Penyakit Infeksi dan Peradangan di Bidang Otorinolaringologi · Otitis Eksterna Difusa • Otitis...

Post on 22-Aug-2021

15 views 0 download

Transcript of Penyakit Infeksi dan Peradangan di Bidang Otorinolaringologi · Otitis Eksterna Difusa • Otitis...

Pertemuan Ilmiah Bersama (PIB) 12 Juni 2021

Penyakit Infeksi dan Peradangan di Bidang Otorinolaringologi

dr. Yonian Gentilis, Sp.THT-KL

I. Penyakit Infeksi dan Peradangan pada Telinga

1. Serumen Prop2. Otitis Eksterna 3. Otitis Media Akut4. BPPV

Serumen Prop

•Serumen merupakan hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya di temukan di daerah tersebut.

•Serumen biasanya ditemukan di kanalis akustikus eksternus yang merupakan pertahanan penting dalam upaya mencegah terjadinya infeksi dan masuknya benda asing seperti serangga

Serumen Prop

• Clearance Mechanism

• Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari migrasi sel epitel

• Gerakan rahang (jaw movement) —> mengunyah, berbicara, menguap, menyusu

• Lubrikasi —> Lubrikasi mencegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis akustikus eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi di peroleh dari kandungan lipid yang tinggi dari produksi sebum oleh kelenjar sebasea

Serumen Prop

Serumen Prop

•Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Pada sebagian orang dapat mengeras dan membentuk sumbatan, sehingga merasakan telinganya tersumbat atau tertekan.

•Serumen bersifat hidrofilik —> dapat mengembang terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi, berenang) sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.

Faktor yang Menyebabkan Penumpukan Serumen

• Dermatitis kronik liang telinga luar

• Liang telinga sempit

• Produksi serumen banyak dan kental

• Adanya benda asing di liang telinga

• Adanya eksostosis liang telinga

• Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga dengan cotton buds

Penanganan

• Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Dapat menggunakan irigasi. Serumen yang lembek dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras di keluarkan dengan pengait atau kuret.

Irigasi

Persiapan Alat :1. Alat Spooling atau Spuit 20 cc.2. Kom berisi air hangat kuku secukupnya.3. Nerbeken untuk menampung kotoran telinga.4. Handuk sebagai alas pelindung .5. Sarung tangan disposable.6. Otoscope dan lampu kapala7. Cotton bud secukupnya.

B. Persiapan pasien :1. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan (inform consent), dan minta kepada pasien agar bersikap kooperatif.2. Posisikan pasien dengan posisi duduk dan kepala miring ke sisi berlawanan dengan telinga yang akan dibersihkan3. Tindakana. Tempatkan bak bengkok dibawah telinga yang dibersihkan, dan beri alas handuk untuk mencegah tetesan air mengenai pasien.b. Semprot telinga pasien dengan air/Cairan NaCl hangat secara perlahan sampai telinga bersih.c. Eksplorasi dengan otoscope dan evaluasi adanya efek samping (vagal refleks, vertigo)

Irigasi

Irigasi

Otitis Eksterna

Otitis Eksterna

KLASIFIKASI

Mawson (1967), membagi atas 2 bagian:

1.1. Infektif

1.1.1. Bacterial

1.1.2. Fungal

1.1.3. Viral

1.2. Reaktif

1.2.1. Eksema

1.2.2. Dermatitis seboroika

1.2.3. Dermatitis neuro (neuro dermatitis)

Otitis Eksterna

Melihat bentuk infeksi di liang telinga, penyakit

dibagi atas:

1. Ot.Ekst. Sirkumskripta (Furunkulosis)

2. Ot.Ekst. Difusa

Otitis Eksterna Sirkumskripta/Furunkulosis

• Furunkulosis adalah infeksi gram positif dari folikel rambut di

liang telinga disebabkan oleh stafilokokus aureus

• Bisul terasa sangat sakit, berbatas tegas, pustula,

eritematous mengelilingi rambut di liang telinga bagian luar

• Rasa tidak enak bertambah dengan pergerakan rahang

• Pembengkakan yang menyebabkan pendengaran berkurang

TATALAKSANA

• Manajemen dari furunkulosis memerlukan kehati-hatian dan aural toilet yang

lembut (gentle cleaning)

• Tampon (pack/wick) kasa diolesi / direndam dalam krem steroid / antibiotik

atau gliserin (tradisionil dengan ikhtamol / ichtamol) dimasukkan ke liang

telinga akan mengurangi rasa sakit dan mengurangi bengkak

• Oral diberikan anti stafilokokus antibiotik terutama jika disertai selulitis

• Obat terpilih flukloksasilin atau sefradin, 500 mg setiap 6 jam atau eritromisin

jika penisilin alergi, polymixin B, bacitracin…

• Di samping itu diberikan juga analgetika sebagai antinyeri dan antiinflamasi

Otitis Eksterna Sirkumskripta/Furunkulosis

Otitis Eksterna Difusa

• Otitis Eksterna Difusa sering timbul pada udara panas &

lembab dan disebut “Tropical ear“ atau “Singapore ear“

• Panas, kelembaban dan berenang mungkin faktor yang

memperberat pada beberapa kasus, tapi faktor utama /

paling penting adalah trauma lokal

• Mikroorganisme pada Otitis Eksterna Difusa adalah

Pseudomonas aeruginosa, Basilus piosianius, E.coli,

Staph. albus dan Staph. aureus

Terapi:

1. Kultur → test sensitivitets

2. Liang telinga dibersihkan dengan hati- hati

3. Dipasang tampon / pack yang telah direndam dengan neomisin atau gentamisin dan

diganti setiap 24 jam

4. Antibiotika topikal ini harus dipakai hati-hati karena dapat alergi atau mungkin dapat

menyebabkan tumbuhnya jamur yang berlebihan

Wilkinson dan Beek, 1993, mengatakan reaksi hipersensitiviti lambat (delayed

hypersensitivity) terhadap pemakaian kortikosteroid topikal dan obat lain, bagi

penderita dengan Ot. Ekst yang gagal terhadap terapi

5. Referal ke spesialis kulit pada stadium ini, mungkin akan dapat merencanakan terapi

penderita hipersensitiviti kontak

Otitis Eksterna Difusa

Otomycosis

• Jamur yang sering diisolasi pada otomikosis Aspergilus niger,

kandida albikan, dermatofit dan Aktinomises

• Jamur ini tertanam terutama pada stratum korneum dan

berproliferasi setelah fase istirahat (dormant phase )

Gejala:

• Rasa gatal keluhan yang sangat menonjol bersama-sama

dengan rasa penuh di telinga atau rasa pekak dengan

penumpukan debris basah di dalam liang telinga

• Pada pemeriksaan liang telinga, tampak massa putih keabu-

abuan, menyempit, lapisan seperti kertas basah berbintik- bintik

mengisi liang telinga

• Konidiofor dari infeksi aspergilus niger akan tampak sebagai

bintik-bintik hitam pada debris atau sebagai filamen- filamen yang

menonjol dari dinding liang telinga

• Terapi infeksi jamur saprofit dengan jalan membersihkan semua penumpukan

debris di liang telinga —> paling baik dilakukan dengan alat pengisap (suction)

atau diirigasi jika membran timpani tidak perforasi

• Obat antifungal spesifik dapat dioleskan seperti nistatin yang terutama efektif

terhadap spesies kandida tapi kurang aktif melawan Aspergilus

• Klotrimazol sangat efektif sebagai antifungal apabila dipakai sebagai krem 1% di

liang telinga

• Asam asetat 2% dapat diberikan agar memberikan keadaan pH asam pada liang

telinga

• Edukasi : menjaga telinga tetap kering (tidak berkeringat atau masuk air)

Otomycosis

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Stadium tuba oklusi dan stadium hiperemis

Stadium supuratif

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Stadium Perforasi

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis media akut berulang

• Anak dengan otitis media akut berulang, dimana episode sebelumnya mengalami kesembuhan, dapat diterapi sama dengan terapi yang diberikan sebelumnya.

• Jika terdapat intensitas serangan berulang yang sering dengan jangka waktu antar serangan yang dekat —> dilakukan evaluasi ulang —>antibiotik profilaksis dapat diberi selama beberapa bulan misalnya musim dingin.

• Pilihan terapi : amoksisilin 20 mg/kgbb/24 jam atau sulfonamid 50 mg/24 jam.• Miringotomi dan pipa ventilasi —> juga data dipertimbangkan • Adenoidektomi tidak efektif mencegah otitis media akut berulang pada anak.

Otitis Media Supuratif Akut

Vaksin untuk mencegah OMAVaksin dapat digunakan untuk mencegah anak menderita OMA. Secara teori, vaksin terbaik adalah yang menawarkan imunitas terhadap semua patogen berbeda yang

menyebabkan OMA.

Rekomendasi imunisasi universal pada anak dibawah umur 2 tahun adalah 4 dosis vaksin intramuskular yang diberikan pada usia 2, 4, 6, dan terakhir pada usia 12-15 bulan. Vaksin dini dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi rutin.

Otitis Media Supuratif Akut

BPPV

Gangguan keseimbangan yang ditandai dengan adanya sensasi berputar dari dunia sekelilingnya, bersifat episodik yang diprovokasi oleh gerakan kepala. Kondisi ini terjadi ketika Kristal kalsium karbonat di

utrikulus terlepas dan masuk ke dalam

salah satu atau lebih kanalis semi sirkularis vestibuler sehingga terjadi rangsangan gangguan keseimbangan.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Etiologi

Idiopatik (50%)Post trauma kepala atau leher

Infeksi telinga tengah atau operasi stapedektomi

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Anamnesis

1. Vertigo atau sensasi ruang berputar bila kepala digerakan

2. Awitan (onset) tiba-tiba/mendadak

3. Episodik

4. Dapat disertai gejala otonom; mual, muntah, keringat dingin

5. Tidak didapatkan gangguan pendengaran

6. Tidak ada gejala fokal otak (deficit neurologis)

DIAGNOSIS

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Pemeriksaan Fisik

1. Nistagmus fase cepat rotatoar searah jarum jam (pada sisi lesi) saat dilakukan pemeriksaan Dix-Hallpike

2. Nistagmus yang timbul setelah ± 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari 1 menit jika penyebabnya kanalitiasis, pada kupololitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari 1 menit

3. Timbulnya gejala otonom saat diprovokasi

DIAGNOSIS

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

• Canalith Repotitional Therapy/CRT (Epley maneuver)

• Latihan Brandt-Daroff

• Medikamentosa : Betahistin 48 mg/hari dibagi 2atau 3 dosis

• Vestibular Retraining Therapy (VRT)

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Edukasi pasien :

Setelah tindakan reposisi pasien disarankan agar tetap mempertahankan kepalanya pada posisi tegak selama 24 jam, tidur dengan 2 bantal (posisi 45 derajat), sehingga kanalit tidak akan mengikuti gravitasi kembali ke krus dan masuk kembali ke kanalis semisirkularis posterior. Jika nistagmus tipikal masih ada maka manuver ini diulang tiap minggu.

▪ Kelainan rongga hidung yang paling sering ditemukan adalah akibat dari infeksi

▪ Common cold merupakan salah satu jenis dari rinitis akut

▪ Rinitis simpleks, Pilek, selesma, coryza merupakan beberapa nama lain dari common cold

Rinitis Akut

▪ Common cold diakibatkan oleh berbagai macam organisme, 90 % oleh virus.

▪ Tersering karena rhinovirus, pada orang dewasa sekitar 20-40% kasus, Coronavirus10-15%

▪ Pada bayi dan anak-anak, virus parainfluenza, Respiratory syncytial viruses (RSV), influenza, adenovirus, enterovirus tertentu

Rinitis Akut

PATOFISIOLOGI

▪ Virus menginfeksi manusia apabila sistem imun dalam keadaan lemah.

▪ Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui droplet, udara, berjabat tangan, barang – barang yang terkontaminasi oleh kotoran hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi.

▪ Periode inkubasi untuk rhinovirus adalah 8 – 10 jam dengan gejala awal terjadi pada hari ke 1 – 3. Sedangkan Periode inkubasi untuk coronavirus adalah 3 hari. Kemudian pada hari ke 2 -3, terjadi prosee inflamasi

PATOFISIOLOGI

• Fungsi silia terganggu, menyebabkan banyak sekret terkumpul dan timbul keluhan hidung tersumbat

• Pada proses inflamasi, terjadi edema dan pembengkakan mukosa hidung serta peningkatan volume sekret cairan hidung

• Edema mukosa hidung mengakibatkan cavum nasi menjadi sempit, khususnya meatus nasi. Hal ini membuat ostium sinus tersumbat sehingga drainase sinus terganggu

GEJALA KLINIS

• Terdapat 3 gejala tersering dari common cold,yaitu :- Hidung berlendir / basah- Bersin- Hidung tersumbat

• stadium prodormal,berlangsung bbrp jam, rasa panas, kering dan gatal didlm hidung. Kmd timbul bersin berulang-ulang, hidung tersumbat dan ingus encer,biasanya disertai demam dan nyeri kepala

Rinitis Akut

GEJALA KLINIS

• bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, sekret akan menjadi kental dan sumbatan di hidung menjadi bertambah

• Tgt dari jenis virus yang menyebabkannya,dapat juga terjadi :

- Nyeri tenggorokan

- Batuk

- Nyeri otot

- Sakit kepala

- Postnasal drip

Rinitis Akut

DIAGNOSIS

▪ Pada anamnesis,bersin – bersin yang berulang, demam, sakit kepala, rasa panas serta kering pada rongga hidung dan gatal dalam hidung.

▪ Pada rhinoskopi anterior,mukosa hidung hiperemis dan edema, konka inferior hidung kadang tampak sedikit hipertrofi, terdapat banyak sekret hidung yang bersifat serous

Rinitis Akut

▪ Pada rhinoskopi posterior, ditemukan post nasal drip, ujung posterior dari konka media dan terdapat konka inferior yang edema disertai hiperemis

PENATALAKSANAAN

▪ Terapi terbaik untuk common cold tanpa komplikasi adalah istirahat tirah baring dan isolasi sekitar 2 hari, hidrasi yang memadai dan pemberian tetes hidung salin steril.

▪ Minum air yang cukup sangat dianjurkan

▪ Hindari mengkonsumsi kopi, teh atau minuman soda, serta minuman beralkohol

▪ Hentikan merokok ataupun hindari asap rokok

Rinitis Akut

▪ terapi medikamentosa dapat diberikan obat tetes hidung

▪ Antibiotik hanya bermanfaat bila sudah terjadi infeksi sekunder.

▪ Dekongestan oral dapat mengurangi sekret hidung yang banyak, tetapi tidak menyembuhkan

▪ vasokonstriktor topikal seperti fenilefin atau oksimetazolin akan melegakan sekret hidung yang encer

▪ Gejala batuk dan pilek dapat diobati dengan dekongestan, antihistamin ataupun kombinasi keduanya

▪ Bila diperlukan antipiretik, maka dapat dipilih asetaminofen atau ibuprofen

PENATALAKSANAAN

Rinitis Akut

KOMPLIKASI

▪ Bbrp komplikasi yang sering terjadi:

• Sinusitis

• Tubar katar

• Otitis Media

• Faringitis,Bronkitis,Pneumonia

Rinitis Akut

PROGNOSIS

▪ Bila tidak terdapat komplikasi, gejala kemudian akan berkurang dan pasien akan sembuh sesudah 5-10 hari

Rinitis Akut

Rinitis Alergi

Rinitis alergi adalah penyakit simtomatis pada hidung yang terinduksi oleh proses inflamasi yang diperantara IgE pada mukosa hidung setelah pajanan alergen.

Karakteristik gejala rinitis alergi adalah bersin berulang, hidung tersumbat, hidung berair dan hidung gatal.

Rinitis alergi merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas atas yang sangat sering dijumpai, dilaporkan prevalensi mencapai 40% dari populasi umum.

Gejala-gejala rinitis alergi memberikan dampak buruk terhadap kualitas hidup penderita, baik berupa gangguan aktivitas sehari-hari ditempat kerja, belajar maupun gangguan tidur.

Rinitis Alergi

Anamnesis:

Gejala hidung : hidung berair, hidung tersumbat, hidung gatal dan bersin berulang. Gejala pada umumnya muncul di pagi hari atau malam hari

• Gejala mata seperti mata merah, gatal dan berair. • Gejala lain : batuk, tenggorok gatal, gangguan konsentrasi, dan gangguan tidur.

Penderita yang disertai asma dapat ditemukan keluhan sesak napas dan mengi

Rinitis Alergi

Pemeriksaan fisik

• Pada anak sering ditemukan tanda khas : bayangan gelap di daerah bawah mata (allergic shiner), sering menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan (allergic salute), dan gambaran garis melintang di bagian dorsum hidung (allergic crease)

• Gambaran khas pada rongga hidung : mukosa hidung edema, berwarna pucat atau livid, disertai sekret encer banyak. Dapat ditemukan juga konka inferior yang hipertrofi

Rinitis Alergi

1. Pemeriksaan laboratorium

• Pemeriksaan kadar IgE spesifik dengan cara ELISA (enzyme linked immuno sorbent assay

test) atau RAST (radio immuno sorbent test) sangat bermakna untuk diagnosis, namun

harus berkorelasi dengan gejala klinis

• Pemeriksaan jumlah eosinofil sekret hidung hanya sebagai pelengkap

2. Pemeriksaan nasoendoskopi

Dilakukan untuk evaluasi keterlibatan kompleks osteomeatal dalam menilai adanya rinosinusitis,

polip hidung atau septum deviasi sebagai ko-morbid.

3. Tes kulit alergi

•Dengan menggunakan ekstrak alergen dan alat yang terstandarisasi, tes cukit/tusuk kulit

merupakan baku emas diagnosis rinitis alergi di klinik dan skrining.

•Apabila menggunakan ekstrak alergen yang tidak terstandarisasi, dapat diteruskan dengan tes

intradermal bila tes cukit/tusuk kulit negatif.

Rinitis Alergi

Rinitis Alergi

Tatalaksana rinitis alergi merupakan kombinasi dari 4 modalitas :

1. Farmakoterapi

Obat diberikan berdasarkan dari klasifikasi diagnosis rinitis alergi (sesuai algoritma WHO-ARIA 2019).. Obat yang

direkomendasikan sbb:

-Antihistamin oral generasi kedua atau terbaru. Pada kondisi tertentu dapat diberikan antihistamin yang dikombinasi dekongestan,

antikolinergik intranasal atau kortikosteroid sistemik.

-Steroid intranasal

2. Penghindaran alergen dan kontrol lingkungan

Bersamaan dengan pemberian obat, pasien diedukasi untuk menghindari atau mengurangi jumlah alergen pemicu di lingkungan

sekitar. Membuat kondisi lingkungan senyaman mungkin dengan menghindari stimulus non spesifik (asap rokok, udara dingin dan

kering)

3. Imunoterapi

Apabila tidak terdapat perbaikan setelah farmakoterapi optimal dan penghindaran alergen yang optimal, maka dipertimbangkan

untuk pemberian imunoterapi secara subkutan atau sublingual (dengan berbagai pertimbangan khusus). Imunoterapi ini diberikan

selama 3-5 tahun untuk mempertahankan efektifitas terapi jangka panjang.

4. Edukasi

Kombinasi modalitas di atas hanya dapat terlaksana dengan baik apabila dilakukan edukasi yang baik dan cermat kepada pasien

ataupun keluarga. Menerangkan juga kemungkinan adanya ko-morbid dan tindakan bedah pada kasus yang memerlukan (hipertrofi

konka, septum deviasi atau rinosinusitis kronis).

Source: ARIA guidelines 2019

Alergi

Source: ARIA guidelines 2019

BERDASARKAN LETAKNYA FARING DIBAGI :

1. NASOFARING

BATAS BGN ATAS ADALAH DASAR TENGKORAK, BGN BAWAH PALATUM MOLE, DEPAN RONGGA HIDUNG SEDANG BELAKANG VERTEBRA SERVIKAL.

2. OROFARING

DISEBUT JUGA MESOFARING, DGN BATAS ATASNYA PALATUM MOLE, BATAS BAWAH ADALAH TEPI ATAS EPIGLOTIS, KEDEPAN RONGGA MULUT SEDANG KE BELAKANG VERTEBRA SERVIKAL

3. LARINGOFARING

DISEBUT JUGA HIPOFARING, DGN BATAS SUPERIOR ADALAH TEPI ATAS EPIGLOTIS, BATAS ANTERIOR LARING, BATAS INFERIOR IALAH ESOFAGUS SERTA BATAS POSTERIOR ADALAH VERTEBRA SERVIKAL

Faringitis

•Etiologi: virus (60%), bakteri (5-4%), alergi, trauma, toksin dll

Epidemiologi: sering pd anak usia sekolah dan dewasa, jarang usia < 3 tahun

Penularan: droplet infectionKlasifikasi:

1. Faringitis akut2. Faringitis kronis3. Faringitis spesifik

Faringitis

1. Faringitis akut:

Faringitis akut viralEtio: Rinovirus (plg sering), Influenza virus, Coxsachievirus,

Citomegalo virus, Adenovirus, EBV, HIV-1Gejala dan tanda: demam disertai rinorea, mual, odnifagi, disfagia.Pada pemeriksaan: faring hiperemis, lesi vesikuler di orofaring dan

makulo papular rash di kulit (Coxachievirus),konjungtivitis (Adenovirus), eksudat pada faring, limpadenopati retroservikal dan hepatomegali (EBVdan HIV-1)

Faringitis

1. Faringitis akut:

Faringitis viralTerapi —> self limited deseases

º istirahat yg cukup, banyak minum, kumur2 air hangat º terapi simptomatisº dalam keadaan berat anti virus (isoprenosine)

Faringitis

Faringitis akut bakterial

• Etiologi: group A Streptokokkus β hemolitikus• Epidemiologi: anak-anak (30%), dewasa (15%)• Gejala dan tanda; sefalgia, emesis, demam • Pemeriksaan: hiperemis dan eksudat pada faring dan

tonsil, petechie pada faring dan palatum, pembesaran KGB servikal disertai nyeri tekan.

• Terapi:° simptomatis: analgetik antipiretik,

antiinflamasi° antibiotik: turunan PNC dan makrolid° antiseptik gargel

• Komplikasi: demam rematik, GNA dan kerusakan katup jantung

Faringitis

Faringitis akut gonorheaö Etiologi: N. gonorheaö Epidemiologi: wanita, PSK (orogenital)ö Gejala dan tanda: nyeri dan susah menelan

Pemeriksaan: hipereimi dan oedem di faring

ö Terapi: sefalosforin 3rd (seftriakson)

2. Faringitis Kronik

¤ Faktor predisposisi:° rinitis kronik, sinusitis, perokok, alkoholic, debu° bernafas melalui mulut krn kongesti hidung

¤ Terdapat 2 jenis:ã. Faringitis kronik hiperplastikъ. Faringitis kronik atrofi

A. Faringitis kronik hiperplastik• Gejala dan tanda: tenggorokkan kering dan gatal,

batuk berdahakPemeriksaan mukosa tdk rata dan bergranul —>

hiperplasia kel. limp di bawah mukosa faring dan lateral band

B. Faringitis kronik atrofiFaktor predisposisi: bersamaan dengan rinitis

kronis atropikanGejala dan tanda: tenggorokan kering dan rasa

tebal disertai halositosisPemeriksaan: mukosa faring ditutupi oleh lendir

yg kentalTerapi:

º terapi rinitis kronis atropikanº antiseptik gargelº jaga oral hygiene

3. Faringitis spesifik

Faringitis sifilis° Etiologi: Treponema palidum

° Gejala dan tanda:

º Stadium primer:

° bercak keputihan pd lidah, paltum mole, tonsil dan dinding posterior faring.

° ulkus pd faring, nyeri (-)

° pembesaran KGB mandibula, nyeri (-)

º Stadium sekunder:

° pembengkakkan pd palatum, pembesaran tonsil

° terdapat ulkus berwarna abu kebiruan, berbentuk oval disekitardaerah pembengkakkan

Stadium tersier:•Guma pada tonsil dan palatum• Guma pd dinding posterior faring

vertebra servikal —> pecah —> kematian• Guma di palatum mole —> sembuh —> parut

° Diagnosis: biopsi ulserasi dan test serologik° Terapi:▪ Anti septik gargel▪ PNC dosis tinggi▪ Jaga oral hygene

Faringitis tuberkulosaº Sekunder dari Tb paru

º Pd M. bovinum Tb faring primer

º Etiologi: M. tuberculosa

º Penyebaran: ° Eksogen: droplet

° Endogen: ▪ Hematogen

▪ Limfogen

▪ Perkontuitatum

º Gejala dan tanda: anoreksia, odinofagi, nyeri tenggorok, otalgia dan pembesaran KGB servikal

º Diagnosis: sputum BTA, foto toraks, biopsi jaringan,

ag ab anti Tb dalam darah

Tonsilitis Akut

• Tonsilitis: peradangan pada

tonsila palatina yang biasanya

disebabkan oleh infeksi bakteri,

virus & beberapa

faktor predisposisi lain

• Tonsilitis:

• Tonsilitis akut

• Tonsilitis membranosa

• Tonsilitis kronik

Tonsilitis akut

Virus

•Etiologi: Rinovirus (plg sering), Influenza virus, Coxsachievirus, Citomegalo virus, Adenovirus, EBV, HIV-1•Gejala: mirip common cold disertai dengan nyeri tenggorok•Terapi: bad rest, minum, analgetik dan antivirus jika gejala berat

Bacterial

•Etiologi: streptokokus betahemolitikus grup A, pneumokokus viridan, streptokokus piogen•gejala dan tanda:

1. Nyeri tenggorok2. Nyeri menelan3. Febris4. Nyeri alih di telinga5. Tonsil membesar & hiperemis,

detritus (+)6. KGB submandibula besar & nyeri

tekan• Terapi: antibiotik spektrum luas,

antipiretik • Komplikasi: OMA, sinusitis, abses

peritonsil, miokarditis, GNA, Obstructive Sleep Apnoe Syndrome (OSAS)

Tonsilitis akut

Tonsilitis membranosa

Tonsilitis difteri•Etiologi: Coryne bacterium diphteriae•Biasanya menginfeksi sal.napas atas, dan

tergantung dari titer antitoksin •Terapi: •Isolasi pasien•Anti Difteri Serum •Antibiotik : penisilin atau eritromisin •Kortikosteroid•antipiretik

Umum Lokal eksotoksin

Subfebris Tonsil membesar Miokarditis

Nyeri kepala Ditutupi bercak putih kotor membentuk membran semu yang semakin meluas

Kelumpuhan otot palatum & pernapasan

Lemah letih lesu Mudah berdarah

Nyeri menelan KGB leher membengkak (bull’s neck) albuminuria

Tonsilitis septik • Etiologi: Streptokokus hemolitikus pada susu sapi

Angina Plaut Vincent

• Etiologi: bakteri spirochaeta/triponema pada orang yg hygine mulut buruk dan defisiensi Vit.C

• Gejala & tanda:• Demam tinggi

• Nyeri mulut

• Gang.pencernaan

• Hipersalivasi

• Gigi & gusi mudah berdarah

• Mukosa mulut & faring hiperemis

• Membran putih di uvula, dinding faring

• Foeter ex ore

• KGB submandibula membesar

• Terapi : antibiotik spektrum kuas, perbaiki hygine mulut, Vit.C & Vit. B kompleks

Penyakit kelainan darah

Leukimia akut

•Epistaksis•Perdarahan di mukosa mulut, gusi dan bawah kulit•Tonsil bengkak tertutup membran semu•Nyeri hebat di tenggorok

Angina agranulositosis

•Akibat keracunan obat amidopirin, sulfa, arsen•Ulkus di mukosa mulut & faring•Gejala radang di sekitar ulkus

Mononukleosis

•Tonsilo faringitis ulsero membranosa bilateral•Membran mudah diangkat•Pembesaran KGB•Leukosit mononukleus jumlah besar•Reaksi Paul Bunnel

Tonsilitis kronik

• Rangsangan menahun dari rokok, makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

• Gejala:• Tonsil membesar

• Permukaan tidak rata

• Kripti melebar terisi detritus

• Rasa mengganjal ditenggorok

• Rasa kering di tenggorok

• Napas berbau

• Terapi: lokal perbaiki higiene mulut, pertimbangkan tonsilektomi

Komplikasi tonsilitis kronis

• Rhinitis kronik

• Sinusitis atau otitis media secara perkontinuitatum

• Hematogen & limfogen :

• Endokarditis, artritis, miositis, nefritis, uveitis, dermatitis, pruritus, urtikaria dan furunkulosis

Tonsilitis kronik

Indikasi tonsilektomi pada tonsilitis kronis

• Serangan tonsilitis lebih dari 3x dalam setahun walaupun telah dapat terapi adekuat

• Hipertrofi tonsil menimbulkan maloklusi gigi dan gang.pertumbuhan orofasial

• Sumbatan jalan napas, gang.menelan, gang.bicara, sleep apnea, cor pulmonal

• Napas bau

• Hipertrofi tonsil curiga keganasan

- Umumnya merupakan lanjutan dr rhinofaringitis (common cold)

- Etiologi :

Virus ( virus influenza, adenovirus)

Bakteri ( Corynebacterium diphtheri, Streptococcus dll)

- Diphtheri selalu dicurigai pada laringitis terutama bila dijumpai

pseudomembran.

- Gejala dan tanda :

- demam , malaise

- suara serak sampai aphonia

- nyeri ketika menelan dan bicara

- batuk kering, bisa berdahak kental

Laringitis akut

Pemeriksaan :

• Mukosa laring hiperemis,oedem supraglotis dan subglotis

• Dapat dilakukan kultur dari throat swab

Terapi :

- Istirahat suara (voice rest)

- Hindari iritasi asap, makanan pedas, minum es

- Menghirup udara lembab

- Obat batuk

- Antibiotika

- tracheostomi / endotracheal tube bila ada sumbatan jalan nafas / laring.

- Adalah suatu penyakit infeksi akut yg dpt mengenai sebagian atau seluruh

bagian saluran nafas atas.

- biasa terjadi pd anak anak usia >6thn tetapi dpt juga pd dewasa.

- Etiologi : - disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae

- ditularkan melalui droplet

- dapat terjadi bentuk ringan pd anak anak yg telah mendapat

immunisasi.

- Patologi :- infeksi dapat terjadi pd hidung, faring, laring -→ menyebabkan

epitel nekrose.

- didapati pseudomembran mulai dari hidung sp trachea

- membran ini mengandung fibrin, epitel nekrose, bakteri & fagosit

- exotoksin dari bakteri dapat menyerang otot jantung dan syaraf

perifer.

- dapat terjadi sumbatan jalan nafas dan gagal jantung → fatal

Laringitis akut difteri

- Gambaran klinik :

- masa inkubasi : 1-7 hari

- rasa sakit ditenggorokan yang ringan, malaise, demam ringan dan tachicardia ringan.

- membran putih kotor pd tonsil, dinding faring, laring

- bila kena laring → suara serak, batuk, stridor → tanda2 sumbatan jalan nafas

- membran keabu2an, melekat, kalau dilepas → berdarah

- servical lymphe node teraba → bull necked

- Diagnosis :

- membran → mikroskopis → organisme (+)

- kultur

Laringitis akut difteri

Therapy :

- Paling baik diberi Profilaksis

- Semua anak diberi immunisasi, booster sp usia

10 tahun.

- Antitoxin 20.000 – 100.000 unit

- Penicillin selama 10 hari

- Kalau ada tanda tanda sumbatan jalan nafas →

tracheostomy

Laringitis akut difteri

-Etiologi : - Sinusitis kronis —> united airway disease

- Refluks cairan lambung

- bronkitis kronis —> batuk kronis

- asap, debu, pemakaian suara yg berlebihan (vocal abuse)

- rokok

-Gejala : - suara serak menetap (disfonia),

- perubahan frequensi dasar suara

- laringitis akut yang serangannya berulang.

- rasa tersangkut ditenggorokan (globus faringeus)

- sering bendeham —> dahak kental

- pd pemeriksaan : mukosa hiperemis dan menebal tdk rata.

-Therapy : -istirahat suara (vocal rest)

- pengobatan thdp yg menjadi penyebab

- antibiotik, steroid short -term

Laringitis kronis

Vocal hygiene

1. Internal hydration dengan sering minum air putih

2. Eksternal hydration —> air humidifier, jaga

kelembaban ruangan, kurangi penggunaan AC

3. HIndari vocal abuse —> berdeham, batuk,

berbisik, berteriak

4. HIndari Banyak berbicara di lingkungan

ramai/bising

5. Cegah reflux cairan lambung —> PPI, diet LPR

6. Stop merokok dan alkohol