berbeda.

• Misalnya: telah diketahui secara pasti bahwa “var2csa” berhubungan dengan perlekatan parasit ke plasenta dalam kasus malaria pada orang hamil.

• Ada korelasi antara motif asam amino PfEMP1 dengan fenotip penyakit yang parah.

• Belum diketahui apakah variasi tsb diatas merefleksikan evolusi populasi parasit untuk mengoptimalkan kelangsungan hidup parasit dan inang.

Page 5: Presentation Malaria

• PfEMP1 difiksasi dimembran RBC oleh “knobs”, • Kompleks Makromolekul yang mengandung

knob associated histidine-rich protein (KAHRP)• Ketiadaan knobs menyebabkan PfEMP1 tidak

cukup kuat mempertahankan perlekatannya• KAHRP yang melekat di membran RBC

meningkatkan kekokohan struktur PfEMP1 di membran.

Page 6: Presentation Malaria

MENYEIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR DARI INANG DAN PARASIT• Sitokin dari kekebalan bawaan memainkan peran yang

sangat penting dalam respon imun baik pada pencegahan maupun memperburuk malaria yang parah.

• Kadar sitokin TNF lebih tinggi berhubungan dengan malaria serebral yang fatal.

• Berbagai polimorfism TNF berhubungan dengan kepekaan yang berbeda terhadap malaria yang parah

• Sitokin lain seperti IL-1 and limfotoksin juga terlibat. • Limfotoksin lebih fundamental pada murine cerebral

malaria dari pada TNF.

Page 7: Presentation Malaria

• IL-10 mencegah penyakit malaria yang parah • Hipotesis: Bila kemampuan parasit menstimulasi

produksi IL -10 merupakan penentu virulensi parasit maka populasi parasit mungkin berko-evolusi dengan inang menuju ke kadar IL-10 yang cukup untuk mencegah immunopathology tetapi tidak menghambat pengendalian parasitemia melalui proses inflamasi.

• Masih banyak yang perlu dibuktikan untuk sampai ke hipotesis diatas.