Notulensi Home Group 4

25
Kewajiban Pendaftaran (FG 1) 1. What ? Pengukuhan wajib pajak dan pengusaha kena pajak 2. Who ? Subjek Pajak ( UU No.36 tahun 2008 pasal 2 ayat 1) Berdasarkan tempat : Subjek pajak dalam negeri Subjek pajak luar negeri Berdasarkan status : Orang pribadi Badan BUT 3. Why? Mengapa Bayar Pajak : Sebagai pendapatan pemerintah Contoh : Pembangunan Pendidikan kesehatan Infrastruktur Dll 4. How ? a. Pendaftaran diri sebagai wajib pajak -> DJP menerbitkan NPWP b. Pembukuan (Penghasilan) dilampiri laporan keuangan (Neraca dan laporan laba rugi) c. Setor d. Reply (Lebih/kurang bayar) -> Berupa SKP & STP

description

Ringkasan Perpajakan 2

Transcript of Notulensi Home Group 4

Page 1: Notulensi Home Group 4

Kewajiban Pendaftaran (FG 1)

1. What ?

Pengukuhan wajib pajak dan pengusaha kena pajak

2. Who ?

Subjek Pajak ( UU No.36 tahun 2008 pasal 2 ayat 1)

Berdasarkan tempat :

Subjek pajak dalam negeri Subjek pajak luar negeri

Berdasarkan status :

Orang pribadi Badan BUT

3. Why? Mengapa Bayar Pajak :

Sebagai pendapatan pemerintah Contoh : Pembangunan Pendidikan

kesehatan Infrastruktur Dll

4. How ?

a. Pendaftaran diri sebagai wajib pajak -> DJP menerbitkan NPWPb. Pembukuan (Penghasilan) dilampiri laporan keuangan (Neraca dan laporan laba rugi)c. Setord. Reply (Lebih/kurang bayar) -> Berupa SKP & STPe. Keberatan -> Pemeriksaan -> Penyidikan

5. When? Pembayaran Pajak

Pasal 9 -> (UU No. 28 tahun 2007)

Page 2: Notulensi Home Group 4

Ayat 1 : Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaram dan penyetaraan pajak yang terutang untuk suatu saat/ masa pajak bagi masing – masing jenis pajak paling lama 15 hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak

Ayat 2 : Kurang bayar harus dibayar lunas sebelum surat pemberitahuan PPh disampaikan

Sanksi

Sanksi : Jika terlambat membayar -> Kena denda bunga 2& per bulan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai tanggal pembayaran, bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan (Pasal 9 ayat 2a)

Pasal 3 ayat 3 -> paling lambat 20 hari setelah maa akhir pajak (surat pemberitahuan masa)

3 bulan setelah akhir tahun pajak (surat pemberitahuan PPh OP) 4 bulan setelah akhir tahun pajak (surat pemberitahuan PPh badan)

Sanksi Lain :

Jika tidak lapor maka dikenai sanksi administrasi denda :

500.000 : Surat pemberitahuan masa PPn 100.000 :Surat pemberitahuan masa lainnya :Surat pemberitahuan tahunan PPh wajib pajak badan 100.000 :Surat pemberitahuan tahunan PPh orang pribadi

Pemeriksaan Pajak (FG 2)

Berkas yang dibutuhkan dalam pemeriksaan pajak adalah:

a. Kertas kerja pemeriksaan wajib yang disusun oleh pemeriksa pajak

Bukti bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai standar

Bahan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak tentang temuan

pemeriksaan.

Pembuatan laporan hasil pemeriksaan

Sumber data bagi penyelsaian keberatan atau banding yang diajukan wajib pajak.

Referensi untuk pemeriksaan selanjutnya.

b. Kertas kerja pemeriksaan harus memberikan gambaran mengenai:

Page 3: Notulensi Home Group 4

Prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan

Data,keterangan,dan/bukti yang diperoleh

Pengujian yang telah dilakukan

Simpulan dan hal-hal lain yang dianggap perlu, yang berkaitan dengan pemeriksaan

Jenis pemeriksaan pajak adalah:

a. Pemeriksaan kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal

Pajak.

b. Pemeriksaan lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain yang

ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak.

Yang melakukan pemeriksaan pajak adalah Direktur Jenderal Pajak (UU Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 29 ayat (1)), pegawai negeri sipil di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, yang

diberi wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan.

Dilakukan pemeriksaan pajak karena:

a. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah self assessment sehingga fiskus perlu

melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakan sesuai dengan KUP

b. Kepentingan perpajakan dalam hubungan dengan negara lain (tax treaty ). Negara-negara

yang mengikat perjanjian tax treaty dengan indonesia membutuhkan informasi

perpajakan tentang salah satu perusahaan di indonesia sehingga fiskus harus melakukan

pemeriksaan untuk mendapatkan informasi tersebut.

Pemeriksaan pajak dilakukan apabila wajib pajak mengajukan permohonan

pengembalian kelebihan bayar pajak.

Jangka waktu pemeriksaan pajakberdasarkan peraturan menteri keuangan:

a. Pemeriksaan kantor dilakukan paling lama 3 bulan dan dapat diperpanjang paling lama 6

bulan yang dihitung sejak tanggal wajib pajak datang memenuhi surat panggilan dalam

rangka pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan

Page 4: Notulensi Home Group 4

b. Pemeriksaan lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4 bulan dan dapat

diperpanjang menjadi paling lama 8 bulan yang dihitung sejak tanggal surat perintah

pemeriksaan sampai dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan

Proses pemeriksaan pajak

1. Instruksi Pemeriksaan pajak

Pelaksanaan pemeriksaan berada di KPP (Kantor Pelayanan Pajak) atas instruksi dari

Kantor Pusat DJP.

2. Perencanaan Pemeriksaan

Perencanaan pemeriksaan dimulai dengan pembentukan tim pemeriksa pajak.

3. Penerbitan SP2 dan Pemberitahuan ke Wajib Pajak

4. Peminjaman Dokumen

Agar dapat melakukan pemeriksaan pajak diperlukan dokumen pendukung. Itulah

mengapa Wajib Pajak harus menyimpan dengan baik semua dokumen yang menjadi dasar

pembukuan aau pencatatan selama 10 tahun.Permintaan peminjaman dokumen ini wajib

dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam jangka waktu 1 bulan sejak terbitnya Surat Permintaan

Peminjaman Dokumen WP. Selama kurun waktu tersebut, terdapat dua kali Surat

Peringatan, yakni Surat Peringatan I terbit 2 minggu setelah terbitnya surat permintaan

peminjaman dokumen, dan Surat Peringatan II terbit 3 minggu setelah terbitnya surat

permintaan peminjaman dokumen Wajib Pajak.

5. Pelaksanaan Pengujian

Kegiatan ini dilakukan oleh tim pemeriksa pajak dengan memperhatikan temuan-

temuan yang ada selama pemeriksaan berlangsung.

6. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Tanggapan Tertulis

Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan adalah surat yang berisi tentang hasil

Pemeriksaan yang meliputi pos-pos yang dikoreksi, nilai koreksi, dasar koreksi,

perhitungan sementara jumlah pokok pajak, dan pemberian hak kepada Wajib Pajak untuk

hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Atas penyampaian SPHP tersebut, WP

berhak memberikan tanggapan atas hasil pemeriksaan yang tercantum dalam SPHP dalam

jangka waktu 7 hari kerja setelah SPHP diterima oleh Wajib Pajak dan dapat diperpanjang

Page 5: Notulensi Home Group 4

3 hari jika ada alasan tertentu dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan

Perpanjangan.Tanggapan WP tersebut isinya bisa menyetujui, menolak sebagian, atau

menolak seluruhnya hasil pemeriksaan tersebut.

7. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

Dalam jangka waktu 3 hari kerja sejak WP memberikan surat tanggapan atas SPHP

kepada tim pemeriksa pajak, undangan pembahasan akhir hasil pemeriksaan harus

disampaikan kepada wajib pajak.

Ketika WP hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dalam hal Wajib Pajak

menolak sebagian atau menolak seluruhnya, Wajib Pajak berhak untuk meminta bantuan

tim Quality Assurance untuk menengahi perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan

tim pemeriksa. Namun, apabila Wajib Pajak tidak hadir, maka pembahasan akhir dianggap

telah selesai dilakukan, itu artinya Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan tim

pemeriksa pajak.

8. Pelaporan, penerbitan ketetapan dan Pengembalian Dokumen

Pemeriksa pajak mencantumkan semua informasi mengenai kegiatan pemeriksaan

pajak ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan. Kemudian, KKP tersebut ditelaah oleh

supervisor sebelum dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan. Setelah disetujui, barulah dibuat

Laporan Hasil pemeriksaan. Setelah itu, terbitlah nota penghitungan atas kewajiban

perpajakan Wajib Pajak yang seharusnya. Setelah itu, terbitlah surat ketetapan pajak.

Pemeriksa pajak harus mengembalikan buku,catatan, dan dokumen yang dipinjam

dalam rangka pemeriksaan kepada Wajib Pajak. Pengembalian buku,catatan, dan dokumen

tersebut harus dipenuhi dalam jangka waktu 7 hari kerja sejak tanggal terbit Laporan Hasil

pemeriksaan.

Penyidikan Tindak Pidana Dibidang Perpajakan (FG 3)

Penyidikan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari

serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang

perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya. Yang berhak melakukan penyidikan

Page 6: Notulensi Home Group 4

adalah pejabat pegawai negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang

khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Dasar Hukum Penyidikan tertuang dalam UU No. 6 Tahun 1983; UU KUP Pasal 44, 44A

dan 44B; UU KUP No. 38 dan 39; serta UU KUP Pasal 1 angka 31 dan angka 32.

Wewenang Penyidik antara lain:

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau

laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau

badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak

pidana di bidang perpajakan;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan

dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumendokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,

pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap

bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang perpajakan;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau

tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang

dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di

bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan peundang-undangan. Penyidik

Pajak tidak berwenang melakukan penahanan dan penangkapan

Page 7: Notulensi Home Group 4

Penyidikan dihentikan dalam hal:

a. tidak terdapat cukup bukti;

b. peristiwa yang disidik bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan;

c. peristiwanya telah daluwarsa;

d. tersangkanya meninggal dunia;

e. untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa

Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

dengan syarat Wajib Pajak: melunasi utang pajak yang tidak atau kurang di bayar

atau yang tidak seharusnya dikembalikan ditambah sanksi administrasi berupa

denda sebesar 4 (empat) kali jumlah

Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak (WP), sepanjang

menyangkut pelanggaran ketentuan administrasi perpajakan dikenakan sanksi administrasi,

sedangkan yang menyangkut tindak pidana dibidang perpajakan dikenakan sanksi pidana.

Sanksi Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan:

a. Setiap orang yang karena kealpaannya:

- tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT); atau

- menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau

melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling tinggi 2 (dua) kali

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Sanksi tindak pidana di bidang perpajakan terhadap huruf a di atas menjadi pidana

kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun atau denda

paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar

dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayar.

b. Setiap orang yang dengan sengaja:

Page 8: Notulensi Home Group 4

- tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan, atau menggunakan tanpa hak

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

(PKP); atau

- tidak menyampaikan SPT; atau

- menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak

lengkap; atau

- menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau - memperlihatkan pembukuan,

pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah- olah benar;

atau

- tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan

atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya; atau

- tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, di pidana dengan pidana

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Sanksi tindak pidana di bidang perpajakan terhadap huruf b di atas menjadi

pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan atau paling lama 6 (enam) tahun dan

denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

c. Apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum

lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang

dijatuhkan, dikenakan pidana 2 (dua) kali lipat dari ancaman pidana yang diatur

sebagaimana butir b.

d. Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP,

atau menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak

lengkap dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan

kompensasi pajak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan

Page 9: Notulensi Home Group 4

denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohon dan atau

kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

Sanksi tindak pidana di bidang perpajakan terhadap huruf b di atas menjadi

pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan atau paling lama 2 (dua) tahun dan

denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan /atau

kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan paling banyak 4 (empat) kali

jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang

dilakukan.

Sanksi tindak pidana berlaku juga bagi wakil, kuasa, atau pegawai dari Wajib

Pajak, yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan, yang

menganjurkan, atau yang membantu melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan. Daluwarsa Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan Tindak pidana di

bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau waktu sepuluh tahun sejak

saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak, berakhirnya Bagian Tahun Pajak,

atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan. Delik Aduan Dan Sanksinya

Setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di

bidang perpajakan, dilarang mengungkapkan kerahasiaan WP yang menyangkut

masalah perpajakan. Pelanggaran atas larangan mengungkapkan kerahasiaan WP

tersebut dapat diancam sanksi pidana sebagai berikut: a. Pejabat yang karena

kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal kerahasiaan Wajib

Pajak, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda

paling banyak Rp.4.000.000,00 (empat juta rupiah). sanksi tindak pidana di

bidang perpajakan terhadap huruf a di atas menjadi pidana kurungan paling lama

1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta

rupiah). b. Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau

seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat, dipidana

dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak

Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). sanksi tindak pidana di bidang

perpajakan terhadap huruf b di atas menjadi pidana kurungan paling lama 1 (satu)

Page 10: Notulensi Home Group 4

tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Keterlibatan dan Sanksi bagi Pihak ketiga - Setiap orang yang menurut ketentuan

wajib memberikan keterangan atau bukti yang diminta tetapi dengan sengaja tidak

memberi keterangan atau bukti atau memberi keterangan atau bukti yang tidak

benar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda

paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). sanksi tindak pidana di

bidang perpajakan di atas menjadi pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan

denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). - Setiap

orang yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak

pidana perpajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan

denda paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). sanksi tindak pidana

di bidang perpajakan di atas menjadi pidana kurungan paling lama 3 (tiga) tahun

dan denda paling banyak Rp.75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).

Ketentuan ini berlaku juga bagi yang menyuruh melakukan , yang menganjurkan

atau membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.

KUP: Penyidikan dan Penagihan (FG 4)

Penyidikan

What

Merupakan tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan

bukti sehingga dapat menemukan tersangkanya

Why

Untuk mengetahui apakah Wajib Pajak melakukan tindak kriminal atau tidak

How

1. Tahap Pengamatan

Memastikan apakah dugaan sesuai dengan kenyataan, mengembangkan informasi,

data, /atau laporan yang sudah terkumpul guna memberi petunjuka apakah telah

terjadi tindak pidana.

2. Pemeriksaan Bukti Permulaan

Page 11: Notulensi Home Group 4

Merupakan proses untuk mendapatkan bukti pidana. Setelah bukti terkumpul, batu

dilakukan pemeriksaan bukti yang pada dasarnya adalah pemeriksaan apakah tata

cara dan pedoman yang dilakukan pelanggar tetap mengacu pada ketentuan yang

berlaku pada peraturan perpajakan atau tidak. Setelah pemeriksaan bukti, selanjutnya

dilakukan pembuatan Laporan Bukti Permulaan yang dilengkapi dengan kesimpulan

dan usul tindak lanjutnya kepada pejabat berwenang.

3. Tahap Penyidikan termasuk Pembuatan Berita Acara dan Pemberkasan

Setelah pemeriksaan bukti di tindak lanjuti, maka atasan pajak mengusulkan kepada

Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan penyidikan melalui Direktur Pemeriksaan

Pajak. setelah DJP mempelajari dan menimbang usul dari Direktur Pemeriksaan

Pajak, selanjutnya baru dilakukan penyidikan. Penyidikan harus dilakukan setalah

Surat Perintah Penyidikan ditandatangani oleh DJP. Surat perintah tersebut harus

disampaikan segera kepada Penyidik sehingga Penyidik dapat menginformasikan

dimulainya penyidikan kepada Jaksa/Penuntut Umum melalui Penyidik Polri.

When

Setelah dilakukan pemeriksaan dan dicurigai Wajib Pajak melakukan tindak pidana

Where

Di tempat Wajib Pajak melakukan pelanggaran.

Penagihan

What

Surat penagihan pajak secara paksa

Why

Penegakan keadilan, pemberiam perlindungan hukum, law enforcement, dan

memerhatikan peraturan pemerintsh pusat dan daerah

How

Dengan ada pejabat penagihan pajak dengan cara mengangkat juru sita pajak dan

menerbitkan surat-surat terkait seperti surat penagihan seketika dan sekaligus, surat

paksa, dan lain-lain. Juru sita pajak diutus untuk melakukan penagihan dan penyitaan.

Juru sita juga memiliki kewenangan dan hal-hal yang membatalkan wewenangnya. Surat-

surat yang terkait dengan penagihan ada surat penagihan seketika dan sekaligus dan

diikuti dengan penyitaan dan lelang jika surat pertama tidak diindahkan. Dilakukan juga

Page 12: Notulensi Home Group 4

pencegahan dan penyanderaan pajak jika pajak tidak dibayarkan. Negara juga

memerlukan hak mendahulu dalam menagih piutang pajak pada wajib pajak.

When

Penagihan pajak dilaksanakan secara terjadwal yaitu:

1. Penagihan pajak dengan cara penerbitan surat teguran (setelah 7 hari sejak tempo

pembayaran)

2. Penerbitan surat paksa, setelah lewat 21 hari surat teguran tidak diindahkan

3. Penerbitan SPMP, setelah lewat 2 x 24 jam sejak surat paksa

Where

Surat paksa diberitahukan kepada WPOP, Badan di tempat tinggal (domisili) masing-

masing.

Who

Yang dikenai surat penagihan pajak adalah. WPOP, dan Badan

Sanksi

What

Ada dua macam sanksi dalam perpajakan. Sanksi tersebut adalah sanksi administratif dan

pidana. Sanksi administratif dibagi menjadi tiga, yaitu sanksi denda, sanksi bunga, dan

sanksi kenaikan tarif.

Why

Untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak dan mengetahui hukum dari apa yang

dilakukan.

When

Saat melanggar ketentuan pajak

Where

Di dalam daerah pabean

How

Beberapa contoh sanksi dalam perpajakan1:

a. SPT tidak disampaikan sesuai atas waktu penyampaianatau batas waktu perpanjangan

penyampaian SPT. Dikenai denda Rp500.000,- untuk SPT Masa PPN, Rp100.000,-

1 http://konsultanpajak-aaa.com/mengenal-sanksi-pajak.htm

Page 13: Notulensi Home Group 4

untuk SPT Masa lainnya, Rp1.000.000,00,- untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak

Badan, Rp100.000,- untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Pasal 7

ayat 1, UU KUP)

b. Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi yang diminta

oleh Dirjen Pajak. Dikenai denda paling banyak Rp800.000.000,- atau dipidana

kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan (Pasal 41 C ayat 3, UU KUP).

c. Setiap orang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi perpajakan

sehingga menimbulkan kerugian pada negara. Dikenai denda paling banyak

Rp500.000.000,- atau dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun (Pasal 41 C ayat

4, UU KUP).

Keberatan, Banding, Gugatan dan PK (FG 5)

What –

Keberatan adalah cara yang ditempuh oleh Wajib Pajak jika merasa tidak puas atau kurang puas

atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan / pemungutan oleh

pihak ketiga. 

Banding adalah upaya hukum terhadap suatu keputusan pejabat yang berwenang sepanjang

diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan.

Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak

terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku”

Peninjauan Kembali adalah saat wajib pajak belum puas dengan putusan banding

Perbedaan Banding dan Gugatan:

Banding Gugatan

- Dasar hukum Pasal 27 UU KUP; - Dasar hukum pasal 23 UU KUP;

- Yang disengketakan adalah adalah Surat

Keputusan Keberatan;

- Yang disengketakan prosedur

pelaksanaan dan penerbitan surat-surat

keputusan;

Page 14: Notulensi Home Group 4

- Surat balasan dari permohonan Banding

adalah Surat Uraian Banding;

- Surat balasan dari pengajuan Gugatan

adalah Surat Tanggapan;

- Jangka waktu menyelesaikan Surat

Uraian Banding adalah 3 (tiga) bulan);

- Jangka waktu menyelesaikan Surat

Tanggapan adalah 1 (satu) bulan;

- Ada sanksi administrasi berupa denda

sebesar 100% dari jumlah pajak

berdasarkan putusan banding apapun

keputusannya;

-Tidak ada sanksi;

Why –

Keberatan : karena tidak sesuai

Banding : karena isi keputusan keberatan tidak sesuai

Gugatan : karena prosedur pelaksaan dan penerbitan surat-surat keputusan, bisa keputusan

penyitaan

PK : masih tidak setuju atas keputusan banding

When –

Keberatan : Ketika tidak sependapat dengan pajak yang dikenakan

Dirjen pajak harus menyelesaikan keberatan yang diajukan wajib pajak dalam jangka waktu

paling lama 12 bulan

Banding : 3 bulan sejak surat keputusan keberatan diterbitkan

Gugatan : Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirimnya skp

PK : Jangka waktu 3 bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan/tipu muslihat atau

sejak putusan hakim pengadilan pidana memperoleh kekuaran hukum tetap atau

ditemukannya bukti tertulis baru atau sejak putusan banding dikirim

Where –

Page 15: Notulensi Home Group 4

Keberatan : Dirjen Pajak (Kantor pelayanan pajak)

Banding : Badan peradilan pajak

Gugatan : Dirjen Pajak

PK : MA

How –

A. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia; b.menyebutkan jumlah pajak yang

terutang/dipotong/ dipungut/rugi menurut Anda disertai alasan yang menjadi dasar

B. Penghitungan;c. 1 (satu) keberatan untuk 1(satu) SKP per jenis pajak, 1(satu)

C. Pemotongan pajak, atau 1(satu) pemungutan pajak;

D. Telah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah Anda setujui

dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan (syarat ini tidak berlaku untuk Tahun Pajak 2007

dan sebelumnya);

E. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim SKP atau sejak tanggal

pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali Anda dapat menunjukan

bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Anda

(force majeur);

F.Surat keberatan ditandatangani oleh Anda, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh

bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus; dan

G. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Undang-

Undang KUP, yaitu:1. pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi;

a. Pengurangan atau pembatalan skp yg tidak benar; atau

b. Pembatalan SKP dari hasil Pemeriksaan/Verifikasi yang dilaksanakan tanpa penyampaian

surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan

Wajib Pajak.

Page 16: Notulensi Home Group 4

Landasan Hukum

Keberatan:

1. Pasal 25, 26, dan 26A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP);

2. Pasal 28, 30, 31, dan 33 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 tentang Tata Cara dan Penyelesaian

Keberatan.

Banding:

1. Pasal 27 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2009;

2. Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;

3. Pasal 35, 36, 37, 38, dan 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan

Pajak.

Peninjauan Kembali:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Undang-Undang PP)

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 (Undang-

Undang MA).

Referensi

Page 17: Notulensi Home Group 4

http://miftahudinisme.blogspot.co.id

http://www.pajak.go.id/dmdocuments/PENYIDIKAN.pdf

Dokumentasi kerja kelompok FG KUP Penyidikan, Penagihan, dan Sanksi Perpajakan

oleh Kelompok Nurul, Nadiza, Mentari, Dila, dan Damar pada 7 September

2015.

Mengenal Sanksi Pajak. Diakses pada 7 September 2015 dari: http://konsultanpajak-

aaa.com/mengenal-sanksi-pajak.htm

Taroreh, Junisa Angelia. (2013). Pemeriksaan dan Penyidikan terhadap Pelanggaran

Pajak. Diakses pada 7 September 2015 dari:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/viewFile/1576/1268

UU no. 26 Pasal 1 (31) dan UU KUP Bab 9 Pasal 44

UU KUP

UU no. 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

UU Perpajakan

http://www.blogkeuangan.com/2011/07/perbedaan-banding-dan-gugatan-dalam.html

http://www.pajak.go.id/