Post on 14-Jun-2021
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN PERILAKU RELIGIUS
DI MTs ISLAM AL IRSYAD TENGARAN 7 BATU
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Derajat Gelar S-2
Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh:
FAHMI ARIEF HIDAYAT NIM 201710290211004
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FEBRUARI 2021
T E S I S Dipersiapkan dan disusun oleh :
FAHMI ARIEF HIDAYAT 201710290211004
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari/tanggal, Senin / 11 Januari 2021
dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar Magister/Profesi di Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si.
Sekretaris :
Assoc. Prof. Dr. Khozin, M.Si.
Penguji I :
Assoc. Prof. Dr. Romelah, M.Ag.
Penguji II :
Assoc. Prof. Dr. M. Nurul Humaidi,
M.Ag.
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas ridho-
Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pembelajaran Akidah
Akhlak Sebagai Upaya Pembentukan Religius di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7
Batu” dalam rangka melaksanakan tugas akhir kuliah pada Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, kepada
keluarganya, para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut-tabi’in hingga generasinya. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini tidaklah dapat
penulis lakukan sendiri tanpa melibatkan pihak yang turut berkontribusi dalam
penyusunan tesis ini, maka penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
seluruh pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil atas
terselesaikannya tugas akhir ini, antara lain kepada yang terhormat:
1. Dr. Abdul Haris, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam yang telah memberikan izin atas penulisan dan persetujuan tesis ini.
2. Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan pengaraha dengan kesabaran beliau, sehingga
tesis ini dapat terselesaikan.
3. Dr. Khozin, M.Si. sebagai Pembimbing Pendamping yang telah
berkontribusi memberikan semangat dan motivasi serta arahan-arahan
secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis sehingga dapat
memperlancar penyusunan tesis ini
4. Seluruh Dosen Guru Besar Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan bekal
ilmu yang mencerahkan selama perkuliahan.
5. Tenaga Staf Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan pelayanan yang terbaik
kepada penulis dalam rangka memperlancar proses administrasi akademik.
6. Kepala Sekolah MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu dan tenaga staf
pengajar yang telah banyak memberikan informasi dan berbagai data terkait
dengan isi penelitian pada penyusunan tesis ini.
7. Kedua orangtua yang senantiasa mendo’akan dan menjadi motivator utama
dan pertama dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
8. Teman-teman angkatan 2017 di bangku perkuliahan Program Magister
Pendidikan Agama Islam yang telah membantu dan mengarahkan penulis
selama proses penyusunan tesis ini.
9. Semua pihak yang terlibat baik dari pihak keluarga maupun teman sejawat
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu di sini yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan tesis ini.
Semoga semua kebaikan yang diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah dengan balasan yang berlipat ganda serta penulis mengharapkan
tesis ini dapat berguna dan bermanfaat untuk perkembangan pendidikan.
Akhir kata, penulis sangat menerima kritik dan saran atas kekurangan-
kekurangan dari penyusunan tesis ini, dan semoga kelak tesis ini dapat diambil
pelajaran (ibrah)-nya yang bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Amin.
Malang, Februari 2021
Fahmi Arief Hidayat
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iiv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
A. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
B. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
1. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 5
2. Pembelajaran Akidah Akhlak ...................................................................... 7
3. Pembentukan Perilaku Religius ................................................................... 9
C. METODE PENELITIAN .............................................................................. 10
D. HASIL & PEMBAHASAN ........................................................................... 13
1. Hasil Penelitian .......................................................................................... 13
2. Pembahasan ................................................................................................ 16
E. KESIMPULAN .............................................................................................. 18
F. SARAN .......................................................................................................... 19
G. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN PERILAKU RELIGIUS DI MTS ISLAM AL IRSYAD
TENGARAN 7 BATU
Fahmi Arief Hidayat Syamsul Arifin (NIDN: 0722126701)
Khozin (NIDN: 0706046502) Magister Pendidikan Agama Islam
Direktorat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Malang
fahrieef@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan karakter sedini mungkin. Akidah akhlak di lembaga pendidikan merupakan salah satu implementasi dari jiwa pendidikan Islam dan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan agama Islam. Hubungan akidah dan akhlak sangatlah erat. Melihat kenyataan zaman sekarang, peran guru dan orang tua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter pada anak, terlebih karakter religius. Di madrasah, strategi guru menjadi panutan sangatlah penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mengenai pembelajaran akidah akhlak dalam pembentukan perilaku religius yang dialami oleh siswa MTs Islam Al-Irsyad Tengaran 7 Batu.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus yang memusatkan perhatian terhadap gejala menurut apa adanya tentang pembelajaran di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu dan pembentukan perilaku religius pada siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi data.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa : pembelajaran akidah akhlak di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran akidah akhlak. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru memulainya dengan tiga langkah langkah pertama adalah kegiatan pembukaan, kedua kegiatan inti, dan langkah terakhir adalah kegiatan penutup Pembentukan perilaku religius pada siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu mengacu pada dimensi keimanan, praktik, pendalaman, ilmu pengetahuan, dan implementasi agama.
Kata Kunci : Pembelajaran Akidah Akhlak, Perilaku Religius
LEARNING AKIDAH AKHLAK AS EFFORTS TO ESTABLISH RELIGIOUS
BEHAVIOR IN ISLAMIC SCHOOLS AL IRSYAD TENGARAN 7 BATU
Fahmi Arief Hidayat Syamsul Arifin (NIDN: 0722126701)
Khozin (NIDN: 0706046502) Magister Pendidikan Agama Islam
Direktorat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Malang
fahrieef@gmail.com
ABSTRACT
This research is motivated by the importance of character education as early as possible. Akidah morals in educational institutions are one of the implementations of the spirit of Islamic education and have a very important position in Islamic religious education. Relations faith and morals sois tight. Seeing fromthe current reality, parents and teachers have an important strategy for shaping children's character, especially religious character. In Madrasah, the strategy for teachers to be role models is very important. This study aims to examine in depth the learning of akidah morals in the formation of religious behavior experienced by students at MTs Islam Al-Irsyad Tengaran 7 Batu.
This research method uses a qualitative approach with a type of case study that focuses attention to symptoms according to what they are about learning at MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu and the formation of religious behavior in students. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation study. The validity of the data used source triangulation and data triangulation.
From the results of the research conducted, it shows that: learning morals at MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu starts from planning, implementing, and evaluating which is an integral part of the learning process of morals. At the learning implementation stage, the teacher starts with three steps, the first steps are opening activities, the two core activities, and the final step is the closing activity. and the implementation of religion. Keywords: Learning Akidah Akhlak, Religious Behavior
PENDAHULUAN
Seringkali di kalangan siswa terjadi peristiwa-peristiwa menyimpang antara
lain pesta seks, melacurkan diri, ketergantungan narkoba, pemerkosaan, keluhan
orang tua mengenai kurangnya sopan santun remaja terhadap orang tua, tindakan
agresi baik verbal maupun non-verbal yang dapat dilihat dari tayangan berita di
televisi, serta terjadinya tawuran antar individu maupun kelompok. Hal ini menjadi
bukti bahwa saat ini sedang terjadi krisis moral. Fenomena tersebut sering
tergambar dalam pola asuh dan pergaulan siswa yang tidak terarah, serta arahan
pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah negeri atau swasta pada
umumnya.
Faktor penyebab krisis akhlak pada siswa dapat ditinjau dari berbagai hal,
yaitu kurangnya siswa dalam memahami pentingnya pendidikan akhlak dan faktor
salah pergaulan, media masa, baik media cetak maupun media elektronik yang
banyak merusak akhlak karimah terutama pada usia remaja (Ginanjar, 2017:2).
Apabila siswa berada di lingkungan yang kurang kondusif seperti lingkungan yang
terbiasa dengan hal-hal yang kurang baik, maka dapat dipastikan kepribadian siswa
akan berperilaku hal yang demikian, karena sifat siswa yang suka meniru hal-hal
yang disukainya (Efendi, 2019:10).
Berbagai pihak prihatin terhadap gejala ini, bahkan keprihatinan itu telah
menjadi keprihatinan nasional. Sehingga untuk mengatasi dan mencegah adanya
krisis moral tersebut perlu adanya usaha-usaha, peningkatan-peningkatan dalam
bidang pembelajaran akidah akhlak. Pembelajaran akidah akhlak di sekolah
memiliki peranan yang sangat penting, karena siswa akan memiliki akhlak yang
baik sehingga membentuk akhlak yang mulia, kepribadian yang tinggi dan perilaku
yang baik.
Akidah akhlak di lembaga pendidikan merupakan salah satu implementasi
dari jiwa pendidikan Islam dan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
pendidikan agama Islam (Nasution dan Abadi, 2014:31). Pembelajaran akidah
akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal,
memahami, menghayati, dan mengimani Allah serta merealisasikan dalam perilaku
kehidupan sehari-hari berdasarkan al-Qur'an dan Hadits (Irfangi, 2017:75). Dengan
mempelajari kedua cabang ilmu ini akan membuahkan hikmah
yang besar kepada siswa di antaranya kemajuan rohaniah, penuntun kebaikan, dan
pembentukan perilaku religius.
Selain itu, dalam pembelajaran akidah akhlak terdapat materi-materi yang
mengantarkan seorang siswa untuk membentuk perilaku yang mulia terutama
dalam pembentukan perilaku religiusnya. Upaya membentuk religiusitas yang baik
perlu adanya komitmen beragama yang kuat. Menurut Bintari, dkk (2014) religius
merupakan salah satu nilai dalam pengembangan pendidikan berkarakter, biasanya
di dalam pendidikan budi pekerti dan agama lebih ditekankan mengenai sikap
religius. Semakin tinggi sikap religiusitas seseorang, maka akan meminimalisir
tingkat kecenderungan untuk berperilaku menyimpang atau perilaku yang
bertentangan oleh norma-norma agama.
Pembentukan akhlak mulia dalam diri siswa ini tentunya bukanlah suatu hal
yang mudah, melainkan dilakukan oleh guru secara kontinue dengan tidak adanya
paksaan dari pihak manapun. Pengetahuan akhlak sangatlah penting untuk
diajarkan oleh siswa untuk terciptanya kondisi lingkungan yang harmonis. Namun
dalam hal ini tentunya memerlukan beberapa upaya dan tindakan yang serius untuk
menanamkan nilai-nilai tesebut secara intensif. Oleh karenanya apabila segala
pengetahuan akhlak disampaikan untuk mengenalkan siswa kepada keagungan,
kebesaran, dan kekuasaan Allah Yang Maha Esa, tentunya akan meningkatkan
keimanan dan ketaatan kepada-Nya dengan disertai tingginya motivasi belajar
dalam meraih prestasi dan perilaku yang baik pada diri siswa.
Hubungan akidah dan akhlak sangat erat. Akidah adalah dasar yang diyakini
oleh setiap muslim dan disebut keimanan, sedangkan akhlak merupakan pancaran
dari akidah itu dalam diri seseorang. Hal senada dengan Azty, dkk (2018:125) yang
menyatakan bahwa Akidah erat hubungannya dengan akhlak. Akidah merupakan
landasan dan dasar pijakan untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap
perbuatan baik dari seorang mukalaf, baik hubungannya dengan Allah, sesama
manusia, maupun lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat
dipisahkan, seperti halnya antara jiwa dan raga.
Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak di sekolah ternyata tidaklah
mudah. Kegiatan pembelajaran akidah akhlak disekolah, yang memang anggapan
para siswa umumnya tidak ada orientasi ke depan yang jelas berbeda dengan mata
pelajaran yang lain. Kurangnya kesadaran siswa akan betapa pentingnya
pembelajaran akidah akhlak. Selain itu, adanya anggapan bahwa akidah akhlak
adalah pelajaran yang hanya dihafal membuat siswa menjadi statis dan kurang
berapresiasi. Ditambah lagi dengan penggunaan metode dalam proses belajar
mengajar akidah akhlak memang belum ada yang efektif sehingga membuat siswa
tidak merasa nyaman dalam pelajaran akidah akhlak, hal ini mengakibatkan siswa
memilih untuk tidak mengikuti secara baik proses belajar mengajar akidah akhlak.
Guru masih terpaku dengan model pembelajaran klasik yang itu-itu saja
seperti ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab dan model yang biasa dilakukan.
Proses belajar mengajar membutuhkan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan
kualitas dan minat belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Mengingat metode pembelajaran adalah salah satu aspek yang
sangat penting dalam mencapai tujuan pendidian maka diperlukan metode
pembelajaran yang tepat, bervariasi dan menarik, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa tidak merasa jenuh dan bosan terutama dalam pembelajaran
akidah akhlak.
Pendidikan dalam konteks ini harus bekerja secara maksimal dan optimal
dalam memberikan arahan yang kuat dan berkarakter bagaimana hidup dan
kehidupan yang sesungguhnya. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran akidah akhlak harus dilakukan secara tepat. Kurangnya pengetahuan
tentang sistematika perencanaan penyusunan dalam evaluasi pembelajaran akan
membuat evaluasi pembelajaran tidak berjalan dengan optimal, tujuan pendidikan
tidak berhasil dengan baik. Dalam proses belajar mengajar sebagai seorang guru
khususnya akidah akhlak dalam mendidik siswanya tidaklah mudah. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk bisa mencari belajar aktif yakni sumber pembelajaran yang
komprehensif.
Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik
dan batas mana yang tidak baik atau yang dilarang, juga dapat menempatkan
sesuatu pada tempatnya. Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufik,
dan hidayah sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang bahagia di dunia dan
akhirat (Baisa dan Novianty, 2017:182). Dalam pelaksanaannya pembelajaran
akidah akhlak harus menjiwai nilai-nilai ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an dan
as-Sunnah. Apapun bentuk dan muatan pembelajaran akidah akhlak mengandung
nilai-nilai kemurnian agama Islam. Oleh karena itu, tepat sekali
bahwa jiwa pembelajaran akidah akhlak adalah akhlakul karimah (Yatimin dan
Thamrin, 2017:154). Sedangkan menurut Muhaimin (2004:313) pembelajaran
akidah akhlak yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam yang lebih
mengedepankan aspek afektif, baik nilai-nilai ketuhanan maupun kemanusiaan
yang hendak ditanamkan dan ditumbuh- kembangkan ke dalam siswa sehingga
tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,
tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat
kognitif menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan ke
dalam perilaku sehari-hari.
Dalam pembelajaran akidah akhlak terdapat aspek keterpaduan yaitu aspek
kognitif dan psikomotorik. Aspek kognitif mengajarkan tentang ilmu pengetahuan
dan teori akidah akhlak. Aspek kognitif berisi mengenai materi yang mengharuskan
siswa untuk berfikir. Namun, pada aspek kognitif inilah yang selalu dikejar dalam
proses pembelajaran. Sedangkan aspek psikomotorik memberikan pengajaran
dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan ajaran
agama islam. Aspek psikomotorik lebih mencakup kepada pembentukan perilaku
religius. Dalam prakteknya aspek psikomotorik sering ditinggalkan karena
dianggap hanya dari aspek kognitif saja materi yang harus dikejar dalam
pembelajaran.
Kedua aspek tersebut dalam pembelajaran akidah akhlak harus dilaksanakan
secara seimbang, tujuannya agar untuk menciptakan manusia yang berilmu,
beramal, dan beriman dapat tercapai secara optimal. Dengan adanya pembelajaran
akidah akhlak diharapkan seorang siswa tidak hanya cerdas secara kognitif saja,
akan tetapi juga secara emosionalnya, sehingga seorang siswa akan tumbuh dengan
kecerdasan yang cukup dan memiliki rasa simpati serta empati dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan sekitarnya. Idealnya, sebuah proses pembelajaran
menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif dan aspek
psikomotor. Ketika berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa akan mencari
sendiri pengertian dan membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka.
Dengan demikian, pengetahuan baru yang disampaikan oleh guru dapat
diinterpretasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi mata pelajaran Akidah akhlak berisi sekumpulan kemampuan
minimal yang harus dikuasai siswa setelah menempuh Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MTs. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan al-
akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi
dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-
rasul-Nya, hari akhir, dan Qada’ & Qadar. Al-akhlak alkarimah ini sangat penting
untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun implementasi dalam pembelajaran di MTs Islam Al Irsyad yaitu
dengan pendekatan metode kualitatif jenis studi kasus
Menurut Suryawati (2016:310-311) tantangan yang dihadapi dalam
pembelajaran Akidah Akhlak adalah bagaimana mengimplementasikannya, bukan
hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama saja akan tetapi bagaimana
mengarahkan siswa agar memiliki kualitas iman, takwa dan akhlak mulia. Dengan
demikian, muatan akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama
akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan
ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi dengan akhlak yang
mulia damanapun, dan dalam kondisi apapun.
Salah satu sekolah yang terus melakukan upaya pembentukan akhlak mulia
pada siswa adalah MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Kota Batu. Pelajaran akidah
akhlak adalah mata Pelajaran yang diberikan di MTs dengan maksud untuk
memberikan seperangkat pengetahuan, bentuk-bentuk keterampilan dan
penanaman sikap dan nilai dalam konteks disiplin ilmu pendidikan agama Islam.
Pembelajaran akidah akhlak di MTs diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia.
Implementasi pembelajaran akidah akhlak di MTs Islam Al Irsyad Tengaran
7 Kota Batu yaitu dengan mengendalikan kenakalan siswa yaitu melalui pembinaan
akhlak yang dilakukan oleh guru bidang studi akidah akhlak dengan memotivasi,
membimbing, mengawasi siswa dan terdapat program-program yang membedakan
dengan pembelajaran akidah akhlak di sekolah-sekolah lain. Adapun progam
tersebut berupa kegiataan yang riil baik dalam bentuk materil maupun spritual,
program-program tersebut diantaranya yaitu: kegiatan pembelajaran, pembinaan,
dan kepengasuhan.
Pembelajaran akidah akhlak di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Kota Batu
mengajarkan kepada siswa untuk mempraktekkan akidahnya dalam bentuk
pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji (baik) dan menghindari akhlak tercela
(buruk) dalam kehidupan sehari-hari. Akhlaq al-Karimah ini sangat penting untuk
dipraktekkan, dibiasaakan dari siswa baik keluarga, teman, masyarakat. Adapun
upaya yang dilakukan oleh guru akidah akhlak tentang upaya pembinaan
kepribadian siswa di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Kota Batu, yaitu sebagai
berikut sebagai berikut : 1) menanamkan nilai-nilai keimanan siswa,
2) membimbing siswa melaksanakan pengamalan agama, 3) membiasakan
perilaku pengamalan ibadah agama, 4) mengawasi perilaku siswa di lingkungan
madrasah.
MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Kota Batu dalam perjalannya hingga saat
ini harus menghadapi kendala dan tantangan, salah satunya adalah kenakalan
remaja yang banyak terjadi pada masa kini. Kemerosotan akhlak semakin menjadi
kasus penyimpangan akhlak termasuk di lingkungan pendidikan. Generasi muda
kini mengalami krisis akhlak yang akut dan kenakalan remaja dewasa ini
mengalami peningkatan seiring dengan berbagai macam perkembangan teknologi
dan informasi yang mengakibatkan perubahan nilai di masyarakat. Bagaimana
tidak, hal ini terlihat dari berkurangnya sikap hormat peserta didik terhadap guru,
malas mengerjakan tugas-tugas harian, terlambat atau tidak disiplin berangkat
sekolah, terlambat mengikuti jam pelajaran, tidak mematuhi peraturan yang ada di
sekolah, menyontek ketika ujian, membuang sampah sembarangan, membuat onar
di lingkungan sekolah atau luar sekolah, serta tidak menjaga almamater dengan
baik. Kejadian tersebut merupakan permasalahan akhlak yang sering terjadi.
Masalah akhlak merupakan suatu masalah yang sangat mendasar bagi setiap
pribadi muslim dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mewarnai segala sikap
dan perilakunya baik ketika berhubungan dengan manusia maupun ketika
berhubungan dengan alam sekitar, terlebih lagi dalam hubungan dengan Allah
menuju keselamatan dunia dan akhirat (Anwar, 2010:11). Dalam ajaran Islam
penanaman nilai akidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar,
karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini sampai dewasa.
Kepribadian dan moral manusia sangat ditentukan oleh seberapa besar ajaran
akidah akhlak tertanam dalam jiwanya, artinya apabila seseorang
memperoleh pendidikan akidah akhlak dengan baik maka kemungkinan besar orang
tersebut akan memiliki kepribadian dan moral yang baik. Akidah akhlak merupakan
pendidikan yang sangat penting untuk para siswa agar dapat mencerminkan dan
menanamkan akhlak yang mulia didalam jiwa siswa dalam masa pertumbuhannya.
Dalam proses pembelajaran akidah akhlak banyak ditemukan problematika
di dalamnya baik itu problematika guru, siswa maupun materi yang diajarkan.
Persoalannya adalah bagaimana pembelajaran akidah akhlak dapat berjalan dengan
baik, mampu dipahami oleh siswa dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari–hari
baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, hal tersebut dikarenakan akhlak
merupakan pembentukan sikap dan tingkah laku yang sangat penting. Selain itu,
pembelajaran akidah akhlak diberikan dengan waktu yang terbatas dibandingan
dengan tantangan yang dapat merusak akhlak tidak terbatas oleh waktu dan bisa
terjadi kapan saja.
MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Kota Batu telah berusaha
menyelenggarakan proses pendidikan dengan baik agar siswa dapat memahami apa
yang disampaikan oleh guru demi tercapainya tujuan pembelajaran. Akan tetap hal
tersebut bertolak belakang dengan siswa. Masih ada siswa yang kurang aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak memperhatikan apa yang
disampaikan oleh sang guru. Hal ini dikarenakan pembelajaran di MTs Islam Al
Irsyad Tengaran 7 Kota khususnya untuk mata pelajaran akidah akhlak masih
menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang monoton siswa kurang
tertarik dalam proses pembelajaran dan menjadikan siswa rendah dalam hasil
belajarnya. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi dalam kegiatan pembelajaran
tersebut dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi
Tujuan dari materi Akidah Akhlak sendiri akan kurang maksimal dalam
pencapaiannya jika dalam proses mengajar guru tidak memahami metode-metode
pembelajaran yang dapat merangsang siswa agar dapat berbuat lebih aktif selama
proses belajar mengajar. Jika suatu metode pembelajaran yang akan disampaikan
tidak disesuaikan dengan materi pelajaran, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta
didiknya maka pembelajaran tersebut akan menjadi kurang maksimal. Selain itu,
hal tersebut tentunya akan menimbulkan rasa kebosanan sehingga membuat peserta
didik kurang termotivasi dalam belajaran akan menimbulkan pembelajaran
menjadi tidak optimal. Sehingga perlunya alternatif pemakaian metode
pembelajaran di samping untuk mencapai sasaran yang diinginkan, juga untuk
mengurangi kejenuhan pada diri peserta didik dan apabila peserta didik merasa
jenuh ketika menerima materi dikhawatirkan akan timbul rasa malas dan bosan,
maka kesan yang muncul yaitu perilaku yang menyepelekan terhadap materi yang
disampaikan.
Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak bukanlah suatu hal yang mudah
karena kurang tepatnya suatu metode dan srategi, proses belajar mengajar tidak
akan berhasil dan hasil belajar kurang memenuhi standar yang diharapkan.
Fenomena tersebut tentunya perlu mendapatkan perhatian yang serius karena mata
pelajaran yang diajarkan adalah Akidah Akhlak. Akhlak merupakan pembentukan
sikap dan tingkah laku yang sangat penting. Maka dari itu pembelajaran Akidah
Akhlak diharapkan mampu membentuk sikap dan Perilaku siswa menjadi lebih
baik. Selain itu, tantangan bagi guru adalah bagaimana menyajikan materi agar bisa
ditangkap dengan baik oleh siswa seperti menanamkan keimanan yang berada di
luar jangkauan akal siswa.
Dengan demikian pembelajaran akidah akhlak merupakan suatu hal yang
sangat penting, karena nantinya siswa akan membentuk sikap, tingkah laku, dan jati
diri seseorang siswa, sebab pembentukan moral yang tinggi merupakan tujuan
utama dalam pendidikan islam. Selain itu dengan adanya pembelajaran akidah
akhlak diharapkan siswa tertanamkan sikap keteladanan dan pembiasaan dalam
mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh
perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan fenomena di atas, penelitian ini menjawab pertanyaan-
pernyataan sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran akidah akhlak di Mts Islam Al Irsyad
Tengaran 7 Batu?
2. Bagaimana pembentukan perilaku religius di Mts Islam Al Irsyad
Tengaran 7 Batu?
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya dengan tema yang serupa.
Penelitan yang telah dilakukan oleh Putra (2017) mengenai Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlak (Studi Multi Kasus di
MIN Sekuduk dan MIN Pemangkat Kabupaten Sambas). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) perencanaan pembelajaran guru Akidah Akhlak sebagai
upaya pembentukan karakter adalah dengan mendesain perencanaan pembelajaran
dengan melibatkan media, (2) penerapan pembelajaran guru Akidah Akhlak dalam
upaya pembentukan karakter siswa yang dilakukan telah mengacu pada tata tertib
maupun aturan yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam setiap kegiatan atau
proses pembelajaran dalam lembaga pendidikan dasar/MI, (3) evaluasi
pembelajaran guru Akidah Akhlak biasanya berupa ujian tugas dari guru, ulangan
harian, nilai UTS dan ulangan UAS siswa.
Penelitan yang telah dilakukan oleh Hermawan dan Fitriyah (2017)
mengenai Efektifitas Pembelajaran Akidah Akhlak II Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Karawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
pembelajaran Akidah Akhlak menggunakan metode Kisah di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Karawang sangat relatif efektif. Sebagai bukti bahwa proses
pembelajaran itu efektif yaitu antusiasme siswa selama proses pembelajaran,
keaktifan siswa dan hasil evaluasi yang semakin meningkat.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Sapirin, dkk (2019) mengenai
Implementasi Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Tapanuli Tengah. Berdasarkan analisis data
ditemukan bentuk materi pendidikan karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
di MIN 3 Tapanuli Tengah memerlukan pengajaran, keteladanan, dan refleksi
akhlak, ibadah, dan akidah. Poin terpenting dalam pendidikan karakter mengajarkan
anak untuk berperilaku sesuai dengan tuntunan al-Quran dan Sunnah. Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MIN 3 Tapanuli
Tengah dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu kegiatan pembelajaran di dalam kelas,
kegiatan diluar kelas, dan kegiatan di luar sekolah. Sarana dan prasarana yang ada,
diakui atau tidak telah turut memberikan
kemudahan dalam pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah akhlak di MIN
3 Tapanuli Tengah dengan materi-materi yang ada dan menggunakan metode
pembiasaan, keteladanan, dan refleksi serta metode-metode yang mengaktifkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Penelitian yang telag dilakukan oleh Idris dan Usman (2019) mengenai
Peranan Pendidikan Akhlak dalam Mengembangkan Kepribadian Peserta Didik di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, pelaksanaan pendidikan akhlak
yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Parepare sebagai upaya
mengembangkan kepribadian peserta didik ada dua bentuk, yaitu:
1) Pembelajaran dalam kelas, pembelajaran diluar kelas. Kedua, pendidikan akhlak
memilki kontribusi penting dalam mengembangkan kepribadian peserta didik di
MAN 1 Kota Parepare, yaitu: sebagai filter pengaruh-pengaruh negatif luar dan
sebagai pembina nilai akhlak dan moral peserta didik sehingga menentukan sikap
dan perilakunya. Ketiga, faktor pendukung pelaksanaan pendidikan akhlak dalam
mengembangkan kepribadian peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Parepare ada 3, yaitu: 1) Tenaga Pendidik yang Profesional.
2) Kerja sama yang baik dari seluruh stakeholder. 3) Sarana dan Prasarana.
Sementara faktor penghambatnya juga ada 3, yaitu: 1) Minimnya pendidikan agama
di keluarga dan perhatian dari orang tua. 2) Heterogenitas keadaan lingkungan
peserta didik. 3) Kurangnya kesadaran peserta didik.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Siswanto (2014) mengenai Model
Pembelajaran Akidah Akhlak dalam Membentuk Karakter Peserta Didik (Studi di
MA. Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu, Malang, Jawa Timur, Indonesia).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan terkait
dengan model pembelajaran akidah moral dalam membentuk karakter peserta didik
di MA Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, setelah data diperoleh dan dibahas
menunjukkan bahwa model pembelajaran dipahami dan dilaksanakan oleh guru
dengan baik, seperti model kuliah, tugas, diskusi, pembiasaan dan keteladanan
Sementara karakter peserta didik adalah cukup bagus, jika misalnya melanggar
peraturan sekolah.
Dari beberapa penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang sedang ditulis antara lain:
Persamaannya, penelitian tersebut sama-sama membahas mengenai pembelajaran
akidah akhlak. Pendekatan penelitian yang digunakan sama, yaitu berupa kualitatif.
Populasi penelitiannya sama-sama di lingkungan pendidikan. Sedangkan perbedaan
dengan penelitian yang sedang ditulis yaitu, pada subjek penelitian. Selain itu,
penelitian ini menekankan pada pembelajaran akhlak dalam pembentukan perilaku
religius siswa, sedangkan penelitian terdahulu berfokus pada pembelajaran akidah
akhlak dalam upaya pembentukan karakter siswa.
Pengertian Religius
Manusia yang religius dapat diartikan seagai manusia yang berhati nurani,
saleh dan teliti dalam mempertimbangkan batin (Nurgiyantoro dalam Satinem,
2019:138). Religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan,
pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam (Ancok, 2001:77). Sedangkan
Siswanto (dalam Bintari, dkk, 2014) menjelaskan bahwa manusia religious adalah
manusia yang struktur mental keseluruhannya secara tetap diarahkan kepada
pencipta nilai mutlak, memuaskan dan tertinggi yaitu Tuhan.
Pengembangan dimensi religiusitas ini berpijak pada ajaran Islam yang
diajarkan dalam Mata Pelajaran Agama Islam (PAI) di Sekolah yakni akidah,
akhlak, Al-Qur’an Hadis, fiqh, dan sejarah kebudayaan Islam. Namun demikian,
religiusitas merupakan konsep yang mengacu pada fenomena sosial yang terkait
dengan bagaimana agama hidup dalam diri dan dialami oleh pemeluknya, maka
religiusitas harus mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
(Warsiyah, 2018:23).
Pembentukan Perilaku Religius
Menurut Mustari (2011:310) pembentuk religiusitas harus dilakukan secara
multi-dimensi melalui pengetahuan keagamaan disertai penghayatan dalam hati
nurani, tindakan dan pemikiran. Selain itu harus terus menerus mengadakan kontrol
diri atau mawas diri dengan cermat. Kontrol diri tidak bisa dilakukan secara
sendirian, perlu adanya berbagai media seperti rumah, sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Selain itu peran kepala sekolah tidak terlepas dari keteladan, kemudian
keteladan dari guru juga menjadi dasar untuk memiliki kualitas perilaku yang
Islami. Upaya yang dilakukan diantarnya Mulai dari keteladanan aspek ibadah,
dalam aspek sholat, aspek baca Al-Qur’an dan sebagaimanya. Selain itu juga
program-program strategis untuk menguatkan aspek pendidikan karakter yang
sudah terangkum dalam kerangka kurikulum yang ada, baik kurikulum nasional,
kurikulum muhammadiyah, dan kurikulum kekhasan yang ada di sekolah yang
didukung oleh fasilitas-fasilitas yang ada seperti masjid, aula dan lain sebagainya
(Suyitno, 2018:196).
Manfaat Perilaku Religius
Menurut Mustari (2011:9) buah beriman kepada Tuhan yaitu:
1. Memberikan keyakinan bahwa hanya Tuhan sajalah yang memberikan
rejeki, maka manusia tidak akan dihinggapi sifat kikir, tamak, dan rakus
Ketenangan merupakan ketenangan hati dan ketenteraman jiwa dalam
menghadapi segala masalah karena yakin akan pertolongan Tuhan.
2. Selalu mengarahkan langkah ke jalan yang membawa kebaikan untuk
dirinya sendiri, bangsa dan masyarakat.
3. Tuhan menyegerakan orang beriman dengan kehidupan yang baik di dunia
ini sebelum mereka pergi ke akhirat.
Menurut Elkins, dkk (dalam Adami, 2006:33) menjelaskan bahwa manfaat
spiritualitas yakni nilai-nilai spiritualitas bisa diwujudkan dalam hubungan dengan
diri sendiri, oranglain, dan alam. Sedangkan menurut Sarinah (2017:78) manfaat
dan pengaruh iman pada kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut\:
1. Melenyapkan Kepercayaan Kepada Kekuasaan Benda
Orang yang beriman hanya percaya kepada kekuatan dan kekuatan Allah.
Keyakinan yang demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan
manusia, menghilangkan kepercayaan akan kesakitan benda keramat,
mengikis kepercayaan kepada tahayul, khurafat, jampi-jampi, dan
sebagainya.
2. Menanamkan Sikap Self Help dalam Kehidupan
Tidak sedikit orang yang melepaskan pendiriannya karena kepentingan
penghidupannya seperti menjual kehormatan, memperbudak diri untuk
kepentingan materi, dan lain sebagainya.
3. Melahirkan Sikap Ikhlas dan Konsukuen
Orang-orang beriman selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, serta
senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya (selaras antara
hati dan perbuatannya).
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah berupa penelitian dengan metode atau
pendekatan studi kasus (case study). Menurut Robert K. Yin (2014) studi kasus
adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Tentunya metode ini sangat
cocok digunakan oleh peneliti dikarenakan peneliti akan melakukan penelitian
sosial. Menurut Yin (2014) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antar
kejadian dan konteks yang tidak nampak dengan tegas dan dimana multi sumber
bukti dimanfaatkan. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan berdasarkan
metode pendekatan kualitatif jenis studi kasus ini dapat diketahui pembelajaran
Akidah Akhlak di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Kota Batu.
Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama dua (2) bulan, mulai bulan
Oktober sampai dengan bulan November 2019.
Penentuan informan penelitian atau sampel dalam penelitian kualitatif
berbeda dengan penelitian kuantitatif. Menurut Yin (2014) informan harus meliputi
kolegial-kolegial di lapangan, para pembuat kebijakan, praktisi dan pemimpin,
kelompok khusus dan para penyandang dana penelitian.
Penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran akidah akhlak sebagai upaya
pembentukan perilaku religus di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu, maka secara
rinci yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah:
1. Kepala MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
2. Guru Akidah Akhlak MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
3. Siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
Menurut Robert K. Yin (2014) teknik pengumpulan data untuk studi kasus
berupa dokumen, rekaman arsip, wawancara, obseervasi dan perangkat fisik. Untuk
itu, prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Teknik Observasi (Pengamatan)
Menurut Robert K. Yin (2014) observasi partisipan adalah bentuk observasi
khusus yang mana peneliti tidak hanya menjadi pengamat, melainkan turut
terlibat dalam situasi tertentu dan berpartisipasi pada peristiwa yang terlibat
dalam penelitian. Adapun objek pengamatan atau
observasi pada penelitian ini yaitu siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7
Batu.
2. Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan dialog dengan maksud tertentu. Dialog itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009). Adapun wawancara
dilakukan pada Kepala MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu, Guru Akidah
Akhlak MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu, serta Siswa MTs Islam Irsyad
Tengaran 7 Batu.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2009). Dokumen yang ditunjukkan adalah seperti kelembagaan
dan administrasi, struktur organisasi laboratorium, dan sebagainya.
Unit analisis merupakan salah satu komponen dari penelitian kualitatif.
Secara fundamental, unit analisis berkaitan dengan masalah penentuan apa yang
dimaksud dengan kasus dalam penelitian. Dalam studi kasus klasik, kasus mungkin
bisa berkenaan dengan seseorang, sehingga perorangan merupakan kasus yang
akan dikaji, dan individu tersebut unit analisis primernya (Robert K. Yin, 2014).
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam analisis data selama di
lapangan menggunakan model Robert K. Yin. Analisis data yang dijelaskan oleh
Robert K. Yin (2014) terdapat 3 (tiga) teknik analisis data, diantaranya adalah
penjodohan pola, pembuatan penjelasan (eksplanasi), dan analisis deret waktu.
1. Penjodohan Pola
Penjodohan pola adalah membandingkan pola yang didasarkan atas empiris
dengan pola yang diprediksikan. Jika kedua pola terdapat persamaan, maka
hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang
bersangkutan. Maka peneliti membandingkan pola yang diprediksikan
dengan pola empiri atau hasil dari data observasi, wawancara dan
dokumentasi.
2. Eksplanasi Data
Strategi analisis yang kedua pembuatan penjelasan atau pembuatan
eksplanasi dapat menganalisis data studi kasus yang bersangkutan, yang
kemudian data diuji, proposi-proposi teoritisnya diperbaiki, dan bukti
tersebut di teliti sekali lagi dari perspektif baru, dalam bentuk perulangan
ini.
3. Analisis Deret Waktu
Strategi analisis yang ketiga yakni deret waktu yang dimungkinkan hanya
ada satu variable tunggal dependen atau independen. Dalam hal ini, bila
dalam jumlah besar butir data relevan dan tersedia, uji-uji statistik bahkan
bisa digunakan untuk menganalisis data yang bersangkutan.
HASIL & PEMBAHASAN
Deskripsi data
Robert K. Yin, dalam memaparkan studi kasus ini, penjelasan diawali
dengan bagaimana menggambarkan pembentukan perilaku religius secara umum
yang didalamnya terdapat informan yang terlibat, maka dari itu, perlu dikemukakan
secara ringkas profil bagian yang terdapat di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
Jumlah Informan yang terlibat di MTs Islam Al Irsyad yaitu sejumlah 5
orang yang terdiri dari 1 Kepala MTs Islam Al Irsyad, 1 guru, dan 3 siswa.
Wawancara pertama dengan para guru yang dilakukan setelah memberikan
pelajaran akidah akhlak, sebelum melaksanakan wawancara peneliti juga
melibatkan didalamnya terkait pembentukan perilaku religius siswa untuk
memperhatikan bagaimana cakupan materi yang diajarkan serta metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Hasil Wawancara Kepala MTs dan Guru Pengajar
Peneliti mendatangi Ustadz Amrozi, S.Pd. sebagai Kepala MTs Islam Al
Irsyad Tengaran 7 Batu, dengan latar belakang Pendidikan Agama Islam, hasil
wawancara dengan beliau berkaitan dengan proses pembelajaran akidah akhlak di
lingkungan MTs Islam Al Irsyad sebagai berikut: model pembelajaran akidah
akhlak yang diterapkan di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu tidaklah berbeda
dengan disiplin ilmu lainnya, terdapat tiga hal yang diterapkan dalam
proses pembelajaran akidah akhlak adalah hal yang paling utama melalui
pendekatan ilmu tauhid dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang
merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran akidah akhlak untuk
mencapai pembentukan perilaku religius siswa.
Peneliti mendatangi Ustadz Dedy Irawan, Lc. berusia 35 tahun merupakan
guru pengajar akidah akhlak yang telah menempuh pendidikan sarjana Ilmu
Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah dan telah memberikan materi
pelajaran tauhid selama kurang lebih 2 tahun kepada siswa MTs Islam Al Irsyad
Tengaran 7 Batu. Peneliti melakukan observasi dan wawancara terkait proses
pembelajaran akidah akhlak yang diampu oleh Ustadz Dedy Irawan, Lc. Sebagai
berikut: Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 Menit)
1. Mukaddimah, meliputi salam, do’a, dan presensi siswa.
2. Siswa membuka kitab di halaman yang dipelajari bersama.
3. Beberapa pertanyaan sederhana (tanya-jawab) berkaitan dengan pokok
pembahasan (menarik konsentrasi).
4. Guru memperkenalkan secara umum materi yang dibahas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
1. Siswa membaca materi pembelajaran secara acak dan bergilir.
2. Guru memberikan penjelasan materi yang dibacakan sesuai arahan,
kemudiandiikuti dengan beberapa persoalan sederhana untuk memastikan
partisipasi siswa dalam pembelajaran.
3. Guru melontarkan permasalahan sederhana dari materi pembelajaran yang
nantinya akan dijadikan sebagai bahan diskusi bersama kelompok belajar.
4. Siswa dapat memberikan feedback tambahan informasi terkait materi dari
sumber lain dengan bimbingan guru.
Kegiatan Akhir (10 Menit)
1. Guru menyimpulkan materi yang sudah di bahas.
2. Siswa menyimpulkan dari hasil diskusi yang dilaksanakan bersama
kelompok belajar masing-masing.
3. Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan beberapa persoalan dalam
bentuk tugas di rumah.
Penilaian
1. Selama pembelajaran; mengamati pola perilaku siswa dalam hal :
konsentrasi, keikutsertaan, ketertiban, dan perilaku siswa selama pem-
belajaran berlangsung.
2. Evaluasi hasil pembelajaran; dengan memberikan tugas pekerjaan rumah
dalam bentuk tulisan.
Pelaksanaan Pembelajaran
Observasi yang sudah dilakukan dapat penulis simpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak itu terbagi dalam tiga tahap yang
saling berkaitan. Praktiknya pada tiga proses yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pendahuluan: Guru mengajarkan akidah saat memulai pelajaran, guru
memulainya dengan mengucapkan salam kepada para siswa (Assalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh). Selama mengajar tak lupa mengawalinya dengan
ucapan salam, karena ucapan salam ini merupakan tahapan awal dalam
pembentukan perilaku religius siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
Langkah selanjutnya sang guru melakukan apresiasi, yaitu dengan mereview
kembali pelajaran sebelumnya dengan inti persoalan, kemudian menanyakan
kesulitannya dan sang guru juga memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
untuk mengingat kembali pelajaran yang sudah disampaikan. Ketika suasana
kelas dapat dikondisikan dan siswa mulai tampak fokus kepada inti
pembelajaran, barulah guru memulai memberikan materi pelajaran baru kepada
siswa, Berikut strategi guru sebelum memberikan pelajaran pada tahap
pendahuluan ini adalah:
1. Mengucapkan salam kepada seluruh siswa.
2. Menertibkan suasana kelas dan mengkondisikan siswauntuk siapbelajar
dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi siswa.
3. Mengenalkan topik materi yang dipelajari.
4. Memberikan informasi tujuan instruksional yang dicapai, jika dibutuh-
kan dengan menuliskan di papan tulis supaya siswa mengetahui apa
dilakukan dalam pembelajaran.
5. Mengulangi kembali hal yang perlu diketahui oleh siswa untuk meng
ingat kembali hal-
hal yang diperlukan untuk memahami bahan pelajaran yang baru
(apersepsi dengan memberikan tes pemula (pre-test).
6. Mendiskusikan terkait pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
7. Memotivasi siswa untuk berperan aktir dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan tahap pendahuluan dilakukan oleh setiap guru di program studi
akidah akhlak pada jenjang MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu
(Observasi pada tanggal (18-21 November 2019)
Kegiatan Inti: Pada tahap inti,guru memulai memberikan materi pelaja
ran dengan menggunakan metode atau cara mengajar yang beraneka ragam,
tak jarang pula guru mengajar di tempat yang terbuka Ada-
pun jenjang MTs studi akidah akhlak ketika mengajar secara umum
menggunakan metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, penugasan, latihan soal.
Dilakukan dengan memberikan pengarahan kepada siswa untuk tidak
membuka buku ajar terlebih dahulu, saat itu pula guru memberikanpenjelasan
melalui media pembelajaran atau alat peraga. Kemudian sang guru meminta
kepada siswa untuk membuka buku dan lantas sebagian beberapa dari siswa
untuk membaca, sebagai penguatan dalam ilmu Bahasa arab, mengingat buku
ajar yang dipakai adalah berbasis berbahasa arab. Apabila didapati hal yang
tidak dapat dipahami oleh siswa, guru akan memberikan waktu dan
kesempatan untuk bertanya, akan tetapi apabila tidak ada, maka sang guru akan
melempar persoalan kepada siswa. Selain itu, kegiatan inti ini didalamnya
terdapat aktivitas yang dilakukan oleh sang guru, meliputi:
1. Mengatur waktu dan jadwal yang disediakan sebaik-baiknya.
2. Tidak menyeleweng dari materi pembelajaran.
3. Memberikan gambaran pelajaran secara singkat.
4. Menyajikan bahan ajar secara singkat.
5. Mengulangi beberapa materi intisari yang penting.
6. Memberikan kesimpulan akhir
7. Memberikan soal-jawab singkat.
8. Memberikan penguatan ajarmateri, baik dengan pujian atau peringatan,
hal ini penting dalam pembentukan perilaku religius.
9. Memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri.
10. Memberikan keadilan dan perhatian kepada siswa.
Termasuk dari salahsatu keunikan dari strategi pembelajaran akidah akhlak
yang dilakukan di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu ialah dengan tasliyah.
Tasliyah ini dilakukan pada waktu di mana siswa tampak kurang semangat dalam
pembelajaran, sepertihalnya mengantuk dan melamun. Halini disebabkan oleh
kepadatan kegiatan di sekolah maupun di luar sekolahnya selama 24 jam setiap
harinya, sehingga sudah menjadi perhatian yang muncul dari beberapa siswa yang
mengalami kelesuan dan keletihan. Tasliyah berbentuk aneka ragam, sebagai
contoh guru mengarahkan siswa untuk mengambil air wudhu sebagai solusi
mengatasi rasa kantuk, jika dirasa tidak berhasil, maka siswa diminta untuk berdiri
selama kegiatan pembelajaran hingga siswa tersebut tak lagi merasakan
kantuk,selain itu tasliyah dapat dilakukan dengan kegiatan belajar di luar kelas
untuk mengatasi kebosanan para siswa. KBM diluar kelas dapat diwujudkan dengan
belajar di perpustakaan, taman, masjid, dan lokasi- lokasi lainnya yang dirasa
nyaman oleh para siswa.
Penutupan: Pada tahap akhir ini seluruh guru yang mengajarkan akidah
akhlak di MTs Islam Al Irsyah Tengaran 7 Batu melakukan aktivitas berikut ini:
1. Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk membuat ikhtisar
(kesimpulan akhir) dengan gaya bahasanya sendiri, setelah itu guru
menyimpulkan dan merangkum materi yang sudah dibahas.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) dalam hal ini dikenal sebagai
al-wajibul. manzil.
3. Guru memberikan soal jawab.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari kembali
materi yang telah disajikan.
5. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup.
Siswa dapat merenungkan dan mengukurkembali materi yang diperoleh
dalam pembelajaran maupun hasil belajar, seorang guru akidah akhlak juga
melakukan refleksi yaitu cara berfikir untuk mengetahui apa yang sudah dipelajari
dan diperoleh oleh siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan tindakan
peristiwa, aktivitas, atau pengetahuan yang baru setelah diterima oleh siswa.
Refleksi juga merupakan proses hasil belajar yang dapat membantu siswa
dalam hal berbuat dan mengamalkan, sehingga dapat membentuk karakter
perilaku religius dengan mengaitkan hubungan antara pengetahuan yang dim
miliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru sehingga siswa mendapatkan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarisebelu mnya.
Evaluasi Pembelajaran
Untuk meningkatkan evaluasi pengetahuan siswa dalam proses pembe-
lajaran akidah akhlak, guru memberikan ujian kepada siswa yang dikenal dengan
sebutan ikhtibar atau imtihan. Evaluasi ini ditargetkan pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik di MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu terdapat berbagai
macam ujian yang wajib dilakukan pada setiap siswa antara lain:
1. Imtihan Mauhdu’I : merupakan salahsatu evaluasi pembelajaran yang
dilakukan usai mengakhiri sebuah bab dalam bidang studi akidah akhlak.
Evaluasi ini diberikan dalam bentuk ujian tertulis ataupun lisan kemudian
diberikan seluruhnya kepada guru pengampu. Evaluasi ini disebut sebagai
ulangan harian.
2. Imtihan Syahri : merupakan salah satu evaluasi yang dilakukan setiap
bulannya, namun kebijakan ini diberikan kepada para guru selaku pengurus
dalam menyelenggarakan ujian yang di bina oleh pihak sekolah.
3. Imtihan A’malus Sanah : merupakan salahsatu evaluasi yang dilakukan pada
semester tengah (mid semester). Guru diwajibkan membuat soal ujian yang
diserahkan kepada pengurus ujian yang diberikan sekolah.
4. Imtihan Nisful Awal : merupakan salahsatu evaluasi yang diberikan pada
tingkat ujian semester ganjil (awal).
5. Imtihan Nisfu Ats-Tsani : merupakan salahsatu evaluasi yang diberikan pada
tingkat ujian semester genap (akhir) yang merupakan penentu akhir
kenaikan kelas.
Selain menempuh ujian yang telah penulis uraikan, para siswa
diwajibkan untuk berpartisipasi dalam rangka mengikuti ujian yang
diselenggarakan oleh pihak pemerintah, baik dalam hal berupa ujian
semester tengah, ujian semester (ganjil/genap), dan ujian nasional,
namunkan tetapi pada kesemua aspek evaluasi yang dilakukan merupakan
bagian dari ketetapan kriteria evalasi selama proses pembelajaran di MTs
Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
Kegiatan evaluasi pembelajaran ini dipertegas dengan hasil
Penggunaan Media Pembelajaran
Hasil observasi di kelas, bahwa guru dengan bidang mata pelajaran
akidah akhlak cukup memberikan perhatian yang amat mendalam baik dalam
menggunakan sarana berupa media pembelajaran, salahsatunya melalui kitab,
papan tulis, alat peraga, dan media elektronik. Data ini didukung berdasarkan
hasil wawancara dengankepala sekolah yang menyatakan bahwa pihak sekolah
berupaya semaksimal mungkin dalam memenuhi sarana dan
prasarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran,
khususnya di bidang studi akidah akhlak. Pernyataan ini didukung oleh guru
akidah akhlak yang bersangkutan bahwa penggunaan media saat ini
sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran akidah akhlak, dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran tersebut apabila tidak ditunjangi dengan peng
gunaan media pembelajaran akan mendapatkan kesulitan dan kesusahan dalam
mencapai tujuan pembelajaran, seperti apa yang disampaikan oleh guru
Penggunaan media pembelajaran ini dapat mengantarkan pesan nilai-nilai
akidah akhlak dan norma ajaran Islam melalui pembelajaran yang dilakukan
secara sistematis sehingga dapat memberikan dampak positif.kepada siswa serta
menambah motivasi siswa untuk mempelajari materi yang diberikan, sehingga
target pembelajaran tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan realita tersebut, menunjukkan adanya penggunaan media
pembelajaran pada setiap pertemuan ternyata dapat memberikan sarana yang
akidah akhlak MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu Ustadz Dedy Irawan, Lc.
“Walhamdulillah, kini media pembelajaran disediakan oleh kepala
sekolah sudah cukup baik untuk menunjang proses pembelajaran akidah-akhlak
dengan alat peraga seperti ini (menunjukkan kepada peneliti), sehingga
sarana yang ada dapat digunakan dan dimanfaatkan bersama para siswa”
wawancara bersama salah seorang siswa kepada peneliti :
“ujian yang diselenggarakan pada MTs ini telah menjadi sebuah
tradisi di tempat kami, dengan evaluasi yang diberikan oleh sekolah
membuat saya menjadi lebih rajin belajar agar dapat memenuhi target yang
dicapai selain itu juga berlomba-lomba dalam kebaikan”
efektifxdan efisian untuk seorang guru dalam mencapai target pembelajaran yang
diberikan.
Lingkungan Pembelajaran
Suasana lingkungan pembelajaran yang kondusif.dapat menunjang proses
pembelajaran akidah akhlak siswa, hasil observasi yang telah peneliti lakukan,
ditemukannya nilai positifxdari semua lini bangunan serta aktivitas pada MTs Islam
Al Irsyad Tengaran 7 Batu. Lingkungan pembelajaran yang baik untuk
pembentukan ilmu akidah akhlak sehingga munculnya internalisasi yang kuat pada
jiwa siswa adalah keberadaan kelas (fusul), masjid, dan perpustakaan (maktabah),
selain itu juga adanya pembinaan dari guru wali kelas untuk mengetahui aktivitas
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan beberapa temuan diantaranya:
1. Para Siswa menemui sang guru setelah menunaikan ibadah shalat di
Masjid untuk bertanya berkenaan materi pelajaran yang belum difahami.
2. Siswa mendatangi sang guru ke kantornya untuk menanyakan persoalan
pribadi maupun pelajaran dikelasnya.
3. Siswa bersilaturahmi ke rumah guru untuk menanyakan perihal yang
dihadapinya, hubungannya dengan pelajaran maupun hal lainnya.
Salahsatu lingkungan pembelajaran yang baik bagi siswa untuk mempelajari
akidah akhlak adalah langsung dengan mempelajari kitab induk dengan pengarahan
yang diberikan oleh guru di ruang kelasnya. Jika siswa mendapati kesusahan dapat
menanyakan kepada guru untuk menghindari terjadinya kesalahfahaman, dan
sebelum guru mengakhiri pembelajaran dan keluar dari kelasnya, para siswa masih
bisa berdiskusi tentang pelajaran yang terlah dipelajari bersama teman-teman
dikelasnya pada jam istirahat.
Lingkungan berikutnya adalah perpustakaan yang tidak pernah keting-
galan para guru untuk terus mengajak siswanya tatkala “jenuh” belajar di ruang
kelasnya untuk segera pindah di ruang perpustakaan, atau sang guru meminta
kepada siswanya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan mencari bahan
referensinya di ruang maktabah, untuk mengerjakan studi akidah akhlak pernyataan
tersebut telah cocok apa yang disampaikan oleh guru Ustadz Amrozi, S.Pd. kepada
peneliti:
Lingkungan berikutnya adalah Masjid, dan dari sinilah pusat lingkungan
belajar terbaik dari pembelajaran akidah akhlak dan timbullah nilai internalisasi
pada jiwa santri. Hasil observasi yang peniliti lakukan selama satu pekan didapati
sebanyak tiga kali kajian tentang akidah dan akhlak, waktu yang diberikan diluar
dari KBM. Dalam kegiatan ini para siswa berhak mempertany akan segala aspek
kesulitan yang tidak difahami atau materi yang tidak diberikan saat
pembelajaran di kelasnya. Kenyataanya kajian ilmiah seperti inilah sangat
perlu siswa mendalaminya agar.mudah memahami kaidah dan prinsip-prinsip
keislaman yang benar.
Karakteristik.Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Islam Al Irsyad Batu
Pembelajaran akidah akhlak pada bidang studi akidah akhlak yaitu buku
bahasa Arab tanpa meninggalkan buku bahan studi akidah yang bersumber
dari Departemen Agama RI, dengan melalui observasi yang peniliti lakukan,
bahan ajar akidah akhlak digunakan oleh MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7
Batu adalah berjudul “At ta’liqul Mukhtasho Al-Mufid”. Karya Dr.Shalih bin
Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, seorang ulama’ cendekia dari Saudi Arabia
Secara ringkas peneliti menyebutkan poin-poin dasar penting dari materi
yang ada pada buku ini, yakni:
1. Tujuan diciptakannya manusia dan jin untuk menyembah danberibada
kepada Allah semata.
2. Pentingnya mentauhidkan Allah dan bahaya menyekutukan-Nya.
3. Pengenalan tiga jenis tauhid (rububiyah,uluhiah ,dan asma wa sifat)
4. Jenis-jenis kesyirikan dan dampaknya bagi kehidupan.
Interaksi Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran akidah akhlak ini, maka terjadilah interaksi
antara guru dengan siswa terjalin dengan akrab, sehingga membuat kegiatan
belajar mengajar menjadi menyenangkan. Apabila suasana di kelas sedang
ramai, seorang guru dapat memberikan pengarahan dengan baik tanpa
membuat kegaduhan suasana dikelasnya.
“maktabah ini merupakan tempat yang cocok untuk menimba ilmu akidah
akhlak, karena disini terdapat banyak sumber referensi yang bisa dicari tahu oleh
siswa untuk menjawab tugas-tugas dari materi yang disampaikan oleh gurunya,
banyak referensi kitab-kitab akidah dan akhlak yang ada di maktabah ini”
Interaksi ini ditekankan ketika guru memberikan penjelasan dengan contoh-
contoh yang berkaitan dengan permasalahan akidah akhlak dalam kehidupan
sehari-harinya, baik dalam berbagai bentuk dan macam kisah- kisah maupun
dengan menggunakan alat peraga.
Interaksi lainnya dapat diwujudkan ketika guru memberikan penugasan
kepada siswa, seperti diskusi dan mencari referensi perspustakaan. Siswa terlihat
berperan aktif untuk mengerjakannya, sehingga terjadilah interaksi. Adapun
interaksi yang dilakukan oleh guru kepada siswa yaitu memberikan sesi dalam
rangka untuk tanya jawab ketika sebelum mengakhiri pelajaran, interaksi
pembelajaran saat itu muncul.
Interaksi pembelajaran tidaklah dilihat pada saat pelajaran saja, namun
di tempat-tempat lain juga nampak terlihat. Hasil observasi penelitian,
memperoleh beberapa temuan dari siswa yang berperan aktif dan menunjukkan
adanya antusiasme dalam mencari kebenaran dari persoalan atau peristiwa
yang siswa temukan saat berada di luar waktu pelajarannya.
Interaksi pembelajaran ini memperoleh nilai akidah menjadi lebih rosikh
(melekat) dalam benak dan jiwa siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu
sehingga dari internalisasi tersebut membentuk perilaku religius yang baik dan
lurus.
Pembentukan Religius Siswa terhadap Pembelajaran Akidah Akhlak
Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan menghasilkan
temuan-temuan dalam upaya pembelajaran akidah akhlak dalam pembentukan
perilaku religius pada siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu.
Terdapat beberapa usaha MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu dalam
menanamkan nilai akidah akhlak pada siswa diantaranya:
1. Pemahaman yang benar (shahih), merupakan indikator utama yang harus
dimiliki oleh guru, khususnya guru di bidang studi akidah akhlak.
Pemahaman yang benar (shahih) ini bisa dicapai melalui penerapan bahan
ajar selama proses pembelajaran dikelas. Kemudian diwujudkan dalam
bentuk penjelasan menggunakan media pembelajaran yang lain sebagai
bentuk upaya untuk menjauhi dari pemahaman yang menyimpang.
2. Pemberian keteladanan, hal ini dapat diwujudkan dengan adanya kerja sama
seluruh komponen yang terlibat: kepala sekolah, guru yang
memberikan keteladanan kepada siswanya dalam bentuk saling menasehati
antar siswa dan guru karena guru merupakan figur utama bagi para siswa.
3. Lingkungan yang religius, dengan adanya masjid, perpustakaan, dan
suasana kelas yang bersifat homogen (laki), sehingga jika siswa tidak
mengenal lawan jenisnya selama di dalam sekolah menjadikan pola
pikir siswa untuk focus untuk belajar. Kemudian diiringi dengan
aktivitas-aktivitas diluar KBM yang sifatnya islami dan mengajak kepada
persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah).
4. Pemberian motivasi, hal ini dapat diwujudkan dengan pemberian nasehat,
semangat, dan curahan hati atau bisa dalam bentuk hadiah (reward).
5. Pembudayaan, ini dapat.dilaksanakan selama di jam pelajaran maupun di
luar jam pelajaran. Pembiasaan ini terus dilakukan dan dipantau oleh wali
kelas di sekolahnya. Meski dirasa bagi siswa cukup sulit untuk dilakukan,
akan tetapi hal ini menjadi faktor utama di dalam pemberian nilai akidah
akhlak untuk siswa, khususnya dalam masalah ibadah sehari-hari.
Pembentukan religius siswa ini terkait dengan pelajaran akidah akhlak di
MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu dapat dilihat dengan dua keadaan, Pertama,
keadaan santri dimana ia di dalam sekolah dan kedua, adalah keadaan
siswa ketika keluar dari sekolah hingga lulus menjadi alumni.
Pembentukan religius diwujudkan dari pembelajaran akidah akhlak ini
telah ditempuh selama di kelas merupakan bentuk cerminan akhlak
mulia pada siswa MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu yaitu internalisasi
nilai akidah dibuktikan dengan hafalnya siswa terhadap nash-nash yang di
berasal dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Para siswa mengerti dengan kebenara
makna akidah akhlak yang sesungguhnya sehingga terwujud dalam kepri
badian selama disekolahnya. Oleh karena itu siswa pula mengetahui secara
mendalam sebagian firqoh-firqoh yang mengatasnamakan Islam akan tetapi
menyimpang dari akidah akhlak yang lurus.
KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran akidah akhlak dalam upaya pembentukan perilaku religius di MTs
Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu dapat diwujudkan dengan tiga hal yang diterapkan
dalam proses pembelajaran akidah akhlak adalah hal yang paling utama melalui
pendekatan ilmu tauhid dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang
merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran dihal akidah akhlak untuk
mencapai pembentukan perilaku religius siswa.
Adapun pembentukan perilaku religius siswa adalah dengan memberikan
pemahaman nilai akidah akhlak yang benar (shahih), pemberian keteladanan siswa,
lingkungan yang religius, pemberian motivasi siswa, dan pembiasaan siswa hal ini
dapat dilihat dengan dua keadaan, Pertama, keadaan santri dimana ia di dalam
sekolah dan kedua, adalah keadaan siswa ketika keluar dari sekolah sampai dengan
lulus menjadi alumni.
Pembelajaran akidah akhlak sebagai upaya dalam pembentukan perilaku
religius di MTs Islam Al Irsyad.Tengaran 7 Batu menghasilkan temuan atau tesis
yakni pernyataan-pernyataan secara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tesis tersebut adalah bahwa dengan adanya pembelajaran akidah akhlak muncul-
lah perilaku religius yang mencerminkan kepribadian siswa, tidak hanya pada siswa
saja akan tetapi guru, kepala sekolah juga dapat memberikan peran dalam
pembentukan perilaku religius kepada siswanya.
Rekomendasi terhadap peneliti yang akan datang adalah berkaitan dengan
kurikulum pembelajaran akidah akhlak di MTs Islam Al Irsyad.Tengaran 7 Batu.
DAFTAR PUSTAKA
Adami, Ardiman.2006.Hubungan Spiritualitas dengan Proactive Coping Survivor Bencana Gempa Bumi di Bantul. Skripsi .Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Ancok, Suroso. 2001. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Siswa. Anwar, Rosihon. 2010. AKhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia. Azty, Alnida., dkk. 2018. Hubungan antara Akidah dan Akhlak dalam Islam.
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS). Vol. 1, No. 2.
Baisa, Hidayah., Novianty, Hielda. 2017. Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Perkembangan Akhlak Remaja di Solihuddin School, Chana Thailand. Jurnal Ilmiah Pendidikan. Volume 01; Nomor 02.
Bintari, Ni Putu., Dantes, Nyoma., Sulastri, Made. 2014. Korelasi Konsep Diri Dan Sikap Religiusitas Terhadap Kecenderungan Perilaku Menyimpang dikalangan Siswa Pada Kelas XI SMA Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014. e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling. Volume: 2 No 1.
Efendi, Didik. 2019. Proses Pembentukan Akidah dan Akhlak Pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Jayapura. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Vol. 9, No. 1.
Ginanjar, M. Hidayat. 2017. Pembelajaran Akidah Akhlak dan Korelasinya Dengan Peningkatan Akhlak Al-Karimah Siswa (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Shoutul Mimbar Al-Islami Tenjolaya Bogor). Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 0 6 No.12.
Hermawan, Iwan., Fitriyah, Ulfah. 2017. Efektifitas Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Karawang. Jurnal Pendidikan Islam Rabbani.
Idris, Djamaluddin., Usman. 2019. Peranan Pendidikan Akhlak dalam Mengembangkan Kepribadian Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare. Journal of Islamic Education and Teacher Training. Vol. 1, No. 2.
M. Irfangi. 2017. Implementasi Metode Kisah dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah. Jurnal Kependidikan. Vol . 5 No 1.
Moleong, Lexy. J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Siswa.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PresSindo.
Putra, Purniadi. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak (Studi Multi Kasus di MIN Sekuduk dan MIN Pemangkat Kabupaten Sambas). Jurnal Pendidikan Dasar Islam. Volume 9, Nomor 02.
2
Sapirin., Adlan., Wijaya, Candra. 2019. Implementasi Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Tapanuli Tengah. Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya. 4 (2).
Sarinah. 2017. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Deepublish. Satinem. 2019. Apresiasi Prosa Fiksi:: Teori, Metode, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Deepublish. Siswanto, Heru. 2014. Model Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik (Studi di MA. Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu, Malang, Jawa Timur, Indonesia). Jurnal Studi Islam Madinah. Volume 12 Nomor 2.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suryawati, Dewi Prasari. 2016. Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di MTs Negeri Semanu Gunungkidul. Jurnal Pendidikan Madrasah. Volume 1, Nomor 2.
Suyitno. 2018. Strategi Pembentukan Budaya Religius Untuk Meningkatkan Karakter Islami di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan. Vol 10, No.2.
Warsiyah. 2018. Pembentukan Religiusitas Remaja Muslim (Tinjauan Deskriptif Analitis). Cendekia Vol. 16 No 1.
Yatimin., Thamrin, Husni. 2017. Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak Melalui Pendekatan Sufistik Untuk Madrasah Tsanawiyah Propinsi Riau. Jurnal Ilmiah Keislaman. Vol. 16, No. 1.
Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: Rajawali Pers.
3
LAMPIRAN – LAMPIRAN
4
Lampiran I : Hasil Tes Plagiasi
5
Lampiran II : RPP Pelajaran Akidah Akhlak
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : MTs Islam Al Irsyad Tengaran 7 Batu
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi:
Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam terhadap prinsip dasar aqidah
islamiyah, serta mampu mengamalkan nilai-nilai tauhid dalam kehidupan sehari-hari sehingga
jauh dari syirik dan penyimpangan.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar setiap manusia, dan menjelaskan tentang
penyimpangan (kesyirikan) dalam sejarah kehidupan manusia.
Indikator:
1) Menjelaskan tujuan utama penciptaan jin dan manusia.
2) Menyebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut baik dari Al-Qur`an maupun Hadits.
3) Menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar manusia beserta dalil-dalilnya.
4) Menceritakan riwayat sejarah terjadinya kesyirikan yakni pada zaman Nabi Nuh.
5) Menguraikan kesamaan sejarah itu dengan sejarah pada zaman Nabi
Muhammad.
6) Menjelaskan jenis kesyirikan yang dilakukan kebanyakan manusia di zaman ini.
Tujuan Pembelajaran:
1) Santri dapat menjelaskan tujuan utama penciptaan jin dan manusia.
2) Santri dapat menyebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut.
3) Santri dapat menjelaskan bahwa tauhid fitrah dasar manusia beserta dalil-dalilnya.
4) Santri dapat menceritakan sejarah terjadinya kesyirikan di zaman Nabi Nuh serta
kesamaan sejarah itu dengan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad.
5) Santri dapat menjelaskan jenis kesyirikan yang dilakukan kebanyakan manusia
Materi Pembelajaran :
Bab I. Pasal : Penyimpangan tauhid dalam kehidupan manusia. Metode Pembelajaran :
1) Ceramah disertai Demonstrasi penjabaran dan pemberian contoh nyata.
6
2) Diskusi dan Tanya Jawab.
3) Telaah kitab kurikulum dan imla maklumat tambahan dari sumber lain.
Sumber :
1) Syaikh DR. Shaleh bin Fauzan Alu Fauzan, Kitab At-Tauhid, KSA.
2) Al-Maktabah Asy-Syamilah II. 3) Peta KSA dan negara-negara sekitarnya. 4) Tafsir As-Sa`di.
7
Lampiran III : Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Wawancara dengan Guru
Akidah Akhlak Gambar 2. Proses Pembelajaran
Akidah Akhlak
Gambar 3. Suasana Kelas