Post on 17-Mar-2019
i
Pengaruh Pendapatan dan Beban Terhadap Pajak:
Laba Sebelum Pajak sebagai Variabel Intervening
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45)
Oleh :
Siti Nurjanah
104082002775
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
ii
Pengaruh Pendapatan dan Beban terhadap Pajak:
Laba Sebelum Pajak sebagai Variabel Intervening
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Siti Nurjanah
104082002775
Di bawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si
NIP: 150676334
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iii
Hari ini Jum’at Tanggal 5 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Siti Nurjanah NIM:104082002775
dengan judul skripsi “Pengaruh Pendapatan dan Beban terhadap Pajak Laba
sebelum Pajak sebagai Variabel Intervening” (Studi Empiris pada Perusahaan
LQ45). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul hamid cebba, Ak, M. BA Amilin, SE., Ak., M.Si
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
iv
Hari ini Rabu Tanggal 17 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Siti Nurjanah NIM:104082002775
dengan judul skripsi “Pengaruh Pendapatan dan Beban terhadap Pajak Laba
sebelum Pajak sebagai Variabel Intervening” (Studi Empiris pada Perusahaan
LQ45). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 September 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si
Penguji I Penguji II
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, M. BA
Penguji Ahli
v
Daftar Riwayat Hidup
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Nurjanah
2. Tempat & Tgl Lahir : Kendal, 21 Maret 1986
3. Alamat : Jl. Sedap Malam No.115 Pisangan – Ciputat
4. Telepon : 0856 140 1109, 021 9828 3926
B. PENDIDIKAN
1. Formal
a. SD (1992-1998) : SDN CIRENDEU III
b. SMP (1998-2001) : MTsN LOSARI
c. SMA (2001-2004) : SMK MUHAMMADIYAH I CIPUTAT
d. S1(2004-2008) : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2. Informal
a. Kursus Bahasa Inggris di Gemilang
b. Kursus Bahasa Arab di Gemilang
C. PENGALAMAN ORGANISASI
• UKM KSR PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
Abstrack
Siti Nurjanah. Thesis: “ the Analysis of influence of revenues and expenses to income tax with income before tax as intervening variable. Thesis for
undergraduate program (S1). Study mayoring of economic faculty and social UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
The purpose of this research is to analyze of impact of revenues and expenses
to income tax with income before tax as intervening variable. this research use
secondary data of annual financial statement period 2003 to 2007 year that has
been picked up on directly from BEI with the LQ45 as the population and 40
companies as our sample.
Quality of test in this research are validity of test to use in pearson correlation
and reability test of the research use cronbach alpha and the methodology of the
research have been used of path analysis. Before conduction examination of the
path analysis, research also test is there are normality, asumtion of deviasi,
multicolinearity, heteroskedasticity and auto correlation.
The result in this research are: (a) there is not a significant direct effect and the coefficient was negative of revenue to tax. There is a significant indirect effect
with the coefficient was positive of revenue toward tax through income before tax as intervening variable. (b) there is not a significant direct effect and the
coefficient was negative of expense to tax. There is a significant indirect effect with the coefficient was positive of expense toward tax through income before tax
as intervening variable. Therefore income before tax as intervening variable can be accepted.
Keyword: revenues, expenses, income before tax and income tax
vii
Abstrak Siti Nurjanah. Judul skripsi Pengaruh pendapatan dan beban terhadap pajak
laba sebelum pajak sebagai variabel intervening (studi empiris perusahaan LQ45
periode tahun 2003-2007. Skripsi strata satu (S1) program studi akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh pendapatan dan beban
terhadap pajak laba sebelum pajak sebagai variabel intervening. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang diambil langsung dari laporan keuangan tahun
periode 2003-2007 diwebsite BEI dengan LQ45 sebagai populasi dan 40
perusahaan sebagai sampelnya.
Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas
menggunakan Pearson Correlation dan uji reabilitas menggunakan Cronbach
Alpha. Metodologi dari penelitian ini menggunakan analisa jalur (path analisis).
Sebelum melakukan pengujian penelitian juga menguji apakah terdapat
penyimpangan asumsi normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan auto korelasi.
Hasil dari penelitian ini adalah: (a) terdapat pengaruh langsung yang tidak
signifikan dan koefisien yang negatif dari pendapatan ke pajak, sedangkan ada
pengaruh tidak langsung yang signifikan dan positif dari pendapatan ke pajak
melalui laba sebelum pajak sebagai variabel intervening. (b) terdapat pengaruh
langsung yang tidak signifikan dan koefisien yang negatif dari beban ke pajak,
sedangkan ada pengaruh tidak langsung yang signifikan dan positif dari beban ke
pajak melalui laba sebelum pajak sebagai variabel intervening. Penggunaan laba
sebelum pajak sebagai variabel intervening adalah tepat.
Kata kunci: pendapatan, beban, laba sebelum pajak dan pajak penghasilan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat ALLah SWT atas semua rahmat serta
hidayahNya yang telah dilimpahkan kepada hamba dan seluruh umat manusia di
dunia. Sungguh hamba hanya insan yang tiada berdaya selain dengan pertolongan
Mu ya Rabb, atas ijin dan keridhaanMu maka hamba dapat menyelesaikan tugas
akhir. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasullah SAW yang
memberikan cahaya terang bagi perkembangan Islam di dunia. Terima kasih yang
tiada terhingga untuk kedua orang tua hamba yang tersayang (mama N ayah) yang
tiada pernah lelah berdo’a untuk keberhasilan hamba dengan lautan kasih yang
takkan pernah surut walaupun kemarau panjang tiba. Tak lupa d’only one adikku
yang bijaksana yang slalu kasih suport, jangan lupa nabung coz siti akan tagih
janji kamu…!!
Tiada hari tanpa hamba mengucap syukur kepada Mu ya ALLah, Tuhan
yang menggenggam langit dan bumi yang menguasai hari pembalasan. Tidak ada
satu kejadianpun tanpa seijin Mu, terima kasih telah mengijinkan hari ini terjadi
dalam hidup hamba. Amin ya rabbal alamin…
Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada:
1. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan selama penyusunan.
2. Bapak Afif Sulfa, S.E., Ak., M. si, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan selama penyusunan.
3. Bapak Drs. M. Faisal Badroen, MBA, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
5. Saudara-saudara ku di UKM KSR PMI UIN yang slalu jadi tempat berkeluh
kesah, thx atas do’a dan dukungan dari kalian. Aku pasti akan merindukan
saat2 kita ketawa, makan bareng, nonton bareng dan tidur disekret.
ix
6. Untuk sahabat2 ku yang menyayangiku dengan cara’y sendiri, thx y kamel da
nemenin aku kompre dan sidang skripsi. Always be my friend, tetap semangat
biar cepat lu2s. thx jg bwt amel yang slalu kasih suport aku untuk tetap
semangat, sehingga aku bs tegar N yakin aku bisa. Cepat nyusul gw y mel…!
7. Untuk semua kaka2ku yang slalu setia dengerin critaku dan slalu kasih suport
when I’m down…, ka gHaZaLi dengan nasehatnya, tp seru…, ka Juho dengan
care’y yang gbosan dengan kt2 bijak’y, dan semua pihak yang telah
mensuport ku untuk tetap semangat. Dan tidak lupa untuk sayang Q semoga
Allah memberikan yang terbaik untuk kita, amin.
8. Teman2 angkatan 2004, 2005 dan 2007, teman2 akuntansi pajak. Thx semoga
Allah memberikan yang terbaik bwt kita semua…amin
Peneliti sangat menyadari kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga
saran serta kritiknya demi kesempurnaan skripsi ini merupakan suatu apresiasi
bagi penulis. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, peneliti ingin
mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian bagi
perkembangan penelitian di Indonesia dengan harapan semoga seutaian kata dan
kalimat yang tersusun dalam skripsi ini dapat bermanfaat. Amin….
Jakarta, Juli 2008
Siti Nurjanah
x
Daftar Tabel
No Keterangan Halaman
4.1 Daftar Nama Sampel Perusahaan 34
4.2 Data Pendapatan Perusahaan 35
4.3 Data Beban Perusahaan 37
4.4 Data Laba Perusahaan 38
4.5 Data Pajak Perusahaan 39
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independen 41
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Intervening 42
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Dependen 42
4.9 Hasil Uji Reabilitas 43
4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Pendapatan dan Laba 43
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Beban dan Laba 44
4.12 Hasil Uji Autokorelasi Pendapatan terhadap Pajak 47
4.13 hasil Uji Autokorelasi Beban terhadap Pajak 47
4.14 Hasil Uji Hipotesis I Pendapatan terhadap laba 51
4.15 Hasil Uji Hipotesis I Pendapatan terhadap Laba 52
4.16 Hasil Uji Hipotesis I pendapatan terhadap Pajak 53
4.17 Hasil Uji Hipotesis I Pendapatan terhadap Pajak 53
4.18 Hasil Uji Hipotesis I Pendapatan terhadap Pajak 54
4.19 Hasil Uji Hipotesis II Beban terhadap Laba 58
4.20 Hasil Uji Hipotesis II Beban terhadap Laba 59
4.21 Hasil Uji Hipotesis II Beban terhadap Pajak 60
4.22 Hasil Uji Hipotesis II Beban terhadap Pajak 60
4.23 Hasil Uji Hipotesis II Beban terhadap Pajak 61
xi
Daftar Gambar
No Keterangan Halaman
2.1 Hubungan Pendapatan terhadap Pajak 25
2.2 Hubungan Beban terhadap Pajak 25
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Pendapatan dan Laba 45
4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Beban dan Laba 46
4.3 Hasil Uji Normalitas Pendapatan dan Laba 48
4.4 Hasil Uji Normalitas Beban dan Laba 49
4.5 Hasil Uji Normalitas Pendapatan terhadap Pajak 49
4.6 Hasil Uji Normalitas Beban terhadap Pajak 50
4.7 Hasil Path Analysis Pendapatan terhadap Pajak 55
4.8 Hasil Path Analysis Beban terhadap Pajak 62
xii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Tabel Kredjie
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 5 Hasil Uji Heterokedastisitas
Lampiran 6 Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iii
ABSTRACK ................................................................................................ iv
ABSTRAK................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan .................................................................. 7
B. Pendapatan ............................................................................. 14
C. Beban ..................................................................................... 15
D. Laba ....................................................................................... 16
E. Pajak ....................................................................................... 18
F. Kerangka Teori ....................................................................... 25
G. Hipotesis Penelitian ................................................................ 26
xiv
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 27
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 28
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 29
D. Metode Kualitas Data ............................................................. 29
E. Metode Analisa Data .............................................................. 30
F. Operasional Variabel dan Pengukurannya ............................... 33
BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASANNYA
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 34
B. Penemuan dan Pembahasan .................................................... 41
1. Uji Kualitas Data .............................................................. 41
a. Hasil Uji Validitas ....................................................... 41
b. Hasil Uji Reabilitas ..................................................... 42
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 43
a. Uji Multikolinearitas ................................................... 43
b. Uji Heterokedastisitas ................................................. 44
c. Uji Autokorelasi .......................................................... 46
d. Uji Normalitas ............................................................. 48
3. Uji Hipotesis ..................................................................... 50
a. Uji Hipotesis I ............................................................. 50
b. Uji Hipotesis II ............................................................. 58
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................ 65
B. Implikasi ................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan menyediakan informasi yang handal, relevan, dan
tepat waktu kepada para manajer, investor, serta kreditor sehingga sumber
daya dapat dialokasikan ke perusahaan paling efisien. Laporan keuangan yang
sering disajikan ialah neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas, namun laporan pokok yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan adalah neraca dan rugi laba. Bukan berarti bahwa laporan
yang lain, seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas tidak penting. Kedua
laporan tersebut merupakan bagian dari laporan keuangan yang tidak bisa
dipisahkan, namun ada laporan yang lebih bisa menggambarkan kondisi riil
perusahaan seperti laporan rugi laba dan neraca.
Walaupun dalam laporan keuangan sendiri memiliki sejumlah
keterbatasan, diantaranya laporan keuangan berisi tentang peristiwa dimasa
lalu yang dilaporkan pada periode yang berakhir (sekarang). Walaupun tidak
cukup menjawab akan pentingnya informasi yang up to date, namun laporan
keuangan menjadi acuan atau gambaran bagaimana keberlangsungan hidup
(going consept) perusahaan. Apabila selama beberapa periode terdapat
pertumbuhan laba yang cukup signifikan, maka dapat diperkirakan prospek
perusahaan ke depan dan akan memiliki siklus hidup lebih panjang walaupun
hal tersebut tidak menjanjikan atau pasti. Sebaliknya apabila laba perusahaan
xvii
terus mengalami penurunan, maka perusahaan perlu mengambil kebijakan
strategis untuk mengatasi penurunan tersebut dengan cara melakukan
peninjauan kembali apakah terjadi penyimpangan dalam alokasi pengeluaran
perusahaan dan perlu memangkas biaya-biaya yang tidak memberikan
kontribusi bagi perusahaan.
Di Swiss, Jerman, Korea, Jepang dan negara-negara lain sebagian besar
modal disediakan oleh bank-bank besar. Kreditor memiliki ikatan yang sangat
erat dengan perusahaan dan bisa mendapatkan informasi secara langsung dari
perusahaan. Hal tersebut dilakukan semata-mata, karena terjadi saling
ketergantungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, bagi
perusahaan sendiri dengan adanya pinjaman dari kreditor membantu
perusahaan dalam hal penyediaan dana segar dan sebagai kontraprestasi bagi
kreditor diberikan deviden sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
kedua belah pihak, maka sudah selayaknya kreditor mendapatkan kemudahan
dalam perolehan informasi yang up to date dari perusahaan.
Tujuan dari pelaporan keuangan berbeda diantara berbagai negara.
Secara tradisional tujuan utama akuntansi dibanyak negara Eropa Daratan dan
Jepang adalah ketaatan terhadap hukum, sebaliknya negara Kanada, Inggris,
Belanda dan kebanyakan negara lain mengikuti pandangan Amerika Serikat
bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
bagi investor. Para investor melakukan penilaian untuk mengurangi kerugian
atau resiko yang tidak diharapkan. Resiko dalam berinvestasi pasti ada, namun
xviii
bagaimana caranya agar tetap berinvestasi dengan resiko yang dapat
diminimalkan.
Hal itulah yang membuat para investor mencari sumber informasi untuk
membuat suatu penilaian dan keputusan tentang investasi mana yang akan
dipilih, karena informasi merupakan unsur penting bagi para pelaku bisnis
dalam menilai suatu investasi. Hal terpenting dari informasi tersebut yang
harus diketahui oleh para pelaku bisnis, yaitu bagaimana kinerja suatu
perusahaan yang akan dijadikan pilihan untuk berinvestasi karena salah satu
keberhasilan investasi seorang investor ditentukan oleh baik buruknya kinerja
suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, maka kemungkinan akan
semakin baik pula investasi seorang investor.
Pentingnya pelaporan keuangan tidak bisa dianggap remeh. Bagi
sebagian besar pengambil keputusan, bagian dari laporan keuangan seringkali
lebih berguna dari laporan keuangan secara keseluruhan. Seperti telah
dikemukakan sebelumnya, investor dan kreditor berkepentingan dalam
meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian laba serta arus kas
masa depan.
Laporan rugi laba terdiri dari informasi pendapatan, beban, laba dan
pajak. Karena unsur-unsur laporan rugi laba ditampilkan dalam rincian yang
memadai dan dapat dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, maka
pengambil keputusan akan lebih mampu menilai laba dan arus kas masa
depan.
xix
Pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan bukan
hanya pihak perusahaan, investor dan kreditor saja. Dalam hal ini pemerintah
juga turut memiliki berkepentingan, karena perusahaan berada (berdomisili)
sangat berkepentingan dalam hal: (a) penentuan besarnya pajak yang menjadi
tanggungan perusahaan, (b) pengumpulan data statistik pada Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Biro Pusat Statistik yang selanjutnya akan
dijadikan sebagai dasar perencanaan pemerintah.
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Pajak
penghasilan (PPh) merupakan salah satu bentuk pajak yang dipungut di
Indonesia. Pajak penghasilan atas badan tergantung dari besarnya laba kena
pajak pada suatu periode fiskal. Di banyak negara pelaporan keuangan dibuat
atas dasar yang sama seperti untuk SPT pajak, sedangkan di Indonesia sendiri
laporan rugi laba dan neraca periode yang bersangkutan dilampirkan dalam
pelaporan SPT perusahaan. Hal itu sebagai acuan pemeriksaan apakah sudah
sesuai besarnya pajak yang dibayar oleh perusahaan dengan laba kena pajak
yang diperoleh.
Pada penelitian ini peneliti ingin menguji pengaruh pendapatan dan
beban terhadap pajak dengan menggunakan laba sebagai variabel intervening
dengan sampel perusahaan yang masuk klasifikasi LQ45 di BEI yang
dianggap cukup menarik karena semua orang mengetahui pengertian masing-
masing variabel, namun belum ada studi empiris yang membahas tentang tema
tersebut. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pendapatan dan Beban terhadap Pajak melalui Laba sebelum
xx
Pajak sebagai Variabel Intervening” dengan studi empiris pada perusahaan
LQ45.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pendapatan mempunyai pengaruh terhadap pajak melalui laba
sebagai mediasi?
2. Apakah beban mempunyai pengaruh terhadap pajak melalui laba sebagai
mediasi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menguji pengaruh pendapatan dan beban secara langsung terhadap
pajak.
b. Menguji pengaruh pendapatan dan beban secara tidak langsung
melalui mediasi laba.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, diantaranya:
xxi
a. Penulis
Menyadari bahwa adanya hubungan yang penting antara
pendapatan dengan laba, sehingga diperlukannya strategi untuk
memperoleh laba yang maksimal dan diikuti pula dengan kesadaran
membayar pajak.
b. Pihak lain (umum)
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang
berkaitan dengan akuntansi pajak dan dapat menjadi acuan dalam
penyusunan tugas yang serupa.
xxii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi
yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, dimana informasi-informasi yang
disajikan didalamnya dapat membantu berbagai pihak baik pihak intern
maupun ekstern dalam pengambilan keputusan yang sangat berpengaruh bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Kieso et all (2002:56) laporan keuangan (financial statement) merupakan cara mengkomunikasikan informasi yang formal dan terstruktur.
Agar bisa ditempatkan dalam bagian utama laporan keuangan, suatu item harus memenuhi definisi unsur dasar, dapat diukur dengan tingkat kepastian
yang memadai dan relevan serta handal. Unsur-unsur dasar dari laporan keuangan adalah: (1) aktiva, (2) kewajiban, (3) ekuaitas, (4) investasi oleh
pemilik,, (5) distribusi kepada pemilik, (6) laba komprehensif, (7) pendapatan, (8) beban, (9) keuntungan, dan (10) kerugian.
1. Definisi Laporan Keuangan
Yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah suatu gambaran
mengenai posisi keuangan suatu perusahaan dari hasil yang telah dicapai
perusahaan dalam periode tertentu.
Menurut IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan (1999;07) “laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan, laporan keuangan juga diandalkan sebagai sumber utama informasi keuangan perusahaan.”
xxiii
Laporan keuangan terutama terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba
berisi tentang prestasi perusahaan dimasa lampau dan dapat dipakai sebagai
dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Tujuan Laporan Keuangan
SAK No. 1 menyatakan tujuan laporan keuangan secara umum adalah:
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan
juga bisa menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.”
Tujuan khusus dari pelaporan keuangan juga diuraikan oleh Smith dan
Skousen (1996:37) yaitu:
a. Mengetahui kondisi keuangan perusahaan
Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan ekuitas dari perusahaan untuk membantu investor,
kreditor, serta pihak lain dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
perusahaan disamping likuiditas dan solvabilitasnya. Informasi ini juga
membantu para pemakai untuk menentukan kondisi keuangan
perusahaan yang selanjutnya akan memberi wawasan mengenai prospek
arus kas dimasa datang.
b. Menilai prestasi dan laba perusahaan
Menyediakan informasi mengenai suatu perusahaan dalam periode
tertentu. Prestasi ini terutama dievaluasi berdasarkan laba yang
diperoleh.
xxiv
c. Mengetahui bagaimana dana diperoleh dan digunakan
Menyediakan informasi mengenai arus kas perusahaan selama periode
tertentu. Tujuan ini meliputi informasi mengenai pinjaman dan
pembayaran deviden, serta faktor lain yang dapat mempengaruhi
likuiditas perusahaan.
Sedangkan menurut Kieso (2002:24) tujuan dari pelaporan keuangan
adalah untuk menyediakan (1) informasi yang berguna dalam membuat
keputusan investasi dan kredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai
prospek arus kas masa depan, dan (3) informasi mengenai sumber daya
perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan
didalamnya.
3. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan pokok yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan adalah neraca dan rugi laba. Neraca dan perhitungan rugi laba
berisi tentang prestasi perusahaan dimasa lampau dan dapat dipakai
sebagai dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan dimasa yang akan
datang (Weston and Copeland, 1992:20).
a. Neraca
Menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam
sumber daya perusahaan, kewajiban kepada para kreditor , dan ekuitas
pemilik dalam sumber daya bersih. Neraca memberikan kontribusi
pada pelaporan keuangan karena menyediakan dasar bagi: (1)
perhitungan tingkat pengembalian, (2) pengevaluasian struktur modal
xxv
perusahaan, dan (3) penilaian likuiditas, solvensi, serta fleksibilitas
keuangan perusahaan. Unsur-unsur umum dalam neraca adalah aktiva,
kewajiban, dan ekuitas.
1). Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dimasa
depan, atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari
transaksi atau kejadian masa lalu.
2). Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi dimasa depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas
tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada
entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil dari transaksi atau
kejadian masa lalu.
3). Ekuitas adalah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas
setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah
entitas bisnis ekuitas merupakan kepentingan pemilik.
b. Laporan rugi laba
Laporan rugi laba (income statement) yang juga sering disebut
statement of income atau statement of earnings adalah laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu
tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini
untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit
atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan rugi laba
menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan
xxvi
kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan
waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.
Kegunaan laporan rugi laba adalah membantu pemakai laporan
keuangan memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara,
diantaranya sebagai berikut:
1) Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan.
Dengan mengkaji pendapatan dan beban dapat diketahui
bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkan dengan para
pesaing.
2) Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.
Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk
menentukan kecenderungan penting yang jika berlanjut
menyediakan informasi tentang kinerja masa depan
3) Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas
masa depan.
Informasi tentang berbagai komponen laba, pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian memperlihatkan hubungan diantara
komponen-kompenen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai
resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus tertentu dimasa
depan.
Selain memiliki sejumlah kegunaan laporan rugi laba juga
mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:
xxvii
1). Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan
dalam laporan rugi laba.
Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos
tertentu ketika menentukan laba, meskipun pengaruh dari pos-pos
ini cukup untuk mempengaruhi kinerja entitas dari satu titik waktu
ke titik waktu lainnya. Sebagai contoh, keuntungan dan kerugian
yang belum terealisasi atas sekuritas investasi tertentu tidak dicatat
dalam laporan rugi laba apabila terdapat ketidakpastian bahwa
perubahan nilai tersebut akan betul-betul terealisasi.
2). Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
digunakan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memilih untuk
menyusutkan aktiva pabrik atas dasar dipercepat; sementara
perusahaan lainnya memilih penyusutan metode garis lurus.
Dengan mengasumsikan semua faktor lainnya adalah sama, laba
dari perusahaan pertama akan lebih rendah dibandingkan laba
perusahaan yang kedua, sekalipun kedua perusahaan itu pada
dasarnya identik.
3). Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.
Sebagai contoh sebuah perusahaan mungkin mengestimasi umur
manfaat suatu aktiva selama 20 tahun sementara perusahaan
lainnya memilih umur manfaat 15 tahun untuk jenis aktiva yang
xxviii
sama, sehingga menciptakan laba yang lebih rendah dan laba yang
lebih tinggi.
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan (1999:24) menyatakan terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok laporan keuangan yaitu:
a. Dapat dipahami
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh
pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan
dengan batas pengertian para pemakai.
b. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan.
c. Keandalan
Informasi harus andal (reliable) artinya bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan.
d. Dapat diperbandingkan
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dan dari
perusahaan lain yang sejenis dalam periode yang sama untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
xxix
B. Pendapatan
Menurut Kieso (2002:153) pendapatan adalah arus kas masuk aktiva atau
peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang ditimbulkan oleh
pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktifitas lainnya yang
merupakan bagian dari operasi sentral perusahaan. Sedangkan menurut
Soemarso pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang
atau aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban
sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa.
Pendapatan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu:
a. Pendapatan dari usaha pokok, yaitu pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan yang utama dilakukan oleh perusahaan. Misalnya kegiatan yang
utama yang dilakukan oleh perusahaan dagang adalah membeli dan
menjual barang dagangan, maka pendapatan yang langsung berhubungan
langsung dengan kegiatan yang utama yang dilakukan adalah “hasil
penjualan” barang dagangan. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
usaha pokok disebut “pendapatan usaha” (operating revenues atau
operating income).
b. Pendapatan dari kegiatan diluar usaha pokok, yaitu pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan yang bersifat sampingan atau terjadi sewaktu-
waktu. Misalnya pada perusahaan bengkel selain menjual jasa bengkel
juga kadang-kadang menyewakan kendaraan. Perusahaan dagang yang
xxx
menyewakan sebagian gedung kantornya, sewa yang diterima merupakan
pendapatan diluar usaha. Selain itu, termasuk pendapatan diluar usaha
adalah laba penjualan surat berharga sebagai investasi jangka pendek, laba
penjualan aktiva tetap yang dihentikan penggunaannya. Pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan diluar usaha pokok disebut “ pendapatan diluar
usaha” (non operating income).
c. Beban
Menurut Kieso (2002:153) beban adalah arus keluar atau penurunan
lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang ditimbulkan oleh
pengiriman dan produksi barang, penyediaan jasa, atau aktifitas lainnya yang
merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
Sedangkan menurut Soemarso beban yaitu penurunan modal bruto,
sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Penurunan modal bruto dapat
terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban.
Seperti halnya pendapatan, beban yang menjadi tanggungan perusahaan
pun dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Beban-beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha pokok
atau terjadi sehubungan dengan usaha memperoleh pendapatan usaha
pokok (operating income). Beban-beban yang berhubungan langsung
dengan kegiatan usaha pokok disebut “beban usaha” (operating expenses).
Dalam perusahaan dagang termasuk beban usaha adalah harga pokok
penjualan, beban penjualan dan administrasi.
xxxi
b. Beban-beban yang tidak ada hubungan dengan kegiatan usaha pokok atau
beban-beban yang tidak dapat digolongkan ke dalam beban usaha disebut
“beban diluar usaha” (non operating expenses). Misalnya beban bunga,
kerugian penjualan surat berharga sebagai investasi jangka pendek,
kerugian penjualan aktiva tetap yang dihentikan penggunaannya.
D. Laba
Menurut Soemarso (1992:57) laba adalah selisih lebih antara pendapatan
dan pengeluaran atau suatu pendapatan yang diterima untuk perusahaan
sesudah dikurangkan pengorbanan yang dikeluarkan dan merupakan kenaikan
bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. Sedangkan menurut kamus
bahasa Indonesia laba adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan,
pembungaan uang dan sebagainya.
Laba merupakan salah satu informasi yang faktual untuk menilai
kemampuan perusahaan. Laba secara umum digambarkan sebagai selisih
antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan
pendapatan tersebut. Oleh karena itu pengukuran pendapatan seringkali
dihubungkan dengan pengukuran laba.
Dari definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laba adalah
selisih yang diperoleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi penjualan,
tidak termasuk laba karena kenaikan aktiva yang belum dijual dan aktifitas
perusahaan lain.
1. Macam-macam laba
Laba terdiri dari laba kotor, laba usaha, laba ditahan, laba bersih dari
kegiatan operasi, laba komprehensif dan laba per lembar saham.
Pengertian dari masing-masing laba akan diuraikan dibawah ini:
xxxii
a. Laba kotor (gross profit)
Menurut Soemarso (1999:244) dalam mendefinisikan laba kotor
sebagai: “selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi
dengan biaya-biaya usaha.”
b. Laba usaha atau operasi (income from operation)
Menurut Soemarso (1999:244) dalam mendefinisikan jumlah antara laba bruto dan biaya usaha disebut laba usaha atau laba operasi. Laba
usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama
perusahaan.”
c. Laba dari operasi berlanjut sebelum pajak penghasilan.
Menurut Smith & Skousen pengertian dari laba dari operasi berlanjut
sebelum pajak pajak penghasilan adalah:
“merupakan jumlah dari laba operasi ditambah pendapatan dan
keuntungan lain (pendapatan sewa, bunga, deviden, dan keuntungan
dari penjualan aktiva) kemudian dikurangi beban dan kerugian lain
(beban bunga, amortisasi diskonto obligasi, dan kerugian penjualan
aktiva.”
d. Laba bersih (net income)
Menurut Smith & Skousen (1987:132) laba bersih adalah: “Jumlah dari laba kotor ditambah atau dikurangi pos-pos biasa atau
luar biasa.”
e. Laba per lembar saham (earnings per share / EPS)
Menurut Kieso (2002:170) laba per lembar saham adalah:
“Jumlah dari laba bersih dikurangi deviden saham preferen (laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar.”
f. Laba ditahan (retained earnings / RE)
Menurut Soemarso (1999:252) laba ditahan adalah “jumlah akumulasi
laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan.”
xxxiii
g. Laba komprehensif (comprehensive income)
Menurut Kieso (2002:173) laba komprehensif “meliputi semua
perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan akibat investasi oleh pemilik. Oleh karena itu laba komprehensif meliputi
semua pendapatan dan keuntungan , beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba bersih, dan selain itu juga mencakup
keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham.”
E. Pajak
Menurut Resmi (2003: 1-2), terdapat beberapa definisi pajak, yaitu:
Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rahmat Soemitro, SH:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian disempurnakan, sehingga berbunyi:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari rakyat kepada kas negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan "surplus" nya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Definisi yang dikemukakan oleh S.I Djajaningrat:
Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara
yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang
ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal
balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara
umum.
Definisi yang dikemukakan oleh Mr. Dr. M. J. Feldmann:
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
xxxiv
1. Ciri-ciri yang Melekat pada Definisi Pajak
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya;
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah;
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah;
d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang
bila dari pemasukannya masih surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment.
2. Pungutan Lain Selain Pajak
Selain pajak masih ada beberapa pungutan lain yang mirip dengan
pajak, tetapi mempunyai perlakuan dan sifat yang berbeda dengan pajak
yang dilakukan oleh negara terhadap rakyatnya. Pungutan tersebut
meliputi:
1. Bea materai, yaitu pungutan yang dikenakan atas dokumen dengan
menggunakan benda materai ataupun alat lain.
2. Bea masuk dan bea keluar. Bea masuk adalah pungutan masuk atas
barang-barang yang dimasukkan ke daerah pabean berdasarkan harga
atau nilai barang itu atau berdasarkan tarif yang sudah ditentukan.
Sedangkan bea keluar adalah pungutan yang dilakukan atas barang
xxxv
yang dikeluarkan dari daerah pabean berdasarkan tarif yang sudah
ditentukan bagi masing-masing golongan barang.
3. Cukai, yaitu pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu
yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis barang-barang
tertentu, misalnya tembakau, gula, minuman keras, dan lain-lain.
4. Retribusi, yaitu pungutan yang dilakukan sehubungan dengan sesuatu
jasa atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan
nyata kepada pembayar (misalnya parkir, pasar, jalan tol dan lain-lain).
5. luran, yaitu pungutan yang berhubungan sesuatu jasa atau fasilitas
yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada
kelompok atau golongan pembayar.
6. Lain-lain pungutan yang sah atau legal berupa sumbangan wajib.
3. Jenis pajak
Menurut Resmi (2003: 6) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongannya,
sifatnya, dan menurut lembaga pemungutnya:
1. Menurut golongannya:
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak yang tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
orang lain atau pihak lain, pajak harus menjadi beban sendiri oleh
wajib pajak bersangkutan.
xxxvi
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa,
perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi
penyerahan barang atau jasa.
2. Menurut sifatnya:
a. Pajak subyektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang
memperhatikan kepada subyeknya.
b. Pajak obyektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan
kepada obyeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau
peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar
pajak tanpa memperhatikan keadaan pribadi subyek pajak (wajib
pajak) maupun tempat tinggal.
3. Menurut lembaga pemungutnya:
a. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara pada umumnya.
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah,
baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga masing-masing.
xxxvii
4. Fungsi pajak
Menurut Resmi (2003:2-3) terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi
budgeter (sumber keuangan negara) dan fungsi reguler (mengatur).
a. Fungsi budgeter artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin
maupun pembangunan.
b. Fungsi reguler artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang
keuangan.
5. Pajak Penghasilan (PPh)
Penghasilan adalah tambahan kemampuan untuk menguasai barang
dan jasa yang mengalir diterima atau diperoleh seseorang selama suatu
jangka waktu, misalnya selama satu tahun takwin dari 1 januari sampai
dengan 31 desember setiap tahun (Irwansyah lubis, 2006: 124). Menurut
undang-undang pajak penghasilan (PPh) tahun 2000 adalah: pajak yang
dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
xxxviii
Menurut PSAK No 46 pengertian pajak penghasilan bersifat final
(PPh final), yaitu bahwa setelah pelunasannya kewajiban pajak telah
selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak
digabungkan dengan jenis penghasilan objek pajak yang bersifat tidak
final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan,
transaksi, atau usaha tertentu (scheduler taxation).
a. Subjek Pajak Penghasilan (PPh)
Dalam pasal 2 undang-undang PPh yang menjadi subjek pajak
adalah:
1) Orang pribadi;
2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan
yang berhak;
3) Badan;
4) Bentuk usaha tetap.
b. Objek Pajak
Dalam undang-undang PPh pasal 4 dan 5 mengatur tentang
objek pajak, antara lain:
1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:
xxxix
a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk: gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali
ditentukan lain dalam undang-undang ini;
b) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan
penghargaan;
c) Laba usaha;
d) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.
c. Tarif Pajak Penghasilan (PPh)
Menurut undang-undang PPh pasal 17 mengatur tentang tarif
pajak penghasilan secara progresif dengan lapisan kena pajak. Tarif
pajak penghasilan ada dua (2) macam, yaitu:
1) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri sebagai berikut:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 25.000.000,- 5%
Diatas Rp. 25.000.000,- s.d Rp. 50.000.000,- 10%
Diatas Rp. 50.000.000,- s.d Rp. 100.000.000,- 15%
Diatas Rp. 100.000.000,- s.d Rp. 200.000.000,- 25%
Diatas Rp. 200.000.000,- 35% Sumber: hukum pajak indonesia suatu pengantar
2) Wajib pajak badan dalam negeri dan usaha tetap sebagai berikut:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 10%
Diatas Rp. 50.000.000,- s.d Rp. 100.000.000,- 15%
Diatas Rp. 100.000.000,- 30% Sumber: hukum pajak indonesia suatu pengantar
xl
F. Kerangka Penelitian
Gambar dibawah ini menunjukan kerangka pemikiran yang dibuat dalam
model penelitian mengenai pengaruh pendapatan dan beban terhadap pajak
dan laba sebagai variabel intervening.
Gambar 2.1
Hubungan Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai
Variabel Intervening
Gambar 2.2
Hubungan Beban terhadap Pajak melalui Laba sebagai
Variabel Intervening
L a b a
pendapatan P a j a k
L a b a
B e b a n P a j a k
xli
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan model penelitian diatas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1: pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap pajak melalui laba
sebagai variabel intervening.
Ha2: beban berpengaruh secara signifikan terhadap pajak melalui laba sebagai
variabel intervening
xlii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih website Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebagai tempat sumber informasi untuk melakukan riset. Jadi penelitian yang
dilakukan adalah observasi tidak langsung dengan menggunakan data-data
yang terdapat di website Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu berupa data-data
sekunder dengan mengambil sampel 40 perusahaan publik LQ 45.
Indeks LQ45 ialah indeks yang terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah
melalui beberapa kriteria, sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang
mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi
pasar dari saham-saham tersebut. Untuk masuk dalam pemilihan tersebut
sebuah saham harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasarreguler (rata-rata
nilai transaksi selama 12 bulan terakhir),
2. Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (rata-
rata kapitalisasipasar selama 12 bulan terakhir),
3. Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan,
4. Kondisi keuangan perusahaan, proses pertumbuhan perusahaan, frekuensi
dan jumlah transaksi di pasar reguler.
Indeks LQ45 merupakan perwakilan lebih dari 70% total kapitalisasi BEI
dan mencakup 60 saham yang paling banyak diperdagangkan setiap harinya
xliii
dalam hitungan nilai selama periode 12 bulan. Saham perusahaan yang tercatat
dalam indeks ini dipilih secara seksama dengan likuiditas menjadi indikator
utama karena dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan
mencerminkan nilai pasar begitu terpilih saham-saham tersebut dipantau
dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi sebenarnya.
Data yang digunakan adalah ringkasan kinerja keuangan yang masuk
dalam kelompok LQ 45 dan dalam hal ini diambil studi banding dengan batas
waktu 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan yang
korelasional dan memungkinkan adanya hubungan yang reciprocal (timbal
balik) antara pendapatan dan beban terhadap pajak.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam
klasifikasi LQ 45 yang sudah go publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) sebanyak 45 perusahaan, namun sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 40 sampel. Hal tersebut mengacu pada tabel Krecjie
yang mengatakan apabila populasi sebanyak 45 perusahaan, maka sampel
yang digunakan sebanyak 40 perusahaan dengan tujuan sampel yang diperoleh
mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi (Ali Mauludi, 2006:35).
Pemilihan saham LQ 45 ini karena saham-saham tersebut diperdagangkan dan
bersifat likuid. Dengan tehnik purposive sampling, sampel yang dipakai dalam
penelitian ini sebanyak 40 perusahaan LQ 45 periode tahun 2003 s/d 2007
xliv
diambil dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan
rugi laba.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini diadakan penelitian dengan mengumpulkan
data-data sekunder dan informasi mengenai permasalahan yang dibahas.
Untuk itu peneliti melakukan 2 metode dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi Tidak Langsung
Untuk memperoleh data perusahaan LQ 45, maka peneliti mencari
informasi melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Studi Kepustakaan (library research)
Untuk memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat
memecahkan permasalahan, maka peneliti mengadakan penelitian
kepustakaan dengan membaca melalui literatur-literatur berupa text book
dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
D. Metode Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data sekunder ini peneliti
melakukan uji validitas dan reabilitas. Uji validitas dimaksudkan untuk
mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa
yang seharusnya diukur. Pengujian validitas ini menggunakan pearson
correlation yaitu dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-
masing skor indikator dengan total skor variabel (Ghozali, 2001:46). Kriteria
xlv
yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-
masing butir variabel dengan total skor mempunyai tingkat signifikasi
dibawah 0,05 maka butir variabel tersebut dapat dikatakan valid dan jika
korelasi skor masing-masing butir variabel dengan total skor mempunyai
tingkat signifikasi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
(Santoso, 2001).
Uji reabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan
benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten
meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reabilitas dengan bantuan SPSS 15.00
akan menghasilkan cronbach alpha, suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60 (Ghozali, 2001:42). Uji
kualitas data ini menggunakan bantuan program SPSS 15.00
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, diantaranya:
1. Multikolinearitas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas yaitu
pendapatan, beban dan laba. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Model regresi yang bebas dari
problem multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai
tolerance mendekati <0,10 (Ghozali, 2001:92).
xlvi
2. Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari
model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu
model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu
Y (Ghozali, 2001:107).
3. Autokorelasi
Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Pedoman
terjadi problem autokorelasi jika terjadi korelasi antar kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Bila hasil
uji DW dibawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif, hasil DW yang
menunjukan berkisar -2 dan 2 maka tidak terjadi autokorelasi dan jika
hasil uji bernilai diatas +2 maka terjadi autokorelasi negatif.
4. Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang normal
atau tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui data
sekunder. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal probability
plot dimana data dikatakan jika nilai sebaran data berada disekitar garis
lurus diagonal (Ghozali, 2001:110).
xlvii
Untuk menguji pengaruh pendapatan dan beban terhadap pajak dengan
laba sebagai variabel intervening. Alat uji yang digunakan dengan
menggunakan tehnik analisis jalur (path analysis). Jalur path analysis ini
untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
dependen secara simultan. Adapun model persamaannya sebagai berikut:
Uji hipotesis 1:
(1) L = b1 Pe + el
(2) Y = b1 Pe + b2 L + e2
Uji hipotesis 2:
(2) L = b1 Be + el
(3) Y = b1 Be + b2 L + e2
Dimana:
e : variabel dependen, yaitu pajak
Pe : variabel independen, yaitu pendapatan
Be : variabel independen, yaitu beban
L : variabel intervening, yaitu laba
e : error
Pada uji hipotesis 1 persamaan (1) memberikan nilai p1 pada pendapatan
dan pada persamaan (2) akan memberikan nilai p3 dan p2 pada pendapatan
dan laba. Pada uji hipotesis 2 persamaan (1) memberikan nilai p4 pada beban
dan pada persamaan (2) akan memberikan nilai p6 dan p5 pada beban dan
laba.
xlviii
D. Operasional Variabel dan Pengukurannya
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari variabel
pendapatan dan beban.
a. Variabel pendapatan
Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diperoleh
perusahaan dari kegiatan penjualan dan jasa lain yang dapat
dinyatakan dalam satuan uang.
b. Variabel beban
Beban adalah semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
melakukan proses produksi yang dapat diukur dalam satuan uang.
2. Variabel Intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah laba yang
merupakan selisih antara total pendapatan yang diperoleh dengan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi yang dapat
diukur dalam satuan uang.
3. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pajak. Pajak ialah
iuran rakyat kepada kas negara berdasar undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukan untuk membayar pengeluaran umum.
xlix
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Pengumpulan data dan pengujian data dilakukan mulai dari bulan april
tahun 2008, data yang digunakan adalah data sekunder yang berisi informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan yang masuk dalam kualifikasi LQ 45.
Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
yang terdapat dalam tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Daftar Nama Sampel Perusahaan
Periode Februari s/d Juli 2008
No Kode Efek Nama Emiten
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADHI Adhi Karya (persero) Tbk
3 ANTM Aneka Tambang Tbk
4 ASII Astra Internasional Tbk
5 BBCA Bank Central Asia Tbk
6 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk
8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
9 BHIT Bhakti Investama Tbk
10 BKSL Sentul City Tbk
11 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
12 BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk
13 BMTR Global Mediacom Tbk
14 BNBR Bakrie & Brother Tbk
15 BNGA Bank Niaga Tbk
16 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
17 BTEL Bakrie Telekom Tbk
18 BUMI Bumi Resources Tbk
19 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
20 CTRA Ciputra Development Tbk
21 ELTY Bakrieland Development Tbk
22 ENRG Energi Mega Persada Tbk
l
23 INCO International Nickel Indonesia Tbk
24 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
25 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
26 ISAT Indosat Tbk
27 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
28 KLBF Kalbe Farma Tbk
29 MEDC Medco Energi International Tbk
30 PGAS Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk
31 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
32 SMCB Holcim Indonesia Tbk
33 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
34 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
35 TINS Timah Tbk
36 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
37 TOTL Total Bangun Persada Tbk
38 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
39 UNTR United Tractors Tbk
40 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 di atas terdapat 40 perusahaan yang masuk dalam
karakteristik menjadi sampel dalam penelitian ini. Hal itu dikarenakan
terdapat 2 perusahaan yang tidak memiliki ringkasan kinerja keuangan, dan 3
perusahaan yang hanya memiliki ringkasan kinerja keuangan cuma 2 tahun.
Sedangkan dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel memiliki
data ringkasan kinerja keuangan minimal 5 tahun.
Tabel 4.2
Data Pendapatan Perusahaan
Periode Tahun 2003 s.d 2007
No Nama Perusahaan Jumlah (Rp) 000.000
1 Astra Agro Lestari Tbk 17.212.377
2 Adhi Karya (persero) Tbk 15.351.606
3 Aneka Tambang Tbk 22.638.067
4 Astra Internasional Tbk 246.489.041
5 Bank Central Asia Tbk 76.197.555
6 Bank Negara Indonesia Tbk 77.886.453
Lanjutan daftar nama sampel perusahaan
li
7 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 84.759.352
8 Bank Danamon Indonesia Tbk 51.572.260
9 Bhakti Investama Tbk 5.456.596
10 Sentul City Tbk 470.582
11 Berlian Laju Tanker Tbk 10.957.472
12 Bank Mandiri (persero) Tbk 116.059.249
13 Global Mediacom Tbk 13.366.954
14 Bakrie & Brother Tbk 11.493.658
15 Bank Niaga Tbk 20.612.820
16 Bank Internasional Indonesia Tbk 27.667.718
17 Bakrie Telekom Tbk 2.187.998
18 Bumi Resources Tbk 66.047.637
19 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27.239.594
20 Ciputra Development Tbk 4.566.572
21 Bakrieland Development Tbk 1.622.936
22 Energi Mega Persada Tbk 4.904.853
23 International Nickel Indonesia Tbk 50.157.016
24 Indofood Sukses Makmur Tbk 96.167.284
25 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 65.155.070
26 Indosat Tbk 54.493.515
27 Kawasan Industri Jababeka Tbk 1.754.294
28 Kalbe Farma Tbk 23.459.040
29 Medco Energi International Tbk 28.034.593
30 Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk 26.501.098
31 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 14.735.337
32 Holcim Indonesia Tbk 13.769.075
33 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 3.906.475
34 Tunas Baru Lampung Tbk 5.634.978
35 Timah Tbk 18.813.750
36 Telekomunikasi Indonesia Tbk 199.852.648
37 Total Bangun Persada Tbk 5.113.475
38 Bakrie Sumatra Plantations Tbk 4.353.148
39 United Tractors Tbk 56.280.075
40 Unilever Indonesia Tbk 48.261.790 Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui pendapatan tertinggi
diperoleh perusahaan Astra Internasional Tbk sebesar
Rp.246.489.041.000.000,- kemudian diikuti oleh perusahaan Telekomunikasi
Indonesia Tbk sebesar Rp. 199.852.648.000.000,- , sedangkan pendapatan
terendah diperoleh Sentul City Tbk sebesar Rp.470.582.000.000,-.
Lanjutan data pendapatan perusahaan
lii
Tabel 4.3
Data Beban Perusahaan
Periode Tahun 2003 s.d 2007
No Nama Perusahaan Jumlah (Rp) 000.000
1 Astra Agro Lestari Tbk 11.314.623
2 Adhi Karya (persero) Tbk 14.942.394
3 Aneka Tambang Tbk 12.276.230
4 Astra Internasional Tbk 218.497.224
5 Bank Central Asia Tbk 51.085.213
6 Bank Negara Indonesia Tbk 63.600.959
7 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 55.765.543
8 Bank Danamon Indonesia Tbk 38.519.519
9 Bhakti Investama Tbk 3.359.300
10 Sentul City Tbk 701.608
11 Berlian Laju Tanker Tbk 8.163.084
12 Bank Mandiri (persero) Tbk 86.698.196
13 Global Mediacom Tbk 11.109.304
14 Bakrie & Brother Tbk 11.487.025
15 Bank Niaga Tbk 16.958.443
16 Bank Internasional Indonesia Tbk 24.545.646
17 Bakrie Telekom Tbk 2.237.864
18 Bumi Resources Tbk 52.728.133
19 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 26.954.826
20 Ciputra Development Tbk 3.748.453
21 Bakrieland Development Tbk 1.188.556
22 Energi Mega Persada Tbk 4.613.818
23 International Nickel Indonesia Tbk 22.148.011
24 Indofood Sukses Makmur Tbk 91.215.791
25 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 70.280.352
26 Indosat Tbk 44.190.359
27 Kawasan Industri Jababeka Tbk 1.360.469
28 Kalbe Farma Tbk 19.146.532
29 Medco Energi International Tbk 212.523.392
30 Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk 19.092.083
31 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 11.783.235
32 Holcim Indonesia Tbk 13.864.958
33 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 4.041.706
34 Tunas Baru Lampung Tbk 5.379.027
35 Timah Tbk 15.939.989
36 Telekomunikasi Indonesia Tbk 118.912.192
37 Total Bangun Persada Tbk 4.762.206
38 Bakrie Sumatra Plantations Tbk 3.484.901
39 United Tractors Tbk 49.720.047
40 Unilever Indonesia Tbk 37.551.074
liii
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui beban tertinggi diperoleh
perusahaan Astra Internasional Tbk sebesar Rp.218.497.224.000.000,-
kemudian diikuti oleh perusahaan Medco Energi International Tbk sebesar
Rp.212.523.392.000.000,- , sedangkan beban terendah diperoleh Sentul City
Tbk sebesar Rp.701.608.000.000,-.
Tabel 4.4
Data Laba Perusahaan
Periode Tahun 2003 s.d 2007
No Nama perusahaan Jumlah (Rp) 000.000
1 Astra Agro Lestari Tbk 5.947.754
2 Adhi Karya (persero) Tbk 409.212
3 Aneka Tambang Tbk 10.361.837
4 Astra Internasional Tbk 27.991.817
5 Bank Central Asia Tbk 23.609.292
6 Bank Negara Indonesia Tbk 14.285.494
7 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 28.993.809
8 Bank Danamon Indonesia Tbk 13.052.741
9 Bhakti Investama Tbk 2.097.296
10 Sentul City Tbk 204.683
11 Berlian Laju Tanker Tbk 2.794.388
12 Bank Mandiri (persero) Tbk 29.361.053
13 Global Mediacom Tbk 2.626.164
14 Bakrie & Brother Tbk 1.542.207
15 Bank Niaga Tbk 3.654.377
16 Bank Internasional Indonesia Tbk 3.122.072
17 Bakrie Telekom Tbk 567.168
18 Bumi Resources Tbk 13.319.504
19 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 916.718
20 Ciputra Development Tbk 1.055.649
21 Bakrieland Development Tbk 434.238
22 Energi Mega Persada Tbk 558.637
23 International Nickel Indonesia Tbk 28.009.005
24 Indofood Sukses Makmur Tbk 4.951.493
25 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 6.065.464
26 Indosat Tbk 10.297.156
27 Kawasan Industri Jababeka Tbk 393.825
28 Kalbe Farma Tbk 4.312.508
29 Medco Energi International Tbk Tbk 6.782.201
liv
30 Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk 7.403.015
31 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2.952.102
32 Holcim Indonesia Tbk 1.651.626
33 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 251.919
34 Tunas Baru Lampung Tbk 255.951
35 Timah Tbk 2.855.761
36 Telekomunikasi Indonesia Tbk 80.934.456
37 Total Bangun Persada Tbk 351.269
38 Bakrie Sumatra Plantations Tbk 868.247
39 United Tractors Tbk 6.560.028
40 Unilever Indonesia Tbk 10.710.716 Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui laba tertinggi diperoleh
Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp.80.934.456.000.000,- kemudian
diikuti oleh Bank Mandiri (persero) Tbk sebesar Rp.29.361.053.000.000,- ,
sedangkan laba terendah diperoleh Sentul City Tbk sebesar
Rp.204.683.000.000,-.
Tabel 4.5
Data Pajak Perusahaan
Periode Tahun 2003 s.d 2007
No Nama Perusahaan Jumlah (Rp) 000.000
1 Astra Agro Lestari Tbk 1.840.378
2 Adhi Karya (persero) Tbk 162.497
3 Aneka Tambang Tbk 3.095.833
4 Astra Internasional Tbk 8.710.245
5 Bank Central Asia Tbk 6.851.834
6 Bank Negara Indonesia Tbk 2.590.705
7 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 7.669.947
8 Bank Danamon Indonesia Tbk 3.509.442
9 Bhakti Investama Tbk 135.272
10 Sentul City Tbk 69.840
11 Berlian Laju Tanker Tbk 32.763
12 Bank Mandiri (persero) Tbk 6.636.177
13 Global Mediacom Tbk 343.978
14 Bakrie & Brother Tbk 524.744
Lanjutan data laba perusahaan
lv
15 Bank Niaga Tbk 787.270
16 Bank Internasional Indonesia Tbk 263.514
17 Bakrie Telekom Tbk 259.948
18 Bumi Resources Tbk 1.473.689
19 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 402.121
20 Ciputra Development Tbk 386.211
21 Bakrieland Development Tbk 169.698
22 Energi Mega Persada Tbk 600.208
23 International Nickel Indonesia Tbk 8.483.621
24 Indofood Sukses Makmur Tbk 1.758.285
25 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2.356.481
26 Indosat Tbk 2.618.293
27 Kawasan Industri Jababeka Tbk 137.414
28 Kalbe Farma Tbk 2.745.579
29 Medco Energi International Tbk Tbk 3.953.370
30 Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk 2.227.628
31 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 801.194
32 Holcim Indonesia Tbk 268.161
33 Sumalindo Lestari Jaya Tbk 221.022
34 Tunas Baru Lampung Tbk 102.271
35 Timah Tbk 1.144.767
36 Telekomunikasi Indonesia Tbk 26.009.695
37 Total Bangun Persada Tbk 105.619
38 Bakrie Sumatra Plantations Tbk 260.319
39 United Tractors Tbk 1.974.770
40 Unilever Indonesia Tbk 3.220.287 Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui pajak tertinggi diperoleh
Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp.26.009.695.000.000,- kemudian
diikuti oleh Astra Internasional Tbk sebesar Rp.8.710.245.000.000,- ,
sedangkan pajak terendah diperoleh Berlian Laju Tanker Tbk sebesar
Rp.32.763.000.000,-.
Lanjutan data pajak perusahaan
lvi
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson correlation.
Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikasi dibawah
0,05 maka butir variabel tersebut dapat dikatakan valid. Tabel 4.6,
tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut akan menunjukan hasil uji validitas
dari 40 sampel perusahaan.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Variabel Independen
Variabel Sig Pearson Correlation Keterangan
Pendapatan_03 0,000 0,922** valid
Pendapatan_04 0,000 0,935** valid
Pendapatan_05 0,000 0,976** valid
Pendapatan_06 0,000 0,965** valid
Pendapatan_07 0,000 0,952 ** valid
Beban_03 0,000 0,962** valid
Beban_04 0,000 0,994** valid
Beban_05 0,000 0,993** valid
Beban_06 0,000 0,996** valid
Beban_07 0,000 0,990** valid Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil tabel 4.6 di atas menunjukan variabel
independen, yaitu pendapatan dan beban adalah valid. Seperti terlihat
semua variabel di atas dapat dikatakan valid karena memiliki nilai
signifikan dibawah 0,05.
lvii
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Variabel Intervening
Variabel Sig Pearson Correlation Keterangan
Laba_03 0,000 0,928** valid
Laba_04 0,000 0,954** valid
Laba_05 0,000 0,984** valid
Laba_06 0,000 0,985** valid
Laba_07 0,000 0,942** valid Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel 4.7 di atas menunjukan variabel intervening, yaitu laba
adalah valid. Seperti terlihat dalam tabel diatas dapat dikatakan valid
karena memiliki nilai signifikan dibawah 0,05.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
Variabel Dependen
Variabel Sig Pearson Correlation Keterangan
Pajak_03 0,000 0,922** valid
Pajak_04 0,000 0,935** valid
Pajak_05 0,000 0,976** valid
Pajak_06 0,000 0,965** valid
Pajak_07 0,000 0,952** valid Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil tabel 4.8 di atas menunjukan variabel dependen, yaitu pajak
adalah valid. Seperti terlihat dalam tabel diatas dapat dikatakan valid
karena memiliki nilai signifikan dibawah 0,05.
b. Hasil Uji Reabilitas
Pedoman alat pengukur dikatakan reliabel adalah jika nilai
koefisien alpha diatas 0,60. Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 4.10.
lviii
Coefficientsa
.974 1.027
.974 1.027
pendapatan
laba
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: pajaka.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach Alpha
Pendapatan 0,964
Beban 0,987
Laba 0,965
pajak 0,964 Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel 4.9 di atas menunjukan hasil uji yang reliabel karena nilai
cronbach alpha masing-masing variabel yang meliputi pendapatan,
beban, laba dan pajak diatas 0,06 yaitu 0,964; 0,987; 0,965; 0,964.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model yang BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator), model harus diuji terlebih dahulu dengan memenuhi syarat uji
asumsi klasik (Anik Mustarikah, 2008: 65).
a. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas terlihat pada tabel 4.10 di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas
Pendapatan dan Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa VIF untuk pendapatan
dan laba disekitar angka 1 yaitu 1,027. Tolerance pendapatan dan laba
lix
Coefficientsa
.971 1.030
.971 1.030
beban
laba
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: pajaka.
juga mendekati angka 1 yaitu 0,974. Dengan demikian persamaan
regresi bebas dari problem multikol.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Beban dan Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa VIF untuk beban dan
laba disekitar angka 1 yaitu 1,030. Tolerance beban dan laba juga
mendekati angka 1 yaitu 0,971. Dengan demikian persamaan regresi
bebas dari problem multikol.
b. Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas terlihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
lx
Regression Standardized Predicted Value
543210-1
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
4
2
0
-2
Scatterplot
Dependent Variable: pajak
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Pendapatan dan Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat dilihat titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Berarti tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi pendapatan mempengaruhi pajak
melalui laba sebagai variabel intervening sehingga model layak
digunakan.
lxi
Regression Standardized Predicted Value
543210-1
Reg
res
sio
n S
tud
enti
zed
Res
idu
al
4
2
0
-2
Scatterplot
Dependent Variable: pajak
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Beban dan Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat dilihat titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Berarti tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi beban mempengaruhi pajak
melalui laba sebagai variabel intervening sehingga model layak
digunakan.
c. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi terlihat pada tabel 4.12 di bawah ini:
lxii
Model Summaryb
.984a .967 .966 836705.824 1.400
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), laba, pendapatana.
Dependent Variable: pajakb.
Model Summaryb
.984a .967 .966 837498.316 1.400
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), laba, bebana.
Dependent Variable: pajakb.
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi
Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil DW di atas menunjukan nilai sebesar 1,400 yang berada
disekitar -2 sampai 2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada
hubungan pendapatan terhadap pajak melalui laba sebagai variabel
intervening pada kesalahan pengganggu periode t dan kesalahan pada
periode t-1.
Tabel 4.13
Hasil Uji Autokorelasi
Beban terhadap Pajak melalul Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil DW di atas menunjukan nilai sebesar 1,400 yang berada
disekitar -2 sampai 2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada
hubungan pendapatan terhadap pajak melalui laba sebagai variabel
lxiii
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: laba
intervening pada kesalahan pengganggu periode t dan kesalahan pada
periode t-1.
d. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability
plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi normal jika nilai-
nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. gambar 4.3 akan
menunjukan hasil uji normalitas pendapatan terhadap laba, sedangkan
beban terhadap laba akan dijelaskan pada gambar 4.4 laba sebagai
variabel intervening yang mempengaruhi pajak akan dijelaskan pada
gambar 4.5 dengan variabel independen pendapatan dan gambar 4.6
dengan variabel independen beban.
Pada gambar 4.3, 4.4, 4.5, dan 4.6 berikut ini dapat dikatakan
sebaran data terdistribusi normal karena data bearada disepanjang garis
lurus diagonal yang merupakan syarat normalitas.
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas
Pendapatan dan Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
lxiv
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: laba
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pajak
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas
Beban dan Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas
Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
lxv
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pajak
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas
Beban terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3, gambar 4.4, gambar 4.5, dan gambar 4.6
di atas, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi
telah mengikuti asumsi normalitas.
3. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Hipotesis I
Hipotesis I menguji pengaruh pendapatan terhadap pajak baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui laba sebagai variabel
intervening. Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan menggunakan
regresi linear berganda dengan analisis jalur (path analysis) melalui uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t. Hasil hipotesis I
lxvi
Model Summary
.801a .641 .632 8852359.080
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), pendapatana.
dapat dilihat pada tabel 4.14; tabel 4.15; tabel 4.16; tabel 4.17 dan
tabel 4.18 di bawah ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis I
Pendapatan terhadap Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, angka R square adalah 0,641
(adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,801 x 0,801 =
0,641). R square bisa disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini
berarti 64,1% laba dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan.
Sedangkan sisanya (100% - 64,1% = 35,9%) dijelaskan oleh sebab-
sebab lain diluar variabel independen yang digunakan dalam
penelitian. Karena R square tersebut diatas 0,05, maka hubungan
kedua variabel tersebut kuat. Dengan demikian, R square yang besar
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat luas.
lxvii
Coefficientsa
-45291.8 1783383 -.025 .980
.225 .027 .801 8.242 .000
(Constant)
pendapatan
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: labaa.
Tabel 4.15
Hasil Uji Hipotesis I
Pendapatan terhadap Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.15 di atas dapat dibuat
persamaan pertama untuk menghitung koefisien jalur, yaitu dengan
persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan.
Dalam hal ini persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Laba = b1 pendapatan + e1………………………………….(1)
Laba = 0, 801 pendapatan + 0,129
Laba = (1-0,641)2 = (0,359)2 = 0,129
Koefisien standardized beta pendapatan pada persamaan (1)
positif sebesar 0,610 dan signifikan (p ≤ 0,05) yaitu 0,00; yang berarti
pendapatan dapat mempengaruhi laba. Nilai koefisien standardized
beta 0,801 merupakan nilai path atau jalur p1.
lxviii
Model Summary
.984a .967 .966 836705.824
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), laba, pendapatana.
ANOVAb
7.7E+014 2 3.846E+014 549.427 .000a
2.6E+013 37 7.001E+011
8.0E+014 39
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), laba, pendapatana.
Dependent Variable: pajakb.
Tabel 4.16
Hasil Uji Hipotesis I
Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, angka adjusted R square adalah
0,966. artinya, kemampuan variabel pendapatan dan laba dalam
menjelaskan variabel pajak sebesar 96,6% sedangkan sisanya (100%-
96,6% = 3,4%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini. Karena angka R square tersebut
di atas 0,5; maka hubungan kedua variabel tersebut kuat.
Tabel 4.17
Hasil Uji Hipotesis I
Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
lxix
Coefficientsa
-94953.4 168563.0 -.563 .577
-.003 .004 -.032 -.648 .521
.312 .015 1.009 20.370 .000
(Constant)
pendapatan
laba
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: pajaka.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Stasistik F)
Berdasarkan hasil uji anova atau F test, didapat F hitung adalah
549,427 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas (0,000)
jauh lebih kecil dari 0,05; maka model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi pajak. Atau bisa dikatakan, pendapatan dan laba secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pajak.
Tabel 4.18
Hasil Uji Hipotesis I
Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.18 di atas, koefisien jalur
dihitung dengan membuat persamaan struktural yaitu persamaan
regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini
persamaan keduanya adalah sebagai berikut:
Pajak = b1 pendapatan + b2 laba + e2…………………….(2)
Pajak = 0,032 pendapatan + 1,009 laba + 0,001
Nilai e2 = (1-0,967)2 = (0,033)2 = 0,001
lxx
Nilai koefisien standardized beta pendapatan pada persamaan (2)
sebesar 0,032 dan laba pada persamaan (2) sebesar 1,009 dengan
tingkat signifikan masing-masing 0,521 dan 0,000. Nilai koefisien
standardized beta 0,032 merupakan jalur nilai path jalur p3 dan nilai
koefisien standardized beta 1,009 merupakan nilai path jalur p2.
Gambar 4.7
Hasil Path Analysis
Pendapatan terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
e1= 0,129
0,801 p1 p2 1,009
P3
0,032
e2= 0,001
L a b a
pendapatan P a j a k
lxxi
Berdasarkan hasil path analysis (analisis jalur) dan gambar 4.7 dan
tabel 4.18 menunjukan bahwa pengaruh langsung pendapatan terhadap
pajak bernilai positif 0,032 dan tidak signifikan sebesar 0,521 (di atas
0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan tidak
berpengaruh langsung terhadap pajak. Sementara pengaruh tidak
langsung antara pendapatan terhadap pajak melalui laba sebagai
variabel intervening menunjukan pengaruh yang signifikan di bawah
0,05 yaitu 0,000.
Total pengaruh pendapatan terhadap pajak sebagai berikut:
Pengaruh langsung pendapatan ke pajak (p3) = 0,032
Pengaruh tidak langsung pendapatan ke pajak (p1 x p2) = 0,808
Total pengaruh korelasi pendapatan ke pajak (p3 + (p1 x p2) = 0,840
Besarnya pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan
mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,801 x 1,009) = 0,808
dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa koefisien pengaruh tidak
langsung bernilai positif sebesar 0,808. Tetapi jika dibandingkan
dengan nilai koefisien pengaruh langsung pendapatan terhadap pajak
sebesar 0,032 lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh tidak
langsung yang sebesar 0,808.
Hasil path analysis pada uji hipotesis I menunjukan tidak ada
pengaruh secara langsung pendapatan terhadap pajak dengan laba
sebagai variabel intervening. Tetapi hasil analisis pengaruh langsung
dan tidak langsung dari variabel intervening ditemukan bahwa laba
lxxii
benar sebagai variabel intervening. Hubungan tidak langsung ini
dukung oleh bukti empiris. Hal ini dikarenakan perkalian nilai
koefisien standardized beta p1 dan p2 lebih besar dibandingkan dengan
nilai koefisien standardized beta p3.
Terdapat beberapa kemungkinan untuk menjelaskan hasil
tersebut. Pertama, hasil model dalam penelitian ini terbukti kurang
bagus, karena jika dianalisis berdasarkan perbandingan nilai R square
dengan estimated error hasilnya lebih besar standar kesalahannya.
Kedua, adanya kesalahan dalam struktur data dalam penelitian antara
lain: (1) kemungkinan terdapat kesalahan dalam pencatatan atau
penginputan data ke komputer; (2) jumlah dan karakteristik sampel
yang digunakan oleh peneliti. Jumlah sampel yang digunakan oleh
peneliti hanya 40 perusahaan relatif kecil dan karakteristik data yang
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat terbatas,
artinya dengan keterbatasan data untuk diolah membuat kualitasnya
lebih rendah. Kondisi seperti ini menurut peneliti dikarenakan terdapat
beberapa perusahaan yang tidak mencantumkan ringkasan kinerja
keuangannya secara tepat waktu, sehingga hasilnya tidak sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Hasil penelitian hipotesis II secara keseluruhan menunjukan
bahwa pendapatan tidak dapat berpengaruh secara langsung terhadap
pajak. Sedangkan laba sebagai variabel intervening mempunyai
lxxiii
Model Summary
.649a .421 .406 11241375.8
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), bebana.
pengaruh yang amat signifikan antara pendapatan dengan pajak.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka Ha1 diterima.
b. Hasil Uji Hipotesis II
Hipotesis II menguji pengaruh beban terhadap pajak baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui laba sebagai variabel
intervening. Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan menggunakan
regresi linear berganda dengan analisis jalur (path analysis) melalui uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t. hasil hipotesis I
dapat dilihat pada tabel 4.19; tabel 4.20; tabel 4.21; tabel 4.22 dan
tabel 4.23 di bawah ini.
Tabel 4.19
Hasil Uji Hipotesis II
Beban terhadap Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, angka R square adalah 0,421
(adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,649 x 0,649 =
0,421). R square bisa disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini
berarti 42,1% laba dapat dijelaskan oleh variabel beban. Sedangkan
sisanya (100% - 42,1% = 57,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain
lxxiv
Coefficientsa
1766955 2254300 .784 .438
.229 .044 .649 5.262 .000
(Constant)
beban
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: labaa.
diluar variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Karena R
square tersebut cenderung kecil, maka hubungan kedua variabel
tersebut lemah. Dengan demikian, R square yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.
Tabel 4.20
Hasil Uji Hipotesis II
Beban terhadap Laba
Sumber: data sekunder yang diolah
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.20 di atas dapat dibuat
persamaan pertama untuk menghitung koefisien jalur, yaitu dengan
persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan.
Dalam hal ini persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Laba = b1 beban + e1………………………………………..(1)
Laba = -0, 649 beban + 0,335
Laba = (1-0,421)2 = (0,579)
2 = 0,335
Koefisien standardized beta beban pada persamaan (1) positif
sebesar 0,649 dan signifikan (p ≤ 0,05) yaitu 0,00; yang berarti beban
lxxv
Model Summary
.984a .967 .966 837498.316
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), laba, bebana.
ANOVAb
7.7E+014 2 3.846E+014 548.353 .000a
2.6E+013 37 7.014E+011
8.0E+014 39
Regression
Residual
Total
Model1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), laba, bebana.
Dependent Variable: pajakb.
dapat mempengaruhi laba. Nilai koefisien standardized beta 0,649
merupakan nilai path atau jalur p4.
Tabel 4.21
Hasil Uji Hipotesis II
Beban terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, angka adjusted R square adalah
0,966. artinya, kemampuan variabel beban dan laba dalam menjelaskan
variabel pajak sebesar 96,6% sedangkan sisanya (100%-96,6% =
3,4%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini. Karena angka R square tersebut d iatas
0,5; maka hubungan kedua variabel tersebut kuat.
Tabel 4.22
Hasil Uji Hipotesis II
Beban terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
lxxvi
Coefficientsa
-97622.6 169300.7 -.577 .568
-.003 .004 -.023 -.591 .558
.309 .012 .998 25.568 .000
(Constant)
beban
laba
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: pajaka.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Stasistik F)
Berdasarkan hasil uji anova atau F test, didapat F hitung adalah
548,353 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas (0,000)
jauh lebih kecil dari 0,05; maka model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi pajak. Atau bisa dikatakan, beban dan laba secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pajak.
Tabel 4.23
Hasil Uji Hipotesis II
Beban terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
Sumber: data sekunder yang diolah
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.23 di atas, koefisien jalur
dihitung dengan membuat persamaan struktural yaitu persamaan
regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini
persamaan keduanya adalah sebagai berikut:
Pajak = b1 beban+ b2 laba + e2…………………………….(2)
Pajak = 0,023 beban + 0,998 laba + 0,007
Nilai e2 = (1-0,967)2 = (0,033)2 = 0,001
lxxvii
Nilai koefisien standardized beta beban pada persamaan (2)
sebesar 0,023 dan laba pada persamaan (2) sebesar 0,998 dengan
tingkat signifikan masing-masing 0,591 dan 0,000. Nilai koefisien
standardized beta 0,023 merupakan jalur nilai path jalur p6 dan nilai
koefisien standardized beta 0,998 merupakan nilai path jalur p5.
Gambar 4.8
Hasil Path Analysis
Beban terhadap Pajak melalui Laba sebagai Variabel
Intervening
e1= 0,335
0,649 p4 p5 0,998
P6
0,023
e2= 0,001
L a b a
B e b a n P a j a k
lxxviii
Berdasarkan hasil path analysis (analisis jalur) dan gambar 4.7 dan
tabel 4.18 menunjukan bahwa pengaruh langsung pendapatan terhadap
pajak bernilai positif 0,023 dan tidak signifikan sebesar 0,591 (di atas
0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa beban tidak berpengaruh
langsung terhadap pajak. Sementara pengaruh tidak langsung antara
beban terhadap pajak melalui laba sebagai variabel intervening
menunjukan pengaruh yang signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,000.
Total pengaruh beban terhadap pajak sebagai berikut:
Pengaruh langsung beban ke pajak (p6) = 0,023
Pengaruh tidak langsung beban ke pajak (p4 x p5) = 0,648
Total pengaruh korelasi pendapatan ke pajak (p6 + (p4 x p5) = 0,671
Besarnya pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan
mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,649 x 0,998) = 0,648
dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa koefisien pengaruh tidak
langsung bernilai positif sebesar 0,648. Tetapi jika dibandingkan
dengan nilai koefisien pengaruh langsung beban terhadap pajak
sebesar 0,023 lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh tidak
langsung yang sebesar 0,648.
Hasil path analysis pada uji hipotesis II menunjukan tidak ada
pengaruh secara langsung beban terhadap pajak dengan laba sebagai
variabel intervening. Tetapi hasil analisis pengaruh langsung dan tidak
langsung dari variabel intervening ditemukan bahwa laba benar
sebagai variabel intervening. Hubungan tidak langsung ini dukung
lxxix
oleh bukti empiris. Hal ini dikarenakan perkalian nilai koefisien
standardized beta p4 dan p5 lebih besar dibandingkan dengan nilai
koefisien standardized beta p6.
Terdapat beberapa kemungkinan untuk menjelaskan hasil
tersebut. Pertama, hasil model dalam penelitian ini terbukti kurang
bagus, karena jika dianalisis berdasarkan perbandingan nilai R square
dengan estimated error hasilnya lebih besar standar kesalahannya.
Kedua, adanya kesalahan dalam struktur data dalam penelitian antara
lain: (1) kemungkinan terdapat kesalahan dalam pencatatan atau
penginputan data ke komputer; (2) jumlah dan karakteristik sampel
yang digunakan oleh peneliti. Jumlah sampel yang digunakan oleh
peneliti hanya 40 perusahaan relatif kecil dan karakteristik data yang
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat terbatas,
artinya dengan keterbatasan data untuk diolah membuat kualitasnya
lebih rendah. Kondisi seperti ini menurut peneliti dikarenakan terdapat
beberapa perusahaan yang tidak mencantumkan ringkasan kinerja
keuangannya secara tepat waktu, sehingga hasilnya tidak sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Hasil penelitian hipotesis II secara keseluruhan menunjukan
bahwa beban tidak dapat berpengaruh secara langsung terhadap pajak.
Sedangkan laba sebagai variabel intervening mempunyai pengaruh
yang amat signifikan antara beban dengan pajak. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, maka Ha2 diterima.
lxxx
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: pertama, pengaruh langsung
pendapatan terhadap pajak dan pengaruh pendapatan secara tidak langsung
melalui laba terhadap pajak. Kedua, pengaruh langsung beban terhadap pajak
dan pengaruh tidak langsung melalui laba sebagai variabel intervening.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan dibidang perbankan yang
termasuk dalam indeks LQ45. Pengujian ini menggunakan program analisa
jalur (path analysis) dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.00.
Dari hasil pengujian dan analisa terhadap data dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendapatan berpengaruh secara tidak langsung terhadap pajak melalui
laba sebagai variabel intervening dengan menunjukan hasil yang
signifikan, sedangkan pendapatan tidak berpengaruh secara langsung
terhadap pajak.
2. Beban berpengaruh secara tidak langsung melalui pajak sebagai variabel
intervening dengan menunjukkan hasil yang signifikan terhadap pajak,
sedangkan beban tidak berpengaruh secara langsung terhadap pajak.
lxxxi
B. IMPLIKASI
Pendapatan dan beban tidak memiliki pengaruh langsung terhadap pajak,
namun memiliki pengaruh secara tidak langsung melalui laba sebagai variabel
intervening. Hal itu dikarenakan yang mempengaruhi besar atau kecilnya
pajak ialah penghasilan netto yang diperoleh dari penghasilan bruto dikurang
dengan pengurang atau biaya yang diperkenankan sesuai dengan Undang-
undang PPh. Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau
kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak. Pembebanan tersebut dapat dilakukan dalam tahun
pengeluaran atau selama masa manfaat. Namun apabila terdapat kerugian pada
tahun sebelumnya, maka kerugian tersebut dikompensasikan pada penghasilan
netto yang diperoleh.
lxxxii
Daftar Pustaka
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, edisi III, Jakarta, 2005.
Hamid, Abdul. Panduan Penulisan Skripsi, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007
Kieso, Donald E.et all. “Accounting Intermediate” 10th edition, Erlangga, Jakarta,
2002.
Lubis, Irwansyah. Hukum Pajak Indonesia suatu Pengantar, YP2SDM, Jakarta,
2006.
Mauludi, Ali. Statistika 1, PT. Prima Heza Lestari, edisi 1, Jakarta, 2006.
Mustarikah, Anik. “Pengaruh Pengetahuan WP tentang Information Technology terhadap Intensitas Penggunaan Internet dalam Sistem Administrasi
Perpajakan Terpadu, FEIS UIN, Jakarta, 2008.
Nurhayati. Pengaruh Komitmen Profesional dan Komitmen Organisasi terhadap
Intensi Keluar: Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris
pada Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank di DKI Jakarta). Trisakti,
Jakarta, 2005.
Nur, Fitriani. Analisa Pengaruh Beban Pajak Ratio Revenge dan Rasio Likuiditas
the Return on Assets, FEIS UIN, Jakarta, 2006.
Resmi, Siti. Perpajakan Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Soemarso, SR. Pengantar Akuntansi. Rineka Cipta, Jakarta, 1990.
Soemantri, Hendi. Siklus Akuntansi SMK 1. Armico, Bandung, 2000
www.idx.co.id
lxxxiii