Post on 27-Nov-2015
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Tenaga Kesehatan
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang dimaksud tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan,
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan
kesehatan. Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan
ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
terdiri dari :
1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi;
2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan;
3. Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan asisten
apoteker;
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian;
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan
7. terapis wicara;
8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik
prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis.
Menurut PP No. 32 Tahun 1996, maka yang dimaksud petugas dalam kaitannya
dengan tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan
keteknisian medis (Medica, 2012)
1.2 Pengertian Analis Kesehatan
Menurut Kerlinger analisa adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja
untuk mengetahui sesuatu. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian
yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut
secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau
analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk
memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi Analis kesehatan adalah petugas yang
bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan lab sebagai penunjang
diagnosa dokter demi membantu seseorang mencapai keadaan jasmani, dan jiwa
yang sejahtera. Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari
profesi di bidang kesehatan. Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan
tanggung jawab yang tinggi dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan
dengan adanya risiko yang fatal jika terjadi kesalahan (Nanda, 2013)
Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia
untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Sarana
kesehatan ini berbentuk Laboratorium Kesehatan seperti Laboratorium Patologi
Klinik yang memeriksa sampel berupa cairan- cairan tubuh manusia seperti darah,
sputum, faeces, urine, liquor cerebro spinalis (cairan otak), dan lain-lain untuk
mendapatkan data atau hasil sebagai penegakan diagnosa terhadap suatu penyakit.
Cakupannya juga luas meliputi pemeriksaan mikrobiologi (bakteri), parasitologi
(fungi, protozoa, cacing) hematologi (sel-sel darah serta plasma), imunologi
(antigen, antibodi), kimia klinik (hormon, enzim, glukosa, lipid, protein, elektrolit,
dll). Analis Kesehatan juga ada yang bekerja di Laboratorium Patologi Anatomi
yang memeriksa sampel berupa jaringan hasil operasi (histopatologi). Selain itu
Banyak pula yang bekerja di Industri makanan dan minuman, obat serta kosmetik
karena dalam kurikulum pengajarannya terdapat mata kuliah Kimia Analitik,
Kimia Makanan dan Minuman, serta Toksikologi. Semua cakupan Laboratorium
Kesehatan yang disebut diatas berlaku baik milik pemerintah maupun swasta
(Nindita, 2013)
Analis kesehatan bisa bekerja di semua laboratorium yang berhubungan
dengan kesehatan seperti di lab Patologi anatomi, lab patologi klinik,lab forensic,
lab mikrobiologi, lab imunologi, lab kimia kesehatan, dll. Baik itu dirumah sakit,
laboratorium kesehatan milik pemerintah, lab-lab klinik swasta, BPOM,
laboratorium perusahan makanan/minuman, dan instansi-instansi lain yang ada
laboratorium kesehatanya. Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi,
kualitas layanan kesehatan semakin meningkat. Dengan adanya laboratorium
diagnosis yang diberikan dokter akan lebih akurat tidak hanya sebatas dilihat dari
gejala klinis, perkembangan penyakit bisa dipantau, pemilihan obat yang untuk
suatu penyakit, dan masih banyak lagi kegiatan dilaboratorium yang sangat
bermanfaat bagi dunia kesehatan (Nindita, 2013).
Jumlah analis kesehatan masih sedikit sementara seiring dengan
perkembangan IPTEK jumlah laboratorium kesehatan semakin bertambah banyak
sehingga tenaga analis kesehatan sangat dibutuhkan. Jumlah analis kesehatan
yang sedikit itu disebabkan karena memang sekolah untuk calon-calon analis
kesehatan ini masih sangat jarang, yang berstatus negeri dapat dihitung jari (di
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan) (Windya, 2013)
Segala sesuatu pasti memiliki manfaat dan pengaruh baik positive maupun
negative. Dunia kedokteran memiliki banyak sekali aspek yang mendukung
didalamnya. Banyak sekali hal yang ikut andil besar dalam kemajuan dunia
kedokteran. Faktor penunjang dunia kedokteran meliputi profesi, laboratorium,
media, sampel, bahkan hingga teknologi. Dimana dapat kita ketahui profesi yang
tidak kalah penting membantu dalam dunia kedokteran.
Banyak orang yang tentu sudah mengenal profesi seorang dokter, dokter adalah
adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang
yang sakit. Banyak orang mengira jika sakit, mereka hanya perlu datang ke dokter
untuk berobat. Padahal banyak sekali profesi yang turut membantu dalam
diagnosa seorang dokter. Profesi bidan misalnya secara teknis bidan adalah
seseorang yang membantu dalam proses kelahiran seorang bayi dimana ia
membantu profesi seorang dokter kandungan. Contoh kedua adalah perawat jika
anda pernah dirawat di rumah sakit tentu anda akan dirawat oleh seorang perawat
dimana perawat bertugas untuk merawat pasien dari seorang dokter. Ada satu lagi
profesi yang sangat membantu profesi seorang dokter, profesi tersebut adalah
profesi analis kesehatan. Banyak sekali orang tidak mengerti mengenai analis
kesehatan. Definisi analis kesehatan atau pranata laboratorium ialah petugas yang
bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai
penunjang diagnosa dokter demi membantu seseorang mencapai keadaan jasmani,
dan jiwa yang sejahtera (Windya, 2013).
Diagnosa seorang dokter sangat dipengaruhi oleh sampel yang diteliti oleh
pranata laboratorium atau analis kesehatan. Jika terjadi kesalahan dalam meneliti
sampel maka yang patut disalahkan adalah analis kesehatan yang tidak terampil
dan bertanggungjawab atas sampel tersebut. Diagnosa adalah identifikasi
mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik,
bisnis, dll. Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.
Dalam hal ini sudah sepatutnya seorang analis bekerja sama dengan dokter dalam
membantu mendiagnosa suatu penyakit. Dengan demikian sudah sangat jelas
bahwa analis kesehatan adalah contoh dari salah satu profesi yang sangat
menunjang dalam dunia kedokteran (Windya, 2013).
Profesi ini berperan menegakkan diagnosa klinis melalui pemeriksaan
laboratorium. Bahkan bisa menggeser peran seorang dokter. Untuk memastikan
jenis penyakit, sampel darah pasien akan diperiksa di labaratorium. Bicara soal
laboratorium, ingatan kita selalu tertuju pada sebuah profesi: analis kesehatan.
Analis kesehatan sebagai operator laboratarium, analis kesehatan menjadi ujung
tombak untuk mendiagnosa beragam penyakit. Seiring dengan perkembangan
ilmu kesehatan, makin terbukalah rahasia tautan derajat kesehatan dan komposisi
kimia dalam tubuh manusia. Uji klinis seperti sampel darah, urine dan kandungan
lain dalam tubuh sangat penting, untuk memastikan jenis serta stadium penyakit
yang diderita pasien. Oleh sebab itu, wajar jika muncul klaim bahwa peluang
kerja analis kesehatan di masa sekarang dan mendatang makin cerah. Mereka bisa
bekerja di instansi pemerintah (sebagai PNS), rumah sakit swasta, laboratorium
swasta, maupun marketing diagnostic. Keberadaan tenaga analis kesehatan yang
profesional kian dibutuhkan masyarakat. Analis kesehatan semakin dikenal karena
hal tersebut merujuk pada dua faktor. Pertama, munculnya paradigma kesetaraan
di antara tenaga medis. Dulu ada kesan bahwa perawat, analis, serta tenaga medis
lainnya hanya sekadar pembantu dokter. Saat ini muncul paradigma baru bahwa
setiap tenaga medis merupakan sejawat yang saling membutuhkan. Alasan kedua,
masyarakat makin menyadari pentingnya tenaga analis dan laboratorium
kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan setiap puskesmas harus
memiliki sekurangnya satu tenaga analis kesehatan. Meski pangsa pasar besar,
sampai sejauh ini populasi prodi analis kesehatan relatif kecil. Fenonema ini juga
terjadi dalam skala yang lebih luas, yaitu nasional. Pasalnya, sampai kini baru
terdapat 20 program studi analis kesehatan di seluruh Indonesia. Populasi prodi
lain pada bidang ilmu yang sama, seperti analis farmasi dan analis kimia, juga
relatif kecil. Bahkan prodi refraksi optisi baru dimiliki lima perguruan tinggi di
Indonesia. Pada saat yang sama, kesadaran masyarakat untuk meningkatkan taraf
kesehatan dan kualitas hidup juga meningkat. Salah satunya ditandai dengan
menjamurnya klinik atau laboratorium kesehatan. Dengan berpatokan pada hasil
uji laboratorium, masyarakat kemudian melakukan terapi penyakit secara mandiri.
Pada batas tertentu, hal itu diperbolehkan. Misalnya, hasil uji kadar gula darah
digunakan sebagai patokan diet bagi penderita diabetes. Namun, peran dokter itu
sangat diperlukan untuk memberikan terapi secara menyeluruh (Nanda, 2013)