Post on 10-Dec-2015
KATA PENGANTAR
Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung,
pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah
terung dari menanam bibit terung sampai memanen hasilnya ini sangat mudah
dilakukan asalkan mengerti bagaimana cara terbaik untuk dilakukan agar hasilnya
pun lebih baik. Buah terung ini memiliki nilai ekonomisnya jadi bisa untuk peluang
usaha yang menguntungkan, namun para petani terung masih sedikit untuk
membudidayakannya. Dengan saya buat Karya Tulis Ilmiah ini, bisa menjadi sebuah
motivasi untuk membudidayakannya karena memiliki nilai jual yang
menguntungkan dan bermanfaat. Selamat membaca.
Bumi Agung, September 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ................................................ 1
1.3 Perumusan Masalah ............................................................................ 1
1.4 Tujuan dan Manfaat Pembuatan Karya Tulis Ilmiah .......................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal Mula dan Pengertian Tanaman Terung ....................................... 2
2.2 Budidaya Terung Ungu ........................................................................ 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 7
3.2 Saran .......................................................................................... .......... 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara produsen terung dengan kualitas baik. Buah terung
ini memiliki banyak varietas terung, namun di pasaran terutama di pasar tradisional
jarang sekali ditemukan terung dan hanya di jual beberapa saja, ini disebabkan para
petani di Indonesia hanya menanam dalam jumlah yang sedikit dan yang mereka tanam
adalah sayuran atau buah yang lain, oleh karena itu petani masih belum mengetahui
bagaimana membudidayakannya secara baik. Hal ini diperlukan ilmu pengetahuan yang
cukup untuk mengetahui cara membudidayakan terung sehingga dapat dijadikan
peluang usaha yang prospektif agar terung itu sendiri makin banyak di budidayakan, di
jual dan banyak di konsumsi.
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ilmiah sederhana ini ada beberapa pembatasan
masalah yaitu :
1. Dari manakah asal mula tanaman terung naga ungu?
2. Apakah yang dimaksud tanaman terung itu yang berjenis terung naga ungu ?
3.Bagaimana proses pembudidayaan terung dengan baik ?
4. Bagaimana pemeliharaan dan perawatan tanaman terung dengan maksimal ?
1.3 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari budidaya tanaman terung yaitu :
1.Bagaimana proses pembudidayaan terung dengan baik ?
2. Bagaimana pemeliharaan dan perawatan tanaman terung dengan maksimal ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah dengan judul budidaya terung yaitu:
1. Untuk mengrtahui ilmu pengetahuan tentang cara budidaya terung secara baik,
2. Agar terung dapat terus di lestarikan semua jenisnya yang ada di Indonesia,
3. mengetahui cara mengatasi penyakit dan hama pada buah terung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Asal Mula dan Pengertian Tanaman Terung
Terung berasal dari daerah Asia tepatnya di India, Srilangka dan Birma. Sejak
dulu terung hanya tumbuh liar. Namun kemudian di teliti, dan setelah diteliti ternyata
terung aman untuk di konsumsi. Setelah itu terung mulai banyak di budidayakan di
daerah tersebut dan menyebar ke kawasan Asia.
Tanaman terung merupakan tumbuhan penghasil buah yang di jadikan sayuran
berumur pendek (semusim) yang berbentuk semak perdu (herba) dan terung berkerabat
dekat dengan kentang dan leunca.Klasifikasi terung yaitu:
Divisi : Spermatophyta (Tanaman berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Biji berada di dalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo(bangsa) : Tubiflorae
Famili(suku) : Solanacae
Genus(marga) : Solanum
Spesies(jenis) : Solanum melongena L.
Bagian terpenting terung yaitu:
1. Akar tanaman terung berakar tunggang dan berakar serabut
2. Batang tanaman terung pendek tetapi kuat.
3. Daun tanaman terung berbentung lonjong dan berwarna hijau
4. Bunga tanaman terung berukuran kecil.
5. Buah tanaman terung berbentuk bulat dan lonjong.
2.2 Budidaya Terung Ungu
1. Syarat Tumbuh
2
Pada dasarnya cara menanam terong sangat mudah. Namun agar hasilnya
maksimal, sebaiknya memperhatikan syarat tumbuhnya meskipun hanya menanamnya
dalam jumlah yang sedikit di pekarangan rumah. Adapun syarat tumbuh terung antara
lain:
1. Biasanya tumbuh di dataran rendah hingga tinggi,
2. Cocok di areal dengan suhu antara 22 sampai 30 derajat celcius,
3. Sebaiknya ditanam di tanah yang lempung, subur, dan kaya akan humus,
4. Penyinaran harus cukup,
5. Terong ditanam di awal musim kemarau.
2. Benih dan Persemaian.
Bibit atau benih tanaman terong ini berasal dari biji. Penyemaian bibit dari biji
ini membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 1,5 bulan atau kira-kira sudah
berdaun empat helai. Untuk mempercepat pertumbuhannya, sebaiknya biji direndam
terlebih dahulu sebelum ditempatkan pada wadah yang telah dibasahi. karena biji
tanaman terong ini lebih keras dibandingkan dengan biji tanaman lainnya. Tempat
penyemaian sebaiknya diisi dengan busa atau kapas sebagai media tumbuh.
3. Media Tanam atau lahan Penanaman.
Lahan untuk penanaman harus disiapkan dan diolah terlebih dahulu, lalu
dibentuk bedengan atau sekat- sekat. Setiap bedengan memuat maksimal dua barisan
tanaman. Di antara bedengan yang satu dengan yang lain, haruslah dibuatkan parit yang
berfungsi sebagai sarana pembuangan air saat musim hujan. Hal ini penting dilakukan
karena tanaman ini tidak tahan dengan genangan air.
4. Penanaman.
Setelah lahan atau media tanam serta lubang tanam sudah disiapkan selanjutnya
yaitu setiap lubang diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5-1 kg agar tanah
cukup mengandung bahan organik. kemudian bibit yang sudah siap tanam dimasukkan
secara tegak lurus ke dalam lubang. lalu disekitar lubang tanaman disirami air agar tanah
cukup lembap, tetapi jangan sampai tergenang.
5. Penyulaman
3
Jika dalam beberapa hari terdapat bibit yang rusak, maka gantilah dengan bibit
baru (penyulaman). Penyulaman dilakukan bila bibit rusak hingga 25%. Setelah
mencabut bibit yang rusak maka bersikan kembali lubangnya. Setelah bersih, masukan
bibit yang baru yang seusia dengan bibit yang lama (agar usia tanaman merata), lalu
ditutup dan di tekan-tekan agar kuat dan tegak.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tanaman Terong ini harus dilakukan secara teratur.
Penyiangan gulma sangat penting dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan.
Penyiraman tanaman dilakukan secara rutin dua kali sehari, yaitu pada pagi hari dan
sore hari. Namun, apabila penanaman dilakukan pada daerah kering, maka penyiraman
dapat dilakukan lebih sering agar tanaman tidak layu kekeringan. Karena tanaman
terong termasuk dalam tanaman perdu. Maka dipeerlukannya pemberian ajir atau turus
yang terbuat dari bambu atau kayu untuk menopang tanaman agar tidak rubuh atau
jatuh. Selain itu, tanaman ini perlu dilakukan pemangkasan pada tunas dan bunga agar
dapat menghasilkan buah Terung yang lebih banyak dan berukuran besar.
7. Pencegahan dan Pemberantasan Hama Serta Penyakit
Penyakit pada tanaman terung :
a. Rebah Semai
Rebah semai biasa menyerang tanaman terong pada fase pembibitan. cara
pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik.
b. Layu bakteri
Serangannya disebabkan oleh bakteri. Pengendalian yang dapat dilakukan
dengan meningkatkan pH tanah dan memusnahkan tanaman yang terserang.
c. Layu fusarium
Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang
dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan
tanaman yang terserang.
d. Busuk Phytoptora
4
Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang
terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik.
e. Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri. Pengendaliannya
menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif
kasugamisin.
f. Antraknosa
Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini
menyerang semua bagian tanaman Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik.
Hama pada tanaman terung :
a. Ulat tanah
Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang
harinya bersembunyi di dalam tanah. Cara pengendaliannya adalah dengan
pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada
lubang tanam.
b. Ulat grayak
Ulat grayak menyerang daun tanaman dalam jumlah yang sangat banyak, ulat
ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah
dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin.
c. Ulat buah
Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya.
Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
sipermetrin.
d. Kutu daun
Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda,
kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut.
Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin.
e. Kutu kebul
5
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih
seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga
sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara
penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin.
f. Kumbang kuning
Tanaman terong menjadi inang dari kumbang ini, kumbang berwarna kuning
dengan seluruh tubuh diselimuti seperti duri. Pengendaliannya dengan cara
penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin.
g. Lalat buah
Lalat buah menyerang buah terung dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam
buah, kemudian telur berubah menjadi larva yang akhirnya menjadi busuk.
Pengendaliannya dapat menggunakan perangkap lalat.
8. Panen dan Pasca Panen
Tanaman terung dapat dipanen sekitar berumur 4 bulan atau 90 hari dari saat semai.
Selanjutnya berselang seminggu, buah dapat dipanen 6 sampai 7 kali panen. Dalam
pemanenan, diperhitungkan juga lamanya pengangkutan sampai ketangan konsumen.
Sebaiknya buah terong yang dipetik adalah buah yang masih muda bijinya atau masih
keras daging buahnya. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat pagi hari atau
sore hari. Hindari waktu panen pada saat terik matahari karena ini dapat mengganggu
tanaman dan membuat kulit terong menjadi keriput atau kering sehingga menurunkan
kualitas buah itu sendiri.
2.3 Kebersihan Lahan
Kebersihan lahan juga harus diperhatikan karena sangat mempengaruhi tingkat
pertumbuhan tanaman terung, jadi lahan harus bersih dari rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman terung harus dicabut hingga bersih, mengambil dedaunan kering yang
berserakan, merapikan bentuk bedengan atau barisan tanah yang rusak dan hama juga
harus dimusnahkan agar terung berkualaitas baik.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanaman terung terung adalah tanaman perdu yang berumur pendek dan berasal
dari India dan Srilangka. Budidaya terung sebenarnya mudah jika mengetahui
bagaimana cara syarat tumbuhnya, seperti apa pemilihan bibit yang baik, menentukan
media tanam, cara penanaman, penyulaman terung, pemeliharaan yang baik, mencegah
serta memberantas hama dan penyakit dan memanennya dengan waktu yang tepat.
Semua langkah itu sangat perlu di ketahui agar kualitas terung layak untuk dipasarkan
kepada konsumen. Keuntungan dalam usaha ini sangat menguntangkan bagi
pembudidaya.
3.2 Saran
Menurut saya saran dari budidaya terung yaitu:
1. Melakukan pembudidayaan tentang cara lain budidaya terung,
2. Membudidayakan jenis-jenis terung yang belum diketahui,
3. Perlu melakukan tentang cara dan proses pemanfaatan terung,
4. Menjual terung dengan kualitas baik agar konsumen tetap membelinya.
7
Daftar Pustaka
Referensi Dari Buku:
a. Budiman, Eriyandi, 2008. Upaya dan Budaya Terung. Bandung: CV.Wahana
IPTEK Bandung.
b. Novizan. 2002.Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Depok: Agro Media Pusaka.
c. Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Terung. Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Nusatama.
Referensi Dari Internet:
http://id.wikipedia.org/wiki/Terung
8