Post on 19-Jan-2016
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Pipit Fitri Rahayu09.152.051
Pengaruh Penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) Secara
Online (e-Filing) terhadap kemudahan Dalam Pengisian
SPT Bagi Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Palembang Ilir Barat
1.1 Latar BelakangNegara Republik Indonesia adalah suatu negara yang
berkembang saat ini, dimana negara Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Biaya tersebut dipergunakan untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara lain untuk membayar gaji pegawai negeri, pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti jembatan, terminal, dana untuk keamanan, dan fasilitas untuk kesehatan. Tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan dari manakah negara dapat memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran tersebut. Oleh sebab itu pajak merupakan salah satu penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Rendahnya Wajib Pajak di Indonesia diduga disebabkan karena administrasi perpajakan yang berdampak tidak optimalnya penerimaan pajak. Namun perubahan atas kebijakan tersebut tidak akan memuaskan hasilnya tanpa adanya perubahan administrasi perpajakan. Agar Wajib Pajak mematuhi peraturan yang berlaku, maka administrasi perpajakan harus dapat menciptakan lingkungan yang dapat mendorong Wajib Pajak secara sukarela mematuhi peraturan yang ada seperti penyederhanaan sistem perpajakan, sehingga administrasi perpajakan dapat dikelola seefektif dan seefisien mungkin.
Modernisasi pajak melalui pelayanan perpajakan berbasis teknologi informasi yang tepat guna merupakan salah satu solusi yang tidak hanya dapat memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan handal melainkan juga mendukung terciptanya penyederhanaan system perpajakan dan membantu terwujudnya good govermance. Dengan adanya pertumbuhan teknologi yang tinggi, tentu saja ikut mendorong pemerintah untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Saat ini perkembangan teknologi internet sudah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Aplikasi internet sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada pemakaian aplikasi internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan sebutan E-Government.
Saat ini sangat gencarnya pemerintah pusat dalam
mensosialisasikan e-Government untuk membuat beberapa lembaga
negara untuk mulai mencoba menerapkan e-Government ini
berdasarkan persepsinya masing-masing. Pemerintahan mulai
terpengaruh oleh perkembangan e-Government ini. Hal ini
menyebabkan Dirjen Pajak juga ikut membuat website-nya sendiri,
yaitu http//www.pajak.go.id/. Dengan adanya website inilah kita bisa
melihat berita-berita seputar pajak, mendownload peraturan
perpajakan, melihat kurs pajak yang berlaku, melihat berbagai macam
artikel perpajakan, dan sebagainya.
Salah satu aplikasi yang dibahas dalam penelitian ini adalah aplikasi
e-filing. Menurut UU KUP E-filing adalah sebuah layanan pengiriman
atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik baik
itu Orang Pribadi maupun Badan (Perusahaan, organisasi) ke DJP
melalui sebuah ASP (Aplication Service Provider). sehingga WP
tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan
menunggu tanda terima secara manual.
Sehingga dengan adanya E-filing ini tentu dapat memudahkan
Wajib Pajak untuk mengisi dan melaporkan SPT-nya, terutama
dikota-kota besar seperti Jakarta yang tingkat mobilitasnya sangat
tinggi dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat. Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat yang beralamat
di Jl. Tasik Kambang Iwak Palembang sudah menerapkan e-filing
kepada Staff dan Karyawannya. Karena penerapan e-filing tersebut
bagi wajib pajak dianggap dapat memberikan keuntungan yang dapat
dilakukan kapan saja dan dimana saja, termasuk pada hari libur.
Pelaksanaan sistem ini adalah bagian dari suatu program reformasi
melalui modernisasi dari DJP yang dapat memungkinkan pelayanan
kepada WP akan menjadi lebih mudah, cepat, dan tepat.
Sehingga dengan berjalannya e-filing di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Palembang Ilir Barat ini, maka dengan sendirinya akan
meningkatkan kepatuhan WP dalam pemenuhan kewajiban yang pada
akhirnya nanti akan meminimalisasi kebocoran penerimaan pajak.
Tetapi bagaimana pengaruh penerapan e-filing tersebut terhadap
pelayanan perpajakan di Palembang ? Berdasarkan uraian diatas maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :
“Pengaruh Penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) Secara Online
(Electronic Filing) Terhadap Kemudahan Pengisian SPT Bagi
Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat”.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT)
secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat ?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Dalam menganalisis permasalahan maka penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi
Wajib Pajak di KPP Pratama Ilir Barat Palembang.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk mengetahui pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat.
1.4.2 Manfaat PenelitianManfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bidang penelitian dan penyusunan proposal penelitian, serta lebih mengerti dan memahami bagaimana peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, pembayaran Pajak Penghasilan, serta pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian1.4.1 Tujuan Penelitian
b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Palembang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pihak KPP Pratama Ilir Barat Palembang mengenai penerapan Surat
Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap
kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama
Palembang Ilir Barat.
c. Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi
dan pertimbangan dalam mengembangkan dan melakukan penelitian
selanjutnya di masa mendatang.
Pengertian Pajak menurut Undang- Undang No. 28 Pasal 1 Tahun 2007, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya
memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pemungutan pembagian pajak dilakukan oleh pemerintah pusat yang terbagi menjadi 2 yaitu
1. Direktorat Jenderal Pajak, dan
2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
2.1 Pengertian Pajak
Pajak Daerah pun terbagi menjadi 2 yaitu Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten / Kota.
2.1.2 Surat Pemberitahuan (SPT)
Sesuai dengan sistem Self Assessment, kewajiban
Wajib Pajak apabila sudah menyetorkan pajak yang terutang adalah
melaporkan perhitungan dan penyetoran pajak tersebut kepada
Dirjen Pajak sehingga pelaporan pajak merupakan sarana untuk
melaporkan perhitungan dan penyetoran pajak yang sudah dilakukan
oleh Wajib Pajak. Sarana untuk melaporkan perhitungan dan
penyetoran pajak ke KPP menurut UU KUP adalah Surat
Pemberitahuan (SPT).
UU KUP telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan pajak, antara lain :
a. Tempat, sarana, dan cara pelaporan SPT,
b. Jangka waktu pelaporan SPT,
c. SPT disampaikan namun dianggap tidak disampaikan,
d. WP yang dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT,
e.Hak WP atas SPT, seperti: perpanjangan, pembetulan, pengungkapan informasi,
f. Sanksi terkait pelaporan pajak (sanksi administrasi dan pidana).
Tabel 2.1 Jenis-jenis SPT
2.3.2 Jenis-jenis SPT
Jenis SPT Jenis SPT
a. MasaPPh Pasal 21 dan Pasal 26, PPh Pasal
22, PPh Pasal 23 dan Pasal 26, PPh
Pasal 25, PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal
15, PPN dan PPnBM (formulir 1111 dan
1111DM), mulai berlaku 1-1-2011, PPN
bagi pemungut PPN (formulir 1107-
PUT).
b. Tahunan SPT Tahunan PPh WP Badan (formulir 1771
dan SPT 1771$), SPT Tahunan PPh WP
Orang Pribadi (formulir 1770), SPT Tahunan
PPh WP Orang Pribadi (formulir 1770S), SPT
Tahunan PPh WP Orang Pribadi (formulir
1770SS).
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A&B Terpadu
Fungsi SPT dapat dilihat dari subjek pajaknya yaitu wajib pajak
pribadi, pengusaha kena pajak atau pemotong/pemungut pajak, yang
antara lain adalah:
1. Bagi WP Penghasilan, fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang.
2. Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi SPT adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan
jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang
3. Bagi Pemotong/Pemungut Pajak, fungsi SPT adalah sebagai
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
2.3.3 Fungsi SPT
2.3.4 Batas Waktu Penyampaian SPT
Tabel 2.2 Batas Waktu Penyampaian SPT
N
o
Jenis SPT Yang
Menyampaik
an
Batas Waktu
Penyampaian SPT
1 SPT Masa PPh
Pasal 21/26
Pemotong PPh
Pasal 21/26
Paling lambat tanggal 20
setelah akhir masa pajak
2 SPT Masa PPh
Pasal 22
Bea Cukai Palinglambat 7 hari setelah
penyetoran
3 SPT Masa PPh
Pasal 22
Bendaharawan Paling lambat tanggal 14
setelah akhir masa pajak
4 SPT Masa PPh
Pasal 22
Pemungut
Lainnya
Paling lambat tanggal 20
setelah akhir masa pajak
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A&B Terpadu
5 SPT Masa PPh Pasal 23/26
Pemotong PPh Pasal 23/26
Paling lambat tanggal 20 setelah akhir masa pajak
6 SPT Masa PPN dan PPnBM
Pengusaha Kena Pajak (1111 / 1111DM)
Paling lambat akhir bulan berikut setelah akhir masa pajak
7 SPT Masa PPN dan PPnBM
Ditjen Bea dan Cukai (1107-PUT)
Paling lambat 7 hari setelah penyetoran
8 SPT Tahunan
WPOP
WP Badan
Paling lambat 3 bulan setelah berakhir Tahun PajakPaling lambat 4 bulan setelah berakhir tahun pajak
2.3.5.1 Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana1. Sanksi Administrasi
a. Sanksi berupa denda Dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar :
1) Rp. 500.000,00 untuk SPT Masa PPN
2) Rp. 100.000,00 untuk SPT Masa Lainnya
3) Rp. 1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPn Badan
4) Rp. 100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
b. Sanksi berupa kenaikan
apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan
setelah ditegur secara tertulis, tetap tidak disampaikan pada waktunya
Maka jumlah pajak yang kurang dibayar dalam SKPKB ditambah
dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sesuai ketentuan dengan pasal
13 ayat (3) UU KUP, yaitu:
a. 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak (PPh Badan atau PPh OP).b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor (pemotongan/pemungutan PPh),c. 100% dari PPN barang dan jasa serta PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.2.3.5.2 Sanksi Pidana a. Sanksi Pidana Kurungan
Sanksi pidana kurungan pada Pasal 38 UU KUP dikenakan terhadap setiap orang yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT. maka WP tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi yang berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
b. Sanksi Pidana Penjara
Apabila WP tidak dapat menyelesaikan/menyampaikan laporan
keuangan tahunan untuk memenuhi batas waktu penyelesaian,
maka WP berhak mengajukan permohonan perpanjangan waktu
penyampaian SPT Tahunan Pajak penghasilan paling lama 6
bulan. Permohonan tersebut diajukan secara tertulis sebelum batas
waktu penyampaian SPT berakhir, dengan disertai surat pernyataan
mengenai perhitungan yang sementara pajak terutang dalam satu
Tahun Pajak dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang
terutang.
2.4 E-Filing
Menurut UU KUP Pasal 1 menyatakan bahwa E-Filing adalah
cara penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) secara
elektronik (dengan system online yang real time) baik untuk Orang
Pribadi (OP) maupun Badan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
menggunakan jaringan internet melalui satu atau beberapa ASP
(Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi) yang
ditunjuk oleh DJP. Dengan menggunakan layanan e-filing para
Wajib Pajak dapat melaporkan SPTnya baik untuk pelaporan Orang
Pribadi (OP), maupun Badan dengan jenis Pajak yaitu PPh dan PPN.
2.4.2 Latar Belakang e-FilingSystem e-filing ini dikenalkan mulai tanggal 24
Januari 2005 ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) mengisi SPT melalui sistem itu. Penerapan e-filing akan memberikan pelayanan yang optimal kepada WP secara efisien baik itu dari segi waktu, biaya, maupun tenaga, dan layanan administrasi pajak pun akan lebih baik dengan tidak adanya duplikasi, dan data yang diterima juga makin akurat, serta meminimalisasi antrian dengan berhadapan langsung antara WP dengan petugas pajaknya. Latar belakang dibentuknya e-Filing antara lain adalah :
a. Dibutuhkan waktu yang lama untuk merekam data SPT di Kantor Pelayanan Pajak, khususnya data lampiran SPT
b. Sering terjadi kesalahan pada saat perekaman data, sehingga data yang dituangkan WP dalam SPT tidak sama dengan data yang ada pada DJP
c. Perekaman data SPT membutuhkan sumber daya manusia yang banyak
2.4.3 Syarat Menggunakan E-FilingDalam menggunakan e-filing tentu harus menggunakan
syarat-syarat tertentu. Oleh karena itu, Wajib Pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. WP harus sudah terdaftar sebagai WP atau sudah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
2. WP memiliki PC yang memadai dan terkoneksi ke internet
3. Dalam PC tersebut telah terinstal / menggunakan internet Explorer (IE) versi 6.
d. Sering terjadi kesalahan dalam pengisian dan perhitungan SPTe. Input data sangat banyak sehingga proses pembuatan SPT lamaf. Pemborosan kertasg. Pemborosan tempat untuk menyimpan dokumen SPTh. Bila terjadi kehilangan data, misalnya kebakaran (tidak ada
backup data) i. Jarak dan waktuj. Memperlambat pelayanan lainnya.
secara langsung ke KPP
TATA CARA e-FILING
e-FIN
Setelah dapat e-FIN, mendaftarkan sebagai WP e-Filing di www.pajak.go.id
Bukti Penerimaan Elektronik:Nama, NPWP, tanggal, jam danNomor Tanda Terima Elektronik
secara online melalui www.pajak.go.id
1
2
a. diberikan langsung
b. dikirim ke alamat WP sesuai di Master File DJP
Menyampaikan SPT melalui www.pajak.go.id
Diisi benar & lengkap Disampaikan secara online melalui internet (24 jam)
3
b.
a.
Mengajukan Permohonan e-FIN
1 hari kerja
3 hari kerja + waktu pengiriman
2.4.5 Langkah yang dilakukan dalam proses e-Filing1. Mengajukan permohonan e-FIN a. Datang langsung ke KPP terdekat, e-FIN akan diberikan langsung kepada Wajib Pajak (1 hari kerja) b. Secara online melalui www.pajak.go.id, e-FIN akan dikirim ke
alamat Wajib Pajak sesuai yang terdaftar di basis data DJP (3 hari kerja +
waktu pengiriman)2. Mendaftarkan sebagai Wajib Pajak e-Filing di www.pajak.go.id paling
lama 30 hari sejak diterbitkannya e-FIN
3. Menyampaikan SPT melalui e-Filing a. Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di
www.pajak.go.id b. Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, kode
verifikasi akan dikirim melalui email atau SMS c. Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode
verifikasi d. Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan
Elektronik akan diberikan kepada Wajib Pajak
Dilakukan sekali saja
Dilakukan setiap menyampaikan SPT
Perbedaan dengan Sistem e-Filing Sebelumnya
Sebelumnya Saat ini
Permohonan e-FIN
Ke KPP WP terdaftar a.Ke KPP terdekatb.Website DJP
Media Penyampaian
ASP a.ASPb.Website DJP
Tanda tangan Digital
Digital Certificate Kode verifikasi (token) yang dikirim melalui email/SMS
Biaya Membayar sesuai tarif ASP
a.Membayar sesuai tarif ASP
b.Gratis apabila melalui Website DJP
Dokumen Pelengkap
Dikirim ke KPP terdaftar
Tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP
Paradigma Penelitian
Keuntungan Menggunakan E-Filing
1. Pelayanan yang lebih cepat dan efisien
2. Keamanan dan kerahasiaan
3. Kemudahan dalam penggunaan
Penerapan E-filing (variabel X)
Kemudahan Pengisian SPT bagi
WP (variabel Y)
3.1 Objek Penelitian
Objek yang menjadi penelitian adalah Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Ilir Barat Palembang, yang beralamatkan di Jalan Tasik,
Kambang Iwak Palembang. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ilir
Barat Palembang, yang beralamatkan di Jalan Tasik, Kambang Iwak
Palembang.
3.2.2 Operasional Variabel
a. Variabel Independen (X) yaitu penerapan e-filing,
indikatornya adalah mengajukan nomor EFIN, mendaftarkan diri
sebagai WP e-filing, menyampaikan SPT tahunan secara e-filing.
b. Variabel Dependen (Y) yaitu kemudahan pengisian SPT
bagi Wajib Pajak, indikatornya adalah waktu, tenaga, dan biaya.
3.2.3 Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
b. Studi lapangan
1. Wawancara
2. Kuesioner
3.2.4 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan pembahasan, penulis
menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah (Sugiyono, 2012:206). Berdasarkan pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data
merupakan kegiatan setelah data dan seluruh responden
terkumpul, kemudian data tersebut dikelompokan
berdasarkan variabel dan jenis responden, data disajikan
menurut variabel yang diteliti, serta melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Thanks For Attention
Wassalammu’alaikum wr.wb