Post on 10-Nov-2020
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TAAT,
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA
MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XI SEMESTER I
SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH
DYAH PUTRI PERMATA SARI
111-14-138
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TAAT,
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA
MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XI SEMESTER I
SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
DYAH PUTRI PERMATA SARI
NIM: 111-14-138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
م د م م م م ن
“Barangsiapa bersungguh-sungguh maka dia akan
mendapatkan apa yang diusahakan”
(Mahfudzhot)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tersayang, Bapak S. Zawawi dan Ibu Marchati Solichah
yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil terhadapku
serta selalu memberikan doa, kasih sayang, bimbingan, nasihat dan motivasi
di dalam hidupku.
2. Kakak- kakak tersayang serta seluruh keluarga besar,terimakasih atas
motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar
sarjana ini tercapai.
3. Keluarga besar KMW di Salatiga.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendampingi, membantu,
menyemangatiku, dan teman berbagi ketika susah dan senang.
5. Teman-teman PPL SMK PGRI 2 Salatiga, kak Asna, kak Ainun, kak Putri,
kak Fitreeya, kak Umi, kak Desi, kak Ainy, mbak Ana, mas Ali, dan mas
Miftah.
6. Teman-teman KKN Desa Garon posko 107 yang sudah banyak memberikan
pengalaman hidup untuk saya. Mbak Dedew, Mbak Rana, Mbak Widia,
Mbak Vela, Dedek Bibin, Mas Willyar, Mas Maksum dan Mas Prasetyo.
7. Teman-teman seperjuangankuPAI angkatan 2014 yang tidak bisa saya sebut
satu persatu.
viii
8. Mas Muhammad Aditya Muslim, terimakasih atas dukungan dan
motivasidalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kak Khotijatul Asna, S.Pd, terima kasih atas dukungan, bantuan dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi
beserta isinya yang telah memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Materi Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Menggunakan
Strategi Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XI Semester ISMK
PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung
Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa‟atnya di
yaumul akhir.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunyauntuk
penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
x
5. Kedua orangtuaku, beserta segenap keluarga besar atas segala do‟a, perhatian
dan curahan kasih sayangnya yang tidak bisa penulis sebutkan dalam untaian
kata-kata.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Bapak Heriyanta, S.Pd selaku Kepala SMK PGRI 2 Salatiga dan bapak
Ismadi, S.Ag. selaku Guru Mata Pelajaran PAI yang telah memberikan izin
penelitian dan telah membimbing dan mengarahkan pada saat melaksanakan
penelitian.
8. Keluarga besar seperjuangan PAI IAIN Salatiga angkatan 2014.
10. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendampingi, membantu,
menyemangati, dan sebagai teman berbagi ketika susah dan senang, kak
Asna, kak Ainun, kak Putri, Mira, dll.
9. Seluruh pihak yang sudah mendukung dan memberikan semangat yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
Harapan dan do‟a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima
Allah SWT. serta mendapat balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.
Penulis sepenuhnya menyadari sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis.Oleh karena itu
xi
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi sempurnanya skripsi ini.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada
umumnya.Aamiin.
Salatiga, 12 September 2018
Dyah Putri Permata Sari
NIM: 111-14-138
xii
ABSTRAK
Sari, Dyah Putri Permata. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Taat, Kompetisi Dalam
Kebaikan Dan Etos Kerja Menggunakan Strategi Student Facilitator
And Explaining Pada Siswa Kelas XI Semester I SMK PGRI 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.Skripsi. Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur
Hasanah, M.Pd.
Kata kunci :Hasil Belajar PAI, Student Facilitator And Explaining
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI dengan menggunakan strategi Student Facilitator And
Explainingpada siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga tahun pelajaran
2018/2019. Subyek peneliti sebanyak 26 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki
dan 22 siswa perempuan.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21
Agustus 2018 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Motode pengumpulan data yang
digunakan yaitu tes tertulis dan dokumentasi.Analisis data pada penelitian
ini yaitu dengan membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan
ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada
setiap siklusnya.
Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti
berikut : KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 75, sebelum
menggunakan strategi Student Facilitator And Explaining, hanya ada
38,46% (10 siswa) yang tuntas, sedangkan 61,53% (16 siswa) belum
memenuhi KKM atau belum tuntas. Penggunaan strategi Student Facilitator
And Explaining dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XIpada siklus I diperoleh data
sebesar 57,69% (15 siswa) tuntas dan 42,30% (11 siswa) yang belum
tuntas, sehingga dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 19,23%.
Setelah itu dilakukan refleksi siklus I, dalam penelitian ini terjadi
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 100% (26
siswa) tuntas dan 0% (0 siswa) belum memenuhi KKM. Dengan demikian
dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar
42,31%. Presentase Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus II ini mencapai
100% dengan nilai rata-rata 97,46. Dengan kata lain sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu presentase Kriteria Ketuntasan
Klasikal sebesar 85% dengan standar KKM 75.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERYATAAN.................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................vii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix
ABSTRAK ............................................................................................................xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xvi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………..…………………………..…..... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................7
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................8
E. Hipotesis Tindikan dan Indikator Keberhasilan ................................9
F. Definisi Operasional .........................................................................10
G. Metode Penulisan ..............................................................................12
H. Sistematika Penulisan Skripsi ...........................................................23
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ..................................................................................24
1. Hasil Belajar ...........................................................................24
a. Pengertian Hasil Belajar....................................................24
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar........................28
2. Pendidikan Agama Islam………………….....………......… 32
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam………………........32
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam……………………......34
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam……….……...36
3. Materi Perilaku Taat, Berkompetisi Dalam Kebaikan dan Etos
Kerja ......................................................................................39
1. Perilaku Taat.......................................................................39
2. Kompetisi dalam Kebaikan...............................................40
3. Etos Kerja..........................................................................40
4. Strategi Pembelajaran.............................................................41
a. Pengertian Strategi Pembelajaran........................................ 41
b. Jenis- jenis Strategi Pembelajaran....................................44
c. Komponen Strategi Pembelajaran………....……………46
d. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar ProsesPendidikan………..…………....51
5. Strategi Student Facilitator And Explaining……..…....…...57
a. Pengertian Student Facilitator And Explaining…........... 57
b. Langkah-langkah Strategi StudentFacilitator And
Explaining........................................................................58
xv
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi StudentFacilitator And
Explaining….………………………...…………..…….60
B. Kajian Pustaka………………………………….………...……62
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK PGRI 2 Salatiga …………….………66
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………………….....…...….. 78
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................79
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ...................................... 92
B. Pembahasan .............................................................................. 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................105
B. Saran .........................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL
3.1 Data Ruangan Sekolah
3.2 Sarana dan Prasarana Sekolah SMK PGRI 2 Salatiga
3.3 Jumlah Guru dan Karyawan SMK PGRI 2 Salatiga
3.4 Daftar Siswa Kelas XI OTKP
3.5 Rencana Pembelajaran Siklus I
3.6 Lembar Observasi Kinerja Guru
3.7 Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik
3.8 Rencana Pembelajaran Siklus II
4.1 Nilai Ulangan Harian Pra Siklus
4.2 Hasil Evaluasi Pra Siklus
4.3 Nilai Evaluasi Siklus I
4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus I
4.6 Nilai Evaluasi Siklus II
4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II
4.9 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus
xvii
DAFTAR GAMBAR
Hasil Evaluasi Pra Siklus
Hasil Evaluasi Siklus I
Nilai Evaluasi Siklus II
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Foto Dokumentasi Penelitian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Soal Evaluasi Siklus I
Soal Evaluasi Siklus II
Hasil Evaluasi Siklus I
Hasil Evaluasi Siklus II
Hasil Pengamatan Diskusi Siklus I
Hasil Pengamatan Diskusi Siklus II
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Hasil Observasi Siswa Siklus I
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Hasil Observasi Siswa Siklus II
Surat Pembimbing Skripsi
Surat Izin Penelitian
Lembar Konsultasi
Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan.Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan
berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan.Akibat pengaruh itu,
pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di
sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat.Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan,
sehingga dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan
peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar
mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan
hanya sebagai penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu. Karena itu, guru
harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik
sehingga bahan pelajaran yang di sampaikan akan membuat siswa merasa
senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif dan efisien apabila guru
mampu melaksanakan dan mengembangkan berbagai kompetensi.
2
Kompetensi tersebut mulai dari merencanakan dan menyampaikan materi
pembelajaran serta memilih dan menggunakan metode yang
tepat.Berbagai media dan sumber belajar sampai pada pemberian penilaian
atau evaluasi.Seperti dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru
harus pandai memilih metode dan media pembelajaran agar pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menarik oleh siswa.
Seorang guru dituntut untuk bisa memilih dan menggunakan
metode mengajar yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan siswa
sehingga dapat memperlancar terlaksananya proses belajar siswa, dan
siswa berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan baik.
Siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pengajar dalam
interaksi harus saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Tugas guru dalam proses pembelajaran tidak terbatas kepada
penyampaian informasi kepada peserta didik sesuai dengan tuntutan
zaman tetapi juga harus mempunyai kemampuan untuk memahami peserta
didik dengan berbagai keunikan agar mampu membantu mereka dalam
mendorong potensi belajar. (E.Mulyasa, 2006 : 19).
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata
pelajaran yang wajib diambil sebagai syarat menyelesaikan pendidikan
disekolah. Apabila strategi yang digunakan guru dalam menyampaikan
pelajaran tidak sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan maka proses
3
pembelajaran akan menjadi tidak efektif dan hasil yang diharapkan tidak
akan tercapai sebagaimana mestinya.
Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih
mudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi,
dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan
metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Zakiyah Daradjat mengatakan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life, Sehingga
pendidikan adalah kunci terbentuknya sumber daya manusia yang
kompeten dan membangun bangsa.(Zakiyah Daradjat, 2016 : 86).
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Itu berarti berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. (Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono 2004 :125).
Tujuan pendidikan islam adalah membimbing dan membentuk
manusia menjadi hamba Allah yang saleh teguh imannya, taat beribadah
dan berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan gerak dalam kehidupan setiap
orang muslim, mulai dari perbuatan, perkataan, dan tindakan apapun yang
dilakukannya dengan nilai mencari ridha Allah, memenuhi segala
4
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya adalah ibadah. Maka
untuk melaksanakan semua tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi
maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun dengan iman dan akhlak
terpuji.(Moh. Roqib, 2009 : 31).
Tujuan pendidikan Islam akan bisa terealisasi secara maksimal dan
bisa dikatakan berhasil dalam proses pembelajarannya yang berlangsung
dan ditentukan oleh dua hal yang saling berhubungan yaitu dilihat dari
kualitas dan kemampuan guru dalam mengelola kelas serta dalam
menerapkan strategi pembelajarannya. Seiring dengan hal tersebut,
seorang pendidik dituntut sedemikian rupa agar cermat memilih dan
menerapkan metode atau strategi yang tepat untuk digunakan dalam
penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik agar dapat mencapai
tujuan pendidikan. (Armie Arief, 2002 : 109).
Visi Pendidikan Agama di sekolah umum adalah terbentuknya
sosok anak didik yang memiliki karakter watak dan kepribadian dengan
landasan iman dan ketaqwaan serta nilai akhlak atau budi pekerti yang
kokoh dan tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari dan
selanjutnya memberi corak bagi pembentukan watak bangsa. Adapun
diantara misinya yaitu menyelenggarakan Pendidikan Agama di Sekolah
dengan mengintegrasikan aspek pengajaran, pengamalan, serta aspek
pengalaman, bahwa kegiatan belajar mengajar di depan kelas, diikuti
dengan pembiasaan pengamalan ibadah bersama di sekolah, kunjungan
5
dan memperhatikan lingkungan sekitar serta penerapan nilai dan norma
akhlak dalam perilaku sehari-hari. (Abdul Rachman Shaleh, 2000 : 12).
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan.Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2010 : 5).
Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. (Hamruni, 2012 : 2)
Strategi pembelajaran yang dituntut saat ini adalah strategi
pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta didik, dalam suasana
yang demokratis, adil, manusiawi, memberdayakan, menyenangkan,
menggairahkan, menggembirakan, merangsang timbulnya inspirasi,
imajinasi, kreasi, inovasi dan semangat hidup. Menurut Sunhaji, strategi
belajar mengajar adalah usaha nyata guru dalam praktik mengajar yang
dinilai lebih efektif dan efisien, atau politik dan taktik guru yang
dilaksanakan dalam praktik mengajar di kelas. (Sunhaji, 2009 : 1).
Salah satu tujuan penggunaan strategi pembelajaran adalah untuk
meningkatkan kemampuan siswa selama belajar, terutama dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung, semua siswa harus dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu strategi pembelajaran
6
Student Facilitator and Explainingdapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif oleh guru agar hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dapat meningkat.
Strategi Student Facilitator and Explainingadalah salah satu
strategi pembelajaran, bagaimana guru mampu menyajikan atau
mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka
kesempatan untuk menjelaskan kembali kepada teman-temannya. Jadi,
strategi Student Facilitator and Explainingmerupakan rangkaian penyajian
materi ajar yang diawali dengan penjelasan terbuka, memberi kesempatan
siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri
dengan penyampaian semua materi kepada siswa. (Miftahul Huda,
2013:228).
Strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explainingmerupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang
melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok- kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen.
(Trianto, 2007:52).
Menurut Agus Suprijono (2009:128), strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explainingadalah strategi yang melibatkan keaktifan siswa
yang memiliki enam sintaks, yaitu: 1) Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai, 2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi, 3)
memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya,
7
4) Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa, 5) Guru menerangkan
semua materi yang disajikan saat itu, 6) Penutup. Strategi pembelajaran
Student Facilitator and Explainingmerupakan metode pembelajaran
aktif.Hakikatnya pembelajaran aktif untuk mengarahkan potensi peserta
didik terhadap materi yang dipelajarinya.
Hasil studi awal yang penulis lakukan di SMK PGRI 2 Salatiga
pada kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019, bahwa nilai rata-
rata mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dicapai siswa masih
banyak yang dibawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). KKM (kriteria
ketuntasan minimal) yang diterapkan di SMK PGRI 2 Salatiga yaitu 75,
dan nilai rata-rata mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yaitu
masih dibawah nilai 75.Hal itu disebabkan karena masih banyaknya siswa
yang kurang berminat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
berlatar belakang pendidikan sekolah dari sekolahan umum.
Oleh karena itu penulis mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Taat, Kompetisi
Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Menggunakan Strategi Student
Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XI Semester I SMK PGRI 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat ditarik
permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Apakah penerapan strategi
Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan hasil belajar mata
8
pelajaran Pendidikan Agama Islam materi perilaku taat, kompetisi dalam
kebaikan dan etos kerja pada siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana
penerapan strategi Student Facilitator And Explaining dalam
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja pada siswa kelas XI
SMK PGRI 2 Salatiga.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman terhadap
strategi Student Facilitator and Explaining dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai
model pembelajaran untuk memecahkan masalah yang dialami
oleh pendidik.
b) Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.
9
E. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas disebut sebagai
hipotesis tindakan, merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui PTK. (Mulyasa, 2009:63). Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah “penerapkan strategi Student Facilitator And
Explainingdapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi perilaku taat, kompetisi dalam
kebaikan dan etos kerja pada siswa kelas XI SMK PGRI 2
Salatiga”.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan dari penelitian ini dapat
diamati apabila subjek penelitian terjadi perubahan.Perubahan
tersebut berupa peningkatan pemahaman yang dibuktikan dengan
hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan berupa
pemberian layanan pembelajaran klasikal.
Keberhasilan dalam penelitian ini secara individu apabila
telah mencapai KKM ≥75, dan secara klasikal yang mencapai
KKM ≥85%.Perubahan diperoleh jika siswa telah mendapatkan
layanan pembelajaran pada setiap siklusnya.
10
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
Peningkatan yaitu proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha,
kegiatan). Maka yang dimaksud peningkatan adalah sebuah usaha yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu obyek.(Purwadarminta, 1995:787).
2. Hasil Belajar
Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009:6-7) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
penjelasan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai).Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai) organization (organisasi),
characterization (karakterisasi).Domain psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Hasil pembelajaran
meliputi kecakapan informasi, pengertian dan sikap.
Pokok-pokok penting yang menggambarkan atau merupakan
karakteristik dari belajar adalah:
a. Belajar menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik
yang actual maupun potensial.
11
b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya dari
kecakapan baru yang bersifat fungsional.
c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan
dengan sengaja. (Nasution, 1998:3)
Prestasi belajar adalah tingkat yang pencapaiannya telah dicapai
siswa terhadap tujuan yang diterapkan oleh masing-masing bidang studi,
setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu.
3. Strategi Student Facilitator And Explaining
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining
(SFAE)merupakansalah satu dari tipe strategi pembelajaran kooperatif.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar. (Trianto,
2007:41)
Strategi Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan
yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa
dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih
memahami materi tersebut. Strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik
12
dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan menjadi
narasumber terhadap temannya di kelas.Strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining merupakan strategi pembelajaran dimana
siswa/ peserta didik belajar mempresentasikan ide / pendapat pada rekan
peserta didik lainnya.
Strategi pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk
menyampaikan ide/ gagasan atau pendapatnya sendiri.Strategi ini
merupakan strategi yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara
keseluruhan dan tanggung jawab secara individu. Strategi ini
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak
sebagai seorang pengajar / penjelas materi dan seorang yang
memfasilitasi proses pembelajaran terhadap peserta didik lain. Dengan
strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut
serta dalam pembelajaran secara aktif.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research (CAR)
dilihat dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di
kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan
13
jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui
suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. (Kunandar,
2011 :45)
Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993),
mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk
membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang
dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu
sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati
bersama. Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan
ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan
melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
pembelajaran di kelas. (Kunandar, 2011: 46). Penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan
belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas yang
bersamaan. (Suyadi, 2010 : 18).
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus, peneliti
mengadakan survei awal untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam
proses pembelajaran. Dalam survei awal ini diketahui bahwa siswa
kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama
14
Islam, hal ini berdampak pada hasil nilai siswa yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimum (KKM).Dari segi guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran guru hanya menggunakan model
ceramah, dan hal ini menyebabkan siswa merasa bosen dan malas saat
mengikuti pelajaran.Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti dan
guru secara bersama-sama menganalisis segala kelemahan yang
muncul kemudian mencari solusi tersebut dalam analisis berikutnya.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus pertama
dan siklus kedua. Pada setiap siklus dibagi menjadi beberapa tahapan
yaitu : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation), refleksi (reflecting).
Sebelum menjalankan siklus tersebut dilaksanakan pra siklus
yang isinya :
a) Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan
pemahaman siswa.
b) Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan metode yang akan
dilaksanakan.
c) Menyusun format observasi untuk mengetahui respon
siswa.
Adapun penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus
dibawah ini :
15
Siklus I
Prosedur kerja dalam PTK ini direncanakan dalambentuk
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan,
yaitu: menyusun rencana tindakan, melaksanakan
tindakan,melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi. Tahap
kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus satu adalah sebagai
berikut:
1) Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti bersama guru mata
pelajaran PAI berdiskusi berkaitan dengan bagaimana
proses belajar mengajar, hasil belajar, kendala-kendala dan
hal-hal yang sering terjadi dikelas sebagai bahan
pertimbangan peneliti untuk mengetahui keadaan awal
siswa, peneliti melakukan survey kelas yang akan diteliti,
dan peneliti melakukan sistem pembagian kelompok pada
siswa.
2) Tahap Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini berupa pelaksanaan RPP
yang telah dibuat. Dengan gambaran umum sebagai
berikut:
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Guru brsama peserta didik melakukan do‟a
bersama untuk mengawali pembelajaran.
16
(2) Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa
b) Kegiatan Inti (30 menit)
(1) Guru menjelaskan prosedur mengenai cara
belajar dengan strategi Student Facilitator and
Explaining kepada siswa.
(2) Guru membagi siswa menjadi kelompok
secara heterogen yang beranggotakan 4-5
siswa.
(3) Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan materi dengan menggali
informasi dari berbagai sumber, internet
maupun buku.
(4) Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah
diskusi selesai
c) Kegiatan Akhir (10 menit)
(1) Guru memberi penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan ini dan memberikan informasi
tentang apa yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
(2) Guru mengadakan post test untuk mengukur
hasil belajar siswa.
17
(3) Guru memotivasi siswa untuk belajar.
(4) Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdo‟a bersama.
3) Tahap Observasi
Siswa melaksanakan kegiatan belajar dengan
menggunakan strategi Student Facilitator and Explaining,
peneliti bersama guru melakukan pengamatan untuk
memperoleh data-data yang dibutuhkan.
Pengamatan dilakukan bersama dengan waktu
pembelajaran, pengamatan yang dilakukan adalah
mengamati setiap tindakan meliputi: keaktifan siswa,
karakter siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa
dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar atau
semua fakta yang ada selama proses pembelajaran, dan
kesesuaian guru dalam melaksanakan perencanaan
pembelajaran.
4) Tahap Refleksi
Catatan-catatan penting peneliti dikaji sebagai bahan
acuan untuk menentukan tindakan lanjutan.Guru
menjelaskan dan menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan,
meliputi: kesesuaian antara pelaksanaan dan rencana
pembelajaran yang dibuat, kekurangan yang ada selama
18
proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa,
dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.
Siklus II
Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II
dilakukan dengan maksud untuk menutupi kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada siklus I. Tahapan pada siklus ini sama dengan
siklus I, hanya saja pada siklus II ditekankan pada perbaikan jika
indikator belum tercapai maka akan dilakukan siklus selanjutnya
hingga indikator yang diharapkan tercapai.
2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga
semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Sedangkan obyek
penelitian ini menggunakan pembelajaran dengan strategi Student
Facilitator and Explaining.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang peneliti ambil dalam
melakukan penelitian yaitu dengan melaksanakan 3 langkah yaitu : a)
Pra Siklus, b) Siklus I, dan c) Siklus II.
Pra siklus berisi tentang mengidentifikasi masalah yang muncul
lalu merancang bagaimana cara memecahkan masalah dan menyusun
format observasi. Siklus I berisi 4 tahapan yaitu : a) perencanaan yang
meliputi survey kelas yang dilakukan oleh peneliti, b) tindakan yang
meliputi pembagian kelompok dan pelaksanaan pembelajaran dengan
19
strategi Student facilitator and Explaining, c) observasi yang meliputi
pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran dengan strategi
Student Facilitator and Explaining, d) refleksi yang meliputi
pelaksanaan tes pada siswa untuk mengetahui tujuan yang diinginkan.
Sedangkan siklus II berisi tentang pelaksanaan dan pengamatan hal-hal
yang belum dapat tercapai pada pelaksanaan siklus I sehingga dapat
dilakukan kembali pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
(Kunandar 2011 : 143).
b. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang
atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis dalam
dirinya.
c. Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah,prasasti, notulen rapat, leagger, agenda, dan
sebagainya.(Suharsimi Arikunto 1998 : 135).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur variabel.
Instrumen penelitian menggunakan metode skala yaitu suatu metode
20
penyelidikan dengan menggunakan kumpulan pernyataan- pernyataan
yang harus dijawab oleh setiap individu yang menjadi subyek
penelitian. Berdasarkan jawaban subyek pada setiap pernyataan-
pernyataan yang ada kemudian dapat disimpulkan. (Saifuddin Azwar,
2005 : 95).
Dalam penelitian tentang penerapan Strategi Student facilitator and
Explainingdalam meningkatkan hasil belajar siswa ini, peneliti
menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut :
a. Lembar Pengamatan
Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran PAI dengan strategi Student
Facilitator and Explaining. Lembar observasi adalah lembar
pengamatan yang harus diisi oleh observer.Lembar observasi berisi
tentang kegiatan guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan
pengamatan peneliti diantaranya:lembar skala yang digunakan
adalah skala penilaian untuk mengukur penilaian guru pengampu
mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI SMK PGRI 2
Salatiga dan skala penilaian untuk mengukur tingkat partisipasi,
sikap, minat dan perhatian siswa.
b. Lembar Soal Tes
Tes dalam hal ini adalah tes prestasi belajar yang digunakan
untuk mengukur penguasaan dan pemahaman siswa terhadap
21
materi sebagai hasil dari proses belajar dalam penelitian ini. Tes
yang digunakan adalah tes Essay (menjelaskan).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.Dokumen-dokumen yang
dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah.Digunakan untuk penguatan data misalnya gambaran
umum SMK PGRI 2 Salatiga, sejarah berdirinya, struktur
organisasi, kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana
maupun fasilitasyang dimiliki, dan buku nilai.
6. Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti (S. Margono,
2009: 158).Pengamatan dan pencatatan dilakukan peneliti secara
langsung dimana peneliti berada bersama obyek yang diselidiki
dan ikut berpartisipasi dalam situasi yang sedang terjadi.
b. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran dimaksud mengumpulkan data yang
bersifat kuantitatif yang digunakan untuk mengukur prestasi
belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan materi melalui
strategi Student Facilitator and Explaining, dan mengumpulkan
22
data untuk mengukur sifat nilai-nilai dan minat baik guru
pengampu maupun siswa.
c. Teknik Dokumenter
Cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti
arsip-arsip dan juga buku tentang pendapat, teori, dalil, atau
hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian (S. Margono, 2009: 181)
Dokumentasi dapat berupa foto, daftar nilai siswa, lembar
tugas siswa, hasil tes siswa, susunan daftar guru, sarana dan
prasarana sekolah, keadaan siswa dan struktur organisasi sekolah.
7. Analisis Data
Analisis data adalah suatu analisis yang terkait kondisi awal, proses
belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh kesimpulan tentang
keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.
Analisis data dilakukan per siklus dengan memberikan soal tes
pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran.Data yang terkumpul di
analisis per siklus untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
tentang pembelajaran yang telah diberikan, hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil belajar yang dicapai siswa.Untuk menganalisis hasil
belajar siswa menggunakan statistik untuk mencapai ketuntasan
klasikal, apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 85%,
maka siklus dihentikan. Rumus untuk menghitung presentase
ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut (Daryanto, 2011 : 192) :
23
P = ∑siswa yang mencapai KKM
∑ siswa x 100%
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I berisi tentang Pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian yang berisi 1)
rancangan penelitian, 2) subjek penelitian, 3) langkah-langkah penelitian,
4) teknik pengumpulan data, 5) instrument penelitian, dan 6) analisis data.
Dan sistematika penulisan.
BAB II berisi tentang Landasan teori yang meliputi kajian teori
dan kajian pustaka.
BAB III berisi tentang Pelaksanaan penelitian yang meliputi
deskripsi pelaksanaan siklus I dan siklus II dan seterusnya.
BAB IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi deskripsi per siklus (data hasil penelitian) dan pembahasan.
BAB V berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan
saran.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu kata yang identik dengan siswa dan
sekolah, karena memang sudah umum jika kegiatan belajar banyak
dilakukan oleh siswa dan bertempat di sekolah.Akan tetapi, belajar
sebenarnya tidak hanya dilakukan di sekolah dan tidak harus
seorang siswa, namun semua orang dapat belajar dimanapun
tempatnya.Beberapa pakar mengemukakan pendapatnya mengenai
pengertian belajar.
Menurut Samino (2012: 199) belajar adalah proses yang
harus dilalui manakala seseorang ingin mencapai sesuatu yang
ingin diharapkan dengan berhasil dan baik. Sedangkan menurut
Gagne dalam Agus Suprijono (2009:2) belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung
dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.
Menurut Depdiknas dalam Yudha Anggia (2017: 21)
belajar adalah perubahan yang sedang dialami atau hasil yang telah
diperoleh yang menyebabkan individu berubah dari keadaan
semula ke keadaan yang baru yang sifatnya kuantitatif maupun
25
kualitatif ke taraf yang lebih tinggi dari semula.Dalam belajar
dimaksudkan ada perubahan yang bersifat positif dan bertahan
lama atau permanen.Meskipun dalam belajar anak mendapatkan
perubahan tetapi jika perubahan tersebut mengarah pada sesuatu
yang negatif maka hal itu tidak dapat disebut dengan belajar atau
hasil belajar.Dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja sebagai upaya untuk
mencapai tujuan.Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar
bersifat positif dan tidak hilang begitu saja.
Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009:6-7) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru), dan evaluation (menilai).hasil pembelajaran
meliputi kecakapan informasi, pengertian dan sikap.Domain afektif
adalah reciving (sikap menerima), responding (memberikan
respon), valuing (nilai), organization (organisasi), carakterization
(karakterisasi).Domain psikomotor meliputi ketrampilan produktif,
teknik, fisik, social, manajerial dan intelektual.Sedangkan menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) meyebutkan bahwa hasil belajar
26
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar.
Dari kedua pengertian di atas dapat diketahui bahwa hasil
belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh atas apa yang
diusahakan dalam proses belajar.
Menurut Arikunto (1990: 102) yang dimaksud hasil belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini selaras dengan UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 58 (1) disebutkan
bahwa evaluasi hasil belajar siswa dilakukan oleh pendidik untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan. Hasil belajar ini baiasanya dinyatakan
dalam angka, huruf atau kata-kata baik, sedang maupun kurang.
Menurut Dengeng dalam Made Wena (2011: 16) hasil
pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di
bawah kondisi yang berbeda. Variable hasil pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian
siswa, dan terdapat empat indikator untuk mendeskripsikan,
yaitu: (1) kecermatan penugasan, (2) kecepatan kerja, (3)
tingkat belajar, (4) tingkat penyimpanan.
27
b. Efesiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara
keefektifan dari jumlah waktu yang dipakai siswa dan jumlah
biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk terus belajar.
Menurut Gagne dan Dricoll dalam Ekawarna (2013:70)
hasil belajar bukan merupakan hasil tunggal, melainkan proses
yang luas dan dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan
tingkah laku, dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari
efek komulatif dari belajar. Pemikiran Gagne ini dijabarkan
kembali dalam Agus Suprijono (2009: 5) bahwa hasil belajar
berupa:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan mempresentasikan
konsep dan lambing.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
28
Dari beberapa pengertian hasil belajar yang telah
dikemukakan oleh para ahli, peneliti menarik kesimpulan bahwa
hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar yang disengaja yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Samino (2012:56) belajar merupakan proses
kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku bagi siswa
atau subjek belajar. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak faktor
yang ikut mempengaruhi hasil belajar tersebut.Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal siswa, dan
faktor eksternal siswa.
1) Faktor Internal
Menurut Muhibbin Syah (2003:146) factor internal pada
dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi fisiologis
dan sisi psikologis.Pada sisi fisiologis terletak pada kondisi
fisik siswa yang meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi
jasmani/ fisiologis.Faktor psikologis memiliki peran penting
yang dapat dipandang sebagai berfungsinya pikiran siswa
dalam hubungannya dengan pemahaman bahan
pelajaran.Sehingga penguasaan terhadap bahan pelajaran
lebih mudah dan lebih efektif.
29
Djali (2008:100) menyebutkan beberapa faktor psikologis
yang mempengaruhi proses sekaligus hasil belajar siswa,
diantaranya adalah tingkat kecerdasan, motivasi, minat sikap
dan bakat. Sedangkan Thomas F. Staton dalam Samino
(2012:57) menguraikan 6 macam faktor psikologis yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu: motivasi, konsentrasi,
reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan.
a) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karna hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
siswa untuk belajar (Sadirman, 2011:21).Peserta didik
berhasil belajarnya manakala dalam dirinya terdapat
keinginan untuk belajar. Motivasi dalam hal ini meliputi
dua hal yaitu: (1) mengetahui apa yang ingin dipelajari,
dan (2) memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari.
Belajar tanpa motivasi akan berdampak pada kegiatan
belajar mengajar yang sulit untuk berhasil.
b) Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan untuk memusatkan
perhatian pada situasi belajar. Unsur dalam motivasi hal
ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan
perhatian. Dalam konsentrasi ini keterlibatan mental
secara detail sangat diperluakn sehingga tidak “perhatian”
30
sekedarnya. Dalam belajar dapat terjadi perhatian
sekedarnya sehingga tidak konsentrasi, materi pelajaran
yang masuk dalam pikiran akan samar samar di dalam
kesadaran.
c) Reaksi
Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan
unsur fisik maupun mental sebagai suatu wujud
reaksi.Pikiran dan otot-otot harus bekerja secara harmonis
sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya.
d) Organisasi
Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-
bagian bahan pelajaran kedalam satu kesatuan pengertian.
e) Pemahaman
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan
dengan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maks dari itu
belajar harus mengerti secara mental makna filosofisnya,
maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga
siswa dapat memahami.
f) Ulangan
Dalam proses pembelajaran banyak diketahui
bahwa tidak semua siswa dapat mengingat semua
pelajaran dengan baik. Karena pada umumnya setiap
31
manusia memiliki sifat lupa, tetapi semua menyadari
bahwa tidak berlebihan sifat lupa itu.
2) Faktor Eksternal
Keberhasilan belajar seorang siswa disamping dibentuk
oleh faktor internal juga ditentukan oleh faktor eksternal,
yaitu sebagai faktor yang ada diluar diri siswa. Syaiful Bahri
(2002: 143) menyebutkan bahwa faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi 2 macam,
yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non
sosial.
a) Lingkungan sosial
Yang termasuk lingkungan sosial antara lain:
lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial siswa, dan
lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu
sendiri.
b) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan non
sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, kesdaan cuaca,
dan waktu belajar yang digunakan siswa. (Muhibbin
Syah, 2003:132)
32
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
yaitu Al-Qur‟an, hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Abdul Majid, 2012 : 11).
Menurut Zakiyah Daradjat dalam Abdul Majid (2012 : 12)
menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh,
menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai
usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada generasi muda
agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah Swt,
berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang memaham,
33
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam
kehidupannya. (Abdul Majid, 2012 : 12 ).
Zuhairini menyatakan, bahwa pendidikan agama Islam adalah
usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang
sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini, 1995 : 152)
Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan,
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar
umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional. (Abdul Rachman Shaleh, 2000 : 31)
Menurut Yusuf Qaradhawy sebagaimana dikutip Azyumardi
Azra (2000 : 5) pendidikan agama Islam yaitu pendidikan manusia
seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
ketrampilannya. Karena pendidikan islam menyiapkan manusia
untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat
dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat penulis simpulkan
bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana
untuk membimbing peserta didik agar mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia
34
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
yaitu Al-Qur‟an dan hadis.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah umum adalah segala upaya penyampaian ilmu
pengetahuan agama Islam tidak hanya untuk difahami dan dihayati,
tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan
ibadah-ibadah lain yang sifatnya dengan Allah dan juga
kemampuan siswa dalam beribadah yang sifatnya hubungan antara
sesama manusia, misalnya zakat, shadaqah, dan lain-lain termasuk
ibadah dalam arti luas. (Abdul Rachman Shaleh, 2005 : 38)
Tujuan pendidikan berfungsi memberikan arah terhadap
pelaksanaan pendidikan, sehingga diharapkan terhindar dari segala
bentuk penyimpangan, dan tindakan yang kurang efektif dalam
pelaksanaan pendidikan.Tujuan pendidikan juga merupakan faktor
yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju
oleh pendidikan itu.Demikian pula halnya dalam pendidikan
agama, maka tujuan pendidikan agama itulah yang hendak dicapai
dalam kegiatan atau pelaksanaan agama.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang
hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran PAI,
yaitu (1) dimensi keimanan siswa terhadap ajaran agama Islam, (2)
35
dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan
siswa terhadap ajaran agama Islam, (3) dimensi penghayatan atau
pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam menjalankan ajaran
Islam; dan (4) dimensi pengamalannya dalam arti bagaimana
ajaran Islam yang telah diimani, difahami, dan dihayati atau
diinternalisasi oleh siswa mampu menumbuhkan motivasi dalam
dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan mentaati ajaran
agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai
manusia yang beriman dan bertakwa pada Allah Swt dan
merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara.
(Muhaimin, 2004 : 78).
Ahmad tafsir menyatakan bahwa, tujuan Pendidikan Agama
Islam itu harus meliputi tiga kawasan (daerah binaan, domain),
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk kawasan kognitif,
tujuannya adalah mengembangkan atau membina pemahaman
agama Islam, selain itu kemampuan baca tulis huruf Al-qur‟an dan
Tarikh Islam agar siswa faham akan ajaran Islam. Pembinaan
afektif bertujuan agar siswa menerima ajaran Islam.Pembinaan
psikomotor bertujuan agar siswa terampil melakukan ajaran Islam
dalam kehidupannya sehari-hari. (Ahmad Tafsir, 2007 : 86)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah peningkatan pemahaman,
keimanan, pengetahuan, dan pengalaman siswa tentang agama
36
Islam agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi maupun
bermasyarakat.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi
lima unsur pokok, yaitu : Al-qur‟an, keimanan, akhlak, fiqh, dan
bimbingan ibadah, serta tarikh/ sejarah yang lebih menekankan
pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. (Muhaimin, 2004 : 79)
Secara garis besar, ruang lingkup ajaran agama Islam
mencakup ajaran menyeluruh (total/kaffah) yang terdiri atas
aqidah, syariah, dan akhlak, seperti tertuang dalam surat Al-
baqarah (2) : 208 sebagai berikut :
“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam a jaran
agamamu secara menyeluruh (total), dan janganlah engkau
turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.”
Akidah adalah kepercayaan terhadap Allah dan inti akidah
adalah tauhid.Tauhid adalah ajaran tentang eksistensi Allah yang
bersifat Esa.Lawan dari tauhid adalah syirik (mempersekutukan
37
Allah). Syariah adalah segala bentuk peribadahan baik ibadah
khusus seperti thaharoh, sholat, puasa, zakat dan haji, maupun
ibadah umum (muamalah) seperti hokum-hukum publik dan
hukum-hukum perdata.Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa dan menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran.Akhlak merupakan produk jiwa yang tauhid.
(Aminuddin, 2014 : 14).
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kepada
tiga unsur pokok, yaitu : keimanan, ibadah dan Al-qur‟an.
Sedangkan pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) disamping unsur pokok diatas
maka unsur pokok syariah semakin dikembangkan.Unsur pokok
tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.
(Ramayulis, 2005 : 22)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara garis besar,
mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan, antara
(Sahilun A. Nasir, 2002 : 53) :
1) Hubungan manusia dengan Allah SWT
2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
3) Hubungan manusia dengan sesama manusia
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Di dalam KTSP ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yaitu
kelompok mata pelajaran agama dimaksudkan untuk membentuk
38
siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Swt serta berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
(Mulyasa, 2007 : 47)
Standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama bertujuan
membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt serta berakhlak mulia.Tujuan tersebut dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani,
olahraga, dan kesehatan. (Mulyasa, 2007 : 97)
Adapun standar kompetensi kelompok mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam untuk tingkat SMA adalah :
1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan perkembangan remaja.
2) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan
sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global.
3) Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan sosial.
4) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat.
5) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati
terhadap orang lain.
6) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi
39
informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan.
7) Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan, dan kebugaran
jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntutan agama.
8) Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan
secara bertanggung jawab. (Mulyasa, 2007 : 94-95).
3. Materi Perilaku Taat, Berkompetisi Dalam Kebaikan dan Etos
Kerja
a. Perilaku Taat
Kata taat berasal dari bahasa Arab yaitu ta‟at.Kata ini
memiliki makna mengikuti atau menuruti.Secara istilah taat berarti
tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk
dihindari. Memiliki sifat taat akan memberikan akibat yang baik
bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah memahami maksud sikap
ini, ia akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, dapat dipastikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara akan berjalan dengan harmonis. Berikut ini contoh
perilaku taat, sebagai berikut :
1. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt,
malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.
2. Melaksanakan rukun islam, yaitu membaca kedua syahadat,
sholat, puasa, zakat, dan haji (jika mampu).
3. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-
pihak tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar
peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan turut serta
dalam kegiatan-kegiatan sosial.
40
b. Kompetisi dalam Kebaikan
Hidup adalah kompetisi untuk menjadi yang terbaik, dan
juga untuk meraih cita-cita yang diinginkan.Namun dalam
berkompetisi, kita tidak diperbolehkan terjebak pada kompetisi
yang hanya memperturutkan hawa nafsu duniawi dan jauh dari
suasana robbani.Kompetisi yang hanya memperturutkan hawa
nafsu, contohnya kompetisi mengumpulkan harta kekayaan atau
memperebutkan jabatan dan kedudukan. Sedangkan contoh
perilaku kompetisi dalam kebaikan adalah sebagai berikut :
1. Semangat berkompetisi dalam melakukan dan meraih prestasi.
2. Dinamis, senantiasa semangat dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban.
3. Sportif, mengakui keunggulan orang lain dan tidak malu untuk
menirunya.
4. Inovatif, karya ide dan gagasan serta senantiasa melakukan
pembaruan-pembaruan.
5. Kreatif, penuh kreatifitas dalam melakukan hal-hal yang
bermanfaat.
c. Etos Kerja
Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi
keperluan hidup di dunia dan di akhirat disertai sikap
optimis.Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk memenuhi
kebutuhan hidup di dunia dan akhirat.Kebutuhan hidup manusia
baik jasmani maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani
antara lain makan, pakaian dan tempat tinggal, sedangkan
kebutuhan rohani diantaranya ilmu pengetahuan dan nasehat.
Kebutuhan itu akan diperoleh dengan syarat apabila manusia mau
bekerja keras dan berdoa maka Allah pasti akan memberikan
nikmat dan rizki-Nya. Contoh perilaku etos kerja adalah sebagai
berikut :
41
1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah
tidak akan member rizki pada orang-orang yang malas.
2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar
menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar
terhadap masalah yang dihadapi.
3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.
4. Apabila telah berhasil mencapai apa yang direncanakan, tidak
cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.
5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap
tekun menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.
6. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
4. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Hasan Langgulung (2002:255) bahwa akar kata
strategi adalah “strategos” yang berarti cara memimpin pasukan
(tentara misalnya) atau seni menjalankan kampanye perang
menggunakan ”strategi” ini kemudian meliputi segala peraturan
perencana atau seni managerial dalam segala aspek kehidupan.
H. M. Arifin (1996:58) mengemukakan bahwa pengertian
strategi biasanya berkaitan dengan taktik. Taktik adalah segala cara
dan daya untuk memperoleh hasil yang diharapkan secara
maksimal dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan,
akan tetapi dipergunakan istilah teknik. Metode dan teknik
mempunyai pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama.
Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai
42
tujuan.Sedangkan teknik adalah cara mengerjakan sesuatu tujuan.
Jadi metode mempunyai yang luas dan lebih ideal dan
konsepsional.
Strategi pendidikan pada hakekatnya adalah pengetahuan atau
seni mendayagunakan semua faktor atau kekuatan untuk
mengamankan sasaran pendidikan yang hendak dicapai melalui
perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan
strategi dan kondisi lapangan yang ada, termasuk perhitungan
tentang hambatan-hambatannya baik berupa fisik maupun nonfisik
(seperti mental spiritual dan moral baik dari subjek maupun
lingkungan sekitar). Strategi pendidikan diartikan sebagai
kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses pendidikan.
(H.M. Arifin, 1996 : 70).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat penulis tarik kesimpulan
bahwa strategi adalah cara atau jalan yang digunakan oleh
seseorang agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang memperoleh
imbuhan “pe” dan akhiran “an”. Menurut Irpan Abdul Gafur dan
Muhammad Jamil, pembelajaran merupakan suatu upaya untuk
mengarahkan timbulnya tingkah laku siswa ke arah yang lebih
baik, setelah terjadi proses pembelajaran. (Irpan Abd. Gafur dan
Muhammad Jamil, 2003 : 22)
43
Menurut Syaiful Sagala (2005 : 61) pembelajaran adalah proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat kita simpulkan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara individu dengan
lingkungan. Pembelajaran juga sebagai proses perubahan perilaku
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia pendidikan, Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua
istilah penting dari istilah tersebut :
a) Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini
berarti penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakannya.
b) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu,
sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya sebab tujuan adalah
44
jiwanya dalam implementasi suatu strategi. (Wina Sanjaya,
20016 : 126)
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksud sebagai daya
upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil.
Guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum
komponen-komponen pembelajaran sedemikian rupa, sehingga
terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pembelajaran yang
dimaksud. (Ahmad Sabri, 2007 : 1)
Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang
diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan
tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap
tentang kemungkinan- kemungkinan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam
arti efek intruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara
eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek
kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka, setelah siswa
mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajar. (Ahmad
Sabri, 2007 : 2).
b. Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran
45
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan
Rowntree mengelompokkan kedalam strategi penyampaian-
penemuan atau explosition-discovery learning, dan strategi
pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau
groups- individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada
siswa dalam bentuk jadi, dan siswa dituntut untuk menguasai
bahan tersebut.Roy Killen menyebutnya dengan Strategi
Pembelajaran Langsung (direct instruction).Disebut strategi
pembelajaran langsung karena materi pelajaran disajikan begitu
saja kepada siswa, siswa tidak dituntut mengolahnya.Kewajiban
siswa adalah menguasai secara penuh.Dengan demikian, dalam
strategi explosition, guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini, behan
pelajaran dicari dan di temukan sendiri oleh siswa melalui berbagai
aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian,
strategi ini juga dinamakan Strategi Pembelajaran Tidak Langsung.
(Wina Sanjaya, 2016 : 128).
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara
mandiri.Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran
siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang
bersangkutan.Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya
46
didesain untuk belajar sendiri.Berbeda dengan strategi
pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara
beregu.Sekelompok siswa diajar oleh seorang guru atau beberapa
orang guru.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran
deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan
mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang
dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak kemudian secara
perlahan-lahan menuju hal konkret.Strategi pembelajaran ini juga
disebut strategi pembelajaran dari umum ke khusus.Sebaliknya
dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari
dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang
kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang
kompleks dan sukar.Strategi ini kerap dinamakan strategi
pembelajaran dari khusus ke umum. (Wina Sanjaya, 2016 : 129)
c. Komponen Strategi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang
mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu
sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai sebuah sistem,
pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan,
47
peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi.Agar tujuan itu
tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan
sehingga antarsesama komponen terjadi kerjasama. Oleh karena
itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen
tertentu misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Komponen dalam strategi pembelajaran adalah sebagai
berikut : (Hamruni, 2012 : 11-13)
1) Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru
merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah
sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru
tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain,
tapi guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen
lain menjadi bervariasi. Komponen lain tidak dapat mengubah
guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh
guru adalah untuk membentuk lingkungan peserta didik supaya
sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar
peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh
suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
merekayasa pembelajaran, guru harus berdasar pada kurikulum
yang berlaku.
2) Peserta didik
48
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan
belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi
nyata guna mencapai tujuan belajar.Komponen peserta ini
dapat dimodifikasi oleh guru.
3) Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk
menentukan strategi, materi, media dan evaluasi
pembelajaran.Dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan
merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh
seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target
yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4) Bahan pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara
sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan
masyarakat.Menurut Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan
komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
5) Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka
dalam menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan
komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar
proses pembelajaran.
49
6) Metode
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang
akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan
sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
7) Alat
Alat yang digunakan dalam pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat memiliki fungsi
sebagai pelengkap. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa
suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang
nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulis slide dan lain-
lain.
8) Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa
diperoleh.Sumber belajar dapat berasal dari masyarakat,
lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia, buku,
media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
50
9) Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai
atau belum.Evaluasi juga bisa berfungsi sebagai umpan balik
untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain, evaluasi dalam berfungsi sebagai sumatif dan formatif.
10) Situasi atau lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan
strategi pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah
situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insane,
misalnya dengan teman, dan peserta didik dengan orang lain.
Contoh keadaan, misalnya menurut isi materi seharusnya
pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk
pembelajaran.Namun karena kondisi masyarakat sedang rawan,
maka media tersebut diubah dengan menggunakan metode lain,
misalnya membuat kliping.
Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan
mempengaruhi jalannya pembelajaran, karena semuanya
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi
pembelajaran.
51
d. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
strategi pembelajaran.Prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran
cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua
keadaan.Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Killen (1998) : “No teaching
strategy is better than others in all circumtances, so you have to be
able to use a variety of teaching strategies, and make rational
decisions about when each of the teaching strategies is likely to
most affective.”
Apa yang dikemukakan Killen itu jelas bahwa guru harus
mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut : (Wina Sanjaya,
2016 : 131-133)
1) Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen
yang utama.Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini
52
sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan.
Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat
ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang
harus digunakan guru.Hal ini sering dilupakan guru.Guru yang
senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi
penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis
tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian.Apabila
kita menginginkan siswa terampil menggunakan alat tertentu,
katakanlah trampil menggunakan termometer sebagai alat
pengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategi
penyampaian (bertutur).Untuk mencapai tujuan yang demikian,
siswa harus berpraktik secara langsung. Demikian juga halnya
manakala kita menginginkan agar siswa dapat menyebutkan
hari dan tanggal proklamasi kemerdekaan suatu Negara, tidak
akan efektif kalau menggunakan strategi pemecahan masalah
(diskusi). Untuk mengejar tujuan yang demikian cukup guru
menggunakan strategi bertutur (ceramah) atau pengajaran
secara langsung.
2) Aktivitas
Belajar bukanlah mengahafal sejumlah fakta atau
informasi.Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman
53
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti
aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru
yang terkecoh oleh sikap siswa yang berpura-pura aktif padahal
sebenarnya tidak.
3) Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa.Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun
pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan
perilaku setiap siswa.
4) Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh
karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan
seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.
Penggunaan metode diskus, contohnya, guru harus dapat
merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada
pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong
siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan,
54
misalkan mendorong agar siswa dapat menghargai pendapat
orang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan
gagasan atau ide-ide yang orisinil, mendorong siswa untuk
bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.
Di samping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada
sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran,
sebagai berikut : (Wina Sanjaya, 2016 : 133-135)
1) Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa
mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan
dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap sebagai
proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran
adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara
siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan
lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan
55
kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun
intelektual.
2) Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif ,
yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan
sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah
dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat
mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang
siswa untuk mau mencoba dan mengujinya. Oleh karena
itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat
dikerjakan siswa.Bahkan siswa berbuat dan berpikir sesuai
dengan inspirasinya sendiri, sebab pengetahuan pada
dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap
subjek belajar.
3) Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat
mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu
hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas
dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu perlu
diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses
yang menyenangkan (enjoyful learning). Proses
pembelajaran yang menyenangkan bisa dilakukan, yaitu :
56
a. Dengan menata ruangan yang apik dan menarik
Yaitu yang memenuhi unsur kesehatan, misalnya
dengan pengaturan cahaya, ventilasi, dan sebagainya.
Serta memenuhi unsur keindahan, misalnya cat tembok
yang segar dan bersih, bebas dari debu, lukisan dan
karya-karya siswa yang tertata, pas bunga, dan lain
sebagainya.
b. Melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan
bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan
modelpembelajaran, media, dan sumber belajar yang
relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa.
4) Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni
merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan
tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan
rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
5) Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa.Tanpa adanya motivasi, tidak
mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh
57
karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu
peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.
5. Strategi Student Facilitator and Explaining (SFAE)
a. Pengertian Student Facilitator and Explaining(SFAE)
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining
(SFAE)merupakan salah satu dari tipe strategi pembelajaran
kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras,
dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir
dan kegiatan belajar mengajar. (Trianto, 2007 : 41)
Strategi Student Facilitator and Explainingmempunyai
kelebihan yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa
lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya
sehingga dapat lebih memahami materi tersebut. Strategi
pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud
meminta peserta didik untuk berperan menjadi narasumber
terhadap temannya di kelas.Strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining merupakan strategi pembelajaran
58
dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat
pada rekan peserta didik lainnya.
Strategi pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara
untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya
sendiri.Strategi ini merupakan strategi yang mudah, guna
memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggung
jawab secara individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada
setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang
pengajar/penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses
pembelajaran terhadap peserta didik lain. Dengan strategi ini,
peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta
dalam pembelajaran secara aktif.
b. Langkah- langkah Strategi Student Facilitator and Explaining
Menurut Agus Suprijono (2009 : 128) terdapat enam langkah
dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining, yaitu sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan
ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih
besar mengenai silabus atau skema kerja.
b) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi
Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu
dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru
59
membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas.
Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana
membuat bagan / peta konsep. Kemudian guru bisa meminta
siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang
bisa dilakukan, berkaitan dengan aspek apapun yang
berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta
siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya
diri.
c) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada
siswa lainnya
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya
melalui bagan / peta konsep. Meminta seorang sukarelawan
untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia
ketahui. Siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan
berhak berkata “lewat” jika dia tidak yakin dengan jawabannya
dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya.
d) Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa
Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang dia
ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk
diulas kembali.
e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
60
Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa
lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.
f) Penutup.
c. Kelebihan dan KekuranganStrategi Student Facilitator and
Explaining
Setiap strategi yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan
dan kekurangan begitu juga dengan strategi Student Facilitator and
Explainingmemiliki kedua hal tersebut.
Menurut Tri Joko Prasetyo (2005 : 95) adapun kelebihan dan
kekurangan dari strategi ini yaitu :
1. Kelebihan Student Facilitator and Explaining
1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembang potensi berpikir
kritis siswa secara optimal.
2) Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap
permasalahan.
3) Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan
dan menghargai pendapat orang lain.
4) Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling
bertukar pendapat secara obyektif, rasional guna
menemukan suatu kebenaran dalam kerjasama anggota
kelompok.
61
6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat
siswa secara terbuka.
7) Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam
menghadapi setiap masalah.
8) Melatih kepemimpinan siswa.
9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling
bertukar informasi, pendapat dan pengalaman antar mereka.
2. Kekurangan Student Facilitator and Explaining
1) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan
yang lainnya.
2) Peserta didik yang kurang pintar mungkin akan
menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang
pintar.
3) Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik
kelompoknya.
4) Strategi Student Facilitator and Explaining memerlukan
persiapan yang rumit dibanding dengan strategi lain.
5) Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan
akan memburuk.
6) Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap
pasif dalam kelompoknya, dan memungkinkan akan
mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok
tersebut gagal.
62
B. Kajian Pustaka
1. Skripsi karya Dita Wuri Andari, jurusan Fisika, Universitas Negeri
Semarang, tahun 2013. Yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP Nurul
Islam.Skripsi ini membahas tentang apakah model pembelajaran
Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Islam. Hasil yang diperoleh rata-
rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 69,66 dengan
ketuntasan klasikal 72,41%. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada
siklus II sebesar 79,08 dengan ketuntasan klasikal 89,66%. Adapun
rata-rata hasil belajar afektif siswa pada siklus I sebesar 65 dengan
ketuntasan klasikal 86,21%. Rata-rata belajar afektif siswa pada siklus
II sebesar 83,10 dengan ketuntasan klasikal 100%. Sedangkan rata-rata
hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus I sebesar 58,33 dengan
ketuntasan klasikal 68,97%. Rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa
pada siklus II sebesar 75,77 dengan ketuntasan klasikal 93,10%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat
meningkatkan hasil belajar.
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan penulis yaitu sama-sama menggunakan strategi Student
Facilitator and Explaining. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian
63
yang dilakukan penulis bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan
agama Islam (PAI) dengan menggunakan strategi Student Facilitator
and Explaining.Sedangkan penelitian yang dilakukan saudara Dita
Wuri Andari yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
pembelajaran Fisika dengan menggunakan strategi Student Facilitator
and Explaining.
2. Skripsi karya Khuryono, jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut
Agama Islam Negeri Purwokerto, tahun 2017. Yang berjudul
Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining (SFAE) Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMK NU 01 Belik
Kabupaten Pemalang. Skripsi ini membahas tentang bagaimana cara
guru untuk dapat menerapkan strategi Student Facilitator and
Explaining (SFAE) dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
agar siswa aktif dan bisa menerangkan kembali materi pelajaran yang
telah diterangkan oleh guru di depan kelas. Adapun persamaan dan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis
yaitu sama-sama menggunakan strategi Student Facilitator and
Explaining. Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian yang
dilakukan penulis bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan
agama Islam (PAI) dengan menggunakan strategi Student Facilitator
and Explaining. Sedangkan penelitian yang dilakukan saudara
64
Khuryono yaitu fokus pada keaktifan peserta didik pada pembelajaran
pendidikan agama Islam (PAI).
3. Skripsi karya Abram Rinekso Langgeng, jurusan Pendidikan Teknik
Informatika, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2012. Yang
berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student
Facilitator And Explaining Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran TIK di SMA N 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2011/2012.Jenis
penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan menggunakan desain
penelitian nonequivalent control group desain. Masalah yang diteliti
dalam skripsi ini yaitu aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
pada mata pelajaran TIK rendah dan pasif, oleh sebab itu peneliti
dalam skripsi ini mencari solusi tentang penerapan metode
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat serta daya kreatifitas
siswa dalam mengikuti pelajaran maupun praktek. Hasil penelitian
skripsi ini menunjukkan minat belajar sebelum dan sesudah diberi
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator
and Explaining yaitu kelas kontrol nilai rata-rata minat belajar sebelum
sebesar 58,44, dan sesudahnya sebesar 67,8. Pada kelas eksperimen
nilai rata-rata minat belajar sebelumnya sebesar 59,03, dan sesudahnya
75,97.
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang terdahulu
dengan penelitian penulis adalah sama-sama menggunakan strategi
Student Facilitator and Explaining.Sedangkan perbedaannya yaitu
65
terletak pada fokus penelitiannya, fokus yang dilakukan penulis yaitu
bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
dengan menggunakan strategi Student Facilitator and
Explaining.Sedangkan penelitian yang dilakukan saudara Abram
Rinekso Langgeng yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penerapan metode Student Facilitator and Explainingterhadap minat
belajar siswa pada pembelajaran TIK.
66
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM SMK PGRI 2 SALATIGA
1. Landasan Hukum
Berdasarkan Keputusan Direktur Pendidikan Dasar
MenengahNo.822/I.03/I.86 tertanggal 23 Juni 1986 diberikan :
Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Salatiga
Nomor Sekolah : 4303320007
Alamat :Jl. Nakula Sadewa I, Kembangarum,
RT 02RW03Kelurahan Dukuh
Salatiga Kode Pos50722Telp.
(0298) 316175
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Propinsi : Jawa Tengah
Penyelenggara :YPLP Dikdasmen PGRI Perwakilan
Kota Salatiga
2. Badan Hukum Penyelenggara
Badan Hukum Penyelenggara adalah YPLP Dikdasmen PGRI Kota
Salatiga yang beralamat di jalan Imam Bonjol 75A Gg. Kenanga
Salatiga dengan SK Kanwil Depdikbud Prop. Jawa Tengah No.
822/I.03/I.86 tanggal 23 Juni 1986.
67
3. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Salatiga
b. Alamat
1) Jalan :Jl. Nakula Sadewa
I,KembangarumRT 02 RW 03 Salatiga
2) Kelurahan : Dukuh
3) Kecamatan : Sidomukti
4) Kota : Salatiga
5) Propinsi : Jawa Tengah
6) No. Telp. : ( 0298 ) 316175
c. Status Sekolah : Swasta
d. Sekolah didirikan : Tahun 1986
1) SK dari :Kanwil Depdikbud Prop.
Jawa Tengah
2) Nomor dan tanggal : 822/I.03.I.86 tanggal 23
Juni 1986
3) Badan Penyelenggara : YPLP Dikdasmen PGRI
Perwakilan Kota Salatiga
4) Alamat Sekolah : Jl.Nakula Sadewa I,
Kembangarum RT02 RW 03 Kelurahan Dukuh Salatiga, Tlp.
(0298) 316175
5) Akreditasi
a) Status Jenjang : Terakreditasi A
68
b) Dengan SK BAP – S/M : No. 136/BAP-SM/X/2011
PROV. JATENG : Tanggal 27 Oktober 2011
4. Sejarah Singkat SMK PGRI 2 Salatiga
SMK PGRI 2 Salatiga mulanya bernama SMEA PGRI 2 Salatiga
yang berdiri mulai tahun 1986/1987, sekolah ini termasuk sekolah
swasta yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Lembaga
Pendidikan ( YPLP ) PGRI Jawa Tengah.
Dasar pendirian :
a. Banyak lulusan SLTP yang ingin masuk ke sekolah kejurusan
khususnya SMEA.
b. Banyaknya lulusan SLTP yang tidak tertampung di SMEA Negeri
Salatiga.
1) Pada tahun 1984 / 1985 jumlah pendaftar 966 orang,
tertampung 240 orang, Jumlah tidak tertampung 726 orang
2) Tahun 1985 / 1986 jumlah pendaftar 1165 orang, tertampung
240 orang, Jumlah tidak tertampung 925 orang.
Dengan adanya kondisi tersebut di atas, maka timbul keinginan
yang dipelopori oleh Bapak/Ibu guru dari SMEA Negeri untuk
mendirikan sekolah yang diberi nama SMEA PGRI yang sekarang
berubah menjadi SMK PGRI 2 Salatiga. Sebagai dasar surat izin
sementara yaitu SK Kakanwil Prop. Jateng No. 822/103/1.86 tanggal
23 Juni 1986. Pada tahun 1989 sekolah mendapat Nomor Data Statistik
Sekolah ( NSS ) dari Kakandepdikbud Kodya Salatiga No.
69
34.4.03.62.01.004 sehingga mendapat status terdaftar yang belum bisa
ujian sendiri. Pada waktu itu kegiatan PBM dilaksanakan di Jalan
A.Yani No. 14 Salatiga pada siang hari.
Setelah SMEA Negeri pindah ke kembangarum pada tahun
1992/1993 Kepala SMK PGRI mengajukan permohonan pinjam
sementara gedung kepada Kakandepdikbud No. : 436b/SMEA
PGRI/XI/R.93, tanggal 27 September 1993. Atas dasar tersebut di atas
terbit surat izin penghunian asset gedung bekas SMEA Negeri dari
Kakandepdikbud kodya Salatiga tanggal 29 September 1993. Pada
akhir tahun 1993 berusaha melakukan akreditasi dan hasilnya status
Terdaftar yang disandangnya berubah menjadi status Diakui dengan
SK Dirjen Dikdasmen Sekolah Swasta No. 525/C/Kep/1/1993 tanggal
22 Desember 1993 dengan hasil penilaian yang diperoleh 73 (
Akreditasi Pertama ).
Kemudian akreditasi yang kedua dilakukan pada tahun 1998
dengan SK Dirjen Dikdasmen Sekolah Swasta No.
35/C.C7/Kep/MN/1998 tanggal 24 Maret 1998 dengan hasil penilaian
yang diperoleh 89 ( Akreditasi Kedua ). Izin pertama kali yang didapat
adalah membuka dua program keahlian yaitu Akuntansi dan
Manajemen Bisnis. Pada tahun 2000 SMK PGRI 2 Salatiga
mempunyai 3 program keahlian berdasarkan uji kelayakan dan sesuai
SK Kabid Dikmenjur Prop. Jateng No. 486/103.08/MN/2000 tanggal
12 Oktober 2000 yaitu bidang bisnis dan manajemen yang meliputi 3
70
program keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan
Penjualan. Pada tahun 2006 dilakukan akreditasi lagi oleh Badan
Akreditasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah dengan No. III/BAS
Prov/TU/X/2006 tanggal 13 Oktober 2006 dengan predikat
terakreditasi B ( Baik ) dengan nilai di atas 8, baik Program Keahlian
Akuntansi, Program Keahlian Administrasi maupun Program Keahlian
Penjualan. Pada tahun 2011 dilakukan akreditasi lagi dengan SK BAP
– S/M PROV. JATENG No. 136/BAP-SM/X/2011 tanggal 27 Oktober
2011 dengan predikat terakreditasi A ( Amat Baik ) dengan hasil
penilaian 86, baik Program Keahlian Akuntansi, Program Keahlian
Administrasi Perkantoran maupun Program Keahlian Pemasaran. Dan
pada tahun 2012 mendapat izin pertama kali membuka program
keahlian Persiapan grafika dengan No. : 421.5/4439/101.
Jabatan Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Salatiga juga mengalami
dinamika yaitu, sebagai berikut :
a. Tahun 1986 / 1987 dijabat oleh Dra. Rahmi, namun kemudian oleh
karena beliau pindah ke Kalimantan, maka jabatan kepala sekolah
dijabat oleh Rusmidjan, BA sampai dengan tahun 1988.
b. Selanjutnya jabatan kepala sekolah dijabat oleh Dra. Sunarsih
dengan SK pertama SK YPLP Jawa Tengah No. 69/Kpts/YPLP
I/VI/88, kemudian SK yang kedua dikeluarkan oleh YPLP dengan
No. 74/Kpts/YPLP II/VI/92 tanggal 18 Juni 1992 dan SK yang
71
ketiga dengan No. 424/P SK/YPLP I/IX/97 tanggal 4 September
1997.
c. Kemudian pada tanggal 30 Agustus 2001 terjadi serah terima
jabatan dari pejabat lama Dra. Sunarsih kepada pejabat baru
Fahrudin Saiful Huda, S.Pd berdasarkan SK YPLP PGRI Jawa
tengah No. 082/P/SK/YPLP.I/VI/01 berlaku mulai tanggal 1
September 2001 s.d 30 Juni 2005 dan kemudian karena prestasi
yang diraihnya beliau diangkat kembali untuk menjabat sebagai
kepala sekolah periode selanjutnya selama 4 tahun terhitung mulai
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, tetapi karena pada tahun
2008 beliau kembali mendapat prestasi dan kemudian diangkat dan
dipercaya memegang jabatan Pengawas SMK Kota Salatiga dan
juga menyelesaikan S2 di Stikubank Semarang.
d. Untuk mengisi kekosongan jabatan kepala sekolah maka diangkat
Ymt kepala sekolah yang selanjutnya yaitu Suratmin, S.Pd yang
baru kemudian mendapat SK No. 190/P/SK/YPLP.I/XII/2008 yang
menyatakan secara resmi Suratmin, S.Pd sebagai Kepala SMK
PGRI 2 Salatiga sampai dengan empat tahun ke depan terhitung
sejak dikeluarkannya SK tersebut.
e. Kemudian pada tanggal 12 Juli 2012 terjadi serah terima jabatan
dari pejabat lama Suratmin, S.Pd kepada pejabat baru Heriyanta,
S.Pd berdasarkan SK YPLP PGRI Jawa Tengah No. :
100/P/SK/YPLP.I/VI/2012 yang menyatakan secara resmi sebagai
72
Kepala SMK PGRI 2 Salatiga sampai dengan empat tahun ke
depan terhitung sejak dikeluarkannya SK tersebut.
5. Keadaan Lingkungan Sekolah
SMK PGRI 2 Salatiga terletak di Salatiga 200 meter dari jalan raya
Kembang Arum.SMK PGRI 2 Salatiga mempunyai gedung sekolah
yang belum begitu memadai dikarenakan terbatasnya ruang
kelas.Terdapat 23ruang kelas yang mana menggunakan sistem moving
class.
Tingkat kebersihan di SMK PGRI 2 Salatigasudah cukup baik,
terlihat dari lokasi-lokasi umum yang sering digunakan oleh siswa
yang memiliki tingkat kebersihan yang masih dapat dimaklumi atau
secara umum sudah dikatakan baik.
Masyarakat yang bertempat tinggal disekitar kawasan SMK PGRI
2 Salatigaadalah masyarakat dari golongan umum (perkantoran,
pertanian, swasta, dsb) Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertokoan,
tempat foto copy atau tempat untuk print, adanya kebun, dll.
Tabel 3.1
Data Ruangan Sekolah
No. Nama Ruang Jumlah
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Tata Usaha 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Kelas 17
5 Ruang Lab Pemasaran 1
73
Tabel 3.2
Sarana dan Prasarana Sekolah SMK PGRI 2 Salatiga
6 Ruang Lab Bahasa 1
7 Ruang Lab Bisnis 1
8 Ruang Lab Adm. Perkantoran 1
9 Ruang Lab Multimedia 1
10 Ruang Lab Komputer 1
7 Ruang Perpustakaan 1
10 Ruang UKS 1
11 Ruang Osis 1
12 Ruang Bp 1
13 Lapangan Olahraga 1
14 Mushola 1
15 Dapur 1
16 KM Siswa 10
17 KM Guru 3
18 Tempat Parkir Kendaraa Guru 1
19 Pos Satpam 1
20 Kafetaria 1
21 Bank Mini 1
22 Ruang Jaga Malam 1
No. Nama Sarana Jumlah
1. Alat Olah Raga ±20
2. Laptop 6
3. LCD proyektor 6
4. Speaker 3
74
6. Visi Dan Misi
VISI
Menjadi Lembaga Pendidikan yang mampu menghasilkan tamatan
yang kompetitif, bermartabat, dan cinta tanah air
MISI
a. Menghasilkan tenaga kerja yang professional sesuai dengan
keahliannya sehingga mampu berkompetisi di era global.
b. Menghasilkan tamatan yang jujur, bermoral baik, disiplin, kreatif,
inovatif, dan produktif serta mencintai budaya sendiri.
c. Mengubah peserta didik dari status beban menjadi asset
pembangunan yang produktif
d. Membekali peserta didik dengan jiwa dan semangat wirausaha
sehingga bisa mengembangkan diri secara berkelanjutan.
5. Komputer 10
6. Hotspot 2
7. Microphone 3
8. Sound 2
9. Printer 5
10. Alat lab ±25
11. VCD 2
JUMLAH ±84
75
MOTTO
IS THE BEST
I novatif dalam berkarya
S portif dalam tindakan
T eguh dalam iman
H armonis dalam kebersamaan
E tika selalu dijaga
B erkarya sepanjang masa
E fektif dalam bekerja
S ehat jasmani dan rohani
T ercapai semua cita-cita
7. Gambaran Guru Dan Karyawan SMK PGRI 2 Salatiga
Tabel 3.3
Jumlah Guru dan Karyawan SMK PGRI 2 Salatiga
K
NO. JENIS GURU JENIS KELAMIN JUMLAH
L P
1. DPK 4 3 7
2. GTY 10 8 18
3. GTTY 4 5 9
4. S2 1 - 1
5. S1 17 16 33
6. KARYAWAN
TETAP
1 3 4
7. KARYAWAN
TIDAK TETAP
4 2 6
76
Keterangan :
Jumlah Guru Laki-Laki : 18 Guru Normatif : 9
Jumlah Guru Perempuan : 16 Guru Adaptif : 9
Jumlah Kary Laki-Laki : 5 Guru Produktif : 13
Jumlah Kary Perempuan : 5 Guru Bk : 2
Total : 44 Guru Muatan Lokal : 1
Jumlah : 34
8. Daftar Nama Siswa Kelas XI Otomatisasi Dan Tata Kelola
Perkantoran
Tabel 3.4
Daftar Nama Siswa Kelas XI Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran
NO NAMA JENIS KELAMIN
L P
1 Ade Wahyu Setyawan
2 Aina Azzahra Putri
3 Andrean Firmansyah
4 Ariska Heri Okkiyanto
5 Assri Jumiati
6 Dini Indah Pratiwi
7 Dwi Wahyu Paramita
8 Eva Liana
9 Karsih
77
10 Kurnia Arum Sari
11 Luna Agil Aulia
12 Maela Duwi Listiyani
13 Marshella Indriani
14 Muslikhatul Umami
15 Nurul Azmi Oktaviani
16 Nurul Lailati
17 Risma Anjani Ika N A
18 Rizki Ferdiansyah
19 Rosa Septiyani
20 Salsa Bila Amalia T
21 Salwa Ainina Yulia Saputri
22 Sefia Candra L
23 Silvia Wulandari
24 Siti Nurhidayati
25 Yesika Adila Puspitasari
26 Yosita Nata Sasmitha
JUMLAH 4 22
Keterangan :
Jumlah Siswa Laki-laki : 4
Jumlah Siswa Perempuan : 22
Total : 26
78
B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1) Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Semester I tahun pelajaran 2018/2019,
di mana siklus I dan siklus II akan dilaksanakan tanggal 14 Agustus 2018
sampai dengan tanggal 28 Agustus 2018.
2) Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK PGRI 2 Salatiga Jl. Nakula Sadewa
Mangunsari, Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50722.
3) Subyek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini meliputi:
a. Siswa kelas XI Otomatisasi dan Tata Kelola PerkantoranSMK
PGRI 2 Salatiga Tahun pelajaran 2018/2019.
b. Peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
kolaborasi antara Bapak Ismadi S.Ag selaku guru PAI dengan
peneliti, sehingga penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua
orang peneliti sekaligus. Dimana guru PAI berperan dalam
mengaplikasikan strategi Student Facilitator and Explaining pada
pembelajaran. Sedangkan peneliti mengamati dan membantu
jalannya proses pembelaaran dengan strategi Student Facilitator
and Explaining.
79
C. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
Yaitu mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :
a. Peneliti bersama guru mata pelajaran PAI berdiskusi berkaitan
dengan bagaimana proses belajar mengajar, hasil belajar, kendala-
kendala dan hal-hal yang sering terjadi dikelas sebagai bahan
pertimbangan peneliti untuk mengetahui keadaan awal siswa.
b. Peneliti melakukan survey kelas yang akan diteliti.
c. Membuat rencana pembelajaran.
d. Menyiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang diperlukan.
e. Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama
melaksanakan pembelajaran.
f. Peneliti melakukan sistem pembagian kelompok pada siswa.
g. Menyusun lembar kerja siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang
merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
80
Tabel 3.5
Rencana Pembelajaran Siklus I
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik
melakukan do‟a bersama untuk
mengawali pembelajaran
Absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa
Penyampaian Tema dan Tujuan
Pembelajaran&Rencana Kegiatan
10 menit
Inti Mengamati
Siswa mendengarkan
penjelasan materi dari guru
tentang Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja.
Menanya
Untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang materi
pembelajaran, guru mengawali
dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah yang kalian ketahui
tentang Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja?
Elaborasi
Guru menjelaskan prosedur
mengenai cara belajar dengan
70 menit
81
strategi Student Facilitator
and Explaining kepada siswa.
Membagi siswa menjadi
kelompok secara hetrogen
yang beranggotakan 4-5
siswa.
Guru mengarahkan siswa
untuk mendiskusikan materi
dengan menggali informasi
dari berbagai sumber, internet
maupun buku.
Asosiasi
Guru mengarhkan siswa untuk
menganalisis Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja.
Komunikasi
Guru menginstruksikan
kepada setiapkelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan
kelompok lain mendengar,
memberikan tanggapan,
maupun sanggahan.
Selama pembelajaran
berlangsung guru mengadakan
penilaian proses dengan rubik
observasi dan memberi
penguat dari hasil presentasi.
Guru memberikan kesimpulan
82
tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan ini.
Siswa merangkum hasil
pembelaaran yang telah
diterima.
Siswa diminta mengerjakan
soal latihan.
Penutup Guru memberikan informasi
tentang apa yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
Guru memberi motivasi untuk
siswa agar semangat belajar
Menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca do‟a bersama.
10 menit
3. Tahap Pengamatan
Yaitu kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan
dalam proses belajar mengajar. Pengamatan dilakukan selama proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menilai kegiatan hasil
belajar siswa.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu pembelajaran,
pengamatan yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan
meliputi: keaktifan siswa, karakter siswa, interaksi siswa dengan guru,
interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar atau
semua fakta yang ada selama pembelajaran, dan juga kesesuaian guru
dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran. Pengamatan ini
83
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan
lembar observasi siswa.
Tabel. 3.6
Lembar Observasi Kinerja Guru
No
Indikator
Skor
SB B C K
4 3 2 1
1
Guru menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
2 Menyiapkan buku
pembelajaran
3 Membuat lembar observasi
4 Membuat lembar kerja belajar
anak
5 Kemampuan Guru
Menyiapkan Kelas
6 Kemampuan Guru
memberikan Motivasi
7 Kemampuan Guru dalam
memberikan Apersepsi
8 Kemampuan Guru membuka
proses pembelajaran
9 Kemampuan Guru dalam
menjelaskan materi
10
Kemampuan Guru dalam
menerapkan metode
pembelajaran yaitu Student
84
Facilitator and Explaining
11 Kemampuan Guru dalam
membimbing anak
12
Kemampuan Guru
memotivasi anak dalam KBM
dengan menggunakan metode
pembelajaran Student
Facilitator and Explaining
13
Kemampuan Guru
menumbuhkan partisipasi
anak
14 Kemampuan Guru
melaksanakan pembelajaran
15 Kemampuan Guru
berkomunikasi dengan anak
16 Kemampuan Guru membuat
kesimpulan hasil belajar
17 Kemampuan Guru
melaksanakan evaluasi
18 Kemampuan Guru menutup
pembelajaran
Jumlah
Keterangan :
SB = sangat baik C = cukup
B = baik K = kurang
85
Tabel 3.7
Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik
No. Aspek Pengamatan Skor
B C K
1. Siswa menjawab salam dengan
semangat
2. Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
3. Siswa memahami pembelajaran
dengan menggunakan strategi Student
Facilitator and Explaining
4. Siswa semangat mengikuti
pembelajaran PAI
5. Siswa aktif saat diskusi berlangsung
6. Siswa menanggapi tanggapan dan
sanggahan dari kelompok lain
7. Siswa memberikan umpan balik dari
penjelasan guru
8. Siswa berani mengajukan pertanyaan
kepada guru
9. Siswa menjawab salam penutup
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
B = baik
C = cukup
86
K = kurang
4. Tahap Refleksi
Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan seperti yang
telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,
masalah, persoalan, dankendala yang nyata dalam tindakan strategis.
Refleksi dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan, hasil observasi
dinamis untuk membantu tindakan perbaikan yang akan dilakukan
kemudian. Dengan melakukan refleksi peneliti dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki lagi.
Apabila dalam pelaksanaan siklus I hasil penelitian yang
dilakukan belum sesuai dengan harapan, maka peneliti melakukan uji
coba lagi untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dengan
melakukan pembelajaran menggunakan strategi Student Facilitator
and Explaining pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk
mengetahui seberapa pemahaman siswa terhadap pembelajaran
tersebut. Setelah melakukan tindakan pengamatan dalam
pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari
tindakan yang dianalisis dan data-data yang diperoleh dari observasi
dikumpulkan, dianalisis dan dugunakan sebagai dasar untuk membuat
perencanaan pembelajaran pada siklus II.
87
D. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Menyiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang diperlukan.
c. Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama
melaksanakan pembelajaran.
d. Peneliti melakukan sistem pembagian kelompok pada siswa.
e. Menyusun lembar kerja siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
Tabel. 3.8
Rencana Pembelajaran Siklus II
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik
melakukan do‟a bersama untuk
mengawali pembelajaran
Absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa
10 menit
Inti Mengamati
Siswa mendengarkan
penjelasan materi dari guru
70 menit
88
tentang Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja.
Menanya
Untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang materi
pembelajaran, guru mengawali
dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah yang kalian ketahui
tentang Perilaku Taat, Kompetisi
dalam Kebaikan dan Etos Kerja?
Elaborasi
Guru menjelaskan prosedur
mengenai cara belajar dengan
strategi Student Facilitator
and Explaining kepada siswa.
Membagi siswa menjadi
kelompok yang berbeda
dengan kelompok siklus I
secara hetrogen yang
beranggotakan 4-5 siswa.
Guru mengarahkan siswa
untuk mendiskusikan materi
dengan menggali informasi
dari berbagai sumber, internet
maupun buku.
Asosiasi
Guru mengarhkan siswa untuk
menganalisisPerilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
89
dan Etos Kerja.
Komunikasi
Guru menginstruksikan
kepada setiapkelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan
kelompok lain mendengar,
memberikan tanggapan,
maupun sanggahan.
Guru mengarahkan siswa
untuk menganalisis materi
pembelajaran.
Selama pembelajaran
berlangsung guru mengadakan
penilaian proses dengan rubik
observasi dan memberi
penguat dari hasil presentasi.
Guru memberikan kesimpulan
tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan ini.
Siswa merangkum hasil
pembelaaran yang telah
diterima.
Siswa diminta mengerjakan
soal latihan.
Penutup Guru memberikan informasi
tentang apa yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
Guru memberi motivasi untuk
siswa agar semangat belajar
10 menit
90
Menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca do‟a bersama.
3. Tahap Pengamatan
Melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran termasuk
keaktifan siswa dalam mencari informasi tentang materi. Pengamatan
dilaksanakan secara langsung dengan menggunakan format yang sama
pada siklus I. Data yang dikumpulkan pada siklus II adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil
evaluasi dan hasil pengamatan mengalami kenaikan dibandingkan
dengan siklus I.
4. Tahap Refleksi
Menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan
pembelajaran guna untuk meningkatkan pemahaman siswa yang
ditinjau dari hasil belajar menggunakan strategi Student facilitator and
Explaining.Tahap akhir dari siklus II ini adalah tahap refleksi.Pada
tahap refleksi, peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat
pada lembar observasi yang ada yaitu pengamatan terhadap kinerja
guru dan pengamatan terhadap siswa.Refleksi ini dilakukan dengan
mengacu pada refleksi siklus I. Data yang dikumpulkan pada siklus II
adalah hasil dari perbaikan refleksi yang ada pada siklus I dalam
proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa
91
pembelajaran dengan menggunakan strategi Student Facilitator and
Explainingmengalami kenaikan dibandingkan dengan siklus I.
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran,
peneliti mendapatkan data sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan
strategi pembelajaran yang telah peneliti tentukan. Untuk itu, pada bab ini
peneliti memaparkan hasil penelitian pra siklus dan hasil dari setiap siklus.
1. Deskripsi Pra Siklus
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI kelas XI di
SMK PGRI 2 Salatiga masih sering menggunakan metode
pembelajaran yang berbasis satu arah.Dimana siswa hanya mendengar,
mencatat, dan mengerjakan soal yang terdapat pada buku paket.Maka
pembelajaran tersebut hanya berpusat pada guru dan pemahaman siswa
hanya bersifat sementara.Bahkan guru hanya menggunakan metode
pembelajaran yang monoton seperti ceramah, dan jarang menggunakan
metode-metode pembelajaran yang bervariasi yang dapat memotivasi
siswa.
Data yang diperoleh dari kondisi awal, hasil nilai tes ulangan
harian siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI masih banyak yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang
digunakan sebagai patokan dalam mata pelajaran PAI yaitu 75.
Rangkuman hasil ulangan harian siswa kelas XI pada mata
pelajaran PAI ditunjukkan pada tabel berikut :
93
Tabel 4.1
Nilai Ulangan Harian Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1. Ade Wahyu Setyawan 68 Belum tuntas
2. Aina Azzahra Putri 46 Belum tuntas
3. Andrean Firmansyah 85 Tuntas
4. Ariska Heri Okkiyanto 85 Tuntas
5. Assri Jumiati 77 Tuntas
6. Dini Indah Pratiwi 73 Belum tuntas
7. Dwi Wahyu Paramita 50 Belum tuntas
8. Eva Liana 88 Tuntas
9. Karsih 69 Belum tuntas
10. Kurnia Arum Sari 40 Belum tuntas
11. Luna Agil Aulia 84 Tuntas
12. Maela Duwi Listiyani 88 Tuntas
13. Marshella Indriani 65 Belum tuntas
14. Muslikhatul Umami 50 Belum tuntas
15. Nurul Azmi Oktaviani 85 Tuntas
16. Nurul Lailati 69 Belum tuntas
17. Risma Anjani Ika N A 50 Belum tuntas
18. Rizki Ferdiansyah 88 Tuntas
19. Rosa Septiyani 63 Belum tuntas
20. Salsa Bila Amalia T 61 Belum tuntas
21. Salwa Ainina Yulia Saputri 67 Belum tuntas
22. Sefia Candra L 46 Belum tuntas
94
23. Silvia Wulandari 68 Belum tuntas
24. Siti Nurhidayati 87 Tuntas
25. Yesika Adila Puspitasari 65 Belum tuntas
26. Yosita Nata Sasmitha 75 Tuntas
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 40
Siswa yang Tuntas 10
Siswa yang Belum Tuntas 16
Rata-rata 68,92
Presentase Ketuntasan 38,46%
Presentase yang Belum Tuntas 61,54%
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada pra siklus mencapai 68,92 dari jumlah siswa 26
siswa. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 10 siswa
(38,46%) sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 16 siswa
(61,54%). Pada pra siklus secara klasikal belum mencapai ketuntasan
karena siswa yang memperoleh ≥75 (nilai KKM) hanya mencapai
38,46% dari jumlah siswa keseluruhan. Maka, dapat dikatakan bahwa
keadaan siswa sebelum tindakan dilakukan mempunyai nilai yang
rendah dalam pembelajaran ini. Dari data tersebut dapat dilihat dengan
gambar berikut:
95
Gambar 4.1
Hasil Evaluasi Pra Siklus
2. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 21
Agustus 2018 di kelas XI OTKP SMK PGRI 2 Salatiga oleh Bapak
Ismadi, S.Ag dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Pada tahap ini,
guru menyampaikan materi pembelajaran menggunakan strategi
Student Facilitator and Explaining yang fokus pada peningkatan hasil
belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hasil pelaksanaan pada siklus I ini, peneliti mendapat gambaran
bahwa para siswa belum terlihat antusias dalam mengikuti
pembelajaran dengan strategi Student Facilitator And Explaining,
meskipun belum semua aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan
strategi Student Facilitator And Explaining, akan tetapi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran sudah dianggap berjalan cukup baik
dan lancar. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tidak Tuntas 61 ,54%
Tuntas 38,46%
96
Tabel. 4. 2
Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1. Ade Wahyu Setyawan 93 Tuntas
2. Aina Azzahra Putri 50 Belum tuntas
3. Andrean Firmansyah 90 Tuntas
4. Ariska Heri Okkiyanto 88 Tuntas
5. Assri Jumiati 90 Tuntas
6. Dini Indah Pratiwi 90 Tuntas
7. Dwi Wahyu Paramita 50 Belum tuntas
8. Eva Liana 90 Tuntas
9. Karsih 70 Belum tuntas
10. Kurnia Arum Sari 40 Belum tuntas
11. Luna Agil Aulia 90 Tuntas
12. Maela Duwi Listiyani 100 Tuntas
13. Marshella Indriani 65 Belum tuntas
14. Muslikhatul Umami 55 Belum tuntas
15. Nurul Azmi Oktaviani 95 Tuntas
16. Nurul Lailati 100 Tuntas
17. Risma Anjani Ika N A 55 Belum tuntas
18. Rizki Ferdiansyah 95 Tuntas
19. Rosa Septiyani 65 Belum tuntas
20. Salsa Bila Amalia T 70 Belum tuntas
21. Salwa Ainina Yulia Saputri 100 Tuntas
22. Sefia Candra L 45 Belum tuntas
97
23. Silvia Wulandari 100 Tuntas
24. Siti Nurhidayati 95 Tuntas
25. Yesika Adila Puspitasari 70 Belum tuntas
26. Yosita Nata Sasmitha 100 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Siswa yang Tuntas 15
Siswa yang Belum Tuntas 11
Rata-rata 78,88
Presentase Ketuntasan 57,69%
Presentase yang Belum Tuntas 42,31%
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 78,88 dari jumlah siswa 26 siswa.
Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 15 siswa
(57,69%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 11
siswa (42,31%). Pada siklus I ini secara klasikal belum mencapai
ketuntasan karena siswa yang memperoleh nilai ≥75 (nilai KKM)
hanya mencapai 57,69% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Dari
hasil presentase, belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%
dari jumlah seluruh siswa.Oleh sebab itu, maka harus dilaksanakan
siklus selanjutnya yaitu siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
Dapat dilihat dari diagram lingkaran dibawah ini:
98
Gambar 4.2
Hasil Evaluasi Siklus I
3. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 28
Agustus 2018 di kelas XI OTKP SMK PGRI 2 Salatiga oleh Bapak
Ismadi, S.Ag dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Pada tahap ini,
guru menyampaikan materi pembelajaran menggunakan strategi
Student Facilitator and Explaining yang fokus pada pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan penelitian siklus II, peneliti mendapat gambaran
bahwa siswa sudah banyak yang aktif dan berani menyampaikan
penjelasan kepada siswa lain. Para siswa juga sudah berani untuk
mengajukan pertanyaan sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.
Secara keseluruhan, pembelajaran pada siklus II ini berjalan lebih baik
dari siklus I. Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tuntas 57,69%
Tidak Tuntas 42,31 %
99
Tabel 4.3
Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1. Ade Wahyu Setyawan 95 Tuntas
2. Aina Azzahra Putri 98 Tuntas
3. Andrean Firmansyah 95 Tuntas
4. Ariska Heri Okkiyanto 95 Tuntas
5. Assri Jumiati 100 Tuntas
6. Dini Indah Pratiwi 95 Tuntas
7. Dwi Wahyu Paramita 100 Tuntas
8. Eva Liana 100 Tuntas
9. Karsih 100 Tuntas
10. Kurnia Arum Sari 100 Tuntas
11. Luna Agil Aulia 95 Tuntas
12. Maela Duwi Listiyani 100 Tuntas
13. Marshella Indriani 100 Tuntas
14. Muslikhatul Umami 95 Tuntas
15. Nurul Azmi Oktaviani 95 Tuntas
16. Nurul Lailati 100 Tuntas
17. Risma Anjani Ika N A 98 Tuntas
18. Rizki Ferdiansyah 95 Tuntas
19. Rosa Septiyani 95 Tuntas
20. Salsa Bila Amalia T 100 Tuntas
21. Salwa Ainina Yulia Saputri 100 Tuntas
22. Sefia Candra L 90 Tuntas
100
23. Silvia Wulandari 100 Tuntas
24. Siti Nurhidayati 95 Tuntas
25. Yesika Adila Puspitasari 98 Tuntas
26. Yosita Nata Sasmitha 100 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 90
Siswa yang Tuntas 26
Siswa yang Belum Tuntas 0
Rata-rata 97, 46
Presentase Ketuntasan 100%
Presentase yang Belum Tuntas 0%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus II mencapai 97,46 dari jumlah siswa 26
siswa. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 26 siswa
(100%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 0 siswa (0%).Pada
siklus II secara klasikal pembelajaran dianggap tuntas karena sudah
mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu ≥85% dari
jumlah siswa keseluruhan.Pembelajaran pada siklus II dianggap
berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II. Dapat dilihat
dari diagram lingkaran berikut ini:
101
Gambar 4.3
Nilai Evaluasi Siklus II
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar
siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus- Siklus II
Siklus Rata-Rata Kategori Jumlah Presentase
Pra Siklus 68,92 Tuntas 10 38,46%
Tidak Tuntas 16 61, 54%
Siklus I 78,88 Tuntas 15 57,69%
Tidak Tuntas 11 42,31%
Siklus II 97,46 Tuntas 26 100%
Tidak Tuntas 0 0%
Tuntas 1 00%
Tidak Tuntas 0%
102
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Student
Facilitator And Explaining adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan
strategi pembelajaran ini.
Tabel 4.4 menunjukkan hasil belajar siswa pada pra siklus terdapat
10 siswa (38,46%) tuntas belajar dan 16 siswa (61,54%) belum tuntas
belajar dengan nilai rata-rata 68,92. Berdasarkan hasil tersebut masih jauh
dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ≥85% maka
dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan strategi Student Facilitator
And Explaining.
Hasil belajar siklus I terdapat 15 siswa tuntas belajar (57,69%) dan
11 siswa (42,31%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 78,88.
Berdasarkan hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah
ditetapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Hasil belajar siklus II diperoleh data 26 siswa (100%) tuntas
belajar dan 0 siswa (0%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 97,46.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa
dari siklus I ke siklus II ternyata mengalami peningkatan 42,31%.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 100% dari jumlah seluruh
siswa sudah tuntas belajar.Sehingga penelitian tindakan kelas ini
dihentikan pada siklus II.
103
Dari pembahasan tersebut dapat dilihat dalam tabel gabungan nilai
evaluasi dari siklus ke siklus sebagai berikut:
Tabel 4.5
Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Ade Wahyu Setyawan 68 93 95
2. Aina Azzahra Putri 46 50 98
3. Andrean Firmansyah 85 90 95
4. Ariska Heri Okkiyanto 85 88 95
5. Assri Jumiati 77 90 100
6. Dini Indah Pratiwi 73 90 95
7. Dwi wahyu Paramita 50 50 100
8. Eva Liana 88 90 100
9. Karsih 69 70 100
10. Kurnia Arum Sari 40 40 100
11. Luna Agil Aulia 84 90 95
12. Maela Duwi Listiyani 88 100 100
13. Marshella Indriani 65 65 100
14. Muslikhatul Umami 50 55 95
15. Nurul Azmi Oktaviani 85 95 95
104
16. Nurul Lailati 69 100 100
17. Risma Anjani Ika N A 50 55 98
18. Rizki Ferdiansyah 88 95 95
19. Rosa Septiyani 63 65 95
20. Salsa Bila Amalia T 61 70 100
21. Salwa Ainina Yulia S 67 100 100
22. Sefia Candra L 46 45 90
23. Silvia Wulandari 68 100 100
24. Siti Nurhidayati 87 95 95
25. Yesika Adila Puspitasari 65 70 98
26. Yosita Nata Sasmitha 75 100 100
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan
rata-rata nilai pada siklus I meningkat dibandingkan pada pra siklus, yaitu
68,92 menjadi 78,88. Pada siklus II juga mengalami peningkatan secara
signifikan yaitu dengan nilai rata-rata mencapai 97,46 dari siklus
sebelumnya 78,88. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan PTK dengan menggunakan strategi Student Facilitator and
Explaining berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada tahap ini hasil tes evaluasi siklus I adalah 57,69% siswa
tuntas (15 siswa) dan yang tidak tuntas 42,31% (11 siswa). Dengan
demikian siklus I mengalami peningkatan dibanding pra siklus sebesar
105
19,23%. Sedangkan pada siklus II ini presentase ketuntasan klasikal siswa
meningkat sebesar 42,31%, dari siklus sebelumnya sebesar 57,69%
menjadi 100% siswa tuntas. Dari data ini, diperoleh data siswa yang tidak
tuntas sebesar 0%.Dengan demikian Presentase Kriteria Ketuntasan
Klasikal pada siklus II ini mencapai 100% dengan nilai rata-rata 97,46.
Dengan kata lain sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan
yaitu presentase Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 85% dengan standar
KKM 75. Dari pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan
menggunakan diagaram berikut:
Gambar 4.4
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0102030405060708090
100
Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas XI
OTKP SMK PGRI 2 Salatiga selama dua siklus dan berdasarkan seluruh
pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Penerapanstrategi pembelajaran Student Facilitator and
Explainingterbuktidapatmeningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI materi Perilaku Taat,Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos
Kerja di kelas XI OTKP SMK PGRI 2 Salatiga dengan jumlah siswa 26
siswa. Hal inidibuktikandenganpeningkatanKriteriaKetuntasanMinimal
dannilai rata-rata kelas XI OTKP dimanapadapra siklus jumlah siswa yang
tuntas sebanyak 10 siswa (38,46%) dengan rata-rata 68,92 dan yang belum
tuntas sebanyak 16 siswa (61,54%), pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 15 siswa (57,69%) dengan rata-rata sebesar 78,88 dan siswa
yang belum tuntas 11 siswa (42,31%). Dari data tersebut hasil belajar
siswa dari pra siklus ke siklus I mengalami kenaikan 19,23%. Sedangkan
pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 siswa (100%) dengan
rata-rata nilai 97,46 dan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 0 siswa
(0%).Tingkat ketuntasanklasikal juga sudahmemenuhi indicator
keberhasilan yang ditargetkan yaitu 85%
denganpresentaseketuntasanmencapai 100%. Oleh karena itu siklus
107
dihentikan karena ketuntasan klasikal dari keseluruhan jumlah siswa kelas
XI sudah mencapai 85%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi ini
antara lain :
1. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan, penggunaan strategi pembelajaran
Student Facilitator and Explainingsebagai alternativ dalam
meningkatkan hasil belajar PAI. Selain itu, untuk lebih mendukung
peningkatan hasil belajar siswa, hendaknya pihak sekolah
menyediakan alat, atau media pembelajaran yang berbasis
teknologi.Sehingga terdapat inovasi dalam menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Sebaiknya guru lebih variatif dalam menggunakan metode /
strategi pembelajaran, termasuk menggunakan strategi
pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Hal ini akan
menghilangkan rasa bosan bagi siswa selama mengikuti proses
belajar mengajar.
b. Guru hendaknya tidak perlu khawatir dalam mencoba metode /
strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
108
c. Sebelum melakukan metode / strategi pembelajaran jenis baru,
hendaknya guru melakukan persiapan sebaik-baiknya dengan
mempertimbangkan materi yang sesuai.
3. Bagi siswa
Peserta didik hendaknya senantiasa meningkatkan motivasi
dalam pembelajaran PAI maupun pembelajaran yang lainnya, karena
dengan motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran yang dapat diukur dari hasil belajar peserta didik.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta
:RinekaCipta.
Aminuddin. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi
Umum. Bogor :Penerbit Ghalia Indonesia.
Andari, DitaWuri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Kelas VIII SMP Nurul Islam. Skripsi. Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.
Arief, Armie. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam.
Tangerang :Ciputat Press.
Arifin, H.M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan
Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta :Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta :Rineka Cipta
Arikunto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azra, Azyumardi. 2000. Islam substansif. Bandung: Rosdakarya.
Azwar, Saifuddin. 2005. Teoridan Pengukuran. Yogyakarta :Pustaka
Pelajar.
Bahri, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: CV. Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiyah. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :Bumi Aksara.
Daryanto.2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan
Sekolah. Yogyakarta : Gavamedia.
Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Ekawarna. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan: Referensi.
Gafur, Irpan Abdul dan Muhammad Jamil.2003. Reformasi Rencana
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .Jakarta :Nur Insan.
110
Hamruni. 2012. StrategiPembelajaran. Yogyakarta :Insan Madani.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajarandan Pembelajaran :Isu-
Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Khuryono. 2017. PenerapanStrategi Student Facilitator and Explaining
(SFAE) Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Di SMK NU 01 Belik Kabupaten Pemalang. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
Kunandar.2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Langgeng, Abram Rinekso. 2012. Pengaruh Penerapan Metode
Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Terhadap
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMA N 1
Mertoyudan Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsi. Jurusan
Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
Langgulung, Hasan. 2002. Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam
dan Sains Social. Jakarta : Gaya Media Pertama.
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Moh.Roqib. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta :LkiS.
Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan
PAI di Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan
Praktis. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Nasir, Sahilun A. 2002. Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan
Problema Remaja. Jakarta :Kalam Mulia.
111
Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT.Balai Pustaka.
Prasetyo, Tri Joko. 2005. Strategi Pembelajaran Mengajar. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Ramayulis.2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta :Kalam
Mulia.
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching.
Ciputat : Quantum Teaching.
Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rajawali Press
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung
:Alfabeta.
Samino. Saring Marsudi. 2012. Bimbingan Belajar Pedoman bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Kartasura: Fairus Media.
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenadamedia Group.
Shaleh, Abdul Rachman. 2005. Pendidikan Agama &Perkembangan
Watak Bangsa. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Shaleh, Abdul Rachman.2000. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi,
MisidanAksi. Jakarta :Gemawindu Pancaperkasa.
Sunhaji. 2009. StrategiPembelajaran, Konsep Dasar Metode dan Aplikasi
dalam Proses BelajarMengajar. Yogyakarta : STAIN Press.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning (Teori&Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Suyadi.2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Buku Panduan Wajib
bagi Para Pendidik.Yogyakarta : DIVA Press.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafinda
Persada
Tafsir, Ahmad.2007. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstuktivistik. Jakarta :Prestasi Pustaka.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivisik. Jakarta :Prestasi Pustaka.
112
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Zuhairini. 1995. FilsafatPendidikan Islam. Jakarta :Bumi Aksara.
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Foto Dokumentasi Penelitian
Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Student
Facilitator and Explaining
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
114
Guru memandu jalannya diskusi dengan menggunakan strategi
Student Facilitator and Explaining
Siswa melakukan diskusi
115
Siswa menyusun hasil diskusi
Suasana kelas saat diskusi dengan menggunakan strategi Student
Facilitator and Explaining
116
Siswa memaparkan hasil diskusi kelompok
Siswa memaparkan hasil diskusi kelompok
117
Siswa menganalisis hasil diskusi
Guru memberikan kesimpulan terkait hasil diskusi
118
Foto bersama siswa
119
SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah :SMK PGRI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/semester : XI D /Ganjil
MateriPokok : Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayatidanmengamalkanajaran agama yang dianutnya
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsadalampergaulandunia
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untukmemecahkanmasalah
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranahabstrakterkaitdenganpengembangandari yang dipelajarinya di
sekolahsecaramandiri,
danmampumenggunakanmetodesesuaikaidahkeilmuan.
120
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menunjukkan perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-
Maidah (5) : 48 dan Q.S. At-Taubah(9) : 105, serta hadits yang terkait.
3.1 Menganalisis Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48 dan Q.S.
At-Taubah(9) : 105, serta hadits tentang taat, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
2.1 Mampu menunjukkan perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan
etos kerja sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4) :
59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48 dan Q.S. At-Taubah(9) : 105, serta hadits
terkait.
3.1 Mampu menganalisis Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48
dan Q.S. At-Taubah(9) : 105, serta hadits tentang taat, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja.
D. TujuanPembelajaran
1. Memahami makna taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etoskerja.
2. Menampilkan perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etoskerja.
E. MateriPembelajaran
1. MenganalisisQ.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S.
At-Taubah (9) : 105
a. Q.S An-Nisa (4) ayat 59
121
TerjemahanQ.S An-Nisa (4) ayat 59
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu.kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”
Kandunganayat
Kandungan ayat ini yaitu perintah untuk menaati Allah Swt.,
rasul, dan pemimpin.Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan
untuk kembali kepada Al-Qur‟an dan hadis.
b. Q.SAl-Maidah (5) ayat 48
Terjemahan Q.S Al-Maidah (5) ayat 48
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
122
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.Untuk setiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang.Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu semuanya kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan itu.” (Q.S. al-Maidah/5:48)
KandunganAyat
Ayatinimenjelaskanbahwa Allah Swt. Telahmenurunkan Al-
Qur‟an agar manusiamelakukanperbuatansesuaidenganpetunjuk-
Nya.Perbuatan yang sesuaidenganpetunjuk-
Nyaadalahperbuatanterpuji,
yaitusegalabentukkebaikan.Tidakhanyaitu, Allah Swt.
Jugamemerintahkan orang beriman agar
dalammelakukankebaikandisertaidengansemangat yang tinggi,
danberlomba-
lombauntukmemperbanyakdanmemperbagusamalkebaikanitu.
c. Q.S. At-Taubah (9) ayat 105
TerjemahanQ.S. At-Taubah (9) ayat 105
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah
akanmelihatpekerjaanmu, begitujugaRasul-Nya danorang-orang
mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
123
Kandungan Ayat
Padaayatini, Allah Swt. Memerintahkanrasul-Nya agar
mengajarkanumatnyamenjadi orang yang
gemarbekerja.Pekerjaanapapun yang dilakukanseseorang, di
akhiratakandiperlihatkankepadarasul-Nyadankepada orang-orang
beriman. Allah Swt.
Jugaakanmemberikanbalasanataspekerjaantersebut.
2. Hadis Tentang Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan
Etos Kerja
a. Hadis Tentang Perilaku Taat
ا عة ف اممعروف ما امط اه ص م لا طا عة ف معصية الل حن عن عل ان رسو ل الل عن اب عبد امر
(رواه مسلم)
Artinya :
“Dari Abi Abdurrahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah
bersabda... Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada
Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang
makruf.”(H.R. Muslim)
Hadis ini menyatakan bahwa umat Islam wajib mentaati perintah
Allah Swt., dan Rasul-Nya.Umat Islam juga diperintahkan pula untuk
mengikuti atau mentaati pemimpinnya.Apabila pemimpinnya
memerintah kepada hal-hal yang baik.Apabila pemimpin tersebut
mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.
b. HadistentangKompetisidalamKebaikan
قاموا نلنب ي رسول الله اب امنب صل الله عليو وسلم عن أب ذر رض الله عنو أن نسا من أص
قون بفضول أمواميم قالأوميس ثور بلأجور يصلون كم هصل ويصومون كم هصوم ويتصد ذىب أىل الد
ميدة صدقة وك ة صدقة وك ت ن بك تسبيحة صدقة وك تكبيقون؟ ا د قد جعل الله مك ما تص
تليل صدقة وأمر بمعروف صدقة وني عن منكر صدقة وف بضع أحدك صدقةقاموا يرسول الله أيأت
أحدن شيوتو ويكون ل فيا أجر؟قالأرأيت مو وضعيا ف حرام أكن عليو فيا وزر؟ فكذل مو وضعيا
(راومسلم)ف امح ل كن ل أجر
124
Artinya:
Dari Abu Dar ra.bahwa segolongan sahabat Nabi saw. berkata
kepada beliau, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi
dengan membawa pahala. Mereka salat sebagaimana kami pun
salat, mereka saum sebagaimana kami pun saum, tetapi mereka
bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Rasulullah Saw.
bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa
yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah
sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, amar ma‟ruf adalah
sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan pada rasa malu salah
seorang diantara kalian terdapat sedekah.”Mereka bertanya “Ya
Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami yang
menumpahkan syahwatnya itu memperoleh pahala?”Beliau
menjawab, “Bagaimana pendapat kalian, seandainya dia
meletakkannya pada yang haram, bukankah dia memperoleh
dosa?Demikian juga, seandainya dia meletakkannya pada yang
halal maka dia memperoleh pahala.” (HR. Muslim)
Hadis ini menyatakan bahwa semua orang bisa berbuat
kebaikan.Dan kebaikan itu dikerjakan sesuai dengan
kemampuannya.Orang kaya bisa berbuat baik dengan
kekayaannya.Orang berilmu bisa berbuat baik dengan
ilmunya.Demikian seterusnya.Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk
tidak berbuat kebaikan.Sebab, kapan pun dan di mana pun seseorang
berada, kesempatan untuk berbuat kebaikan selalu ada.
c. HadistentangEtosKerja
ور عن ل بيده وك بيع م ل امر أ امكسب أطيب قال رافع بن د قام يل ي رسول الل
(رواه احد )
Artinya:
Dari Rafi„ binKhadijberkata, Rasulullah saw.
Pernahditanyatentangpenghasilan yang paling baik. Rasulullah
Saw. menjawab,
“Yaituamalseseorangdenganjerihpayahnyadansemuaperdagangan
yang sah. (HR. Ahmad)
125
Hadisinimenyatakanbahwahartakekayaan yang paling
baikadalahharta yang diperolehdengankeringatsendiri, yaitukekayaan
yang diperolehdarijerihpayahnya, cucurankeringatnya,
danbantingtulangnyadalammencarirezekidengancara yang halal.
Hadisinisekaligusmengajarkankepadamanusia agar menjadi orang
yang giatbekerja.
3. Contoh Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja
a. Perilaku Taat
Kata taat berasal dari bahasa Arab yaitu ta‟at.Kata ini memiliki
makna mengikuti atau menuruti.Secara istilah taat berarti tunduk,
patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari.
Memiliki sifat taat akan memberikan akibat yang baik bagi
pemiliknya. Jika setiap orang telah memahami maksud sikap ini, ia
akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
dapat dipastikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara akan berjalan dengan harmonis. Berikut ini contoh
perilaku taat, sebagai berikut :
4. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt,
malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.
5. Melaksanakan rukun islam, yaitu membaca kedua syahadat,
sholat, puasa, zakat, dan haji (jika mampu).
6. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-
pihak tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar
peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan turut serta
dalam kegiatan-kegiatan sosial.
b. Kompetisi dalam Kebaikan
Hidup adalah kompetisi untuk menjadi yang terbaik, dan juga
untuk meraih cita-cita yang diinginkan.Namun dalam
berkompetisi, kita tidak diperbolehkan terjebak pada kompetisi
126
yang hanya memperturutkan hawa nafsu duniawi dan jauh dari
suasana robbani.Kompetisi yang hanya memperturutkan hawa
nafsu, contohnya kompetisi mengumpulkan harta kekayaan atau
memperebutkan jabatan dan kedudukan. Sedangkan contoh
perilaku kompetisi dalam kebaikan adalah sebagai berikut :
6. Semangat berkompetisi dalam melakukan dan meraih prestasi.
7. Dinamis, senantiasa semangat dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban.
8. Sportif, mengakui keunggulan orang lain dan tidak malu untuk
menirunya.
9. Inovatif, karya ide dan gagasan serta senantiasa melakukan
pembaruan-pembaruan.
10. Kreatif, penuh kreatifitas dalam melakukan hal-hal yang
bermanfaat.
c. Etos Kerja
Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi keperluan
hidup di dunia dan di akhirat disertai sikap optimis.Setiap orang
wajib berikhtiar maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup di
dunia dan akhirat.Kebutuhan hidup manusia baik jasmani maupun
rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain makan,
pakaian dan tempat tinggal, sedangkan kebutuhan rohani
diantaranya ilmu pengetahuan dan nasehat. Kebutuhan itu akan
diperoleh dengan syarat apabila manusia mau bekerja keras dan
berdoa maka Allah pasti akan memberikan nikmat dan rizki-Nya.
Contoh perilaku etos kerja adalah sebagai berikut :
7. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah
tidak akan member rizki pada orang-orang yang malas.
8. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar
menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar
terhadap masalah yang dihadapi.
127
9. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.
10. Apabila telah berhasil mencapai apa yang direncanakan, tidak
cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.
11. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap
tekun menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.
12. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
F. Metode Pembelajaran
1 Pendekatan : scientifik
2 Strategi : Student Facilitator and Explaining
G. Media Pembelajaran
1. Laptop dan LCD Projector
2. Spidol
H. Sumber Belajar
1. Buku siswa PAIdan Budi PekertikelasXI
2. Internet
3. Buku lain yang menunjang
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik
melakukan do‟a bersama untuk
mengawali pembelajaran
Absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa
Penyampaian Tema dan Tujuan
Pembelajaran&Rencana Kegiatan
10 menit
Inti Mengamati
Siswa mendengarkan
70 menit
128
penjelasan materi dari guru
tentang Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja.
Menanya
Untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang materi
pembelajaran, guru mengawali
dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah yang kalian ketahui
tentang Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja?
Elaborasi
Guru menjelaskan prosedur
mengenai cara belajar dengan
strategi Student Facilitator
and Explaining kepada siswa.
Membagi siswa menjadi
kelompok secara heterogen
yang beranggotakan 4-5
siswa.
Guru mengarahkan siswa
untuk mendiskusikan materi
dengan menggali informasi
dari berbagai sumber, internet
maupun buku.
Asosiasi
Guru mengarahkan siswa
untuk menganalisis Perilaku
129
Taat, Kompetisi dalam
Kebaikan dan Etos Kerja.
Komunikasi
Guru menginstruksikan
kepada setiapkelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan
kelompok lain mendengar,
memberikan tanggapan,
maupun sanggahan.
Selama pembelajaran
berlangsung guru mengadakan
penilaian proses dengan rubik
observasi dan memberi
penguat dari hasil presentasi.
Guru memberikan kesimpulan
tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan ini.
Siswa merangkum hasil
pembelajaran yang telah
diterima.
Siswa diminta mengerjakan
soal latihan.
Penutup Guru memberikan informasi
tentang apa yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
Guru memberi motivasi untuk
siswa agar semangat belajar
Menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca do‟a bersama.
10 menit
130
J. Penilaian dan Instrumen
1) Pengamatan pada saat pelaksanaan diskusi
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian:
1. Kejelasan dan kedalaman informasi
a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi kurang lengkap, skor 10.
2. Keaktifan dalam diskusi
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
No Kelompok
Aspek
yang
dinilai
Skor
maks. Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
1 2 3 T TT R P
131
3. Kejelasan dan kerapian presentasi
a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan rapi, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan
rapi maka skor 30.
c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan kurang rapi, skor 20.
d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas
dan tidak rapi, skor 10.
2) TesTertulis
No
Soal
Kunci Jawaban
1 Jelaskan kandungan Q.S. an-Nisa/4
:59 ! (skor 20)
Perintahuntukmentaati Allah
Swt., Rasul, danpemimpin.
Apabilaterjadiperselisihan,
diperintahkanuntukkembalikepa
daal-Qur‟andanhadis.
2
Berikan 3 contohperilakutaatyang
sesuai dengan Q.S. an-Nisa/4 :59
!(skor 20)
a. Menjalankanperintah
Allah
danmenjauhilarangan-
Nya
b. Menaatisemuaaturan
yang ada di
sekolahdankelas.
c. Mentaatisemuaperatura
ndalamkeluargamaupun
masyarakat.
132
133
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah :SMK PGRI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/semester : XI D /Ganjil
MateriPokok : Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayatidanmengamalkanajaran agama yang dianutnya
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsadalampergaulandunia
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untukmemecahkanmasalah
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranahabstrakterkaitdenganpengembangandari yang dipelajarinya di
sekolahsecaramandiri,
danmampumenggunakanmetodesesuaikaidahkeilmuan.
134
B. Kompetensi Dasar
4.1 Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At
Taubah (9) : 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah
(5) : 48; Q.S. At-Taubah (9) : 105dengan lancar.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.1 Mampu membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S.
At Taubah (9) : 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.2 Mampu Mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-
Maidah (5) : 48; Q.S. At-Taubah (9) : 105 dengan lancar.
D. TujuanPembelajaran
3. Memahami makna taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja.
4. Menampilkan perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja.
E. MateriPembelajaran
4. Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At-
Taubah (9) : 105
d. Q.S An-Nisa (4) ayat 59
TerjemahanQ.S An-Nisa (4) ayat 59
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu.kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
135
(Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”
Kandunganayat
Kandungan ayat ini yaitu perintah untuk menaati Allah Swt.,
rasul, dan pemimpin.Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan
untuk kembali kepada Al-Qur‟an dan hadis.
e. Q.SAl-Maidah (5) ayat 48
Terjemahan Q.S Al-Maidah (5) ayat 48
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.Untuk setiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang.Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu semuanya kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan itu.” (Q.S. al-Maidah/5:48)
KandunganAyat
136
Ayatinimenjelaskanbahwa Allah Swt. Telahmenurunkan Al-
Qur‟an agar manusiamelakukanperbuatansesuaidenganpetunjuk-
Nya.Perbuatan yang sesuaidenganpetunjuk-
Nyaadalahperbuatanterpuji,
yaitusegalabentukkebaikan.Tidakhanyaitu, Allah Swt.
Jugamemerintahkan orang beriman agar
dalammelakukankebaikandisertaidengansemangat yang tinggi,
danberlomba-
lombauntukmemperbanyakdanmemperbagusamalkebaikanitu.
f. Q.S. At-Taubah (9) ayat 105
TerjemahanQ.S. At-Taubah (9) ayat 105
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah
akanmelihatpekerjaanmu, begitujugaRasul-Nya danorang-orang
mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Kandungan Ayat
Padaayatini, Allah Swt. Memerintahkanrasul-Nya agar
mengajarkanumatnyamenjadi orang yang
gemarbekerja.Pekerjaanapapun yang dilakukanseseorang, di
akhiratakandiperlihatkankepadarasul-Nyadankepada orang-orang
beriman. Allah Swt.
Jugaakanmemberikanbalasanataspekerjaantersebut.
137
5. Penerapan Hukum Bacaan Tajwid Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-
Maidah (5) : 48; Q.S. At-Taubah (9) : 105
a. Hukum Bacaan Tajwid Q.S. An-Nisa (4) : 59
Penerapan hukum tajwid Q.S. An-Nisa (4) : 59 adalah sebagai
berikut :
Kata/kalimat Hukum Bacaan Alasan
ا
mad jaiz munfasil mad asli bertemu
huruf alif di luar kata
mad badal Huruf alif bertanda
baca fathah berdiri
Tafkhim Lafal jalalah
didahului tanda baca
dhommah
alif lam qomariyyah Huruf alif lam
berhadapan dengan
huruf qomariyyah.
ikhfa‟ Nun sukun bertemu
huruf ta
b. Hukum Bacaan Tajwid Q.S. Al-Maidah (5) : 48
Penerapan hukum tajwid Q.S Al-Maidah (5) : 48 adalah sebagai
berikut :
Kalimah Hukum Bacaan Alasan
Ikhfa‟ Tanda baca kasrah
tanwin bertemu
huruf jim
Izhar syafawi Mim sukun bertemu
huruf syin
138
Mas iwad Tanda baca fathah
tanwin bertemu alif
dan diwaqafkan
Mad wajib muttasil Mad asli bertemu
hamzah pada satu
kata
Idgham bighunnah Tanda baca fathah
tanwin bertemu
huruf waw
c. Hukum Bacaan Tajwid Q.S. At-Taubah (9) : 105
Penerapan hukum tajwid Q.S. At-Taubah (9) : 105 adalah sebagai
berikut :
Kalimat Hukum Bacaan Alasan
Tafhim Lafal Jalalah
didahului tanda baca
fathah
Alif lam qomariyyah Alif lam bertemu
huruf mim dan tidak
bertasydid
Alif lam syamsiyyah Alif lam bertemu
huruf syin dan
bertasydid
Ikhfa syafawi Mim mati bertemu
huruf ba
Mad arid lisukun Bacaan mad di akhir
kalimat
F. Metode Pembelajaran
1 Pendekatan : scientifik
2 Strategi : Student Facilitator and Explaining
139
G. Media Pembelajaran
1. Laptop dan LCD Projector
2. Spidol
H. Sumber Belajar
1. Buku siswa PAIdan Budi PekertikelasXI
2. Internet
3. Buku lain yang menunjang
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik
melakukan do‟a bersama untuk
mengawali pembelajaran
Absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa
Penyampaian Tema dan Tujuan
Pembelajaran&Rencana Kegiatan
10 menit
Inti Mengamati
Siswa mendengarkan
penjelasan materi dari guru
tentang Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja.
Menanya
Untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang materi
pembelajaran, guru mengawali
dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah yang kalian ketahui
tentang Perilaku Taat,
70 menit
140
Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja?
Elaborasi
Guru menjelaskan prosedur
mengenai cara belajar dengan
strategi Student Facilitator
and Explaining kepada siswa.
Membagi siswa menjadi
kelompok secara hetrogen
yang berbeda dengan
kelompok siklus I yang
beranggotakan 4-5 siswa.
Guru mengarahkan siswa
untuk mendiskusikan materi
dengan menggali informasi
dari berbagai sumber, internet
maupun buku.
Asosiasi
Guru mengarahkan siswa
untuk membaca dan
mendemonstrasikan hafalan
Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-
Maidah (5) : 48 dan Q.S. At-
Taubah(9) : 105.
Komunikasi
Guru menginstruksikan
kepada setiapkelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan
kelompok lain mendengar,
141
memberikan tanggapan,
maupun sanggahan.
Selama pembelajaran
berlangsung guru mengadakan
penilaian proses dengan rubik
observasi dan memberi
penguat dari hasil presentasi.
Guru memberikan kesimpulan
tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan ini.
Siswa merangkum hasil
pembelaaran yang telah
diterima.
Siswa diminta mengerjakan
soal latihan.
Penutup Guru memberikan informasi
tentang apa yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
Guru memberi motivasi untuk
siswa agar semangat belajar
Menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca do‟a bersama.
10 menit
J. Penilaian dan Instrumen
3) Pengamatan pada saat pelaksanaan diskusi
No Kelompok
Aspek
yang
dinilai
Skor
maks. Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
1 2 3 T TT R P
142
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian:
4. Kejelasan dan kedalaman informasi
d. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 30.
e. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
f. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi kurang lengkap, skor 10.
5. Keaktifan dalam diskusi
d. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
e. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
f. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
6. Kejelasan dan kerapian presentasi
e. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan rapi, skor 40.
f. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan
rapi maka skor 30.
g. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas
dan kurang rapi, skor 20.
h. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas
dan tidak rapi, skor 10.
4) TesTertulis
143
No
Soal
Kunci Jawaban
1
Tuliskan ayat tentang perilaku taat!
(skor 20) Q.S. an-Nisa/4 :59
2
Mengapa lafal dibaca alif
lam qomariyyah?(skor 10)
Karena huruf alif lam
berhadapan dengan huruf
qomariyyah.
3
Bagaimana bunyi lafal
?(skor 10) Faintanaa za‟tum
4
Tuliskan contoh bacaan izhar
syafawi yang terdapat dalam Q.S.
al-Maidah/5 : 48!(skor 10)
5 Mengapa lafal dibaca
idgham bighunnah? (skor 10)
Karena ada tanda baca fathah
tanwin bertemu huruf waw.
6
Berikan contoh bacaan alif lam
syamsiyyah yang terdapat dalam
Q.S. at-Taubah/9 : 105 !(skor 10)
7 Salinlahlafal “walmu‟minuuna”
kedalamtulisan Arab ! (skor 10)
144
145
Nama :
Kelas :
SOAL EVALUASI TES SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMK PGRI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : PAI
Kelas/Semester : XID /1
Materi Pokok :Perilaku Taat, Kompetisi dalam
Kebaikan, dan Etos Kerja
Waktu : 15 menit
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan kandungan Q.S. an-Nisa/4 :59 !
2. Berikan 3 contoh perilaku taat yang sesuai dengan Q.S. an-
Nisa/4 :59!
3. Bagaimana perilaku etos kerja yang sesuai dengan Q.S. at-
Taubah/9 : 105?
4. Tuliskan kandungan Q.S. al-Maidah/5 : 48 !
5. Tuliskan kandungan Q.S. at-Taubah/9 : 105 !
146
Nama :
Kelas :
SOAL EVALUASI TES SIKLUS II
SatuanPendidikan : SMK PGRI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : PAI
Kelas/Semester : XID /1
MateriPokok :Perilaku Taat, Kompetisi dalam
Kebaikan, dan Etos Kerja
Waktu : 15 menit
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Tuliskan ayat tentang perilaku taat!
2. Mengapa lafal dibaca alif lam qomariyyah?
3. Bagaimana bunyi lafal ?
4. Tuliskan contoh bacaan izhar syafawi yang terdapat dalam Q.S.
al-Maidah/5 : 48 !
5. Mengapa lafal dibaca idgham bighunnah?
6. Berikan contoh bacaan alif lam syamsiyyah yang terdapat
dalam Q.S. at-Taubah/9 : 105 !
7. Salinlah lafal “walmu‟minuuna” kedalam tulisan Arab !
8. Tuliskan ayat tentang etos kerja !
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Dyah Putri Permata Sari
NIM : 111-14-138
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akademik : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1.
Achievement Motivation
Training (AMT) dengan
tema “Dengan AMT
Semangat Menyongsong
Prestasi”
12 Agustus
2014
Peserta 3
2.
OPAK STAIN
SALATIGA dengan tema
“Aktualisasi Gerakan
Mahasiswa yang Beretika,
Disiplin dan Berfikir
Terbuka”
19 Agustus
2014
Peserta 3
3.
OPAK JURUSAN
TARBIYAH STAIN
SALATIGA 2014 dengan
tema “ Aktualisasi
Pendidikan Karakter
21 Agustus
2014
Peserta 2
157
Sebagai Pembentuk
Generasi yang Religius,
Educative, dan Humanis”
4.
ORIENTASI DASAR
KEISLAMAN (ODK)
dengan tema “ Pemahaman
Islam Rahmatan lil „alamin
sebagai Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter”
21 Agustus
2014
Peserta 2
5.
Workshop
Entrepreneurship yang
bertemakan “ Menanamkan
Nilai-nilai Jiwa
Kewirausahaan Mahasiswa
yang Kreatif dan Inovatif”
22 Agustus
2014
Peserta 2
6.
Library User Education
(Pendidikan Perpustakaan)
UPT PERPUSTAKAN
STAIN SALATIGA
28 Agustus
2014
Peserta 2
7.
Pendidikan dan Latihan
Calon Pramuka Pandega
(PLCPP) XXIV dengan
tema “ PLCPP sebagai
26-
29September
2014
Peserta 4
158
Langkah Rekonstruktif
Karakter Pandega dalam
Membangun Racana yang
Loyal dan Bermartabat”
8.
Seminar Nasional Bahasa
Arab Ittaqo dengan tema “
Implementasi Kurikulum
2013 pada Mapel Bahasa
Arab Tingkat Dasar, dan
Tingkat Menengah dalam
Menjawab Tantangan
Pengajaran Bahasa Arab”
04 November
2014
Peserta 8
9.
Seminar Nasional dengan
tema “ Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalitas
Pendidikan”
13 November
2014
Peserta 8
10.
Seminar Nasional
Entrepreneurship
diselenggarakan oleh
Gerakan Pramuka Racana.
16 November
2014
Peserta 8
11. Diklat Ekonomi Islam
(DEI) KSEI STAIN
22-23
November
Peserta 3
159
Salatiga dengan tema :
Menciptakan Generasi
Yang Berpegang Teguh
Prinsip Ekonomi Syariah
Untuk Kemajuan
Perekonomian Indonesia.
2014
12.
Bedah Buku “Metode
Tafsir Kontemporer Model
Pendekatan Hermeneutika
Sosio-Tematik dalam
Tafsir Alquran Hasan
Hanafi.
27 November
2014
Peserta 2
13.
Seminar Nasional
“Perlindungan Hukum
Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN”
15 Desember
2014
Peserta 8
14.
Internasional Seminar
“ASEAN Economic
Community 2015;
Prospects and Challenges
for Islamic Higher
Education”
28 Februari
2015
Peserta 8
160
15.
Seminar Nasional
“Perbankan Syari‟ah di
Indonesia : Antara Teori &
Praktik”
4 November
2015
Peserta 8
16.
Seminar Nasional Meretas
Bullying
“Mengembangkan Layanan
Kemanusiaan Berbasis
Kearifan Lokal
Komunitas”
17 Desember
2016
Peserta 8
17. Seminar Online “Tips and
Trick Student Exchange”
14 Oktober
2017
Peserta 2
161
162
163
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Dyah Putri Permata Sari
2. NIM : 11114138
3. Tempat/Tgl. Lahir : Wonosobo, 13 April 1996
4. Alamat : Dsn. Wanusaba, Desa. Plobangan RT 003/ Rw 001
Kec. Selomerto Kab. Wonosobo
5. No WA : 085740083149
6. Alamat Email : putriazkana@gmail.com
7. Riwayat Pendidikan:
a. TK Pertiwi Pelita Bhakti Tahun 2000-2002
b. SD N Plobangan Tahun 2002-2008
c. SMP N 1 Selomerto Tahun 2008-2011
d. MAN 1 Wonosobo Tahun 2011- 2014
e. IAIN Salatiga FTIK/PAI Tahun 2014-2018