Post on 30-Nov-2015
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM GENIUS BUILDING SYSTEM (GENBULSYS)
KONSEP TEKNOLOGI TERAPAN PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS
WEB
BIDANG KEGIATAN : PKM-GT
Diusulkan oleh : Hari Purnawiyanto (2208.030.086) Angkatan 2008 Eko Junaidi Salam (2208.030.006) Angkatan 2008 Heriyanto (2209.030.066) Angkatan 2009
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011
i
1. Judul Kegiatan : GENIUS BUILDING SYSTEM(GENBULSYS) KONSEP TEKNOLOGI TERAPAN PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS WEB
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( v ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Hari Purnawiyanto b. NIM : 2208030086 c. Jurusan : D3 Teknik Elektro d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jln.Apokat Gg II Desa Pelem
Kec.Kertosono Kab.Nganjuk / 0858 -533-588-71
f. Alamat email : hari_purna@elect-eng.its.ac.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Suwito, S.T, M.T. b. NIP : 1981 01 05 2005 01 1 004 c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jl. Teknik Hidrodinamika T-36
Surabaya/081332149567
Surabaya, 3 Maret 2011 Menyetujui, Ketua Jurusan D3 Teknik Elektro ITS Ketua Pelaksana Kegiatan (Ir. Gatot Kusrahardjo, MT) (Hari Purnawiyanto) NIP. 19590428.198601.1.001 NIM. 2208030086 Pembantu Rektor III ITS Dosen Pendamping (Prof. Dr. Suasmoro) (Suwito, S.T, M.T) NIP.19550210 198010 1 001 NIP. 198101 05 2005011 004
ii
KATA PENGANTAR
Dalam suatu negara yang sedang berkembang, banyak terjadi pembangunan infrastruktur demi terciptanya suatu pembangunan yang optimal. Selain itu juga, perkembangan pembangunan sumber energi listrik saat ini terus diupayakan oleh pemerintah, maka untuk mengatasi kekurangan penyediaan energi listrik peran serta masyarakat sangat dibutuhkan melalui efisiensi energi listrik. Indonesia membutuhkan ide-ide kreatif dari seluruh masyarakat untuk terus berkembang menjadi lebih baik ke depan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu: 1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat
karya tulis ini. 2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang
bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu. 3. Bapak Ir.Gatot Kusrahardjo, MT dan Bapak Suwito,ST, MT dari Jurusan D3
Teknik Elektro ITS yang selalu membimbing kami. 4. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana
yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Surabaya, 03 Maret 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman Judul i Halaman Pengesahan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Daftar Tabel iv Ringkasan vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 Manfaat 1 GAGASAN 2 Kondisi Kelistrikan Indonesia Saat Ini 2 Solusi yang Pernah Ditawarkan 4 Gagasan Baru yang Ditawarkan 7 Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan 8 Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan 10 KESIMPULAN 10 Inti Gagasan 10 Teknik Implementasi Gagasan 10 Prediksi Keberhasilan Gagasan 11 DAFTAR PUSTAKA 11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 12
DAFTAR TABEL Tabel 1 Biaya Investasi, Biaya tetap, dan Tetap Operasi dan Perawatan, Biaya
Bahan Bakar dan Umur Teknis (Life Time) 6 Tabel 2 Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program Genius Building System 8 Tabel 3 Peranan elemen terkait dalam pengembangan teknologi GenBulSys 9
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kondisi Sistem Kelistrikan Nasional 2 Gambar 2 Perkembangan sumber daya penghasil listrik dari 1971-2005 3
iv
Gambar 3 Perbandingan TDL Indonesia dengan beberapa negara tetangga 3 Gambar 4 Lokasi-lokasi proyek percepatan 10.000 MW (Tahap I) 4 Gambar 5 Lokasi-lokasi proyek percepatan 10.000 MW (Tahap II) 5 Gambar 6 Perbandingan Besarnya Biaya Pembang-kitan Listrik di Jawa 7 Gambar 7 Diagram Fungsional System 8
v
RINGKASAN
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, banyak melakukan pembangunan infrastruktur demi terciptanya suatu pembangunan yang optimal. Pembangunan-pembangunan yang dilakukan seperti banyaknya bangunan gedung bertingkat yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Gedung-gedung bertingkat tersebut tidak cukup memiliki satu atau dua lantai, tetapi bisa sampai belasan bahkan puluhan lantai
Untuk proses pengecekan atau monitoring gedung bertingkat tersebut, maka membutuhkan waktu yang sangat lama dan melelahkan apabila dilakukan dengan cara manual. Pengecekan satu per-satu ruangan yang ada pada tiap-tiap lantai sungguh membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu diperlukan suatu alat bantu yang bisa mempermudah proses monitoring dan pengendalian gedung bertingkat.
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep untuk memudahkan monitoring dan pengontrolan ruang kerja sehingga dapat dikontrol dari jarak jauh. Kemudian dapat menghemat penggunaan listrik sehingga pada saat ruang kerja tidak terdapat orang perangkat listrik dapat dimatikan. Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi. Solusi yang dibuat untuk lebih bisa memanfaatkan internet yang ada digedung adalah dengan membuat alat yang dapat memonitor atau mengontrol alat-alat listrik khususnya dari jarak jauh, yaitu melalui internet agar dapat dikendalikan atau dijadwal pemakaiannya agar lebih efisien dan juga dapat menghemat biaya pemakaian listrik, terutama pada ruang kerja. Jadi apabila ruang kerja tidak digunakan, alat-alat listrik yang berada di dalam ruang kerja dapat dimatikan, sehingga bisa menghemat energi dan pemakaian listrik
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa borosnya penggunaan listrik yang terjadi adalah berasal dari peralatan listrik yang tidak digunakan dengan benar dan sebagian besar berasal dari gedung bertingkat yang memiliki banyak lantai. Untuk meningkatkan penghematan energi listrik dengan berbasis web adalah pengajuan usulan Genius Building System sebagai program penghematan energi listrik yang berkelanjutan yang bisa dilaksanakan oleh berbagai pihak diantaranya Lembaga penelitian, LSM (Lembaga Swadaya masyarakat), Kalangan akademisi (mahasiswa/Perguruan Tinggi), Dinas Pariwisata hingga mampu menentukan daerah tujuan operasi di dalam dan luar negeri untuk memasarkan output produk. Tujuan distribusi utama adalah luar negeri untuk menjawab demand green technology di dunia.
vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat ekonomi suatu negara akan mendorong peningkatan konsumsi energi, khususnya energi listrik. Hal ini dikarenakan listrik tersebut akan digunakan untuk menggerakkan roda perekonomian seperti industri, transportasi, perbankan, hingga pemerintahan. Namun, selain itu, konsumsi listrik juga telah menjadi salah satu kebutuhan tak tergantikan masyarakat saat ini. Akibatnya, permintaan akan suplai daya menjadi semakin besar dan akan menimbulkan permasalahan baru, yakni ketersediaannya dan cara penyediaannya.
Badan Pusat Statistik mengumumkan tekanan inflasi dari naiknya tarif dasar listrik sepanjang Juni 2010 yang melonjak 0,97% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 0,29%, dengan laju inflasi tahun kalender (januari – juni 2010) sebesar 2,42% dan laju inflasi tahunan 5,05%(Badan Pusat Statistik,2010) . Dalam suatu negara yang sedang berkembang, banyak terjadi pembangunan infrastruktur demi terciptanya suatu pembangunan yang optimal. Pembangunan-pembangunan yang dilakukan seperti banyaknya bangunan gedung bertingkat yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Gedung-gedung bertingkat tersebut tidak cukup memiliki satu atau dua lantai, tetapi bisa sampai belasan bahkan puluhan lantai.
Untuk proses pengecekan atau monitoring gedung bertingkat tersebut, maka membutuhkan waktu yang sangat lama dan melelahkan apabila dilakukan dengan cara manual. Pengecekan satu per-satu ruangan yang ada pada tiap-tiap lantai sungguh membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu diperlukan suatu alat bantu yang bisa mempermudah proses monitoring dan pengendalian gedung bertingkat salah satunya adalah dengan memanfaatkan internet. Jadi apabila ruang kerja tidak digunakan, alat-alat listrik yang berada di dalam ruang kerja dapat dimatikan, sehingga bisa menghemat energi dan pemakaian listrik.
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep teknologi terapan untuk memudahkan mengendalikan dan mengawasi ruang kerja sehingga dapat dikontrol dari jarak jauh. Kemudian dapat menghemat penggunaan listrik sehingga pada saat ruang kerja tidak terdapat orang perangkat listrik dapat dimatikan.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah memperkaya khasanah pengetahuan masyarakat tentang penghematan penggunaan energi listrik yang saat ini pemakaiannya semakin bertambah seiring bertambahkan penduduk Indonesia serta mengenalkan konsep teknologi modern dalam memanfaatkan internet sebagai pengendali dan pengawas penggunaan listrik.
1
GAGASAN
Kondisi Kelistrikan Indonesia saat ini
Saat ini kapasitas terpasang pembangkit nasional adalah sebesar 30.941 MW yang tersebar di Pulau Sumatera 4.948 MW, Jawa-Madura-Bali 23.009 MW, Kalimantan 1.175 MW, Sulawesi 1.195 MW, Nusa Tenggara 265 MW, Maluku 182 MW, dan Papua 168 MW. 83% dari total kapasitas terpasang pembangkit tersebut atau sebesar 25.752 MW dioperasikan oleh PT PLN (Persero), 14% atau 4.269 MW dioperasikan oleh perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer – IPP), dan 3% atau 920 MW dioperasikan oleh perusahaan pembangkit terintegrasi (Sumber : Private Power Utility – PPU).
Kondisi sistem kelistrikan untuk periode akhir Februari 2010 adalah dari 26 sistem kelistrikan utama terdapat sebanyak 15 sistem (Sumbagut, Nias, Tj. Pinang, Bangka, Pontianak, Barito, Sampit, Bontang, Poso, Sulawesi Selatan, Kendari, Ambon, Ternate, Jayapura, dan Lombok) yang mengalami kondisi defisit. Yang dimaksud dengan kondisi defisit dalam hal ini adalah potensi pemadaman sebagian pelanggan (secara bergiliran) yang tidak dapat dihindari.
Sementara itu, rasio elektrifikasi saat ini baru mencapai 66% dan rasio desa berlistrik sebesar 93%. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik, yakni mencapai rata-rata 9% per-tahun yang tidak mampu dikejar oleh pertumbuhan pasokan tenaga listrik(Badan Pusat Statistik, 2009)
Gambar 1 : Kondisi Sistem Kelistrikan Nasional
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010) Di samping hal-hal di atas, saat ini sumber energi utama yang digunakan
untuk menggerakkan pembangkit-pembangkit di Indonesia masih terdiri atas sumber-sumber yang tidak terbarukan. Selain masalah jumlahnya yang semakin sedikit, isu lingkungan juga turut mendorong untuk segera dilakukannya perubahan.
Berikut adalah gambaran penggunaan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan listrik hingga tahun 2005:
2
Gambar 2 : Perkembangan sumber daya penghasil listrik dari 1971-2005 (Sumber: Badan Pusat Stastistik 2005)
Bila memandang dari sisi Tarif Dasar Listrik (TDL), maka tarif dasar listrik Indonesia masih tetap termasuk yang paling murah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti yang ditunjukkan oleh grafik berikut:
Gambar 3 : Perbandingan TDL Indonesia dengan beberapa negara tetangga (Sumber: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,
2010)
3
Dan terhitung mulai 1 Juli 2010, TDL Indonesia telah mengalami penyesuaian dengan kenaikan rata-rata 10% . Misalnya, untuk pelanggan R1 daya 1.300VA, rata-rata pemakaian listrik 200 kWh/bln, biaya pokok produksinya Rp1.163 per kWh, TDL sebelum naik rata-rata Rp672 per kWh, rata-rata kenaikan TDL ditetapkan sebesar 18%. Dengan demikian tarif baru yang mulai berlaku per 1 Juli rata-rata mencapai Rp793 per kwh (Sumber: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2010)
Dengan demikian, kondisi kelistrikan Indonesia saat ini masih belum stabil. Suplai daya masih seadanya tanpa cadangan minimum yang sesuai dan bahan bakar pembangkit yang digunakan masih BBM (khususnya daerah luar Jawa) sehingga biaya produksi mahal dan beban subsidi meningkat.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Dalam rangka mengatasi kebutuhan listrik yang semakin meningkat, pemerintah telah mencanangkan proyek kelistrikan sebagai berikut
1. Proyek Pembangkit Baru IPP : 2.125 MW 2. Proyek IPP Baru Program Kemitraan dan Penanggulangan Daerah Krisis :
1.272 MW 3. Proyek pembangkit baru PLN : 9.162 MW
Total Proyek Ketenagalistrikan : 12.559 MW
Proyek di atas itu lebih dikenal dengan Program Percepatan 10.000 MW Tahap I dengan gambaran sebagai berikut :
Gambar 4 : Lokasi-lokasi proyek percepatan 10.000 MW (Tahap I)
(Sumber: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2010)
4
Selain program percepatan 10.000 MW tahap I, terdapat juga program percepatan tahap II dengan gambaran daerah proyek sebagai berikut:
Gambar 5 : Lokasi-lokasi proyek percepatan 10.000 MW (Tahap II)
(Sumber: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2010)
Proyek-proyek kelistrikan di atas, selain bertujuan untuk memenuhi
tuntutan suplai daya listrik yang semakin meningkat, juga berfungsi untuk menurunkan tingkat penggunaan BBM. Hal ini dikarenakan jenis pembangkit yang dibangun adalah PLTU yang akan menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Namun, walaupun penggunaan BBM berhasil diturunkan, penggunaan batu bara tampannya kurang sesuai. Pertama, batu bara adalah sumber energi yang tidak terbarukan sehingga jumlahnya semakin lama semakin sedikit dan akan habis. Kedua, masalah lingkungan. Dengan isu global warming yang semakin banyak dibicarakan, penggunaan PLTU dengan bahan bakar batu bara akan menghasilkan gas buangan yang akan menghasilkan dampak yang dikenal dengan efek rumah kaca. Akibatnya, pembangkit jenis ini dimasa depan tidak akan digunakan lagi, sama seperti pembangkit dengan BBM yang sekarang sudah mulai ditinggalkan.
Dalam melaksanakan suatu perencanaan energi, khususnya perencanaan kelistrikan, digunakan model Markal (Market Allocation), yaitu suatu model yang mengatur penyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energy dengan membandingkan dan memilih teknologi dan sumber energi yang memenuhi fungsi objektif biaya energi minimum. Dan dalam perencanaan tersebut akan diperlukan bermacam-macam data masukan, termasuk kebutuhan energi, ekspor maupun impor energi, teknologi, serta parameter-parameter lainnya.
Model Markal ini dapat dikembangkan untuk berbagai fungsi objektif dengan periode pemantauan yang cukup lama (maksimum 29 periode). Waktu untuk tiap periodenya sendiri disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam beberapa contoh, periode itu diambil sebesar 5 tahun, dan dalam kasus lain diambil sebesar 1 tahun.
Berbicara dari sisi masukan teknologinya, metode ini memerlukan masukan dari berbagai jenis teknologi pembangkit, seperti pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), dan lain-lain. Hal
5
ini bertujuan agar model Markal dapat menentukan teknologi yang optimum untuk digunakan pada sektor tersebut karena setiap teknologi mempunyai biaya dan efisiensi penggunaan energi yang berbeda.
Dari sisi tujuan, model Markal ini mampu melaksanakan berbagai tujuan sehingga dapat digunakan untuk menunjang atau menganalisis kebijakan pemerintah. Sebagai contoh adalah dalam penentukan target bahwa dalam pembangkitan listrik pada tahun 2020 harus memanfaatkan batu bara sejumlah 33% dari total energi yang digunakan. Maka, dalam model diambil langkah dengan memisahkan kebutuhan listrik dengan listrik batu bara. Sejumlah 33% akan dipenuhi oleh PLTU batu bara dan sisa 67 % akan diperebutkan oleh jenis teknologi pembangkit lainnya.
Dengan model Markal ini jugalah dihitung biaya pembangkitan dengan input data berupa potensi sumber daya energi, biaya investasi, biaya operasi dan perawatan tetap (fixom), biaya operasi dan perawatan variabel (varom), biaya bahan bakar, biaya transmisi dan distribusi, umur teknis (life time), suku bunga diskon (discount rate), dan lamanya pembangunan. Lama konstruksi, jadwal pembiayaan dan besar suku bunga selama konstruksi akan memberikan penambahan biaya pada biaya investasi yang disebut dengan bunga selama konstruksi (IDC).
Besarnya biaya investas biaya, IDC, biaya tetap operasi dan perawatan, biaya tak tetap operasi dan perawatan, biaya bahan bakar, biaya pengangkutan bahan bakar dan umur teknis (life time) untuk berbagai jenis pembangkit listrik yang ada di Indonesia ditunjukkan pada tabel berikut :
(Sumber : Input model MARKAL, 2010)
6
Disamping faktor biaya di atas, ada juga yang namanya faktor kapasitas. Faktor kapasitas ini akan menggambarkan tingkat produksi listrik sehingga peningkatan produksi listrik akan mengurangi biaya pembangkitan listrik per satuan energi.
Gambar 6 : Perbandingan Besarnya Biaya Pembang-kitan Listrik di Jawa
(Sumber: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2010)
Dari gambar di atas diketahui bahwa untuk faktor beban di atas 0,4, biaya
pembangkita PLTU Batubara lebih murah daripada PLTGU (Combined Cycle), PLTG, dan PLTP. Biaya pembangkitan PLTG akan lebih rendah dari PLTGU pada faktor beban lebih kecil dari 0,4, sedangkan pada faktor beban lebih dari 0,4 biaya pembangkitan PLTGU akan lebih rendah. Kondisi di atas juga menunjukkan bahwa PLTG dan PLTA akan lebih ekonomis kalau dioperasikan pada beban puncak saja, padahal saat ini sebagian besar PLTA dioperasikan pada beban dasar. Sementara itu, PLTU yang kurang fleksibel dalam pengaturan dayanya, akan lebih menguntungkan kalau digunakan sebagai beban dasar.
Maka, dari tabel biaya investasi dan biaya pembangkitan yang dihubungkan dengan faktor beban, pembangunan PLTU sebagai solusi krisis listrik saat ini sepertinya cukup tepat. Namun, bila tetap dipertahankan untuk jangka panjang, PLN perlu memikirkan solusi dalam hal pencarian bahan bakarnya dan pengurangan emisi (gas buangan yang berbahaya).
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan, maka upaya terobosan untuk meningkatkan penghematan listrik dapat dilakukan melalui strategi sebagai berikut :
7
Gambar 7. Diagram Fungsional Sistem (Sumber : hasil analisis, 2010)
Berikut ini akan dijelaskan mengenai blok diagram proses jalannya konsep alat elektronik secara keseluruhan. Dalam perancangan perangkat elektronika ini, digabung beberapa komponen. Yaitu terdiri dari sistem minimum ATmega 8535, rangkaian regulator, RS232, sensor PIR, sensor arus, driver relay, dan modul TCP/IP sebagai media untuk menyambungkan ke kabel LAN. Gambar 7 merupakan gambaran diagram secara garis besar dari jalannya sistem yang dibuat dalam konsep ini. Sensor PIR berfungsi untuk mengecek ada tidaknya gerakan (manusia) didalam ruangan gedung. Sensor arus digunakan untuk monitoring penggunaan listrik pada gedung. Selanjutnya, relay digunakan untuk pengendalian terhadap penggunaan listrik. Data dari komponen-komponen tersebut diproses oleh mikrokontroler dan dari mikrokontroler dilanjutkan ke PC melalui TCP/IP sebagai sistem internet untuk di informasikan ke satpam atau penjaga gedung.
Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi. Solusi yang dibuat untuk lebih bisa memanfaatkan internet yang ada digedung adalah dengan membuat alat yang dapat memonitor atau mengontrol alat-alat listrik khususnya dari jarak jauh, yaitu melalui internet agar dapat dikendalikan atau dijadwal pemakaiannya agar lebih efisien dan juga dapat menghemat biaya pemakaian listrik, terutama pada ruang kerja. Jadi apabila ruang kerja tidak digunakan, alat-alat listrik yang berada di dalam ruang kerja dapat dimatikan, sehingga bisa menghemat energi dan pemakaian listrik. Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai berikut : Tabel 2. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program Genius Building System
Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan
8
Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan
LSM (Lembaga Swadaya masyarakat)
Pengajuan usulan Genius Building System sebagai program penghematan
energi listrik yang berkelanjutan
Pelatihan & pelaksanaan pembuatan GENBULSYS kepada pelaku pengusaha,
serta peluang pasar kedepan
Kalangan akademisi (mahasiswa/Perguruan
Tinggi)
Dana pinjaman dengan bunga rendah dari bank
milik pemerintah
Pelatihan & pelaksanaan pembuatan GenBulSys serta peluang kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi
dan energi
Dinas Pariwisata APBN
Pelatihan & pelaksanaan pembuatan GenBulSys
untuk meningkatkan pelayanan terhadap
pengunjung pariwisata (Sumber : hasil analisis, 2010)
Untuk pengembangan teknologi sebagai dasar peningkatan penghematan energi listrik, berkut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan teknologi GenBulSys:
Tabel 3. Peranan elemen terkait dalam pengembangan teknologi GenBulSys
No. Lembaga Peranan
1 Lembaga penelitian Melakukan riset metode teknologi informasi dan
energi yang sesuai dan mampu menghasilkan output berkualitas.
2 Dinas Pekerjaan Umum Perbaikan akses infrastruktur pembangunan dari pengusaha dalam mengaplikasikan alat ini.
3 Universitas / Institut teknologi
Melakukan riset tentang teknologi yang berkembang pesat saat ini yaitu teknologi
informasi, serta riset mengenai potensi pasar dan rencana bisnis
4 Pemerintah Melakukan pelatihan tentang teknologi modern
seperti internet kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik.
5 Bank Memberikan kredit murah untuk memulai usaha pembuatan Genius Building System
6 Distrbutor Menentukan daerah tujuan operasi di dalam dan
luar negeri untuk memasarkan output produk Tujuan distribusi utama adalah luar negeri untuk
menjawab demand green technology di dunia. (Sumber : berbagai sumber dan analisis, 2010)
9
Langkah-langkah strategis implementasi gagasan Gagasan peningkatan penghematan energi listrik ini dapat diimplementaskan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan internet sebagai pengetahuan modern saat ini.
2. Pemerintah segera membeli hak cipta penghematan listrik seperti GENBULSYS yang mampu menjadi tumpuan hajat hidup orang banyak seperti yang tertuang dalam UUD 1945.
3. Adanya pertimbangan pembuatan UU yang mengatur bahwa penemuan yang bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak dapat dikelola oleh Negara, dengan tidak mengabaikan kompensasi untuk penemunya.
4. Komitmen antara pemerintah dan pengusaha untuk menjadikan Indonesia mampu mengolah energi secara efisien.
5. Diperlukan riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas tujuan, biaya, manfaat, dan dampak dari strategi penjualan ke luar negeri agar dapat meyakinkan para stakeholder yang melihat peluang ini.
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan peningkatan penghematan energi listrik dengan berbasis web adalah pengajuan usulan Genius Building System sebagai program penghematan energi listrik yang berkelanjutan yang bisa dilaksanakan oleh berbagai pihak diantaranya Lembaga penelitian, LSM (Lembaga Swadaya masyarakat), Kalangan akademisi (mahasiswa/Perguruan Tinggi), Dinas Pariwisata hingga mampu menentukan daerah tujuan operasi di dalam dan luar negeri untuk memasarkan output produk. Tujuan distribusi utama adalah luar negeri untuk menjawab demand green technology di dunia. Teknik Implementasi Gagasan
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan berbasis web dalam menghemat penggunaan listrik adalah :
1. Identifikasi potensi pengembangan daerah sesuai skala prioritas tiap propinsi
2. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada tokoh masyarakat sebagai awal pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat
3. Melakukan kemitraan strategis dengan perusahaan yang memiliki program dana CSR (Corporate Social responsibility) sebagai modal awal pengembangan
4. Penanaman kepercayaan kepada kalangan akademisi (trust) bakal menjadi lebih baik jika dilakukan community development
5. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas, termasuk pembagian keuntungan yang tidak merugikan salah satu pihak
6. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional.
10
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Gagasan penghematan dengan berbasis web ini secara ekonomis sangat menguntungkan bagi pemerintah, pengusaha dan pihak akademisi dimana mampu menghemat terhitung mulai 1 Juli 2010, TDL Indonesia telah mengalami penyesuaian dengan kenaikan rata-rata 10% . Misalnya, untuk pelanggan R1 daya 1.300VA, rata-rata pemakaian listrik 200 kWh/bln, TDL sebelum naik rata-rata Rp672 per kWh, rata-rata kenaikan TDL ditetapkan sebesar 18%. Dengan demikian tarif baru yang mulai berlaku per 1 Juli 2010 rata-rata mencapai Rp793 per kwh. Jika penggunaan listrik digunakan secara efektif melalui GenBulSys maka bisa menghemat sekitar 30%, terlebih jika digunakan pada gedung bertingkat maka penghematan listrik bisa lebih bisa dirasakan sebab terdapat banyak lantai yang bisa di hemat penggunaan listriknya.
DAFTAR PUSTAKA [1] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Pelaksanaan Program Prioritas Energi sebagai Tindak Lanjut instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010. Siaran Pers Nomor : 19/Humas KESDM/ 2010 Tanggal 30 Maret 2010.
[2] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Penyesuaian Tarif Dasar Listrik (Tdl) Pt Pln (Persero) 2010. Siaran Pers Nomor : 32/Humas KESDM/ 2010 Tanggal 30 Juni 2010.
[3] Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Program Percepatan Sektor Ketenagalistrikan. Jakarta : Juli 2006.
[4] La Ode Muh. Abdul Wahid. Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia./ www.hileud.com/ di akses 27 Februari 2011
[5] Badan Pusat Statistik, 2010 Kenaikan TDL Indonesia-2010/ www.bps.go.id di akses 1 Maret 2011
[6] Iftadi, Irwan. 2002. Pengantar Tenaga Listrik. Palembang : Universitas Sriwijaya.
[7] Malvino, Albert Paul. 2003. Prinsip – Prinsip Elektronika. Jakarta : Salemba Teknika.
[8] Praseta, Retna. 2004. Interfacing Port Paralel dan Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0. Yogyakarta : Andi Offset.
11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ketua kelompok
Nama : Hari Purnawiyanto NRP : 2208030086 Jurusan / Fakultas : D3 Teknik Elektro / FTI Tempat, tanggal lahir : Ngajuk, 14 Oktober 1989 Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember HP : 0858 533 588 71 Alamat : Jl Apokat Gg II Kertosono Nganjuk, Jawa Timur Email : hari_purna@elect-eng.its.ac.id Karya ilmiah yang pernah dibuat :
No. Judul Kategori Tahun
1 Efektivitas Permainan Gobag Sodor
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia.
Karya Tulis Mahasiswa Berprestasi ITS 2010
Prestasi yang diraih :
No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat
1 National Innovation Contest
Juara 2 Harapan 2011 ITB Nasional
2 National Innovation Contest Finalis 2011 ITB Nasional
3 Mahasiswa Berprestasi Program D3 ITS Juara 2 2010
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember(ITS) Institut
4 Mahasiswa Berprestasi
Jurusan D3 Teknik Elektro ITS
Juara 1 2010 D3 Teknik Elektro-ITS
Jurusan
Anggota
Nama : Eko Junaidi Salam NRP : 2208030006 Jurusan / Fakultas : D3 Teknik Elektro/FTI Tempat, tanggal lahir : Pamekasan, 4 Juni 1990 Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember HP : 085648430689 Alamat : Perumahan Telanakan Indah C 11 Pamekasan Email : vandame@elect-eng.its.ac.id
Karya ilmiah yang pernah dibuat :
No. Judul Kategori tahun 1
12
Prestasi yang diraih : No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat 1 2 Anggota
Nama : Heriyanto NRP : 2209030066 Jurusan / Fakultas : D3 Teknik Elektro/FTI Tempat, tanggal lahir : Palembang, 10 Oktober 1991 Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember HP : 085648430689 Alamat : Dusun Pasar Mlaten, kec. Nguling Pasuruan Email : hgenius@mhs.ee.its.ac.id
Karya ilmiah yang pernah dibuat :
No. Judul Kategori tahun 1
Prestasi yang diraih :
No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat
1 Penulisan Hasil Study Banding
Koperasi Juara 2 2009 Koperasi Jawa
Timur Regional
13
NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama Lengkap : Suwito, S.T, M.T,
NIP : 1981 01 05 2005 01 1 004
Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 5 Januari 1981
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli/ IIIB
Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Elektronika Terapan
Fakultas/Program Studi : Fakultas Teknologi Indutri/ Teknik Elektro
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Alamat : Jl. Teknik Hidrodinamika T-36 Surabaya
Telephone : 081332149567
E-mail : masaji@ee.its.ac.id
Bidang Keahlian : Elektronika
Pembimbing,
(Suwito, S.T, M.T,) NIP: 1981 01 05 2005 01 1 004
14