PKM GT LENGKAp

36
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN COST SHARING UNTUK FUNGSI HIDROLOGIS DAS CILIWUNG BIDANG KEGIATAN : PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) Diusulkan Oleh : Ario Hakim Wicaksono (H44062915)/2006 Risca Novianty (H44062971)/2006 Ganis Dwi Cahyani (H44050665)/2005 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Transcript of PKM GT LENGKAp

Page 1: PKM GT LENGKAp

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN COST SHARING UNTUK FUNGSI

HIDROLOGIS DAS CILIWUNG

BIDANG KEGIATAN :

PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

Diusulkan Oleh :

Ario Hakim Wicaksono (H44062915)/2006

Risca Novianty (H44062971)/2006

Ganis Dwi Cahyani (H44050665)/2005

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Page 2: PKM GT LENGKAp

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pengembangan Kelembagaan Cost Sharing Untuk

Fungsi Hidrologis DAS Ciliwung

2. Bidang Kegiatan : ( )PKM-AI ( X ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan/ Penulis Utama

a. Nama Lengkap : Ario Hakim Wicaksono

b. NIM : H44062915

c. Jurusan : Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan

d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komp. Bintara Jaya Permai A-02,

Bekasi Barat / 085692010552

f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Meti Ekayani, S. Hut, M. Sc

b. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Taman Darmaga Permai Blok B

no. 11 A Cihideung Ilir, Ciampea

081314845102

Menyetujui Bogor, 6 April 2009

a.n. Ketua Departemen

Sekretaris Departemen Ketua Pelaksanaan Kegiatan

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

(Dr. Ir. Ahyar Ismail, M. Agr) (Ario Hakim Wicaksono)

NIP. 131 878 942 NIM. H44062915

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping

Kemahasiswaan,

(Prof. Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS) (Meti Ekayani, S. Hut, M. Sc)

NIP. 131 473 999 NIP. 132 321 837

Page 3: PKM GT LENGKAp

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PKM-GT ini

tepat pada waktunya. PKM yang berjudul : Pengembangan Kelembagaan Cost

Sharing Untuk Fungsi Hidrologis DAS Ciliwung, ini merupakan salah satu

pemenuhan syarat dalam mengikuti perlombaan PKM-GT.

Atas semua bimbingan dan bantuan, dukungan dan perhatian yang telah

diberikan, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si, Bapak Ir. Sahat MH Simanjuntak, MSc,

dan Ibu Pini Wijayanti, SP yang telah membimbing dan banyak

membantu kami dalam pembuatan PKM ini.

2. Bapak Andi selaku Kepala Petugas penjaga bendungan Katulampa.

3. Iman Dwi Putro yang telah membantu pencarian data dalam penulisan

PKM-GT kelompok kami ini.

4. Teman-teman ESL 43 yang terus memberikan semangat dalam

penyusunan PKM-GT ini.

PKM-GT ini merupakan gagasan untuk memperbaiki permasalahan

kelembagaan cost sharing pada DAS Ciliwung yang diharapkan dapat

ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian atau kajian yang mendalam.

Penulis menyadari ada kekurangan dalam PKM ini. Oleh karena itu, segala

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kepentingan kualitas di masa yang akan datang. Semoga proposal PKM-GT ini

dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi yang menggunakannya.

Bogor, 1 April 2009

Penulis

i

Page 4: PKM GT LENGKAp

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………..…………………………...…………….i

DAFTAR ISI……………………………..……………………………………… .ii

DAFTAR TABEL…………………….…....……….…………………………….iv

DAFTAR GAMBAR………………………….………………………….……….v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi

RINGKASAN…………..……………………..………………………...………vii

PENDAHULUAN

Latar Belakang…………………………………….………….………..….1

Rumusan Masalah…………………………………….………………...…2

Uraian Singkat…………………………………………………………….2

Tujuan……………………………………………….…………………….3

Kegunaan…………………………………………………………......…...3

TELAAH PUSTAKA

Sungai…………………………………………………………………......4

Perundangan yang Mengatur tentang Sungai……………………………..5

Fungsi Hidrologis DAS…………………………………………………...6

DAS Ciliwung…………………………………………………………….6

METODE PENULISAN

ANALISIS DAN SINTESIS

Biofisik DAS Ciliwung…………………………………………………...9

Pola Penggunaan Lahan…………………..……………………………....9

Tingkat Kerusakan DAS…………………………………………………11

ii

Page 5: PKM GT LENGKAp

Badan Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) wilayah Ciliwung…….…12

Sempadan Sungai……………………………………………………..…12

Bentuk kelembagaan pengelolaan DAS kolaboratif dengan sistem cost

sharing…………………………………………………………………...13

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan………………………………………………………………15

Saran…………………………………………………………………..…15

DAFTAR PUSTAKA..……………………………………………………….....16

LAMPIRAN

iii

Page 6: PKM GT LENGKAp

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lima kriteria fungsi DAS yang menghubungkan karakteristik debit

sungai yang relevan bagi multi pihak tertentu dari suatu hilir DAS ...................... 6

iv

Page 7: PKM GT LENGKAp

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan metode penulisan .................................................................... 8

Tabel 2. Pola penggunaan lahan di wilayah DAS Ciliwung hulu dan hilir ...........10

Tabel 3. Debit sungai Ciliwung per dua minggu di bendungan Katulampa tahun

2008 (ribu liter/meter) ..............................................................................11

v

Page 8: PKM GT LENGKAp

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana ...........................................17

Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana (1)..................................18

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana (2)..................................20

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping .......................................22

Lampiran 5. Dokumentasi .....................................................................................26

vi

Page 9: PKM GT LENGKAp

RINGKASAN

Indonesia kaya akan perairan darat terutama sungai yang merupakan

wahana penyimpan air permukaan. Sungai memiliki banyak manfaat diantaranya

sebagai penerima beban kelebihan curah hujan, pemasok air, dan pencegah

terhindar dari bencana seperti banjir dan longsor. Pengaturan kewenangan dan

tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh pemerintah pusat, pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada keberadaan wilayah

sungai yang bersangkutan.

Wilayah DAS Ciliwung merupakan salah satu contoh kongkrit dari

fenomena tersebut. Strategisnya peran dan fungsi yang disandang wilayah sungai

Ciliwung – Cisadane baik sebagai penyedia air baku untuk berbagai kepentingan,

penggelontoran kota dan terlebih sebagai pengendali banjir sangat terasa. Oleh

karena itu dibutuhkan adanya suatu lembaga otonom yang mengelola DAS

Ciliwung secara kolaboratif dengan mekanisme cost sharing.

Dalam pengelolaan DAS Ciliwung tidak lepas dari permasalahan,

diantaranya ego sektoral antar wilayah. Pengelolaan yang ada terhadap DAS

Ciliwung saat ini bersumber dari dana APBD dari masing-masing pemerintah

daerah. Saat ini di wilayah Bogor sedang diusulkan pemasukan dana dari pajak

penggunaan air sungai. Pajak ini diberlakukan pada pihak-pihak yang

menggunakan sumber daya air dalam jumlah yang besar. Sayangnya dana yang

terkumpul, tidak dikembalikan langsung ke sungai, tapi diimplementasikan pada

pembangunan kota Bogor.

Tujuan dari pembuatan PKM ini adalah memberikan ide baru dalam

pengelolaan DAS Ciliwung dengan cara pembentukan suatu lembaga pengelolaan

DAS kolaboratif dengan sistem cost sharing yang bersumber dari pembayaran

jasa lingkungan. Selain itu tujuan lainnya adalah peningkatan fungsi hidrologis

DAS sungai Ciliwung berdasarkan mekanisme cost sharing. Fungsi hidrologis

DAS berhubungan dengan kemampuan DAS dalam hal: (1) transmisi air, (2)

penyangga pada puncak kejadian hujan, (3) pelepasan air secara perlahan, (4)

memelihara kualitas air, dan (5) mengurangi perpindahan massa tanah, misalnya

melalui longsor.

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan PKM ini berasal dari

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan

wawancara terhadap kepala petugas penjaga bendungan Katulampa-Bogor.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik dari buku maupun

internet.

Daerah Aliran Sungai Ciliwung secara geografis terletak pada 06002’

sampai 06054’ Bujur Timur dan 106

048’ sampai 107

000’ Lintang Selatan. Fungsi

utama DAS Ciliwung saat ini adalah irigasi sawah. Saat ini sungai Ciliwung

hanya mengairi daerah persawahan seluas 449 Ha yang semula 2414 Ha.

Menyempitnya sawah dan penurunan kualitas air mempengaruhi fungsi DAS

Ciliwung.

Saat ini DAS Ciliwung dikelola oleh Badan Pengelola Sumber Daya Air

(BBPSDA) wilayah Ciliwung yang berada dibawah Dinas Pengelola Sumber

vii

Page 10: PKM GT LENGKAp

Daya Air (Dinas PSDA). Pendanaan pengelolaan saat ini berasal dari APBD

masing-masing daerah yang dilewati sungai Ciliwung. Hal ini dirasa kurang

optimal karena pada kenyataannya kualitas DAS Ciliwung dari waktu ke waktu

semakin menurun.

Untuk menanggulangi permasalahan kelembagaan yang terjadi, dirasa

perlu sebuah kelembagaan otonom yang kolaboratif. Mekanisme cost sharing

yang diterapkan tidak hanya bersumber dari APBD, tetapi juga berasal dari

pembayaran jasa lingkungan berdasarkan pemanfaatan sumber daya air. Dana

yang terkumpul, nantinya dikembalikan langsung untuk perbaikan DAS Ciliwung,

terutama perbaikan kawasan hulu. Sehingga fungsi hidrologis sungai dapat

kembali membaik.

viii

Page 11: PKM GT LENGKAp

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingginya curah hujan yang merata dan keadaan topografi yang sebagian besar

merupakan pengunungan serta ditunjang dengan luasnya sumber daya hutan

menyebabkan Indonesia kaya akan sumber daya air. Walaupun sesungguhnya

jumlah air di dunia ini tetap, namun perubahan lingkungan menyebabkan

terjadinya ketidakmerataan stok air. Pada musim hujan misalnya di beberapa

daerah terjadi banjir, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan. Hal ini

disebabkan tata lingkungan yang ada telah berubah, berkurangnya penahan air

seperti hutan dan pepohonan yang menyebabkan tanah-tanah gundul di daerah

hulu, tidak lagi mampu menyerap air hujan.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan perairan darat terutama sungai. Salah

satu fungsi sungai adalah sebagai penerima beban kelebihan curah air hujan. Oleh

karena itu fungsi sungai menjadi sangat penting sebagai pemasok air, sekaligus

tumpuan pelimpahan kelebihan air hujan dari daerah pengaliran sungai yang

bersangkutan untuk terhindar dari musibah banjir. Untuk menjaga keutuhan fungsi

sungai tersebut dituntut pengelolaan sumber daya air yang utuh dari hulu sampai

hilir tanpa dipengaruhi oleh batas wilayah administrasi yang dilaluinya.

Wilayah sungai Ciliwung – Cisadane yang mencakup 3 provinsi serta 7

kabupaten/kota yakni : Jawa Barat, DKI Jaya, Banten, Bogor Depok, Tangerang

dan Bekasi merupakan salah satu contoh kongkrit dari fenomena tersebut.

Strategisnya peran dan fungsi Sungai Ciliwung baik sebagai penyedia air baku

untuk berbagai kepentingan, penggelontoran kota dan terlebih-lebih sebagai

pengendali banjir sangat terasa. Dampak negatif yang ditimbulkan cukup besar

menimbulkan kerugian baik jiwa, harta dan prasarana. Namun di lain pihak

potensi yang dikandungnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara

optimal karena sering terjadi pertentangan kepentingan antar wilayah yang

Page 12: PKM GT LENGKAp

dilewati DAS Ciliwung. Oleh karena itu dibutuhkan adanya suatu lembaga

otonom yang mengelola DAS Ciliwung secara kolaboratif.

Rumusan Masalah

Secara umum permasalahan DAS Ciliwung terbagi menjadi dua, yaitu rusaknya

daerah hulu dan banyaknya pencemaran di daerah hilir. Kerusakan di hulu lebih

banyak terjadi karena pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang yang ada.

Sedangkan permasalahan di hilir lebih karena kepadatan penduduk yang semakin

meningkat sehingga area pemukiman dibangun di sempadan-sempadan sungai

yang seharusnya dilarang.

Sungai Ciliwung tergolong sebagai sungai hujan yang melintasi beberapa

kabupaten/kota mulai dari hulu di Kabupaten Bogor sampai hilir di wilayah DKI

Jakarta. Banyaknya daerah yang dilewati sungai Ciliwung ini mengakibatkan

terjadinya ego sektoral antar wilayah dalam lembaga pengelola DAS Ciliwung

yaitu BPSDA (Badan Pengelola Sumber Daya Air) wilayah Ciliwung.

Apabila dirumuskan, permasalahan yang dapat diangkat dalam PKM ini adalah :

1. Solusi alternatif apa yang dapat memecahkan masalah kelembagaan di

DAS Ciliwung?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan pengelolaan DAS kolaboratif

dengan mekanisme cost sharing?

Uraian Singkat

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka dalam

permasalahan ini disarankan dibentuknya suatu kelembagaan otonom terpadu

yang bersifat kolaboratif. Sistem pendanaan cost sharing dari kelembagaan ini

tidak hanya berasal dari APBD pemerintah daerah, tetapi juga dari pembayaran

jasa lingkungan atas pemanfaatan sumber daya air sepanjang wilayah yang

dilewati DAS Ciliwung. Dana ini nantinya dikembalikan langsung untuk

pemulihan kawasan hulu dan pengembalian fungsi hidrologis DAS Ciliwung.

2

Page 13: PKM GT LENGKAp

Tujuan

Tujuan diangkatnya permasalahan kelembagaan DAS Ciliwung ini adalah :

1) Memberikan ide baru dalam pengelolaan DAS Ciliwung dengan cara

pembentukan suatu lembaga pengelolaan DAS kolaboratif dengan sistem

cost sharing yang bersumber dari pembayaran jasa lingkungan.

2) Peningkatan fungsi hidrologis DAS sungai Ciliwung berdasarkan

mekanisme cost sharing.

Kegunaan

Usulan yang diajukan berupa mekanisme cost sharing ini merupakan solusi

alternatif dari permasalahan kelembagaan yang mengelola DAS Ciliwung.

Dengan suatu mekanisme pembayaran jasa lingkungan pada sebuah kelembagaan

otonom yang kolaboratif, diharapkan terjadi peningkatan efisiensi pemanfaatan

sumber daya air. Sehingga pada akhirnya kualitas dan fungsi hidrologis DAS

Ciliwung berangsur membaik.

3

Page 14: PKM GT LENGKAp

TELAAH PUSTAKA

Sungai

Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah

disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau,

rawa atau ke sungai yang lain. Karateristik dan Jenis Sungai di Indonesia dan

dunia berdasarkan sumber airnya air sungai dibedakan menjadi tiga macam :

1. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau

sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada dipulau

Jawa dan Nusa Tenggara.

2. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.

Contoh Sungai yang airnya murni dari pencairan es saja (ansich) pada

bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di peg.Himalaya)

dan hulu sungai Phein Jerman (yang Berhulu di Peg.Alpen) dapat

dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.

3. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencarian es

(gletser) dari hujan, dan sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah

Sungai Digul dan Sungai Mamberano di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi :

1. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun

relative tetap. Contoh Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam

Di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2. Sungai periodik, adalah sungai yang pada musin hujan airnya banyak

sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai ini

banyak dipulau Jawa seperti Bengawan Solo, sungai Opak, Sungai

Progo, Sungai Code, dan Sungai Brantas.

Page 15: PKM GT LENGKAp

3. Sungai Episodik, adalah Sungai yang pada musim kemarau airnya

kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh : Sungai kalada

dipulau Sumba.

4. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat

musim hujan, pada musim hujan airnya belum tentu banyak.

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan

dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke

laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di

laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU

no.7 thn 2004 pasal 1 ayat 11).

Perundangan yang Mengatur tentang Sungai

Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan bahwa sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil. Peraturan lain mengenai

sumberdaya air dijelaskan dalam :

1. Undang – undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32 , Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4377).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai

(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44 , Tambahan Lembaran

Negara 3455.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 Tentang

Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasan

Sungai dan Bekas Sungai.

5

Page 16: PKM GT LENGKAp

Fungsi Hidrologis DAS

Pada tingkat curah hujan tertentu, fungsi hidrologis DAS berhubungan dengan

kemampuan DAS dalam hal: (1) transmisi air, (2) penyangga pada puncak

kejadian hujan, (3) pelepasan air secara perlahan, (4) memelihara kualitas air, dan

(5) mengurangi perpindahan massa tanah, misalnya melalui longsor.

Gambar 1. Lima kriteria fungsi DAS yang menghubungkan karakteristik debit

sungai yang relevan bagi multi pihak tertentu dari suatu hilir DAS.

DAS Ciliwung

Secara geografis DAS Ciliwung terletak antara 06002’ sampai 06

054’ Bujur Timur

dan 106048’ sampai 107

000’ Lintang Selatan. Hulu sungai berasal dari gunung

Telaga Mandalawangi dan bermuara di teluk Jakarta. Panjang sungai Ciliwung

dari bagian hulu sampai muara atau pesisir pantai tanjung periuk di Jakarta Utara

adalah ±76 km. Luas DAS Ciliwing sekitar 322 km2, yang dibatasi oleh DAS

Cisadane di sebelah barat dan DAS Citarum di sebelah timur.

Sungai Ciliwung mengalir dari arah selatan ke utara, melalui daerah-daerah yang

termasuk wilayah administratif Kabupaten Bogor, khususnya Kecamatan Cisarua,

Ciawi, Kedunghalang, Cibinong dan Cimanggis, serta Kotamadya Bogor, kota

administratif Depok, dan wilayah DKI Jakarta.

Bagian hulu DAS Ciliwung merupakan pegunungan dan berada pada ketinggian

300 m sampai 3000 m diatas permukaan laut. Luas DAS Ciliwung bagian hulu

6

Page 17: PKM GT LENGKAp

adalah 149 km2 yang meliputi Kecamatan Cisarua, Ciawi, dan kedunghalang yang

dibatasi oleh bendung Katulampa. Bagian DAS Ciliwung hulu ini terbagi menjadi

empat sub DAS, yaitu: (1) sub DAS Ciliwung hulu, (2) sub DAS Cibogo atau

Cisarua, (3) sub DAS Ciseeek dan (4) sub DAS Ciseuseupan atau Cisukabirus

(sub Balai RLKT DAS Ciliwung-Ciujung, 1986).

Bagian tengah DAS Ciliwung merupakan daerah yang bergelombang dan

berbukit-bukit dengan ketinggian antara 100 m – 300 m diatas permukaan laut

seluas 94 km2. Wilayah DAS Ciliwung tengah ini meliputi Kecamatan Cibinong

serta dibatasi oleh Kecamatan Depok. Di wilayah ini banyak dijumpai daerah

depresi antara bukit-bukit dengan anak-anak sungai mengalir dan bermuara ke

sungai Ciliwung. Dua anak sungai utama pada bagian tengah ini adalah sungai

Cikumpay dan Ciluar.

7

Page 18: PKM GT LENGKAp

METODE PENULISAN

Pengambilan data pada penulisan PKM ini diperoleh dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pusat informasi bendung Katulampa Bogor.

Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada petugas bendungan

Katulampa pada tanggal 31 Maret 2009. Data yang diperoleh antara lain debit air

sungai Ciliwung di bendungan Katulampa tahun 2008, pengelola DAS Ciliwung,

dana pengelolaan DAS Ciliwung, dan permasalahan yang terjadi di DAS

Ciliwung.

Data sekunder diperoleh dari studi literatur baik buku, browsing, maupun disertasi

untuk memberikan informasi yang akurat mengenai DAS Ciliwung. Berikut

skema pengambilan data yang dilakukan dalam penyusunan PKM :

Tabel 1. Ringkasan metode penulisan

Data Metode Teknik Analisis

Luas wilayah

DAS Ciliwung

Sekunder Browsing Identifikasi wilayah

Karakteristik

dan jenis sungai

Sekunder Browsing Identifikasi wilayah

Pemanfaatan

DAS Ciliwung

Sekunder Literatur Analisis penurunan

fungsi hidrologis

Kerusakan DAS

Ciliwung

Sekunder Literatur Analisis penurunan

fungsi hidrologis

Fungsi

hidrologis DAS

Sekunder Browsing Analisis penurunan

fungsi hidrologis

Pengelolaan

DAS Ciliwung

Primer Wawancara Analisis masalah

kelembagaan

Debit Ciliwung

di bendungan

Katulampa 2008

Primer Wawancara Analisis penurunan

fungsi hidrologis

Permasalahan

DAS Ciliwung

Primer dan

sekunder

Browsing dan

wawancara

Analisis masalah

kelembagaan

Dana

pengelolaan

Primer Wawancara Analisis masalah

kelembagaan

Page 19: PKM GT LENGKAp

ANALISIS DAN SINTESIS

Biofisik DAS Ciliwung

Daerah Aliran Sungai Ciliwung secara geografis terletak pada 06002’ sampai

06054’ Bujur Timur dan 106

048’ sampai 107

000’ Lintang Selatan. Berdasarkan

pengukuran planimetris pada peta topografi luas DAS Ciliwung seluruhnya adalah

38260 Ha. Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai utama sepanjang 117

km (Pawitan dalam Karyana, 2002). Wilayah DAS Ciliwung terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu hulu, tengah, dan hilir. Bagian hulu mencakup areal seluas 146 km2

yang merupakan daerah pegunungan dengan elevasi antara 300 m sampai 3000 m

diatas permukaan laut.

Pola Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di wilayah DAS Ciliwung bagian hulu dan bagian tengah

secara garis besar dibagi menjadi empat bagiam, yaitu hutan, pertanian,

pemukiman (termasuk industri dan perdagangan), dan lainnya. Bagian hulu dan

tengah DAS Ciliwung masih didominasi oleh kawasan pertanian masing-masing

sebesar 63,9% dan 72,2%. Di bagian hulu terdapat kawasan hutan sebesar 25%

sedangkan di bagian tengah sudah tidak mempunyai kawasan hutan sama sekali

(Direktorat Jenderal RRL 1997). Kawasan hutan di bagian hulu sebagian besar

merupakan hutan lindung yang dikelola Perum Perhutani yang didominasi oleh

vegetasi Pinus merkusii. Namun saat ini pola penggunaan lahan di wilayah DAS

Ciliwung hulu dan tengah menunjukkan terjadinya penurunan penutupan lahan

oleh lahan terbuka hijau.

Page 20: PKM GT LENGKAp

Tabel 2. Pola penggunaan lahan di wilayah DAS Ciliwung hulu dan hilir

Sub DAS Jenis Pemanfaatan lahan Luas

Ha %

Hulu

Kawasan hutan 4.274 28,8

Kawasan pertanian 9.503 63,9

a) Perkebunan 2.407 16,2

b) Kebun campuran 1.775 11,9

c) Tegalan/lading 1.543 10,4

d) Sawah 3.777 25,4

Kawasan pemukiman 1.099 7,4

Lain-lain 0 0

Jumlah 14.876 100

Tengah

Kawasan hutan 0 0

Kawasan pertanian 9.923 72,12

a) Perkebunan 0 0

b) Kebun campuran 5.560 40,41

c) Tegalan/lading 2.070 15,04

d) Sawah 2.244 16,31

e) Alang-alang/semak 49 0,36

Kawasan non-pertanian 3.701 26,92

a) Pemukiman 2.796 20,32

b) Komplek 214 1,56

c) Real estate 636 4,62

d) Industri 58 0,42

Lain-lain (situ) 135 0.8

Jumlah 13.763 100

Sumber : Karyana (1996)

Data penguasaan tanah pertanian di DAS Ciliwung menunjukkan adanya

kecenderungan ke arah menyempitnya luas lahan yang dikuasai petani. Andi

(2009) menyebutkan bahwa pada awalnya areal sawah yang mampu diairi sungai

Ciliwung adalah 2414 Ha, namun pada awal tahun 2006 hanya 449 Ha. Pengairan

tersebut terbagi menjadi 139 Ha untuk kota Bogor, 238 Ha untuk Kabupaten

Bogor, dan 72 Ha untuk wilayah Depok. Perubahan yang paling mencolok dalam

hal penggunaan lahan di wilayah hulu dan tengah adalah pada proporsi lahan yang

digunakan untuk pemukiman. Areal pemukiman di bagian tengah DAS ciliwung

mencapai 29,6% sedangkan di hulu hanya sebesar 7,4% .

10

Page 21: PKM GT LENGKAp

Tingkat Kerusakan DAS

Penggunaan tata ruang yang tidak memperhitungkan daya dukung dan fungsi

lahan di daerah hulu DAS Ciliwung telah menyebabkan kerusakan berupa

kerusakan hutan dan lahan kritis. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap

kelestarian dan produktifitas lahan. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi

hidrologis karena bagian hulu DAS Ciliwung merupakan daerah tangkapan air.

Kerusakan DAS diindikasikan oleh parameter hidrologis wilayah tersebut, seperti

debit, erosi, dan sedimentasi.

Tabel 3. Debit sungai Ciliwung per dua minggu di bendungan Katulampa tahun

2008 (ribu liter/meter)

Bulan Dua

minggu I

Dua

minggu II

Bulan Dua

minggu I

Dua

Minggu II

Januari 41964 15421 Juli 2150 1775

Februari 29202 36887 Agustus 1683 1678

Maret 41819 41309 September 3758 6119

April 32954 32954 Oktober 7022 9570

Mei 18094 25660 November 30084 24201

Juni 9157 4394 Desember 23057 14357

Sumber : Pusat informasi bendungan Katulampa (2009)

Bendungan Katulampa berada di wilayah hulu DAS Ciliwung yang bisa dijadikan

parameter kondisi sungai Ciliwung sampai hilir. Data menunjukkan bahwa pada

bulan Juni hingga September dimana saat itu terjadi musim kemarau, debit air

sangat kecil. Akibatnya, pasokan air ke hilir pun kecil dan akan terjadi

kekeringan.

Sinukaban dalam Karyana (2007) menyebutkan bahwa kerusakan kondisi fisik

DAS Ciliwung yang diakibatkan oleh berbagai tuntutan kepentingan dan tindakan

pengelolaan hutan dan lahan yang kurang tepat telah mencapai tingkat yang

mengkhawatirkan. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir ini, jumlah lahan

kritis semakin meningkat, aliran sungai Ciliwung sudah seringkali memberikan

11

Page 22: PKM GT LENGKAp

ketidaknyamanan, kebutuhan air minum, mandi dan mencuci tidak mencukupi

saat kemarau, tapi di musim hujan menggenangi dan membanjiri banyak lokasi.

Menurut kepala penjaga bendungan Katulampa, saat ini pasokan air bersih ke

Jakarta sudah tidak lagi mencukupi, karena banyaknya penggunaan sumber daya

air Ciliwung di wilayah yang dilewatinya sebelum akhirnya sampai Jakarta.

Sehingga fungsi DAS Ciliwung beralih pada penggelontoran, perikanan air tawar,

dan yang terbesar adalah industri di bagian tengah sampai hilir.

Badan Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Wilayah Ciliwung

Saat ini pengelolaan DAS Ciliwung dikelola oleh Badan Pengelolaan Sumber

Daya Air (BPSDA) Wilayah Ciliwung. BPSDA sendiri berada dibawah Dinas

PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Air). Permasalahan yang ada didalam BPSDA

membuat sistem pengelolaan DAS Ciliwung menjadi tidak efektif dan tidak tepat

sasaran. Permasalahan yang terjadi antara lain adalah pertentangan kepentingan

dan tumpang tindih kewenangan antar instansi pemerintah, kurangnya peran

pemerintah daerah, dan lemahnya aturan serta penegakan hukum.

Menurut Andi (2009), saat ini sedang diupayakan mekanisme IPAIR dimana

pihak yang memanfaatkan sumber daya air Ciliwung dikenakanan pajak.

Sayangnya dalam perencanaan, dana yang terkumpul akan digunakan pada

pembangunan kota Bogor dan bukan dikembalikan untuk perbaikan sungai.

Sehingga masih diperlukan mekanisme lain yang mampu mengelola DAS

Ciliwung secara optimal.

Sempadan Sungai

Saat ini kondisi lingkungan di kawasan DAS sungai Ciliwung sangat

buruk. Penurunan kualitas lingkungan tersebut disebabkan oleh berbagai macam

faktor. Salah satu penyumbang terbesar terhadap kerusakan sungai Ciliwung

tersebut adalah banyaknya pembangunan pemukiman liar penduduk yang

didirikan secara illegal di DAS Ciliwung hilir. Menurut Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, 50

meter dari kanan kiri bibir sungai dilarang untuk mendirikan bangunan. Jarak

12

Page 23: PKM GT LENGKAp

tersebut dibuat dimaksudkan untuk daerah resapan air hujan serta menjaga

ekosistem di sekitar sungai. Tetapi pada kenyataannya, di sepanjang DAS

Ciliwung pada jarak 50 meter dari bibir sungai dibangun pertokoan dan

perumahan penduduk. Pembangunan yang seperti ini akan menutup jalanya air

masuk ke dalam tanah. Sehingga fungsi air sebagai pelepasan air secara perlahan

tidak dapat berlangsung.

Bentuk kelembagaan pengelolaan DAS kolaboratif dengan sistem cost

sharing

Melihat permasalahan yang terjadi, sangat diperlukan peran dari pemerintah pusat

atau pemerintah daerah untuk menangani masalah ini secara terpadu dan tepat

sasaran. Selama ini sistem cost sharing yang telah dijalankan memiliki asupan

dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Hal ini dirasakan belum

optimal karena banyaknya penyimpangan dalam penyaluran dana sehingga

kualitas sungai semakin menurun. Penetapan dana pada sistem cost sharing dapat

dihitung dari luas wilayah sungai yang melewati suatu daerah maupun

berdasarkan jenis dan besar pemanfaatan sumber daya air. Oleh karena itu dirasa

perlu peran suatu pengembagan kelembagaan pengelolaan DAS kolaboratif yang

otonom, dimana dana cost sharing tidak hanya bersumber dari APBD tetapi juga

bersumber dari pembayaran jasa lingkungan.

Pembayaran tersebut menerapkan pembagian biaya yang harus dibayarkan oleh

setiap daerah yang dilewati oleh DAS sungai Ciliwung berdasarkan pemanfaatan

sumberdaya air yang digunakan. Pemanfaatan itu dapat berupa keperluan industri,

pemukiman, pertanian, dan lainnya. Kelembagaan yang dapat dibentuk misalnya

sebuah Badan Layanan Umum (BLU). Dana pengelolaan yang ada akan

digunakan oleh BLU kepada penyedia jasa lingkungan. Realisasi dana tersebut

dapat berupa dana konservasi bagian hulu DAS Ciliwung maupun pengawasan.

Lembaga kolaboratif otonom ini terdiri dari perwakilan dari wilayah dibawah

pengawasan pemerintah daerah. Oleh karena itu dengan adanya suatu lembaga

pengelolaan DAS kolaboratif dengan sistem cost sharing dan memiliki sumber

13

Page 24: PKM GT LENGKAp

dana baru yang berasal dari pembayaran jasa lingkungan, lembaga tersebut akan

mampu mengelola DAS Ciliwung secara optimal.

14

Page 25: PKM GT LENGKAp

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dalam pengelolaan DAS Ciliwung diperlukan suatu kelembagaan otonom

yang bersifat kolaboratif dari masing-masing wilayah yang dilewati DAS

tersebut.

2. Pendanaan cost sharing berguna untuk perawatan kondisi DAS Ciliwung

sehingga fungsi hidrologis DAS Ciliwung tetap terjaga dengan baik.

Saran

1. Sebaiknya ada pembentukan lembaga otonom yang hanya terfokus untuk

menyelesaikan permasalahan DAS Ciliwung, misalnya Badan Layanan

Umum (BLU) dengan sistem cost sharing dari pembayaran jasa

lingkungan.

2. Diharapkan dana cost sharing benar-benar digunakan untuk pengelolaan

DAS Ciliwung dan tidak digunakan untuk hal-hal lain diluar pengelolaan

DAS Ciliwung.

Page 26: PKM GT LENGKAp

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2002. Statistika Lingkungan Hidup Indonesia

“Environment Statistic of Indonesia”. CV. Karya Bersaudara Sejahtera.

Jakarta.

Hidayah, Nurul. 2008. Pengelolaan DAS Terpadu. http://tarkhiena.multiply.com.

[19 Februari 2008].

Joniansyah. 2008. Ratusan Sungai di Indonesia Rusak dan Tercemar.

http://www.tempointeraktif.com. [29 Maret 2009].

Karyana, Apik. 2007. Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan

Kelembagaan di Daerah Aliran Sungai atau DAS Ciliwung. Institut

Pertanian Bogor.

Kusumahadi, Khoe Susanto. 1998. Konsentrasi Logam Berat Pb, Cr, dan Hg

dalam Badan Air dan Sedimen serta Hubungannya Dengan

Keanekaragaman Plankton, Bentos dan Ikan di Sungai Ciliwung. Institut

Pertanian Bogor.

Middleton, Richard. 2009. Air Bersih = Sumber Daya yang Rawan.

http://www.usia.gov. [29 Maret 2009].

Wahyuancol. 2008. Sedimentasi-sedimen (definisi). http://suaramerdeka.com. 22

November 2008.

Wikipedia. 2009. Sungai. http://id.wikipedia.org. [29 Maret 2009].

16

Page 27: PKM GT LENGKAp

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana

Nama : Ario Hakim Wicaksono

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Oktober 1988

Pekerjaan : Mahasiswa Semester 6

Agama : Islam

Alamat Rumah : Komp. Bintara Jaya Permai Blok A/2, Bekasi

Barat, 17136

Alamat Bogor : Jl. Sawah Baru no. 14 RT 02, RW 09, Wisma

Rosa Babakan Lio, Dramaga Bogor

No. HP : 085692010552

E-mail : [email protected]

Nama Orang Tua : Bambang Setyobudi (Alm)

Endang Sri Dewani (Ibu)

Riwayat Pendidikan

1994-2000 : SD Negeri Pondok Kelapa 05 Pagi Jakarta Timur

2000-2003 : SMP Negeri 252 Jakarta Timur

2003-2006 : SMA Negeri 91 Jakarta Timur

2006-sekarang : Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan

Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian

Bogor

Pengalaman Organisasi

2001-2002 : MPK SMP Negeri 252 Jakarta Timur

17

Page 28: PKM GT LENGKAp

2003-2004 : Anggota PMR SMA Negeri 91 Jakarta Timur

2007-2008 : Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Manajemen

2008-sekarang : Himpunan Profesi REESA

Pengalaman Kepanitiaan

1. Sie. PDD Komisi Pemilihan Raya 2008

2. Sie. Acara MAGIC 2008

3. Co. PDD SANSET 2008

4. Sie. Humas ESL Day 2008

5. Sie. Acara Espresso 2008

6. Sie. PDD Greenation 2008

7. Sie. PJAK Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan Departemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen 2008

Prestasi yang Pernah Diraih

Lolos seleksi USMI IPB

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

PKM Pengabdian Masyarakat

Penghargaan yang Pernah diraih

Tidak ada

Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana (1)

Nama : Risca Novianty

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 November 1988

Pekerjaan : Mahasiswa Semester 6

Agama : Islam

18

Page 29: PKM GT LENGKAp

Alamat Rumah : Jalan Paseh no 275 Sambong Pari, Tasikmalaya

46181

Alamat Bogor : Pondok Amanah A Jl. Bara IV no 91 Babakan

Raya, Dramaga, Bogor

No. HP : 085781346595

E-mail : [email protected]

Nama Orang Tua : Ipan Karsipan (Ayah)

Aan Toyibah (Ibu)

Riwayat Pendidikan

1994-2000 : SD Negeri Kelapa Dua Wetan 01 Pagi Jakarta

2000-2003 : MTsN 7 MODEL Ciracas - Jakarta Timur

2003-2006 : SMA Negeri 2 Tasikmalaya

2006-sekarang : Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan

Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian

Bogor

Pengalaman Organisasi

2002-2003 : Sekretaris Paskibra MTsN 7 Jakarta Timur

2003-2004 : Anggota Depot Kreasi seni siswa (DEKRESSI)

2003-2004 : Anggota English Club

2006-2008 : Anggota Gentra Kaheman

2006-2008 : Anggota OMDA HIMALAYA

2007-2008 : Staff Information and Comunication (IC)

2008-2009 : Staff Corporate Sosial Responsibility (CSR)

19

Page 30: PKM GT LENGKAp

Pengalaman Kepanitiaan

1. Sie. Acara Ki Sunda Midang II Gentra Kaheman IPB 2007

2. Sekretaris II Masa Pengenalan Departemen ESL 2008

3. Sie. Acara Launching Kelembagaan FEM IPB 2008

4. Sie. PDD Greenation 2008

5. Sie. PDD Try Out HIMALAYA 2008

Prestasi yang Pernah Diraih

Lolos seleksi USMI IPB

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

Tidak ada

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih

Tidak ada

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana (2)

Nama : Ganis Dwi Cahyani

Tempat/ Tanggal lahir : Madiun/6 November 1986

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat rumah :Jl. Hayam Wuruk RT/RW 02/05 Kecamatan

Semanding, Tuban, Jawa Timur

Alamat Bogor : MAHADEWI Jl. Bara VI Darmaga, Bogor

No HP : 08563330501

Nama Orang tua : Kuswoto (Ayah)

Sri Ani Nurwati (Ibu)

20

Page 31: PKM GT LENGKAp

Riwayat pendidikan

1993-1999 : SDN Kebonsari III Tuban

1999-2002 : SLTPN I Tuban

2002-2005 : SLTAN I Tuban

2005-sekarang : Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Pengalaman organisasi

1. 2005-2006 : Koran kampus

2. 2006-2007 : Gentra Kaheman

3. 2007-2008 : Himpunan Profesi REESA

Pengalaman kepanitiaan

1. Co Humas PPR (Panitia Pemilihan Raya ) REESA 2008

2. Sie. Humas ESL Day 2008

3. PJAK MPD ESL 2007

Prestasi yang pernah diraih

1. Lolos USMI 2005

2. Kru terbaik koran kampus

3. Juara I Nasional Olimpiade Pertanian Bogor

Karya ilmiah yang pernah dibuat

1. LKTM SMA dengan judul “Usaha Pengelolaan Belimbing dengan sistem

Bagi Hasil ”

2. Persyaratan Mahasiswa Berprestasi (MAPRES IPB) dengan judul “Sistem

Pengelolaan Kehutanan dengan Otonomi Daerah”

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih

Tidak ada

21

Page 32: PKM GT LENGKAp

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping

CURRICULUM VITAE

Nama : Meti Ekayani, S.Hut, M.ScF

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/tgl. lahir : Semarang, 17 September 1969

Status : Menikah, 3 anak

Alamat rumah : Taman Darmaga Permai B-11 A

Cihideung Ilir, Ciampea, Bogor

Kontak : Tel/Fax: (0251) 627868, 623805. HP: 081314845102

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2005-sekarang S3 - Kandidat Doktor di Institute of Forest Policy and Nature

Conservation, Georg-August University of Göttingen, Germany.

2001-2004 S2 - Master Program in International and Tropical Forestry

Fakultas Ilmu Kehutanan dan Ekologi

Georg-August University of Göttingen, Germany.

Gelar: Master of Science (M.Sc)

1989-1994 S1 - Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan

Jurusan Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor

Gelar: Sarjana Kehutanan (S.Hut)

1986-1989 SMA Negeri 28 Jakarta

1983-1999 SMP Negeri 98 Jakarta

1977-1983 SD Kartikasari Jakarta

Awards: ITTO Fellowship Award for Ph.D Study at the University of Goettingen, Germany

(2005-2007).

Pengalaman Kerja

2006 – sekarang Dosen di Departemen Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

22

Page 33: PKM GT LENGKAp

2005-2006 Asisten Dosen di Departemen Ekonomi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

2000 – 2005 Tugas belajar S2 dan S3 di Fakultas Kehutanan dan Ekologi, Georg-

August University of Goettingen, Jerman.

1994 – 2000 Staf Direktur Bidang Perencanaan Hutan dan Pembinaan Masyarakat

Desa Hutan di PT. Kemakmuran Hutani Manunggal (Rodamas Group),

Jakarta

Disertasi, Thesis, Skripsi

� Disertasi (2005 sampai sekarang)

Media Analysis of Global Environmental Issues: Discourses of Forest Fire in International and

Indonesian News. Ph.D Dissertation. Institute of Forest Policy and Nature Conservation. Georg-

August University of Göttingen, Germany.

� Thesis (2004)

Multipurpose Management of Ex-Situ Conservation: Case of Bogor Botanic Garden – Indonesia.

M.Sc Thesis. Master Program in International and Tropical Forestry. Faculty of Forest Science

and Forest Ecology. Georg-August University of Göttingen, Germany.

� Skripsi (1994)

Analisis Investasi Pengembangan Fisik Rekreasi Wana Wisata Watu Ulo, Jember, Jawa Timur.

Skripsi Sarjana. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Publikasi Internasional

� Kleinschmit, D., Ekayani, M., Park, M.S., and A. Real. 2008. Global Forest Governance: A

Fiction of Democracy. Journal of Forest Policy and Economics. Elsevier. USA (submitted, on

process)

� Kleinschmit, D., Ekayani, M., Park, M.S., and A. Real. 2006. Globaler medialer

Walddiskurs: Beispiel fuer eine deliberative Oeffenlichkeit? In: Politik und Umwelt (Jacob,

K., et al, Eds.). VS Verlag fuer Sozialwissenschaften. Germany. pp. 430-451.

� Ekayani, M and D.R. Nurrochmat, 2003. Sustainable Forest Management Policy in

Indonesia: A Serious Problem of Ambivalence. In: Birner, R., Nurrochmat, D.R., and S.

Rosyadi (Eds), 2003. Sustainable Development: Socio-Economic and Environmental

Problems, Proceedings of International Seminar of PPI Göttingen p.114-121. Cuvillier

Verlag, Göttingen. ISBN: 3-89873-738-1

23

Page 34: PKM GT LENGKAp

Seminar

� Lokakarya Nasional Keanekaragaman Hayati Tropik Indonesia, Serpong 03–05 Nopember

1994

� Indonesian Student Union Goettingen Seminar: Sustainable Development and Environment

Problems Focused on the Case of Indonesia, Goettingen-Germany 20 April 2002

� International Seminar on Poverty Alleviation: Concept and Experience in Developing

Countries, Goettingen-Germany 09 Agustus 2003

� Workshop: Tantangan dan Peluang Akreditasi Laboratorium (ISO 17025) dalam Era

Globalisasi, Bogor 22 April 2006

� Seminar Nasional Pengembangan Industri Wisata Berbasis Lingkungan dan Budaya Dalam

Rangka Pengentasan Kemiskinan, Jakarta 01 Mei 2007

� Seminar Nasional Kondisi Lingkungan dan Perekonomian Indonesia di Masa Mendatang

Serta Peran CSR Dalam Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Global, Jakarta 22 November

2007

Pengalaman Organisasi:

2000-2005 Persatuan Pelajar Indonesia Goettingen, Jerman

1993 Anggota Delegasi IPB di the XXI International Forestry Students Symposium at

the University Putra Malaysia, Selangor Darul Ihsan, Malaysia.

1992-1993 Sekretaris Organizing Committee the 1st ASEAN Forestry Students Congress,

Bogor.

1992-1994 Anggota Badan Pengurus Pusat Sylva Indonesia

1991-1992 Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Kehutanan IPB

Bogor.

1991-1992 Sekretaris Badan Perwakilan Mahasiswa, Fakultas Kehutanan IPB Bogor

1990-1991 Pengurus Forest Management Students Club (FMSC)

Pengalaman dan Tanggung Jawab Penugasan/Pekerjaan (1994-2008):

� Pengajar mata kuliah Ekonomi Wisata di Departemen Ekonomi Sumber Daya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

� Pengajar mata kuliah Ekonomi Kehutanan Departemen Ekonomi Sumber Daya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

� Komisi Akademik S1 Departemen Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen IPB.

� Perencanaan, mediasi, monitoring, dan evaluasi Pembinaan Masyarakat Sekitar Hutan

(PMDH) PT Kemakmuran Hutani Manunggal dan PT Kemakmuran Berkah Timber.

24

Page 35: PKM GT LENGKAp

� Penyiapan Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Lima Tahun (RKL) dan Rencana

Kerja Pengusahaan Hutan (RKPH).

� Penyiapan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

� Monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan hutan.

� Monitoring dan penyiapan laporan produksi hasil hutan.

� Koordinasi dan hubungan dengan instansi terkait.

Bogor, April 2009

Meti Ekayani

25

Page 36: PKM GT LENGKAp

Lampiran 5. Dokumentasi

Sungai Ciliwung di bendungan Katulampa

DAS Ciliwung bagian hilir

26