Post on 20-Oct-2015
description
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan, akal, dan wahyu ?
Bagaimana pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan, akal, dan wahyu ?
Bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan, wahyu, dan akal dalam Islam ?
Bagaimana klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam Islam ?
Bagaimana motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam Islam
Mengetahui dasar kewajiban menuntut ilmu bagi umat Islam
Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan, wahyu, dan akal dalam Islam
Mengetahui perspektif serta motivasi Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
D. Metode Penulisan
1. Metode PustakaYaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
2. DiskusiYaitu mendapatkan data dengan cara berdiskusi membahas persoalan masalah yang akan dikaji.
Pembahasan
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab – masdar dari ,علم ْع�ـل�م� َيـ� yang berarti tahu ع�ـلم�atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge.
Wahyu adalah nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabiNya, sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz al-Qur’an (as- Shieddiqy: 27). Fungsi wahyu yaitu sebagai sumber pokok ajaran Islam, sebagai landasan berpikir, dan sebagai landasan berbuat, bersikap, berperilaku dalam semua segi kehidupan.
A. Pengertian Ilmu, Wahyu, dan Akal
Akal adalah daya pikir untuk memahami sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungannya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah gabungan dari dua pengertian di atas, yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyah dan menurut kamus, yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau bisa benar.
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yang dicerminkan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Begitu besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu. Sabda Nabi : "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan" (HR.Ibnu Abdil Bar).
Dimanapun ilmu berada, Islam memerintahkan untuk mencarinya. Sabda Nabi : "Carilah ilmu meskipun di negeri Cina" (HR Ibnu 'Adi dan Baihaqi). Menuntut ilmu dalam Islam tidak berhenti pada batas usia tertentu, melainkan dilaksanakan seumur hidup. tegasnya dalam hal menuntut ilmu tidak ada istilah "sudah tua".
B. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut “(H.R Ibnu Abdil Bar). Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu, dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa mengenal batas wilayah.
Klasifikasi Ilmu menurut ulama islam :Syah Waliyullah mengklasifikasikan ilmu menjadi 3
yaitu :1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama
yang disimpulkan dari atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.
2). Al ma’qulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting.
3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu a’in, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
“Ilmu fardu a’in. Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu a’in “ (1979 : 82)
“Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi “ (1979 : 84)
Lebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu a’in ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia. "Sesungguhnya, malaikat akan meletakkan sayapnya (menaungi) pada pencari ilmu karena senang apa yg sedang dituntutnya". Menurut hadits diatas, tempat-tempat majelis ilmu itu dinaungi malaikat, diberikan ketenangan (sakinah), disirami rahmat dan dikenang Allah di singgasana-Nya.
A. Kesimpulan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain.
Wahyu sendiri dalam al-Qur’an disebut dengan kata al-wahy yang memiliki beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan.
Alquran dan Al Sunnah merupakan sumber ilmu pengetahuan yang utama dalam islam.
Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan mewajibkan kepada ummatnya untuk senantiasa mencari ilmu.
B. Saran
Sebagai umat Islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi umat manusia
Menjadikan Al-Quran dan As Sunnah sebagai pegangan hidup, karena keduanya merupakan sumber ilmu yang paling utama
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk kepentingan dan kemaslahatan umat manusia
Ilmuwan Muslim
Al-Farabi dikenal sebagai pemikir terkemuka pada abad pertengahan yang mana teorinya dikenal dengan : ilmu Matematika, ilmu Logika, Ilmu Alam, Teologi, Ilmu Politik dan kenegaraan, Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah)
Al Farabi
Al-Battani
Al-Batani atau dikenal dengan Albatenius ialah seorang matematikawan dan ahli astronom berkebangsaan Arab. Salah satu teorinya ialah teori mengenai penentuan tahun matahari yakni 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24.
Ibnu Sina
Ibnu Sina merupakan seorang ilmuwan, filsuf juga dokter kelahiran di tanah Persia. Di dunia kedokteran beliau dikenal sebagai bapak pengobatan modern, dan karyanya yang paling dikenal ialah Qanun fi Thib yang berisi tentang rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.