Power Point E-Filing Props

31
Assalammu’alaiku m Wr.Wb Pipit Fitri Rahayu 09.152.051

Transcript of Power Point E-Filing Props

Page 1: Power Point E-Filing Props

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Pipit Fitri Rahayu09.152.051

Page 2: Power Point E-Filing Props

Pengaruh Penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) Secara

Online (e-Filing) terhadap kemudahan Dalam Pengisian

SPT Bagi Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Palembang Ilir Barat

Page 3: Power Point E-Filing Props

1.1 Latar BelakangNegara Republik Indonesia adalah suatu negara yang

berkembang saat ini, dimana negara Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Biaya tersebut dipergunakan untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara lain untuk membayar gaji pegawai negeri, pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti jembatan, terminal, dana untuk keamanan, dan fasilitas untuk kesehatan. Tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan dari manakah negara dapat memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran tersebut. Oleh sebab itu pajak merupakan salah satu penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Page 4: Power Point E-Filing Props

Rendahnya Wajib Pajak di Indonesia diduga disebabkan karena administrasi perpajakan yang berdampak tidak optimalnya penerimaan pajak. Namun perubahan atas kebijakan tersebut tidak akan memuaskan hasilnya tanpa adanya perubahan administrasi perpajakan. Agar Wajib Pajak mematuhi peraturan yang berlaku, maka administrasi perpajakan harus dapat menciptakan lingkungan yang dapat mendorong Wajib Pajak secara sukarela mematuhi peraturan yang ada seperti penyederhanaan sistem perpajakan, sehingga administrasi perpajakan dapat dikelola seefektif dan seefisien mungkin.

Modernisasi pajak melalui pelayanan perpajakan berbasis teknologi informasi yang tepat guna merupakan salah satu solusi yang tidak hanya dapat memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan handal melainkan juga mendukung terciptanya penyederhanaan system perpajakan dan membantu terwujudnya good govermance. Dengan adanya pertumbuhan teknologi yang tinggi, tentu saja ikut mendorong pemerintah untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Saat ini perkembangan teknologi internet sudah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Aplikasi internet sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada pemakaian aplikasi internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan sebutan E-Government.

Page 5: Power Point E-Filing Props

Saat ini sangat gencarnya pemerintah pusat dalam

mensosialisasikan e-Government untuk membuat beberapa lembaga

negara untuk mulai mencoba menerapkan e-Government ini

berdasarkan persepsinya masing-masing. Pemerintahan mulai

terpengaruh oleh perkembangan e-Government ini. Hal ini

menyebabkan Dirjen Pajak juga ikut membuat website-nya sendiri,

yaitu http//www.pajak.go.id/. Dengan adanya website inilah kita bisa

melihat berita-berita seputar pajak, mendownload peraturan

perpajakan, melihat kurs pajak yang berlaku, melihat berbagai macam

artikel perpajakan, dan sebagainya.

Salah satu aplikasi yang dibahas dalam penelitian ini adalah aplikasi

e-filing. Menurut UU KUP E-filing adalah sebuah layanan pengiriman

atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik baik

itu Orang Pribadi maupun Badan (Perusahaan, organisasi) ke DJP

melalui sebuah ASP (Aplication Service Provider). sehingga WP

tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan

menunggu tanda terima secara manual.

Page 6: Power Point E-Filing Props

Sehingga dengan adanya E-filing ini tentu dapat memudahkan

Wajib Pajak untuk mengisi dan melaporkan SPT-nya, terutama

dikota-kota besar seperti Jakarta yang tingkat mobilitasnya sangat

tinggi dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat. Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat yang beralamat

di Jl. Tasik Kambang Iwak Palembang sudah menerapkan e-filing

kepada Staff dan Karyawannya. Karena penerapan e-filing tersebut

bagi wajib pajak dianggap dapat memberikan keuntungan yang dapat

dilakukan kapan saja dan dimana saja, termasuk pada hari libur.

Pelaksanaan sistem ini adalah bagian dari suatu program reformasi

melalui modernisasi dari DJP yang dapat memungkinkan pelayanan

kepada WP akan menjadi lebih mudah, cepat, dan tepat.

Page 7: Power Point E-Filing Props

Sehingga dengan berjalannya e-filing di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Palembang Ilir Barat ini, maka dengan sendirinya akan

meningkatkan kepatuhan WP dalam pemenuhan kewajiban yang pada

akhirnya nanti akan meminimalisasi kebocoran penerimaan pajak.

Tetapi bagaimana pengaruh penerapan e-filing tersebut terhadap

pelayanan perpajakan di Palembang ? Berdasarkan uraian diatas maka

penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :

“Pengaruh Penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) Secara Online

(Electronic Filing) Terhadap Kemudahan Pengisian SPT Bagi

Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat”.

Page 8: Power Point E-Filing Props

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT)

secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dalam menganalisis permasalahan maka penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi

Wajib Pajak di KPP Pratama Ilir Barat Palembang.

1.2 Perumusan Masalah

Page 9: Power Point E-Filing Props

Untuk mengetahui pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat.

1.4.2 Manfaat PenelitianManfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bidang penelitian dan penyusunan proposal penelitian, serta lebih mengerti dan memahami bagaimana peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, pembayaran Pajak Penghasilan, serta pengaruh penerapan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Barat.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian1.4.1 Tujuan Penelitian

Page 10: Power Point E-Filing Props

b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Palembang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

pihak KPP Pratama Ilir Barat Palembang mengenai penerapan Surat

Pemberitahuan (SPT) secara online (elektronik Filing) terhadap

kemudahan pengisian SPT bagi Wajib Pajak di KPP Pratama

Palembang Ilir Barat.

c. Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi

dan pertimbangan dalam mengembangkan dan melakukan penelitian

selanjutnya di masa mendatang.

Page 11: Power Point E-Filing Props

Pengertian Pajak menurut Undang- Undang No. 28 Pasal 1 Tahun 2007, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya

memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pemungutan pembagian pajak dilakukan oleh pemerintah pusat yang terbagi menjadi 2 yaitu

1. Direktorat Jenderal Pajak, dan

2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

2.1 Pengertian Pajak

Page 12: Power Point E-Filing Props

Pajak Daerah pun terbagi menjadi 2 yaitu Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten / Kota.

2.1.2 Surat Pemberitahuan (SPT)

Sesuai dengan sistem Self Assessment, kewajiban

Wajib Pajak apabila sudah menyetorkan pajak yang terutang adalah

melaporkan perhitungan dan penyetoran pajak tersebut kepada

Dirjen Pajak sehingga pelaporan pajak merupakan sarana untuk

melaporkan perhitungan dan penyetoran pajak yang sudah dilakukan

oleh Wajib Pajak. Sarana untuk melaporkan perhitungan dan

penyetoran pajak ke KPP menurut UU KUP adalah Surat

Pemberitahuan (SPT).

Page 13: Power Point E-Filing Props

UU KUP telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan pajak, antara lain :

a. Tempat, sarana, dan cara pelaporan SPT,

b. Jangka waktu pelaporan SPT,

c. SPT disampaikan namun dianggap tidak disampaikan,

d. WP yang dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT,

e.Hak WP atas SPT, seperti: perpanjangan, pembetulan, pengungkapan informasi,

f. Sanksi terkait pelaporan pajak (sanksi administrasi dan pidana).

Page 14: Power Point E-Filing Props

Tabel 2.1 Jenis-jenis SPT

2.3.2 Jenis-jenis SPT

Jenis SPT Jenis SPT

a. MasaPPh Pasal 21 dan Pasal 26, PPh Pasal

22, PPh Pasal 23 dan Pasal 26, PPh

Pasal 25, PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal

15, PPN dan PPnBM (formulir 1111 dan

1111DM), mulai berlaku 1-1-2011, PPN

bagi pemungut PPN (formulir 1107-

PUT).

b. Tahunan SPT Tahunan PPh WP Badan (formulir 1771

dan SPT 1771$), SPT Tahunan PPh WP

Orang Pribadi (formulir 1770), SPT Tahunan

PPh WP Orang Pribadi (formulir 1770S), SPT

Tahunan PPh WP Orang Pribadi (formulir

1770SS).

Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A&B Terpadu

Page 15: Power Point E-Filing Props

Fungsi SPT  dapat dilihat dari subjek pajaknya yaitu wajib pajak

pribadi, pengusaha kena pajak atau pemotong/pemungut pajak, yang

antara lain adalah:

1. Bagi WP Penghasilan, fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk

melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah

pajak yang sebenarnya terutang.

2. Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi SPT adalah sebagai sarana

untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan

jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang

3. Bagi Pemotong/Pemungut Pajak, fungsi SPT adalah sebagai

sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang

dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

2.3.3 Fungsi SPT

Page 16: Power Point E-Filing Props

2.3.4 Batas Waktu Penyampaian SPT

Tabel 2.2 Batas Waktu Penyampaian SPT

N

o

Jenis SPT Yang

Menyampaik

an

Batas Waktu

Penyampaian SPT

1 SPT Masa PPh

Pasal 21/26

Pemotong PPh

Pasal 21/26

Paling lambat tanggal 20

setelah akhir masa pajak

2 SPT Masa PPh

Pasal 22

Bea Cukai Palinglambat 7 hari setelah

penyetoran

3 SPT Masa PPh

Pasal 22

Bendaharawan Paling lambat tanggal 14

setelah akhir masa pajak

4 SPT Masa PPh

Pasal 22

Pemungut

Lainnya

Paling lambat tanggal 20

setelah akhir masa pajak

Page 17: Power Point E-Filing Props

Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A&B Terpadu

5 SPT Masa PPh Pasal 23/26

Pemotong PPh Pasal 23/26

Paling lambat tanggal 20 setelah akhir masa pajak

6 SPT Masa PPN dan PPnBM

Pengusaha Kena Pajak (1111 / 1111DM)

Paling lambat akhir bulan berikut setelah akhir masa pajak

7 SPT Masa PPN dan PPnBM

Ditjen Bea dan Cukai (1107-PUT)

Paling lambat 7 hari setelah penyetoran

8 SPT Tahunan

WPOP

WP Badan

Paling lambat 3 bulan setelah berakhir Tahun PajakPaling lambat 4 bulan setelah berakhir tahun pajak

Page 18: Power Point E-Filing Props

2.3.5.1 Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana1. Sanksi Administrasi

a. Sanksi berupa denda Dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar :

1) Rp. 500.000,00 untuk SPT Masa PPN

2) Rp. 100.000,00 untuk SPT Masa Lainnya

3) Rp. 1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPn Badan

4) Rp. 100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

b. Sanksi berupa kenaikan

apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan

setelah ditegur secara tertulis, tetap tidak disampaikan pada waktunya

Maka jumlah pajak yang kurang dibayar dalam SKPKB ditambah

dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sesuai ketentuan dengan pasal

13 ayat (3) UU KUP, yaitu:

Page 19: Power Point E-Filing Props

a. 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak (PPh Badan atau PPh OP).b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor (pemotongan/pemungutan PPh),c. 100% dari PPN barang dan jasa serta PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.2.3.5.2 Sanksi Pidana a. Sanksi Pidana Kurungan

Sanksi pidana kurungan pada Pasal 38 UU KUP dikenakan terhadap setiap orang yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT. maka WP tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi yang berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang dibayar.

Page 20: Power Point E-Filing Props

b. Sanksi Pidana Penjara

Apabila WP tidak dapat menyelesaikan/menyampaikan laporan

keuangan tahunan untuk memenuhi batas waktu penyelesaian,

maka WP berhak mengajukan permohonan perpanjangan waktu

penyampaian SPT Tahunan Pajak penghasilan paling lama 6

bulan. Permohonan tersebut diajukan secara tertulis sebelum batas

waktu penyampaian SPT berakhir, dengan disertai surat pernyataan

mengenai perhitungan yang sementara pajak terutang dalam satu

Tahun Pajak dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang

terutang.

Page 21: Power Point E-Filing Props

2.4 E-Filing

Menurut UU KUP Pasal 1 menyatakan bahwa E-Filing adalah

cara penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) secara

elektronik (dengan system online yang real time) baik untuk Orang

Pribadi (OP) maupun Badan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

menggunakan jaringan internet melalui satu atau beberapa ASP

(Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi) yang

ditunjuk oleh DJP. Dengan menggunakan layanan e-filing para

Wajib Pajak dapat melaporkan SPTnya baik untuk pelaporan Orang

Pribadi (OP), maupun Badan dengan jenis Pajak yaitu PPh dan PPN.

Page 22: Power Point E-Filing Props

2.4.2 Latar Belakang e-FilingSystem e-filing ini dikenalkan mulai tanggal 24

Januari 2005 ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) mengisi SPT melalui sistem itu. Penerapan e-filing akan memberikan pelayanan yang optimal kepada WP secara efisien baik itu dari segi waktu, biaya, maupun tenaga, dan layanan administrasi pajak pun akan lebih baik dengan tidak adanya duplikasi, dan data yang diterima juga makin akurat, serta meminimalisasi antrian dengan berhadapan langsung antara WP dengan petugas pajaknya. Latar belakang dibentuknya e-Filing antara lain adalah :

a. Dibutuhkan waktu yang lama untuk merekam data SPT di Kantor Pelayanan Pajak, khususnya data lampiran SPT

b. Sering terjadi kesalahan pada saat perekaman data, sehingga data yang dituangkan WP dalam SPT tidak sama dengan data yang ada pada DJP

c. Perekaman data SPT membutuhkan sumber daya manusia yang banyak

Page 23: Power Point E-Filing Props

2.4.3 Syarat Menggunakan E-FilingDalam menggunakan e-filing tentu harus menggunakan

syarat-syarat tertentu. Oleh karena itu, Wajib Pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. WP harus sudah terdaftar sebagai WP atau sudah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

2. WP memiliki PC yang memadai dan terkoneksi ke internet

3. Dalam PC tersebut telah terinstal / menggunakan internet Explorer (IE) versi 6.

d. Sering terjadi kesalahan dalam pengisian dan perhitungan SPTe. Input data sangat banyak sehingga proses pembuatan SPT lamaf. Pemborosan kertasg. Pemborosan tempat untuk menyimpan dokumen SPTh. Bila terjadi kehilangan data, misalnya kebakaran (tidak ada

backup data) i. Jarak dan waktuj. Memperlambat pelayanan lainnya.

Page 24: Power Point E-Filing Props

secara langsung ke KPP

TATA CARA e-FILING

e-FIN

Setelah dapat e-FIN, mendaftarkan sebagai WP e-Filing di www.pajak.go.id

Bukti Penerimaan Elektronik:Nama, NPWP, tanggal, jam danNomor Tanda Terima Elektronik

secara online melalui www.pajak.go.id

1

2

a. diberikan langsung

b. dikirim ke alamat WP sesuai di Master File DJP

Menyampaikan SPT melalui www.pajak.go.id

Diisi benar & lengkap Disampaikan secara online melalui internet (24 jam)

3

b.

a.

Mengajukan Permohonan e-FIN

1 hari kerja

3 hari kerja + waktu pengiriman

Page 25: Power Point E-Filing Props

2.4.5 Langkah yang dilakukan dalam proses e-Filing1. Mengajukan permohonan e-FIN a. Datang langsung ke KPP terdekat, e-FIN akan diberikan langsung kepada Wajib Pajak (1 hari kerja) b. Secara online melalui www.pajak.go.id, e-FIN akan dikirim ke

alamat Wajib Pajak sesuai yang terdaftar di basis data DJP (3 hari kerja +

waktu pengiriman)2. Mendaftarkan sebagai Wajib Pajak e-Filing di www.pajak.go.id paling

lama 30 hari sejak diterbitkannya e-FIN

3. Menyampaikan SPT melalui e-Filing a. Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di

www.pajak.go.id b. Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, kode

verifikasi akan dikirim melalui email atau SMS c. Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode

verifikasi d. Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan

Elektronik akan diberikan kepada Wajib Pajak

Dilakukan sekali saja

Dilakukan setiap menyampaikan SPT

Page 26: Power Point E-Filing Props

Perbedaan dengan Sistem e-Filing Sebelumnya

Sebelumnya Saat ini

Permohonan e-FIN

Ke KPP WP terdaftar a.Ke KPP terdekatb.Website DJP

Media Penyampaian

ASP a.ASPb.Website DJP

Tanda tangan Digital

Digital Certificate Kode verifikasi (token) yang dikirim melalui email/SMS

Biaya Membayar sesuai tarif ASP

a.Membayar sesuai tarif ASP

b.Gratis apabila melalui Website DJP

Dokumen Pelengkap

Dikirim ke KPP terdaftar

Tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP

Page 27: Power Point E-Filing Props

Paradigma Penelitian

Keuntungan Menggunakan E-Filing

1. Pelayanan yang lebih cepat dan efisien

2. Keamanan dan kerahasiaan

3. Kemudahan dalam penggunaan

Penerapan E-filing (variabel X)

Kemudahan Pengisian SPT bagi

WP (variabel Y)

Page 28: Power Point E-Filing Props

3.1 Objek Penelitian

Objek yang menjadi penelitian adalah Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Ilir Barat Palembang, yang beralamatkan di Jalan Tasik,

Kambang Iwak Palembang. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ilir

Barat Palembang, yang beralamatkan di Jalan Tasik, Kambang Iwak

Palembang.

Page 29: Power Point E-Filing Props

3.2.2 Operasional Variabel

a. Variabel Independen (X) yaitu penerapan e-filing,

indikatornya adalah mengajukan nomor EFIN, mendaftarkan diri

sebagai WP e-filing, menyampaikan SPT tahunan secara e-filing.

b. Variabel Dependen (Y) yaitu kemudahan pengisian SPT

bagi Wajib Pajak, indikatornya adalah waktu, tenaga, dan biaya.

3.2.3 Metode Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

b. Studi lapangan

1. Wawancara

2. Kuesioner

Page 30: Power Point E-Filing Props

3.2.4 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan pembahasan, penulis

menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, menabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah (Sugiyono, 2012:206). Berdasarkan pengertian

di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data

merupakan kegiatan setelah data dan seluruh responden

terkumpul, kemudian data tersebut dikelompokan

berdasarkan variabel dan jenis responden, data disajikan

menurut variabel yang diteliti, serta melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

Page 31: Power Point E-Filing Props

Thanks For Attention

Wassalammu’alaikum wr.wb