KWU gorengan

22
LAPORAN HASIL SURVEI USAHA USAHA BARANG (GORENGAN “PAK HARI”) Oleh: Emmy Rinda (083234014) Beni Suryanto (083234016) Elok Farda (083234029) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Transcript of KWU gorengan

Page 1: KWU gorengan

LAPORAN HASIL SURVEI USAHA

USAHA BARANG (GORENGAN “PAK HARI”)

Oleh:

Emmy Rinda (083234014)

Beni Suryanto (083234016)

Elok Farda (083234029)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2011

Page 2: KWU gorengan

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN HASIL SURVEI USAHA JASA

USAHA BARANG (GORENGAN “PAK HARI”)

Disusun oleh:

Emmy Rinda (083234014)

Beni Suryanto (083234016)

Elok Farda (083234029)

Telah memenuhi syarat untuk dipresentasikan

Surabaya, Desember 2011

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Siti Tjahyani, M. Kes

19540512 198601 2 001

Page 3: KWU gorengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah munculnya berbagai jenis makanan dengan variasi yang

beraneka ragam, ternyata tidak juga mampu menggusur jajanan satu ini. Dari

jaman dahulu gorengan telah dikenal sebagai makanan pelengkap di saat

minum teh di sore hari atau bisa juga sebagai lauk tambahan.

Jajanan murah yang hampir disukai semua masyarakat ini masih

berpotensi untuk dijadikan peluang usaha yang menguntungkan. Peluang usaha

tersebut dapat dilakukan dengan berjualan gorengan bisa menggunakan

gerobak, menitipkannya di warung atau bisa berjualan sendiri di tempat yang

sering dilalui orang. Berjualan sendiri menggunakan gerobak merupakan

kebanyakan pilihan orang untuk berwirausaha, karena memiliki potensi

keuntungan yang cukup besar.

Gorengan atau Goreng tepung adalah berbagai jenis makanan yang

dicelup adonan tepung dan kemudian digoreng celup dalam minyak goreng

panas yang banyak (Wikipedia). Di antara macam-macam gorengan yang biasa

dijual di pinggir jalan adalah goreng pisang, ubi, tahu, tempe, bakmi, molen,

dll.

Pasar konsumen gorengan bisa hampir semua orang kecuali bagi mereka

yang memang menghindari makanan yang digoreng.

Bisnis ini dapat dimulai dengan modal kecil, sehingga cocok bagi mereka

yang memang sedang mencari peluang usaha dengan modal kecil. Selain itu

minat pasar yang besar terhadap gorengan membuat para pelaku usaha

gorengan mudah dalam memasarkan gorengan buatannya.

Di sisi lain, jajanan gorengan ini memiliki kelemahan karena mutu dan

kualitasnya. Kebanyakan para penjual gorengan kurang memperhatikan

Page 4: KWU gorengan

penggunaan minyak goreng seperti tidak mengganti minyak goreng yang sudah

berwarna coklat, menggunakan minyak goreng untuk berkali-kali

penggorengan, dan lain-lain sehingga gorengan tersebut kurang aman untuk

dikonsumsi.

Untuk itu, dilakukan survei sebuah wirausaha gerobak gorengan milik

bapak Hari di Jalan Ketintang Baru, agar kita mengetahui dan dapat

menganalisis proses produksi, pemasaran, kemitraan, serta pengelolaan

keuangan pada usaha tersebut.

B. Tujuan

Dari latar belakang di atas, maka laporan ini dibuat dengan tujuan :

1. Mengetahui alasan berwirausaha gerobak gorengan.

2. Mengetahui hal-hal mengenai produksi gerobak gorengan.

3. Mengetahui tentang kemitraan usaha gerobak gorengan.

4. Mengetahui tentang pemasaran usaha gerobak gorengan.

5. Mengetahui pengelolaan keuangan usaha gerobak gorengan.

Page 5: KWU gorengan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan Membangun Usaha

Suatu usaha dibangun dengan keinginan, modal, serta keterampilan yang

cukup, namun berdirinya suatu usaha itu juga tidak lepas dari adanya latar

belakang atau alasan seorang pedagang untuk perlunya membuka usaha

tersebut.

Usaha gerobak gorengan milik pak Hari ini didirikan dengan alasan

gorengan merupakan makanan yang umumnya digemari banyak orang, tidak

membutuhkan tempat atau lokasi yang besar, serta modal yang dikeluarkan

tidak terlalu banyak, sehingga akan menyebabkan harga gorengan tersebut

murah dan dapat dijangkau oleh saku konsumen pada umumnya dan tentunya

memberikan laba yang cukup. Selain itu, keterampilan yang dibutuhkan tidak

terlalu sulit, apalagi pak Hari sudah memiliki keterampilan memasak beberapa

macam gorengan dari teman dekatnya.

Gambar 1. Tempat usaha gorengan milik Pak Hari

Usaha gerobak gorengan ini bertempat di pinggir jalan, tepatnya di

Jl.Ketintang Baru.Tempat tersebut dipilih karena dekat dengan kampus Unesa,

selain itu lokasi pinggir jalan pasti dilalui banyak orang, sehingga dapat

dikatakan lokasi tersebut strategis.

Page 6: KWU gorengan

B. Produksi

Produksi merupakan usaha untuk menciptakan atau menambah nilai

ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Produksi dapat juga diartikan sebagai proses memanfaatkan bahan baku

menjadi akhir atau menjadi suatu produk melalui suatu kreasi. Sedangkan

orang, badan usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut

produsen.

Tujuan dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam

usaha mencapai kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen

memiliki daya beli yang cukup tinggi dan barang/jasa yang diperlukan tersedia

cukup untuk memenuhi kebutuhan. Proses produksi berlangsung dapat

digamabrkan dalam bagan seperti berikut:

Aspek-aspek di dalam produksi meliputi:

1. Proses Produksi/Bagan alur proses produksi

2. Kapasitas produksi

3. Tanah/bangunan untuk tempat usaha

4. Sarana Penunjang

5. Mesin/Peralatan produksi

6. Bahan Baku & Bahan Pembantu

7. Tenaga Kerja

8. Biaya Umum Usaha/Pabrik

9. Limbah

10. Tata Letak usaha/pabrik

Dalam usaha yang dikembangkan proses produksi diawali dalam skala

rumahan, karena modal berasal dari anggota dengan latar ekonomi mahasiswa.

Higienitas produk merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan

agar kualitas produk terjaga. Untuk keperluan ini, setiap tahapan proses

produksi diperhatikan kebersihannya. Bahan yang digunakan sangat sederhana

dan mudah didapat di lingkungan sekitar.

Produk jasa yang ditawarkan merupakan merupakan pelayanan yang

terbaik, nyaman dan memuaskan untuk konsumen.

Page 7: KWU gorengan

1. Proses Produksi

Diantara jajanan yang disediakan untuk konsumen adalah:

- pisang aroma,

- ubi goreng,

- molen pisang,

- ote-ote,

- tahu isi

- tempe

Proses produksi gorengan ini tergolong higienis, karena dalam

mengolah adonan menggunakan alat, tidak menggunakan tangan secara

langsung

2. Kapasitas produksi

Produk yang dihasilkan pada gerobak gorengan ini sangat banyak,

tidak dapat dipastikan berapa jumlahnya. Akan tetapi, sudah ditentukan

dengan kapasitas biaya produksi tiap harinya. Tentunya biaya tersebut

telah dihitung sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produksi dilakukan

dari jam 09.00 sampai 20.00 Wib dan menghasilkan kurang lebih 4000 biji

dengan biaya produksi sekitar Rp 1.300.000,-. Produksi tersebut sudah

cukup maksimal dan memberikan keuntungan yang cukup besar.

3. Bangunan untuk tempat usaha

Usaha gerobak gorengan ini bertempat di pinggir jalan, tepatnya di

Jl.Ketintang Baru. Tempat tersebut dipilih karena dekat dengan kampus

Unesa, selain itu lokasi pinggir jalan pasti dilalui banyak orang, sehingga

dapat dikatakan lokasi tersebut strategis.

4. Sarana Penunjang

Sarana penunjang yang dibutuhkan untuk membantu proses

produksi berupa listrik dan air. Listrik digunakan sebagai penerangan

ketika memproduksi gorengan, sedangkan air digunakan untuk mencuci

bahan baku dan memasak.

5. Mesin/Peralatan produksi

Peralatan yang digunakan untuk produksi adalah :

- Wajan/penggorengan

Page 8: KWU gorengan

- Kompor

- Serok

- Gas LPG

- Sutil

- Penjapit

- Gerobak

- Ember

- Plastik keresek

Peralatan yang digunakan sudah cukup lengkap dan memenuhi

syarat proses produksi.

6. Bahan Baku

Bahan baku yang dibutuhkan pada produksi gorengan ini adalah:

- Tepung Lencana merah

- Tepung tapioka

- Minyak goreng

- Pisang

- Ubi

- Tahu

- Tempe

- Bihun

- gula, garam

- Wortel, kubis, kecambah

- Bawang merah, bawang putih, mrica

- Cabe

7. Tenaga Kerja

Dalam usaha yang dijalankan, tenaga kerja produksi sebanyak 4

orang. Tenaga kerja atau karyawan tersebut berasal dari kalangan

masyarakat biasa, dan dikhususkan untuk laki-laki, karena pemilik gerobak

sendiri adalah laki-laki sehingga memudahkan untuk bekerjasama.

8. Biaya Umum Usaha/Pabrik

Page 9: KWU gorengan

Biaya umum produksi meliputi biaya listrik dan air, biaya tenaga

kerja. Biaya penyusutan peralatan tidak diperhitungkan karena

kemungkinan relatif kecil dan biayanya pun tidak besar.

9. Limbah

Produksi yang dilakukan menghasilkan limbah yang cukup banyak,

khususnya limbah padat dan sebagian besar termasuk limbah organik.

Untuk itu, pada produksi gorengan ini, limbah tersebut langsung dibuang

di tempat sampah yang sudah tersedia, sehingga hanya sedikit resiko untuk

mencemari lingkungan.

10. Tata letak usaha

Bangunan tempat usaha gerobak gorengan pak Hari ini memiliki

luas sekitar 5x7 meter. Tempat tersebut diperoleh dengan cara mengontrak

tiap tahunnya. Bagian depan bangunan digunakan untuk tempat gerobak

dan tempat penggorengan sedangkan selebihnya untuk tempat mengolah

bahan dan tempat istirahat tenaga kerjanya.

C. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan yang meliputi langkah-langkah yang

diperlukan untuk menempatkan barang-barang nyata atau berwujud ke tangan

konsumen. Pemasaran dapat juga diartikan sebagai suatu sistem total dari

kegiatan bisnis yang dirancang meliputi perencanaan, penentuan harga,

promosi, dan pendistribusian barang-barang yang dapat memuaskan keinginan

dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

1. Produk yang dipasarkan

Produk yang dipasarkan pisang aroma, ubi goreng, molen pisang,

ote-ote, tahu isi, dan tempe. Menurut kami, produk yang dipasarkan dapat

divariasi lagi dengan produk-produk lain yang juga banyak diminati

pembeli, karena suatu saat pembeli akan merasa bosan dengan produk

yang dijual.

2. Sasaran

Sasaran produk gorengan ini adalah untuk semua kalangan

masyarakat, terutama menengah ke bawah dan terkecuali untuk orang yang

memang tidak mengonsumsi gorengan.

Page 10: KWU gorengan

3. Wilayah pemasaran

Wilayah pemasaran mencakup lingkungan kampus Unesa dan daerah

Ketintang Surabaya. Wilayah tersebut sudah cukup strategis untuk

menarik konsumen.

4. Strategi pemasaran

a.. Harga

Dalam usaha ini harga gorengan yang dipatok tiap bijinya adalah Rp

500,- sesuai dengan ukuran produk dan harga pasaran.

b. Kualitas Produk

Kualitas gorengan ditentukan oleh rasa yang enak, gurih, dan

renyah. Gorengan milik pak Hari ini sudah memenuh kriteria tersebut.

Akan tetapi, kualitas gorengan juga ditentukan oleh penggunaan

minyak goreng. Dalam usaha pak Hari, minyak goreng digunakan

dengan mengisi penggorengan secara berkala sehingga tidak ada

minyak goreng yang terbuang meskipun digunakan beberapa kali.

Seharusnya, minyak goreng tersebut pada setiap pengisian digunakan

untuk 2 atau 3 kali penggorengan, untuk mencegah pembentukan asam

lemak bebas yang berlebih agar aman dikonsumsi serta tidak berbahaya

bagi kesehatan.. Mengenai pengaruh terhadap harga pasaran, kita dapat

mematok harga sedikit lebih tinggi atau mengurangi ukuran produk

yang dijual.

c. Promosi

Pemasaran dilakukan dengan tulisan pada gerobak “Pisang Aroma

Rp 500,-”. Tulisan tersebut dapat menarik konsumen yang lewat di depan

gerobak. Pemasaran juga dilakukan dari mulut ke mulut dengan

memberdayakan orang terdekat, apalagi gerobak pak Hari ini memiliki 3

cabang diantaranya di Gebang ITS dan di Mojokerto. Strategi pemasaran

tersebut cukup baik dan tidak memerlukan biaya.

D. Kemitraan

Kemitraan mengandung makna adanya kerjasama antara usaha kecil

dan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan

Page 11: KWU gorengan

pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usah besar

dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan

saling menguntungkan.

Dalam usaha yang dijalankan, tidak melakukan kerja sama dengan

pihak lain karena proses produksi relatif mudah dan bahan-bahan baku yang

digunakan juga mudah didapatkan.

E. Keuangan

Pengelolaan keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen, di

samping fungsi produksi, personalia, dan pemasaran. Ketersediaan dana untuk

pembeliaan bahan, pembeliaan alat, pembayaran upah tenaga kerja, dan biaya

operasi produksi harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga

kelangsungan usaha tetap terjaga.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan keuangan,

antara lain:

a. Sumber keuangan modal usaha

Sumber dana yang dipergunakan untuk modal produksi gorengan

diperoleh dari modal sendiri, yaitu sebesar Rp 32.000.000,-. Menurut

kami, untuk mendirikan usaha gorengan kita tidak perlu mengeluarkan

modal sebesar itu, karena dengan modal kecilpun kita sudah bisa

membuat gorengan. Apabila kita tidak ada atau kekurangan modal, kita

bisa meminjam uang ke bank atau ke lembaga peminjaman lain.

b. Penggunaan dan pemanfaatan modal usaha

Untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan dan pemanfaatan

modal usaha, perlu disusun perencanaan yang baik dalam pembelian

bahan baku, pembelian alat-alat produksi, pembayaran transport,

pembayaran upah tenaga kerja, dan lain-lain.

Pada produksi gorengan, penggunaan dan pemanfaatan modal

usaha dilakukan untuk pembelian bahan baku dan tambahan, penyewaan

tempat, serta pembelian alat-alat produksi, serta biaya tambahan yang

lain.

Page 12: KWU gorengan

c. Pembelian bahan baku dan tambahan

Perencanaan pembelian bahan baku dan tambahan pembuatan

gorengan sangat dipengaruhi oleh sifat kegiatan produksinya. Untuk

merencanakan pembelian bahan baku dan tambahan agar tidak kurang

atau berlebihan maka perlu memperhitungkan dengan tepat penyusunan

anggaran pembelian bahan baku dan tambahan, sedangkan untuk

merencanakan frekuensi pembelian bahan baku dan tambahan dalam

setiap produksi harus memperhatikan sifat bahan dan ketersediaannya.

d. Pembelian alat-alat produksi

Pembelian alat dilakukan pada waktu awal produksi. Macam-

macam alat produksi telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Adapun laporan keuangan selama produksi adalah sebagai berikut:

1. Modal awal = Rp 32.000.000

2. Biaya pokok produksi/ hari

- Tepung 2 sag = Rp 264.000,-

- Minyak goreng 20 Kg = Rp 190.000,-

- Pisang = Rp 350.000,-

- Wortel, kecambah, Kubis = Rp 40.000,-

-Ubi = Rp 50.000,-

- Tahu, tempe = Rp 140.000,-

- Bihun = Rp 13.000,-

- Gula, garam = Rp 43.000,-

- B.merah, b.putih, mrica = Rp 25.000,-

- Cabe = Rp 25.000,-

- LPG 3Kg 6 buah = Rp 84.000,-

- Tepung tapioka = Rp 7.000,-

Jumlah = Rp 1.231.000,-

3. Biaya Umum/ hari

- Gaji karyawan 4 orang = Rp 2.800.000,-/30

= Rp 93.000,-

- Biaya Listrik = Rp 125.000,-/30

Page 13: KWU gorengan

= Rp 4.200,-

4. Biaya peralatan

- Gerobak = Rp 1.000.000,-

- Peralatan memasak = Rp 500.000,-

- Kresek kecil dan sedang = Rp 8.000,-

5. Biaya perlengkapan

- Sewa tempat/tahun = Rp 12.500.000,-

- Perlengkapan tempat = Rp 1.000.000,-

6. Biaya lain-lain = Rp 70.000,-

7. Biaya penjualan/hari

- 4000 biji x Rp 500,- = Rp 2.000.000,-

8. Total biaya Produksi awal = Rp 16.406.200,-

Sisa modal = Rp 15.593.800,-

9. Laba bersih/hari

- Total biaya produksi/hari = Rp 1.406.200,-

- Laba bersih = B.pejualan – B.produksi

= Rp 593.800,-

Page 14: KWU gorengan

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Usaha gerobak gorengan memiliki prospek yang bagus dan

menguntungkan, karena hanya memerlukan modal sedikit serta produk atau

jajanan yang dijual selalu diminati oleh semua kalangan. Hal tersebut juga

didukung dengan harga yang relatif murah.

Dari hasil penjualan gorengan tiap harinya, usaha ini mendapat

keuntungan yang lumayan yaitu sebesar 42%.

B. Saran

1. Produk gorengan yang ditawarkan cukup banyak, tetapi tidak ada salahnya

jika suatu saat berinovasi menambahkan variasi gorengan-gorengan yang

lain.

2. Penggunaan minyak goreng dapat lebih diperhatikan lagi dengan

mengganti minyak secara berkala, jika minyak yang digunakan sudah

berwarna hitam, sebaiknya diganti. Hal tersebut dilakukan agar produk

yang dihasilkan lebih aman untuk dikonsumsi.

Page 15: KWU gorengan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Peluang Usaha Gorengan. http://searchindonesia.co.id. (Diakses

pada 07 Desember 2011)

Anonim. 2011. Usaha Gorengan Tetap Menguntungkan.

http://www.usahamakanan.com. (Diakses pada 07 Desember 2011)