Post on 13-Jun-2015
description
Penyakit 2 Hati yang
berbahaya
sakit yang tidak dirasakan oleh yang
mengidapnya
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 2
Macam 2 Hati pada Manusia
1. sifat hasud (dengki atau iri hati)
2. Tamak
3. takabur (sombong)
4. ghadlab (marah)
5. riya‟ (sikap pamer)
6. ujub (bangga diri)
7. syirik (menyekutukan Allah).
Pertama sifat hasud (dengki atau iri
hati)
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 3
sifat hasud (dengki/iri hati)
Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah dengki karena
dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan
sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu
bakar.” (Abu Daud).
Hasad ( dengki ) itu apa ?
• Dengki ( iri hati ) adalah salah satu dari penyakit hati yg paling berbahaya
dan ia menghasilkan kejahatan seperti kemunafikan, mengumpat, mengugut, menyeksa dan berbagai lagi dosa besar.
• Hasad yang ada di dalam hati itu menyebabkan si pendengki menjadi buta kepada kemuliaan yg dimiliki oleh orang yg didengki dan menyebabkan beliau sentiasa tidaka gembira dg kurniaan Allah kepada yg didengki .
• . Hampir semua sebab wujudnya perasaan hasad, adalah kerana adanya sifat rendah diri dan serba kekurangan. Apabila seseorang itu melihat orang lain sebagai lebih sempurna dari dirinya, maka sifat kekurangan akan menguasai dirinya, yang jika ditambah dengan beberapa faktor lahir dan dalaman, akan menyebabkan wujudnya perasaan cemburu di dalam hatinya.
• hasad dengki yang sering berdampak pada diri seseorang dan kadang kala ia wujud tanpa disedari. Hasad adalah sikap benci dan tidak senang terhadap apa saja kebaikan terhadap orang yang tidak disukainya.
Firman Allah
• Atau patutkah mereka dengki kepada manusia (Nabi Muhammad dan umatnya) disebabkan nikmat (pangkat Nabi dan Agama Islam) yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka dari limpah kurniaNya?(Qur‟an, 4:54)
• "Kebanyakan orang2 ahli Kitab menginginkan supaya mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, disebabkan karena kedengkian (hasad) yang ada dalam jiwa mereka." (Al Baqarah : 109)
• "Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karenanya." (Ali Imran : 120)
Rasulullah saw. bersabda
• “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan(menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud).
• Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yg dirugikan bukanlah orang yg didengki, melainkan si pendengki itu sendiri.
• Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab „Aunul Ma‟bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya.
Dengki (hasad), kata Imam Al-
Ghazali • adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah
kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.
• Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, popularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut.
• Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Kullu dzi ni‟matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).
Bencana Hasad
• Tiada sesuatu yang lebih jahat daripada hasud (iri hati), sebab penghasud itu akan terkena lima bencana sebelum terkena apa-apa yang dihasud iaitu:
• 1. Risau hati yang tak putus-putus 2. Bala yang tidak berpahala 3. Tercela yang tidak baik 4. Dimurka Allah s.w.t. 5. Tertutup padanya pintu taufiq
• Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Ingatlah bahawa nikmat-nikmat Allah s.w.t. ada musuhnya." "Siapakah musuh-musuh nikmat Allah s.w.t. itu, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ialah mereka yang hasud terhadap nikmat kurniaan Allah s.w.t. yang diberikan kepada manusia."
Kata Ibnu Sirin: "Saya tidak pernah mendengki kepada
seorangpun dalam urusan dunia, sebab jika dia penduduk
Surga, maka bagaimana aku menghasudnya dalam urusan
dunia sedangkan dia berjalan menuju Surga. Dan jika dia
penduduk Neraka, bagaimana aku menghasud dalam urusan
dunianya sementara dia sedang berjalan menuju ke Neraka."
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 11
Kedua Sifat Tamak
Tamak
Tamak( Rakus ) itu apa ?
• Tamak atau rakus adalah suatu sikap untuk menguasai dan memiliki
sesuatu (harta) yg se-banyak2nya sehingga tidak rela jika orang lain yg
mendapatkan atau memilikinya. Orang tamak tidak pernah puas dg
berapapun harta yg ia punya dan selalu iri hati jika orang lain bertambah
rezeki. Baginya harta adalah tujuan akhir da se-gala2nya dlm hidup.
• Umar Ibn Al Khatabberkata, orang yg tamak tak pernah kaya, miskin selalu
• Dalam pengertian ini, orang yang tamak selalu mengharap pemberian
orang lain. Sikap seperti ini tentu hina dan tercela. Karena , selain
menimbulkanketergantungan pada makhluk, tamak juga bertentangan
dengan akidah tauhid yang menghendaki agar manusia menyandarkan cita
dan harapanya hanya kepada Allah SWT
semata.
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 13
Obat dari penyakit tamak
• Sifat Tamak- Obatnya adalah kita tidak boleh menaruh harapan untuk
mengambil sesuatu daripada tangan orang lain, tetapi wajiblah kita
menaruh harapan kepada Allah SWT dengan sesuatu yang kita harapkan
dan mengambilnya daripada Tangan Allah SWT , sesungguhnya Allah
SWT telah berfirman ” Sesiapa bertawakkal kepada Allah SWT , maka
Allah SWT akan memberi kepada mereka jalan keluar dari segala
kesempitan dan Allah SWT akan memberi rezeki kepadanya dari arah
yang tidak disangka-sangka “.
• Menumbuhkan sifat Qona‟ah artinya menerima segala pemberian atau apa
yang sudah ditetapkan Allah diterima apa adanya, dan bersyukur serta
bersabar. Namun bukan berarti orang yang memiliki sifat qona‟ah lantas
pasrah dan bermalas-malasan, kemudian tidak mau mencari atau
memperbaiki kehidupannya untuk menjadi lebih baik.
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 14
Ketiga Sifat Takabur (Sombong)
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 15
Kesombongan
Rasulullah SAW bersabda, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
Apa itu sombong • Rasulullah SAW bersabda, “Sombong adalah menolak
kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
• Sifat sombong (al-kibr) dan menyombongkan diri (al-takabbur) merupakan penyakit hati yg sangat berbahaya. Kesombongan, menurut Ghazali, bermula dari kekaguman seseorang kepada diri sendiri (al-`ujb), lalu memandang rendah orang lain. Sifat sombong merupakan sikap batin yg terejawantahkan dlm perbuatan dan tindakan yg cenderung destruktif dan diskriminatif.
• Penyakit yang satu ini, menurut Ghazali, patut diwaspadai, karena tak hanya menyerang manusia secara umum, tetapi justru lebih banyak menyerang orang2 pandai, para pakar, termasuk para ulama, kecuali sedikit orang dari mereka yg mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT.
Apa itu sombong
• Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. Dia memandang orang lain hina, rendah dan lain sebagainya.
• Inilah yang membedakan takabbur dari sifat „ujub (membanggakan diri, silau dengan diri sendiri). Sifat „ujub, hanya membanggakan diri tanpa meremehkan orang. Sedangkan takabbur, disamping membanggakan diri juga meremehkan orang.
SEBAB2 KESOMBONGAN
• 1- „Ujub (Membanggakan Diri)
Ketahuilah wahai hamba yang ber-tawadhu‟ –semoga Allah lebih
meninggikan derajat bagimu-, bahwa manusia tidak akan takabbur
kepada orang lain sampai dia terlebih dahulu merasa „ujub
(membanggakan diri) terhadap dirinya, dan dia memandang dirinya
memiliki kelebihan dari orang lain. Maka dari „ujub ini muncul
kesombongan. Dan „ujub merupakan perkara yang membinasakan
sabda Nabi SAW :
• “Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang
ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan „ujub seseorang terhadap dirinya.”
[Silsilah Shahihah, no. 1802]
SEBAB2 KESOMBONGAN
• 2- Merendahkan Orang Lain.
Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yKesombongan ini
muncul sebagai akibat merasa dirinya paling terhormat, lebih baik
dan melecehkan orang lain sehingga tidak mau patuh kepada
mereka, meremehkan mereka dan tidak mau sejajar dengan
mereka. Sifat ini tidak layak dimiliki manusia, karena yang berhak
memiliki sifat ini adalah Allah SWT
• tidak meremehkan manusia, tidak akan takabbur terhadap mereka.
Sedangkan meremehkan seseorang yang dimuliakan Allah dengan
keimanan sudah cukup untuk menjadikan sebuah dosa.
SEBAB2 KESOMBONGAN
• 3- Suka Menonjolkan Diri (Taraffu). Ketahuilah wahai hamba yg tunduk kpd Allah SWT , bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari sini muncul kesombongan.
• “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin ketinggian (menyombongkan diri ) dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [Al-Qashash/28: 83]
SEBAB2 KESOMBONGAN
• 4- Mengikuti Hawa Nafsu.
Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa kesombongan itu muncul
dari sebab mengikuti hawa nafsu, karena memang hawa nafsu itu
mengajak menuju ketinggian dan kemuliaan di muka bumi. Allah
Ta‟ala berfirman,
• “Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu
(pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu
menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu
dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” [Al-
Baqarah/2: 87]
BAHAYA KESOMBONGAN
• 1- Dosa Pertama Yang Dengannya Allah Azza Wa Jalla Dimaksiati.
Kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan Iblis laknatullah dalam
bermaksiat kepada Allah Azza wa jalla. Kesombongan itu menyeret Iblis
untuk menjadikan takdir sebagai alasan terus-menerus sombong.
• “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, „Sujudlah
kamu kepada Adam!,‟ Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” [Al-
Baqarah/2: 34]
BAHAYA KESOMBONGAN
• 2- Kesombongan Merupakan Kawan Syirik Dan Penyebabnya.
Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla menggabungkan antara
kekafiran dengan kesombongan :
• “Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia
menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.”
[Shaad/38: 73-74]
• ” (Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku
kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri
dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir.” [Az-Zumar/39: 59]
BAHAYA
KESOMBONGAN
• 3- Orang-Orang Yang Sombong Tempat Kembalinya Adalah Neraka. Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjadikan neraka sebagai rumah bagi orang-orang yang sombong.
• “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” [Az-Zumar/39: 72]
• “Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta, orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan terkalahkan.” [Hadits Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499]
BAHAYA
KESOMBONGAN • 3- Orang-Orang Yang Sombong Tempat Kembalinya Adalah Neraka.
“Pada hari kiamat orang2 yg sombong akan digiring dan dikumpulkan
seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi
mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara
di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas
akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk
neraka, yaitu thinatul khabal (lumpur kebinasaan).” [Hadits Hasan.
Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no.
2492; Ahmad, 2/179; dan Nu‟aim bin Hammad di dalam Zawaid Az-
Zuhd, no. 151]
BAHAYA KESOMBONGAN
• 4- Kesombongan Merupakan Tirai Penghalang Masuk Surga. Oleh karena itu, Allah mengusir Iblis dari surga, Dia Azza wa Jalla berfirman,
• “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya!” [Al-A‟râf/7: 13]
• Kesombongan itu menjadi tirai penghalang masuk surga karena menghalangi seorang hamba dari akhlaq orang-orang beriman. Orang sombong tidak menyukai untuk kaum mukminin kebaikan yang dia sukai untuk dirinya. Dia tidak mampu bersikap rendah hati dan meninggalkan hasad, dendam, dan marah. Dia juga tidak mampu manahan murka, dia tidak menerima nasehat, dan tidak selamat dari sifat merendahkan dan menggibah manusia. Tidak ada sifat yang tercela kecuali dia memilikinya
BAHAYA
KESOMBONGAN
• 5- Allah Tidak Mencintai Orang-Orang Yang Sombong
• “Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka
mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah
orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa
yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong.” [An-Nahl/16: 22-23]
BAHAYA KESOMBONGAN
• 7- Kesombongan Merupakan Sebab Berpaling Dari Ayat-Ayat
Allah.
Yang demikian itu karena orang yang sombong tidak bisa melihat
ayat-ayat Allah yang menjelaskan dan berbicara dengan dalil-dalil
yang pasti. Juga karena kesombongan itu menutupi kedua
matanya, sehingga dia tidak melihat kecuali dirinya.
• “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya
di muka bumi.” [Al-A‟raaf/7: 146]
BAHAYA
KESOMBONGAN • 8- Kesombongan Merupakan Dosa Terbesar.
Kesombongan memiliki berbagai bahaya seperti ini; maka tidak heran
jika ia merupa kan dosa terbesar.Nabi SAW bersabda :
• “Jika kamu tidak berbuat dosa, sungguh aku mengkhawatirkan kamu
pada perkara yang lebih besar dari itu, yaitu „ujub, „ujub (kagum
terhadap diri sendiri).” [Hadist Hasan Lighairihi, sebagaimana di
dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 658, karya Syaikh Al-
Albani]
Islam Melarang dan Mencela
Sikap Sombong
• “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
• “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan
diri.” (QS. An Nahl: 23)
• “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua
adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan
takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
“Tidak akan masuk surga seseorang yg di dlm
hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yg bertanya,
“Bagaimana dg seorang yg suka memakai baju dan sandal yang bagus?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR.
Muslim 19)
Ke Empat sifat ghadlab (marah)
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 33
Marah
Jangan marah!" begitu sabda Rasulullah SAW
dalam sebuah hadits
Rasulullah saw bersabda
• RASULULLAH dalam satu hadis diriwayatkan Abu Hurairah: “Bahawa seorang
lelaki datang kepada Nabi Muhammad lalu berkata: „Berwasiatlah kepadaku ya
Rasulullah‟. Lalu baginda bersabda: „Jangan engkau marah‟. Baginda
mengulanginya tiga kali.”
• Menurut Imam al-Ghazali, sikap marah ialah nyalaan api yang bersumber daripada
api Allah SWT yang menyala dan menjulang tinggi sampai naik ke hati.
• Saidina Ali terbabit dalam satu peperangan di mana beliau hampir hendak
memenggal leher musuhnya dan tiba-tiba musuhnya meludah mukanya.
Lalu Saidina Ali tidak jadi memenggal lehernya. Maka musuhnya berasa pelik lalu
bertanya Saidina Ali mengapa tidak jadi membunuhnya. Maka Saidina Ali
menjawab: “Aku takut bahawa aku membunuhmu bukan kerana Allah SWT tetapi
kerana marah kepada kamu kerana kamu meludahku.” Hebatnya Saidina Ali masih
lagi menggunakan pertimbangan akal dan syariat walaupun ketika marah. 2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 35
Jagan Marah
• Jangan marah, kecuali karena Allah SWT. Menurut Syekh Sayyid Nada,
marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan mendapatkan
amal. Misalnya, marah ketika menyaksikan perbuatan haram merajalela.
Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan
contoh marah karena Allah
• "Seorang Muslim hendaknya menjauhi kemarahan karena urusan dunia
yang tak mendatangkan pahala", tutur Syekh Sayyid Nada. Rasulullah
SAW, kata dia, tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah
SWT. Nabi SAW pun tak pernah dendam, kecuali karena Allah SWT.
• berlemah lembut dan tak marah karena urusan dunia. Syekh Sayyid Nada
mengungkapkan, sesungguhnya semua kemarahan itu buruk, kecuali
karena Allah SWT. Ia mengingatkan, kemarahan kerap berujung dengan
pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam
dosa besar dan bisa pula memutuskan silaturrahim.
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 36
Cara mengatasi marah
• Ketika kemarahan tengah memuncak, hendaknya segera menahan dan
meredamnya untuk tindakan keji. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka
Allah akan memanggilnya di hadapan segenap makhluk. Setelah itu, Allah
menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa
yang ia kehendaki." (HR Ahmad).
• Berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi SAW bersabda, "Jika
seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzubillah (aku berlindung
kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya." (HR Ibu 'Adi dalam
al-Kaamil).
• Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan
menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia
diam." (HR Ahmad).
• Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika
berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga,
maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 37
• Berwudhu atau mandi. Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api
setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat
syaraf. "Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya, apalagi mengunakan
air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah," tuturnya
• Memeberi maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya
memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT
memuji para hamba-Nya "... dan jika mereka marah mereka memberi
maaf." (QS Asy-Syuura:37).
• Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lembut, santun, dan
pemaaf kepada orang yang bersalah. "... dan ia tak membalas kejahatan
dengan kejahatan, namun ia memaafkan dan memberikan ampunan... "
begitu sifat Rasulullah SAW
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 38
Cara mengatasi marah
Orang yang paling kuat adalah
orang yang dapat menahan
kemarahannya 2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 39
Ke Lima Sifat Riya‟ (sikap pamer)
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 40
Riya‟ (Syirik Kecil)
beribadah kepada Allah dengan niat agar dilihat orang
Firman Allah
• “Sesungguhnya orang-orang munafik hendak menipu Allah, tetapi Dia-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya‟ di hadapan manusia. Dan mereka tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit.” [An-Nisa: 142]
• “Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya‟, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan syaithan sebagai temannya, maka ketahuilah dia teman yang sangat jahat.” [An-Nisa: 38]
• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
Rasulullah saw bersabda
• “Wahai sekalian manusia, takutlah kalian dari syirik ini (riya‟), karena sesungguhnya dia lebih tersembunyi dari langkahnya semut.” [HR. Ahmad 32/384, At-Thabrani dalam Al-Awsath 3479] [1]
• “Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para Shahabat mengatakan: “Wahai Rasulullah apa itu syirik kecil?” Beliau mengatakan: Riya‟.” [HR. Ahmad 39/39] [2]
Pengertian Riya
• Riya' adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya.
• Para Ulama telah menegaskan bahwa syirik kecil dapat menggugurkan amalan shalih yang seseorang berlaku riya‟ padanya, dan syirik kecil ini menjadi wasilah (perantara) yang dapat mengantarkan pelakunya kepada perbuatan syirik besar.
• Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya itu sebagai orang yang malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya. Namun ketika ada budak sang raja hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak-budak tersebut..
• Jika penyakit ini menjangkit pada hati seseorang maka ia akan merusakkan keikhlasan niat serta menjadi penghalang besar hubungan antara hamba dengan Rabb-nya.
Tanda riya tiga tanda
• "Orang yang riya berciri tiga, yakni
apabila di hadapan orang dia giat tapi
bila sendirian dia malas, dan selalu ingin
mendapat pujian dalam segala urusan.
Sedangkan orang munafik ada tiga tanda
yakni apabila berbicara bohong, bila
berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati
dia berkhianat." (HR. Ibnu Babawih).
1. Malas beramal jika berada seorang
diri
• malas beramal ketika sendirian jauh dari pandangan manusia.
• Malas bangun malam untuk shalat tahajjud. Padahal di sepertiga malam terakhir, Allah swt turun ke langit dunia untuk mengabulkan permohonan hamba-Nya dan memberi ampunan bagi yang meminta kepada-Nya.
• Hari-hari teramat sepi dari tilawah al Qur‟an. Shalat Dhuha sering terlewatkan. Lidah pun kering dari do‟a dan zikir.
• Enggan berinfaq jika tidak diumumkan kepada khalayak ramai. Puasa sunnah dilakukan, jika ada buka puasa bersama dan seterusnya.
2. Bersemangat beramal kalau dilihat
manusia • Jika kita mengimami shalat bagi masyarakat, kita membaca surat-surat
yang panjang, ruku dan sujudnya pun dibuat sedemikian khusyu‟. Tapi jika shalat di rumah, hanya sekadar menggugurkan kewajiban. Tiada khusyu‟ dan tuma‟ninah di sana.
• Kita terdepan dalam berinfaq untuk kepentingan masjid, jika daftar para donator diumumkan kepada jama‟ah. Tapi infaq secara rahasia, sangat berat untuk kita lakukan. Ketika berada di masjid dan dilihat banyak orang, kita sering tilawah al Qur‟an dan membaca kitab hadits dan yang lainnya. Padahal ketika berada di rumah, kita sibuk menyaksikan acara sinetron, grand final Indonesian Idol, Silet, seputar Seleb, dan acara-acara yang mengumbar aurat.
• Ketika berada di kerumunan manusia, kita dikenal santun, menjaga pandangan, berakhlak terpuji dan yang senada dengan itu. Tapi ketika berada di depan layar internet, mata tak berkedip melihat foto dan video serta cerita-cerita yang tidak senonoh dan seterusnya. Wal „iyadzu billah.
3. Beramal bila dipuji berkurang jika
dicela orang • amalan yang kita ukir, orientasinya adalah meraih pujian,
sanjungan dan iming-iming duniawi. Kita mengharap wajah lain selain wajah-Nya. Mendamba pujian lain selain pujian-Nya. Mengharap balasan lain selain balasan-Nya.
• Ketika harapan kita terwujud, banyak yang membicarakan kebaikan kita. Tidak sedikit yang memuji keshalihan pribadi kita. Maka pada saat itu semangat kita beramal dan beribadah memuncak.
• Namun ketika tiada orang yang memuji kita. Tidak ada respek dengan amal shalih kita. Yang kita dapatkan justru celaan, pandangan sinis dan yang senada dengan itu. Maka pada saat itu, kita lemas dan lunglai. Semangat beramal dan beribadah melemah dan bahkan mati sama sekali.
Mengobati Penyakit Riya‟
• Setiap penyakit pasti ada obatnya sebagai
seorang mukmin harus meyakini hanya
Allah penyembuh penyakit tersebut .
• Para Ulama memberi cara untuk
penyebuhannya .
1. Berdoa kepada Allah ta‟ala
• “Ya Allah, sesungguhnya kami
berlindung kepada-Mu dari
menyekutukan-Mu dengan sesuatupun
sedangkan kami mengetahuinya. Dan
kami memohon ampun kepada-Mu dari
perbuatan syirik yang kami tidak
mengetahuinya.” [HR. Ahmad 32/384,
At-Thabrani dalam Al-Awsath 3479]
2. Mengupayakan ikhlas dalam
beramal untuk Allah ta‟ala
• “Dan tidaklah mereka diperintah, melainkan agar mereka beribadah kepada Allah dengan niat yang ikhlas dalam menjalankan agama dan bersikap condong kepada tauhid.” [Al-Bayyinah: 5]
• “Sesungguhnya nilai setiap amalan itu tergantung niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya tersebut dinilai karena Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang niat hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” [Muttafaqun 'alaih, Al-Bukhari 1 dan Muslim 1907]
3. Menyembunyikan diri dalam
beramal kebaikan
• “Jika kamu menampakkan shadaqah-shadaqahmu maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian dari kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.” [Al-Baqarah: 271
• “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Al-Qur‟an dan menegakkan shalat dan menginfakkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” [Fathir: 29]
• “Tujuh golongan kelak Allah akan naungi pada hari dimana tidak ada naungan melainkan hanya naungan-Nya……….seseorang yang bershadaqah dan dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya …” [HR. Muslim 1031]
Syaikh „Utsaimin rahimahullah
menerangkan
• “Ketahuilah, bahwa syaithan terkadang datang kepadamu ketika hendak beramal shalih, dan dia berkata: “Engkau beramal seperti ini hanyalah untuk bermaksud riya‟!”, maka seketika itu engkau menganggap niatmu itu sia-sia dan melemahkan semangatmu dalam beramal. Tentunya dalam kondisi seperti ini janganlah engkau terkecoh dengan bisikan syaithan, dan janganlah engkau mentaatinya, akan tetapi tetaplah engkau beramal (dengan mengabaikan bisikan tersebut).
• Dan jika seandainya syaithan bertanya kepadamu: “Apakah engkau sekarang ini beramal shalih dengan maksud riya‟ atau sum‟ah (ingin didengar)?” maka jawablah: “Tidak!”. Karena yang demikian itu adalah was-was dari syaithan yang dia masukkan ke dalam hatimu, maka janganlah engkau terkecoh dengannya.”
Agar terhindar dari riya, kita harus
meniatkan segala amal kita untuk
Allah ta‟ala (Lillahi ta‟ala).
2/2/2013
Sumber dari beberapa situs internet Untuk menyebar kan kebaikan
54
UJUB ( bangga diri )
penyakit Hati
Orang yang terkena penyakit ujub akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan mengang-
gapnya bagai angin lalu
Apa itu Ujub
• Ujub sebagai berikut: "Yaitu menganggap hanya amalanmu saja yang banyak dan memandang remeh amalan orang lain."
• Barangkali gejala paling dominan yang tampak pada orang yang terkena penyakit ujub adalah sikap suka melanggar hak dan menyepelekan orang lain. "Yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri hingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan boleh jadi saudaranya itu lebih wara' dari perkara haram dan lebih suci jiwanya ketimbang dirinya!"
Rasulullah saw bersabda
• "Orang yang jahat akan melihat dosa- dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah kaki gunung yang siap menimpanya." (HR. Al- Bukhari)
• hadits qudsi disebutkan bahwa seorang lelaki berkata: "ALLAH tidak akan mengampuni si Fulan! Maka ALLAH pun berkata: "Siapakah yang lancang bersumpah atas nama-KU bahwa AKU tidak mengampuni Fulan?! Sungguh AKU telah mengampuninya dan menghapus amalan- mu!" (HR. Muslim)
Ke Enam sifat syirik
(menyekutukan Allah).
2/2/2013 Template copyright 2005 www.brainybetty.com 58
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An Nisa‟: 48)
Apa syirik itu ?
• Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
• Syirik adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah, uluhiyah, dan asma‟ dan sifat.
Bentuk2 Syirik
di bagi Tiga bagian
• 1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah
• 2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah
• 3) Syirik Di Dalam Al Asma‟ wa Ash Shifat
• Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah Subhanahuwa Ta‟ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja
• “Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)
1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah
o
Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb
mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat,
zakat, shaum, haji, sujud, ruku‟, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut), raja‟
(berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari
sesuatu), khusu‟, khasyah, isti‟adzah (berlindung), istighatsah (meratap),
penyembelihan, nadzar, sabar dan lain lain dari berbagai macam ibadah
yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya
“Ibadah itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang
dicintai Allah dan diridhai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun
perbuatan, baik dhahir maupun yang bathin.”
Penjelasannya :
• Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang2 yg sebelummu, agar kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )
• “Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 73-74)
• Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
• Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta.
2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah
Penjelasanya :
• Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut : 61)
• Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
Penjelasannya :
• Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya.
• Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
Siasat Iblis menyesatkan manusia
• "Iblis jika ia dapat melumpuhkan bani Adam dengan salah satu dari tiga perkara ini: ujub terhadap diri sendiri, menganggap amalnya sudah banyak dan lupa terhadap dosa-dosanya.
• Dia berkata: "Saya tidak akan mencari cara lain." Semua perkara di atas adalah sumber kebinasaan. Berapa banyak lentera yang padam karena tiupan angin? Berapa banyak ibadah yang rusak karena penyakit ujub?