Post on 06-Jun-2015
LIMA JAYA
LINGKAR MAHASISWA JAKARTA RAYA
Pers Rilis
Kami Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya mendesak kepada Pemerintah untuk:
1. Turunkan harga BBM
2. Usut tuntas kasus cost recovery
3. Usut tuntas kasus korupsi di pertamina
4. Turunkan Ari Sumarno sebagai Direktur Utama Pertamina
Kami menilai bahwa besaran subsidi BBM selama ini dihitung dengan patokan formula rata-rata harga minyak yang di jual di
pasar Singapura (means of platts Singapore/MPOS) plus alfa agar pertamina mendapat insentif lebih besar untuk mengimpor
minyak dengan dengan harga yang lebih tinggi.
Pada RAPBN perubahan yang diajukan pemerintah ke DPR beberapa bulan lalu, pemerintah mengajukan kebutuhan dana Rp.106
triliun untuk subsidi BBM dengan asumsi harga crude oil rata-rata 83 US$ per barel.
Dengan asumsi harga yang sama, jika besaran alfa diturunkan dari 15% ke 12,5% , subsidi yang dibutuhkan menjadi Rp. 94,8
triliun dan jauh lebih besar penghematan yang di dapat dengan penurunan persentasi alfa dibandingkan penggunaan kartu
kendali.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak dunia dari 30 US$/barrel pada tahun 2001 hingga beberapa waktu lalu mencapai rekor
tertinggi hampir mencapai 147 USS$/barrel merupakan fenomena yang menghawatirkan karena dapat memberikan tekanan
yang semakin berat terhadap APBN walaupun Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak.
Kontrak Kerjasama Migas
Kontrak kerjasama migas atau sering di sebut PSC, sering kali menjadi permasalahan dalam dunia migas. Di Indonesia pernah
memakai model cost recovery limit, yaitu: PSC generasi I, besarnya 40% dari gross revenue, jika ada excess cost oil, dibagi
dengan contractor. PSC generasi II, tidak ada lagi cost recovery limit. PSC generasi III, cost recovery limit tidak ada (cost recovery
tidak dibatasi), tapi mulai diperkenalkan istilah First Tranch Petroleum (FTP), secara tidak langsung, FTP itu berperan sebagai
"cost recovery limit" juga, dibagi dengan contractor.FTP mulai diperkenalkan pada tahun 1988 dan besarnya 20% dari produksi.
FTP akan dibagi antara pemerintah dengan kontraktor, dimana kontarktor wajib untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri
(DMO).
Cost Recovery
Dalam sistem kontrak bagi hasil semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor, apabila berhasil menemukan dan
memproduksikan minyak, akan dikembalikan kepada kontraktor.
Mekanisme ini dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor. Pengembalian biaya ini disebut
sebagai cost recovery. Besar kecilnya cost recovery akan mempengaruhi besar/ kecilnya bagian pemerintah maupun kontraktor.
Biaya yang dibebankan kepada cost recovery terdiri dari: biaya-biaya non kapital tahun berjalan dari kegiatan eksplorasi,
pengembangan, operasi produksi, dan biaya administrasi/umum; biaya depresiasi tahun berjalan; depresiasi tahun sebelumnya;
dan unrecovered cost (pengembalian biaya yang tertunda).
Pengembalian biaya dalam cost recovery hanya diperbolehkan dari wilayah kerja yang bersangkutan dan tidak diperkenankan
melakukan konsolidasi biaya dan pajak antara satu wilayah kerja dengan wilayah kerja lainnya.
Hasil Audit BPK terhadap KKKS didapat beberapa temuan yang tidak perlu dianggarkan dalam cost recovery dengan jumlah yang
besar, yaitu 39,999 triliun rupiah. Bahkan pernah ditemukan kelebihan pembayaran oleh pemerintah kepada Pertamina sebesar
2,3 milyar US$.
Cost recovery adalah over head dan biaya lainnya, tapi masalahnya adalah tidak ada aturan yang jelas mengenai batasan cost
recovery, ditambah dengan banyaknya pengeluaran yang tidak wajar yang dibebankan dalam cost recovery yang terlihat
mengada-ada dan diluar ketentuan cost recovery tentunya hal ini sangat merugikan negara dan merupakan kegiatan korupsi
yang harus dibongkar.
LIMA JAYA
LINGKAR MAHASISWA JAKARTA RAYA
Concord, Petral dan Ari Sumarno.
Seperti kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara penghasil minyak mentah yang cukup besar, yaitu sekitar 1 juta
barrel perhari. Tetapi rakyat Indonesia sama sekali tidak dapat merasakan manfaat dari kekayaan alam yang diambil dari Bumi
Pertiwi tersebut. Malahan sebaliknya rakyat harus membeli BBM dengan harga mahal, itupun bila tersedia di pasaran karena
sering terjadi kelangkaan di daerah-daerah.
Menurut kami penyebab dari kemahalan tersebut adalah pengelolaan yang amburadul disertai korupsi yang merajalela dalam
penyediaan dan pengadaan BBM. Impor minyak mentah dan BBM merupakan ladang empuk bagi para mafia minyak yang
serakah itu. Ari merupakan orang yang sangat licin berbisnis dengan reputasi kurang baik di lingkungan Pertamina. Dia pernah
mendapat peringatan keras dari atasannya dan diturunkan pangkatnya sebagai karyawan pertamina karena melakukan
manipulasi proyek yang ditanganinya.
Perlu kami ingatkan bahwa Ari Sumarno mempunyai kakak kandung bernama Onky Sumarno. Onky merupakan pengusaha
yang sangat terkenal dan merupakan kaki tangan Cendana. Salah satu perusahaan yang dimiliki Onky adalah Concord Fuel
Indonesia.
Concord yang berkantor di daerah Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Kabarnya, kantor tersebut dimiliki oleh Ari dan
dipinjamkan untuk dipakai Kamil sebagai kantor perusahaan Concord tersebut. Disamping itu, keluarga Ari, yaitu Rini Soewandi
(salah satu mantan Menteri pada Era Megawati yang sekaligus mempuyai hubungan saudara dengan Ari Sumarno.red) dan Onky
Sumarno juga berkantor ditempat itu. Hal ini sudah diketahui banyak orang, tapi Ari sama sekali tidak merasa risih.
Dengan perintah dari Ari, Concord mendapatkan alokasi untuk mensuplai bensin premium, solar dan minyak mentah kepada
Petral yang berkedudukan di Singapura. Untuk memuluskan strategi ini, Ari pun mengagkat teman lamanya, yaitu Johanes
Sunarmo, sebagai Dirut. Petral.
Menurut para trader miyak di singapura, Concord menguasai hampir seluruh transaksi di Petral, yang terdiri dari bensin
premium, solar , minyak fuel oil, minyak mentah, petro kimia, gas LPG, green coke dll. Tidak seorangpun trader yang berani
mengganggu gugat kontrak greencoke bila tidak ingin mendapatkan sanksi langsung dari Ari. Juga untuk alokasi kontrak-
kontrak yang lain, semua dijaga ketat oleh johanes. Ini merupakan salah satu bukti keterlibatan Ari di Petral dengan
mempertahankan posisi Johanes, yang jelas-jelas sudah memasuki masa pensiun. Padahal ada sebuah peraturan yang ada di
dalam Pertamina sendiri, pejabat direksi anak perusahaan Pertamina harus bersatatus karyawan yang belum pensiun.
Oleh karena itu, kita dapat melihat keterlibatan Ari sumarno yang kemudian jelas-jelas menyalahi aturan dan
menyalahgunakan wewenang jabatannya karena sebagai Dirut. Pertamina dia juga ikut terlibat aktif dalam mengatur tender
Pertamina hal ini dapat dilihat dengan adanya Concord dan Petral yang menjadi pemenang tender yang notabene adalah
perusahaan dari kroni-kroni Ari Sumarno.
Kita juga mengetahui sepak terjang Ari dan keluarganya dalam bisnis Gas di Jawa tengah. Pertamina melalui Pertagas telah
menjual gas dari lapangan Gundih kepada PT Sumber Petrindo Perkasa(SPP). Harga jual gas dari lapangan yaitu US$2,70/
mmbtu tersebut sangat murah dibanding harga jual gas ke perusahaan yang lainnya, yaitu US$5,0. Total kerugian negara
mencapai hampir US$ 400 juta atau 3,6 triliun rupiah. Onky Sumarno adalah pengusaha yang mengatur jalannya transaksi ini
hingga berhasil merugikan Negara dan Pertamina.
Perlu kami serukan bahwa saat ini masyarakat sudah cukup menderita akibat kenaikan harga BBM yang disebabkan oleh
keserakahan koruptor dalam pengelolaan migas dan kami menjadikan kemajuan industri Migas untuk kesejahteraan rakyat
sebagai tolak ukur keberhasilan pemerintah.
Jakarta, 17 Juli 2008
Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya