Post on 03-Jan-2016
description
OSTEOPOROSIS
URIP RAHAYU,S.Kp.,M.Kep
Learning Objective
Menjelaskan : • Faktor – faktor risiko terjadinya osteoporosis• Mengetahui etiologi dan patofisiologi dari
osteoporosis• Manifestasi klinis osteoporosis • Management dan askep pasien dengan
osteoporosis• Pendidikan kesehatan untuk mencegah
osteoporosis
Definisi
• Osteoporosis : Penurunan kekuatan tulang yang mengarah ke peningkatan risiko patah tulang/ fraktur
• WHO : Bone Mineral Density T score <-2.5
T – score
• Normal is a T-score of -1.0 atau lebih tinggi
• Osteopenia is -1.0 dan -2.5
• Osteoporosis is <-2.5 atau lebih rendah
Regulasi Metabolisme Tulang & Kalsium
• Kalsium :
– Mineral esensial yg dibutuhkan sel
– Nilai normal 8.8 – 10.4 mg/100 ml
– Kebutuhan sehari – hari 400 – 800 mg
– Eksresi dalam urin 100 – 400 mg/ 24 jam
– Bila kadar kalsium dalam darah berkurang akan di reabsorbsi di tubulus ginjal
• Fosfor
– Kadar 2.8 – 4 mg/100 ml
– 90% di reabsorpsi di tubulus proksimal
• Paratiroid – Berfungsi mempertahankan kalsium
ekstraseluler – Efek di tubulus renalis : menurunkan
reabsorbsi fosfor dan meningkatkan reabsorbsi kalsium
– Pada tulang pth dapat meningkatkan resorpsi tulang oleh sel osteoklast dan pelepasan kalsium serta fosfat dalam darah
• Kalsitonin – Diproduksi di C tiroid mempunyai
fungsi berlawanan dengan tiroid
• Vit D berfungsi dlm remodeling serta mobilitsai kalsium dari usus dan tulang
Sel – sel tulang
• Osteoblas pembentukan tulang
• Osteosit trdpt dilakuna resorpsi tulang
• Osteoklast mediator utama proses resorpsi tulang
Faktor Risiko • Umur : lebih sering pada usia lanjut • Ras kulit putih mempunyai risiko plg tinggi • Faktor keturunan : tdp rwt kekeroposan tulang • Kerangka tubuh yg lemah : skoliosis• Aktivitas fisik kurang • Menopause dini • Gizi • Gaya hidup: peminum alkohol berat, kopi dan perokok • Hormonal : kadar estrogen yg kurang • Obat mis : kortikosteroid• Kerusakan tulang berlebihan • 3 kali lebih sering pada wanita dibanding pria
Klasifikasi
1. Osteoporosis primer – Tipe 1 : tipe yang timbul pada wanita pasca
menopause – Tipe 2 :Terjadi pada usia lanjut baik pada pria
maupun wanita
2. Osteoporosis sekunder
disebabkan oleh penyakit tulang erosif (multiple mieloma, hipertiroidism, hiperparatiroid) obat – obatan glukokortikoid
3. Osteoporosis Idiopatik
osteoporosis yg tdk diketahui penyebabnya pada anak- anak dan dewasa, wanita pramenopause
Tanda dan gejala
• Kiposis “dowagers Humps” (fraktur vertebra lengkungan pada spine)
• Penurunan berat badan(fraktur) • Fraktur tl belakang, pinggul dan
pergelangan tangan (tulang mjd lemah, ketidakseimbangan hormon, fraktur lambat sembuh)
• Nyeri (tiba2 atau pada saat melipat atau mengangkat benda s/d vertebra colaps, memburuk saat pt berdiri dan berjalan)
• Imobilitas (perubahan posture, nyeri, otot lemah)
• Perubahan pola nafas (postur yg bungkuk, nyeri dan kelemahan otot)
• Deformitas (pain, bone collaps, fraktur) • Penurunan aktivitas toleran (postur, nyeri) • Tampak lebih tua ( perubahan struktur
tubuh) • Spasme otot ( muscle strain dan kelemahan
otot)
Pemeriksaan Diagnostik
• Osteoporosis tdk dpt didiagnosis dg x – ray hgga kehilangan lebih dari 25 – 40 %
• Serum phosphorus , kalsium dan alkalin phosphatase, hormo pth dpt dievaluasi ttp biasanya normal
• Pengukuran BMD (bone mineral density) dapat memprediksi apakah seseorang berisiko : – Pengukurang setiap 1 -2 tahun – DXA (dual x- ray absorptiometry)– QUS (quantitative ultrasound)
Pengobatan
• Modifikasi gaya hidup
• Intervensi Nutrisi
• Terapi farmakologi
Modifikasi Gaya hidup • Tujuan : Menghentikan kehilangan tulang dan
Mencegah fraktur • Lingkungan Mencegah jatuh dan fraktur • Menghentikan merokok • Menghentikan Konsumsi alcohol • Weigh bearing activity : 5 kali perminggu (@30
menit dan disarankan 45 – 60 menit): walking: jogging: hiking: dancing:step aerobics:soccer:baseball
• Hip protector • Longterm glukokortikoid risiko osteoporosis (nyeri
sendi, mialgia dan penyakit inflamasi sistemik spt RA, SLE, spondility dll) aktivitas dan latihan fisik sbg penyeimbang
Intervensi Diet
• Suplemen Calsium dan vit D • Kalsium
– 1200 mg elemental calcium per hari dan – 1500 mg bagi yang berisiko tinggi atau usia > 70
tahun
• Sumber vit D :– Susu dengan vit D dan – Vit D dari sintesis kulit yang mana dipengaruhi oleh
eksposur sinar matahari dosis 400 – 600 IU
Farmakologi
• BISPHOSPHONATES– Alendronate, risedronate
postmenopausal dan glukokortikoid induced osteoporosis
– meningkatkan densitas tulang dan mengembalikan tulang yg hilang
• ESTROGEN – Raloxifene – estrogen response modulators
berfungsi sbg agonis atau antagonis estrogen tgt jar target
• KALSITONIN – Calsitonin 32 amino acid peptide hormone mencegah
reseptor osteoklast dan menghambat osteoklast memediasi resorspsi tulang
– Nasal 200 U/d osteoporosis postmenopausal – Efek samping : iritasi, bersin
• TERIPARATIDE (PTH) – Teriparatide atau hormone paratiroid terbukti untk treat
osteoporosis pada perempuan dan laki – laki – Diberikan dalam dosis rendah diharapkan ada efek
anabolic pembentukan tulang – Dalam jangka waktu lama carsinogenik osteosarcoma
• HORMONE REPLACEMENT THERAPY– Kombinasi dari estrogen dan progestin – Penelitian menunjukan 3- 5% peningkatan BMD di
tulang belakang 1.7% sedangkan placebo -1.8% dan -1.7% pada lubar spine dan hip
• Analgetik : mengurangi nyeri • Fluoride (alendronate [Fosamax]):
menstimulasi pembentukan tulang• Diet tinggi Vit C dan protein
Askep
• RIWAYAT : • kaji riwayat trauma focus pada fraktur • kumpulkan data faktor – faktor risiko : umur ;
jenis kelamin, ras, umur menopause, diet, pola minum alcohol, konsumsi kopi, merokok, medikasi
• keluhan nyeri punggung saat di mengangkat benda dan membengkokan
• jika ada nyeri jelaskan nyeri PQRST
Pemeriksaan fisik
• Diagnosis osteoporosis ditegakan setelah pasien mengalami fraktur vertebral, pengegalangan atau fraktur pinggul
• Tanda – tanda vertebral kolaps tiba – tiba nyeri punggung yang menyebar ke badan
• Infeksi “dowagers hump• Penurunan tinggi badan 2 – 3 inci jika lebi 20
rahun • Palpasi : Back pain • Sering terjadi fraktur pada T8 dan L3 • Nyeri pada radius (colles fraktur), pinggul dan
femur
Psikososial
• Kaji konsep citra tubuh dan identitas diri karena kelainan bentuk tulang belakan
• Gangguang dalam aktivitas social dan seksualiti keadaan lingkungan rumah berisiko jatuh : tangga
DIAGNOSA KEPERAWATAN • Nyeri (akut) berhubungan dengan fraktur
• Tujuan – Comfort level : pain control behavior: pain level :
symptom control behavior
• Intervensi – manajemen nyeri – pemberian analgetik – cutaneous stimulasi – sentuhan – terapi aktivitas – relaksasi otot progresif
Penyakit Pagets
Definisi
• Penyakit tulang ditandai dengan penebalan dan pembesaran tulang, kerapuhan tulang dan struktur dalam tulang tidak normal
Insiden
• Penyakit sering ditemukan di amerika utara, inggris, jerman, australia dan jarang di Asia
• Mengenai tibia, femur, pelvis, vertebra dan tulang tengkorak
• 3% berumur diatas 40 tahun
Etiologi
• Penyakit ini tdk diketaui penyebabnya diduga infeksi virus krn ditemukan pada osteoklast
Patologi
• Defek primer pada sistem remodeling • Dikarakteristikan oleh resorpsi dan bone
formasi yang cepat • Pergantianyang cepat dibentuk tulang
immature • Tahapan
1. Tahap osteolitik/ inisial
2. Tahap intermediet
3. Tahap Quiescent/ tdk aktif
• Tahap Osteolitik – Pada inisial fase proses resorpsi oleh osteoklast – Kemudian di respon osteoblastik : produksi berlebihan, tdk
terorganisasi, struktur yang lemah, sangat vascular woven tulang– Peningkatan yang luas dapat menyebabkan peningkatan CO – Penyakit menyebabkan aliran darah pada tulang yang terkena – Woven bone akan diganti oleh lamellar bone
• Tahap Intermediet – Aktivitas osteoblastik dominan tetapi aktivitas osteolitik masih ada
dan struktur tulang berubah dan menjadi deformitas
• Tahap Quiescent/ tidak aktif – Aktivitas osteoblastik berkurang dan tulang menjadi tetap dan
tulang menjadi besar dan melebar – Jaringan fibrosa mengisi sumsum tulang dan tidak ada sistem
havers
Prosedur diagnostik
• X-ray: deformitas tulang, ekspansi dan peningkatan densitas tulang
• Tes darah : peningkatan serum serum alkaline phosphatase anemia.
• Tes urin : peningkatan hydroxyproline pd urine 24 jam
• Biopsi tulang
Pengobatan
• Calcitonin: penghambat pemecahan tulang • Aspirin, acetaminophen, NSAIDs:
mengurangi nyeri • Terapi fisik • Vit D, C• Bisphosphonates (etidronate [Didronel]):
slow progression of disease;
OSTEOMALASIA
PENGERTIAN
• Rickets (in children) and osteomalacia (in adults) are two forms of a metabolic bone disease resulting from vitamin D deficiency.
• Both cause softening and weakening of bones because of defective or inadequate bone mineralization.
• Osteomalasia merupakan penyakit metabolisme yang reversibel dimana terdapat kerusakan dalam proses mineralisasi tulang
• Tidak spt osteoporosis
• Pada osteomalasia kuantitas dan kualitas matriks tulang osteoid adalah normal tetapi mineralisasi tertunda atau kurang memadai
PENYEBAB
• Rickets and osteomalacia result when there is a vitamin D deficiency in the body. This may occur when:
• The supply of vitamin D from the diet or sun exposure is inadequate.
• The metabolism of vitamin D is abnormal. • Tissues are resistant to the action of vitamin D.• Vitamin D regulates calcium absorption in the
body. It also controls levels of calcium and phosphate in bone. Vitamin D is absorbed in the intestines from food. Vitamin D is also produced by the skin during exposure to sunlight.
Most often, rickets and osteomalacia are caused by a deficiency of vitamin D. This can
result from: • Insufficient vitamin D in the diet. In
children, this may be related to:
• Insufficient consumption of vitamin D-fortified milk
• Insufficient intake of vitamin D supplements to children being breast fed or to children who are lactose intolerant
• Lack of exposure to sunlight.
Less often, rickets and osteomalacia can be caused by other disorders that affect vitamin D absorption,
metabolism, or action in the body such as: • Kidney problems: • A hereditary disorder of the kidney called
vitamin D-resistant rickets • Renal tubular acidosis – a non-hereditary
kidney disorder which causes bone calcium to dissolve
• Chronic kidney failure • Long-tern kidney dialysis• Diseases of the small intestines with
malabsorption • Disorders of the liver or pancreas disease • Cancer
cont
• Certain drugs, such as: • Certain seizure medications, such as
phenytoin or phenobarbital • Acetazolamide • Ammonium chloride • Disodium etidronate • Fluoride treatment• Toxicity or poisoning from: • Cadmium • Lead • Aluminum • Outdated tetracycline
FAKTOR RISIKO
• A risk factor is something that increases your chance of getting a disease or condition. Risk factors for rickets/osteomalacia include:
• Age in children: 6-24 months old – either the child is consuming breast milk (from a mother who is deficient in vitamin D) or milk not fortified with vitamin D
• Age in adults: 50-80 years • Lactose intolerance with inadequate intake of
vitamin D-fortified milk • Family history of rickets • Race: Black, especially in association with
breast feeding
PATOFISIOLOGI
• Osteomalasia persamaan lanjut dari rachitis • Alamai vit diperoleh dari sina UV dan
beberapa jenis makanan • D3 (kolikalsiferol ) yg dihasilkan oleh aktivitas
fotokimia – dibawa ke hati --- alfa globulin sbg trancalsiferin – 25 dihidroksikalsiferol atau kalsitriol – calsidiol --- ginjal vit D aktif 1,2 dihidroxysholekalsiferol atau kalsitriol – dibutukan untuk penyerapan kalsium diusus
• Symptoms may include: • Bone pain and tenderness • Skeletal and/or skull deformities • Bow legs or knock knees • Deformity or curvature of the spine • Pigeon chest (forward protrusion of the chest bone) • Impaired growth, resulting in short stature • Susceptibility to bone fractures • Dental deformities • Delayed tooth formation • Defects in teeth • Increased cavities • Loss of appetite or weight loss • Difficulty sleeping • Poor muscle development and tone • Muscle weakness • Delay of learning to walk in children
Perbedaan osteoporosis dan osteomalasia
KARAKTERISTIK OSTEOPOROSIS OSTEOMALASIA
DEFINISI KEKURANGAN MASA TULANG
KEKURANGAN MINERAL
PATOFISIOLOGI KEKURANGAN KALSIUM
KEKURANGAN VIT D
RADIOGRAFI # YG OSTEOPENIA PSEUDO#
KALSIUM NORMAL RENDAH/ NORMAL
PARATIROID NORMAL TINGGI
ALKALI PHOSFAT NORMAL TINGGI
POSFAT NORMAL RENDAH/ NORMAL
Pengobatan • Treatment attempts to: • Correct the underlying cause • Relieve or reverse symptoms• Treating the Underlying Cause• Treatment of the underlying cause may include: • Adding the following to your diet:
– Vitamin D-fortified dairy products – Foods high in vitamin D (such as fatty fish, egg yolk, and
green vegetables) – Supplements of vitamin D, calcium, and other minerals – Biologically active vitamin D
• Adequate but not excessive exposure to sunlight• Treating Symptoms• Treatment to relieve or correct symptoms may include: • Wearing braces to reduce or prevent bony deformities • In severe cases, surgery to correct bony deformities
Pencegahan • To help prevent rickets or osteomalacia: • Drink vitamin D-fortified milk. • Consume sufficient vitamin D, calcium, and other
minerals. If you think your diet may be deficient, talk with your doctor about alternate sources of vitamins and minerals.
• Get sufficient, but not excessive, exposure to sunlight – 15 minutes a day is usually considered sufficient. Any longer than that requires sun protection with clothing or sunscreens, especially in fair-skinned infants or children. Children with dark skin and their mothers are at increased risk for rickets and may need more sun exposure and dietary supplementation with vitamin D.
• Breast fed dark-skinned babies should receive 400 International Units per day (IU/d) of supplementation with Vitamin D starting at no later than 2 months of age.
Pengkajian
• Umur
• Pencahayaan sinar matahari
• Pigmen kulit
• Masukan vit D
• Nyeri otot dan tulang
• Gaya berjalan klien
Intervensi
• Tingkatkan intake vit D , sinar matahari dan obat – obatan suplement