Post on 17-Jan-2016
description
MAKALAH BUSINESS PLAN
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan
DISUSUN OLEH
Pepy Hapita Sari (13513)
Yosi Mutiara Pertiwi 13513175
Lisa Gustia Norma Mungkari 13513184
Arsy Anastasya Rahmadani 13513185
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Identifikasi Peluang Bisnis
Melihat dari keadaan disekeliling kampus. Dimana rata-rata mahasiswa apabila tidak dalam keadaan akan kuliah rata-rata menggunakan kaos untuk berpergian. Menyadarkan kami akan adanya peluang bisnis yang tidak akan mati. Kaos adalah salah satu produk yang akan tetap bertahan di kalangan mahasiswa juga masyarakat secara luas. Kaos yang dimaksud tentu bukanlah kaos biasa-biasa saja. Kaos disini akan kami coba desain seunik mungkin. Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan dan tugas kuliah kami selaku mahasiswa teknik, mengoperasikan aplikasi pendukung untuk mendesai kaos adalah sudah menjadi hal biasa. Belum lagi pengalaman mencetak kaos sendiri, pengalaman berelasi dengan distro-distro yang sudah ada di Yogyakarta ini memunculkan niatan kami untuk menjadikan bisnis ini secara nyata.
Selain itu kemajuan jaman yang sudah semakin pesat dimana internet sudah menjadi hal yang menjamur bagi masyarakat. Melihat peluang yang ada dengan keterbatasan waktu sebagai mahasiswa, untuk tetap berwirausaha salahsatunya adalah dengan memasarkannya pada internet. Yaitu pad website, instagram, twitter dan juga facebook.
Kaos merupakan barang-barang produk distro yang menjadi menu wajib untuk memunuhi style sandang rakyat Indonesia, para pemuda khususnya. Trend tingkat perekonomian Indonesia yang semakin baik menjadikan daya beli masyarakat semakin meningkat pula, sehingga masyarakat mulai beranjak memilih barang dengan desain dan style yang menarik.
1.2 Penjelasan Produk
Produk yang akan ditawarkan oleh kami adalah pakaian dengan desain gambar dan teks mengenai Mahasiswa di Indonesia. Sebagai awal berdirinya akan diproduksi adalah Kaos.
Kaos adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Bahan yang digunakan untuk membuat kaus oblong adalah cotton combed yang nyaman digunakan. Kaos akan diproduksi dengan ukuran S, M, L, dan XL, untuk ukuran HS, XXL, serta XXXL dapat dipesan khusus dan menunggu pemesanan hingga 10 unit dengan desain yang sama.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam membangun bisnis terbagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, antara lain sebagai berikut:
Tujuan umum :
a) Membuat pakaian dengan tema Indonesia yang unik dan menarik
b) Mendapatkan keuntungan dari bisnis ini
Tujuan Khusus :
a) Meningkatkan rasa kecintaan para masyarakat pada Indonesia
b) Menarik perhatian masyarakat dengan desain unik serta teks yang menambah rasa nasionalisme yang terdapat pada kaos
c) Memberikan pilihan kaos dengan desain yang kental akan budaya khas Indonesia
d) Mengobati rasa haus nasionalisme yang selama ini semakin terasa menurun dari masyarakat Indonesia
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari bisnis ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai ajang promosi tempat-tempat serta budaya khas Indonesia pada masyarakat lewat desain kaos ini
2. Menjadi ajang menunjukkan nasionalisme dengan memakai kaos yang berdesain khas budaya Indonesia
3. Sebagai penawar dominasi pakaian dengan desain yang khas luar negeri \4. Sebagai penyemangat kuliah, dimana kaos ini akan menunjukkan kebanggaan atas
apa yang sedang di jalani.
BAB II
ANALISA SWOT
2.1 Keunggulan produk (Strength)
Desain yang unik (S-1) Terbuat dari bahan yang nyaman (S-2) Teks dengan kata-kata yang menarik tentang Indonesia (S-3) Gaya jaman sekarang (S-4)
2.2 Kelemahan (Weakness)
Modal yang dibutuhkan cukup besar (W-1) Tempat penyimpanan produk (W-2) Peralatan yang kurang memadai (W-3) Pengalaman bisnis yang kurang (W-4)
2.3 Opportunities
Bahan-bahanya mudah di dapatkan (O-1) Cara pemesanan yang mudah dilakukan lewat internet (O-2) Banyaknya konsumen karena cocok untuk semua usia (O-3) Banyak distro dan tempat pemasaran yang bisa diajak kerjasama di
Yogyakarta (O-4)
Banyak anak muda yang mencari kaos dengan desain unik dan menarik (O-5)
2.4 Threat
Adanya pesaing usaha serupa (T-1) Ketidakpercayaan konsumen akan bisnis online (T-2) Produk baru yang belum dipatenkan, ada tindakan plagiat (T-3)
Dari analisis SWOT yang telah dilakukan maka kami memilih strategi S-O serta dengan upaya mengambil langkah penanggulangan ancaman serta upaya meminimalisir kelemahan untuk mengembangkan usaha ini yakni dengan:
1. Banyak menjalin kerjasama dengan distro2. Membuat produk yang sesuai dengan yang diminati para konsumen3. Menambah variasi dan kreativitas desain4. Update informasi tentang fashion yang sedang berkembang5. Meningkatkan kepercayaan konsumen dengan jaminan kelegalan bisnis serta jaminan
kualitas mutu sampai produk ke tangan konsumen.6. Mencari dana dan modal dari bank serta mengikutsertakan pada kompetisi bisnis plan7. Perencanaan pembangunan tempat pemasaran pusat
BAB III
PERENCANAAN BISNIS
3.1 DISTRIBUSI PRODUK
Dikarenakan masih tahap awal memulai bisnis ini serta sifat bisnisnya online, kami belum berencana untuk membuka sebuah kios khusus untuk pemasaran produk. Saya berencana membuka pusat di Gang Puntodewo Kosty LaundrySpot Jalan Kaliurang KM 14,5 untuk proses produksi dan penyimpanan. Pemasaran akan dilakukan dengan promosi deberbagai media sosial, juga berkeliling menyebarkan brosur di kampus-kampus yang ada di Jogjakarta.
3.2 PENGEMASAN
Produk ini akan dikemas dengan plastik pembungkus kaos agar tetap rapi dan teratur sampai di rumah serta dibungkus lagi kresek yang bergambarkan logo produk kami sendiri.
3.3 JASA PELAYANAN TAMBAHAN YANG DIBERIKAN
Untuk setiap pembelian kaos akan mendapat bonus stiker yang keren dengan gambar dan teks yang unik. Selain itu juga untuk pembelian lebih dari Rp 100.000,- lewat online akan mendapat potongan atau diskon sebesar 10%.
3.4 Pasar yang dituju
Berdasarkan studi Lowe dan majalah SWA (tahun 2005) segmentasi pasar Indonesia dibagi menjadi 8 segmen, yaitu:
1. Segmen #1: Pasrah/introvert Wall Flower (8,1%)
Ciri-ciri : Wanita, usia matang berpendidikan rendah dan tinggal didaerah. Umumnya tidak punya banyak keinginan dan tidak terlalu optimis terhadap masa depan.
2. Segmen #2: Gaul Glam/ The Networking Pleasure Seeker (11%)
Ciri-ciri : Wanita, usia matang yang sangat terbuka, suka bergaul dan penuh gairah, tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat social ekonomi A+. mereka sangat materialistis dan memiliki harta/benda adalah puncak kebahagiaan hidup. Sisi menarik segmen ini adalah mereka percaya bahawa pertemanan merupakan investasi. Dimata mereka, pengakuan diri itu ada jikamereka bisa diterima oleh lingkungan pergaulannya.
3. Segmen #3: Orang Alim/ Confident establish (5,2%)
Ciri-ciri : Pria, usia matang berpendidikan tinggi, di daerah perkotaan. Maka sangat percaya diri dan berkarakter kuat, menyukai kedamaian dalam kehidupan sosilnya, sangat normative adan suka menolong.
4. Segmen #4: Ibu-ibu PKK/ The Optimistic family
Cirri-ciri; wanita, usia matang dari daerah rural denagn status sosil-ekonomi rendah, hidup dengan bersahaja, realistis, kekeluargaan dan normative. Mereka menyukai masak sebagi hobi, tidak sekedar kewajiban. Hidup diabdikan untuk keluarga, tidak materialistis. Keluarga adalah segalnnya.
5. Segmen #5: Anak Nongkrong/ The change expect Lad (10,5%)
Ciri-ciri: Usia muda, laki-laki, tinggal didaerah urban, status sosil-ekoenominya menengah kebawah. Karakter mereka: hidup berorientasi pada teman-temannya (kelompoknya). Konsep yang dianut: All is one is all.
6. Segmen #6 Lembut Hati/ Cheerful humanist (12,1%)\
Ciri-ciri: Wanita muda,dari daerah pedesaan dengan tingkat sosial ekonomi rendah, cenderung tidak suka menjadi pusat perhatian, walaupun diterima dilingkungannya. Menyukai lingkungan damai penuh harmoni, sangat menaruh perhatian dan berempati kepada lingkungandan orang-oarang disekitarnnya. Tidak mementingkan materi dan slalu ingin dibutuhkan lingkuangn serta menyenangi kebersamaan.
7. Segmen #7 Main untuk Menang/ The Savvy Conquer (16%)
Ciri-ciri: Pria matang berpendidikan, di daerah perkotaan ini sangat menikmati hidup lugas, slalu berusaha mencapai kejayaan. Sangat menyukai kompetisi dan cenderung dominan dalam pergaulan. Senang fashion, menikmati cuisine dan gemar melihat iklan. Keinginan dasar mereka adalah dimanja materi dan barang-barang yang dipunyai, suka di sanjung dan dipuja, serta supel dan penuh energi.
8. Segmen #8: Bintang Panggung/ The Spontaneous Fun Loving (13,6)
Ciri-ciri: Wanita dari daerah perkotaan denag status social ekonomi tinggi, senang menjadi pusat perhatian, suak bergaul, suka pamer, dan menyenangi aktivitas di luar rumah, seperti pesta dan kumpul-kumpul. Mereka menyukai hal-hal baru yang sedang menjadi tren, serta fashion dan gadget, serta sangat menikmati hidup, sanjunagan dan pujaan adalah bukti pengakuan diri, serta kelompok menjadi alat mencapai kepopuleran.
Berdasarkan hasil Survei tersebut, maka potensi segmen yang bisa dijadikan sasaran adalah segmen The Networking Pleasure Seeker dengan jumlah 11%, The change expect Lad dengan jumlah 10,5% dan The Savvy Conquer dengan jumlah 16%.
Pelaku konsumen sasaran:
1. Majunya teknologi, terutama IT (information technology) yang mempunyai indikasi meningkatnya aktivitas manusia di dunia maya/internet. Begitu pula dengan sasaran konsumen yang sering beraktivitas di jejaring sosial sampai melakukan transaksi secara online
2. Salah satu periaku konsumen di Indonesia khususnya anak muda sekarang adalah berbelanja mengikuti perkembangan model masa kini. Tempat berbelanja umumnya adalal di Mall, Distro, dan Pasar. Perilaku konsumtif masyarakat indonesia merupakan salah satu cirri masyarakat Indonesia yang mudah menerima produk baru yang dikeluarkan.
3. Berbelanja di Distro sudah merupakan kebiasaan dari anak muda baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Salah satu kebiasaan anak muda untuk mengikuti perkembangan jaman dengan membeli barang bermerk.
3.5 Tingkat persaingan
Tingkat pesaing yang ada cukup banyak mengingat banyaknya produsen kaos di daerah Surabaya, selain itu bisnis online semakin berkembang dan pengusaha bisnis online juga semakin banyak.
3.6 Upaya pemasaran
Dalam sebuah produksi sudah barang tentu upaya pemasaran adalah hal yang sangat penting karena tingkat persaingan yang tinggi. Pada bisnis produk kaos ini menggunakan strategi pemasaran sebagai berikut:
1. Melalui Internet/internet Marketing, akan difokuskan pada blog untuk koleksi produk-produk, sedangkan untuk penyebarluasan informasi akan menggunakan media jejaring sosial, antara lain facebook, twitter, dan kaskus.
2. Melalui pamflet-pamflet yang disebar di distro, cafe, kampus, dan tempat-tempat yang ramai di Surabaya.
3. Memberikan jasa antar gratis pembelian dalam jumlah yang besar di daerah Kota Yogyakarta.
4. Penempelan spanduk yang dapat menarik konsumen.
3.8 PERKIRAAN HASIL PENJUALAN
3.1 Pembiayaan
1. Biaya tetap (Fixed Cost)
Jenis Barang Unit
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Jangka Waktu Pemakaian
Depresiasi / Bulan (Rp)
Mesin Sablon 1 4.300.000 4.300.000 5 tahun 71.667Komputer 1 4.000.000 4.000.000 5 tahun 66.667Hair Dryer 1 200.000 200.000 3 tahun 5.555
Web blog domain, design, and maintenance
1 500.000 500.000 5 tahun 8.333
Jumlah 9.000.000 152222
1. Biaya Variable (Variable Cost) Per Bulan (untuk produksi 500 buah)
Jenis Barang Unit Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Kaos Pendek 150 25.000 3.750.000Sticker 150 1.000 150.000Brosur Berkala 100 100.000 150.000Biaya Listrik 1 150.000 150.000Internet 1 50000 50.000Plastik pembungkus 150 1.000 100.000Film sablon 10 65.000 650.000Screen media 5 45.000 225.000Cat Sablon 5 55.000 275.000Biaya lain-lain 100.000Biaya Depresiasi Fixed cost 152222 5.477.222
4. Harga Jual
Margin profit yang diharapkan adalah 49% sehingga profit yang diharapkan untuk tiap produknya adalah:
Profit = Margin Profit x HPP
= 49% x Rp
= ± Rp 17.893
Sehingga harga jual untuk tiap produk adalah:
Harga Jual = HPP + Profit
= Rp 36.515 + Rp 17.893
= Rp 54.408
5. Biaya Operasional per Tahun
Biaya Operasional per Tahun = Total Variable Cost x 12 bulan
= Rp 5.477.222 x 12
= Rp 65.726.664
6. Laba per Tahun
Laba Kotor = Harga Jual x Jumlah produksi per bulan x 12 bulan
= Rp 54.408 x 150 x 12
= Rp 97.934.400
Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Operasional per Tahun
= Rp 97.934.400 - Rp 65.726.664
= Rp 32.207.736
7. Laba per Bulan
Laba per Bulan = Laba Bersih / 12 bulan
= Rp 32.207.736 / 12
= Rp 2.683.978
8. Modal Awal
Modal Awal = Fixed Cost + Variable Cost 1 bulan (tanpa biaya depresiasi)
= Rp 9.000.000 + Rp 5.325.000
= Rp 14.325.000
9. Analisis Break Event Point
BEP penjualan = BEP unit x Harga Jual
= 503 x
= Rp 27.367.224
Jadi, titik impas akan terjadi ketika penjualan sudah menyentuh angka Rp 27.367.224 atau ketika produk sudah terjual sebanyak 503 unit. Dengan estimasi produksi sebanyak 150 unit per bulan, diharapkan titik impas akan terjadi setelah ± 3,3533 bulan.
10. Pengembalian Modal
Pengembalian modal adalah total biaya produksi dibagi dengan keuntungan yang didapatkan.
Pengembalian Modal adalah 2,04 bulan atau 32 hari
Catatan: - Dalam 1 bulan diproduksi 150 buah kaos
- 1 bulan dianggap sama dengan 30 hari
- Kaos yang harus dijual per hari adalah 150 buah dibagi 30 hari, yaitu 5 buah
Pay Back Periode adalah BEP produksi dibagi dengan penjualan per hari
Jadi, modal akan kembali dalam jangka waktu 101 hari dengan penjualan 5 kaos tiap harinya.
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kami akan membuat bisnis distro semi online dari 4 pemilik modal utama yang juga menjabat sebagai karyawan yang memproduksi kaos yang berdesain gambar dan teks mengenai Indonesia. Dalam pemasaran produknya akan dibagi menjadi dua yaitu sistem online dan pemasaran lewat distro mitra. Untuk melihat desain-desainnya konsumen dapat melihat di web blog resmi.
6.2 Saran
Dalam upaya pengembangan bisnis ini perlu adanya modal yang lebih agar menambah jumlah produk dan efisiensi serta keuntungan dari bisnis ini. Desain yang kreatif dan inovatif sangat diperlukan, sehingga perlu adanya kerjasama dengan pihak luar untuk masalah ini agar variasi produk lebih banyak dan dapat menghindari kebosanan konsumen. Selanjutnya adalah perlu legalisasi bisnis agar konsumen percaya untuk bertransaksi online.