Presentasi Kasus Bph, pada pasien usia laki-laki tua.

Post on 05-Dec-2014

40 views 2 download

description

Presentasi Kasus Bph pada laki-laki usia tua. pasien berobat ke rsud tidar magelang.

Transcript of Presentasi Kasus Bph, pada pasien usia laki-laki tua.

Presentasi kasus“BPH”

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. A• Umur : 65 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• Alamat : Klirong, Kebumen• Agama : Islam• Masuk RSMS : 18 Mei 2011

Anamnesis

Keluhan utama : Buang air kecil tidak lancarRiwayat penyakit sekarang : • Pasien mengeluh buang air kecil tidak lancar sejak ± 2 bulan yang lalu.

Pasien harus menunggu pada permulaan buang air kecil, mengedan pada saat buang air kecil, alirannya terputus-putus, pancaran air kencing lemah dan menetes pada akhir kencing. Pasien juga merasa tidak puas setelah buang air kecil sehingga sering kencing terutama pada malam hari terbangun untuk kencing. Selain itu, pasien merasakan rasa nyeri pada ujung penis dan batang penis saat buang air kecil.

• Selama ini buang air kecil pasien tidak pernah bercabang, tidak pernah mengeluarkan batu saat kencing. Air kencing tidak pernah dikerumuni semut. Pasien juga tidak pernah mengalami operasi sebelumnya. Pasien juga tidak pernah mengeluarkan darah pada saat buang air kecil, nyeri punggung tidak ada, perasaan baal/kesemutan tidak ada, kelemahan anggota gerak bawah tidak ada, buang air besar lancar. Pasien sebelumnya sudah berobat di Puskesmas sekitar 2 minggu yang lalu kemudian dipasang selang untuk mengeluarkan urin.

Riwayat Penyakit Dahulu• Memiliki riwayat sakit darah tinggi• Riwayat sakit kencing manis disangkal• Riwayat sakit batu saluran kencing disangkal• Riwayat infeksi saluran kemih disangkalRiwayat Penyakit Keluarga– Tidak ada keluarga yang memiliki sakit sama.– Riwayat sakit kencing manis disangkal– Riwayat sakit darah tinggi disangkal– Riwayat sakit batu saluran kencing disangkal

Pemeriksaan umum

• Pemeriksaan Fisik• Keadaan Umum : Sedang• Kesadaran : Compos Mentis• Vital Sign : Tekanan Darah :

150/90 mm/Hg Nadi : 78 x/menitRespirasi : 18 x/menit Suhu : 37,20 C

Status Generalisata

• Kepala : Simetris, mesochepal• Mata : Reflek cahaya ada, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil 3 mm.

• Hidung : Discharge tidak ada, deviasi septum tidak ada.

• Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor.• Telinga : simetris, tidak ada kelainan bentuk

• Jantung• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak• Palpasi : Iktus cordis tidak kuat angkat• Perkusi : Batas kiri atas SIC II LMC sinistra• Batas kanan atas SIC II LPS Dextra• Batas kiri bawah SIC V LMC sinistra• Batas kanan bawah SIC IV LPS Dextra• Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising jantung tidak ada•

• Paru• Inspeksi : Dada kanan dan kiri simetris• Palpasi : Vokal fremitus kanan sama

dengan kiri• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan

paru• Auskultasi : Suara dasar vesikuler kanan

dan kiri, suara tambahan tidak ada.

• Abdomen • Inspeksi : Simetris, venektasi tidak ada, sikatrik tidak ada, tidak

tampak masa.• Palpasi : Defans muskular tidak ada, nyeri tekan tidak ada,

tidak teraba massa, Hepar tidak teraba, limpa tidak teraba.• Perkusi : Timpani• Auskultasi : Bising usus normal, peristaltik normal (10x/menit)• Ekstremitas: • Superior kanan : Udem tidak ada• Superior kiri : Udem tidak ada• Inferior kanan : Udem tidak ada• Inferior kiri : Udem tidak ada

Status LokalisRegio Suprapubik• Inspeksi : Datar, tidak tampak massa• Palpasi : Nyeri tekan (+), tidak teraba massa• Perkusi : TimpaniRegio Genitalia Eksterna• Inspeksi : Tidak tampak masa, tidak tampak

pembesaran scrotum, terpasang douwer cateter, produksinya ada, urin berwarna kuning jernih

• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba masa, tidak teraba pengerasan pada bagian ventral penis.

Regio Anal• Inspeksi : Tidak tampak massa• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada • Rectal taucher : Tonus sfingter ani cukup,

ampula recti tidak kolaps, mukosa rectum licin, Prostat : teraba membesar, pole atas tidak dapat diraba, sulcus medianus mendatar, sulcus lateralis tidak teraba, kenyal, permukaan licin.

• Sarung tangan : Feses tidak ada, darah tidak ada, lendir tidak ada

Usulan Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi• Cystografi• USG abdomen• Pielografi intravena (IVP)• Foto Thorak 2. Pemeriksaan Laboratorium• Darah : Hemoglobin, Hematokrit, Angka Leukosit, Angka Trombosit,

Angka Eritrosit, Hitung Jenis Leukosit, LED, Elektrolit Darah, Faal Ginjal, Gula Darah.

• Urine:• Makroskopik : Warna, Berat Jenis, pH• Mikroskopik : Eritrosit, Leukosit, Epitel, Kristal, Bakteri, Jamur

3. Pemeriksaan prostat spesifik antigen.

• Diagnosis Klinis• Disfungsi miksi e.c hiperplasia prostat• Diagnosis Banding

• Karsinoma prostat• Tumor buli• Vesicolithiasis

• Penatalaksanaan• NonMedikamentosa : Pasang cateter• Medikamentosa : antibiotik spektrum

luas, anti hipertensi dan analgetik • Amlodipin 5 mg (calcium canal blocker)• Ketorolac 1 amp• Cefotaxim 2 x 1 • Dexa 2x1• Rantin 2x1

• Operatif : prostatectomy / TURP

Prognosis• Dubia ad bonam

Diskusi

• Benign Prostat hyperplasia (BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.

Anatomi

4 zona prostat.

epidemiologi

• BPH merupakan tumor jinak paling sering pada laki-laki, dan insidensinya berhubungan dengan bertambahnya usia.

• Prevalensi BPH secara histologi pada otopsi didapatkan peningkatan dari sekitar 20% pada pria usia 41-50 tahun, menjadi 50% pada pria usia 51-60 tahun, dan >90% pada pria usia lebih dari 80 tahun.

etiologi

• Teori DHT DHT MENINGKAT PERTUMBUHAN sel-sel kelenjar prostat masif.

• Teori ketidak seimbangan antara estrogen – testosteron estrogen jumlah reseptor androgen meningkat sedikit kematian sel prostat.

• Teori interaksi stroma-epitel mediator kontrol pertumbuhan prostat

Patofisiologi

HIPERPLASIA PROSTATPenyempitan lumen uretra posterior

Tekanan IntraVesikel meningkat

BULI-BULIHipertrofi otot destrusor

TrabekulasiDivertikel

GINJAL & URETERRefluks VUHidroureter

HidronefrosisGagal ginjal

Gejala

• Obstruksi karena detrusor gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-

putus. menunggu pada permulaan miksi, miksi terputus, menetes pada akhir miksi, pancaran miksi menjadi lemah dan rasa belum puas sehabis miksi.

• IRITASI hipersensitivitas otot detrusor. bertambahnya frekuensi miksi, nokturia, miksi sulit ditahan, dan disuria.

Skor IPSS (indeks Prostat symptom score)

• Skor 0-7 : bergejala ringan• Skor 8-19 : bergejala sedang• Skor 20-35 : bergejala berat

Pemeriksaan

• RT : keadaan tonus spingter ani, reflek bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan pada di dalam rektum dan prostat : konsistensi, nodul, batas atas, sulcus medianus,lateralis.

• Clinical grading : Minum banyak – kencing habis – ukur sisa urin – kateter. (N = -, 1 = 0-50cc, 2 = 50-150, 3 = > 150, 4 = retensi urin total.

Pemeriksaan Radiologi• Cystografi• USG abdomen• Pielografi intravena (IVP)

Terapi

• Watchful waiting artinya pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkembangan penyakitnya keadaannya tetap diawasi oleh dokter. IPSS sedang (8-19).

• Conservative artinya diberikan obat hormone, antibiotik, dan analgetik

• Surgery artinya dilakukan pembedahan

• This is the way TURP was done to patient and the end of the resectoscope have the electrode cutting wire to cut the enlargement of prostate.

ANY QUESTION?

Terima kasih atas perhatiannya