Post on 11-Apr-2016
description
1. Kebanyakan fungsi darah itu mengarah ke penyelenggaraan lingkungan internal dan
matrik cairan tubuh yang tetap, ini disebut?
Jawab : Homeostasis
Homeostasis adalah Konsistensi dan uniformitas dari lingkungan internal tubuh yang
mempertahankan fungsi normal tubuh ( Anderson, 1996 ). Pendapat lain mengatakan bahwa
Homeostasis adalah suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi kondisi yang di alaminya.
Homeostasis adalah Kemampuan proses fisiologis tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan dan kecenderungan semua jaringan hidup guna memelihara dan
mempertahankan kondisi setimbang atau ekuilibrium ( Cannon, 1926 )
Homeostasis adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan atau terhadap lingkungan
internal atau eksternal yang senantiasa berubah sebagai suatu kunci keberhasilan, bertahan
dan tetap hidup, atau suatu keadaan seimbang yang sifatnya dinamis, yang dipertahankan
tubuh melalui pergeseran dan penyesuaian atau adaptasi terhadap ancaman yang berlangsung
secara konstan ( Dubois, 1965 )
Homeostatis adalah Proses yang terjkadi dalam organism hidup untuk mempertahankan
lingkungan intern ini dalam kondisi agar optimal bagi kehidupan organisme. Jadi,
kesimpulan dari homeostasis adalah Suatu proses perubahan yang terus menerus atau suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang
dialaminya yang sifatnya dinamis yang berlangsung secara konstan, dan terjadi pada setiap
organisme.
Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalamai stress sehingga tubuh
secara alamiyah akan melakukam mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisisi nyang
seimbang.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu system
endokrim dan saraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh
manusia dan hewan.
Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sebagai bagian dari sistem yang
terorganisasi, memberi kontribusi bagi homeostasis
1
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika dibasuh oleh cairan ekstra sel yang
cocok bagi kelangsungan hidup mereka, dengan demikian komposisi kimiawi dan keadaan
fisik lingkungan internal hanya diperbolehkan menyimpang dalam batas-batas yang sempit.
Sewaktu sel mengeluarkan zat-zat gizi dan O2 dari lingkungan internal, bahan-bahan esensial
ini harus secara terus menerus dilengkapi lagi agar proses sel mempertahankan hidupnya
yang berlangsung terus menerus dapat berlanjut.
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam
mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan
hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat dipertahankan.
2
2. Pengurangan abnormal dari reserve alkali dalam darah disebut ?
Jawab :
Ascidosis
Pengurangan abnormal dari reserve alkalidalam darah terlihat dalam kondisi yang disebut
sebagai Ascidosis. Hal ini dibuat secara percobaan dengan jalan memberi makan atau
menyuntikan asam, dan pada beberapa species hewan dengan jalan melaparkan sekali. Pada
keadaan diabetes pada manusia dan ketosis pada ruminansia (Acetomania Sapi) bias terjadi
ascidosis terutama sekali sebagai akibat dari akumulasi asam (hydroxyl butyric acid dan aceto-
acetic acid).
3
3. Fungsi darah sebagai homeostasis, artinya ?
Jawab :
Dalam Sistem Peredaran Darah : Sistem peredaran darah, juga dikenal sebagai sistem
kardiovaskular, bertanggung jawab untuk sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Produk limbah
dibuang dan transportasi hormon dan nutrisi ke seluruh tubuh juga terjadi melalui sistem
peredaran darah. Hampir setiap sistem lainnya dalam tubuh adalah bergantung pada sistem
peredaran darah untuk memasok nutrisi, oksigen dan pembuangan produk limbah. Sistem ini
bekerja secara erat dengan semua sistem lain untuk mempertahankan homeostasis.
Mekanisme Homeostasis. Untuk menjaga keseimbangan tersebut, homeostasis
mempunyai 3 komponen vital yang membentnuk suatu mekanisme, yaitu :
1. Receptor, memberikan informasi spesifik mengenai kondisi lingkungan internal.
2. Set point, memberikan tinjauan klinis mengenai nilai batas semestinya. Seperti suhu
tubuh haruslah berada dikisaran 37 derajat celcius.
3. Effector, tanggapan yang diberikan untuk merespon ketidak seimbangan kondisi internal
sel.
Kesimpulan
• Homeostasis adalah cara yang digunakan oleh tubuh, berupa suatu mekanisme teratur,
untuk menjaga keseimbangan system.
• Fungsi peredaran darah dalam homeostasis adalah sebagai tranportasi dari hormone-
hormone yang bekerja, membuang limbah, dan juga memasok oksigen bagi system-
system organ lainnya.
• Fungsi darah sebagai homeostasis artinya peran darah dalam tubuh dan sirkulasi
peredaran darah adalah untuk menjaga keseimbangan system dinamis di dalam tubuh.
4
4. Jelaskan fungsi protein darah!
Jawab : Protein darah terdiri dari Albumin, C-reactive protein, fibrinogen, Hemoglobin dan
Kreatinina.
A. ALBUMIN
Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air atau garam dan mengalami
koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur,
disebut albuminoid
FUNGSI :
• Memelihara tekanan onkotik. Tekanan onkotik yang ditimbulkan oleh albumin
akan memelihara fungsi ginjal dan mengurangi edema pada saluran pencernaan,[2] dan
dimanfaatkan dengan metode hemodilusi untuk menangani penderita serangan stroke
akut.
• Mengusung hormon tiroid
• Mengusung hormon lain, khususnya yang dapat larut dalam lemak
• Mengusung asam lemak menuju hati
• Mengusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut
• Mengusung bilirubin
• Mengikat ion Ca 2+
• Sebagai larutan penyangga
• Sebagai protein radang fase-akut negatif. Konsentrasi albumin akan menurun
sebagai pertanda fase akut respon kekebalan tubuh setelah terjadi infeksi, namun bukan
berarti bahwa tubuh sedang dalam keadaan kekurangan nutrisi.
B. C-REACTIVE PROTEIN (CRP)
C-reactive protein (CRP) adalah suatu protein yang dihasilkan oleh hati, terutama
saat terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh. Namun, berhubung protein ini tidak
bersifat spesifik, maka lokasi atau letak organ yang mengalami infeksi atau inflamasi
tidak dapat diketahui. Pemeriksaan CRP juga telah dikembangkan menjadi high-
sensitivity CRP sehingga dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya penyakit jantung
di masa depan. Pada pasien penderita penyakit autoimunitas, CRP juga dapat dihasilkan
5
tubuh dalam jumlah besar, contohnya pada penderita rheumatoid arthritis, lupus, atau
vasculitis
Fungsi C-REACTIVE PROTEIN (CRP) dalam darah yaitu Pengukuran kadar
CRP sering digunakan untuk memantau keadaan pasien setelah operasi.
C. FIBRINOGEN
Fibrinogen (bahasa Inggris: fibrinogen, factor I) adalah salah satu protein yang
disintesis oleh hati yang merupakan reaktan fase akut berbentuk globulin beta.
Fungsi Fibrinogen dalam darah yaitu Protein ini berguna untuk membantu proses
hemostasis dengan menstimulasi pembentukan trombus
D. HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam
sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya.
Fungsi Hemoglobin
• Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan- jaringan
tubuh.
• Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan- jaringan
tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
E. KREATININA
Kreatinina (bahasa Yunani: κρέας, daging) merupakan produk hasil reaksi
hidrolisis pada fosfokreatina yang terjadi di otot, yang terjadi dengan ritme yang cukup
konstan (tergantung pada massa otot).
Fungsi Kreatinina dalam darah yaitu Menguraikan Kreatin dalam darah.
6
5. Jelaskan tentang hematokrit (PCV), MCHC, MCV dan MCH!
Jawab :
PCV
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV)
adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar
pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah
untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Nilai hematokrit atau PCV dapat
ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual.
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :
1. Metode makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin)
dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan
diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30
menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit
yang dinyatakan dalam %.
2. Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau
darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai
ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2
macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler
(langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah
EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung
kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul
7
(clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom
eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %.
Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup
singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel
tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.
Nilai Rujukan
Dewasa pria : 40 - 52 %
Dewasa wanita : 35 - 47 %
Bayi baru lahir : 44 - 72 %
Anak usia 1 - 3 tahun : 35 - 43 %
Anak usia 4 - 5 tahun : 31 - 43 %
Anak usia 6-10 tahun : 33 - 45 %
MCHC
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan
dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = (Hemoglobin x 100) : PCV
Nilai normal = 32-37 %
MCV
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume
rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl). MCV mengindikasikan
ukuran, yaitu : mikrositik (MCV lebih kecil daripada normal), normositik (MCV normal),
dan makrositik (MCV lebih besar daripada normal). Nilai MCV diperoleh dengan
mengalikan hematokrit 10 kali lalu membaginya dengan jumlah eritrosit..
Rumus :
8
MCV = (hematokrit x 10) : jumlah eritrosit (dalam juta)
Nilai rujukan :
• Dewasa : 80 - 100 femtoliter
• Bayi baru lahir : 98 - 122 femtoliter
• Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 femtoliter
• Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 femtoliter
• Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 femtoliter
MCH
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),
yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg). MCH
mengindikasikan bobot hemoglobin di dalam eritrosit tanpa memperhatikan ukurannya.
Derajat hemoglobinisasi sel dapat diperkirakan dengan mengukur MCH dan dapat
digambarkan sebagai memiliki hemoglobin rerata normal (normokromik) atau
hemoglobin rerata kurang daripada normal (hipokromik). MCH diperoleh dengan
mengalikan kadar Hb 10 kali, lalu membaginya dengan jumlah eritrosit.
Rumus :
MCH = (hemoglobinx10) : jumlah eritrosit (dalam juta)
Nilai rujukan :
• Dewasa : 26 - 34 pikogram
• Bayi baru lahir : 33 - 41 pikogram
• Anak usia 1-5 tahun : 23 - 31 pikogram
• Anak usia 6-10 tahun : 22 - 34 pikogram
9