Sony Warsono

Good Corporate Governance (GCG) semakin penting, termasuk di Asia (Wallace and Zinkin 2005)

Banyak organisasi mengembangkan CG framework dan CG ratings (Solomon 2004; Rezaee 2007)

Meskipun model CG berbeda-beda bahkan antar perusahaan tetapi konvergensi tetap diusahakan (O’Brien 2005; Rezaee 2007)

Implementasi CG di perusahaan Indonesia rendah (Institute of Directors 2005)

Sebelum 1980-an: merupakan bagian dari fungsi manajemen (control function)

Periode 1980-an: Identik dengan partisipan Board of directors (BoD) di one-tier system

atau Board of commissioners (BoC) + Komite di

two-tier board system. Periode 2000-an sampai sekarang: Sistem

untuk mengelola hubungan antar partisipan di level korporat (headquarter)

Di masa datang: Sistem untuk mengelola perusahaan sebagai satu kesatuan (semua level dalam perusahaan).

Pengalaman “menyakitkan” masa lalu

Respon positif oleh stakeholders Pencapaian tujuan di masa datang

(sustanability development)

Sejauh ini dapat dianalogikan seperti politik di suatu negara.

Belum ada definisi ataupun model unggulan.

Corporate Governance

Management control systems &

Internal control systems

a.Dimensi Pihak-pihak yang terlibat:

Dua pihak: Manajemen vs. Pemilik Banyak pihak: Stakeholders

b.Dimensi tujuan perusahaan: Sebagai entitas ekonomi saja Sebagai entitas ekonomi dan

sosial

Terdapat 2 perspektif:A.Perspektif konvensional (fokus pada stockholders). Teori yang mendasari: Agency theory dan Transaction cost economicsB.Perspektif kontemporer (fokus pada stakeholders). Teori yang mendasari: Stakeholders approach

Parkinson (1994):”... the process of supervision and control intended to ensure that the company’s management acts in accordance with the interests of shareholders.”

Shleifer and Vishny (1997):”... the ways in which suppliers of finance to corporations assure themselves of getting a return on their investment.”

Rezaee (2007, p. 22):“… is a process effected by legal, regulatory, contractual, and market-based mechanisms and best practices to create substantial shareholders value while protecting the interests of other shareholders.”

Tricker (1984):”... the governance role is not concerned with the running of the business of the company per se, but with giving overall direction to the enterprise, with overseeing and controlling the executive actions of management and with satisfying legitimate expectations of accountability and regulation by interests beyond the corporate boundaries.” 

Solomon (2007, p. 14):”... the system of checks and balances, both internal and external to companies, which ensures that companies discharge their accountability to all their stakeholders and act in a socially responsible way in all areas of their business activity.”

Anand (2008):“Further compounding the complexity of Corporate Governance is the fact that this term has grown and evolved to encompass questions of ethical duties to employees, communities, and the world at large. Where once we spoke of Corporate Governance in terms of fiscal responsibility and accurate accounting practices, now the conversation includes environmental activity, employment practices, and political involvement.”

Model Corporate Governance:a. One-tier system (USA, England)b. Two-tier system (Most of Europe

countries)

BoD

Executive BoD

(termasuk CEO)

Non-Executive

(Independent) BoD

Other Executive

s

BoD (CEO + some

Executives)

BoC

Other Executive

s

OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development): Perlindungan terhadap hak-hak

stockholders Persamaan perlakuan terhadap

stockholders Peranan pemangku kepentingan yang

tinggi Keterbukaan dan transparansi informasi Akuntabilitas dewan komisaris

ICGN (International Corporate Governance Network): Honesty; Resilience; Responsiveness; dan Transparency.

SOA 2002 (Sarbanes Oxley Act): Integrity; Reliability; dan Accountability.

KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance): Transparansi (Transparency); Akuntabilitas (Accountability); Responsibilitas (Responsibility); Independensi (Independency); dan Kewajaran dan kesetaraan (Fairness).

Terdiri dari seperangkat komponen yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi: Manusia, Proses sistematis, Teknologi informasi, dan Struktur keorganisasian

Pencapaian tujuan perusahaansebagai: Entitas ekonomi sekaligus Entitas sosial

PENGETAHUAN MAPAN

PRINSIP-PRINSIP DASAR

RANCANG-BANGUN

Sejauh ini belum ada pengetahuan mapan yang dapat diidentifikasikan dengan penerapan CG.

Proksi yang direkomendasikan adalah pemanfaatan teknologi informasi sebagai produk dari pengetahuan mapan.

CGCG UGM (Center for Good Corporate Governance) -- TARRIF: Transparency; Accountability and

Responsibility; Responsiveness; Independency; dan Fairness.

Rancang-bangun dimaksudkan agar CG sebagai sebuah sistem dapat memenuhi kebutuhan khusus perusahaan dengan tetap berlandas pada pengetahuan mapan dan prinsip-prinsip dasar yang dipegang.

Rancang-bangun CG lazimnya dipengaruhi oleh pihak-pihak yang terlibat dalam CG dimana masing-masing pihak memiliki fungsi pokok.

CGCG UGM (Center for Good Corporate Governance): Board of Directors – Dewan

Direksi (Oversight); Middle Management –

Manajemen Tingkat Menengah (Enforcement);

Board of Commissioners/Committees – Dewan Komisaris/Komite (Supervisory & Advisory);

Auditors – Pemeriksa (Assurance); dan

Stakeholders – Pemangku Kepentingan (Monitoring).

Berbasis pilar pengetahuan mapan Berbasis partisipan yang lebih

komprehensif Berbasis prinsip-prinsip yang

berterima umum

Perspektif PARTISIPAN CG:1) Board of Directors (BoD) – Oversight 2) Middle Management – Enforcement3) Board of Commissioners/Committees

(BoC) – Supervisory and Advisory4) Auditors – Assurances5) Stakeholders – Monitoring

Perspektif PRINSIP CG:1) Transparency (transparansi) 2) Accountability & Responsibility

(Pertanggungjelasan dan Pertanggungjawaban)

3) Responsiveness (Ketanggapan)4) Independency (Independensi)5) Fairness (Kesetaraan)

MODEL PEMERINGKATAN CG MODEL PEMERINGKATAN CG UGMUGMAccountabili

ty & Resposibilit

y

Transparancy

Fairness

Independency

Responsiveness

Dewan Direksi

Manajemen Menengah

Dewan Komisaris/Komit

e

Pemeriksa

Pemangku kepentingan

TransparencyAccoutability

& Responsibility

Responsiveness

Independence Fairness

Dewan Direksi

7 Isu 6 Isu 2 Isu 2 Isu 2 Isu

Manajemen Menengah

2 Isu 7 Isu 6 Isu 2 Isu 2 Isu

Dewan Komisaris/

Komite2 Isu 2 Isu 7 Isu 6 Isu 2 Isu

Auditor 2 Isu 2 Isu 2 Isu 7 Isu 6 Isu

Pemangku Kepentingan 6 Isu 2 Isu 2 Isu 2 Isu 7 Isu

Pihak Transparency (2 Topik)

BoC

1. Penyelenggaraan Rapat Internal dan Penyebaran Hasil

2. Keterbukaan dan Efektifitas Sistem Komunikasi

Pihak Accountability & Responsibility (2 Topik)

BoC

1. Pemantauan dan Pemberian Saran terhadap Kinerja CEO dan BoD

2. Self-Evaluation Dewan Komisaris dan Evaluasi terhadap Kinerja Komite

Pihak Responsiveness (7 Topik)

BoC

1. Ketanggapan Dewan Komisaris terhadap Permintaan Pejabat/Dewan Eksekutif

2. Ketanggapan Komite Remunerasi terhadap Permintaan Pejabat Eksekutif dan BoD.

3. Ketanggapan Dewan Komisaris terhadap BoD4. Ketanggapan Dewan Komisaris terhadap Isu-Isu

Terkini.5. Ketanggapan Komite Audit terhadap Permintaan

dan Pertanyaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

6. Inisiatif dalam Proses Keterbukaan dan Keefektifan Komunikasi

7. Respon terhadap Kepatuhan dan Perundang-undangan

Pihak Independency (2 Topik)

BoC

1. Komposisi BoC dan Hubungan antar Anggota2. Komposisi Masing-masing Komite dan

Hubungan antar Anggota Komite 3. Tingkat pengaruh Pihak Tertentu terhadap

Kepentingan BoC4. Kepemilikan Saham Maksimal Saham oleh BoC5. Keberadaan Jenis-jenis Komite dan

Kompetensinya6. Hubungan antara BoC, BoD, dan CEO

Pihak Fairness

BoC1. Perlakuan terhadap BoD dan CEO2. Perlakuan terhadap Auditor

Total skor 1000 (seribu) poin: 10 sell utama x 70 poin = 700 poin 15 sell utama x 20 poin = 300 poin

Tipe pertanyaan dan jawaban: Dikotomi Diskrit Kontinyu

Arti penting pertanyaan dan jawaban:

Utama (necessary) Penunjang (sufficient)

Kualitas pertanyaan dan jawaban: Karakteristik Primer:

Prioritas 1: High Reliability, High Relevance

Prioritas 2: High Reliability, Low Relevance Prioritas 3: Low Reliability, High Relevance Prioritas 4: Low Reliability, Low Relevance

Karakteristik Sekunder: Berdaya banding Tidak berdaya banding

Aplikasi Pengukuran: BASIC (Self-rating) maks. 600 poin

RESULT: LOOK VERY GOOD/GOOD/FAIR/BAD/VERY

BAD

PRIORITY (Third-party rating) maks. 1000 poin

RESULT: VERY GOOD/GOOD/FAIR/BAD/VERY BAD

METODA PENGUKURAN (4)METODA PENGUKURAN (4)

Penggunaan Model Pengukuran: Taktis Strategis

Dimensi Cakupan Pertanyaan: From Stockholders to Stakeholders From Compliances to Conformance From Rules-based to Principles-based

approach From Low IT intensity to High IT intensity From Non-financial to Financial information

METODA PENGUKURAN (5)METODA PENGUKURAN (5)

Dimensi Model Pengukuran – Taktis: Stockholders, Kreditor, dan pihak-

pihak yang langsung terkait perusahaan

Fokus pada Compliances Rules-based menuju Principles-based Average to high IT intensity Non-financial menuju Financial

TERIMAKASIHSALAM

GOVERNANCE