MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang...

18

Transcript of MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang...

Page 1: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi
Page 2: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Menuai HikmahMembaca Kisah,

Page 3: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak eko nomi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling ba nyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Peng gunaan Secara Komer-sial dipidana dengan pidana penjara pa ling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Peng gunaan Secara Komer-sial di pidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, di pidana de ngan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Dr. Zaprulkhan, M.S.I

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Menuai HikmahMembaca Kisah,

Page 5: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Membaca Kisah, Menuai HikmahDr. Zaprulkhan, M.S.I

© 2018, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Hak cipta dilindungi undang-undang

Diterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718101354

ISBN: 978-602-04-7956-9

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 6: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar: Struktur Transendental sebuah Kisah v

Hadiah Sakral Ulang Tahun 1

Kebajikan yang Terlupakan 9

Istri Abadi 17

Hati yang Paling Indah 25

Kasih Ibu Sepanjang Masa 33

Antara Kekayaan, Kesuksesan, dan Cinta 39

Keistimewaan Kejujuran 47

Ulama dan Kekuasaan 57

he Temple Renovation 67

Raja yang Cerdik 77

Kedamaian Hakiki 83

Patung Kehidupan 91

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Page 7: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

HADIAH SAKRAL

ULANG TAHUN

1

Alkisah, hari itu merupakan hari yang sangat spesial bagi seorang

putri dari seorang guru yang bijak bestari. Hari itu adalah hari

ulang tahunnya yang ke-20. Dalam tradisi Cina klasik, usia 20

tahun menandakan berakhirnya masa remaja dan memasuki awal kede-

wasaan. Sebagaimana tradisi yang sudah menjadi kebiasaan saat itu,

Sang guru bijak bestari memberi putrinya sebuah hadiah ulang tahun.

Gadis cantik sangat bahagia dan langsung bertanya, “Apakah ini

Ayah?”

“Itu adalah hadiah ulang tahunmu, agar engkau dapat menemukan

jati dirimu dan hakikat kehidupan,” jawab sang bijak bestari. “Jangan

kau buka sekarang; Bukalah nanti malam dalam kesendirianmu.”

Gadis jelita ini mengikuti perintah ayahnya. Setelah melakukan

meditasi, dalam keheningan malam di ruang kamarnya seorang diri,

ia membuka hadiah ulang tahun yang diberikan ayahnya. Ternyata ia

mendapatkan tiga buah kotak kecil yang sangat indah yang harus di-

buka satu per satu secara berurutan.

Ketika ia membuka kotak pertama, ia menemukan cermin yang

sangat indah. Ia mengambil cermin tersebut dan melihat bayangan

diri nya sendiri terpantul dalam cermin. Tatkala ia tersenyum bahagia,

Page 8: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Membaca Kisah, Menuai Hikmah2

bayangan dirinya sedang tersenyum pula dalam cermin, yang memper-lihatkan lesung pipinya. Tiba-tiba ia melihat sebuah tulisan kecil yang terpahat di salah satu ujung kaca cermin itu, “The present you (Dirimu yang sekarang).” Sang putri mengangguk bahagia. Ia melihat kembali sekilas pantulan wajahnya yang cantik jelita di cermin yang tengah di-pegangnya dan meletakkan kotak kecil pertama di sebelahnya.

Selanjutnya ia mencoba membuka kotak kecil kedua. Namun betapa terkejut dirinya sewaktu melihat isi kotak tersebut berisi tengkorak yang terbentuk dari bahan kristal. Ia gelisah dan tebersit keheranan terhadap pemberian ayahnya. “Mengapa Ayah yang sangat bijaksana justru memberikan sebuah simbol tentang kematian tepat di hari ke-lahiranku?” demikian gumamnya.

Muncul secercah kesedihan sewaktu ia memikirkan bahwa satu waktu dirinya akan bertemu dengan kematian. Si putri memperhati-kan tengkorak kecil itu lebih dekat dan ia melihat sebuah tulisan kecil yang terukir di kening tengkorak, “The future you (Dirimu yang akan datang).” Ia coba menangkap maknanya, namun sulit disingkap dalam sekejap.

Di tengah-tengah kebingungannya, ia mengalihkan perhatiannya pada kotak kecil ketiga. “Apakah gerangan yang ada di dalamnya? Apakah terdapat sesuatu yang sangat indah seperti cermin pada kotak pertama? Ataukah justru berisi sesuatu yang amat menakutkan seperti tengkorak dalam kotak kedua?” sang putri bertanya-tanya dalam hatinya.

Awalnya ia ragu membuka kotak ketiga, tapi karena dihantui perasa -an penasaran dan ingin tahu, ia memberanikan diri membuka kotak kecil ketiga. Ternyata kotak ketiga berisi patung kecil, gambar seorang yang sedang duduk khusyuk bermeditasi atau berzikir. Di tengah-tengah keremangan cahaya lampu kamar, patung tersebut tampak seolah-olah me nerangi dengan sebuah sinar kehangatan. Ia merasakan sentuhan ke damaian ketika memperhatikan patung yang tengah bermeditasi tersebut.

Dia memperhatikan tulisan kecil yang sama dengan kotak pertama dan kedua yang berbunyi, “The eternal you (Dirimu yang abadi).” Saat itu juga ia mengalami seberkas pencerahan merasuki pikirannya.

Page 9: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Hadiah Sakral Ulang Tahun 3

Ia menyadari bahwa semua ini bukanlah hadiah ulang tahun biasa, no ordinary birthday present. Ada sebuah makna jauh lebih dalam pada tiga kotak tersebut yang baru saja ia cerna. Hadiah ulang tahun dari Sang bijak bestari yang sesungguhnya bukanlah bentuk-bentuk fisik se-mata, melainkan melampaui semua bentuk benda-benda fisikal semata. Hadiah yang sesungguhnya adalah imbauan terhadap dirinya agar ia menemukan eksistensinya yang sejati.

**♥♥♥**

Kisah sederhana ini mengilustrasikan sebuah contoh tentang pen didik-an tanpa melalui kata-kata. Ketimbang mengkhotbahi anak perem-puannya dengan sejuta kata namun hanya sedikit memberi pengaruh, Guru bijak ini justru mengekspresikan ajaran-ajarannya melalui isyarat tiga bentuk fisikal yang terbungkus rapi dalam kotak kecil nan indah. Mari kita lihat makna-makna yang tersembunyi di dalamnya.

Pertama, meskipun kotak pertama tampaknya menyuguhkan pesan moral tentang keadaan saat ini, namun ada makna yang jauh lebih dalam. Cermin yang terdapat dalam kotak itu merupakan simbol dari cermin diri, self-reflection. Artinya, apa pun yang kita lakukan akan kembali kepada kita lagi. Setiap perbuatan yang kita kerjakan, entah besar atau kecil, akibat utamanya akan kembali lagi kepada diri kita sendiri.

Jika kita melakukan kebaikan, kedermawanan, dan kemuliaan, maka kita akan menuai kebajikan, kemurahan hati, dan kebahagiaan. Sebalik-nya, jika kita menebarkan keburukan, kejahatan, dan kehinaan, niscaya kita akan menuai keburukan, kejahatan, dan kehinaan. Oleh karena itu, pesan moral kotak kecil yang pertama adalah semaikanlah segala ke-bajikan, kemurahan hati, kebenaran, keindahan, dan kebahagiaan. Se-bab apa pun yang kita tebarkan akan mengundang konsekuensi yang sebanding dengan yang telah kita lakukan.

Barangkali di sini terselip sebuah kegelisahan: Bukankah banyak orang-orang yang melakukan kebajikan, kebenaran, dan keindahan

Page 10: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Membaca Kisah, Menuai Hikmah4

dalam kehidupan mereka, tapi terkadang justru menuai kekalahan, kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, kejahatan, dan manipulasi, namun me-reka malah menikmati hidup senang, nyaman, dan bahagia? Mengapa pujian justru menuai hinaan? Kenapa senyuman malah mengundang tangisan? Dan kenapa belaian cinta dan kasih sayang membuahkan ke-bencian dan tamparan?

Secara formal-faktual, tentu saja kegelisahan tersebut dapat dibe-narkan. Dalam kehidupan nyata, kita sering menemukan orang-orang yang selalu melakukan kebajikan justru hidup menderita. Orang-orang yang menyuarakan kebenaran dan keadilan dengan lantang malah ter-singkir dari gelanggang kehidupan. Para pengkhotbah kearifan hidup yang sangat murah hati jutru berkubang dalam kepapaan hidup.

Sebaliknya, kita juga menemukan secara konkret orang-orang yang hidupnya licik, malah selalu meraih kemenangan hidup. Mereka- mereka yang bertindak secara manipulatif justru dipuja-puja oleh banyak orang. Dan mereka yang mendendangkan kejahatan berjubah kebajikan semu malah mendapatkan fasilitas mewah dan posisi isti-mewa. Bagaimana kita melihat paradoks ini melalui lensa cermin diri yang diuraikan kisah di atas?

Paradoks tersebut akan terpecahkan jika kita melihat lebih dalam daripada yang hanya tampak di permukaan. Kita harus berusaha me-nyingkap yang tersembunyi, sesuatu yang tidak tampak secara fisikal. Kita perlu menelisik efek yang tidak terlihat secara langsung. Ini artinya kita perlu melihat setidaknya dari dua aspek. Pertama, aspek psikolo gis bahkan spiritual. Secara psikologis, ketika seseorang se-cara sengaja melakukan kejahatan dan keburukan, secara psikologis ia akan merasa kan kegelisahan. Suara hati nuraninya akan memberontak mempertanya kan kenapa ia melakukan perbuatan jahat dan buruk itu. Secara psikologis, ketika dengan sengaja kita melukai orang lain, kita juga sebenarnya melukai diri kita sendiri. Sebab kita akan ditunggangi perasaan bersalah.

Begitu pula, sewaktu seseorang menyebarkan kebajikan dan me-nyuarakan kebenaran, secara psikologis jauh dalam lubuk hatinya,

Page 11: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Hadiah Sakral Ulang Tahun 5

ia akan merasakan kepuasan dan kedamaian jiwa, meskipun ia tidak mendapatkan keuntungan secara material. Dan manakala seseorang membagikan kebahagiaan kepada orang-orang yang menderita, meng-hapus air mata kaum papa, dan menyantuni anak-anak fakir miskin yang kelaparan, maka secara psikologis ia juga akan menemukan ke-damaian dan kebahagiaan yang jauh melampaui kebahagiaan yang tengah dirasakan oleh orang-orang fakir miskin itu, walaupun secara fisikal ia justru mengalami kerugian material. Di sini kita menyelami dimensi psikologis ketimbang fisiologisnya semata. Kita berusaha memasuki dimensi spiritual ketimbang materialnya yang sanggup me-nampakkan wajah aslinya.

Selanjutnya aspek yang kedua adalah aspek eskatologis. Dalam kon-teks ini, kita bercermin pada perspektif religius. Dalam terminologi Islam, setiap perbuatan yang kita lakukan betapapun sederhananya me-niscayakan sebuah konsekuensi eskatologis di seberang kematian, di akhirat kelak. Kebajikan yang kita lakukan pasti akan diganjar pahala yang sangat besar oleh Allah di akhirat kelak, walaupun di dunia ini ke-bajikan yang kita kerjakan tidak menghasilkan apa pun secara material.

Begitu juga, setiap keburukan yang kita langgar akan diganjar siksaan oleh Allah di akhirat nanti, meskipun kita menjalani kehidupan yang aman-aman saja di pentas kehidupan duniawi ini. Secara global, se tiap kebajikan yang kita lakukan akan membuahkan surga, sebagaimana setiap kejahatan yang kita kerjakan akan membuahkan neraka. Itulah pesan pertama yang diberikan oleh Sang Guru bijak bestari yang di-isyaratkan dalam kotak pertama.

Kedua, tengkorak kristal dalam kotak kecil kedua merupakan simbol bahwa satu waktu segala keindahan dirinya secara fisikal akan men-jelma puing-puing usang yang tidak berarti lagi. Kecantikan parasnya yang rupawan satu waktu akan menjelma sekeping tengkorak yang tak seorang pun sudi merengkuhnya. Tengkorak kristal itu juga meng-isyaratkan sebuah pelajaran bahwa episode kehidupan duniawi kita satu waktu pasti akan ditutup oleh tirai gelap yang bernama kematian.

Kesadaran bahwa tubuh ini satu waktu akan mengalami kepunah-an dan bahwa episode kehidupan duniawi ini akan berakhir di pintu

Page 12: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Membaca Kisah, Menuai Hikmah6

kematian akan mengantarkan seseorang menjadi arif dalam menjalani kehidupan duniawi. Semakin cepat seseorang menyadari kepastian maut, semakin mudah ia mengerti bagaimana caranya menghadapi ke-hidupan.

Episode waktu yang Tuhan berikan kepada kita di dunia ini bukan hanya terbatas, tetapi juga sangat singkat. Namun kebanyakan manu-sia tidak memiliki kesadaran lembut ini sampai mereka memasuki usia senja. Sampai tatkala tiba-tiba wajah kematian berdiri di hadapan me-reka. Saat-saat kritis tersebut, baru mereka menyadari betapa berharga-nya sang waktu, namun betapa lalai mereka menggunakannya sebaik mungkin. Karenanya, tengkorak dalam kotak kedua membersitkan sebuah pesan fundamental: kematian mesti menjadi cermin, tempat kita beranjak sekaligus muara segala tindak tanduk yang kita kerjakan selama hidup di dunia.

Sebab di depan singgasana kematian seluruh kegemerlapan pesona duniawi menjadi pudar. Kecantikan dan ketampanan menjadi layu. Ke-kayaan dan pangkat jabatan menjelma pucat. Kesombongan dan keang-kuhan menjadi luruh. Kekuasaan dan kesewenang-wenangan berdiri gemetar. Bahkan kekuatan dan kepandaian pun membisu, bungkam, dan lumpuh.

Sebaliknya, di hadapan singgasana kematian, keikhlasan dan ke-rendahan hati tumbuh berkembang. Kepedulian dan kemurahan hati bermekaran. Kehati-hatian menjalani kehidupan dan tanggung jawab menyala. Serta kewaspadaan dan kebijaksanaan menjelma. Hanya de-ngan menjadikan kematian sebagai cermin kehidupanlah kearifan hidup yang sejati akan menyapa diri kita.

Ketiga, kotak kecil ketiga merupakan pesan terpenting Sang bi-jak bestari. Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi atau berzikir mewakili kedamaian dan kewaspadaan hakiki sekaligus ke-abadian. Zikir juga mencerminkan kebangkitan, keterjagaan, sekaligus ke waspadaan puncak. Syahdan, dalam perspektif kaum sufi yang telah meng alami pencerahan spiritual, dalam kondisi demikian, kehidupan seseorang akan melampaui kehidupan maupun kematian, goes beyond life and death.

Page 13: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Hadiah Sakral Ulang Tahun 7

Sang jiwa, roh, kalbu, sukma, atau kesadaran spiritual yang berse-mayam dalam diri seseorang yang telah mengalami pencerahan akan benar-benar merasakan bahwa dirinya yang sejati bersifat abadi. Itu-lah alasannya mengapa sebagian orang-orang yang telah mengalami pencerahan mengikrarkan bahwa roh manusia tidak pernah meng-alami proses kelahiran sebagaimana roh yang sama tidak pernah disen-tuh oleh tangan-tangan kematian.

Lalu bagaimana kalau kita melihat wajah-wajah kematian yang sa-ngat konkret menjamah setiap tubuh umat manusia dari dulu hingga sekarang? Guru besar sufi, Maulana Jalaluddin Rumi menjawab dengan indah, “Death is our wedding with eternity, Kematian adalah pernikah an kita dengan keabadian.” Kematian justru menjadi jembatan sakral yang mengantarkan setiap kita benar-benar berjumpa dengan ke abadian. Kekuatan kematian hanya mampu menghancurkan tubuh kita secara fisikal, tapi tidak akan pernah bisa memadamkan lentera roh kita secara spiritual. Melalui pintu kematian, suluh spiritual itu malah semakin menyala terang benderang.

Dalam konteks inilah, sebagaimana si putri jelita dalam kisah di atas merasa damai dan bahagia dengan pesan keabadian dirinya, kita pun tatkala telah memiliki kesadaran tersebut, seharusnya merasakan keda-maian dan kebahagiaan yang sama. Itulah kearifan yang telah disajikan oleh sang guru bijak bestari. Kearifan itu bukan hanya untuk putrinya semata, tapi juga untuk kita semua, untuk Anda dan saya.

Saat ini, kita mungkin memang tidak mempunyai cermin yang indah. Kita tidak mempunyai tengkorak kristal. Kita juga tidak memi-liki gambar teduh orang yang tengah bermeditasi atau berzikir. Namun sewaktu kita telah memahami pesan moral sang bijak bestari berupa The ultimate purpose and meaning of life, tentang hakikat tujuan dan makna hidup, maka sesungguhnya kita telah menerima hadiah sejati di dalam hati kita masing-masing.

Page 14: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Di depan singgasana kematian seluruh kegemerlapan pesona

duniawi menjadi pudar. Kecantikan dan ketampanan menjadi layu. Kekayaan dan pangkat jabatan menjelma pucat. Kesombongan dan keangkuhan menjadi luruh.

Kekuasaan dan kesewenang- wenangan berdiri gemetar. Bahkan

kekuatan dan kepandaian pun membisu, bungkam, dan lumpuh.

Page 15: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Dr. Zaprulkhan, S.Sos.I, M.S.I adalah putra keempat di antara enam

bersaudara dari pasangan Khan Muhammad dan Zahra. Ia lahir

di Gisting, Lampung pada 27 Mei 1976. Ia menyelesaikan Pro-

gram Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (SI) Fak Dakwah IAIN

Raden Fatah pada tahun 2005 dengan Yudisium Cumlaude. Pada ta-

hun yang sama, ia langsung melanjutkan Studi Program Magister (S2)

pada Program Studi Agama dan Filsafat dengan Jurusan Filsafat Islam

di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan tamat pada awal Maret tahun

2007 sebagai wisudawan teladan Terbaik Tercepat yang ditempuh tepat

delapan belas bulan atau setahun setengah. Dan pada tahun yang sama

pula langsung menempuh Program Doktor (S3) di almamater yang

sama dan selesai pada bulan Juli 2011. Sejak awal tahun 2009 menjadi

dosen di STAIN Syekh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.

Ia juga pernah nyantri di pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung,

Pare, Kediri, Jawa Timur dari tahun 1992−1998. Dalam pesantren yang

sangat menanamkan kemandirian dan kesahajaan ini, ia mendalami

wacana-wacana tasawuf di bawah bimbingan seorang kiai yang sangat

berkompeten dalam bidang tasawuf, Kiai Zaed Abdul Hamid. Selama

tahun 2000, kira-kira selama sepuluh bulan, ia mengikuti pula pe-

lajaran Bahasa Inggris di Mahesa Institute, Pare, Kediri, Jawa Timur.

Ada sejumlah seminar dan pelatihan yang telah penulis ikuti sewaktu

masih menjadi mahasiswa, baik ketika SI, S2 ataupun setelah rampung

S3 hingga sekarang. Setelah menjadi Dosen, ia pernah menjadi nara-

sumber/pembicara dalam beberapa seminar internasional seperti:

BIOGRAFI PENULIS

Page 16: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Membaca Kisah, Menuai Hikmah208

Sebagai narasumber dalam International Symposium: “Peace in Islam: Said Nursi’s Thought on Social Harmony, Education, and Revivalism” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-Indonesia, 2009.

Sebagai narasumber dalam International Conference: “Rethinking Islamic Education and Islamic (Their Contribution to Social Harmony)” di Bangka-Indonesia, 2009.

Sebagai narasumber dalam The International Symposium: “Character Building in Achieving National Education Goal” di Bangka-Indo-nesia, 2013.

Sebagai narasumber dalam International Symposium: “The Role and Place of Prophethood in Humanity’s Journey to the Truth: The Perspective of the RISALE-I NUR” di Istambul-Turki. 2013.

Sebagai narasumber dalam International Symposium “The Attainment of Justice, Prosperity, And Peace In Pluralism For Revitalization of Civilization: The The Risale-I Nur Perspective” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-Indonesia, 2014.

Sebagai narasumber dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS): “Harmony in Diversity: Promating Mode ration and Preventing Conflicts in Socio-Religioys Life” ke-15 di Manado, Sulawesi Utara-Indonesia, 2015.

Sebagai narasumber dalam The16th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS): “The Contribution Of Indonesian Islam To The World Civilization” State Institute of Islamic Studies (IAIN) Raden Intan Lampung-Indonesia, 2016.

Sebagai narasumber dalam International Conference on Apocalyptical Theology and Being Relogious in Changing World, State University of Islamic Studies (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.

Selain itu ada beberapa artikelnya yang telah dipublikasikan da-lam beberapa jurnal seperti Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin (Fak Ushuluddin UIN Yogyakarta), Jurnal Mawa’izh Prodi Dakwah STAIN SAS Babel, Jurnal Tawsiah STAIN Syekh Abdurr haman Siddik Bangka-Belitung, Jurnal Asy-Syar’iyah STAIN SAS Babel, Jurnal Noura

Page 17: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Biografi Penulis 209

STAIN SAS Babel, Jurnal Scientia STAIN SAS Babel, Jurnal Edugma STAIN SAS Babel, Jurnal Tarbawy STAIN SAS Babel, Jurnal Review Politik (JRP) Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Amp el-Surabaya (2014), Jurnal Episteme Pasca Sarjana, IAIN Tulung agung (2014), Jurnal Wali Songo, IAIN Wali Songo-Semarang (Mei, 2014 & Desem-ber, 2015) Jurnal Teologia, IAIN Wali Songo-Semarang (Juli-Desem-ber 2013), Jurnal Kalam, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung (Agustus-September 2013), Jurnal Analisis, IAIN Raden Intan Lampung (Juni 2014), Jurnal Farabi, IAIN Gorontalo (Juni 2015), Jurnal al-Tahrir, STAIN Ponorogo (Desember 2015), dan juga surat kabar, Harian Sumatera Ekspres (Palembang), Harian Bangka Pos dan Babel Pos (Bangka-Belitung).

Sementara itu, ia juga telah menulis kurang lebih dua puluh lima karya dalam bentuk buku yang di antaranya adalah:

Renungan-Renungan Ramadhan (Global Pustaka Utama tahun 2003),

Kisah-Kisah Penuh Hikmah Yang Sanggup Menumbuhkan IQ, SQ, dan EQ (Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2006),

Puasa Ramadhan Sebagai Terapi Pencerahan Spiritual (Jakarta: Hikmah, 2007),

Kado Pernikahan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007),

Sakit Yang Menyembuhkan (Bandung: Mizania, 2008),

Misteri Rakusnya Nabi Sulaiman (Jakarta: Sejuk, 2009),

Mewarisi Kearifan Pujangga Sufi (Yogyakarta: Idea Press, 2011).

Spirit Of Success And Meaningful Life (Yogyakarta: Idea Press, 2012).

Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematis, Cet. Ke-3, (Jakarta: Rajawali Grafindo, 2016).

Kisah-Kisah Sufistik: Membingkai Makna Hidup Melalui Kisah-Kisah Sufistik (Yogyakarta: Idea Press, 2013).

Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematis (Jakarta: Rajawali Grafindo, 2014)

Page 18: MEMBACA KISAH, MENUAI HIKMAH · kelemahan, hinaan, dan penderitaan? Tidak sedikit orang-orang yang selalu mengerjakan keburukan, ... Dalam tradisi spiritual, gambar orang bermeditasi

Membaca Kisah, Menuai Hikmah210

Merenda Wajah Islam Humanis (Yogyakarta: Idea Press, 2014)

Pernikahan Sakral (Yogyakarta: Idea Press, 2015)

Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontemporer, Cet. ke-3 (Jakarta: Rajawali Grafindo, 2016)

Mukjizat Puasa (Jakarta: Quanta EMK, 2015)

Pencerahan Sufistik (Jakarta: Quanta EMK, Gramedia, 2015)

Ilmu Tasawuf: Sebuah Kajian Tematik Cet. ke-2 (Jakarta: Rajawali Grafindo, Januari, 2016)

Hikmah Sakit: Mereguk Kasih Sayang Ilahi Bersama Badiuzza-man Said Nursi (Jakarta: Quanta EMK, Gramedia, 2016)

Belajar Kearifan Hidup Bersama Jalaluddin Rumi dan Sa’di Syirazi (Jakarta: Quanta EMK, Gramedia, 2016)

Kesuksesan Autentik (PT Elex Media Komputindo, Gramedia, 2016)

Islam yang Santun dan Ramah, Toleran dan Menyejukkan (Jakarta: Quanta EMK, Gramedia, 2017)

Signifikansi Epistemologi Pembacaan Hermeneutis Ali Harb (Yogyakarta: Idea Press, 2017)

Rekonstruksi Paradigma Fiqih Moderat Dalam Perspektif Jamal al-Banna (Yogyakarta: Idea Press, 2017)

Antology books:

Arah Baru Studi Islam Di Indonesia (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2008),

Pernak Pernik Wacana Baru Islam (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2010),

Panorama Pemikiran Islam Kontemporer (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2010)

Antologi Pemikiran Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Idea Press, 2011)

Merawat Nusantara (Malang: Genius Media, 2017)

Pendidikan Karakter: Strategi dan Aksi (Malang: Genius Media, 2017).

e-mail: [email protected] / HP: 0813-6737-1535.