Post on 03-Mar-2019
Ledak Edisi September/II/2018
1(Bersambung ke halaman 5)
(Bersambung ke halaman 4)
Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085201046529
1
Alamat RedaksiGedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNSJl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126
novum.fhuns@gmail.com
Salam Pers Mahasiswa,
Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisi kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas pola kerja Komisi Kedis ip l inan (Komdis) pada PKKMB FH UNS 2018yang menuai pro kontra dan permasalahan KRS FH UNS yang tak kunjung tuntas.
Selain itu, dalam edisi kali ini
Ledak juga membahas mengenai
bencana gempa yang menimpa warga
Lombok dan berdampak pada
dipulangkannya mahasiswa UNS
yang sedang menjalankan KKN di
Lombok. Sebagai penutup, terdapat
opini yang mengangkat isu hangat
yaitu pengaruh penetapan calon wakil
presiden untuk pilpres 2019
mendatang yang berujung pada
wacana golput sebagian besar
masyarakat.
Selamat Membaca!
engenalan Kehidupan Kampus Pb a g i M a h a s i s w a B a r u Universitas Sebelas Maret
(PKKMB UNS) merupakan program yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sistem akademik dan kegiatan kemahasiswaan yang berada di lingkup kampus UNS. Program ini terdiri dari dua bagian
yaitu PKKMB universitas dan PKKMB fakultas . Rangkaian kegiatan PKKMB fakultas diatur berdasarkan pada Surat Keputusan dan Panduan PKKMB yang dibuat oleh fakul tas masing-masing termasuk Fakultas Hukum yang memiliki beberapa kebijakan yang patut diapresiasi.
Pelaksanaan penginputan Kartu Rencana Studi (KRS) 2018 pada semester ganjil masih tak terlepas dari problematika pelaksanaan KRS
sebelumnya. Mulai dari 'server down' yang terus berulang, hingga kelas yang terhapus dan terganti dengan sendirinya pun cukup
meresahkan sebagian besar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS).
enginputan KRS adalah hal Pyang krusial dalam kegiatan perkuliahan mahasiswa.
Setiap awal semester, mahasiswa diharuskan meng-input mata kuliah yang akan mereka tempuh selama satu semester ke depan mela lu i S i s tem Akademik Universi tas Sebelas Maret (SIAKAD UNS). Namun, pada
pelaksanaannya penginputan KRS ini selalu menuai permasalahan. Permasalahan yang dimaksud bukan hanya masalah yang terus berulang, tetapi muncul masalah baru pula. Salah satu permasalahan yang b e r u l a n g m u n c u l a d a l a h lambannya server SIAKAD, atau lebih dikenal dengan istilah 'server
pola kerja komdisyang menuai pro kontra
Penyelenggaraan PKKMB FH UNS 2018 yang berlangsung pada
tanggal 13-15 Agustus lalu tak lepas dari keberadaan Komisi
Kedisiplinan (Komdis). Keberadaan Komdis ini pun menimbulkan opini
dari berbagai pihak mengenai cara kerjanya yang dinilai berlebihan.
permasalahan krs fh unsyang tak kunjung tuntas
DOKUMENTASI PANITIA D4 PKKMB FH UNS
KKN UNS periode pertama t a h u n 2 0 1 8 diselenggarakan pada
bulan Juli-Agustus. Seperti tahun sebelumnya, KKN UNS diwarnai dengan kejadian yang tidak terduga. Akhir periode Juli-Agustus 2017 lalu, dua mahasiswa UNS meninggal dunia di lokasi KKN. Hal tidak terduga lain yang terjadi di KKN periode Agustus 2018 adalah gempa bumi yang mengguncang Lombok, NTB, Minggu (29/7). Gempa tersebut memberi dampak yang cukup besar bagi masyarakat se tempat , termasuk tiga kelompok KKN UNS. Tiga kelompok KKN UNS Lombok itu tersebar di tiga wilayah berbeda, yaitu Sembalun, Malaka, dan Gumantar. Gempa pertama yang berkekuatan 6,4 SR turut membuat beberapa daerah terkena dampaknya, seperti banyak rumah runtuh serta bangunan lainnya retak-retak. Gempa itu pula turut memberikan pengaruh besar bagi
sebagian warga di Sembalun. Pasalnya, posko KKN UNS Sembalun turut runtuh hingga rombongan KKN pun ikut dievakusi ke tenda pengungsian. Namun, kelompok KKN UNS di Gumantar dan Malaka hanya mengalami gempa berkekuatan kecil sehingga keadaan masih kondusif, selaras dengan yang dikatakan Ramadhan Ghozy, koordinator Fakultas Hukum KKN UNS Malaka, “Sebenarnya kita mau ngabarin, cuman ya udah lah, gak ada apa-apa gitu, lho.” Mendengar berita gempa pertama, pihak UPKKN UNS segera menghubungi perwakilan mahasiswa terkait keadaan mereka di tiap wilayah lokasi KKN. “Waktu itu gempa skala enam koma berapa gitu, kan (6,4 SR), itu kita pantau, kita langsung telepon semua,” terang Dr. Sc.Agr. Rahayu, S.P., M.P., kepala UPKKN UNS. Hal itu pun dibenarkan oleh k e t i g a r o m b o n g a n K K N bahwasanya mereka sempat
memberikan informasi terakhir pasca gempa pertama terjadi. Akan tetapi, ada beberapa hal yang disayangkan oleh tim KKN Sembalun, karena dampak pasca gempa pertama yang cukup parah sehingga mereka membutuhkan bantuan logistik secepatnya.
Di tengah komunikasi yang sulit karena keterbatasan sinyal, pada akhirnya salah satu anggota KKN Sembalun berinisiatif untuk menghubungi Satutik, salah satu anggota IKA UNS Lombok. I n i s a t i f t e r s e b u t m u n c u l dikarenakan tim KKN Sembalun merasa bahwa UPKKN tidak segera mengirimkan bantuan. Hal tersebut dibenarkan setelah adanya k o n f i r m a s i d a r i R a y n a l d y Farishtya, koordinator Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan KKN UNS Sembalun Bumbung yang menghubungi Satutik. Namun, pihak UPKKN melalui Rahayu memberikan tanggapan pula terkait dengan bantuan logistik dari alumni, bahwa pihak
KILAS KAMPUS
2
terjadi gempa,kkn lombok uns 2018 dipulangkan
(Bersambung ke halaman 6)
Ledak Edisi September/II/2018
Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret (KKN UNS) periode Juli-Agustus 2018 diwarnai dengan peristiwa bencana gempa bumi yang menimpa tiga kelompok KKN UNS di wilayah
Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Peristiwa tersebut menimbulkan banyak asumsi kesalahpahaman antara pihak Unit Pelaksana KKN (UPKKN) UNS dan kelompok KKN UNS
Lombok terkait pengkondisian KKN UNS di Lombok sampai pemulangan kembali ke Surakarta.
MELISA / DOKUMENTASI KELOMPOK KKN MALAKA 2018
SURAT PEMBACA
3
7
62
Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 750 karakter. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail : novum.fhuns@gmail.com, atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM NOVUM FH UNS, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas.Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (SMS) dari pembaca. Pesan harap singkat, padat, tidak SARA, dan tidak bersifat provokatif. Pesan dikirim dengan format : nama (spasi) alamat (spasi) fakultas/prodi (spasi) isi pesan. Kirim ke 5201046529.08
Ledak Edisi September/II/2018
SURAT PEMBACA
Salsabila Ayuning P. (2018)
FH UNS banyak sekali diperhitungkan, prestasi yang sudah sampai Internasional dan akreditasi yang baik
menjadi alasan banyak mahasiswa baru 2018 yang memilih FH UNS. Salam dari angkatan 2018 semoga
menjadi angkatan Golden Generation yang tetap kompak dan solid.
Atika Rahmadanty (2017)
Saya berharap mahasiswa dan lingkungan FH UNS menjadi lebih baik dengan realisasi perbaikan fasilitas-
fasilitas penunjang perkuliahan sehingga lingkungan kampus menjadi lebih hidup, serta minat mahasiswa
mengikuti lomba meningkat.
Joseph Partogi Sihotang (2016)
Pesan buat FH, tolong dukung segala kegiatan dan aktivitas mahasiswa yang membawa nama FH selama itu
positif, tapi sejauh ini saya cukup puas dengan pelayanan FH. Lalu, fasilitas dan dana yang dibutuhkan oleh
ukm ataupun komunitas tolong dimudahkan untuk menyokong kemajuan ukm dan komunitas itu. Kan FH
juga bangga kalo ada UKM atau Komunitasnya yang berprestasi.
Himam Utama (2015)
Semoga FH semakin menjadi fakultas yang favorit, dosennya jangan suka php. Perbaiki lagi sarana dan
prasarananya terutama toilet karena toilet mencerminkan kebersihan dari fakultas tersebut, serta AC,
proyektor sering mati, dan WiFi-nya juga ya. UKT kita mahal lho masa sarana dan prasarana kurang
memadai.
Rachma Indriyani S.H., LL.M. (Dosen FH UNS)
Harapannya semua warga fakultas hukum ikut mempersiapkan AUN-QA (ASEAN University Network-
Quality Assurance) 2019. Artinya dosen, mahasiswa, dan karyawan itu harus memiliki sinergi yang baik.
Selain itu, mahasiswa diharapkan untuk active learning di kelas, sering konfirmasi dengan dosen literature
terbaru apa saja yang digunakan, gunakan fasilitas di OCW, dan library.
Pemimpin Umum: Okta Ahmad Faisal, Sekretaris Umum: Ikhwan Tamtomi, Wakil Sekretaris Umum I: Riwayati, Wakil Sekretaris Umum II: Lintang Astika N, Bendahara Umum: Ratih Yustitia, Wakil Bendahara Umum: Christy Ayu S, Pimpinan Redaksi: M Thoriq Ardiansyah, Kadiv Newsletter: Chiara Sabrina A, Kadiv Majalah: Taufiqulhidayat khair, Kadiv Buletin: Vivi Savira, Kadiv OA: Alfian Ghaffar, Tim OA: Cucut Fatma Mutia L, Jimmy Aldeo, M Satria Praja P, Redaksi Pelaksana: Annisa Fianni S, Azalia Deselta, Bidari Aufa S, Dinda Nisa' El Salwa, Fatma Fitrinuari F, Gustaf Ardiansyah, Tyara Devi P, Vera Rahayu, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Jastrian Renskyrio, Kadiv PSDM: Pricellia Griselda P. G, Staf PSDM: Aditya Kurniawan, Armeraliesty Kusuma M, Genies Wisnu P, Laras Iga M, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Amalia Rahma H, Staf Diskusi dan Penelitian: Alfin Ramadhan, Neiska Arafta N, Ghirindra Chandra M, Kadiv Jaringan Kerja: Fara Novanda Fatura, Staf Jaringan Kerja: Akbar Rosyad S, Tiara Aninditia, Pimpinan Perusahaan: M. Fuadi Sisma, Kadiv Produksi dan Distribusi: Yunita Savira B, Staf Produksi dan Distribusi: Nindita Widi A, M Ghusni Ridho, Sonia Damayanti S, Anisa Nur H, Kadiv Niaga dan Periklanan: Kurnia Larasati, Staf Niaga dan Periklanan: Zolla Andre Pramono, Novena Larasati, Andini Indriawati, Yuliana Silvy R. Z.
Sambungan halaman 1...
FOKUSFOKUS
4
“Pelaksanaan PKKMB di Fakultas Hukum itu termasuk yang terbaik sebenarnya dari seluruh fakultas, saya kan mengecek semuanya. Kenapa saya bilang yang terbaik? Pertama, karena kita punya SK mengenai siapa saja yang menjadi pani t ia di fakul tas dan SK i tu komponennya bagus ada dosen, dosennya benar-benar berperan aktif, ada DEMA, ada orangtua mahasiswa. Kemudian yang kedua, ruangan kita layak. Menurut saya, kita juga selesai lumayan tepat waktu,” tutur Rachma Indriyani S.H., LL.M. se laku t im moni tor ing PKKMB universitas. Namun, menurut Rachma, dari semua kelebihan pada PKKMB FH UNS 2018 tersebut terdapat catatan tersendiri terkait dengan keberadaan Komisi Kedisplinan (Komdis) Rafael Ivan S, selaku ketua acara PKKMB FH UNS 2018 mengungkapkan, “Fungsi Komdis itu sendiri adalah agar mahasiswa baru itu tahu gimana cara ber-attitude yang baik, cara menghargai orang lain, cara menghormati orang lain, dan aku berharap dengan cara yang seperti itu mental mereka naik.” Berdasarkan penuturan Rafael, keanggotaan Komdis di FH UNS terdiri dari mahasiswa FH UNS angkatan 2015 dengan kriteria tertentu, antara lain: harus menerapkan kedisiplinan terhadap dirinya sendiri, memiliki rekam jejak yang baik di FH UNS, vocal yang baik, dan tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai
pertimbangan. Cara seleksinya yakni melalui wawancara yang dilakukan oleh Steering Committee (SC) dan koordinator Komdis. Selama berlangsungnya PKKMB, keberadaan Komdis sendiri menuai banyak pro dan kontra dikarenakan tidak adanya dasar aturan yang jelas untuk membentuk Komdis. “Saya rasa tidak ada S K D e k a n y a n g m e n g a t a k a n pembentukan Komdis. Jadi payungnya Komdis itu darimana?,” ujar Rachma. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Hernawan Hadi, S.H., M.Hum. yang menyatakan, “Memang izin saya, jadi secara global komdis itu ada tetapi dengan batas-batas yang tidak keterlaluan.” Tidak adanya surat keputusan yang mengatur tentang Komdis, berarti tidak ada aturan yang mengkhususkan tentang Komdis itu sendiri. Hal ini menimbulkan polemik atas keberadaan Komdis di dalam susunan kepanitiaan. Permasalahan tersebut dipertegas dengan jawaban Donny Krisaryano Putra selaku Koordinator Komdis, “Kita diluar kepanitiaan. Langsung di bawah komando SC tapi tetap pada koridor Organizing Committee (OC).” Cara kerja Komdis pun turut menjadi sorotan, pasalnya tujuh dari sembilan mahasiswa baru mengkritik bahwa cara kerja Komdis dinilai terlalu berlebihan.
“Sebenarnya gak perlu harus diteriakin terus, pas komdis masuk kan langsung dikondisikan, padahal aslinya semua sudah pada diam, gak perlu sampai teriak, itu sebenarnya gak perlu. Kalo ada yang ngelakuin kesalahan baru yang dibentak, orang yang gak salah gak usah dibentak. Tapi, kalau adanya komdis aku setuju,” ujar Arya Aditya Candra Negara, selaku Ketua Angkatan S1 FH angkatan 2018. Pernyataan ini juga didukung oleh Pius Triwahyudi SH., M.Si. selaku tim monitoring PKKMB FH UNS 2018, “Kata-kata keras verbal, bentakan verbal itu menurut SOP (Standar Operasional Prosedur) rektor sudah gak boleh.” Namun kedua pendapat tersebut bertentangan dengan pendapat Anand selaku SC yang menyatakan bahwa, “Kita sudah siapkan skenario, ada beberapa skenario, yang pertama itu kita sebenarnya gak bentak, cuma kita menegaskan. Kita juga punya sisi manusianya, kita gak bentak terus, kita juga berikan kepada dia itu ceramah juga, dari komdis juga menceramahi dengan kata-kata yang halus. Jadi, katakanlah suara tinggi itu hanya di depan saja sama di akhir, di akhir pun itu cuma jargon. Jadi kalo teman-teman yang gak kuat mentalnya itu bahkan langsung ditarik mundur.” (Azal ia Dese l ta /Vera Rahayu).***
pola kerja komdis...
Ledak Edisi September/II/2018
forSI FOTOAPRESIASI
PKKMB UNS 2018 yang mengusung tema “Gold Generation” telah sukses dilaksanakan oleh BEM UNS
2018 dan kru PKKMB Gold Generation. Pada tahun ini UNS telah memecahkan rekor Museum Rekor
Indonesia (MURI) yaitu Peserta Semaphore Terbanyak dengan diikuti sejumlah 7617 peserta.
DOKUMENTASI BEM UNS 2018
FOKUS
5
Sambungan halaman 1...
down'. Moch. Najib Imanullah, S.H., M.H., Ph.D. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik men bahwa uturkanpermasalahan itu terletak pada bagian Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT. TIK UNS) dan sudah diatasi. Meskipun begitu, masih banyak mahasiswa yang mengeluhkan hal tersebut. Selain permasalahan server down, terdapat pula permasalahan lain seperti akun SIAKAD yang keluar secara tiba-tiba, dan pemberitahuan yang mepet terkait daftar nama dosen beserta kode kelas yang diampunya bagi angkatan 2015 yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Putri Noor Ilmi, mahasiswa FH UNS angkatan 2015 mengatakan, “Kalau buat persiapan jadwalnya sudah mending gak mepet. Cuma memang list dosen terlalu mepet, apalagi bagi mahasiswa yang KKN gak sempet cek daftar dosen. Daftarnya susah buat nyari gitu, karena kita nge-scroll mata kuliahnya yang campur-campur.” Ia juga menambahkan bahwa akun SIAKAD keluar secara tiba-tiba dan pembukaan kuota per kelas berlangsung tidak merata sehingga mahasiswa harus selalu memantau SIAKAD yang sangat memakan waktu. “Itu sedikit membuatku kesal sih. Padahal kalau KKN, ada agenda proker (program kerja) yang tidak bisa ditinggal,”
keluhnya. Selain permasalahan yang telah disebutkan, muncul hal lain yang cukup membuat resah sebagian besar mahasiswa FH UNS yaitu terhapus dan tergantinya mata kuliah dari kelas yang sudah di input. Seperti yang dialami oleh mahasiswa FH UNS angkatan 2016, Yosua Kurniawan. Ia mengatakan, “Jadi, sekitar jam 09.45 itu aku sudah selesai input KRS dapat 23 SKS. Sekitar jam 16.00 aku cek KRS lagi, ternyata mata kuliah Hukum Perdata Internasional hilang, PLKH Pidana yang awalnya (kelas) F j a d i E , H u k u m P e r j a n j i a n Internasional yang awalnya (kelas) B jadi D, Alternatif Penyelesaian Sengketa yang awalnya (kelas) J jadi D.” Yosua juga mengaku bahwa ia tidak meng-edit KRS jika bukti screenshot yang ia tunjukkan dimultitafsirkan. Langkah yang ditempuh Yosua selanjutnya adalah melakukan advokasi ke Subbag. Akademik pada hari Jumat, 24 Agustus 2018 pukul 10.00. Sayangnya, pihak Akademik tidak langsung memberikan solusi. “Awalnya beliau bersikeras tidak bisa bantu, padahal sudah aku jelaskan. Beliau aku tanya gak jawab, sampai tiga kali aku tanya baru mau jawab. Katanya harus nemuin Kepala Pendidikan. Aku tanya lagi tepatnya k a p a n b i s a n e m u i n K e p a l a
Pendidikannya, beliau jawab habis Jumat-an mungkin. Aku sudah ikhlas Mata Kuliah Pilihan-ku hilang, tapi aku memperjuangkan tiga Mata Kuliah Wajib-ku,” ucap Yosua. Menurut pengakuan Yosua, setelah menunggu hingga selesai Jumat-an, ternyata Kepala Pendidikan tidak hadir sama sekali. Subbag. Akademik akhirnya memberikan solusi setelah jam 15.00 berupa pengembalian beberapa mata kuliahnya ke kelas awal. Menanggapi hal tersebut, Ari Sumargono, selaku staf Subbag. Akademik membenarkan bahwa memasukkan mahasiswa yang belum mendapat mata kuliah wajib ke kelas yang ada di akhir waktu KRS memang menjadi tugas mereka, terlepas dari bagaimanapun keadaan mahasiswa tersebut. Gunawan Suryatmadi, S.H., selaku Kepala Bagian Akademik dan Ari tidak mempercayai pergantian kelas yang terjadi dengan sendirinya. “Tidak mungkin, itu trik-trik mahasiswa kan bisa. Upload-nya kelas A terus jadi kelas B itu kayaknya tidak mungkin. Mungkin dia bisa saja ngasih password ke temannya, kan ada juga yang di-upload-kan temannya. Pasti punya cara masing-masing. Saya juga tidak tahu, kadang kan bisa kemungkinan seperti itu,” u j a r A r i . ( A n n i s a F i a n n i Sisma/Tyara Devy).***
permasalahan krs uns...
ANNISA FIANNI SISMA/NOVUM
Ledak Edisi September/II/2018
5
MAU PASANG
IKLAN ?
LPMNOVUMFHUNSMenerima Iklan dan Sponsorship
Hubungi : 085641963323 (Zolla)085642598118 (Kurnia)
UPKKN UNS telah berkoordinasi dengan pihak IKA UNS Lombok untuk memberikan bantuan kepada tim KKN UNS. Selang beberapa hari, gempa s u s u l a n b e r k e k u a t a n 7 S R mengguncang hampir seluruh wilayah Lombok, NTB. Sebagian wilayah posko KKN UNS mengalami keruntuhan sehingga mereka tinggal di posko pengungsian. Gempa susulan yang kian bertambah semakin membuat warga (termasuk anggota KKN) merasa panik dan trauma. Maka dari itu, UPKKN UNS langsung bergerak cepat untuk segera melakukan penarikan terhadap mahasiswa yang ada di tiga daerah tersebut. Namun di tengah persiapan untuk melakukan penarikan, terdapat miskomunikasi antara tim KKN dengan UPKKN karena mahasiswa menganggap bahwa pihak UPKKN
melakukan penar ikan beg i tu mendadak, sehingga tim KKN-pun m e n g a l a m i k e w a l a h a n s a a t melakukan persiapan untuk packing barang dan pencarian transportasi dari lokasi KKN ke lokasi penjemputan.
Senada dengan penuturan Raynaldy, “Jadi kendalanya itu koordinasinya lambat, maksudnya koordinasinya mendadak. Saya menghubungi jam 1 siang, di sana (UPKKN) suruh jam 4 sore sudah harus sampai sana. Kan gak mungkin. Akhirnya cari-cari pick up juga susah, cari-cari truk juga susah.” Lain halnya dengan Ramadhan yang memiliki opini berkebalikan, “Soalnya itu kan, pihak kampus juga nggak mungkin bisa ngapa-ngapain, kita yang harus cari transport sendiri di situ. Dan kebanyakan kalau kita telepon kayak namanya apa ya, angkutan umum, orang-orang di sana nggak berani.”
Hal tersebut menjadi salah satu evaluasi kepada pihak UNS untuk memikirkan lagi bagaimana cara menindak lanjuti apabila kejadian t e r s e b u t t e r u l a n g k e m b a l i . Selanjutnya terkait nasib pengabdian mereka yang belum selesai akibat bencana yang tidak diinginkan, belum di-follow up kembali dengan pihak UPKKN UNS. “Ya pikir nanti lah, yang penting selamat dulu. Dalam kondisi apapun itu, safety first. Semuanya harus sistem safety, selamat dulu. Situasi darurat itu mesti penyelesaiannya secara adaptbel. Kalau situasi normal diselesaikan secara normal, tapi darurat kan ada SOP darurat, jadi penyelesaian secara darurat,” tutup Rahayu. (Bidari Aufa Sinarizqi/Gustaf Adriansyah)***
6
KILAS KAMPUSSambungan halaman 2...
kkn lombok uns 2018 dipulangkan...
Ledak Edisi September/II/2018
RISET
7
KOPI
Ledak Edisi September/II/2018
ada tahun 2019, Indonesia Pakan menyelenggarakan
Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden periode 2019-2024. Bakal
calon presiden dan wakil presiden
sudah diumumkan. Presiden Joko
Widodo kembali menyalonkan diri
sebagai calon presiden (capres) dan
Ma'aruf Amin sebagai calon wakil
presiden (cawapres). Sedangkan di
kubu oposisi terdapat Prabowo
sebagai capres dan Sandiaga Uno
sebagai cawapres.
Penentuan capres dan cawapres
akan dilakukan pada bulan September
2018, bersamaan dengan penetapan
calon legislatif (caleg) anggota DPR,
DPRD, dan DPD. Walaupun
pemilihan presiden (pilpres) baru
akan dilaksanakan di tahun 2019,
situasi politik di Indonesia mulai
mengalami ketegangan. Ketegangan
tersebut diawali dengan adanya drama
penetapan atau pengumuman calon
wakil presiden. Hasil penetapan
c a w a p r e s t e r s e b u t m e m b u a t
masyarakat kecewa akan keputusan
yang diambil oleh kedua belah pihak.
M e n u r u t d a t a i n f o g r a f i s
Kumparan, tingginya angka golput
terus meningkat tiap tahun. Angka
golput pada pilpres 2014 mencapai
29,1%. Menurut Titi Anggraini,
Direktur Eksekutif Perkumpulan
untuk Pemilu dan Demokrasi,
masyarakat memutuskan golput
dikarenakan tidak adanya pilihan
pasangan yang sesuai dengan
idealismenya sehingga tidak ingin
i k u t c a m p u r t a n g a n d a l a m
menentukan nasib bangsa. Memilih
golput di satu sisi dapat terlihat
sebagai pilihan yang mulia, tetapi
Negara akan tetap berjalan, dipimpin
oleh pihak satu yang lebih berkuasa
daripada pihak lainnya.
Dalam mengahadapi hal ini,
prinsip Pick The Lesser of Evils akan
sangat tepat untuk diterapkan. Konsep
mencari teman dalam dunia politik
k u r a n g c o c o k d i b a n d i n g k a n
menghindari musuh. Jika tidak
menemukan pasangan yang sesuai
dengan pandangan politik kita, maka
pilihlah pasangan yang pandangan
politiknya tidak jauh berbeda.
Sebagai contoh, menurut data dari the
Washington Post mengenai pemilihan
presiden di Amerika Serikat
menyatakan bahwa non-voters secara
tidak langsung memberikan kursi
presiden kepada Donald Trump. Data
tersebut juga menyatakan bahwa
sebagian besar non-voters merupakan
pemilih dari kubu oposisi Donald
Trump yang enggan untuk memilih
dengan alasan bahwa mereka yakin
Trump akan kalah.
Sedangkan di Indonesia, banyak
hal yang dapat mempengaruhi
tingginya angka golput pada pilpres
2019 mendatang: Pertama, pada
pilpres 2014 yang mempertandingkan
Joko Widodo-Jusuf Kalla dan
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
hanya diikuti 69,58 persen pemilih.
Partisipasi itu terus menurun dari
Pilpres 2009 sebanyak 72,56 persen
serta Pilpres 2004 putaran kedua
sebanyak 76,63 persen dan putaran
pertama sebanyak 78,23 persen.
Penurunan itu terjadi karena pilihan
calon presiden yang tersedia hanya
dua pasang . Ti t i Anggra in i ,
mengatakan bahwa kedua pasang
c a l o n i t u t i d a k m a m p u
m e r e p r e s e n t a s i k a n s e l u r u h
masyarakat Indonesia.
Masalahnya, Pilpres 2019
diperkirakan kembali diikuti oleh dua
pasang calon. Hal itu karena
keputusan Mahkamah Konstitusi
yang menetapkan ambang batas
pencalonan capres dan cawapres
sebanyak 20 persen kursi DPR atau 25
persen suara sah nasional Pemilu
2014. Hal ini akan berdampak besar
pada keputusan masyarakat dalam
memilih. Kedua, angka golput
berpotensi tinggi pada Pemilu 2019
lantaran berdekatan dengan hari libur
nasional.
Pemungutan suara jatuh pada hari
Rabu, 17 April 2019, Kamis
merupakan 'hari kejepit nasional'
karena Jumat adalah hari libur
memperingati Jumat Agung. Sabtu
dan Minggu, libur kerja bagi staf
pemerintahan. Staf pemerintahan
maupun karyawan perusahaan
BUMN, BUMD, dan perusahaan
swasta yang menerapkan sistem 5 hari
kerja dikhawatirkan mengajukan izin
pada hari Kamis, 18 April 2019.
Pemungutan suara mendekati hari
libur mendorong pemilih berpikir
panjang untuk menggunakan hak
suaranya pada hari-H pemungutan
s u a r a . M e r e k a m e n g a m b i l
kesempatan untuk menikmati libur
selama 5 hari. Kondisi seperti ini
selalu terjadi dalam berbagai
momentum.
Kesadaran politik warga negara
harus menjadi prioritas utama dalam
proses politik. Di sini, beberapa pihak
seperti penyelenggara pemilu, partai
politik, dan lembaga swadaya
masyarakat harus melakukan
pendidikan politik secara masif.
Kesadaran politik pemilih menjadi
jaminan terhadap kualitas demokrasi,
mengingat suara pemilih sangat
menentukan kepemimpinan nasional
maupun daerah. Menjadi sebuah
ancaman demokrasi, jika golput telah
menjadi 'ideologi' bagi masyarakat.
B i l a m a s y a r a k a t m u l a i
menganggap politik sebagai sesuatu
yang "buruk", sehingga mereka lebih
memilih golput, maka keruntuhan
demokrasi secara substantif sudah
tidak bisa dielakkan. Ketika bangsa
ini sudah memantapkan langkahnya
memilih demokrasi partisipasif atau
demokrasi langsung, maka ideologi
golput harus menjadi perhatian kita
bersama, sebagai prasyarat prinsip
representat i f . Semoga rakyat
Indonesia dapat menggunakan hak
suaranya dengan baik terutama pada
Pilpres 2019.
BAYANG-BAYANG GOLPUTPEMILIHAN PRESIDEN 2019
Oleh : Fatma Fitrianuari Fatima
8 Ledak Edisi September/II/2018
KOS dekat UNS? Tenang...!Tidak perlu repot jauh-jauh
untuk mendapatkanhasil yang bagus.
FOTOCOPY KARTIKAJAWABANNYA
Dilayani dengan mudah, cepat, prak�s, dan hasil yang maksimal.
Oleh : Litbang LPM NOVUM FH UNS
novum.�uns@gmail.com LPM NOVUM FH UNS LPMNOVUMFHUNS lpmnovum�uns @mpm6732f
Ikuti berita terbaru dan aktual seputar kampus dan fakultas di sosial media kami
novumpers.com