Post on 02-Jun-2018
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 1/23
Judul Mata Kuliah : Nutrititon Care Proses I
Dosen pengajar : Prof. dr.Mohammad Sulchan, M.Sc.,DANutr.,Sp.GK.
Hari, tanggal : 5 Maret 2014
Proses Asuhan Gizi adalah materi yang kritis sebagai dasar menjadi dietitian
Arti penting mengapa harus dengan NCP Karena merupakan hal yang teknis, bersifat
metodologis, prosedural, dan mempunyai SOP.
Selain itu materi ini diebut pula continually emerging belum selesai dan terus
berlanjut, relative baru muncul mengawali abad 21 (dinamis).
Sebagai promotor :
1. ADA (American Dietitian Association)
2. ASPEN
3. ESPEN
Sejak ahli gizi bisa menjadi profesi maka dibutuhkan NCP sebagai guide/pedoman alat profesi gizi. Karena sebelumnya ketika belum memiliki pedoman hanya pekerja biasa
sebatas menjalankan perintah dokter.
NCP memiliki pola :
1. Sistematis
2. Runtut
3. Ilmiah
4. Konsistensi tinggi
5. Berkualitas spesifik pada tiap penyakit
6. Dapat memprediksi
Sebagai proses terstandar untuk mengadakan pelayanan gizi, yaitu melalui 4 proses yang
runtut serta sistematis :
o Assesment
o Diagnosis
Merupakan langkah paling urgen yang membutuhkan penegakan sebagai
akademisi dan praktisi karena diperlukan analisis dan sintesis data yang tinggi.
Struktur penegakan diagnosa :
- Real/nyata
- Terapi
-
Kompeten
menginterpretasikan penyakit/keluhan pasieno Intervensi
o Monitoring dan Evaluasi
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 2/23
Judul Mata Kuliah : Nutrititon Care Proses II
Dosen pengajar : Prof. dr.Mohammad Sulchan, M.Sc.,DANutr.,Sp.GK.
Hari, tanggal : 12 Maret 2014
4 Langkah NCP terstandar :
o Nutrition Assesment
Langkah awal yang runtut dan sistematis untuk memperoleh data yang nantinya
berujung pada diagnosis.
Berdasarkan jenis data yang diambil :
1. Data preimer data yang diambil oleh praktisi sendiri
2. Data sekunder data yang diambilkan oleh pihak lain
Kesemua data tersebut harus diyakini betul validitas & reabilitasnya
(konsisten dan benar).
ALUR
Berikut 5 butir domain Assesment :
1. Riwayat asupan
2.
Data biokimia, medis, dan prosedur3. Pengukuran antropometri
4. Pemeriksaan fisik
5. Komparatif standar
o Diagnosis
Sebagai wujud konstruksi bangunan pada langkah NCP, serta sebagai langkah
paling kritis karena dituntut menggunakan pola pikir yang runtut dan sistematis.
• Patologi
• patogenesis
penyebab
• direalisasikandalam masalah
gizi
diagnosa
• obtaining
• verifikasi
• interpretasi
makna
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 3/23
Wujudnya berupa kalimat PES (Problem – Etiologi – Sign/symptom)
o Intervensi
Disinilah peran ahli gizi dalam berkolaborasi dengan praktisi kesehatan
lainnya,kerjasama dan komunikasi koordinasi sebagai tim dalam menangani
keluhan pasien melalui treatmen yang sesuai.
Unsur penting dalam intervensi : perencanaan, prioritas, tujuan, implementasi,
evaluasi, sampai pada resep gizi (formula).
Berikut 4 domain Intervensi :
1. Makanan
2. Edukasi gizi
3. Konseling gizi
4. Koordinasi perawatan
o Monitoring dan evaluasi
Suatu langkah yang digunakan untuk mengetahui progres langkah NCP yang telah
dilakukan secara kualitatif. Dikombinasikan kembali dengan hasil assessmentawal dengan hasil outcame yang valid dan realibel.
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 4/23
Judul Mata Kuliah : Skrining Gizi
Dosen pengajar : Etika Ratna Noer, S.Gz., MSi
Hari, tanggal : 19 Maret 2014
Proses Asuhan Gizi hal pertama yang dilakukan adalah skrining gizi
Latar belakang melakukan skiring adalah sebagai berikut :
a. Banyaknya kejadian penomena gunung es (Ice berg Phenomen)
b. sebagai langkah pencegahan khususnya Early diagnosis dan prompt treatment.
c. Banyaknya penyakit yang tanpa gejala klinis
d. Penderita mencari pengobatan setelah studi lanjut
e. Penderita tanpa gejala mempunyai potensi untuk menularkan penyakit
Merupakan Proses cepat dan sederhana oleh staff yang memiliki ijin/tenaga kesehatan
dengan tujuan mengidentifikasi apakah malnutrisi / beresiko malnutrisi dan apakah
memerlukan Nutrition Assessment yang lebih lanjut(KEPMENKES, 2007).
Prinsip Skrining
1. Sederhana
2. Efisien
3. Cepat
4. Dapat dipercaya
5. Murah
6. Resiko terhadap pasien yang di screening rendah
7. Dapat diterima di tingkatan sensitifitas, spesifisitas.
8. Nilai positif dan negatif dapat diterima.
Tujuan Skrining
Adapun Tujuan skrining sebagai berikut :
1) Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
2)
Mencegah meluasnya penyakit
3) Mendidik masyarakat melakukan general check up
4) Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada
mulai dini)
5) Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi.
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 5/23
6) Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini
mungkin.
Kriteria yang sering digunakan untuk Skrining Gizi
1. Tinggi badan
2. Berat badan
3. Perubahan berat badan yang tidak disengaja
4. Alergi makanan
5. Diet
6. Data laboratorium: albumin, hematocrit
7. Perubahan nafsu makan
8. Mual/muntah
9.
Kemampuan menelan/mengunyah
Alat Skrining
Macam-macam alat skrining
Ada 2 metode skrining yaitu :
1. Single parameter (biochemical index, other functional indices,
antropometri)
2.
Multiple parameter (menggunakan gabungan dari beberapa parameter). Multiple parameter yang dimaksud adalah alat
skrining, dapat menggunakan tools antara lain :
MNA (Mini Nutritional Assessment)
MST (Malnutrition Screening Tools)
NRS 2002 (Nutrition Risk Screening)
SNAQ (Short Nutrition Assessment Quisioner)
SGA (Subjective Global Assessment)
STAMP
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 6/23
(Screening Tool Assessment of Malnutrition in Pediatric)
PNI (Prognostik Nutritional Indeks)
NRI (Nutritional Risk Index)
GNRI (Geriatric Nutritional Risk Index)
NSC (Nutrition Screening Checklist)
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 7/23
Judul Mata Kuliah : Assesment I
Dosen pengajar : Etika Ratna Noer, S.Gz., MSi
Hari, tanggal : 26 Maret 2014
Konsep Asuhan Gizi Tersandar
Status gizi dipengaruhi banyak faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, untuk
mengidentifikasi ketidakseimbangan gizi merupakan proses yang kompleks.
Ketepatan menentukan akar permasalahan akan mempengaruhi pemilihan intervensi yang
sesuai.
EMPAT LANGKAH PAGT SALING BERKAITAN :
Assesmen Gizi
Metoda pengumpulan, verifikasi dan interpretasi (OVI) data yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi masalah terkait gizi, penyebab, tanda dan gejalanya secara sistematik.Proses berkelanjutan, dinamis dan bukan linear. Dilakukan pada pasien / klien yang
beresiko/ sudah malnutrisi berdasarkan hasil skrining atau rujukan gizi
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 8/23
Tujuan
Mendapatkan informasi yang cukup untuk mengidentifikasi masalah terkait gizi.
Membuat keputusan/ menentukan mengenai gambaran dan penyebab masalah yang
terkait gizi
Faktor faktor ini menjadi dasar terminologi asesmen gizi
Status Gizi :
o Sistem (supply makanan, system pelayanan kesehatan).
o Environmental (layanan kesehatan, pendidikan, akses pangan dan penyaluran).
o Food & Nutrient (Asupan, jumlah, kualitas).
o Lifestyle (kepercayaan/sikap, pengeteahuan, kebiasaan).
o Human biology (umur, sex, genetic, pertumbuhan, kehamilan, penyakit, dll).
Tahap Pengkajian gizi
Domain Assesmen
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 9/23
Jenis Pengkajian Gizi
1. Subjective nutritional Assessment (weakness)
2. Objective nutritional Assessment (strength)
Metode Pengkajian Gizi
3. Direct nutritional Assessment
4. Indirect nutritional Assessment
Kiat menggali data dietary history
5. Tidak banyak melihat catatan saat wawancara
6. Buat suasana nyaman dengan pasien
7.
Tunjukkan perfomance pewawancara yg handal8. Berikan pujian kpd pasien krn telah jujur berbicara
9. Sediakan gambar sebagai media komunikasi
Kuasai berbagai bahasa setempat
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 10/23
Judul Mata Kuliah : Assesment II
Dosen pengajar : Etika Ratna Noer, S.Gz., MSi
Hari, tanggal : 2 April 2014
Data personal (CH) personal history dan medical history
Diperlukan rekam medic sebagai data rujukan yang menjadi dasar penegakan diagnosis
nantinya.
Contoh kasus assemen :
CH.1.1, Data Personal
S, laki laki usia 30 tahun, tulang punggung keluarga, suku sunda, pendidikan SMA.
Mempunyai kebiasaan merokok 1 -2 batang sehari sejak lulus SMA, namun 4 bulan
terakhir pasien dapat menghabiskan rokok sebanyak 3 – 4 bungkus sehari. Saat ini
terbaring di RS X sejak 3 minggu yang lalu.
CH.2.1. Riwayat Medis
Nafsu makan kurang dan sesak nafas
CH,2.113. Respiratory : Hydropneumothorax ec Tuberculosis
CH.2.2. Perawatan
CH.2.2.2. Pasien menjalani operasi CTT 3 minggu yang lalu, dan mendapat alat bantu
jalan nafas oral sejak masuk RS
CH.3.1 Sosial EkonomiCH.3.1.1. Pasien termasuk golongan ekonomi lemah
CH.3.1.2. Tinggal bersama orangtua
CH.3.1.6 Pekerjaan berjualan makanan dari jam 12 siang sampai jam 02 pagi.
CH.3.1.7. Agama Islam
Identifikasi : Tuberculosis, kemungkinan kondisi ekonomi berkaitan dengan
penyediaan makanan, perubahan nafsu makan
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 11/23
Judul Mata Kuliah : Assesment III
Dosen pengajar : dr. Hesti Murwani Rahayuningsih, MSi.Med
Hari, tanggal : 10 April 2014
Overview Pemeriksaan fisik dan data biokimiawi
Alur pemerikasaan baku melalui riwayat makan penyakit (CH) karena dikaitkan
dengan status gizinya untuk mengetahui latar belakang (AD) (FD) menentukan
diagnosis jika sudah. Namun jika belum menggunakan data objektif (BD) / data biokimia.
Pokok kajian pada BD :
Acid-base balance
Electrolyte & Renal Profile
Essential fatty acid profile
Gastrointestinal profileGlucose/ endocrine profile
Inflammatory profile
Lipid profile
Metabolic rate profile
Mineral profile
Nutritional anemia profile
Protein profile
Urine profile
Vitamin profile
Interpretasi data biokimia / laboratiris merupakan titik krusial yang harus dicermati :1. Memprediksi defisiensi nutrient
2. Memperkirakan apakah berlebihan atau kurang terkait asupan
3. Harus meminimalkan salah tafsir dalam sintesisnya
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 12/23
Judul Mata Kuliah : Diagnosis Gizi I
Dosen pengajar : Fillah Fithra Dieny, S.Gz., MSi
Hari, tanggal : 16 April 2014
Definisi Diagnosis Gizi
Kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi yang aktual dan atau berisiko
menyebabkan masalah gizi yang merupakan tanggung jawab dietisien u/ menangani
secara mandiri.
Merupakan “langkah kritis” yg menjembatani antara pengkajian gizi dan intervensi gizi.
Identifikasi masalah, penyebab dan tanda dan gejala. Membuat prioritas pelaksanaan
intervensi gizi
Perbedaan Diagnosis gizi dengan Diagnosis medis
1. DIAGNOSIS GIZIRangkuman masalah gizi dari data penilaian gizi (kesehatan pasien, hasil lab, diagnosis
medis, masalah atau gejala). Bersifat sementara sesuai dengan perubahan respon
pasien/klien.
2. DIAGNOSIS MEDIS
Gambaran penyakit atau patologi organ tertentu atau sistem tubuh. Tidak berubah
sepanjang kondisi penyakitnya masih ada.
Berpikir kritis dalam diagnosis gizi :
1.
Mengelompokan dan analisa data pengkajian untuk menetapkan diagnosis gizi2. Identifikasi diagnosis gizi yang prioritas untuk ditangani saat ini dan yang ditangani
kemudian
3. Identifikasi etiologi – penyebab masalah – akar masalah untuk menerapkan intervensi
4. Identifikasi signs-symtoms yang menunjukkan problem / maslah gizi dan dapat
dikoreksi atau diminimalkan, dan dapat dimonitor / diukurperkembangannya.
Hubungan pengkajian dengan diagnosis gizi
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 13/23
Domain pada diagnosis gizi
1. Domain intake
2. Domain klinis
3. Domain perilaku-lingkungan
Bagian Diagnosis Gizi
• PROBLEM (Nama diagnosis)
Menggambarkan perubahan/issue berhubungan dengan gizi klien (masalah aktual) ahli
gizi bertanggungjawab memecahkannya.
• ETIOLOGY
Penyebab/faktor risiko yang mempunyai kontribusi pada masalah bisa berhubungan
dengan patofisiologi, psikososial, lingk, perilaku dsb. Merupakan dasar penentuan
intervensi yang akan dilakukan.
• SIGN/SYMPTOMS Karakteristik penentu PROBLEM Sign merupakan data obyektif, symptoms data
subyektif. Merupakan dasar monev hasil nantinya.
berkaitan
denganP dditandai
denganE S
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 14/23
Judul Mata Kuliah : Diagnosis II
Dosen pengajar : Fillah Fithra Dieny, S. Gz, M.Si
Hari, tanggal : 1 Mei 2014
Cara untuk menghubungkan masalah-masalah gizi yang teridentifikasi pada pengkajian
gizi dengan intervensi yang akan dilakukan dan hasil yang diharapkan.
o Kesamaan bahasa : agar dipahami oleh sesama dietisian, praktisi kesehatan.
o Kesamaan intervensi dan hasil yang diharapkan.
Domain Terminologi pada diagnosis gizi :
o Domain Intake
Masalah gizi yang terkait asupan energy, zat gizi, cairan, bioaktif, melalui
oral maupun enteral dan parenteral.
o Domain Klinis
Masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi fisik atau medis.
o Domain Perilaku – Lingkungan
Masalah gizi yang terkait dengan pengetahuan, perilaku, kepercayaan,
fisik lingkungan atau penyediaan dan keamanan makanan.
Domain Intake (NI) membahas tentang :
1. Asupan energy – NI (5 term)
2. Asupan oral/nutrition support – NI 2 (5 term)
3. Asupan cairan – NI 3 (2 term)
4. Asupan substansi bioaktif – NI 4 (3 term)
5. Asupan zat gizi – NI 5 (5 term)
6. Asupan lemak dan kolesterol – NI 6 (3 term)7. Asupan protein – NI 7 (3 term)
8. Asupan karbohidrat dan serat – NI 8 (6 term)
9. Asupan vitamin – NI 9 (2 term dan 2 sub term)
10. Asupan mineral – NI 10 (2 term dan 5 sub term)
Domain Klinis (NC) :
1. Fungsional – NC 1 (4 term)
2. Biokimia – NC 2 (3 term)
3. Berat – NC 3 (4 term)
Domain Perilaku – Lingkungan (NB) :1. Pengetahuan dan kepercayaan – NB 1 (4 term)
2. Akttifitas fungsi fisik – NB 2 (3 term)
3. Keamanan dan akses makanan – NB 3 (4 term)
Menentukan PES
o Problem (nama diagnosis)
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 15/23
Menggambarkan perubahan / issue berhubungan dengan gizi kklien
(masalah actual) untuk bertanggung jawab memecahkannya
o Etiology (penyebab)
Penyebab / factor risiko yang mempunyai kontribusi pada masalah. Dapat
berubah dengan patofisiologi, psikososial, lingkungan, perilaku dsb.
Merupakan dasar penentuan intervensi yang akan dilakukan.
o Signs and Symptoms (tanda dan gejala)
Karateristik penentu problem signs merupakan data obyektif symptoms
data subyektif.
Pernyataan diagnosis gizi :
o Problem berkaitan dengan Etiologi dibuktikan dengan Signs and Symptoms
Penggunaan terminology diagnosis gizi
o Semua terminology / istilah dapat digunakan sebagai problem
o Beberapa terminology dapat digunakan pula sebagai etiology (bisa juga kalimat
bebas)o Beberapa terminology dapat digunakan sebagai sign symptoms namun harus
disertai data actual (bisa juga dengan kalimat bebas)
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 16/23
Judul Mata Kuliah : Intervensi Gizi I
Dosen pengajar : Ahmad Syauqi, S.Gz.,MPH
Hari, tanggal : 8 Mei 2014
Intervensi bertujuan menyelesaikan etiologi / penyebab masalah (problem). Contohnya :
o Etiologi : peningkatan kebutuhan energy karena suhu tubuh naik sehingga mulut
pahit jadi sulit makan.
Maka, intervensinya memberikan menu makan yang bisa masuk:
Misal manis sesuai dengan kondisi pasien. Sesuai juga dengan signs symptons,
misal mual: diberi makanan yang kering dan gurih.
Preskripsi
1. Modifikasi energy (asupan dinaikkan) sehingga modifikasi jenis, ukuran.
2. Modifikasi frekuensi (Karena mual, maka makan buburnya lebih sedikit, yang
biasa 3 kali sehari dibuat porsi sedikit, 5 kali)3. Modifikasi tekstur ( missal dari nasi menjadi bubur)
Implementasi
o Merupakan tindak pelaksanaan bisa dengan pemberian makanan atau konseling.
Misalnya:
Energy ditingkatkan dari 1000 menjadi 1500 maka implementasikannya dengan
memberikan penukar / menu.
o Dapat dilaksanakan berupa :
Modifikasi tekstur
Misal : makanan lunak diberikan contoh makanan tekstur lunak.
Modifikasi frekuensiMisal : makanan 3 kali sehari dibuat porsi sedikit, 5 kali
Mofikasi rute
Misal : sakit atau sulit menelan sehingga NGT lewat selang
Konseling juga diberikan saat intervensi agar merubah perilaku dan mempercepat proses
penyembuhan.
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 17/23
Judul Mata Kuliah : Intervensi II
Dosen pengajar : Fillah Fithra Dieny, S.Gz, M.Si
Hari, tanggal : 15 Mei 2014
Nutrition intervention merupakan langkah ketiga dari NCP, yang terbagi menjadi 4
domain yakni: Food and/or Nutrient Delivery, Nutrition Education, Nutrition Counseling,
dan Coordination of Nutrition Care.
Nutrition Education dan Nutrition Counseling masing-masing terbagi menjadi 2 sub
bagian yakni untuk nutrition education ada Nutrition Education-Content dan Nutrition
Education-Application, dan untuk nutrition counseling ada Theoretical Basis / Approach
dan Strategies.
Nutrition Education-Content (E-1) terdiri dari :
1. Tujuan ( misalnya pencegahan , penanganan penyakit ) dari pendidikan gizi
2.
Modifikasi prioritas ( misalnya isu paling memprihatinkan bagi kesehatan dankesejahteraan pasien / klien)
3. Informasi kelangsungan hidup ( modifikasi nutrisi minimum yang diperlukan sampai
pasien / klien dapat kembali untuk pendidikan gizi yang lebih )
4. Nutrisi dan aktivitas fisik berhubungan dengan kesehatan / penyakit
5. Rekomendasi Modifikasi ( misalnya menjelaskan beberapa rekomendasi resep gizi )
6. Topik lain yang terkait ( misalnya asupan asam lemak jenuh dan trans vs total asupan
lemak, perencanaan menu , pembelian makanan, rekomendasi, aktivitas fisik )
7. Lain-lain
Nutrition Education-Application (E-2) terdiri dari :1. Interpretasi hasil ( misalnya terlibat dalam pelatihan tentang hasil medis atau lainnya
bertepatan dengan resep gizi , seperti , distribusi karbohidrat sepanjang hari berdasarkan
hasil pemantauan glukosa darah , denyut jantung selama aktivitas fisik)
2. Pengembangan keterampilan (misalnya penggunaan glukometer, home tube feeding
dan pelatihan feeding pump, keterampilan memasak / persiapan)
Nutrition Counseling dengan Term Number : C, yakni merupakan sebuah proses
pendukung, ditandai dengan kolaborasi hubungan counselor-pasien/klien, menetapkan
prioritas, menetapkan tujuan, dan membuat rencana aksi individual yang mengakui dan
mendorong tanggung jawab atas perawatan diri untuk mengobati kondisi yang ada dan
meningkatkan kesehatan.
Theoretical Basis / Approach (C-1) terdiri dari :
1. Cognitive-Behavioral Theory C-1.1
2. Health Belief Model C-1.2
3. Social Learning Theory C-1.3
4. Transtheoretical Model/Stages of Change C-1.4
5. Other (specify) C-1.5
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 18/23
Judul Mata Kuliah : Intervensi III
Dosen pengajar : Etika Ratna Noer, S.Gz., M.Si
Hari, tanggal : 22 Mei 2014
Dalam rumah sakit terdapat Standar Makanan untuk pasien yang dibagi menjadi 2, yaitu:
o Makanan biasa (tidak perlu diet khusus)
o Makanan khusus (perlu diet khusus)
Makanan khusus dengan intervensi:
o Perubahan konsistensi
o Penambahan/ pengurangan energy
o Penambahan / pengurangan jenis makanan
o Perubahan komposisi zat gizi
o Perubahan jumlah dan frekuensi makan
o
Penghilangan / pantangan makanan spesifik Makanan biasa:
o Dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien
o Susunan makanan sama dengan makanan sehat orang di rumah
o Susunan zat gizi seimbang, bentuk makanan produk nasi
Tujuan : mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
Dibagi juga dari jalurnya masuk ke tubuh :
o 1. Enteral
Jalur tube
Nasogastic tube
Gastronomy tube
Nasoduodenal tube
Jejunostomy tube
Nasojejunal tube
Menggunakan enteral feeding pump
o 2. Parenteral
Peripheral Parenteral Nutrition (PPN)
Central or Total Parenteral Nutrition (CPN)
Teknik pemberian:
o
Jangan memberikan obat-obatan, darah, atau larutan lain ke dalam selang infuso Jaga kecepatan infus
o Perhatikan jadwal pemberian TPN untuk pasien yang diberikan secara periodik.
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 19/23
Judul Mata Kuliah : Intervensi IV
Dosen pengajar : Ahmad Syauqi, S.Gz.,MPH
Hari, tanggal : 29 Mei 2014
Cairan merupakan zat vital yang sangat diperlukan dalam tubuh dan harus dijaga
keseimbangannya, meliputi intake cairan dan output cairan. Cairan elektrolit dalam tubuh
umumnya mengandung Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Klorida, Bikarbonat,
Fosfat, Sulfat.
Penyakit yang ditimbulkan karena ketidakseimbangan cairan elektrolit antara lain:
Hipovolemia, Hypervolemia, Hiponatremia, Hypernatremia, Hipokalemia,
Hyperkalemia, Hipokalsemia, Hyperkalsemia, Hipophospatemia, Hyperphospatemia,
Hipomagnesema, dan Hypermagnesema.
Terdapat 4 metode dalam menghitung kebutuhan cairan tubuh, yaitu berdasarkan asupan
energi; berdasarkan berat badan; berdasarkan asupan energi dan nitrogen; dan
berdasarkan area permukaan kulit (BSA).
Stress metabolic adalah hipermetabolik, respon katabolic terhadap luka atau penyakit
yang akut. Respon stress meliputi 3 fase, yaitu fase ebb, fase flow, dan fase
penyembuhan.
Terdapat berbagai cara perhitungan faktor stress penyebab penyakit. Perlu diperhatikan
pemberian nutrisi selama menderita faktor stress yang mempengaruhi proses
penyembuhan.
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 20/23
Judul Mata Kuliah : Monitoring Evaluation
Dosen pengajar : dr. Hesti Murwani R., M.Si.Med
Hari, tanggal : 5 Juni 2014
Monitoring : mengawasi ; Evaluation : mengevaluasi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Aktivitas ini bukan sekedar kegiatan
„mengamati‟ apa yang terjadi saja tetapi membutuhkan komitmen yang kuat untuk
melakukan pengukuran, pencatatan hasil sesuai indicator yang selaras dengan diagnosis
gizi dan intervensi gizi.
Indikator hasil yang diamati dan dievaluasi harus mengacu pada kebutuhan pasien atau
kelompok, diagnosis gizi, tujuan atau rencana intervensi dan kondisi penyakit. Sedangkan
waktu pengamatan dari masing-masing indicator sesuai dengan rujukan yang digunakan.
Data hasil monitoring dan evaluasi gizi dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sistemmanajemen pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dampak dari asuhan gizi
mempunyai kontribusi pada hasil pelayanan kesehatan yang diinginkan. Dengan
demikian peranan ahli gizi pada pelayanan kesehatan semakin terlihat.
Komponen Monitoring dan Evaluasi Gizi
• Monitor perkembangan kondisi pasien
• Mengukur dampak
• Evaluasi dampak
Pengelompokan monitoring
•
Secara langsung• Status klinis dan kesehatan
• Aspek pasien
• Penggunaan layanan kesehatan dan biaya
Perencanaan dan Pelaksanaan Monitoring-Evaluasi
• Monitoring :
a. Memeriksa keadaan pasien tentang pemahaman dan kepatuhan terhadap
intervensi yang diberikan
b. Menentukan apakah intervensi yang dilakukan telah sesuai rencana
c.
Melihat apakah keadaan status gizi pasien tetap atau berubahd. Mengidentifikasi respon positif atau negatif lainnya dari intervensi yang telah
diberikan
e. Mengumpulkan info alasan indikasi untuk setiap perkembangan
• Evaluasi :
a. Membandingkan data sekarang dan data saat pertama kali dilakukan assesment
b. Melihat apakah tujuan dilakukan intervensi gizi telah tercapai atau belum
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 21/23
c. Mengevaluasi dampak keseluruhan dari intervensi gizi yang dilakukan pada hasil
status gizi pasien
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 22/23
Judul Mata Kuliah : NCP Summary
Dosen pengajar : Etika Ratna Noer, S. Gz, M.Si
Hari, tanggal : Jumat, 13 Juni 2014
Sekilas Tentang NCP
• Metode pemecahan masalah gizi individual/kelompok secara sistematis.
• Bertujuan memberikan asuhan gizi yang efektif, aman dan berkualitas.
• Terdapat 4 tahap pada NCP yaitu;
•
Assesment gizi
• Diagnosis gizi
• Intervensi gizi
• Monitoring dan Evaluasi
Step 1 : Assesment Gizi
•
Proses mendapatkan, memverivikasi dan menafsirkan data.
• Proses yang berlangsung secara berkelanjutan, tidak hanya di awal pertemuan
• Menyediakan data untuk didiagnosis pada proses selanjutnya
• Istilah nutrition assessment diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi lima domain:
• Food/Nutrition Related History :(diet, asupan energi, asupan nutrien, obat
2an
dan suplemen, asupan enteral dan parenteral, pengetahuan, sikap, dan
kepercayaan)
• Biochemical data: (medical tests, and procedures)
• Anthropometric measurements: tinggi, bb, BMI
•
Nutrition-focused physical findings:(nafsu makan, edema, kesulitan menelan)• Client history
Step 2 : Diagnosis Gizi
•
Merupakan langkah paling kritis antara pengkajian gizi dan intervensi gizi
• Bahasa terstandar dalam diagnosis gizi bertujuan untuk menjelaskan permasalahan
secara konsisten baik didalam/diluar profesi dietitian
• Melabeli diagnosis gizi tertentu
• Menghasilkan diagnosis gizi berupa penyataan PES yang berasal dari sintesis
informasi yang dikumpulkan
• Tiga domain diagnosa gizi
•
Intake
• Energy, nutrient, dan cairan, dalam diet.
• Clinical
• Terkait dengan masalah medik atau fisik
• Termasuk; masalah menelan, mengunyah, pencernaan, dan
masalah berat badan
• Behavioral-environtmental
8/10/2019 Notulensi kuliah ncp
http://slidepdf.com/reader/full/notulensi-kuliah-ncp 23/23
• Terkait dengan pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan akses ke
makanan/ minuman yang terjamin
• Kalimat PES
• Problem(P) : label diagnosis, gamabaran umum permasalahan
gizi.
•
Etiology(E) : faktor yang berperan dalam permasalahan gizi.
• Signs&symptomps(S):menunjukkan gejala dan tanda yang tampak pada
proses pengkajian.
• Pola kalimat : (P) karena (E) ditunjukkan dengan (S)
Step 3 : Intervensi Gizi
• Tindakan dirancang untuk mengubah perilaku gizi yang berhubungan, faktor risiko,
kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan bagi seorang individu atau
masyarakat pada umumnya
• Profesional Dietitian bekerja tidak hanya dengan profesional perawatan kesehatan
lainnya, tetapi juga dengan klien, keluarga, atau pengasuh untuk membuat rencanayang realistis dengan probabilitas yang baik untuk bekerja.
• Sub langkah
• Memprioritaskan diagnosis gizi:Menyusun urutan tingkat kepentingan dan
kegawatan dari masalah masalah yang perlu diatasi
•
Mengidentifikasi tujuan ideal:Berdasarkan kondisi spesifik tertentu
,Berdasarkan hasil yang diharapkan
• Melaksanakan intervensi gizi
Step 4 : monitoring dan evaluasi
• Menentukan sejauh mana kemajuan yang terjadi
•
Menentukan apakah hasil yang diharapkan dari perawatan gizi terpenuhi
• Kemajuan harus selalu
• Dimonitor
• Diukur
• Dievaluasi
• Dan reevaluasi sesuai jadwal yang direncanakan
• Menentukan apakah perlu melanjutkan assuhan gizi atau tidak.
• Sub langkah
- Memantau kemajuan : menentukan apakah hasil yang diharapkan muncul dan
memonitor, mengukur dan mengevaluasi kemajuan yang terjadi.- Mengukur hasil : data dikumpulkan sepanjang waktu. Berupa status klinis dan
gizi.
- Mengevaluasi hasil : menentukan perubahan apa yang telah terjadi semenjak
asuhan gizi, membandingkan status sekarang dengan status sebelum asuhan gizi,