Post on 10-Apr-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang
Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan mempunyai peranan penting dalam bangsa
indonesia. Maka dari itu kita harus mengenal pancasila sebagai Paradigma bangsa indonesia.
Dalam makalah ini penulis akan membahas Pancasila sebagai Paradigma Reformasi dan
Pembangunan Nasional.
B. Rumusan Penulisan
Dari latar belakang penulisan di atas, rumusan penulisan makalah ini adalah
bagaimana Pancasila sebagai paradigma reformasi dan pembangunan nasional.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan penulisan yang telah dipaparkan di atas,
tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah menjelaskan Pancasila sebagai paradigma
reformasi dan pembangunan nasional.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paradigma
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik
tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang – mengenai realita –
dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu.
Istilah paradigama ilmu pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn melalui bukunya
yang berjudul “The Structur of Science Revolution”. Kuhn menjelaskan paradigma dalam dua
pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keselurahan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik
yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigma
menunjukkan sejenis unsur pemecahan teka-teki yang konkrit yang jika digunakan sebagai
model, pola atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang secara eksplisit sebagai atau
menjadi dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang belum tuntas.
Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuwan selalu
bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma
dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuwan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan
yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat
dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik
terhadap ilmu tersebut. Menurut Kuhn, ilmu dapat berkembang secara open-ended(sifatnya
selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Kuhn berusaha menjadikan teori tentang
ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih
mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus
berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum
rasionalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn faktor sosiologis historis serta
psikologis ikut berperan.
Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari,
persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan jawaban yang diperoleh.
Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan, arketif dan
ideal. Berasal dari kata para yang berarti disamping memperlihatkan dirinya.
2
Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya :
Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan
Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di sebelah dan
dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal.
Menurut kamus psycologi : paradigma diartikan sebagai
a) Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang
memungkinkan adar dari apa yang tersajikan
b) Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan
c) Satu bentuk eksperimental
Kesimpulan : secara etimologi arti paradigma adalah satu model dalam teori ilmu
pengetahuan atau kerangka pikir.
Secara terminologis arti paradigma sebagai berikut :
Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan
konseptual terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan teori formal,
eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpecaya.
Dasar-dasar untuk menyeleksi problem dan pola untuk mencari permasalahan riset.
Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang merupakan
perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang
kompleks.
Kesimpulan : secara terminologi paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuwan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu
pengetahuan.
Jika mengikuti pendapat Kuhn, bahwa ilmu pengetahuan ini terikat oleh ruang dan
waktu, maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan
yang ada pada saat tertentu saja. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda
dan pada kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigma yang
3
baru lebih sesuai adalah suatu keharusan. Sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial yang
berparadigma ganda, usaha-usaha dalam menemukan paradigma yang lebih mampu
menjawab permasalahan yang ada sesuai perkembangan jaman terus dilakukan.
Pengertian paradigma menurut kamus filsafat adalah :
a) Cara memandang sesuatu
b) Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena
dipandang dan dijelaskan.
c) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan dan atau
mendefinisikan suatu studi ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah
pada tahap tertentu.
d) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-
problem riset.
Pengertian paradigma menurut Patton(1975) : “A world view, a general perspective, a
way of breaking down of the complexity of the real world”(suatu pandangan dunia, suatu
cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata).
Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs(1970) : Suatu pandangan yang
mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari.
Pengertian paradigma menurut George Ritzer(1980) : Pandangan yang mendasar dari
para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh
salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Ritzer mengungkapkan bahwa
paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan
yang harus dijawab, bagaimana harus menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus
diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang harus dikumpulkan informasi yang
dikumpulkan dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa
paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-
masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut.
4
Pengertian paradigma menurut Masterman diklasifikasikan dalam 3 pengertian paradigma :
a) Paradigma metafisik yang mengacu pada sesuatu yang menjadi pusat kajian ilmuwan.
b) Paradigma sosiologi yang mengacu pada suatu kebiasaan sosial masyarakat atau
penemuan teori yang diterima secara umum.
c) Paradigma konstrak sebagai sesuatu yang mendasari bangunan konsep dalam lingkup
tertentu, misalnya paradigma pembangunan, paradigma pergerakan dll..
Masterman sendiri merumuskan paradigma sebagai pandangan mendasar dari suatu ilmu yang
menjadi pokok persoalan yang dipelajari( a fundamental image a dicipline has of its subject
matter).
B. Pengertian Reformasi
Makna Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari akar kata
reform, sedangkan secara harafiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang
memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk
dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-
citakan rakyat. Reformasi juga diartikan pembaharuan dari paradigma, pola lama ke
paradigma, pola baru untuk menuju ke kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan.
Reformasi secara umum bararti perubahan terhadap suatu system yang telah ada pada
suatu masa. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk pada gerakan mahasiswa pada
tahun1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharta atau era setelah Orde baru.
Kendati demikan, Kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul dari gerakan pembaruan di
kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada abad ke-16,yang dipimpin oleh Marti luther,
Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, dll.
Reformasi adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kearah sumber nilai yang
merupakan platform kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini diselewengakan
demi kekuasaan sekelompok orang, baik pada masa orde lama maupun orde baru. Proses
reformasi harus memiliki platform dan sumber nilai yang jelas dan merupakan arah, tujuan,
serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagaimana tujuan awal
ideal para pendiri bangsa terdahulu.
Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat:
5
1) Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpangan-
penyimpangan. Masa pemerintahan Orba banyak terjadi suatu penyimpangan misalnya
asas kekeluargaan menjadi “nepotisme”, kolusi dan korupsi yang tidak sesuai dengan
makna dan semangat UUD 1945.
2) Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu kerangka struktural
tertentu, dalam hal ini Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia. Jadi
reformasi pada prinsipnya suatu gerakan untuk mengembalikan kepada dasar nilai-
nilai sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
3) Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara demokrasi,
bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat, sebagaimana terkandung dalam pasal 1
ayat (2). Reformasi harus melakukan perubahan kea rah sistem Negara hukum dalam
penjelasan UUD 1945, yaitu harus adanya perlindungan hak-hak asasi manusia,
peradilan yang bebas dari penguasa, serta legalitas dalam arti hukum. Oleh karena itu
reformasi sendiri harus berdasarkan pada kerangka dan kepastian hukum yang jelas.
4) Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta keadaan yang lebih
baik, perubahan yang dilakukan dalam reformasi harus mengarah pada suatu kondisi
kehidupan rakyat yang lebih baik dalam segala aspek, antara lain bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, serta kehidupan keagamaan.
5) Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etika sebagai manusia yang
Berketuhanan Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.
C. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi
Setelah lengsernya rezim Soeharto tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998, banyak terjadi
kerusakan yang parah yang disebabkan para penguasa terdahulu, salah satunya adalah bidang
hukum. Materi hukum maupun penegaknya dirasakan menyeleweng dan semakin menjauh
dari nilai-nilai pancasila. Maka bangsa Indonesia ingin menata kembali hukum yang telah
rusak parah tersebut berdasarkan pancasila.Didalam suatu negara terdapat suatu dasar
fundamental yang merupakan sumber hukum positif yang didalam ilmu hukum tata negara di
sebut “ Staatsfundamentalnorm”.
6
Hal yang dimaksud itu tidak lain adalah pancasila. Maka, pancasila merupakan cita-
cita hukum, kerangka berpikir, sumber nilai serta sumber arah penyusunan dan perubahan
hukum positif di Indonesia.
Berdasarkan pengertian inilah maka pancasila mempunyai kedudukan sebagai
paradigma hukum. Materi dalam produk hukum atau perubahan hukum dapat senantiasa
berubah dan di ubah sesuai dengan perkembangan zaman, iptek, serta perkembangan aspirasi
masyarakat, namun sumber nilai (pancasila) harus senantiasa tetap.
Reformasi pada dasarnya adalah untuk mengembalikan hakikat dan fungsi negara
yaitu melindungi bangsa dan negara dan seluruh tumpah darah. Negara harus melindungi hak-
hak warganya terutama hak kodrat/hak asasi yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa ( sila I dan II ).
Reformasi pada hakikatnya adalah untuk mengembalikan Negara pada kekuasaan
rakyat, (sila ke IV). Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat adalah asal mula
kekuasaan Negara. Maka, dalam pelaksanaan suatu hukum harus mengembalikan negara pada
supremasi hukum yang didasarkan atas kekuasaan yang berada pada rakyat, bukan pada
kekuasaan perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, pelaksanaan paraturan perundang-
undangan hendaknya mendasarkan pada terwujudnya atas jaminan bahwa dalam suatu negara,
kekuasaan adalah di tangan rakyat.
Pelaksanaan hukum pada masa reformasi ini harus benar-benar dapat mewujudkan
negara demokratis dengan suatu supremasi hukum. Artinya, pelaksanaan hukum harus
mampu mewujudkan jaminan atas terwujudnya keadilan (Sila V) dalam suatu negara, yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negara tidak memandang pangkat,
jabatan, golongan, etnis maupun agama. Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang
sama di muka hukum dan pemerintahan ( UUD 1945 Pasal 27 ). Sebagai konsekkuensinya,
para penegak hukum harus terbebas dari praktek KKN.
1) Pancasila sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum
Pancasila merupakan cita-cita hukum, kerangka berpikir, sumber nilai serta sumber
arah penyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai
paradigma hukum terutama dalam kaitannya berbagai macam upaya perubahan hukum, atau
7
Pancasila harus merupakan paradigma dalam suatu pembaharuan hukum. Agar hukum
berfungsi sebagai pelayanan kebutuhan masyarakat maka hukum harus senantiasa
diperbaharui agar aktual atau sesuai dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat yang
dilayaninya dan dalam pembaharuan hukum yang terus menerus tersebut Pancasila harus tetap
sebagai kerangka berpikir, sumber norma dan sumber nilai-nilainya.
Pancasila dapat memenuhi fungsi konstitutif maupun fungsi regulatif. Dengan fungsi
regulatifnya Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan makna bagi
hukum itu sendiri sehingga tanpa dasar yang diberikan oleh Pancasila maka hukum akan
kehilangan arti dan maknanya itu sendiri.
Sumber hukum meliputi dua macam pengertian. Pertama, sumber formal hukum, yaitu
sumber hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hukum. Kedua, sumber material
hukum, yaitu suatu sumber hukum yang menentukan materi atau suatu isi suatu norma
hukum. Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan perundang-undangan Indonesia yang
tersusun secara hierarkis. Selain sumber yang terkandung dalam Pancasila reformasi dan
pembaharuan hukum juga harus bersumber pada kenyataan empiris yang ada dalam
masyarakat terutama dalam wujud aspirasi-aspirasi yang dikehendakinya. Oleh karena itu,
dalam reformasi hukum dewasa ini selain Pancasila sebagai paradigma pembaharuan hukum
yang merupakan sumber norma dan sumber nilai, terdapat unsur pokook yang justru tidak
kalah pentingnya yaitu kenyataan empiris yang ada dalam masyarakat.
2) Dasar Yuridis Reformasi Hukum
Reformasi hukum harus konsepsional dan konstitusional, sehingga reformasi hukum memiliki
landasan dan tujuan yang jelas. Dalam upaya reformasi hukum dewasa ini telah banyak
dilontarkan beerbagai macam pendapat tentang aspek apa saja yang dapat dilakukan dalam
perubahan hukum di Indonesia, bahkan telah banyak usulan untuk perlunya amandemen atau
kalau perlu perubahan secara menyeluruh terhadap pasal-pasal UUD 1945. Berdasarkan
banyaknya aspirasi yang berkembang cenderung ke arah adanya amandemen terhadap pasal-
pasal UUD 1945 bukannya perubahan secara menyeluruh namun hendaklah dipahami secara
obyektif bahwa bilamana terjadi perubahan seluruh UUD 1945 maka hal itu tidak
menyangkut perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, karena pembukaan UUD 1945
berkedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
8
Oleh karena itu, apabila merubah pembukaan dari UUD 1945 maka sama halnya
membubarkan negara Indonesia. Seluruh perubahan maupun produk hukum di Indonesia
haruslah didasarkan pada pokok-pokok pikiran yang yang tertuang dalam Pancasila yang
hakikatnya merupakan cita-cita hukum dan merupakan esensi dari sila-sila Pancasila.
Dasar yuridis Pancasila sebagai reformasi hukum adalah Tap No.XX/MPRS/1966, yang
menyatakan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, yang
berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan hukum yang harus senantiasa
bersumber pada nila-nilai Pancasila dan secara eksplisit dirinci tata urutan Peraturan
Perundang-undangan di Indonesia yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila.
3) Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik
Sumber nilai sistem politik Indonesia adalah dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV yang
berbunyi :”.... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-
undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Berdasarkan pembukaan UUD 1945, esensi demokrasi
yang dapat diambil adalah :
a) Rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara
b) Kedaulatan rakyat dijalankan sepenuhnya oleh MPR
c) Presiden dan wakilnya dipilih langsung oleh rakyat ( hasil amandemen terakhir UUD
1945 ).
d) Produk hukum apapun yang dihasilkan oleh presiden, baik sendiri maupun bersama-
sama lembaga lain kekuatannya berada dibawah MPR
Target yang sangat vital dalam proses reformasi ini adalah menyangkut penjabaran
sistem kekuasaan rakyat dalam sistem politik Indonesia. Walaupun banyak masyarakat yang
memberi aspirasi terhadap pergantian keanggotaan DPR, lantas MPR tidak asal mencopot
jabatan seseorang untuk diganti yang lain tanpa melalui dasar-dasar aturan normatif dan
konstitusional.
9
Perkembangan kehidupan politik sebelum orde baru
a) Periode 1945-1950
Periode ini merupakan Periode revolusi fisik karena pada periode ini merupakan perjuangan
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari usaha penjajah yang ingin
kembali menguasai Indonesia. Dalam periode ini ada pergolakan politik dari perubahan
sistem pemerintahan dari kabinet presidensial yang dianut oleh UUD 1945 menjadi kabinet
parlementer dan ketentuan UUD tidak menjadi pegangan/pedoman bangsa ini. Jadi terdapat
penyimpangan konstitusional.
b) Periode 1950-dekrit presiden 5 juli 1959
Negara Indonesia serikat ( RIS ) tidak berlangsung lama, dan kembali lagi pada
Negara kesatuan pada tahun 1950. Akan tetapi kehidupan poltik bangasa dan Negara
Indonesia telah sepenuhnya berlandasakan paham demokrasi liberal dengan pemerintahan
parlementer yang sangat asing bagi kehidupan bangsa Indonesia. Dalam periode ini terjadi
bermacam-macam pemberontakan seperti APRA, RMS, DI/TII, dan lain sebagainya, yang
menyebabkan persatuan dan kesatuan bangsa menjadi terancam, stabilitas politik dan
pemerintaahan tidak terwujud sehingga lahirlah dekrit presiden tanggal 5 juli 1959.
c) Periode dekrit presiden-pemberontakan G.30.S /PKI dan kelahiran orde baru
Dengan adanya dekrit presiden, UUD 1945 kembali menjadi dasar bangsa Indonesia,
tetapi dalam prakteknya masih banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Dalam masa ini
di terapkan sistem demokrasi terpimpin yang semula diartikan sebgai demokrasi yang
dipimpin oleh semangat pancasila dan UUD 45, tetapi dalam pelaksanannya ternyata
mengarah pada pemujaan dan pengagung-pengagunan seseorang, sehingga segala kekuasaan
berpusat pada tangan seorang “ pemimpin besar revolusi “ yang bertentangan dengan
konstitusi. PKI yang memanfaatkan situasi demikian untuk menyusun kekuatan dan kegiatan
yang mengelabuhi rakyat yang puncaknya pada pemberontakan G.30.S/PKI yang hampir saja
membawa kehancuran bangsa dan negara. Dalam kondisi demikianlah orde baru lahir dengan
tekad membwa perubahan dan mengembalikan bangsa Indonesia atas dasar pelaksanaan
pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen.
4) Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
10
Tidak terwujudnya suatu kesejahteraan rakyat pada masa ini menyebabkan timbulnya
gerakan reformasi ekonomi negara. Karena hal ini bertentangan dengan nilai-nilai yang
dikandung dalam pancasila.
Sistem ekonomi pada masa orde baru bersifat “birokratik otoritarian”, yang ditandai
dengan pemusatan kekuasaan dan pertisipasi dalam membuat keputusan-keputusan hampir
sepenuhnya berada dalam tangan penguasa yang bekerja sama dengan kelompok militer dan
kaum teknorat.
Kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan yang hanya mendasarkan pada pertumbuhan
dan mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan bersama seluruh bangsa. Krisis ekonomi yang
terjadi didunia juga melanda Indonesia mengakibatkan ekonomi Indonesia terpuruk.
Langkah strategis yang dilakukan pemerintah terhadap ekonomi rakyat adalah
berdasarkan pada nilai-nilai pancasila diantaranya sebagai berikut :
1. Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan
Dilakukan dengan program yang dikenal dengan program Jaringan Pengaman Sosial
(JPS). Sementara langkah yang dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan rakyat kepada
pemerintah adalah pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili
oknum yang melanggar.
2. Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi
Dilakukan dengan membuat kepastian suatu usaha, yaitu dengan diwujudkannya
perlindungan hukum, serta undang undang persaingan yang sehat
3. Transformasi struktur
Ini meliputi proses perubahan kearah ekonomi yang lebih baik. Misalnya dari ekonomi
tradisional ke ekonomi modern. Dengan sistem ekonomi yang menitikberatkan pada
kesejahteraan seluruh bangsa maka peningkatan kesejahteraan akan dirasakan oleh sebagian
besar rakyat, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi.
D. Pembangunan Nasional
Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai
11
pendukung keberhasilannya dan menghasilkan perubahan social budaya. Pembangunan
nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, material,
dan spiritual berdasarkan Pancasila, di dalam wadah negara kesatuan republik Indonesia yang
merdeka, berdaulat, dan bersatu, dalam suasana perikehidupan bangsa yang damai, tentram,
tertib, dan dinamis, serta dalam lingkungan pergaulan hidup dunia yang merdeka, bersahabat,
tertib, dan damai. Sementara, yang menjadi hakikat pembangunan nasional Indonesia ialah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
a) Lingkup dan Definisi
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih
luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup
kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal
dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan
berkelanjutan.
Skema pembangunan berkelanjutan : pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi
Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya penting bagi manusia
sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan
tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini,
keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan,
dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas
pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen
bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran
mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik
dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi
sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Beberapa riset memulai dari definisi ini untuk berargumen bahwa lingkungan
merupakan kombinasi dari alam dan budaya. Network of Excellence "Sustainable
12
Development in a Diverse World" SUS.DIV, sponsored by the European Union, bekerja pada
jalur ini. Mereka mengintegrasikan kapasitas multidisiplin dan menerjemahkan keragaman
budaya sebagai kunci pokok strategi baru bagi pembangunan berkelanjutan.
Beberapa peneliti lain melihat tantangan sosial dan lingkungan sebagai kesempatan
bagi kegiatan pembangunan. Hal ini nyata di dalam konsep keberlanjutan usaha yang
mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai kesempatan bagi perusahaan privat untuk
menyediakan solusi inovatif dan kewirausahaan. Pandangan ini sekarang diajarkan pada
beberapa bisnis sekolah.
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu, dimana pandangan yang
luas berada di bawah naungannya. konsep ini memasukkan pemahaman keberlanjutan lemah,
keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep yang berbeda juga menunjukkan tarik ulur
yang kuat antara eko(lingkungan)sentrisme dan antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu
konsep ini lemah didefinisikan dan mengundang debat panjang mengenai definisinya.
Selama sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang berbeda telah berusaha mengukur
dan memantau perkiraan atas apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan
mengimplementasikan apa yang disebut dengan matrik dan indikator keberlanjutan.
b) Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan
objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan
yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi
yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya
tampung lingkungan yang semakin terbatas.
c) Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan
komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah
memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik,
tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga
harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas
dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
13
E. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Indonesia
a) Pancasila sebagai sumber nilai
Nilai dalam bahasa inggris disebut dengan value. Nilai adalah sesuatu yang abstrak dan tidak
dapat disentuh oleh panca indera. Macam-macam nilai adalah nilai kebenaran, nilai estetika,
nilai moral dan nilai religi. Pancasila sebagai sumber nilai yaitu Pancasila sebagai acuan
utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan Negara, partisispasi
warga Negara dan pergaulan antar warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b) Nilai-nilai Pancasila
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama.
3) Membina kerukunan antar umat beragama.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengembangkan saling mencintai.
2) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
3) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
c. Sila Persatuan Indonesia
1) Menempatkan kepentingan bangsa dan Negara.
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
3) Cinta tanah air dan bangsa.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
1) Mementigkan kepentingan Negara dan masyarakat.
14
2) Tidak memaksa kehendak pada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Menjaga keseimbangan antar hak dan kewajiban.
2) Menghormati hak-hak orang lain.
3) Tidak bergaya hidup mewah.
Pembangunan Nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat
manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan ketuhanan. Dengan demikian
bahwa pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan menusia secara totalitas.
Paradigma pembangunan bangsa dan Negara harus sesuai dengan kemajuan IPTEK,
tetapi tetap mengembangkan nilai-nilai dasar pancasila yaitu tetap menumbuhkan nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengan dasar kemanusiaan yang adil
dan beradap karena kita semua diciptakan Tuhan dengan dianugerahi hak dasar yang sama. Di
dalam kehidupan bernegara, pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ekonomi, sosial budaya, hukum dan pertahanan
keamanan, serta kehidupan beragama.
2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
a) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik
Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem
politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi
bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan
(sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-
asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem
15
politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan,
moral kerakyatan, dan moral keadilan.
Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan
atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila
bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan
menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat
secara berurutan - terbalik:
a. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,
budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;
b. Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan
keputusan;
c. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
Berdasarkan konsep mempertahankan persatuan;
d. Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan
yang adil dan beradab;
e. Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu
direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup
masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan
masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral
baru masyarakat informasi adalah :
a. nilai toleransi;
b. nilai transparansi hukum dan kelembagaan;
c. nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata);
16
d. bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).
3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang IPTEK
Pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir, serta basis moralitas
pengembangan IPTEK:
a. IPTEK harus selaras dgn morali-tas ketuhanan YME (sila I)
b. IPTEK harus dikembangkan seca-ra beradab dan bermoral (Sila II)
c. IPTEK harus dpt mengembang-kan rasa nasionalisme dan kebe-saran bangsa
b. (sila III),dsb.
4. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi
Pengembangan ekonomi negara harus mendasarkan pada moralitas sila-sila Pancasila,
yaitu dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan, yang humanistik bertu-juan demi
kesejahteraan seluruh rakyat secara luas (Mubyarto, 1999).
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan
kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam
humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi
yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi
maupun makhluk tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem
ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia
lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis
yang tidak mengakui kepemilikan individu.
1) Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek.
Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan
pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem
ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan 17
kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral
kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk
persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan,
ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.
2) Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem
Dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara
khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila)
dan kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam
humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi
yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi
maupun makhluk tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem
ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia
lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis
yang tidak mengakui kepemilikan individu.
3) Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek.
Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan
pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem
ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan
kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral
kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk
persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan,
ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial budaya
Pembangunan sosial budaya termasuk salah satu aspek pembangunan yang penting dan
senantiasa terus ditingkatkan kualitasnya. Seperti halnya dalam pembangunan aspek yang
lainnya, pancasila kembali menjadi dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan proses
pembangunan dalam aspek ini, yang dapat diwujudkan dengan cara:
Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat indonesia
18
Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan
kebebasan spiritual
Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan kemanusian
secara universal
v Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang pertahanan dan keamanan
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dapat terwujud salah satunya dengan adanya
sistem pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang
pertahanan dan keamanan mutlak dilakukan dengan senantiasa berlandaskan pada
nilai-nilai pancasila. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam pembangunan bidang ini
dapat dilakukan dengan cara:
Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan kepada tujuan demi tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada tujuan demi tercapainya
kepentingan seluruh warga negara indonesia
Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak asai manusia, persamaan
derajat serta kebebasan kemanusiaan
Pertahanan dan keamanan negara harus dipruntukan demi terwujudnya keadilan dalam
kehidupan masyarakat
19
BAB III
PENUTUP
Sebagai dasar Negara berperan penting pembangunan maupun pergerakan bangsa.
Sebagai suatu paradigma, Pancasila berperan sebagai acuan atau sudut pandang yang terdapat
dalam berbagai unsure yang terdapat didalamnya. Pancasila berperan sebagai paradigma
reformasi dan pembangunan nasional.
20
Daftar Pustaka
Azhryanda, Eka. 2014. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi.(online) (http:// rahmadaniasyafii .blogspot.com/2014/03/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html. Diakses pada 16 Desember 2014)
Ezakia, Muhammad. 2014. perwujudan pancasila sebagai paradigma pembangunan.(online) (http://muhammadezakia1.blogspot.com/2014/09/24-perwujudan-pancasila-sebagai.html. Diakses pada 16 Desember 2014)
Madinatus, Angga. 2014. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN .(online) (http://leenahazard.blogspot.com/2014/01/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan_9.html. Diakses pada 16 Desember 2014)
Nurlaela, Ela. 2011. Pengertian Paradigma.(online) (http://elanurlaela.blogspot.com/ 2011/03/pengertian-paradigma.html. Diakses pada 16 Desember 2014)
Wikipedia. 2014.Pancasila. (online)(http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila. Diakses pada 16 Desember 2014)
21