Post on 21-May-2015
O
L
E
H
KELOMPOK I
HERAWATI DONGORAN ( 11070084)
ABDUL SOMAD LUBIS ( 11070102)
AGUS NARA JAYA ( 10070151)
SEMESTER : III (TIGA) c
PRODY : PEND. BAHASA INDONESIA
MATA KULIAH : SINTAKSIS
DOSEN : Pintasari dewi Harahap,S.s, M.pd.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
“STKIP “ TAPANULI SELATAN
PADANG SIDIMPUAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas/ makalah ini dengan baik. Sholawat
dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi kita Muhammad saw. Yang telah mengangkat
derajat ummatnya dari zaman kezahiliyaan hingga zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan saat ini.
Terima kasih kami ucapkan pada pada dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
arahan dan bimbingan pada kelompok kami yaitu Ibu Pintasari Dewi,S.s, M.pd sebagai dosen
pengampuh mata kuliah sintaksis, dan tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada
teman sejawat yang senantiasa memberikan masukan, dorongan dan inspirasi sehingga makalah
ini tersusun dengan baik dengan judul “Hubungan kalimat tunggal Dengan Kalimat Majemuk”.
Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan baik agar bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan pada kelompok kami pada khususnya, yang nantinya dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita. Namun, Kami sadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, dikarenakan minimnya ilmu yang kami miliki. Maka kami sebagai penulis
makalah ini menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menindak lanjuti
makalah ini dikemudian hari agar lebih sempurna.
Padangsidimpuan, 24 November 2012
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................ii
Bab I pendahuluan .........................................................................................................1
a. Latar belakang..................................................................................1b. Identifikasi ........................................................................................1c. Rumusan masalah..............................................................................1d. Pembatasan masalah..........................................................................2e. Tujuan makalah.................................................................................2
Bab II pembahasan..........................................................................................................3 a. Kalimat .............................................................................................3b. Struktur kalimat.................................................................................9c. Hubungan kalimat tunggal dengan kalimat majemuk....................... 13
Bab III Penutup...............................................................................................................17a. Kesimpulan ......................................................................................17b. Saran .................................................................................................17
Daftar pustaka ...............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi dunia pendidikan,
terutama bagi seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa harus mampu menuliskan gagasan, ide,
dan pemikirannya dalam ragam tulisan yang baik dan benar. Kegiatan menulis sangat
mendukung berhasil tidaknya suatu ide yang dikemukakan. Suatu tulisan yang memiliki tatanan,
dan susunan kalimat yang baik, maka ide atau gagasan itu juga akan mendapat tanggapan yang
baik.
Kegiatan menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat, kata demi kata kita rangkai
menjadi sebuah kalimat dan setelah ituterbentuklah sebuah wacana. Oleh karena itu, dalam
makalah ini kami membahas tentang kalimat tunggal dan kalimat majemuk sebagai rangkaian
membuat sebuah wacana. Dan pembahasan atau pembagian dari kalimat tunggal dan kalimat
majemuk serta hubungan dari keduanya agar pembaca dapat membandingkan antara kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.Penulisan makalah ini dilatar belakangi keingin tahuan kami
tentang kalimat tunggal dan kalimat majemuk , serta hubungannya.
B. Identifikasi
Dalam makalah ini penulis menuangkan ide untuk mengangkatkalimat tunggal dan
kalimat majemuk sebagai pembahasannya. Kalimat tunggal itu adalah kalimat yang hanya
mengandung satu buah klausa. Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang mengadung
atau terdiri dari lebih dari satu klausa.
Kalimat tunggal berdasarkan kelas pengisi predikatnya dapat dikelompokkan menjadi
kalimat verbal, nominaldan adjektiva. Berdasarkan predikat verbal dapat diikuti oleh objek atau
tidak kalimattunggal dapat dikelompokkan menjadi: transitif, semi transitif, dan intransitif.
sedangkan kalimat majemuk dapat dibagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
tidak setara atau kalimat bertigkat. Kalimat majemuk tidak setara atau kalimat bertingkat dapat
1
dikelompokkan berdasarkan makna semantis yang terbentuk hubungan klausa utama dengan
klausa terikat, yaitu, hubungan waktu, tujuan, alat, cara,sebab, perbandingan, komplemtasi dan
atribut.
C.Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami merumuskan hanya mengenai kalimat tunggal dan
kalimat majemuk, kemudian hak-hal yang menghubungkan kedua kalimat tersebut.
D.Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami hanya membatasi mengenai :
Kalimat, pengertian kalimat
Ciri - ciri kalimat
Kalimat tunggaldan ragamnya
Kalimat majemuk dan ragamnya
Hubungan kalimat tunggal dengan kalimat majemuk
E.Tujuan Makalah
Adapun tujuan kamimenulis makalah ini adalah untuk memudahkan kita menganalisa
hungan atau relasi - relasi didalam suatu kalimat. Baik itu kalimat tunggal maupun kalimat
majemuk. Selain itu tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai kewajiban untuk memenuhi
persyatan perkuliahan pelajaran sintaksis demi pemahaman mengenai kalimat. jadi, dengan kami
membaca dan menulis makalah ini kami bisa seperti apa hubungan kalimat tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.KALIMAT
1.Pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara efektif berdiri sendiri,mempunyai intonasi,dan
secara aktual dan potensial terdiri atas klausa (Cook,1971; Elson dan Picket 1969). Sedangkan
pendapat lain menyatakan bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen
dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai
dengan intonasi final (djoko Kentjono1982). Di sisi lain,Lado (1996)mengatakan bahwa kalimat
adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Dipertegas lagi bahwa kalimat adalah susunan kata-
kata yang teratur yang berisi pemikiran yang lengkap (Alisyahbana(1978).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa,kalimat adalah susunan kata-
kata yang berbentuk klausa,kemudian mimiliki pemikiran yang lengkap yang diawali huruf
kapital dan diakhiri intonasi final, dilengkapi konjungsi bila diperlukan. Karena kalimat bisa saja
tanpa konjungsi. Satu kata pun apabila dia memiliki pemikiran yang lengkap disebut kalimat,
yaitu kalimat bebas.
Contoh : Diam!
Stop!
2. Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat memiliki ciri - ciri, ciri tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
a. terdiridari dua kata atau lebih
b. memiliki struktur SPOK
c. diakhiri dengan intonasi final
d. memiliki relasi predikasi (S-P)
3
Selain itu kalimat memiliki ciri lain yaitu:
a. kesatuan gagasan, yang memiliki S.P.Serta unsur objek dan keterangan yang saling mendukung. Serta membentuk kesatuan tunggal.
b. kesejajaran
c.kehematan
d.penekanan dan
e.kelogisan
Jadi dalam pembuetan kalimat yang baik adalah sesuai dengan ciri - ciri yang telah
disebutkan di atas. Namun sekalipun ada kalimat tanpa struktur SPOK, asalkan mempunyai
pemikiran yang lengkap itu tetap dianggap kalimat, seperti contoh yang telah disebutkan tadi.
Yaitu, kalimat Diam!.
3.Jenis Kalimat
Kalimat terdiri empat jenis. Namun,dalam makalah hanya membahas jenis kalimat yang
kedua saja yaitu,kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
a.Kalimat tunggal dan ragamnya
kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu buah klausa.1Berdasarkan
kelas kata pengisi predikat,kalimat tunggal dapat dikelompokkan menjadi kalimat verbal,
nominal,dan adverbial.
Kalimat tunggal verbal atau lazim disebutkan kalimat verbal adalah kalimat tunggal yang
predikatnya berupa verba atau frasa verbal.
Contoh:
a. Ayah membaca s p
b. Ibu sedang menggoreng ikan s p o
1 Ngusman Abdul Manaf,Sintaksis teori dan terapan dalam bahasa indonesi.(Padang,sukabina press,2009),hlm.83
4
c. Ibu memasak kue. s p o
Contoh:
Ibu Ani petani. Petani merupakan predikat yang nomina. Pengisi predikat pada
s p
kalimat itu merupakan nomina atau seseorang yang profesinya sebagai petani.
Bu Annisa pegawai swasta. Pegawai swasta sebagai predikat nominal, sama halnya
s p
dengan contoh di atas pegawai swasta juga merupakan profesi seseorang.
Kalimat tunggal adjektival atau lazim disebut dengan kalimat adjektival adalah kalimat
yang predikatnya berupa adjektiva atau frasa adjektival.
Contoh:
Putri itu cantik.
Lagu itu sangat merdu.
Pada kalimat a. Kita lihat bahwa kata “Putri” merupakan subjek dan kata “cantik” yang
menjadi predikatnya. Jadi, jika dianalisis kata cantik itu merupakan adverbial atau kata sifat.
Demikian juga dengan kalimat b.
Kalimat adverbial tidak ditemukan dalam bahasa indonesia karena adverbia itu selalu
didampingi verba. Adverbia yang bergabung dengan membentuk frasa verba. Karena yang jadi
inti frasa adalah verba. Frasa verba itu mengisi fungsi predikat sehingga membentuk
velbal,bukan kalimat adverbial.
Berdasarkan predikat verbal dapat diikuti objek atau tidak, kalimat tunggal verbal dapat
dikelompokkan menjadi kalimat transitif.semi transitif, dan intrasitif. Kalimat transitif adalah
kalimat yang verbanya dapat diikuti objek.
contoh:
Adik menyiram bunga.
5
Ibu memasak nasi wuduk.
Kakak menulis surat.
Kalimat di atas adalah kalimat tunggal yang transitif karena verba pengisi fungsi
predikatnya dapat diikuti oleh objek. Kalimat semi transitif adalah kalimat yang predikat
verbalnya dapat diikuti objek atau tidak.
contoh :
Ayah sedang membaca.
Ayah sedang membaca koran.
Kalimat ini disebut kalimat semi transitif karena verba pengisi predikatnya dapat diikuti dan juga
tidak diikuti objek.
Terakhir yaitu kalimat intransitif adalah kalimat yang verbalnya tidak bisa atau dapat diikuti oleh objek.
Contoh:
Kakak berenang.
s p
Pesawat mendarat.
s p
Kapal berlayar.
s p
Kalimat ini tidak dapat diikuti oleh objek,makanya disebut dengan kalimat intransitif.
Berdasarkan jumlah objek yang mengikuti verba pengisi predikat kalimat tunggal dapat
dikelompokkan menjadi kalimat ekatransitif, dan dwitransitif.Kalimat ekatransitif adalah kalimat
yang verba pengisi predikatnya hanya diikuti satu objek.
Contoh:
Ibu menggoreng pisang.
s p o
6
Adi mendapat hadiah.
s p o
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang verba pengisi funggsi predikatnya dapat diikuti
olen objek sekaligus pelengkap.
Contoh:
Ibu mengirimi saya uang sekolah.
s p o pel
Ayah membelikan Adik buku.
s p o pel
b. Kalimat Majemuk dan Ragamnya
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua buah klausa atau lebih. 2Berdasarkan hubungan antar klausanya, kalimat majemuk dapat dikelompokkan menjadi :
1).kalimat majemuk setara.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang klausa - klausanya bekedudukan sejajar.
Yaitu semua klausa di dalam sebuah kalimat adalah klausa bebas. Jadi tidak ada klausa terikat
dalam kalimat ini.
Contoh:
Kakak dan adik berlari - lari di halaman belakang sambil berteriak - teriak.
Ibu menggoreng ayam kemudian Ibu memasak nasi.
Kakak suka membaca novel, dan adik juga suka membaca novel.
Kalimat di atas adalah kalimat majemuk setara karena kedua klausanya berkedudukan setara.
2).Kalimat majemuk tidak setara atau kalimat majemuk bertingkat
2 Ibid,hlm.85
7
Sebaliknya kalimat majemuk tidak setar atau bertingakat adalah kalimat yang kedudukan
klausanya tidak sama, yaitu kalimat yang klausanya merupakan klausa bebas dan yang lain
merupakan klausa terikat.
Kalimat majemuk bertingkat dapat dikelompokkanberdasarkan makna semantis klausa
terikat itu dalam hubungannya dengan klausa utama, yaitu hubungan waktu, tujuan, alat, cara,
sebab, perbandingan, komplementasi, dan atributif.
Jenis kalimat majemuk bertingkat atau tidak setara berdasarkan makna semantis yang
bebentuk dari hubungan klausa utama dengan klausa terikat dapat dilihat dalam contoh :
1. Para santri melakukan bakti sosial ketika masyarakat ditimpa musibah. (ket. Waktu).
s p o konj s p o
2. Para mahasiswa melakukan bakti sosial untuk menolong masyarakats p o p
yang ditimpa musibah. (ket. Tujuan).
o
3. Para mahasiswa melakukan bakti sosial dengan membangun kembali rumah mereka.
s p o konj p o
(ket. Cara).
4. Para relawan melakukan bakti sosial dengan menggunakan peralatan milik
s p o konj p o
pemerintah setempat. (ket. Alat).
o
5. Para mahasiswa melakukan bakti sosial karena masyarakat ditimpa musibah. s p o konj s p pel
(ket. Sebab).
6. Pendapat orang itu selalu berubah seperti pucuk cemara ditiup angin. s p konj s p pel
(ket. Perbandingan).
8
7. Mantan pejabat itu menjelaskan bahwa dirinya tidak terlibat korupsi. s p konj s p o
(ket. Komplementasi).
8. Siswa yang menangkan lomba menulis karya ilmiah diberi beasiswa. s ket. Atributif p pel
B. STRUKTUR KALIMAT
a. Struktur kalimat dasar
Kalimat dasar atau kalimat tunggal atau kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya
memiliki satu objek dan satu predikat. Fakta kebahasaan yang demikian itulah yang
menyebabkan kalimat tersebut dikatakan sebagai kalimat tunggal. Dalam bahasa indonesia
dikenal enam struktur atau polakalimat tunggal, yakni :
1. Subjek (KB)+ predikat (KK)
2. Subjek (KB)+ predikat (KK)+ objek (KB)
3. Subjek (KB) + predikat (KK) + objek (KB) +objek ( KB)
4. subjek (KB)+ predikat (KS)
5. Subjek ( KB) + predikat (K.Bil)
6. Subjek ( KB) +predikat (KB)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sesungguhnya kalimat tunggalyang bermacam
–macam di dalam sebuah karangan itu selalu dapat ditarik kembali pola susunanya dan pasti
akan termasuk di dalam satu pola yang disebutkan di atas.
Contoh pola kalimat yang berstruktur tunggal atau kalimattunggal.
Adik sedang tidur.
Orang yang datang 10 orang.
Mereka tidak merasa nyaman.
9
b. Struktur Kalimat majemuk
Kalimat majemuk jenis yang pertama adalah kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk
setara sering disebut juga kalimat luas setara. Konstruksi mkalimat majemuk setar,sesungguhnya
sangat sederhana, yakni hanya beberapa kalimat dasar atau kalimat tunggal, yang kemudian
digabungkandengan konjungsi atau kata penghubung. Kata penghubung yang memiliki tugas
koordinatif demikian ini lazim disebut sebagai konjungsi koordinatif.
Adapun konjungsi yang memiliki tugas koordinatif itu antara lain adalah sebagai berikut:
Dan
Atau
Sedangkan
Tetapi,dan
Melainkan
Jadi, antara klausa yang satu dan klausa lainnya yang disambungkan dengan konjungsi di atas
memiliki kedudukan yang setara atau sejajar.
Contoh:
Adik sedang tidur, sedangkan ibu sedang memasak di dapur.
Kakak mandi di kamar mandi bawah, tetapi adik di bawah.
Kaitan dengan kalimat majemuk setara ini , terdapat kesalahan yang sudah terlanjur salah
kaprah, yakni digunakannya bentuk ‘sementara’ pada posisi konjungsi tersebut. Orang
menyangka bahwa ‘sementara’adalah konjungsi padahal bentuk itu sama sekali bukan konjunsi.
Jenis kalimat majemuk setara. Berdasarkan konjungsi yang digunakan,kalimat mjemuk
setara dikelompokkan menjadi empat macam.
10
1. kalimat majemuk penjumlahan
Kalimat majemuk penjumlahan ini adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan
hubungan penjumlahan. Kalimat majemuk ini ditandai yaitu memiliki konjungsi tersebut
menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.
Contoh:
Ibu membersihkan meja dan adik menyapu lantai.
2. Kalimat majemuk pemilihan
Kalimat majemuk pemilihan ini ditandai dengan konjungsi ‘atau’konjunsi atau
ditempatkan pada posisi sebelum kalimat dasar yang pertama dipisahkan dengan tanda koma dari
kalimat dasar lain.
Contoh:
Ani boleh mengikuti ujian tulis, atau ujian lisan.
Kakak boleh mengikuti lomba menari, atau lomba menyanyi.
3. Kalimat majemuk urutan
Kalimat majemuk urutan ini ditandai oleh konjungsi lalu, lantas, terus,dan kemudian.
Kalimat yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan urutan peristiwa . Jika
kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar, dapat menggunakan konjungsi secara
serentak atau menggunakan tanda koma dan konjungsi sebagai pemisah antar kalimat dasar.
Contoh:
Seorang pencuri menyelinap di balik pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan di
sekelilingnya, lantas ia melihat seorang anak kecil bermain di halaman rumah, kemudian ia
berlari mendatangi anak itu.
Anak kecil itu merasaterancam, dia menoleh ke rumah, dia berteriak memanggil ibunya,
kemudian ia berlari menuju rumah.
11
4. Kalimat majemuk perlawanan
Kalimat majemuk perlawanan atau berlawanan ditandai oleh konjungsi tetapi, melainkan,
dan sedangkan. konjungsi tersebut menyatakan hubungan perlawanan. Namun, masih perlu
menggunakan tanda koma di antara kalimat dasar yang satu dan kalimat dasar yang lainnya.
Contoh : Ibu membeli baju merah, sedangkan ayah membeli baju putih. Selanjutnya jenis
kalimat majemuk yang kedua adalah kalimat majemuk bertingkat. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat itu hubungan klausa yang satu dengan klausa yang lainnya adalah sebagai induk dan
anak.
Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa sesungguhnya yang satu menjadi sub bagi
klausa yang lainnya. Karena ciri inilah kalimat majemuk bertingkat sering disebut juga sebagai
kalimat majemuk subordinatif. Konjungsi yang menghubungkan klausa yang satu dengan klausa
yang lainnya juga sebagai penghubung atau kata penghubungsubordinatif. Konjungsi
subordinatif melekat pada unsur klausa anak,bukan klausa induknya.
Jenis kalimat majemuk yang ketiga adalah kalimat majemuk campuran. Dikatakan
sebagai kalimat majemuk campuran karena di dalamnya memang terdapat campuran antara
kontruksi kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk setara atau kalimat luas tidak
bertingkat.
Conto:
Dia berusaha menemui kakaknya yang sedang marah karena takut kakanya putus asa dan
bunuh diri, serta membujuknya untuk segera kembali lagi ke rumah.
Selanjutnya kalimat majemuk bertingkat rapatan. Dikatakan sebagai kalimat majemuk
bertingkat rapatan karena dua unsur subjek yang sama pada klausa - klausanya yang ada
kemudian dirapatkan menjadi satu.
Contoh:
Karena sakit, mereka tidak masuk sekolah hari ini. Pada awalnya berbunyi ‘karena
mereka sakit, mereka tidak masuk sekolah hari ini’.
12
Karena menyelesaikan pekerjaan, mereka boleh pulang. Pada awalnya berbunyi ‘karena
mereka sudah menyelesaikan pekerjaan, mereka boleh pulang’
C.HUNGAN KALIMAT DASAR (TUNGGAL)DENGAN KALIMAT MAJEMUK
Dalam sejarah kata bahasa dibidang kalimat kita mengenal sebutan kalimat tunggal
dengan kalimat majemuk dalam bahasa indonesia. Dalam bahasa ingris kita mengenal pula
istilah simple dan compound atau complex sentence. Untuk mengantar masalah ini, kami ingin
mempergunakan istilah bahasa ingris. 3pengertian kalimat simple adalah kalimat yang hanya
mengenal satu pola dasar kalimat intiatau kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa. Jadi
kalimat ‘Anak itu melempari anjing adalah kalimat simple. Sedangkan kalimat complex secara
tradisional dibedakan atas dua:
1. Kalimat yang secara gramatikal klausa - klausanya dihubungkan secara koordinatif satu
dengan yang lain. mereka dihubungkan dengan petugas – petugas koortdinatif.
2. Kalimat yang terbentuk atas lebih dari satu klausa, tetapi salah satu klausa merupakan bagian
dari klausautama, mereka dihibungkan dengan petugas – petugas penghubung subordinatisi.
Dengan pengembangan ini telah dibedakan pula atas kalim at simple, kalimat complec,
dan kalimat compound. Dalam tatabahasa tradisional bahasa indonesia, ketiga istilah
ituditerjemahkan dengan kalimat tunggal untuk simple, kalimat majemuk setara untuk
compound, dan kalimat majemuk bertingkat untuk complex.
Walaupun kalimat tunggal,kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk bertingkat
mereka toh, tetap satu kalimat. Sebenarnya yang dimaksud dengan tunggal atau majemuk ialah
jumlah klausa membentuk kalimat itu.Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian dari
kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat majemuk adalah
pengertian kalimat dalam hubungan dengan majemuk itu, yang majemuk bukan kalimat,
yang majemuk adalah klausa. Untuk itu penulis mengusulkan pengertian istilah yang sesuai
dengan uraian ini. 4 Yaitu: eka klausa untuk kalimat tunggal, kalimat poliklausa untuk kalimat
majemuk
3 J.D parera.Dasar-dasar analisis sintaksis .(jakarta,erlangga,2009),hlm:48
4Ibid,hlm.49
13
Kita bandinkan contoh dibawa ini:
Saya sedang makan nasi.
Dia sedang minum teh.
Kalimat satu dengan kalimat dua merupakan kalimat tunggal,dan kedua kalimat tersebut
bisa menjadi kalimat majemuk.yaitu, saya sedang makan nasi, dia sedang minum teh. Hubungan
kalimat dasar dengan kalimat majemuk tidak nampak jelas karena tidak digunakan konjungsi di
antara kedua kalimat dasar tersebut.Hubungan yang paling dekat dengan makna kalimat
majemuk setaratersebut adalah hubungan urutan peristiwa. Konjungsi yang cocok adalah lalu,
lantas, terus, atau kemudian.
Contoh:Saya sedang makan nasi lalu dia sedang minum teh.
Dalam pendapat lain hubungan kalimat itu ada, 5tiap-tiap kalimat adalah bagian dari
hubungan yang lebih besar. Di dalam hubungan yang lebih besar itu dapat dibedakan lagi
kesatun - kesatuandari tingkatan yang lebih tinggi dari pada tingkatan kalimat. Kerap kali terjdi
bahwa ada serentetan kalimat yang berturut-turut.di antara rentetan kalimat yang semacam itu
selamanya ada suatu hubungan batin tertentu.Yaitu kesatuan bati yang organis. Kesatuan yang
demikian disebut periode.
Contoh:
(1) Wati sedang menidurkan anaknya (2) suaranya menggema di udara (3) membelai-belai
sikecil di dadanya (4) sehingga tangan yang kecil montok itu tidak lagi bergerak-gerak
kakinyatidak lagi meronta-ronta...
Keempat kalimat ini bertutut-turut yang bersama-sama membentuk suatu kesatuan yang
organis,sebuah periode. Didalam rangka periode ini keempat kalimat itu masing - Masingmem
bentuk lagi suatu kesatuan yang terbatas.Yang dibuktikan adanya tiap-tiap kali suatu kalimat
tersebut memiliki intonasi tersendiri. Padahal kita tahu tiap-tiap kalimat itu masing-masing berisi
pemberitan yang tersendiri. Tetapi tersendirinya itu hanya sampai pada batas tertentu, karena
5A.A.fokker,pengantar sintaksis indonesia.(jakarta,pradnya paramita,1980).hlm.82
14
memang ada pertalian antara klimat-kalimat sesamanya. Jadi kalimat - kalimat itu pada satu
pihak berdiri sendiri, tetapi dilain pihak saling tergantung pula satu sama lain.
Untuk lebih jelasnya hubungan kalimat kita lihat pada kalimat bertingkat. Kalimat
majemuk bertingkat memprlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang
membentuknya. Untuk memperlihatkan hubungan klausa yang terdapat dalam kalimat bertingkat
dibutuhkan kata penghubung atau konjungsi. Berikut ini beberapa konjungsi dalm kalimat
beserta hubungan klausa yang diciftakan.
1. Hubungan ‘waktu’
Kata penghubung yang digunakan adalah sejak, semenjak, sedari, ketika, sebelum,
sesudah, sehingga, seraya, tatkala, selama, selagi, setelah, sehabis, sampai, hingga.
Contoh: sejak anak - anak, saya sudah terbiasa hidup sederhana.
2. Hubungan ‘syarat’
Kata penghubung yang digunakan adalah seandainya, andaikata, bilamana, Jika. Contoh :
Anda mau mendengarkannya,saya akan bercerita.
Pembangunan sekolah ini akan berjalan lancar andaikata seluruh warga mau berpartisipasi.
3. Hubungan ‘tujuan’. Kata penghunbung yang diginakan adalah agar, agar supaya, supaya, dan
biar. Contoh: Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat
mengumpulkannya.
4. hubungan ‘konsesif’. Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun,meskipun,
kendatipun. Contoh: Walaupun hatinya sedih ibu itu tidak mau menangis dihadapan anak-
anaknya.
5. Hubungan ‘perbandingan’. Kata penghubung yang di gunakan adalah seperti, ibarat, bagaikan,
laksana. Contoh: Ibu menyayangi kemenakannya seperti beliau menyayangi anak-anaknya.
6. Hubungan ‘penyebab’. Kata penghubung yang digunakan adalah sebab dan karena. Contoh.
Rencana penyelenggaraan MTQ, di kota saya ditunda karena panitia acara belum siap.
15
7. Hubungan ‘akibat’.kata penghubung yang digunakan adalah sehingga,sampai,dan maka.
Contoh: Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup
membelinya.
8. Hubungan ‘cara’. Kata penghubung yang digunakan adalah dengan. Contoh: Ia merangkai
bunga- bunga itu dengan penuh konsentrasi. Ibu merawat anaknya dengan penuh kasih sayang.
9. Hubungan ‘sangkalan’.kata penghubung yang digunakan adalah seolah - olah, seakan-akan.
Contoh: Anak itu diam seolah -olah dia tidak melakukannya.
10. Hubungan ‘kenyataan’. Kata penghubung yang digunakan adalah padahal dan sedangkan.
Contoh: Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak hal.
11. Hubungan ‘hasil’, kata penghubung yang digunakan adalah makanya. Contoh: ayah arif
sangat galak, makanya saya takut mendekatinya.
12. Hubungan ; penjelasan’. Kata penghubung yang digunakan adalah bahwa. Contoh: saya tidak
tahu bahwa anak saya seorang siswa yang multi talenta. Saya tidak tahu bahwa suami saya
seorang karyawan yang teladan.
BAB III
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam uraian atau isidari makalah inidapat disimpulkan bahwa hubungan kalimat tunggal
dengan kalimat majemuk dapat dilihat dengan adanya kata penghubung atau konjungsi, yang
sangat berperan sehingga terjadi pertalian -pertalian antara kalimat tunggal dengan kalimat
majemuk.dengan adanya konjungsi ini maka sebuah kalimat tunggal bisa dikembangkan menjadi
kalimat majemuk kemudiam menjadi sebuah pragraf yang mempunyai ide, tema, topik, atau
gagasan utama dan penjelas dari semua yang di sebut di atas.
B.Saran
Melihat sulitnya membahas hubungan -hubungan antara kalimat tunggal dan majemuk.
Jadi kita sebagai mahasiswa bidang bahasa, kami sarankan supaya lebih jeli lagi untuk
menganalisis hubungan atau pertalian kedua kalimat itu. Agar kita tidak salah pengertian dan
tidak salah kaprah mengenai hal ini. Supaya bahasa kita dapat diimplementasikan dengan baik
sesuai dengan kaidah-kaidahnya, apalagi dalm kegiatan menulis.
DAFTAR PUSTAKA
17
Parera, J.D.2009. Dasar-dasar analisis sintaksis. Jakarta : Erlangga
Manaf. A.Gnusman, 2009. Sintaksis Teori dan Terapan Dalam Bahasa Indonesi. Padang : Suka bina press
Fokker. A. A,1980. Pengantar Sintaksis Indonesia. Jakarta : Pradnya paramita
http://All-cyber. Blogspot. com.2012./606/
Chaer, Abdul, 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineke Cifta
18