Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

31
Asuhan Keperawatan ISK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eliminasi merupakan kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme. Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste) serta sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain seperti urine, CO 2 , nitrogen, dan H 2 O. ( Judith Ann Kilpatrick, Fundamental of Nursing hal 1679 2001). Ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola eliminasi manusia, diantaranya adalah infeksi saluran kemih.Infeksi saluran kemih terjadi karena adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin

description

askep

Transcript of Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

Page 1: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

Asuhan Keperawatan ISK

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Eliminasi merupakan kebutuhan dalam manusia yang esensial dan

berperan dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan

untuk mempertahankan homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme.

Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu

sampah yang berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible

waste) serta sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun

melalui saluran lain seperti urine, CO2, nitrogen, dan H2O.

( Judith Ann Kilpatrick, Fundamental of Nursing hal 1679 2001).

Ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola eliminasi manusia,

diantaranya adalah infeksi saluran kemih.Infeksi saluran kemih terjadi

karena  adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan

diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur

(Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003).

Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen

penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp.,

Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia

coli (Coyle & Prince, 2005).

Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan

dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun pada usia lanjut.

Akan tetapi, wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi kurang lebih 5-

15%.Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata lebih rentan terkena penyakit

ini.Pasalnya, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang menghubungkan

kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5

centi meter).Berbeda dengan uretra laki-laki yang panjang, sepanjang penisnya,

sehingga kuman sulit masuk.

Page 2: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

(Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi

Saluran Kemih. Edisi: 3 Jakarta: FKUI)

           

B.     Tujuan Penulisan

1)      Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami perancanaan asuhan keperawatan klien

dengan penyakit infeksi saluran kemih.

2)      Tujuan Khusus

1.      Mahasiswa mampu menjelaskan definisi penyakit Infeksi Saluran

Kemih.

2.      Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi penyakit Infeksi Saluran

Kemih.

3.      Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi penyakit infeksi

saluran kemih.

4.      Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang penyakit

infeksi saluran kemih.

5.      Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada penyakit infeksi

saluran kemih.

6.      Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi penyakit infeksi saluran

kemih.

7.      Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan

keperawatan.

Page 3: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.          Pengertian

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk

mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,

Ardaya, Suwanto, 2001).

Infeksi saluran kemih adalah  berkembang   biaknya mikroorganisme di

dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus

atau mikroorganisme lain.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang

disebabkan oleh bakteri terutama Escherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat

dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis

perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker,

dkk, 1998).

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya

infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,

panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya

bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.

Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini

menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.

B.              Etiologi

1.      Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

a.       Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated

b.      Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated

c.       Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.

2.      Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:

a.       Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat

pengosongan 

kandung kemih yang kurang efektif

b.      Mobilitas menurun

Page 4: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

c.       Nutrisi yang kurang baik

d.      Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

e.       Adanya hambatan pada aliran urin

f.       Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

http://blogspot.com/2012/01/makalah-askep-isk-infeksi-saluran-

kemih.html

C.          Patofisiologi

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik

dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung

dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.

Ada dua jalur utama terjadi ISK yaitu :

1.      Secara asending :

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor

anatomi 

dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki 

sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi,

kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan 

sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

2.         Secara hematogen :

Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga

mempermudah penyebaran infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang

mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran

hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang mengakibatkan

distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan

distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan

penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media

pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi

gunjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh

traktus urinarius. Selain itu beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara

lain adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan

Page 5: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebt sebagai

hidronefroses.

Klasifiksi infeksi saluran kemih sebagai berikut :

1.         Kandung kemih (sistitis)

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh

menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik

irin dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi

fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

2.         Uretra (uretritis)

Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai

gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria

gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal

adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae

biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.

3.         Ginjal (pielonefritis)

Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala

ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal.

http://blogspot.com/2012/01/makalah-askep-isk-infeksi-saluran-kemih.html

D.       Manifestasi Klinis

1. Mukosa memerah dan oedema

2. Terdapat cairan eksudat yang purulent

3. Adanya rasa gatal yang menggelitik

4. Adanya nanah awal miksi

5. Nyeri pada saat miksi

6. Kesulitan untuk memulai miksi

7. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

8. Disuria (nyeri waktu berkemih)

9. Peningkatan frekuensi berkemih

10. Perasaan ingin berkemih

11. Nyeri punggung bawah atau suprapubic

Page 6: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

12. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang

parah.

E.        Pemeriksaan Penunjang

1.   Urinalisis

a.   Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya

ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang

pandang besar (LPB) sediment air kemih

b.  Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment

air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik

berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

2.   Bakteriologi

a.    Mikroskopis

b.    Biakan bakteri

3.   Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

4.  Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari

urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap

sebagai criteria utama adanya infeksi.

5.     Metode tes

a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes

Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka

psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika

terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

b.  Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):

Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,

klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

c.  Tes- tes tambahan:

Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan

ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi

akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal

atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau

evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat

Page 7: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang

resisten.

F.     Pengobatan

a.       Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram

negatif.

1.      Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.

2.      Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari

dalam 2 dosis.

3.      Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.

4.      Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten

terhadap cotrimoxazole.

5.      Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak

digunakan pada anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami

keterlibatan ginjal pada ISK.

6.      Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau

refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut.

7.      Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk

membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita

harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari

kontaminasi lubang urethra oleh bakteri feces.

                   http://www.google.com/asuhan-keperawatan-ISK, 29 April 2012

Page 8: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

G.    Pengkajian pada Pasien dengan Infeksi Saluran Kemih

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : pekerjaan mononton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada

lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas atau imobilisasi

sehubungan dengan kondisi sebelumnya.

2. Sirkulasi

Tanda : peningkatan tekanan darah, nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal).

Kulit hangat dan kemerahan, pucat.

3. Eliminasi

Gejala: adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya(kalkulus).

Penurunan keluaran urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar, dorongan

berkemih, diare. Tanda: poliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola

berkemih.

4. Makanan / Cairan

Gejala:mual dan muntah, nyeri tekan abdomen  diet tinggi purin, kalsium

oksalat, dan fosfat ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air

dengan cukup. Tanda: distensi abdominal,penurunan/ tak adanya bising

usus muntah.

5. Nyeri / kenyamanan

Gejala: episode akut, nyeri akut, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi

batu, contoh pada panggul di regio sudut kostavertebra, dapat menyebar ke

punggung abdomen, (lipat paha atau genetelia) ngeri dangkal konstan

menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. nyeri dapat di

gambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan posisi atau tindakan

lain. Tanda :  melindungi, perilaku distraksi nyeri tekan pada area ginjal

pada palpasi.

6. Keamanan

Gejala : penggunaan alkohol demam, menggigil.

 http://www.google.com/asuhan-keperawatan-ISK, 29 April 2012

Page 9: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP
Page 10: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

H.    Diagnosa Keperawatan NANDA

1.   Nyeri Akut yang berhubungan dengan Agen Cidera Biologis

2.   Hipertermi berhubungan dengan  dehidrasi

3.   Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran kemih

4.   Resiko Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

hilangnya nafsu makan.

5.   Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di

rumah.

I. Intervensi NIC NOC

1.      Nyeri Akut yang berhubungan dengan Agen Cidera Biologis

Kriteria Hasil :

1.      Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih

2.       Kandung kemih tidak tegang

3.      Pasien nampak tenang

4.      Ekspresi wajah tenang

Intervensi :

1.      Kaji intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan

nyeri.

Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi

2.      Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat

ditoleran.

Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan

otot-otot

3.      Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi

Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih

4.      Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.

Rasional : Analgetik memblok  lintasan nyeri

2.         Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

Kriteria Hasil :

a.       Tanda vital dalam batas normal

Page 11: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

b.      Klien menunjukan termoregulasi

c.       Klien tidak demam.

Intervensi :

1.      Observasi TTV

Rasional: mengetahui kaedaan umum klien

2.      Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38, C.

Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh

3.      Kaji keadekuatan hidrasi

Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

4.      Kompres air hangat.

Rasional : Untuk menurunkan suhu tubuh

5.      Kolaborasi pemberian antipiretik.

Rasional : Antipireti menurunkan suhu tubuh

3.      Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran

kemih

Kriteria hasil :

a.       Klien mampu toileting secara mandiri

b.      Tidak ada infeksi saluran kemih

c.       Berkemih > 150 cc per hari

Intervensi :

1.      Kaji TTV

Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum klien.

2.      Observasi karakteristik urin

Rasional : mengetahui tanda ketidaknormalan urin

3.      Anjurkan minum 2 liter per hari

Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga hidrasi

4.      Bantu klien posisi nyaman BAK

Rasional: memudahkan proses bak

5.      Ajarkan perawatan perianal

Rasional : menjaga kebersihan dan mengurangi infeksi

Page 12: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

4.      Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi

perawatan di rumah.

Kriteria hasil :

a.       Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

Intervensi :

1.      Berikan informasi tentang proses penyakit, program pengobatan,

jadwal, dan kemungkinan efek samping.

Rasional : memberikan dasar pengetahuan pada pasien yang

memungkinkan membuat pilihan berdasarkan informasi.

2.      Anjurkan melakukan  aktifitas biasanya secara bertahap sesuai

toleransi, dan sediakan waktu untuk istrahat adekuat.

Rasional : menjaga kelemahan dan meningkatkan perasaan sehat.

Dochter, Joanne McCloskey, Phd dkk. 2004. Nursing Intevention

Classification. Jakarta: Mosby. Elevier.

J.   Evaluasi

Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu

pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :

1. Nyeri yang menetap atau bertambah

2. Perubahan warna urine

3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit,

perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.

Page 13: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Bp. A seorang  perawat, datang ke UGD RS. Soeradji mengantar anak

perempuannya yang masih berumur 5 th karena anaknya menangis terus-menerus

sejak kemarin sore dikarenakan febris dan disuria.Bp.A juga mengatakan, An.K di

rumah dirawat oleh pembantunya sehingga untuk personal higiennnya biasanya

dibantu oleh pembantunya.

Selain itu An.K juga mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti di remas-remas

dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK

padahal buang air kecilnya lebih sering dari pada biasanya, oleh sebab itu An.K

mengakatakan takut umtuk banyak minum. Bp.A mengatakan anaknya mengalami

nyeri pada bagian suprapubic dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih

ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Karena sakit pada bagian bawah,

An.K merasa tidak kuat untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke

UGD, An.K digendong oleh ayahnya.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV:

           RR        : 28x/menit

           S           : 400C

           N           : 108x/menit

Saat di UGD An.K dilakukan pemasangan infuse RL, 20 tts/mnt dengan abocat

ukuran 24 dan diberikan terapi obat:

           Ceftriaxone 2x500mg

           Ketorolak 2x 0,5mg/kg/BB

Page 14: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

A.    Pengkajian

Nama Perawat                         : Ns. Aprilia Oktaviani

Tanggal Pengkajian                 : 4 Mei 2012

Jam Pengkajian                       : 09.00 WIB

1)      Biodata

Pasien

Nama                                       : An.K

Usia/jenis kelamin                   : 5 Tahun/perempuan

Agama                                     : Islam

Pendidikan                              : PAUD

Status Pernikahan                   : Belum Menikah

Alamat                                    : Jl. Solo 13 Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta       

Diagnosa Medis                      : Infeksi Saluran Kemih

Jam/Tanggal Masuk RS          : 09.00 / 4 Mei 2012

No. RM                                   : 081916

Penanggung Jawab

Nama                                       : Tn.A

Usia                                         : 35 Tahun

Agama                                     : Islam

Pendidikan                              : Sarjana

Pekerjaan                                 : Wirausaha

Status Pernikahan                   : Menikah

Alamat                                    : Jl. Solo 13 Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta       

Hubungan dengan Klien         : Ayah

2)      Riwayat Kesehatan

a.       Keluhan utama

An. K  mengeluh nyeri  pada perut bagian suprapubic.

Page 15: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

b.      Riwayat penyakit sekarang

Tn.A mengatakan bahwa An.K sudah merasakan sakit bagian perut

bawah sejak 3 hari yang lalu. An.K sudah dilakukan pemeriksaan fisik

dan pemasangan infus RL, 20 tts/menit dengan abocat ukuran 24 dan

terapi obat:

Tindakan di UGD :

Ceftriaxone 2x500mg

Ketorolak 2x0,5 mg/kg/BB.

c.       Riwayat Penyakit Dahulu

Tn.A mengatakan bahwa An.K tidak mempunyai riwayat penyakit

ataupun diopname di RS sebelumnya. An.K belum pernah mengalami

kecelakaan ataupun dioperasi. Anak A tidak memiliki alergi.

d.      Riwayat Penyakit Keluarga

Tn. A mengatakan ibunya pernah mengalami ISK pada umur 10 tahun,

riwayat penyakit kakek An K adalah hipertensi.

       

3)      Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien

a)      Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit klien sehari-hari melakukan aktivitas seperti biasa untuk

bermain dengan teman.

Page 16: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

b)      Tidur dan Istirahat

Klien tidur malam di mulai pukul 20.00, dan klien sering terbangun

pada malam hari karena merasakan nyeridi bagian suprapubic, dan

bangun pukul 05.00. pada siang hari klien tidak tidur siang.

c)      Kenyamanan dan Nyeri

P             : saat buang air kecil

Q            : nyeri hilang timbul

R             : perut bagian suprapubic

S             : 5

T             : 2 menit

d)      Nutrisi

Klien jarang untuk minum dan konsumsi minum kurang dari 3 gelas

sehari. Klien makan 2 kali sehari pada waktu siang pukul 12.00 dan

malam pukul 19.00

e)      Cairan, elektrolit dan asam basa

Dalam sehari klien hanya minum 2 gelas, 1 gelas = 200cc, intake,

output, asam basa, BC +/-

f)       Oksigenasi

Tn.B mengatakan bahwa An.A tidak mempunyai riwayat penyakit

sesak nafas atau sejenisnya. An.A tidak batuk ataupun mengeluarkan

sputum.

g)      Eliminasi fekal/bowel

Tn.B mengatakan bahwa An.A biasanya BAB sehari sekali yaitu pada

pagi hari. Warna BAB An.A coklat kekuningan dan baunya khas.

Kebutuhan pemenuhan eliminasi An.A dibantu oleh pembantunya.

Setelah sakit bapak An.A mengatakan bahwa An.A jarang BAB,

kadang-kadang hanya 2 hari sekali.

h)      Eliminasi urine

Tn.B mengatakan frekuensi berkemih An.K adalah 250 cc. Warna

urine An.A keruh. Adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada

cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. An.Kmerasakan nyeri

Page 17: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

saat berkemih. Kebutuhan pemenuhan eliminasi urine An.K dibantu

oleh keluarganya.

i)        Sensori, persepsi dan kognitif

Klien tidak memiliki gangguan pada sistem sensori, persepsi maupun

kognitif.

Page 18: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

4)      Pemeriksaan Fisik

a)      Keadaan Umum

Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV :

      TD       : 80/45 mmHg

RR       : 28x/menit

      S          : 400 C

      N         : 108x/menit

b)      Kepala

Pada kepala berbentuk mesochepal ranbut klien tidak rontok, tidak ada

lesi pada kulit kepala, tidak berketombe, dan tidak ada nyeri tekan

pada kepala klien.

c)      Leher

Tidak ada pembesran tyroid, tidak ada kuku kuduk, reflex menelan

baik.           

d)      Dada

1.   Paru

     bentuk dada simetris, tidak ada benjolan, paru sonor, tidak ada

weezing.

2.   Jantung

    Suara jantung redup, S1, S2 tunggal, denyut jantung teratur.

e)      Abdomen

Inspeksi: warna kulit abdomen kecoklatan lebih terang dari pada kulit

lain.

Auskultrasi : peristaltic usus 15 kali per menit

Palpasi : saat di palpasi adanya nyeri tekan pada bagian suprapubic

Perkusi : terdengar timpani

f)       Genetalia

Keadaan genetalia tidak ada gangguan dan keluhan. Tidak terdapat

hypospadia, epispadia, hernia, hydrocell dan tumor.

g)      Rektum

Keadaan rektum normal tidak ada hemoroid, prolaps maupun tumor.

Page 19: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

h)      Ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah

Lengan kanan terpasang infus RL 20 tetes/menit.

Page 20: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

5)      Psiko Sosio Budaya dan Spiritual

Psikologis :

klien belum mengerti tentang penyakitnya. An K sering menahan sakit pada

perut. An.K mendapat dukungan dan bantuan dari keluarga khususnya dari

ibunya.

Sosial :

An.K sehari-harinya bermain dengan teman-temannya.kadang bermain dengan

ayah waktu dirumah

Budaya :

Suku bangsa An.K adalah Jawa. Untuk berintaraksi dengan orang lain klien sering

menggunakan bahasa Jawa. Dan tumbuh kembang klien orang tua masih

menggunakan adat jawa.

Spiritual :

klien belum sepenuhnya mengerti tentang ibadah, tetapi dalam ibadah sehari-hari

klien mengikuti ibadah rutin dengan orang tuanya.

6)      Terapi Medis

Saat di UGD An. A dilakukan pemasangan infus RL, 20 tts/mnt dengan abocat

ukuran 24  jam diberikan terapi obat:

            Ceftriaxone 2x500mg

            Ketorolak 2x 0,5 mg/kg/BB

Page 21: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

7)       

B.     Analisa Data

Nama Klien      : An. K

Umur               : 5 tahun

Ruang Rawat   : Anggrek        

No. Register       : 081916

Diagnosa Medis : Infeksi Saluran kemih

Alamat               : Jl. Maguwoharjo

5,Sleman,Yogyakarta          

             

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

4-4-12/

09.10

DS :

1.      An K mengeluh nyeri pada

bagian suprapubic.

2.       An.K mengatakan bahwa nyeri

seperti diremas remas pada

bagiansuprapubic.

3.      Skala nyeri 5

4.      DO :

1.       An. K Tampak menahan nyeri

(meringis) dan terkadang

menangis.

2.      S:400C

RR = 28x/mnt

N = 108x/mnt

Agen Cedera

Biologis

Nyeri Akut

DS :

1.      Tn. A mengatakan

badan anaknyapanas.

2.      An. K mengatakan takut untuk

banyak minum.

DO :

1.      TTV :

Dehidrasi Hipertermia

Page 22: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

S = 400C

2.      An. K tampak pucat.

3.      Kulitnya teraba panas.

DS :

1.      Tn K mengatakan anakanya

susah makan dan makan hanya 1

kali sehari..

DO :

1.      An.K tampak pucat dan mukosa

bibir kering.

2.      BB   : 12kg,TB   :90cm

Tidak nafsu

makan

nutisi kurang dari

kebutuhan tubuh

DS :

1.      Tn. K mengatakan anaknya

sudah 5hari merasakan sakit perut

bagiansuprapubic.

2.      An.K mengatakan nyeri seperti

diremas-remas.

3.       An A mengatakan bila buang air

kecilwarna urinya keruh, dan ada

darah.

4.      DO :

1.      An. K Tampak menahan nyeri

dan terkadang menangis

2.      RR = 28x/mnt

N = 108x/mnt

S=400C

Infeksi Saluran

Kemih

Perubahan pola

eliminasi Urinarius

    

C.     Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri b.d Agen cedera biologis

2.      Hipertermia b.d Dehidrasi

3.      Perubahan Pola eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih

Page 23: Asuhan Keperawatan ISK Utk Latar Belakang Dan Diagnosa NCP

4.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak nafsu makan