Post on 19-Jan-2016
Cognitive Behavioral Therapy
Terapi
pendekatan sistematis untuk mengatasi
masalah, penyakit, atau kondisi yang tidak
teratur.
Kognitif
segala sesuatu yang terjadi di dalam pikiran kita, termasuk mimpi,
kenangan, gambar, pikiran, dan perhatian
Perilaku
segala sesuatu yang kita lakukan
Merubah sistem keyakinan yang negatif, irasional dan mengalami penyimpangan
(distorsi)
Menjadi positif dan rasional sehingga secara bertahap
mempunyai reaksi somatik dan perilaku yang lebih
sehat dan normal
Cognitive Behavioral Therapy
Dapat secara efektif mengajarkan kepada pasien mekanisme SKR (Stimulus Kognisi Respon) baru yang lebih positif dan rasional, menggantikan struktur kognitif lama yang negatif, irasional dan
mengalami distorsi
Peran Terapis
Cognitive Behavioral Therapy
Format dalam CBT
A “ activating
event”
pencetus
B “beliefs”
keyakinan atau
kepercayaan seseorang
berdasarkan kejadian yang mencetuskan
C “consequences”
konsekuensi emosional
dari kejadian tersebut.
D “ dispute”
penggoyahan terhadap keyakinan yang tidak
rasional, tidak realistik, tidak
tepat
Contoh :
• Ada kejadian sebenarnya A = pasien ketemu dokter yang
mengobatinya di koridor rumah sakit. Dokter tersebut
menyapanya namun tidak tersenyum
• Pasien kemudian percaya B (belief) = pak Dokter tidak mau
ketemu saya lagi, atau percaya bahwa B = pak dokter mengira
saya setan, saya sudah tidak punya ruh lagi
• Sebagai akibatnya, maka pasien mengalami C(konsekunsi) =
gelisah, tidak tenang
• Dengan mengubah B yang negatif menjadi B yang
lebih seimbang, maka penderita schizophrenia akan
dapat mengatasi delusi (waham) sedikit demi
sedikit.
• Dalam terapi kognitif, waham yang ringan diatasi
terlebih dahulu sebelum menggarap waham yang
lebih berat atau sulit.
Indikasi CBT1) Depresi
2) Gangguan cemas meliputi, gangguan obsesif kompulsif, agorafobia, fobia spesifik, gangguan cemas menyeluruh, gangguan stres pasca trauma, dll.
3) Skizofrenia
4) Gangguan makan
5) Kecanduan
6) Hipokondriasis
7) Disfungsi seksual
8) Pengendalian kemarahan
9) Gangguan pengendalian impuls
10) Perilaku antisosial
11) Gangguan kepribadian
12) Terapi tambahan pada masalah kesehatan kronis, cacat fisik.
13) Penatalaksanaan nyeri
14) Penatalaksanaan stres umum
Prosedur CBT
1. Pertanyaan tentang problem utama
(apa, kapan, mengapa dan bagaimana).
2. Mengeksplorasi masalah untuk dirumuskan (bersama pasien) untuk
disepakati sebagai fokus yang menjadi target terapi.
3. Memeriksa dan merumuskan konsekuensi perilaku atau reaksi somatik
(mungkin yang menjadi masalah utama pasien) sehingga pasien
memerlukan bantuan atau pengobatan (C).
4. Memeriksa atau mengeksplorasi kejadian-kejadian yang mungkin
sebagai pencetus atau penyebab permasalahan pasien (A).
5. Mengenali status kognitif pasien yang negatif (B) berupa
sistem keyakinan irasional.
6. Mengajari hubungan B – C
7. Pemeriksaan keyakinan (irasional) .
8. Mempersiapkan keyakinan rasional
9. Mendorong belajar mempraktekkan keyakinan baru
10. Evaluasi/cek pekerjaan rumah
11. Memfasilitasi berlangsungnya proses terapi
skizofrenia
Pikiran terganggu, gangguan pengolahan
realita yang sebenarnya (asumsi tidak logis)
ansietas
CBT
Mencegah kekambuhan
Mengurangi gejala
Memperbaiki tilikan
Meningkatkan kepatuhan
pengobatan
CBT pada skizofrenia1. Pencarian hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku dan berkonsentrasi pada mengubah gangguan yang muncul pada saat ini.
2. Hubungan antara terapi dan klien yang bekerja sama untuk mencari bagaimana pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang salah pada klien; dan bagaimana pola tersebut saling berhubungan dan mungkin terasosiasi dengan gangguan yang muncul pada klien.
Mengubah kognitif pasien
Mengubah perilaku pasien
Kesatuan konsep “mindfulness,”
“acceptance,” dan “values.”
3. Tiga hal penting dalam terapi CBT
Problem-Solving Methods
Verification
Implementation
Decision making
Generation of alternatives
Problem definition
General orientation
1. General orientation
Pasien dapat mengenali dan menceritakan masalah atau
situasi yang dihadapinya, mengatakan pikiran dan
perasaannya dalam merespon masalah tersebut
Terapis menjelaskan dasar pemikiran pasien dan
memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan & masalah klien
2. Problem definition
Pasien harus dapat membedakan informasi apa saja yang berhubungan dengan masalah dan berfokus pada informasi tersebut
Terapis meminta pasien untuk menceritakan masalah dengan spesifik dan detail tentang masalah yang dihadapainya, serta pikiran dan
perasaannya dalam menghadapi masalah tersebut
Pasien akan menceritakan masalah secara abstrak dan tidak spesifik
3. Generation of alternatives
Setelah menemukan dan mendefinisikan masalah secara spesifik, pasien diminta untuk
1. melakukan brainstorming tentang solusi-solusi pemecahan masalah yang mungkin dapat dilakukannya, dan
2. minta pasien untuk memikirkan sebanyak mungkin solusi yang mungkin dapat dilakukannya
4. Decision making
berdasarkan evaluasi dari solusi-solusi yang ada, pasien diminta untuk memilih satu solusi yang mungkin paling dapat diterima
dan dilakukannya
pasien diminta untuk memikirkan efektivitas, konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang, dan aspek positif-negatif
dari solusi-solusi yang tersisa
Pasien dan terapis bersama-sama menganalisa solusi-solusi yang telah ada dan mengeliminasi solusi yang salah.
5. Implementation
• Tahap berikutnya, pasien dengan bantuan terapis membuat rencana pelatihan, menerapkannya dalam kehidupan nyata dan perilaku sehari-hari.
6. Verification
Jika tidak, maka terapis perlu untuk mengulang kembali tahap problem solving dan mencari solusi lain untuk menyelesaikan
masalah klien
terapis melakukan evaluasi hasil rencana pelatihan, apakah menyelesaikan masalah klien atau tidak.
terapis perlu memotivasi dan membimbing untuk menerapkan rencana pelatihan ke dalam kehidupan nyata dan perilaku
sehari-hari klien.
Rencana pelatihan dibuat
Family and Social Support
• Mendapatkan rasa saling mengerti dalam keluarga terhadap situasi yang ada di dalamnya.
• Pemberian dukungan dan komunikasi yang efektif untuk anggota yang mengalami gangguan skizofrenia.
• Hubungan sosial diperlukan oleh setiap individu dalam menjalani kehidupannya, seperti berteman atau berkomunikasi dengan keluarga.
Teknik CBT untuk skizofrenia
Sesi 6 : Dispute Irrational Beliefs
Sesi 5 : Connect Irrational Beliefs And C
Sesi 4 : Asses Beliefs
Sesi 3: Identify And Asses Any Secondary Emotional Problems + Teach The B- C Connection
Sesi 2 : Asses Consequence + Asses Activating Event
Sesi 1: Ask for a problem + define and agree on target problem
Sesi 10 : Facilite The Working Through Process
Sesi 9 : Check The Working Through Process
Sesi 8 : Encourage Your Client To Put New Learning Into Practice
Sesi 7 : Prepare Your Client To Deepen Convicion In Rational Beliefs
CBT untuk waham
Penyusunan ulang psikosis sebagai pikiran yang terganggu, yang menunjukkan (salah) interpretasi pada pengalaman (misalnya halusinasi, waham).
Faktor-faktor keberhasilan CBT untuk waham :
1. Kekuatan kepercayaan2. Konsekuensi melepaskan kepercayaan3. Bersama-sama menemukan penjelasan lain.4. Bagaimana penjelasan diberikan5. Hubungan terapis-pasien
CBT untuk Halusinasi
Intervensi langsung
Mengajari pasien untuk mengatasi suara-suara
pengalihan pemusatan
PENGALIHAN
CBT untuk Gejala Negatif
Penjadwalan aktifitasPelatihan keterampilan
PANSS 33 butir = 7
skala poin
16 butir = psikopatologi
umum
7 butir = skala positif
3 butir = risiko agresi
7 butir = skala negatif
a. Skor PANSS
Masing-masing item dinilai sebagai berikut : 1 = tidak ada2 = minimal 3 = ringan4 = sedang5 = agak berat 6 = berat7 = sangat berat
b. Total Skor PANSS
Semua skor masing-masing item dijumlah dengan hasil sebagai berikut :Sakit ringan = ± 61Sakit sedang = ± 78Terlihat nyata sakit = ± 96Sakit berat = ± 118Sakit sangat berat = ± 147
c. Persentase Perubahan Total Skor PANSS pre dan post terapi
Presentase perubahan total skor PANSS yang mengindikasikan adanya perbaikan klinis adalah sebagai berikut :- Perbaikan minimal (minimally improved) : penurunan skor ±19%-28% - Banyak perbaikan (much improved) : penurunan skor ±40%-53% - Sangat banyak perbaikan (very much improved) : penurunan skor ±71%- 53%
d. Cara PenggunaanWaktu wawancara ± 30-40 menit:1. Fase awal : 10-15 menit, tidak terstruktur, nondirektif, membina raport,
riwayat penyakit, onset 2. Fase kedua : 10-15 menit, semi terstruktur, terarah tanpa provokatif, tanpa
penyelidikan spesifik, sudah dapat terungkap tentang halusinasi, kecurigaan, tilikan dan rasa bersalah.
3. Fase ketiga : 5-10 menit, terstruktur, pertanyaan spesifik tentang suasana hati, ansietas, orientasi, pemikiran abstrak.
4. Fase keempat : 5-10 menit, direktif, menegaskan informasi, observasi respon di bawah stres
Skizofrenia
B = Waham Halusinasi
A = Gangguan Proses Pikir
C = Konsekuensi (Kognitif, Afektif,
Perilaku dan SomatikCBT
Dispute Home work
Psikofarmaka