Post on 04-May-2019
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
NETWORKED MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
M. Dwi Wahyu Utami
NIM: 141134089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Sahabat setia yang selalu mendengarkan doa, harapan serta sahabat yang telah
membangun diriku sedemikian rupa.
Kedua orang tua tercinta
Bapak Petrus Suparno dan Ibu Maria Sumiyati
Yang selalu menjadikanku orang yang selalu bersyukur, memotivasiku untuk selalu
berkembang, dan mendoakanku dengan kasih sayang yang mereka curahkan dalam
kehidupanku
Kakakku Yusuf Widiarko
Yang selalu memberikan dukungan dan inspirasi
Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka,
sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan
membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
(Ulangan 31:16)
Ambilah, Tuhan, dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan
segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan,
pada-Mu Tuhan kukembalikan. Semuanya milik-Mu, pergunakan sekehendak-Mu.
Berilah aku cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku.
(LR 234)
Tuhan tidak menginginkan kita untuk sukses, Dia hanya ingin kita mencoba.
(Mother Teresa)
Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti.
Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton.
(Mark Twain)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2018
Penulis
M. Dwi Wahyu Utami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : M. Dwi Wahyu Utami
Nomor Mahasiswa : 141134089
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Networked Mengacu
Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Februari 2018
Yang menyatakan
M. Dwi Wahyu Utami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
NETWORKED MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
M. Dwi Wahyu Utami
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan
perlunya contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe networked mengacu Kurikulum
2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg
dan Gall yang dikombinasikan dengan desain instruksional yang dikembangkan oleh
Dick dan Carey. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan penelitian menurut Borg
dan Gall, namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah, yaitu: (1) potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain (evaluasi
formatif), (5) revisi desain, (6) ujicoba produk (evaluasi sumatif), (7) revisi produk,
sampai menghasilkan produk akhir berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe
networked mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar permbelajaran terpadu,
validator pakar pembelajaran terpadu (A) memberikan skor 4,48 dengan kategori
“sangat baik”, sedangkan validator pakar pembelajaran terpadu (B) memberikan skor
3,84 dengan kategori “baik”, guru SD kelas IV (A) memberikan skor 3,83 dengan
kategori “baik”, sedangkan guru kelas IV (B) memberikan skor 4,96 dengan kategori
“sangat baik”. Peneliti mendapat rerata skor 4,28 dengan kategori “sangat baik”. Skor
tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe networked yang
dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik”
Kata Kunci: Pembelajaran Terpadu Tipe Networked, perangkat pembelajaran,
Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL NETWORKED
TYPE REFFERING TO CURRICULUM 2013 FOR FORTH GRADE
ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
M. Dwi Wahyu Utami
Universitas Sanata Dharma
2018
This research was conducted based on the analysis of the needs of integrated
learning tool networked type based of curriculum 2013. The main purpose of this
research is to determine the quality of integrated learning tool networked type
reffering to curriculum 2013 for forth grade elementary school students.
Researchers used Borg and Gall’s research and development steps and
combined with Dick and Carey’s instructional design. There are 10 (ten) steps of
research development however researcher uses 7 (seven) steps, there are: (1)
potential and problem, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation
(formative evaluation), (5) product revision, (6) product test (summative evaluation),
(7) product revision, to produce end product in the form of integrated learning tools
networked type reffering to curriculum 2013 for grade forth grade elementary school
students.
Based on the validation results of two integrated learning experts, the integrated
learning expert validator (A) scores 4.48 with the category "excellent", while the
integrated learning expert's validator (B) gives a score of 3.84 with the "good"
category, the teacher Elementary school class IV (A) gave score 3.83 with "good"
category, while teacher of class IV (B) gave score 4,96 with category "very good".
Researchers got the average score of 4.28 with the category of "very good". he score
show that the integrated learning tools networked developed has "very good" quality.
Keywords: Integrated learning networked type, learning tools, curriculum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Networked Mengacu
Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat
banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti ., S.Si. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd.,M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing dan validator pakar
pembelajaran terpadu yang telah membimbing dan memberi dukungan
sehingga penilis menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku validator Pakar Pembelajaran Terpadu
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
6. Sutrisno, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Bhaktikarya yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Sri Rahayu, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Nanggulan yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.
8. Yuliana Rismiyati, S.Pd., selaku guru kelas IV Sekolah Dasar SDN
Bhaktikarya yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk
dan memberi nilai uji coba produk.
9. Surantini, S. Pd., selaku guru kelas IV Sekolah Dasar SDN Nanggulan yang
telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai
uji coba produk.
10. Faisal dan Teresia yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba
produk dan membagikan ilmunya kepada siswa kelas IV SDN Bhaktikarya
dan siswa kelas IV B SDN Nanggulan.
11. Siswa kelas IV SDN Bhaktikarya dan siswa kelas IV B SDN Nanggulan tahun
ajaran 2017/2018.
12. Petrus Suparno dan Maria Sumiiyati selaku orang tua penulis yang telah
memberikan dukungan, motivasi dan doa.
13. Kakak penulis Yusuf Widiarko yang selalu memberikan dukungan dan doa
dalam menyelesaikan skripsi.
14. Sahabat-sahabatku Yashinta, Astri, Cici, Meyda dan Rudi yang selalu
memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi.
15. Teman-teman mahasiswa Payung Pembelajaran Terpadu yang selalu memberi
bantuan dan motivasi kepada peneliti.
16. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukunganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan
dan kekurangan, maka penulis membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi pihak pembaca.
Yogyakarta, 20 Februari 2018.
Penulis
M. Dwi Wahyu Utami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i
DAFTAR PERSETUTUAN DOSEN PEMBIMBING…………..………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan penelitian .................................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
F. Spesifikasi Produk ................................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 10
A. Kajian Pustaka .................................................................................................... 10
1. Pengertian Kurikulum 2013 ......................................................................... 10
2. Karakteristik Kurikulum 2013 ...................................................................... 11
3. Perangkat Pembelajaran................................................................................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Pembelajaran Terpadu ..................................................................................... 23
5. Pembelajaran Terpadu Tipe Networked .......................................................... 36
B. Penelitian yang Relevan .................................................................................... 41
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 44
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 46
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 47
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 47
B. Setting Penelitian ............................................................................................... 55
C. Prosedur pengembangan .................................................................................... 55
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 60
1. Wawancara ....................................................................................................... 60
2. Kuisioner .......................................................................................................... 61
E. Instrumen penelitian ........................................................................................... 61
1. Pedoman Wawancara ....................................................................................... 62
2. Kuisioner .......................................................................................................... 62
F. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 63
1. Data kualitatif .................................................................................................. 63
2. Data kuantitatif ................................................................................................ 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 68
A. Analisis Kebutuhan .......................................................................................... 68
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ............................................................ 69
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ....................................... 71
B. Deskripsi Produk Awal ...................................................................................... 72
C. Validasi Dosen Pembelajaran Terpadu dan Revisi Produk ............................... 76
1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu .................................................... 76
1. Revisi Produk ................................................................................................... 79
D. Validasi Guru SD Melalui Uji Coba Terbatas ................................................... 80
1. Data Uji Coba Terbatas ................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Revisi Produk .................................................................................................. 82
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ........................................................... 83
1. Kajian Produk Akhir ........................................................................................ 84
2. Pembahasan ..................................................................................................... 86
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 93
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 93
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 93
C. Saran ............................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 95
LAMPIRAN ............................................................................................................... 98
BIODATA PENULIS .............................................................................................. 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Konversi nilai skala lima………………………………………………. 64
Tabel 3.2 Konversi data kuantitatif ke kualitatif…………………………………. 66
Tabel 3.3 Jadwal penelitian……………………………………………………..... 67
Tabel 4.1 Komentar pakar pembelajaran terpadu dan revisi…………………….. 78
Tabel 4.2 Komentar guru SD kelas IV dan revisi………………………………... 82
Tabel 4.3 Rekapitulasi validasi pakar pembelajaran terpadu dan guru kelas IV…. 89
'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta konsep pembelajaran terpadu networked di SD menurut Fogarty.. 39
Gambar 2.2 Peta konsep pembelajaran terpadu tipe networked…………………….. 40
Gambar 2.3 Literature map penelitian yang relevan……………………………… 44
Gambar 2.4 Kerangka berpikir…………………………………………………… 45
Gambar 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall……. 48
Gambar 3.2 Tahap desain instruksional Dick dan Carey…………………………. 51
Gambar 3.3 Prosedur pengembangan…………………………………………….. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman wawancara…………………………………………..... 99
Lampiran 2 Rangkuman hasil wawancara…………………………………... 21
Lampiran 3 Pernyataan validasi perangkat pembelajaran (RPP)…………..... 103
Lampiran 4 Pernyataan uji coba perangkat pembelajaran (RPP)…………….. 106
Lampiran 5 Hasil validasi produk oleh pakar pembelajaran terpadu 1……… 109
Lampiran 6 Hasil validasi produk oleh pakar pembelajaran terpadu 2………. 115
Lampiran 7 Hasil validasi produk oleh guru kelas IV 1…………………….. 121
Lampiran 8 Hasil validasi produk oleh guru kelas IV 2…………………….. 128
Lampiran 9 Surat izin penelitian....................................................................... 134
Lampiran 10 Surat keterangan penelitian……………………………………… 136
Lampiran 11 Dokumentasi penelitian…………………………………………. 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis
dan jenjang pendidikan Arifin (2011:1). Dalam suatau pendidikan kurikulum
harus memiliki karakter yang dinamis, dapat dilakukan perubahan dan
pengembangan agar sistem pendidikan dapat mengikuti perkembangan dan
tantangan zaman. Perkembangan dan pengembangan kurikulum harus memiliki
visi dan arah yang jelas, mau dibawa ke mana sistem pendidikan nasional dengan
kurikulum itu. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowledge) untuk meningkatkan mutu pendidikan (Prastowo,
2015:4).
Dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
pemerintah sekarang ini menerapkan Kurikulum 2013 untuk acuan sistem
pembelajaran khususnya pendidkan sekolah dasar. Pendidikan adalah salah satu
bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.
Oleh karena itu perkembangan dalam sistem pendidikan adalah hal yang
memang seharusnya terjadi sejalan dengan perkembangan zaman. Pendidikan di
Indonesia sekarang sebagian besar khususnya pada tingkat Sekolah Dasar (SD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diorientasikan agar terjadi
peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan
(skill), dan pengetahuan (knowledge) siswa (Majid & Rochman, 2014: 9-10).
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terpadu Fogarty
(2009:12) menyebutkan ada sepuluh tipe pembelajaran terpadu, yaitu tipe pisah
(fragmented), tipe hubungan (connected), tipe gugusan (nested), tipe urutan
(squenced), tipe gabungan bagian (shared), tipe jaring laba-laba (webbed), tipe
rajutan (threated), tipe padu (integrated), tipe celup (immersed) dan tipe jaringan
(networked).
Salah satu tipe pembelajaran terpadu adalah tipe networked, Fogarty
(2009:112) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu tipe networked adalah
pembelajaran yang memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan seseorang ahli di
bidang yang akan dipelajarinya. Sehingga siswa dapat berpikir kritis dan siswa
mendapatkan pengetahuan dari sumber lain tidak hanya terpacu dengan gurunya.
Maka dari itu tipe networked ini dapat membuat siswa termotivasi dan tertarik
dengan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran terpadu tipe ini
sangat cocok untuk diterapkan di Sekolah Dasar.
Pembelajaran terpadu seharusnya sudah dapat diterapkan dalam
pembelajaran Kurikulum 2013. Namun, pada kenyataannya banyak guru yang
masih belum memahami pembelajaran terpadu dalam Kurikulum 2013, para guru
sebatas mengetahui 10 tipe pembelajaran terpadu, dalam penerapannya guru masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti yang
dilakukan pada bulan April 2017 di dua SD di Yogyakarta yang menerapkan
Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru yang peneliti lakukan di dua SD
di Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013, yaitu SD Negeri Terbansari 1
Yogyakarta dan SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta terdapat
permasalahan-permasalahan yang dialami guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran terpadu dan pengimplementasiannya. Permasalahan yang terjadi
pada guru, diantaranya: (1) guru (A) mengetahui bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran tematik, sedangkan guru (B) hanya mengetahui
bahwa Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran terpadu dengan pendekatan
saintifik (5M), (2) ketika ditanya perihal 10 tipe pembelajaran terpadu, kedua guru
belum mengetahui dan menguasai secara keseluruhan tipe-tipe pembelajaran
terpadu yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013, pengetahuan guru hanya
terbatas pada tipe webbed, (3) guru (A) tidak mengalami kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran, sedangkan guru (B) masih mengalami beberapa
kesulitan dalam merencanakan pembelajaran terpadu meskipun sudah beberapa
kali mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Hal ini disebabkan dalam satu
pembelajaran dari pagi sampai siang ada beberapa KI, KD, dan berbagai mapel
yang digunakan, (4) selama proses pelaksanaannya, guru (A) menjawab masih
mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran terpadu khususnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru (B)
menjawab guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian hasil evalusi, (5)
kedua guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu agar dapat lebih
menguasai pembelajaran terpadu, menambah wawasan dan menimbulkan
kreativitas baru bagi guru, (8) kedua guru belum mengetahui dan menguasai
pembelajaran terpadu tipe networked.
Guru hanya menguasai pembelajaran terpadu tipe webbed yang sesuai
dengan ketetapan pemerintah dalam Kurikulum 2013, dalam menerapkan
pembelajaran di kelas guru cenderu ng terpaku pada buku pegangan guru dan
langkah kegiatan pembelajaran yang digunakan sesuai dengan buku pegangan
guru tersebut, sehingga guru tidak mengembangkan kegiatan pembelajaran di
kelas. Peneliti ingin mendesain suatu perangkat pemebelajaran yang tidak
membosankan sehingga siswa dapat lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa guru
membutuhkan contoh pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe
networked untuk menambah wawasan, referensi dan dapat dijadikan acuan dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru mempunyai acuan atau
pedoman yang akan membantu guru dalam penerapan Kurikulum 2013, peneliti
juga belum pernah menemukan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Terpadu tipe networked. Perangkat pembelajaran terpadu tipe ini bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
melengkapi dan menyempurnakan, sehingga kualitas proses pembelajaran terpadu
dalam praktik pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dapat meningkat. Oleh karena
itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Terpadu Tipe Networked Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”.
Tipe pembelajaran terpadu tipe networked dapat membantu siswa untuk
menumbuhkan sikap kerjasama siswa dengan orang lain. Selain itu, pembelajaran
terpadu tipe networked juga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam
pembelajaran bersama dengan seseorang ahli. Karakteristik pembelajaran terpadu
tipe networked menekankan potensial terciptanya sumber belajar antara banyak
pihak, menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi, memungkinkan siswa
untuk aktif dalam mencari informasi, menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi,
dan membuat siswa mampu menyimpulkan informasi yang diperoleh.
Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe networked ini dapat
membantu guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu
mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (SD).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe networked
mengacu kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe networked
mengacu kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
terpadu model networked mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Memberikan referensi dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked untuk siswa kelas IV mengacu Kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar.
3. Bagi siswa
Melatih siswa untuk bekerjasama dan komunikasi serta memberikan
pengalaman baru saat guru menerapkan pembelajaran terpadu tipe
networked
4. Bagi sekolah
Menambah sumber bacaan di perpustakaan tentang perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, yang
diharapkan dapat menginspirasi guru dalam melakukan penelitian yang sama
maupun penelitian lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
5. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dalam mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe networked
mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
1. Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana yang digunakan untuk
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan dengan mencangkup indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi.
2. Perangkat pembelajaran merupakan suatu alat untuk melaksanakan proses
yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran, yang
disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari
silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rancangan kegiatan
pembelajaran yang berupa perangkat perencanaan yang disusun oleh guru
untuk pegangan mengajar di kelas.
4. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam
menemukan konsep pengetahuan secara holistik, bermakna, dan otentik
melalui pembelajaran tematik sehingga pembelajaran lebih bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Pembelajaran terpadu tipe networked adalah pembelajaran yang
menciptakan proses kerja sama antara siswa dan ahli (sumber belajar) yang
membentuk sebuah jaringan untuk memperoleh informasi yang diikat oleh
misi belajar dari berbagai disiplin ilmu.
F. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dikembangkan berupa:
1. Produk dicetak dalam ukuran kertas A4. Isi buku dicetak menggunakan HVS
100g/m2, sedangkan sampul dicetak menggunakan kertas ivory 230.
2. Jenis hurif yang dipilih adalah Times New Roman, Monotype Corsiwa, Arial,
Rockwell Exstra Bold, Elephant.
3. Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked, nama penulis, dan logo universitas dan dilengkapi
dengan keterangan yang berisi keterangan program studi, jurusan, fakultas dan
universitas.
4. Buku perangkat pembelajaran terpadu tipe networked berisi a) kata pengantar,
b) daftar isi, c) teori dasar pembelajaran terpadu tipe networked, d) pemetaan
kompetensi dasar dan indikator berdasarkan pembelajaran terpadu tipe
networked, e) rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe networked, dan
f) daftar referensi.
5. Cover belakang berisi sinopsis pembelajaran terpadu tipe networked.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini bersifat praktis dan fungsional.
Praktis yang berarti mudah dilaksanakan oleh guru dan fungsional yang
berarti memiliki banyak manfaat sebagai pedoman pembelajaran.
7. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu tipe networked, yaitu:
potensial terciptanya sumber belajar antara banyak pihak yang membentuk
sebuah jaringan, menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi,
potensial menjadikan siswa aktif dalam mencari informasi, dan menuntun
siswa untuk mampu menyimpulkan informasi yang diperoleh.
8. Perangkat pembelajaran disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 diharapkan dapat melahirkan generasi penerus bangsa
yang produktif, kreaktif, inovatif, dan berkarakter. Dalam suatu sistem
pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta perlu dilakukan perubahan dan
pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.
Perubahan dan perkembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah
yang jelas, mau dibawa ke mana sistem pendidikan nasional dengan
kurikulum tersebut (Mulyasa, 2013:59). Amri (2013:1) menjelaskan bahwa
perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
dilakukan secara terus menerus sebagai kepentingan masa depan dan tuntutan
masyarakat modern.
Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi mencangkup seleksi
kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi; dan pengembangan sistem
pembelajaran (Mulyasa, 2013:70). Undang- Undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) Kurikulum diartikan
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana yang digunakan untuk
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan dengan mencangkup indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi.
2. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mempunyai karakteristik sendiri dibandingkan
kurikulum sebelumnya. Berikut adalah karakteristik Kurikulum 2013 :
a. Menggunakan pembelajaran terpadu
Prastowo (2014:45) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013
dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu bentuk pembelajaran terpadu
(integrated instruction). Diana (dalam Daryanto, 2014:42) menyatakan
bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang
mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan. Pemaduan pokok
bahasan atau sub pokok bahasan antar bidang studi kegiatan disebut lintas
kurikulum. Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
individu maupun kelompok secara aktif mencari dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran terpadu yang digunakan dalam Kurikulum 2013
adalah pembelajaran tematik. Pembelajaran terpadu model tematik
(webbed) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa (Daryanto, 2014:45). Model webbed
ini lebih mudah untuk dipahami oleh guru dan lebih sesuai dengan
perkembangan kemampuan intelektual dan karakteristik peserta didik.
Diharapkan dengan tema-tema yang menarik dan berkembang maka
pembelajaran menjadi lebuh menyenangkan, mengasyikkan, dan
mencerdasakan siswa (Daryanto, 2014:44)
b. Menggunakan pendekatan saintifik
Hosnan (2014:34) menyatakan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
mengamati, menemukan masalah, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpukan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan saintifik memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan imiah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada
informasi dari guru.
Abidin (2014:125) menyatakan bahwa pendekatan dengan
menggunakan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang memandu
siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang
matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk
menghasilkan kesimpulan. Pendekatan saintifik menuntut siswa berpikir
secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahan masalah yang
penyelesaiannya tidak mudah dilihat Barringer (dalam Abidin, 2014:125).
c. Mengembangkan pendidikan karakter
Mulyasa (2013:6-7) menjabarkan bahwa kurikulum berbasis
karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai
persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan dengan
mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif dan efesien. Kurikulum
2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat
dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan
karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang,
sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan,
penciptaan lingkungan dan pembiasaan. Melalui berbagai tugas keilmuan
dan kegiatan kondusif. Akbar dkk (2014: 3) menyatakan bahwa
pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa di
sekolah, terutama pada pendidikan dasar.
Yani (2014:54-55) menyatakan bahwa pendidikan karater serat
dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap
menjai dua yaiu sikap spiritual dan sikap sosial. Pada jenjang SD/ MI
sikap spiritual mengacu pada KI-1 yaitu menghargai dan menghayati
ajaran agama, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2
yaitu menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, dan santun. Muatan aspek sikap di atas
mengandung nilai tentang pendidikan karakter.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Abidin (2014:125) menyatakan Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan saintifik yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman
secara langsung baik secara observasi, eksperimen maupun cara yang
lainnya, sehingga memungkinkan siswa untuk menemukan konsep dan
dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara berpikir kritis,
logis dan analitis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Yani (2014:73) mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013
mengembangkan keterampilan menalar, mengkomunikasikan dan
mencipta Siswa dianggap berhasil apabila memiliki kemampuan menalar,
mengkomunikasikan dan mencipta. Pada taksonomi Bloom kemampuan
tersebut merupakan ranah/kompetensi tingkat tinggi.
e. Penilaian otentik
Fadlillah (2014:178) menyebutkan bahwa penilaian otentik
merupakan karakteristik Kurikulum 2013 yang menjadi pembeda dari
kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 menekankan proses penilaian
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik.. Penialaian
otentik adalah penilaian yang berfokus pada tujuan yang melibatkan
pembelajaran secara langsung, membangun kerjasama, dan menanamkan
tingkat berpikir yang lebih tinggi Johnson (dalam Majid, 2014:236).
Prastowo (2015:368) mengungkapkan penilaian otentik
memperhatikan keseimbanagn antara penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan orientasi
Kurikulum 2013, yakni terjadi peningkatan antara kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Daryanto (2014:112) mengatakan
penilaian otentik cenderung fokus pada tugas kompleks dan kontekstual,
yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi siswa yang
meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Perangkat Pembelajaran
Ibrahim (dalam Trianto, 2010:96) mengatakan bahwa perangkat
pembelajaran merupakan perangkat yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran, perangkat pembelajaran yang dipergunakan dalam
mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: buku siswa, silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), instrumen evaluasi, serta media pembelajaran . Sedangkan
prasetyo, dkk (2011:16) menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran
merupakan suatu alat untuk melaksanakan proses yang memungkinkan
pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas perangkat pembelajaran terpadu
merupakan suatu alat untuk melaksanakan proses yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran, yang disiapkan oleh guru
sebelum melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari silabus dan
rancangan pelaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti
membatasi mengembangkan perangkat pembelajaran pada RPP saja.,
karena pembelajaran terpadu tipe networked menuntut siswa untuk
bekerja sama dengan orang yang dianggap ahli sehingga cukup sulit untuk
dibuat silabus.
Berikut penjelasan perangkat pembelajaran silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Silabus
Majid (2014:207) menjelaskan bahwa silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema yang
mencangkup kompetinsi inti, kompetensi dasar, materi pokok atau
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Kurniawan (2014: 112) silabus adalah satu produk nyata
yang dapat diamati sebagai hasil dari aktivitas pengembangan
kurikulum. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 menerangkan bahwa
silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran yang digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa silabus
adalah acuan dalam penyusunan kerangka pembelajaran dari suatu
mata pelajaran atau tema dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan suatu
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus dalam Majid
(2014: 226). Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 menjelaskan
bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
Akbar (2016:39) menerangkan bahwa RPP adalah seperangkat
perencanaan yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum mengajar
sebagai pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas.
Sedangkan menurut Kurniawan (2014:122) memaparkan bahwa
rencana kegiatan pembelajaran adalah detail rencana aktifitas
pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD
apabila dalam pembelajaran terpadu.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses,
menguraikan komponen RPP terdiri atas:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. Kelas/semester;
4. Materi pokok;
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13. Penilaian hasil pembelajaran.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentu
berkaitan dengan perumusan indikator. Indikator merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pencapaian kompetensi yang menjadi acuan untuk menilai
keberhasilan peserta didik dalam penguasaan mata pelajaran
tertentu. Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan
kata kerja operasional yang ada pada ranah atau tingkatan
Taksonomi Bloom.
Majid (2014:126-128) memaparkan komponen dan
langkah-langkah pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai berikut.
1) Mencantumkan identitas: sekolah, kelas/semester, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan alokasi waktu.
2) Mencantumkan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran memuat penguasaan kompetensi yang
bersifat operasional yang dicapai dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Tujuan pembelajaran mengandung unsur:
a) Audience (A) adalah peserta didik yang menjadi subjek tujuan
pembelajaran.
b) Behavior (B) merupakan kata kerja yang mendeskripsikan
kemampuan audience setelah pembelajaran. Kata kerja merupakan
jantung dari rumusan tujuan dan harus terukur.
c) Condition (C) merupakan situasi pada saat tujuan tersebut
diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d) Degree (D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience
sehingga dapat dinyatakan telah mencapai tujuan.
3) Mencantumkan materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4) Mencantumkan model/metode pembelajaran
Penetapan model/metode pembelajaran diambil bergantung pada
karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih. Pemilihan
model/metode bergantung pada jenis materi yang akan dijabarkan
kepada peserta didik.
5) Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan pembelajaran memuat
pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup,
serta masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan.
6) Mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat
dalam silabus, dalam perencanaan disiapkan media, alat/bahan, da
sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
7) Mencantumkan penilaian
Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen,
dan instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian
indikator dan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan
kegiatan pembelajaran yang berupa perangkat perencanaan yang disusun
oleh guru untuk pegangan mengajar di kelas. Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terdiri atas: (1) Identitas; (2) kompetensi
dasar dan indikator pencapaian kompetensi; (3) tujuan pembelajaran
disusun menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dengan
jelas yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tujuan
pembelajaran mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior,
Condition, Degree); (4) langkah-langkah pembelajaran dilakukan
melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; (5) metode/model,
alat/bahan, media dan sumber pembelajaran; (6) penilaian hasil
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Pembelajaran Terpadu
a. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Joni (dalam Margunayasa, Arini, & Japa, 2014:3) menjelaskan
bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok,
aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran terpadu akan
terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema
menjadi pengendali di dalam kegiatan pembelajaran. Ellis (dalam
Margunayasa, Arini, & Japa, 2014 :4) juga menjelaskan bahwa
pembelajaran terpadu merupakan suatu bagian dari upaya guru dan
siswa untuk menghilangkan dinding-dinding pemisah di antara
mata-mata pelajaran dan berdasarkan tema. Upaya ini dilakukan dengan
jalan memadukan mata-mata pelajaran dan berdasarkan tema.
Hadisubroto (2000: 9) juga memiliki pendapat bahwa pembelajaran
terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan
atau tema tertentu yang dikaitan dengan pokok bahasan lain, konsep
tertentu dikaitan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan
atau direncanakan, bak dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan
beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran lebih bermakna.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajan yang
memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran terpadu akan
terjadi bila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi
pengendali dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas peneliti menyimpulkan
bahwa hakikat pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang
membuat siswa aktif dalam menemukan konsep pengetahuan secara
holistik, bermakna, dan otentik melalui pembelajaran tematik sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
b. Landasan Pembelajaran Terpadu
Landasan pembelajaran terpadu Margunayasa, Arini, & Japa
(2014:7) ada 4 (empat ) yaitu landasan teori konstruktivis, landasan
Teori Psikologi Gestalt, landasan Teori Perkembangan Kognitif, dan
landasan Filsafat Progresivisme.
1) Teori konstruktivis
Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi (bentukan) diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sendiri. Oleh karena itu, seseorang hendaknya memperoleh
kesempatan menyusun pengetahuannya sendiri sesuai dengan
kemampuan dan lingkungannya. Teori konstruktivis menyebutkan
bahwa setiap orang harus menyusun pengetahuan dari
pengalamannya sendiri.
2) Teori Psikologi Gestalt
Teori ini menganggap bahwa segala pengindraan dan kesadaran
merupakan suatu keseluruhan. Teori Gestalt juga menekankan
bahwa pengamatan atau pengenalan pertama terhadap sesuatu
diawali dari pengamatan terhadap keseluruhan atau totalitas. Para
Gestaltis berpandangan bahwa para siswa memiliki wawasan atau
pemahaman bila siswa melihat hubungan berbagai elemen dalam
situasi yang dihadapi (Ellis dalam Margunayasa, 2014:9). Setiap
siswa mempunyai presepsi yang berbeda-beda tehadap totalitas
yang mereka kenal. Persepsi sisa sangat penting diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran. Maka guru perlu memberikan bantuan atau
arahan sehingga persepsi siswa tidak terlalu jauh menyimpang dari
materi yang diperkenalkan kepadanya.
3) Teori Perkembangan Kognitif
Jean Piaget dalam Margunayasa, Arini dan Japa (2014:10)
menguraikan bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam 4 tahap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan
operasional formal. Sesuai dengan perkembangan kognitif menurut
Piaget, perkembangan kognitif anak SD masih pada tahap
operasional konkret. Dahar dalam Margunayasa (2014:11)
menjelaskan bahwa pada tahap operasional konkret siswa mampu
berpikir logis malalui objek-objek konkret dan merupakan
permulaan berpikir rasional. Kegiatan belajar anak dalam tahap
operasional konkret sebagian besar melalui pengalaman nyata yang
berawal dengan perkenalan objek bukan dengan lambang atau
abstraksi.
4) Filsafat Progesivisme
Filsafat Progesivisme pendekatan yang tepat dalam
kegiatan pembelajaran adalah pendekatan yang berpusat pada
siswa. Jika anak diberi kesempatan untuk melakukan aktifitas
secara alami dan mengalami pembelajaran secara langsung maka
seluruh aktifitas belajar akan menjadi lebih bermakna. Siswa
diberikan kesempatan berusaha mencoba mencari dan menemukan
(problem solving) meskipun usaha tersebut menemui kegagalan.
Pencarian yang dilakukan oleh siswa dengan memanfaatkan
berbagai sumber yang ada sesuai dengan sumber yang tersedia di
lingkungannya. Dengan demikian, yang menjadi sasaran filsafat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Progesivisme adalah sisswa diarahkan untuk berpikir secara
reflektif, mampu melakukan problem solving dan berpikir praktis.
Berdasarkan filsafat ini, pembelajarn terpadu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan secara aktif dalam
memperkaya pengetahuannya mengenai dunia nyata.
Majid (2014:123-125) menjelaskan bahwa landasan pembelajaran
terpadu mencakup:
1. Landasan Filosofis
Dalam pembelajaran terpadu dipengaruhi oleh tiga aliran filasafat
yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanisme. Aliran
progresesivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural) dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran
konstrutivisme melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci
pembelajaran, anak mengkonstruksi pengetahuannnya melalui objek,
fenomena, pengalaman, dan lingkungan. Pengetahuan bukan sesuatu
yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang
terus-menerus serta aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikannya, potensinya dan motivasi yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Landasan Psikologis
Pembelajaran terpadu berkaitan dengan psikologi
perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan materi
pembelajaran yang diberikan kepada siswa agar tingkat
kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
3. Landasan yuridis
UU No. 23 tahun 2002 mengungkapkan landasan yuridis
adalah perlindungan anak menyatakan bahwa setiap anak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakat anak.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran terpadu memiliki landasan, yang mencakup filsafat.
Landasan pembelajaran terpadu hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan psikologis dan kognitif anak sehingga anak dapat
menyusun pengetahuannya sendiri dengan melakukan aktivitas belajar
secara alami dan mengalami secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Depdikbud (dalam Trianto, 2010:61-63) menyatakan bahwa
pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik pembelajaran terpadu, di antaranya:
1. Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan
membuat siswa lebih aktif dan bijak di dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep
yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langsung konsep dan prinsip yang dipelajari. Mereka memahami
bedasarkan hasil belajarnya sendiri, hasil interaksinya dengan fakta
dan peristiwa, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru. Informasi
dan pengetahuan yang dieroleh sifatnya menjadi lebih otentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun
emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar.
Penjabaran mengenai karakteristik pembelajaran terpadu juga
dikemukakan oleh Daryanto (2014:87-88):
1. Pembelajaran berpusat pada anak karena pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan
kepada siswa untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
yang harus dikuasai sesuai perkembangannya.
2. Pembelajaran menekankan kebermaknaan dan pemahaman siswa yag di
dapat dari segala konsep dan ketertarikannya dengan konsep-konsep
yang dipelajari dan dapat mengakibatkan kegiatan pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
3. Pembelajaran terpadu membuat siswa belajar melalui pengalaman
langsung, siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai peristiwa
yang dialami dan bukan sekedar mendapatkan informasi atau
pengetahuan dari gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Pembelajaran terpadu lebih memperhatikan proses dari pada hasil
karena pembelajaran terpadu melibatkan siswa secara aktif dari proses
perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi.
5. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami suatu
fenomena pembelajaran dari berbagai sisi yang dapat membuat siswa
lebih aktif dalam menyikapi masalah atau kejadian yang ada.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran terpadu berpusat pada siswa, membuat siswa
aktif dalam proses pembelajaran, siswa melakukukan kegiatan
pembelajaran secara langsung sehingga dapat memotivasi siswa dalam
proses pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan
berdasarkan yang diuraikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(dalam Trianto, 2010:61) memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan relevan dengan tingkat
perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat
bertahan lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak.
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain: kerjasama, komunikasi,
dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Hal ini sejalan dengan pendapat Wolfinger (dalam Margunayasa,
Arini & Japa, 2014:18) yang menguraikan pembelajaran terpadu memiliki
kelebihan sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan keterampilannya yang dikembangkan dalam mata
pelajaran sejarah bermakna.
2. Ada sejumlah materi antar mata pelajaran yang tumpah tindih. Oleh
karena itu. Pembelajaran terpadu bermanfaat untuk mempelajari
ketumpahtindihan itu secara utuh dan bermakna.
3. Siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah dan kebiasaan
berpikir kreatif yang dikembangkan dengan menggunakan
keterampilan-keterampilan dalam situasi nyata.
4. Daya ingat siswa tentang materi yang dipelajari dapat ditingkatkan
karena siswa diharapkan pada konsep yang sama dalam situasi yang
bervariasi dan melalui berbagai cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Transfer belajar lebih nyata, karena situasi belajar siswa dekat
dengan situasi kehidupa nyata.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
keunggulan pembelajaran terpadu adalah mampu menyesuaikan kegiatan
pembelajaran dengan minat dan kebutuhan siswa, pembelajaran terpadu
menjadi lebih bermakna bagi siswa, daya ingat siswa tentang materi dapat
meningkat, mengatasi tumpang tindih antar mata pelajaran, siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, dan mengembangkan
keterampilan sosial siswa, terutama kerja sama dan berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu
Fogarty (dalam Margunayasa, Arini, & Japa, 2014:21)
memperkenalkan sepuluh cara atau tipe dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh cara atau tipe tersebut adalah:
1. Fragmented
Setiap pelajaran diajarkan secara terpisah-pisah, tanpa ada usaha
untuk menghubungkan atau memadukan satu sama lainnya.
2. Connected
Pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit dalam setiap
mata pelajaran, menghubungkan satu topik ke topik berikutnya,
menghubungkan satu konsep ke konsep lainnya, menghubungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
satu keterampilan ke keterampilan lainnya. Tipe pembelajaran ini
menghubungkan bidang kajian dalam suatu disiplin ilmu dalam satu
mata pelajaran.
3. Nested
Pembelajaran terpadu tipe nested merupakan pengintregasian
kurikulum ke dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan
fokus pengintregasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin
dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit
pembelajaran untuk tercapainya materi pelajaran.
4. Sequenced
Pembelajaran terpadu tipe sequenced merupakan proses
membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara
bersamaan. Melalui tipe ini guru dapat menyusun kembali urutan
topik-topik yang kebetulan sama antara yang satu dengan yang
lainnya kemudian diajarkan secara bersama.
5. Shared
Tipe shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
“overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
6. Webbed
Pembelajaran terpadu tipe webbed adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan
menentukan tema-tema pembelajaran.
7. Threaded
Tipe ini memfokuskan pada integrasi metacuriculum yang
menggantikan atau memotong dengan sangat dalam isi materi
berbagai mata pelajaran. Guru menekankan pada metakognisi siswa
yang menyangkut bagaimana mereka belajar.
8. Integrated
Tipe pembelajaran yang menerapkan pendekatan lintas disiplin ilmu
yang mirip dengan model gabung bagian. Tipe padu ini
mengintegrasikan konsep, keterampilan dan ini konsep yang tumpang
tindih secara keseluruhan baik Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa
Indonesia.
9. Immersed
Tipe immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring
dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan
dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan
pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
10. Networked
Tipe yang terus menerus mencari masukan (jaringan para ahli) untuk
memperoleh perluasan, eksplorasi dan pembaharuan gagasan-gagasan.
Menghubungkan atau memadukan satu sama lainnya. Setiap mata
pelajaran dipandang sebagai mata pelajaran kajian murni yang berdiri
sendiri.
5. Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Fogarty (2009:110) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu tipe
networked adalah hubungan internal antara siswa dengan ahli yang akan
membantu siswa menciptakan jaringan kerja sama yang sesuai dengan
bidangnya. Hosnan (2014:77) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu
tipe networked adalah model pembelajaran berupa kerja sama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data atau keterangan sehubungan
dengan mata pelajaran yang disukainya atau diminatinya sehingga siswa
secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat
berupa buku bacaan, internet, radio, TV, teman, kakak, orang tua, ataupun
guru yang dianggap ahli oleh siswa. Siswa memperluas wawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
belajarnya sendiri, artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahu
yang besar dalam dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran terpadu tipe networked adalah pembelajaran yang
menciptakan proses kerja sama antara siswa dan ahli (sumber belajar) yang
membentuk sebuah jaringan untuk memperoleh informasi yang diikat oleh
misi belajar dari berbagai disiplin ilmu.
b. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Fogarty (2009:112) menjelaskan beberapa karakteristik pembelajaran
terpadu networked, yaitu:
1. Potensi terciptanya sumber belajar antara banyak pihak yang membentuk
sebuah jaringan.
2. Sumber belajar yang digunakan beragam (buku, majalah, internet,
televisi, radio, ahli).
3. Menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi.
4. Memungkinkan siswa untuk aktif dalam mencari informasi.
5. Membuat siswa mampu menyimpulkan informasi yang diperoleh.
c. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Dalam menerapakan pembelajaran terpadu tipe networked, guru perlu
memikirkan apa yang siswa minati. Kemudian guru merencanakan
pembelajaran networked untuk siswa mencari informasi dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sumber seperti televisi, radio buku, majalah, internet, dan siswa juga dapat
bekerjasama dengan orang lain yang dianggap ahli sesuai dengan
bidangnya (Fogarty, 2009:116).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d. Contoh Bagan dan Peta Konsep Tipe Networked
Berikut adalah contoh bagan dan peta konsep pembelajaran terpadu tipe
networked di Sekolah Dasar Fogarty (2009: 113):
- Fiksi
Ilmiah
- Teks
Ilmiah
- Tabel
Matematika
-Biografi
- Sejarah
- Novel
- Puisi
- Esai
IPA Matematika
Bahasa IPS
Siswa (Pecinta Buku)
Pustakawan (ahli)
- Menulis
- Genre buku
- Pengeditan
- Sistem Desimal
-Klasifikasian
- Kimia
- Fisika
- Ilmu bumi
- Atlas
- Globe
- Peta
Bahasa
IPS
IPA
Matematika
Programer Komputer (ahli)
- Pengolah
kata
- Pengeditan
- Komputer
- Internet
- Web
- Kecerdasan
buatan
(komputer)
- Angka
biner
Bahasa
IPS
IPA
Matematika
Misi Pelajar: Untuk belajar
mencintai kata, bahasa dan buku
Bagan 2.1 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe networked di Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berikut adalah contoh bagan dan peta konsep pembelajaran terpadu tipe networked di
Sekolah Dasar yang dikembangkan peneliti:
Peta Konsep Pembelajaran Terpadu Tipe Networked Kelas IV Tema 2, Subtema 1, Pembelajaran 1
Pemanfaatan
sumber daya alam
Perubahan bentuk energi
matahari.
Gagasan
pokok
Siswa
Bahasa
Indonesia
IPS
IPA
Manfaat sumber daya
alam bagi masyarakat
Manfaat matahari bagi
kehidupan di bumi
Gagasan pokok
IPS
IPA
Ahli: Guru
Pendidikan Biologi
Gagasan pokok
Manfaat
matahari bagi
tumbuhan
Manfaat sumber daya
alam bagi masyarakat
IPS
IPA
Ahli: Mahasiswa
kehutanan
Misi pelajar: Manfaat matahari
bagi kehidupan
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
Bagan 2.2 Peta konsep pembelajaran terpadu tipe networked di Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe networked yaitu memfasilitasi
siswa untuk melatih sikap disiplin serta mendorong siswa untuk bekerja
sama dengan seseorang yang ahli di bidangnya. Kegiatan ini akan
menumbuhkan sikap kerja sama siswa dengan orang lain yang dianggap
siswa sebagai ahli. Selain itu, pembelajaran terpadu tipe networked juga
menumbuhkan terciptanya rasa ingin tahu siswa yang menimbulkan
ketertarikan dan motivasi belajar siswa dengan orang lain.
Kekurangan dari tipe networked, dapat menyebarkan minat yang terlalu
tipis dan tidak berkonsentrasi atau memecahkan perhatian siswa sehingga
upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. Selain itu,
motivasi anak akan berubah seiring berjalannya waktu sehingga kedalaman
materi pelajaran menjadi dangkal secara sengaja karena mendapat hambatan
dalam mencari sumber (Fogarty, 2009:111).
B. Penelitian yang Relevan
Berikut penelitian relevan yang dijadikan acuan oleh peneliti sebagai
referensi dalam penelitian:
1. Puspita (2016) dengam judul “Implementasi Pembelajaran tematik terpadu
pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta” Jurnal pendidikan
Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tematik terpadu di SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru
kelas, siswa kelas VB, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan tematik terpadu yang
dilakukan guru sudah memuat kriteria minimal perencanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sudah memunculkan karakteristik
pembelajaran tematik terpadu, diantaranya menggunakan pemaduan mata
pelajaran Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran, setiap KD memiliki
materi tersendiri.
2. Alfiah (2013) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model
Webbed (jaring laba-laba) dan Model Fragmented (penggalan) Terhadap
Hasil Belajar Unggah-ungguhing Bahasa Jawa di Kelas Awal Sekolah Dasar
I”. Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk menegtahui adanya
perbedaan pengaruh pembelajaran terpadu model fragmented dan model
webbed terhadap hasil belajar unggah-ungguhing basa Jawa siswa kelas awal
sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian true eksperimen dengan
randomized Control-Group Pretest-Posttesr Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD Negeri Citarum. Berdasarkan
hasil belajar kelompok siswa yang mendapat perlakuan model Webbed lebih
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rerata hasil belajar yang lebih tinggi yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6,4062, dibandingkan dengan yang mendapat perlakuan model Fragmented
yang reratanya hanya sebesar 5,625.
3. Putri (2016) yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Networked Terintegrasi Scientific Approach di SD Kelas IV’’ Penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran networked terintegrasi scientific
approach di SD kelas IV ditujukan untuk mengetahui kelayakan perangkat
yang dikembangkan.Berdasarkan hasil yang diperoleh dari validasi buku
siswa sebesar 3,62 dengan kriteria sangat baik, buku guru sebesar 3,60
dengan kriteria sangat baik, tes hasil belajar sebesar 3,00 dengan kriteria
baik. Sementara itu keterbacaan buku siswa mendapatkan persentase 83,75 %
dengan kriteria sangat kuat.
Berdasarkan ketiga penelitian di atas dapat dilihat bahwa ketiga
jenis penelitian dan pengembangan memiliki kesamaan yaitu sama-sama
membahas tentang pengembangan pembelajaran terpadu. Pembaharuan
yang dilakukan peneliti adalah mengembangkan perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked mengacu Kurikulum 2013. Ketiga penelitian di atas
dijadikan acuan dalam menyusun penelitian berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu tipe Networked Mengacu Kurikulum
2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 2.3 Literature Map Penelitian Yang Relevan
Puspita (2016)
“Implementasi Pembelajaran
Tematik Terpadu pada Kelas VB
SD Negeri Tegalrejo I
Yogyakarta”
Alfiah (2013) “Pengaruh
Pembelajaran Terpadu Model
Webbed (jaring laba-laba) dan
Model Fragmented (penggalan)
Terhadap Hasil Belajar
Unggah-Ungguhing Bahasa Jawa
di Kelas Awal Sekolah Dasar I.”
Putri (2016).
“Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Networked
Terintegrasi Scientific Approach
di SD Kelas IV’’
Utami, M.D.W. (2018)
“Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Terpadu Tipe
Networked untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar
Mengacu Kurikulum 2013”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum adalah salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari dunia
pendidikan. Saat ini, sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia menerapkan
Kurikulum 2013, dimana guru dituntut untuk mengajar menggunakan
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai aspek dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan anak dengan optimal,
Kurikulum
2013
Pembelajaran
terpadu
Pembelajaran
terpadu tipe
networked
Guru belum
menguasai
pembelajaran terpadu
tipe networked
Guru membutuhkan
contoh perangkat
pembelajaran terpadu
tipe networked mengacu
Kurikulum 2013
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Terpadu Tipe
Networked Mengacu Kurikulum
2013 untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema. Terdapat 10
tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty salah satunya adalah networked.
Tipe networked menuntut siswa untuk belajar dengan mencari ahli dalam
bidangnya (orang atau sumber buku). Beberapa guru di Sekolah Dasar yang telah
diwawancarai peneliti, mereka hanya mengenal namun belum terlalu paham dan
menguasai model pembelajaran terpadu, khususnya tipe networked. Guru
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu yang akan dijadikan
sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mendorong peneliti untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe networked mengacu
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Melalui pengembangan perangkat
pembelajaran ini diharapkan guru dapat termotivasi menciptakan pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe networked untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut dosen pengampu mata kuliah
pembelajaran terpadu?
2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe networked untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru SD kelas IV melalui uji coba
terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atau Research & Development (R&D). Borg and Gall (dalam
Setyosari, 2013:222) mengungkapkan pengertian penelitian dan pengembangan
suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan. Sugiyono (2012:297) juga megungkapkan bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu dan sekaligus menguji keefektifitasan suatu
produk. Sedangkan Sukmadinata (2010:164) mengungkapkan bahwa penelitian
dan pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan produk baru
atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang bisa
dipertanggungjawabkan. Menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan adalah metode yang berisi langkah-langkah atau
proses yang dapat mengembangkan suatu produk baru atau produk yang sudah
ada, yang bisa dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall (dalam
Sugiyono, 2012:298) dan desain instruksional yang dirancang dan
dikembangkan oleh Dick & Carey (dalam Abidin, 2014:45-52).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berikut merupakan bagan beserta pemaparan langkah-langkah pelaksanaan
pengembangan Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2012 : 298):
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengebangan menurut Borg and Gall
Berikut paparan secara ringkas langkah - langkah penelitian R & D menurut Borg &
Gall:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah juga dapat
dijadikan potensi, apabila dapat memperdayagunakannya. Data potensi dan
masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan
penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan
atau instansi tertentu yang masih up to date.
Revisi
produk
Uji coba
pemakaian
Revisi
produk
Produksi
massal
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
data
Desain
produk
Validasi
desain
Perbaikan
desain
Uji coba
produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Pengumpulan data
Setalah potensi dan masalah ditunjukkan secara factual dan up to date,
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
3. Desain Produk
Desain produk diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam
produk yang berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem
tersebut, cara kerja, serta kelebihan dan kekurangannya.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli
lainnya, maka dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
6. Uji coba Produk
Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan kritik dan saran validator, maka
dilakukan ujicoba produk untuk melihat kefektifan dan keefisienan produk
yang dikembangkan selanjutnya adalah revisi produk.
7. Revisi Produk
Setelah melakukan ujicoba produk, dapat dilihat beberapa kelemahan
produk pada saat diujicobakan. Setelah desain produk direvisi maka dapat
digunakan pada lembaga pendidikan atau siswa yang lebih luas.
8. Ujicoba pemakaian
Setelah pengujian produk berhasil, maka selanjutnya produk yang
dikembangkan dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas. Hal ini
dilakukan agar produk dapat dinilai kekurangan atau hambatan yang
muncul guna perbaikan produk lebih lanjut.
9. Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila masih terdapat kekurangan dan
kelemahan dalam pemakaian produk yang dibuat.
10. Produksi Massal
Produksi massal dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dalam
beberapa pengujian dan dapat dinyatakan efektif dan layak untuk
diproduksi secara massal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini juga menggunakan desain yang dikembangkan oleh Dick dan
Carey (dalam Abidin, 2014: 45-52). Terdapat 10 langkah tahapan sebagai berikut:
1) Analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, 2) Melakukan
Analisis kebutuhan,, 3) Menganalisis siswa dan konteks pembelajaran, 4)
Merumuskan tujuan performasi, 5) Mengembangkan instrumen penelitian, 6)
Mengembangkan strategi pembelajaran, 7) Mengembangkan materi pembelajaran,
8) Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif, 9) Merevisi pembelajaran,
10) Mengembangkan evaluasi sumatif. Berikut ini adalah bagan dan pemaparan
model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 3.2 Tahapan Desain Instruksional Menurut Dick & Carey
Pemaparan tahapan desain instruksional menurut Dick & Carey dapat diringkas
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1. Analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran
Langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan
tujuan pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan apa yang harus
dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
2. Melakukan analisis pembelajaran
Analisis pembelajaran adalah suatu prosedur yang diterapkan pada suatu
tujuan pembelajaran yang menghasilkan identifikasi kemampuan bawahan
yang diperlukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang utama.
Analisis pembelajaran ini dilakukan untuk menetapkan keterampilan yang
harus dimiliki siswa agar mampu mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
3. Menganalisis siswa dan konteks pembelajaran
Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang
dipelajari siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh
siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
Analisis pembelajaran ditunjukan untuk mengenali profil siswa secara
menyeluruh yaitu analisis kemampuan dan keterampilan awal, sikap, motivasi,
bakat, minat, karakter dan kepribadian siswa.
4. Merumuskan tujuan performasi
Tujuan performasi adalah gambaran detail tentang apa yang akan dapat
dilakukan oleh siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Tujuan performasi
lebih menyarankan bagaimana siswa mampu menerapkan seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam konteks dunia nyata di luar
pembelajaran.
5. Mengembangkan Instrumen penilaian
Pengembangan instrumen penilaian hendaknya dilakukan sebelum proses
pembelajaran bukan setelah proses pembelajaran. Hal ini disebabkan
penilaian harus benar-benar sesuai dengan tujuan performa yang telah
ditetapkan.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Dalam mengembangan desain ini adalah menentukan strategi yang akan
ditentukan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya
bersifat konstruktivis dan kontekstual. Oleh sebab itu, banyak ahli yang
menyarankan agar pembelajaran hendaknya dipandu oleh penilaian bukan
pembelajaran yang memandu penilaian.
7. Mengembangkan materi pembelajaran
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif
Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengumpulkan data yang terkait
dengan kekuatan dan kelemahan desain sistem pembelajaran yang
dikembangkan. Hasil dari evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan
atau input untuk memperbaiki desain sistem pembelajaran. Dalam prosesnya,
evaluasi formatif tidak hanya dilakukan atas temuan lapangan melainkan juga
atas dasar masukkan para ahli.
9. Merevisi pembelajaran
Data yang digunakan untuk landasan revisi adalah dari evaluasi formatif yang
telah dilakukan. Prosedur evaluasi formatif, perlu dilakukan pada semua aspek
program pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kuailitas program.
10. Mengembangkan evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan evaluasi
formatif. Jenis evaluasi ini dianggap sebagai puncak dalam aktivitas model
desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey. Evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai
dengan standar yang digunakan oleh perancang. Tujuan utama evaluasi sumatif
adalah menguji keefektifan desain sistem pembelajaran yang dikembangkan
dengan dibandingkan dengan desain pembelajaran yang digunakan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Bhaktikarya yang beralamatkan Jl. Gambir
Anom, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY dan SDN Nanggulan
yang beralamatkan di Nanggulan, RT 15, RW 19, Maguwoharjo, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman, DIY.
2. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah guru kelas IV SDN Bhaktikarya dan SDN
Nanggulan tahun ajaran 2017/2018.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran terpadu.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama 10 bulan. Dimulai dari bulan April
2017 sampai Februari 2018. Penelitian ini dimulai dari wawancara analisis
kebutuhan hingga menyelenggaraan laporan skripsi.
C. Prosedur pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengkombinasikan
langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall serta desain
instruksional dari Dick dan Carey. Hal ini dilakukan karena model yang
dikembangkan oleh Borg dan Gall adalah langkah yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengembangkan suatu produk (Tegeh, Jampel dan Pudjawan, 2014:31)..
Sedangkan model Dick dan Carey biasanya banyak digunakan untuk mendesain
pembelajaran di kelas (Tung, 2017:11) Langkah dalam penelitian ini didesain
menjadi tujuh langkah karena, peneliti tidak melakukan produksi secara massal,
karena keterbatasan biaya dan waktu yang peneliti alami dalam melakukan
penelitian ini. Langkah-langkah tersebut adalah : (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data (3) desain produk, (4) validasi produk (evaluasi formatif), (5)
revisi produk, (6) uji coba produk (evaluasi sumatif), (7) revisi produk..
Berikut langkah-langkah pengembangan Borg and Gall yang dikombinasikan
dengan desain intruksional Dick and Carey yang dilakukan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan
Langkah 1
Potensi dan Masalah
Analisiis kebutuhan
Wawancara dengan guru
kelas IV SD
Langkah 3
Desain Produk
1. Mengembangkan instrumen penelitian.
2. Menyusun tujuan (taksonomi bloom.
3. Membuat peta konsep.
4. Mengembangkan strategi pembelajaran (RPP).
5. Mengembangkan dan memilih bahan pengajaran .
Langkah 2
Pengumpulan data
Hasil wawancara
Identifikasi tujuan instruksional
Analisis pembelajaran
Analisi karakteristik siswa
Langkah 4
Validasi desain
Evaluasi formatif
Langkah 5
Revisi desain
Revisi RPP
Langkah 6
Uji coba produk
Evaluasi sumatif
Langkahh 7
Revisi produk
Revisi produk akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1. Potensi dan Masalah
Langkah yang pertama, peneliti melakukan analisis kebutuhan mengenai
perangkat pembelajaran terpadu yang mengacu kurikulum 2013 di sekolah
dasar. Data analisis kebutuhan diperoleh melalui wawancara dengan guru
kelas IV di SDN Terbansari I dan SDN Kintelan 1 Yogyakarta. Wawancara
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru mengenai
pembelajaran terpadu dan menganalisis kebutuhan perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I V.
2. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan
observasi. Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan, peneliti
menemukan tujuan instruksional yaitu mengembangkan perangkat
pembelajaran terpadu tipe networked mengacu kurikulum 2013 untuk kelas
IV SD. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan produk termasuk menganalisis pembelajaran dan menganalisis
karakteristik siswa kelas IV.
3. Desain Produk
Peneliti mengembangkan desain perangkat pembelajaran terpadu tipe
networked yang mengacu Kurikulum 2013. Langkah pertama
mengembangkan instrumen penilaian. Menyusun tujuan pembelajaran
berdasarkan taksonomi Bloom. Kemudian menyusun peta konsep/jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pembelajaran terpadu tipe networked dan membuat RPP yang
mengembangkan strategi pembelajaran serta mengembangkan dan memilih
bahan pembelajaran.
4. Validasi desain (Evaluasi formatif)
Validasi desain merupakan proses menilai apakah rancangan produk, dalam
hal ini mengenai pembelajaran terpadu khusunya tipe networked ditunjukkan
dengan data empirik. Produk dievaluasi oleh pakar pembelajaran terpadu
dengan melakukan penilaian terhadap produk. Evaluasi formatif ini
dilakukan oleh 2 pakar pembelajaran terpadu yang merupakan dosen
pengampu mata kuliah pembelajaran terpadu. Validasi produk ini bertujuan
untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang
dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai
perbaikan terhadap bahan ajar.
5. Revisi desain
Peneliti melakukan perbaikan produk berdasarkan kritik dan saran dari
validator di dalam instrumen validasi kualitas perangkat pembelajaran
terpadu tipe networked.
6 . Uji coba produk (Evaluasi sumatif)
Setelah produk selesai dikembangkan dan direvisi maka dilakukan evaluasi
sumatif. Evaluasi sumatif bertujuan untuk menentukan tingkat efisiensi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
efektivitas produk di lapangan. Peneliti melakukan uji coba produk di SDN
Bhaktikarya kelas IV dan di SDN Nanggulan kelas IV A. Evaluasi sumatif ini
dilakukan oleh guru kelas IV dengan memberikan kritik dan saran untuk
perbaikan produk.
7. Revisi Produk
Berdasarkan uji coba produk yang dilakukan di SDN Bhakti Karya dan SDN
Nanggulan kemudian di evaluasi apakah perangkat pembelajaran efektif dan
efesien untuk diterapkan dalam pembelajaran. Kemudian apabila ada yang
kurang akan dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat diperlukan
untuk mendapatkan data teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Sugiyono (2012: 231) menyatakan bahwa Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal–hal dari responden yang lebih mendalam.
Dalam penelitian ini, wawacara dilakukan dengan wali kelas IV di SD yang
berada di wilayah kota Yogyakarta yang menggunakan Kurikum 2013, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
SD Negeri Terbansari 1 dan SD Negeri Kintelan 1.Pedoman wawancara yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan analisis kebutuhan guru SD tentang pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu.khususnya tipe networked.
2. Kuisioner
Sugiyono (2012: 142 ) mengemukakan bahwa kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu untuk menilai kualitas produk,
kuesioner diberikan kepada empat ahli untuk memvalidasi produk, yaitu dua
pakar pembelajaran terpadu dan dua guru kelas IV yang mengamati
pelaksanaan uji coba RPP.
E. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas hasil penelitian. Margono (dalam Zuriah, 2006: 168) menyatakan bahwa
pada umumnya penelitian akan berhasil dengan baik apabila menggunakan
banyak instrumen agar menghasilkan data empiris sebagaimana mestinya.
Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa pedoman wawancara dan
lembar validasi produk. Untuk memudahkan peneliti saat terjun ke lapangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu membuat instrumen peneltian
sebagai berikut:
1. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan wawancara sehingga
memperoleh informasi tentang analisis kebutuhan guru mengenai
pembelajaran terpadu dan perangkat pembelajaran terpadu. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti membuat kisi-kisi pedoman wawancara.
2. Kuisioner
Kuisioner digunakan untuk mengetahui kualitas produk perangkat
pembelajaran peneliti menggunakan lembar validasi produk yang memuat
pernyataan yang nantinya akan digunakan untuk validasi produk. Lembar
validasi produk ini meliputi RPP. Kuisioner akan divalidasi oleh oleh dua
pakar pembelajaran terpadu yaitu Dosen pembelajaran terpadu dan dua guru
kelas IV sekolah dasar. Komponen-komponen yang ada dalam lembar
validasi produk meliputi 12 komponen yaitu: (1) identitas RPP, (2)
perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan
materi ajar, (5) sumber belajar, (6) media pembelajaran, (7) metode
pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) karakteristik pembelajaran
terpadu tipe networked untuk validator pakar dan implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pembelajaran terpadu tipe networked untuk guru kelas IV, (10) penilaian,
(11) lembar kerja siswa (LKS), dan (12) bahasa.
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011:333) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa kritik dan saran yang
dikemukakan oleh ahli atau pakar pembelajaran terpadu serta dua orang
guru kelas IV sekolah dasar yang telah memvalidasi produk. Data
dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan
dari produk yang dihasilkan.
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa skor dari penilaian
perangkat pembelajaran yang merupakan hasil validasi oleh pakar
pembelajaran terpadu dan guru kelas IV sekolah dasar. Data yang diperoleh
dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuisioner yang diubah menjadi
data interval. Langkah awal yaitu menghitung rata-rata dari hasil instrumen
yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
x = skor rata-rata
Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan
yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2), sangat kurang (1).
Setelah diperoleh skor, kemudian dianalisis rata-rata skor yang diperoleh
dengan ketentuan. Hasil validasi dari ahli dan guru kemudian dianalisis dan
dikategorikan kedalam skala lima menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai
acuan konversi nilai skala lima untuk menilai kualitas produk.
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > Xi + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi+0,60Sbi < X ≤ Xi+1,80Sbi Baik
Xi-0,60Sbi< X ≤Xi+0,60Sbi Cukup baik
Xi – 1,80Sbi < X ≤ Xi-0,60Sbi Kurang baik
X ≤Xi – 1,80Sbi Sangat kurang baik
Keterangan
Xi (Rerata ideal) =
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal )
SBi (Simpangan baku ideal) =
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal )
X = Skor aktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berdasarkan rumus konversi skala lima di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan
dengan konversi sebagai berikut:
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal (Xi) :
(5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5+1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > Xi + 1,80 Sbi
= X> 3 + (1,80 . 0,67)
= X> 3 + (1,21)
= X> 4,21
Kategori baik = Xi+0,60Sbi < X ≤ Xi+1,80Sbi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = Xi-0,60Sbi< X ≤Xi+0,60Sbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
= 3 – (0,60 . 0,67) < X ≤ Xi + (0,60 . 0,67)
=3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = Xi – 1,80Sbi < X ≤ Xi - 0,60Sbi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤Xi – 1,80Sbi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diproleh konversi data kuantitatif menjadi data
kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.2 Konversi data kuantitatif ke kualitatif
Interval skor Kategori
x > 4,21 Sangat baik
3,40 < x ≤4,21 Baik
2,60 < x ≤ 3,40 Cukup
1,79 < x ≤ 2,60 Kurang
x ≤ 1,79 Sangat kurang
x = Skor rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dijadwalkan dalam tabel berikut:
No Kegiatan
Waktu ( Bulan )
Apri
l 2017
Mei
2017
Juni
2017
Juli
2017
Agust
us
2017
Sep
tem
ber
2017
Okto
ber
2017
Novem
ber
2017
Des
ember
2017
Januar
i 201
8
Feb
ruar
i
2018
1.
Wawancara
análisis
kebutuhan
√
2. Menyusun
Proposal
√ √
3.
Pengembang
an bentuk
awal produk
√ √
4. Validasi
produk
√
5. Revisi
produk
√
6. Uji coba
produk
√
7. Revisi
Produk
√ √ √
8. Ujian Skripsi
√
9. Revisi Akhir
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Penelitian dan pengembangan diawali dengan kegiatan analisis
kebutuhan di SD Negeri Terbansari 1 dan SD Negeri Kintelan 1 yang bertujuan
untuk mendapatkan data tentang pengetahuan guru seputar pengembangan
perangkat pembelajaran terpadu dan Kurikulum 2013. Analisis kebutuhan
dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat
pembelajaran yang telah dijabarkan pada bagian bab III. Peneliti melakukan
analisis kebutuhan dengan menggunakan teknik wawancara kepada dua guru
kelas IV di SD yang terletak di Kota Yogyakarta yang telah melaksanakan
Kurikulum 2013, yaitu SD Negeri Terbansari 1 dan SD Negeri Kintelan 1.
Wawancara dilakukan pada bulan April 2017, wawancara tersebut bertujuan
untuk mengetahui dan mengidentifikasi pemahaman guru terhadap pembelajaran
terpadu tipe networked mengacu pada Kurikulum 2013 sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Hasil dari wawancara dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan
upaya pencapaian tujuan yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 dan dapat
digunakan untuk merancang suatu produk yang akan dihasilkan yaitu perangkat
pembelajaran terpadu tipe networked sesuai yang diharapkan dalam implemntasi
Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada 2 orang guru kelas IV, satu
orang guru SD Negeri Terbansari 1 dan satu guru SD Negeri Kintelan 1.
Wawancara tersebut berpedoman pada 8 butir pertanyaan untuk melakukan
analisis kebutuhan perangkat pembelajaran terpadu tipe networked yang
mengacu pada Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan guru
kelas IV SD Negeri Terbansari 1 dan SD Negeri Kintelan 1, yang akan
dijelaskan setiap butir.
Butir pertanyaan pertama, yaitu terkait dengan waktu pelaksanaan
kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa penerapan Kurikulum
2013 dilaksanakan pada tahun 2016/2017, satu guru menjawab tahun
2015/2016, semester 1 tetapi semester 2 tidak menerapkan dan pada tahun
2016/2017 mulai menggunakan Kurikulum 2013 lagi namun guru masih
mengalami keluhan dalam penerapan Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan kedua, yaitu terkait dengan pemahaman guru terhadap
Kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran terpadu. Guru memberikan
jawaban yang diketahui yaitu menggunakan pendekatan saintifik (5M) dan
satu guru masih beranggapan pembelajaran terpadu sama dengan
pembelajaran tematik.
Butir pertanyaan ketiga, yaitu terkait pengalaman guru mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban pernah mengikuti pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tahun 2016, satu guru menjawab sebanyak 2 kali di UPT dan Kota Madya.
Pelatihan tersebut membahas tentang Kurikulum 2013, perangkat
pembelajaran, penilaian, rapot dan proses pembelajaran.
Butir pertanyaan keempat, yaitu terkait pemahaman guru mengenai 10
tipe pembelajaran terpadu. Kedua guru memberikan jawaban bahwa untuk
pembelajaran terpadu sudah mengetahui jika terdapat 10 tipe, namun tidak
menguasai keseluruhan dari tipe-tipe tersebut dan masih mengalami kesulihan
untuk menerapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Butir pertanyaan kelima, yaitu terkait dengan kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Guru memberikan jawaban masih ada
kesulitan, membuat guru lelah karena pembelajaran dari pagi sampai siang
ada beberapa muatan KI, KD dari berbagai mapel dan satu guru juga masih
beranggapan bahwa pembelajaran tematik sama dengan pembelajaran terpadu.
Butir pertanyaan keenam, yaitu terkait kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu. Guru memberikan jawaban bahwa prosesnya tidak
begitu sulit, namun masalahnya terdapat pada saat ulangan karena dalam
melakukan penilaian cukup sulit dan pada saat pelaksanaan dan satu guru
masih mengalami kesulitan untuk menumbuhkan keaktifan siswa, terlebih
pada proses menemukan konsep.
Butir pertanyaan ketujuh, yaitu terkait dengan apakah guru
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu. Guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
jawaban bahwa guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
terpadu, untuk wawasan dari generasi yang lebih baru dan satu guru
menjawab membutuhkan contoh pembelajran terpadu untuk menumbuhkan
kreatifitas baru untuk guru sehingga lebih menguasai lagi beberapa tipe-tipe
pembelajaran terpadu.
Butir pertanyaan kedelapan, yaitu terkait dengan salah satu jenis tipe
pembelajaran terpadu adalah tipe networked yang menggunakan jaringan
pembelajaran antara siswa dengan orang yang dianggap ahli dalam suatu
bidang. Kedua guru memberikan jawaban belum memahami 10 tipe
pembelajarn terpadu, pembelajaran terpadu yang paling diketahui adalah
tematik (pembelajaran terpadu tipe webbed).
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan di atas, peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa pemahaman guru terhadap pemahaman
pembelajaran terpadu tipe networked mengacu Kurikulum 2013 kurang baik.
Guru sudah menggunakan Kurikulum 2013 selama 2 tahun dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif, tetapi guru masih
berpedoman pada buku. Guru sudah mengetahui 10 tipe pembelajaran terpadu
namun guru belum menguasai kesepuluh tipe ini termasuk tipe networked.
Guru hanya memahami pembelajaran terpadu tipe webbed. Dalam penerapan
Kurikulum 2013 guru masih mengalami kesulitan dalam merencanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pembelajaran terpadu pada muatan KI, KD dari berbagai mapel. Dan dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu guru mengalami masalah pada saat
ulangan karena dalam melakukan penilaian cukup sulit serta dalam
menumbuhkan keaktifan siswa, terlebih pada proses menemukan konsep. Dari
keterbatasan tersebut guru membutuhkan contoh RPP pembelajaran terpadu
tipe networked untuk menambah wawasan dari generasi yang lebih baru
sehingga menumbuhkan kreatifitas baru untuk guru.
B. Deskripsi Produk Awal
Peneliti melakukan beberapa langkah dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran terpadu tipe networked. Langkah pertama setiap kelompok
terdiri dari dua sampai tiga orang memetakan kompetensi inti, kompetensi
dasar, Indikator dan tujuan pembelajaran selama satu semester. Selanjutnya
peneliti menentukan tema dan subtema yang akan dibuat rancangan
pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe networked. Kemudian peneliti
membuat jaring-jaring subtema pada kompetensi dasar dan indikator yang
telah ditentukkan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan
rancangan pelaksanaan pembelajaran terpadu berdasarkan indikator dan tujuan
pada setiap muatan pembelajaran, materi pelajaran, lembar kerja siswa dan
penilaian. Rancangan pelaksanaan pembelajaran terpadu tentang
langkah-langkah atau proses kegiatan pembelajaran, materi pelajaran yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
materi yang akan diberikan siswa, lembar kerja siswa tentang kegiatan
pembelajaran yang akan diuji cobakan kepada siswa seberapa jauh siswa
memahami materi yang mereka pelajari, dan juga menyusun instrumen
penilaian sesuai penilaian otentik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu merupakann seperangkat
perencanaan yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum mengajar sebagai
pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. Dalam rancangan
pembelajaran terpadu terdapat beberapa komponen yaitu:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. Kompetensi Inti (KI);
3. Kompetensi Dasar (KD);
4. Indikator;
5. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
7. Pendekatan, model, dan metode pembelajaran, Pendekatan yang digunakan
pendekatan terpadu saintifik, model/tipe networked, metode pembelajaran,
digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
8. Media, alat/bahan, dan sumber belajar, media berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran serta umber belajar
yang berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan;
9. Kegiatan Pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran dilakukan
melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup;
10. Penilaian hasil pembelajaran; dan
11. Lampiran-lampiran.
Rancangan pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe networked disusun
berdasarkan kajian indikator, tujuan pembelajaran dan materi dari setiap mata
pelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
terpadu tipe networked dan saintifik yang mengacu dengan Kurikulum 2013.
Rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe networked dibuat dalam
alokasi waktu 7x35 menit dalam satu hari. Dalam kegiatan pembelajaran
terdapat tiga penggalan, dimana masing-masing penggalan terdapat kegiatan
awal, inti dan kegiatan penutup. Setiap pembelajaran dibuat sesuai dengan
langkah-langkah yang baik dan kegiatan yang disusun dengan pendekatan
saintifik. Kegiatan dibuat dengan menarik agar siswa dapat aktif mencari
materi dari sumber atau ahli sesuai bidangnya, sehingga siswa tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mendapat pengetahuan dari guru saja tetapi dari sumber lain dengan menggali
rasa ingin tahu siswa mencari suatu informasi. Materi ajar,lembar kerja siswa
(LKS), refleksi, tindak lanjut, media pembelajaran dan instrumen penilaian
merupakan lampiran RPP.
Materi ajar berisi tentang ringkasan materi yang akan diajarkan. Materi
dijelaskan dengan singkat dan materi yang dibuat menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga materi mudah dipahami oleh siswa. Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dikembangkan pada penelitian ini adalah LKS untuk siswa SD
kelas IV yang mengacu pada Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan
terpadu saintifik. Lembar kerja siswa berisi materi pokok yang dapat dipahami
siswa dengan baik sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang ditentukan.
Lembar kerja siswa dibuat dengan semenarik mungkin sehingga dapat
mengaktifkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Lembar kerja siswa berisikan tujuan pembelajaran, materi pokok,
soal-soal latihan dan kegiatan yang dilakukan siswa. Soal evaluasi juga
terdapat pada lembar kerja siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan
evaluasi bertujuan mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap
pebelajaran yang diberikan. Dan terdapat tindak lanjut yang diberikan kepada
siswa yang dilakukan siswa di rumah dengan bantuan orangtua mengenai
pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Instrumen penilaian yang dikembangkan memuat penilaian setiap
bidang studi mengacu pada panduan penilaian Kurikulum 2013. Terdapat tiga
aspek penilaian: aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap sosial
dan sikap spiritual yang dilakukan oleh setiap siswa dalam proses
pembelajaran.
C. Validasi Dosen Pembelajaran Terpadu dan Revisi Produk
1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu
Produk awal yang telah dibuat peneliti divalidasi oleh dua pakar
pembelajaran terpadu yaitu dosen pembelajaran terpadu. Validasi dilakukan
dengan cara pakar pembelajaran terpadu melakukan penilaian pada perangkat
pembelajaran dengan menggunakan instrumen validasi. Validasi bertujuan
untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat dan
mengetahui kualitas dari perangkat pembelajaran yang dibuat . Validator
dapat memberikan saran dan kritik yang dapat dijadikan acuan untuk
memperbaiki perangkat pembelajaran sehingga layak untuk digunakan.
Pakar pembelajaran terpadu yang menjadi validator adalah dua orang dosen
mata kuliah pembelajaran terpadu yaitu Bapak P dan Ibu M. Validasi
dilakukan satu kali di bulan September 2017. Terdapat beberapa aspek
penilaian terhadap komponen RPP Pembelajaran Terpadu dalam instrumen
validasi: (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan
pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) sumber belajar, (6) media
pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
karakteristik pembelajaran terpadu tipe networked, (10) penilaian, (11) lembar
kerja siswa (LKS), dan (12) bahasa.
Berdasarkan hasil validasi oleh pakar pembelajaran terpadu yang
mengacu kurikulum 2013, yaitu Bapak P memperoleh rerata skor 4,48 dengan
kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk
digunakan atau diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Bapak PP
selaku pakar pembelajaran terpadu memberikan komentar pada beberapa
komponen yaitu: (1) Penilaian, dan (2) Bahasa. Komentar yang diberikan
yaitu (1) penilaian yang bersifat otentik masih banyak yang kurang tepat,
kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian masih perlu diperbaiki, dan (2)
penggunaan bahasa indonesia masih perlu diperbaiki sesuai dengan EBI.
Berdasarkan hasil validasi oleh dosen pembelajaran terpadu yang
mengacu kurikulum 2013, yaitu ibu M memperoleh rerata skor 3,84 dengan
kategori “baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan
atau diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Ibu M selaku pakar
pembelajaran terpadu memberikan komentar pada beberapa komponen yaitu:
(1) perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan materi ajar, (3)
karakteristik pembelajaran terpadu tipe networked, dam (4) penilaian.
Komentar yang diberikan yaitu (1) kelengkapan komponen ABCD pada
rumusan conditionnya kurang konstektual dengan materi, (2) kesesuaian
materi ajar dengan alokasi waktu untuk melakukan kegiatan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kemungkinan waktu tidak cukup, (3) ciri khas networked belum nampak
masih mirip dengan webbed, dan (4) teknik wawancara guru pada siswa
kurang visible.
Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh kedua validator
pakar pembelajaran terpadu tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan.
Komentar dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajarn Terpadu dan Revisi
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
2. Kelengkapan komponen
ABCD
(Audience,Behaviour,Con
dition, Degree) dalam
rumusan tujuan
pembelajaran.
Perumusan
conditionnya belum
sesuai dengan materi
Perumusan conditionnya
disesuaikan dengan materi.
D. Pemilihan Materi Ajar
3. Kesesuaian materi ajar
dengan alokasi waktu
Untuk melakukan
wawancara
kemungkinan waktu
tidak cukup
Waktu yang digunakan
untuk wawancara
ditambah.
I. Karakteriistik Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
1 Kesesuaian jaringan
indikator dengan
pembelajaran terpadu tipe
networked.
Ciri khas networked
belum nampak, masih
mirip webbed
Dalam indikator sudah
disesuaiakan dengan tipe
networked.
J. Penilaian
1. Penilaian bersifat otentik
(konstektual dan
Banyak yang kurang
tepat.
Penilaian yang kurang
tepat sudah diperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
enggunakan beragam
teknik penilaian) meliputi
(pengetahuan dan
keterampilan)
sesuai saran pakar.
2. Kesesuaian teknik,
bentuk, dan instrumen
penilaian dengan
indikator yang akan
dicapai.
Teknik wawancara
guru dan siswa kurang
visible.
Teknik wawancara sudah
dihilangkan dan diperbaiki
sesuai dengan
pedomannya.
4. Kesesuain tugas dengan
rubrik penilaian.
Rubrik perbaiki Rubrik penilaian sudah
diperbaiki.
L. Bahasa
1. RPP menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar (sesuai dengan
ejaanbahasa Indonesia (EBI)
Perbaiki sesuai EBI Perbaiki sesuai EBI
2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan saran yang diberikan oleh
validator. Validator memberikan beberapa saran pada komponen: (1)
perumusan tujuan pembelajran yaitu mengenai perumusan conditionnya
belum sesuai dengan materi. Peneliti mengubah perumusan conditionnya
disesuaikan dengan materi yang digunakan, (2) pemilihan materi ajar yaitu
pada waktu melakukan wawancara kemungkinan tidak cukup. Peneliti
menambahkan waktu yang digunakan dalam kegiatan wawancara gar siswa
dapat memperoleh informasi yang mendalam, (3) karakteristik pembelajaran
terpadu tipe networked, diberikan komentar bahwa ciri khas networked belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
nampak, masih mirip dengan webbed. Peneliti menyesuaikan indikator dengan
tipe networked, (4) penilaian, diberikan komentar bahwa beberapa komponen
penilaian banyak yang kurang tepat, teknik awancara guru dan siswa kurang
vesible, rubrik diperbaiki. Peneliti memperbaiki beberapa komponen penilaian
sesuai dengan panduan penilaian Kurikulum 2013, (5) bahasa diperbaiki
sesuai dengan EBI.
D. Validasi Guru SD Melalui Uji Coba Terbatas
2. Data Uji Coba Terbatas
Peneliti juga melakukan validasi produk perangkat pembelajaran
terpadu oleh dua orang guru kelas IV SD yang sudah menerapkan
Kurikulum 2013 di Yogyakarta. Guru yang menjadi validator dalam
produk perangkat pembelajaran ini adalah Ibu YR merupakn guru kelas IV
SD Negeri Bhakti Karya dan Ibu S merupan guru kelas IV SD Negeri
Nanggulan. Validasi yang dilakukan dengan Ibu YR pada tanggal 26
Oktober 2017 sedangkan dengan Ibu S pada tanggal 28 Oktober 2017.
Terdapat beberapa aspek penilaian terhadap komponen RPP dalam
instrumen validasi yang digunakan peneliti sebagai berikut: (1) identitas
RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4)
pemilihan materi ajar, (5) sumber belajar, (6) media pembelajaran, (7)
metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9 )implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pembelajaran terpadu tipe networked, (10) penilaian, (11) lembar kerja
siswa (LKS), dan (12) bahasa.
Berdasarkan validasi dengan Ibu YR, perangkat pembelajaranyang
dibuat peneliti mendapat rata-rata 3,83 dengan kategori “Baik” dan
perangkat pembelajaran dapat dinyatakan layak untuk digunakan/diuji coba
lapangan dengan revisi sesuai saran. Ibu YR memberikan komentar pada
beberapa komponen perangkat pembelajaran yaitu : (1) pemilihan materi
ajar, (2) skenario pembelajaran, dan (3) lembar kerja siswa (LKS).
Komentar yang diberikan ibu YR yaitu: (1) materi terlalu banyak
kemungkinan waktu yang digunakan tidk cukup, (2) waktu yang digunakan
kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran, dan (3) kegiatan wawancara
pada LKS sulit dipahami siswa.
Berdasarkan validasi dengan Ibu S, perangkat pembelajaran yang
dibuat peneliti mendapat rata-rata 4,96 dengan kategori “Sangat Baik” dan
perangkat pembelajaran dapat dinyatakan layak untuk digunakan/diuji coba
lapangan dengan revisi sesuai saran. Ibu S memberikan komentar pada
beberapa komponen perangkat pembelajaran yaitu : (1) skenario
pembelajaran. Komentar yang diberikan yaitu: (1) Perpindahan antar
konsep diperbaiki.
Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh kedua guru SD
kelas IV yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pembelajaran pembelajaran direvisi sesuai saran yang diberikan. Komentar
dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut:
4.2 Komentar Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
D. Pemilihan Materi Ajar
3. Kesesuaian materi ajar
dengan alokasi waktu
Materi terlalu banyak
kemungkinan waktu yang
digunakan tidk cukup
Materi disesuaikan
dengan alokasi
waktu.
H. Skenario Pembelajaran
5. Keterpaduan antar
konsep/muatan
pelajaran tertata dengan
baik sehingga
perpindahan antar
konsep/muatan
pelajaran berjalan
landai.
Perpindahan antar konsep
diperbaiki.
Perpindahan antar
konsep sudah
diperbaiki agar
materi dapat
tersampaikan
8. Pengaturan skenario
pembelajaran dengan
alokasi waktu
proporsional
Waktu yang digunakan
kurang sesuai dengan
kegiatan pembelajaran.
Alokasi waktu
diseseuaikan dengan
kegiatan
pembelajaran.
I. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Rumusan kegiatan
pembelajaran dalam
LKS singkat, sederhana
dan mudah dipahami
siswa.
Kegiatan wawancara pada
LKS sulit dipahami siswa
Kegiatan wawancara
pada LKS dibuat
secara rinci.
2. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba lapangan, peneliti diberikan beberapa saran
dari guru kelas IV di beberapa komponen yaitu: (1) pemilihan materi ajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
guru memberikan komentar bahwa materi terlalu banyak kemungkinan waktu
yang digunakan tidak cukup. Peneliti menyesuaikan materi dengan alokasi
waktu yang digunakan, (2) skenario pembelajaran, diberikan komentar bahwa
perpindahan antar konsep diperbaiki dan waktu yang digunakan kurang sesuai
dengan kegiatan pembelajran. Peneliti memperbaiki perpindahan antar konsep
agar materi yang disampaikan saat pembelajran dapat tersampaikan dengan
baik dan memperbaiki waktu dalam kegiatan pembelajaran, (3) lembar kerja
siswa, diberikan komentar bahwa kegiatan wawancara pada LKS sulit
dipahami oleh siswa. Revisi yang dilakukan yaitu memperbaiki kegiatan
wawancara pada LKS dibuat secara rinci agar pada saat kegiatan wawancara
siswa dapat menggali informasi dengan mudah dan jelas.
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh kedua
validator pakar pembelajaran terpadu dan kedua guru kelas IV SD pelaksana
Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan revisis sesuai dengan saran perbaikan
yang diberikan oleh para validator. Revisi bertujuan untuk menghasilkan
produk akhir yang lebih baik dari pada produk awal. Kemudian peneliti
melakukan uji coba di 2 SD, setelah melakukan uji coba peneliti mendapatkan
kritik dan saran dari guru. Kritik dan saran dari guru dijadikan revisi akhir
peneliti. Produk akhir dikemas menjadi satu jilid Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pembelajaran Terpadu Tipe Networked beserta dengan materi, penilaian, dan
lembar kerja siswa kelas IV SD.
1. Kajian Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Terpadu Tipe Networked yaitu telah direvisi seseuai dengan saran perbaikan
yang telah diberikan validator. Peneliti menambahkan dan memperbaiki
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe Networked beserta penilaian
sesuai dengan saran yang diberikan. Penilaian komponen yang terdapat pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu yaitu: (1) identitas sekolah, (2)
kompetensi inti, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran,
(6) materi ajar, (7) pendekatan, model, dan metode pembelajaran, (8) media,
alat/bahan, dan sumber belajar, (9) kegiatan pembelajaran, (10) Penilaian, dan
(11)Lampiran-lampiran.
Pertama identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe
Networked berisikan nama satuan pendidikan, kelas/semester, tema, subtema,
muatan pembelajaran terkait, pembeljaran terpadu tipe, pembelajaran ke-, dan
alokasi waktu. Kedua kompetensi inti, kompetensi inti merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) yang harus
dimiliki peserta didik pada setiap tingkat, kelas atau program. Kompetensi
yang harus dipelajari peserta didik adalah aspek sikap sosial dan spiritual,
pengetahuan dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Ketiga kompetensi dasar, kompetensi dasar merupakan kemampuan untuk
mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui
pembelajaran, kemampuan mencakup sikap sosial dan spiritual, pengetahuan
dan keterampilan. Keempat indikator, indiktor merupakan perilaku yang dapat
diukur dan dikembangkan sesuai karakter siswa dan dapat digunakan sebagai
alat untuk penilaian. Indikator disusun dengan urutan kompetensi yang
mencnagkup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sosial dan spiritual.
Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan
menggunakan kata kerja operasional sehingga dapat diukur dan diamati.
Tujuan pembelajaran terdapat komponen ABCD (Audience, Behaviour,
Condition, Degree). Keenam meateri ajar yang dituliskan hanya materi pokok
saja. Ketujuh, yaitu pendekatan, model, dan metode pembelajaran. Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan terpadu saintifik, model/tipe networked,
dan metode yang digunakan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.
Kedelapan, yaitu media, alat/bahan, dan sumber belajar pada setiap
pembelajaran berbeda-beda disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Kesembilan, kegiatan pembelajaran atau langkah-langkah
pembelajaran yaitu skenario pembelajaran mengenai kegiatan yang akan
dilakukan. Kesupuluh yaitu penilaian, penilaian berisi jenis/teknik penilaian,
bentuk instrumen dan pedoman penskoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kesebelas, yaitu lampiran-lampiran yang memuat penilaian muatan
pelajaran, lampiran materi, lampiran media pembelajaran, lembar kerja siswa
(LKS) dan lembar evaluasi. Penilaian muatan pelajaran digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik setelah mengikuti pelajaran, materi yang
dituliskan mendalam, lembar kerja siswa dibuat denagn semenarik mungkin
baik dalam kegiatannya maupun tampilannya. Pada lembar kerja siswa
terdapat lembar evaluasi. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait materi yang telah
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran juga
terdapat kegiatan pengamatan yang dilakukan di rumah, siswa dapat meminta
bantuan orangtua untuk mengerjakan kegiatan pengamatan.
2. Pembahasan
Produk dikembangkan berdasarkan spesifikasi produk yang telah
dicantumkan pada Bab I, Pertama, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe
networked ditujukan untuk sekolah dasar kelas IV. Sampul buku berwarna
merah muda, ukuran kertas A4, dan dicetak menggunakan kertas ivory 230.
Kedua, Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman, Monotype
Corsiwa, Arial, Rockwell Exstra Bold, Elephant. Huruf yang digunakan lebih
dari satu jenis huruf, dengan tujuan agar buku yang dibuat terlihat lebih
menarik. Ketiga, Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan
perangkat pembelajaran terpadu tipe networked, nama penulis, dan logo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
universitas dan dilengkapi dengan keterangan yang berisi keterangan program
studi, jurusan, fakultas dan universitas.
Keempat, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe networked berisi:
a. Kata pengantar
Kata Pengantar berisi tentang ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan penjelasan perangkat pembelajaran terpadu tipe networked.
b. Daftar isi
Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku yang disertai dengan nomor
halaman untuk memudahkan menemukan bahasan tertentu menggunakan
nomor halaman.
c. Teori dasar pembelajaran terpadu tipe networked
Teori dasar yang dicantumkan dalam buku rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe networked meliputi pengertian, karakteristik,
langkah-langkah pengembangan pembelajaran terpadu tipe networked,
kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe networked.
d. Pemetaan jaringan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran terpadu
tipe networked
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat komponen yang terdiri dari:
(a) identitas RPP, (b) Kompetensi Inti, (c) kompetensi dasar, indikator
dan tujuan Pembelajaran, (d) materi ajar, (e) pendekatan, model dan
metode pembelajaran, (f) media, alat/bahan dan sumber belajar, (g)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kegiatan pembelajaran, (h) penilaian, (i) lampiran-lampiran. Lampiran
terdiri dari: materi pembelajaran, lembar kerja siswa, refleksi, evaluasi,
tindak lanjut, media pembelajaran, instrumen penilaian dan rubrik.
e. Daftar referensi
Daftar referensi berisi sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan
buku ini mulai dari buku teori mengenai pembelajaran terpadu tipe
networked dan buku yang digunakan dalam penyusunan RPP mulai dari
buku guru, buku siswa dan sumber belajar yang lain.
Kelima, cover belakang berisi sinopsis pembelajaran terpadu tipe
networked. Keenam, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini
bersifat praktis dan fungsional. Praktis yang berarti mudah dilaksanakan
oleh guru dan fungsional yang berarti memiliki banyak manfaat sebagai
pedoman pembelajaran.
Ketujuh, Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu tipe
networked, yaitu: potensial terciptanya sumber belajar antara banyak
pihak yang membentuk sebuah jaringan, menimbulkan minat siswa dalam
mencari informasi, potensial menjadikan siswa aktif dalam mencari
informasi, dan menuntun siswa untuk mampu menyimpulkan informasi
yang diperoleh. Pada uji coba produk terhadap siswa kelas IV, kerjasama
siswa dengan ahli sangat baik, minat siswa untuk memperoleh informasi
terlihat pada saat siswa aktif bertanya kepada ahli untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
informasi sehingga siswa mampu menyimpulkan informasi yang
diperoleh dari ahli.
Kedelapan, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe networked
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran terpadu dan hasil
validasi oleh dua orang pakar pembelajaran terpadu dan dua orang guru
kelas IV SD pelaksana kurikulum SD 2013 diperoleh hasil perangkat
pembelajaran terpadu termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor
rata-rata 4,29. Hasil tersebut peneliti jabarkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu dan Guru
Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum SD 2013
No Validasi Perangkat Pembeljaran Terpadu
Skor Kategori
1. Pakar Pembelajaran Terpadu 4,48 Sangat baik
2. Pakar Pembelajaran Terpadu 3,84 Baik
3. Guru SD Kelas IV 3,83 Baik
4. Guru SD Kelas IV 4,96 Sangat baik
Jumlah 17,11
Rerata (jumalah total: responden) 4,28
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran terpadu
berpedoman pada 12 aspek meliputi (1) identitas RPP, (2) perumusan
indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar,
(5) sumber belajar, (6) media pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8)
skenario pembelajaran, (9 )implementasi pembelajaran terpadu tipe
networked, (10) penilaian, (11) lembar kerja siswa (LKS), dan (12)
bahasa. Pada validasi perangkat pembelajara terpadu, pakar pembelajar
terpadu (A) memberi skor 4,48 dengan kategori “sangat baik”. Pakar
pembelajar terpadu (B) memberi skor 3,84 dengan kategori “baik”. Pada
guru SD kelas IV pelaksana Kurikulum SD 2013 (A) memberi skor 3,83
dengan kategori “baik”. Guru SD kelas IV (B) memberi skor 4,96 dengan
kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi yang dilakukan
oleh dua pakar pembelajaran terpadu dan dua guru kelas IV pelaksana
kurikulum SD 2013 didapatkan skor rata-rata 4,28 dengan kategori
“Sangat Baik”.
Perangkat pembelajaran terpadu yang telah dibuat peneliti
dikategorikan “sangat baik” karena sudah memenuhi semua aspek atau
komponen pelaksanaan pembelajaran terpadu yang dibuat dengan memuat:
(1) identitas RPP sudah lengakap, (2) perumusan indikator sudah sesuai
dengan SKL, KI, dan KD yang sudah menujukkan kemapuan berpikir
tingkat tinggi, (3) perumusan tujuan pembelajaran sudah mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
komponen ABCD yaitu Audience, Behaviour, Condition, Degree
(Permendikbud, 2013:40) contohnya: Setelah mengkaji dari beberapa ahli,
siswa mampu menemukan 3 manfaat sumber daya alam bagi
kesejahteraan masyarakat dengan tepat, (4) pemilihan materi ajar sudah
sesuai dengan kegiatan pembelajaran, (5) pemilihan sumber belajar sudah
beragam, (6) pemilihan media pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dengan menarik, (7) metode pembelajaran sudah
menggunakan pendekatan scientific, (8) skenario pembelajaran sudah
mencerminkan kegiatan scientific (mengamati, menanya, menalar,
mencoba/mempraktikkan, mengkomunikasikan), (9) implementasi
pembelajaran terpadu tipe networked sudah menimbulkan minat siswa
dalam mencari informasi dari para ahli atau sumber dalam kegiatan
wawancara dengan ahli yang sesuai dengan bidangnya, (10) penilaian
sudah bersifat otentik yaitu penilaian secara keseluruhan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
meliputi pengetahuan dan keterampilan , (11) lembar kerja siswa (LKS)
dibuat dengan indah dan menarik dan lembar kerjas siswa dibuat dengan
menunjukkan karakteristik pembelajaran terpadu tipe networked , dan (12)
bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Dengan demikian, produk perangkat pembelajar terpadu tipe
networked yang mengacu Kurikulum SD 2013 yang dikembangkan oleh
peeliti dapat dikatakan memiliki kualitas yang sangat baik dan layak
digunakan sebagai perangkat pembelajaran terpadu tipe networked yang
mengacu Kurikulum SD 2013 dan dapat dijadikan acuan guru untuk
menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe networked untuk siswa kelas
IV di Sekolah Dasar pada validasi perangkat pembelajaran terpadu, dosen
pembelajaran terpadu (A) memberi skor rerata 4,48 dengan kategori “sangat
baik”. Dosen pembelajaran terpadu (B) memberi skor rerata 3,84 dengan
kategori “baik”. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe networked
untuk siswa kelas IV menurut guru sekolah dasar melalui uji coba terbatas.
Guru kelas IV SD IV (A) memberi skor rerata 3,83 dengan kategori “baik”,
guru kelas IV (B) memberi skor rerata 4,96 dengan kategori “sangat baik”.
B. Keterbatasan Penelitian
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti memiliki beberapa
keterbatasan di antaranya:
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan dua orang
guru kelas IV sekolah dasar saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Penggalian informasi hanya diperoleh dari guru belum melibatkan siswa
sehingga informasi yang diperoleh tidak banyak dan akar permasalahan
masih kurang mendalam.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat hanya satu karena
keterbatasan validator untuk memvalidasi RPP.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti yang akan mengembangkan
perangakat pembelajaran terpadu tipe networked untuk siswa kelas IV sekolah
dasar mengacu kurikulum 2013 selanjutnya sebagai berikut:
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan dengan beberapa
guru kelas IV sekolah dasar sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak.
2. Penggalian informasi sebaiknya melibatkan siswa supaya informasi yang
diperoleh tidak hanya dari guru sehingga memperoleh akar permasalahan
lebih mendalam.
3. Perangkat pembelajaran yang dibuat akan lebih baik jika lebih dari satu
sehingga dapat menambah referensi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2014). Desain siswa pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Akbar, Sa’dun, dkk. (2016). Implementasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Alfiah. (2013). “Pengaruh pembelajaran terpadu model webbed (jaring laba-laba)
dan model fragmented (penggalan) Terhadap hasil belajar unggah-ungguhing
bahasa Jawa di kelas awal sekolah dasar I.”
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Arifin, Z. (2011). Konsep dan model pengembangan kurikulum: konsep, teori, prinsip,
prosedur, komponen, pendekatan, model, evaluasi & inovasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik, terpadu, terintegrasi (kurikulum 2013).
Yogyakarta: Gava Media.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Fogarty, R. (2009). How to integrate curricula. California: Thousand Oaks.
Hadisubroto. (2000). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Gramedia
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Kurniawan. D. (2014). Pembelajaran tematik: teori, praktik dan penilaian. Bandung:
Alfabeta.
Majid,A. (2014).Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
dan Rochman C. (2014). Pendekatan ilmiah dalam implementasi kurikulum
2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margunayasa, I.G., Arini, N. W dan Japa, I.G.N. (2014). Pembelajaran terpadu
konsep dan penerapannya. Yogyakarta:Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Prasetyo, Z. K., dkk. (2011). Pengembangan perangkat pembelajaran sains terpadu
untuk meningkatkan kognitif, keterampilan proses, kreativitas serta
menerapkan konsep ilmiah peserta didik SMP. Program Pascasarjana UNY.
Prastowo, A. (2015). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu
(RPP): implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenadamedia.
. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik. Jakarta: Kencana.
Puspita. (2016). “Implementasi Pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD
Negeri Tegalrejo I Yogyakarta”. Jurnal pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi
9 Tahun ke-5 2016.
Putri, K.E. (2016). “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Networked
Terintegrasi Scientific Approach di SD kelas IV’’
Republik Indonesia. (2003). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.
. (2016). Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar
proses. Sekretariat Negara. Jakarta.
Rusman. (2011). Model-model pembelajaran, mengembangkan profesionalisme guru.
Jakarta : Raja Grafindo.
Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta ;
Kencana Prenadamedia Group.
Sudjana, N. (2010). Cara belajar siswa aktif dalam proses belajar mengejar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Sukmadinata, N S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdayakarya
Tegeh, I.M., Jampel, I.N., dan Pudjawan, K. (2014). Model penelitian pengembangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustakakarya.
. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Tung, K.Y. (2016). Desain instruksional perbandingan model dan implementasinya.
Yogyakarta: Andi Offset.
Yani, A. (2014). Mindset kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
Zuriah, Nurul. (2005). Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1: Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan
No Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan Kurikulum 2013?
2. Apakah bapak/ibu sudah tahu bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran terpadu?
3. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013?
4. Ada 10 jenis pembelajaran terpadu, apakah bapak/ibu mengenal dan
menguasai 10 model itu?
5. Apakah ada kesulitan dalam merencanakan pembelajaran terpadu?
6. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran terpadu?
7. Apakah bapak/ibu membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
terpadu?
8. Salah satu jenis tipe pembelajaran terpadu adalah tipe networked
yang menggunakan jaringan pembelajaran antara siswa dengan
orang yang dianggap ahli dalam suatu bidang, apakah bapak/ibu
memahami pembelajaran terpadu tipe networked?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2: Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
1. SDN Terbansari 1
Nama Guru : Ibu Marni
No Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan menerapkan Kurikulum
2013?
SDN Terbansari menerapkan
Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran
2016/2017
2. Apakah bapak/ibu sudah tahu bahwa
Kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran terpadu?
Ya tahu, kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran tematik
3. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013?
Guru pernah pada tahun 2016
4. Ada 10 jenis pembelajaran terpadu,
apakah bapak/ibu mengenal dan
menguasai 10 model itu?
Sudah mengenal 10 model itu, dulu
pernah mempelajarinya tetapi belum
bisa menguasai dan menerapkannya.
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran terpadu?
Tidak mengalami kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran
tematik.
6. Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu?
Dalam pelaksanaan guru masih
mengalami kesulitan untuk
menumbuhkan keaktifan siswa,
terlebih pada proses menemukan
konsep.
7. Apakah bapak/ibu membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran
terpadu?
Membutuhkan, untuk wawasan dari
generasi yang lebih baru sehingga
menumbuhkan kreatifitas baru
untuk guru.
8. Salah satu jenis tipe pembelajaran
terpadu adalah tipe networked yang
Belum memahami 10 tipe
pembelajran terpadu terutama tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2. SDN Kintelan
Nama Guru : Bapak Pius
No Pertanyaan Jawaban
Sejak kapan menerapkan
Kurikulum 2013?
Sejak tahun 2015/2016, semester 1
tetapi semester 2 tidak menerapkan
dan pada tahun 2016/2017 mulai
menggunakan K13 lagi namun dalam
perjalanannya banyak keluhan.
Apakah bapak/ibu sudah tahu
bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Yang diketahui yaitu menggunakan
pendekatan saintifik (5M), belum
mengenal pembelajaran terpadu.
Apakah bapak/ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
2013?
Pernah mengikuti sebanyak 2 kali di
UPT dan Kota Madya. Pelatihan
tersebut membahas tentang K13,
perangkat pembelajaran, penilaian,
rapot dan proses pembelajaran
Ada 10 jenis pembelajaran terpadu, Untuk pembelajaran terpadu sudah
menggunakan jaringan pembelajaran
antara siswa dengan orang yang
dianggap ahli dalam suatu bidang,
apakah bapak/ibu memahami
pembelajaran terpadu tipe networked?
Networked. Yang saya tahu hanya
pembelajaran terpadu itu tematik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
apakah bapak/ibu mengenal dan
menguasai 10 model itu?
mengetahui jika terdapat 10 tipe,
namun tidak menguasai keseluruhan
dari tipe-tipe tersebut.
Untuk pembelajaran terpadu sudah
mengetahui jika terdapat 10 tipe,
namun tidak menguasai
keseluruhan dari tipe-tipe tersebut.
Ada kesulitan, membuat guru lelah
karena 1 pembelajaran dari pagi
sampai siang ada beberapa muatan KI,
KD dari berbagai mapel.
Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
terpadu?
Prosesnya tidak begitu sulit, namun
masalahnya terdapat pada saat ulangan
karena dalam melakukan penilaian
cukup sulit.
Apakah bapak/ibu membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran
terpadu?
Membutuhkan contoh perangkat
pembelajaran agar lebih menguasai
lagi beberapa tipe-tipe pembelajaran
terpadu.
Salah satu jenis tipe pembelajaran
terpadu adalah tipe networked yang
menggunakan jaringan
pembelajaran antara siswa dengan
orang yang dianggap ahli dalam
suatu bidang, apakah bapak/ibu
memahami pembelajaran terpadu
tipe networked?
Pembelajaran terpadu yang paling
diketahui adalah tematik
(pembelajaran terpadu tipe webbed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3: Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran (RPP)
No Komponen
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas,
semester, pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu).
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD.
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan
kompetensi yang diukur.
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan).
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan
indikator.
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour,
Condition, Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran.
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur.
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku.
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran.
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan
karakteristik peserta didik.
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu.
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir.
14 Sumber belajar yang digunakan beragam.
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku.
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan
pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan
pendekatan scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik.
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan
pembelajaran.
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific.
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi,
orientasi).
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan,
posttest, refleksi, tindak lanjut).
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik
sehingga perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan
landai.
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk
memberdayakan siswa.
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu
proporsional.
30 Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe
networked
31 Potensial terciptanya sumber belajar antara banyak pohak yang
membentuk sebuah jaringan.
32 Potensial menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi
33 Potensial menjadikan siswa aktif dalam mencari informasi
34 Potensial menuntun siswa untuk mampu menyimpulkan informasi
yang diperoleh
35 Potensial terciptanya sumber belajar antara banyak pohak yang
membentuk sebuah jaringan.
36 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam
teknik penilaian) meliputi (untuk PPKn sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan sedangkan mata pelajaran
lain meliputi pengetahuan dan keterampilan).
37 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan
indikator yang akan dicapai.
38 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
39 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian.
40 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
41 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan
belajar, dan refleksi).
42 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami
siswa.
43 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana,
dan mudah dipahami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
44 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut.
45 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya
indikator /tujuan pembelajaran.
46 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe Networked.
47 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan
scientific.
48 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
49 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi.
50 Tampilan LKS indah dan menarik.
51 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4: Pernyataan ujivoba produk perangkat pembelajaran (RPP)
No Komponen
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas,
semester, pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu).
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD.
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan
kompetensi yang diukur.
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan).
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan
indikator.
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour,
Condition, Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran.
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur.
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku.
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran.
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan
karakteristik peserta didik.
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu.
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir.
14 Sumber belajar yang digunakan beragam.
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku.
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan
pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan
pendekatan scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik.
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan
pembelajaran.
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific.
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi,
orientasi).
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan,
posttest, refleksi, tindak lanjut).
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik
sehingga perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan
landai.
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk
memberdayakan siswa.
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu
proporsional.
30 Karakteristik kesesuaian jaringan indikator dengan
pembelajaran terpadu tipe networked nampak jelas dalam proses
pembelajaran
31 Karakteristik terciptanya sumber belajar antar banyak pihak yang
membentuk sebuah jaringan pembelajaran terpadu tipe networked
nampak jelas dalam proses pembelajaran
32 Karakteristik menimbulkan minat siswa dalam mencari informasi
pembelajaran terpadu tipe networked nampak jelas dalam proses
pembelajaran
33 Karakteristik menjadikan siswa aktif dalam mencari informasi
pembelajaran terpadu tipe networked nampak jelas dalam proses
pembelajaran
34 Karakteristik menjadikan siswa mampu menyimpulkan informasi
yang mereka peroleh pembelajaran terpadu tipe networked
nampak jelas dalam proses pembelajaran
35 RPP pembelajaran terpadu tipe networked memiliki sifat praktis
dan fungsional
36 RPP pembelajaran terpadu tipe networked mampu
memberdayakan siswa
37 RPP pembelajaran terpadu tipe networked menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna (menyenangkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
38 RPP Pembelajaran terpadu mampu mengembangkan keutuhan
perkembangan pribadi siswa
39 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam
teknik penilaian) meliputi (untuk PPKn sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan sedangkan mata pelajaran
lain meliputi pengetahuan dan keterampilan).
40 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan
indikator yang akan dicapai.
41 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
42 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian.
43 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
44 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan
belajar, dan refleksi).
45 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami
siswa.
46 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana,
dan mudah dipahami siswa.
47 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut.
48 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya
indikator /tujuan pembelajaran.
49 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe Networked.
50 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan
scientific.
51 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
52 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi.
53 Tampilan LKS indah dan menarik.
54 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5: Hasil validasi pakar pembelajaran terpadu 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 6: Hasil validasi pakar pembelajaran terpadu 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 7: Hasil validasi guru SD 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 8: Hasil validasi guru SD 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 9: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 10: Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 11: Dokumentasi wawancara dan uji produk
Foto penggalian informasi
dari ahli guru biologi di SD
Negeri Bhakti karya
Foto penggalian informasi
dari ahli ahli kehutanan di
SD Negeri Bhakti karya
Foto uji coba di SD Negeri
Bhaktikarya
Foto wawancara analisis
kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Foto uji coba di SD Negeri
Nanggulan
Foto penggalian informasi
dengan ahli guru bologi di
SD Negeri Nanggulan
Foto siswa mencatat informasi yang diperoleh dari ahli di SD Negeri
Bhaktikarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Foto penggalian informasi
dari ahli mahasiswa kehutanan
di SD Negeri Nanggulan
Foto siswa mencatat
informasi yang diperoleh dari
ahli di SD Negeri
diperoleh dari ahli di SD
Negeri
Nanggulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
BIODATA PENULIS
M. Dwi Wahyu Utami lahir di Sragen, 19 Januari 1996. Pendidikan
Dasar penulis tempuh di SD Negeri Dawungan 3, tamat pada tahun
2008. Pendidikan Menengah Pertama penulis tempuh di SMP Negeri
2 Masaran, tamat pada tahun 2011. Pendidikan menengah atas
penulis tempuh di SMA Negeri 3 Sragen, tamat pada tahun 2014.
Pada saat ini penulis sedang menyelesaiakan Studi S1 Pendidikan
Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pendidikan di Perguruan Tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Networked Mengacu Kurikulum 2013
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu
tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh pengembangan
perangkat pembelajaran terpadu tipe networked.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI