Post on 19-Dec-2015
description
PRESENTASI KASUS STROKE INFARK
OLEH: ADRIAN PRADIPTA SETIAWANAYESHA RIANDRAARI FILOLOGUSNOVIKA GABRIELA
PEMBIMBING:DR. M. ROWI SP.S
KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAF RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA
2015
STATUS PASIEN
IDENTITAS No. RM : 00.26.48 Nama : Ny. Gunah Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Masuk RS : 04/04/2015 Jam : 23.40
ANAMNESIS
Keluhan utama : Wajah mencong ke sisi kanan
Riwayat penyakit sekarang : OS datang ke UGD RSAU Halim dengan keluhan wajah mencong
ke sisi kanan sejak 6 hari SMRS. Sebelumnya saat sedang beristirahat OS sering merasa wajahnya terasa kebas dan nyeri, saat terbangun OS merasa bibir dan lidahnya mencong ke kanan dan mata kiri tidak dapat ditutup. OS hanya berobat ke bidan dan mendapatkan vitamin B6. Kedua kaki juga terasa kebas sejak 6 hari SMRS tapi tidak ada keterbatasan dalam bergerak. Sebelumnya belum pernah mengalami hal serupa
Mual (-), muntah (-), kejang (-), sakit kepala (-), penurunan kesadaran (-)
Riwayat penyakit dahulu : HT tidak terkontrol, DM disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : TSS, GCS 15, E4V5M6, Compos Mentis
TD : 180/90mmHg N : 90x/menit R : 20x/menit SB : -
Kepala : Normocephali, SI (-) CA (-) RCL/RCTL +/+
Pupil bulat diameter 3mm/3mm Isokor
PEMERIKSAAN FISIK
Leher : TVJ (-) meningkat, KGB (-) membesar
Dada : Paru SP : vesikuler mengeras ST : rh -/-, wh -/- Jantung BJ I/II: REGULER, gallop (-), murmur
(-) Abdomen : Supel, H&L : ttb, BU (+) N Ekstremitas : Akral hangat
Motorik 5 5 5 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 13,3 EKG N Ht : 38 Ro. Thorak
N Leu : 9400 Trom: 409000
ANALISIS KASUS
Pada pasien diagnosis ditegakkan berdasarkan: Pada anamnesis tidak adanya gejala
penurunan kesadaran, keluhan muncul mendadak terutama saat OS sedang beristirahat. Didapatkan adanya riwayat tekanan darah tinggi. Pada kasus tidak didapatkan adanya keluhan mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran yang merupakan tanda tanda peningkatan TIK.
ANALISIS KASUS
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran Compos Mentis dengan GCS 15. Didapatkan pula TD: 180/90 mmHg. Dari pemeriksaan neurologis, dilakukan pemeriksaan nervus kranialis dengan hasil parese nervus VII kiri tipe perifer.
ANALISIS KASUS
Dari pemeriksaan penunjang, didapatkan hasil CT scan tak tampak kelainan.
Oleh karena itu ditegakkan diagnosis klinis berupa: paresis nervus VII perifer + HT, diagnosis topis: stroke infark hemisfer kiri, dengan
hipertensi tidak terkotrol.
Didapatkan skor siriraj : (2,5x0)+(2x0)+(2x0)+(0,1x90)-(3x0)-12 = -3 Kesimpulan : Suspect Stroke Iskemik
SIKAP AWAL/RENCANA
UGD Lapor dr. Rowi. Sp.S :
r/ IVFD Asering 20 tts/menit r/ inj. Nb 1 amp drip / 24 jam r/ inj. Citicolin 2x500 mg
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI Stroke adalah sindroma klinis dengan
gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal maupun global yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular (WHO 1983).
EPIDEMIOLOGI
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan.
Stroke diderita oleh ± 200 orang per 100.000 penduduk per tahunnya dan merupakan penyebab utama cacat menahun.
Enam puluh lima persen hingga 85% merupakan stroke non hemoragik (± 53% adalah stroke trombotik, dan 31% adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik ± 37%, dan stroke embolik ± 60%.
ETIOLOGI
Penyebab stroke antara lain adalah aterosklerosis (trombosis)
Embolisme
Hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral, dan ruptur aneurisme sakular.
Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain: Hipertensi Penyakit jantung Peningkatan lemak dalam darah Diabetes mellitus
KLASIFIKASI
Stroke iskemik Adalah penderita dengan gangguan
neurologik fokal yang mendadak karena obstruksi atau penyempitan pembuluh darah arteri otak dan menunjukkan gambaran infark pada CT-Scan kepala.
Stroke hemorragik Pembuluh darah pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
FAKTOR RISIKO
Hipertensi Hipertensi berperan penting untuk terjadinya infark dan
perdarahan otak yang terjadi pada pembuluh darah kecil.
Penyakit Jantung Pada penyelidikan di luar negeri terbukti bahwa
gangguan fungsi jantung secara bermakna meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke tanpa tergantung derajat tekanan darah.
Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan faktor resiko untuk
terjadinya infark otak, sedangkan peranannya pada perdarahan belum jelas.
FAKTOR RISIKO
Merokok Merokok meningkatkan risiko terkena
stroke empat kali lipat. Riwayat keluarga.
Faktor predisposisi stroke hemoragik
Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang menekan dinding arteri sampai pecah. Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam
dinding arteri, yang akhirnya dapat pecah. Hubungan abnormal antara arteri dan vena, seperti
AVM. Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk
protein amiloid dalam dinding arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih besar.
Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin). Overdosis narkoba, seperti kokain.
GEJALA KLINIS
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke).
GEJALA KLINIS
Beberapa gejala stroke berikut: Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma). Kesulitan berbicara atau memahami orang lain. Kesulitan menelan. Kesulitan menulis atau membaca. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba. Kehilangan koordinasi. Kehilangan keseimbangan. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan motorik.
Mual atau muntah. Kejang. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan
sensasi, baal atau kesemutan. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
UNIT GAWAT DARURAT EVALUASI CEPAT DAN DIAGNOSIS Terapi Umum
Stabilisasi jalan napas dan pernapasan Stabilisasi hemodinamik Pemeriksaan awal fisik umum: Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial Penanganan transformasi hemoragik Pengendalian kejang Pemeriksaan penunjang
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN UMUM DI RUANG RAWAT Cairan Nutrisi Pencegahan dan penanganan komplikasi Penatalaksanaan Medis lain:
Pemantauan kadar glukosa Gelisah Analgesik dan anti muntah Berikan H2 antagonis Mobilisasi Rehabilitasi Edukasi Keluarga Discharge planning
REHABILITASI
Proses rehabilitasi dapat meliputi beberapa atau semua hal di bawah ini: Terapi bicara untuk belajar kembali berbicara dan
menelan Terapi okupasi untuk mendapatkan kembali
ketangkasan lengan dan tangan Terapi fisik untuk memperbaiki kekuatan dan
kemampuan berjalan, dan Edukasi keluarga untuk memberikan orientasi
kepada mereka dalam merawat orang yang mereka cintai di rumah dan tantangan yang akan mereka hadapi.
KOMPLIKASI
Komplikasi Dini (0-48 jam pertama): Komplikasi jangka pendek (1-14 hari
pertama) Komplikasi jangka panjang
PROGNOSIS
Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu.
Sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil.