makalah KWU-1

26
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia di dalam kebutuhan hidupnya. Di dalam proses berinteraksi itu manusia selalu terkait dengan kehidupan kelompok dan organisasi. Kelompok dapat mencapai tujuan apabila unsur-unsur yang ada di dalamnya dapat menjalankan fungsinya masing- masing. Salah satu unsur pokok yang menentukan jalannya kelompok atau organisasi adalah pemimpin. Untuk dapat menjalankan roda organisasi atau kelompok, pemimpin harus tahu tentang kepemimpinan dan memahami sifat-sifat kepemimpinan. 2. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? b. Apa saja teori – teori tentang kepemimpinan? c. Apa saja sifat – sifat seorang pemimpin? d. Apa saja wewenang dari seorang pemimpin? e. Apa yang dimaksud dengan konsistensi dalam gaya kepemimpinan? f. Apa saja gaya - gaya kepemimpinan itu? g. Bagaimanakah peranan seorang menejer dalam perusahaan?

description

kewirausahaan

Transcript of makalah KWU-1

Page 1: makalah KWU-1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa

berinteraksi dengan sesama manusia di dalam kebutuhan hidupnya. Di dalam proses

berinteraksi itu manusia selalu terkait dengan kehidupan kelompok dan organisasi.

Kelompok dapat mencapai tujuan apabila unsur-unsur yang ada di dalamnya

dapat menjalankan fungsinya masing-masing. Salah satu unsur pokok yang menentukan

jalannya kelompok atau organisasi adalah pemimpin. Untuk dapat menjalankan roda

organisasi atau kelompok, pemimpin harus tahu tentang kepemimpinan dan memahami

sifat-sifat kepemimpinan.

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

b. Apa saja teori – teori tentang kepemimpinan?

c. Apa saja sifat – sifat seorang pemimpin?

d. Apa saja wewenang dari seorang pemimpin?

e. Apa yang dimaksud dengan konsistensi dalam gaya kepemimpinan?

f. Apa saja gaya - gaya kepemimpinan itu?

g. Bagaimanakah peranan seorang menejer dalam perusahaan?

3. Tujuan Makalah

a. Mengetahui yang dimaksud dengan kepemimpinan.

b. Mengetahui teori – teori kepemimpinan.

c. Mengetahui sifat – sifat seorang pemimpin.

d. Mengetahui wewenang dari seorang pemimpin.

e. Mengetahui yang dimaksud dengan konsistensi dalam gaya kepemimpinan.

f. Mengetahui gaya - gaya kepemimpinan.

g. Mengetahui peranan seorang menejer dalam perusahaan.

Page 2: makalah KWU-1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:

pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung

pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik

maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga

menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan

di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.

Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang

pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai

kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa

menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif

membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin

pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan

langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu

(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok

yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk

mempengaruhi, mengatur dan mengkomunikasikan suatu aktivitas individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

B. Teori Kepemimpinan

Diantara sekian banyak teori-teori kepemimpinan yang dikemukakan para ahli,

ada tiga teori kepemimpinan yang cukup menonjol yaitu:

Page 3: makalah KWU-1

1. Teori Genetis

Inti teori ini menyatakan bahwa “Leader are born and not made”. Menurut teori ini

seseorang akan menjadi pemimpin apabila mereka dilahirkan dengan bakat-bakat

kepemimpinan dalam kondisi bagaimanapun, seseorang ditempatkan, karena ia

telah ditakdirkan sebagai seorang pemimpin, suatu kali kelak ia akan menjadi

pemimpin.

2. Teori Sosial

Inti teori sosial ini adalah bahwa “Leader are made not born”. Teori ini merupakan

kebalikan teori genetis. Para penganut teori ini mengatakan bahwa setiap orang bisa

menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis

Menurut teori ini, teori genetis dan teori sosial tidak seluruhnyamengandung

kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut, muncul teori

ekologis yang pada intinya seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang

baik apabila sewaktu dia dilahirkan telah membawa bakat-bakat, bakat-bakat

tersebut selanjutnya dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan

pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih

lanjutbakat-bakat yang dimiliki.

C. Sifat Kepemimpinan

Terry (1960) dalam Asri (2006) menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi

oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:

1. Kekuatan atau energi

Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu

bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi.

2. Penguasaan emosional

Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan

putus asa.

3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan

Page 4: makalah KWU-1

Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan

bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam

setiap kesulitan yang dihadapinya.

4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah,

dan ketekunan dalam bekerja.

5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta

keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil

intisari pembicaraan.

6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan

memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan

gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.

7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan

agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya

bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai

tujuan.

8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu

merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan,

mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus

menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang

usaha yang dipimpinnya.

D. Wewenang Kepemimpinan

Apabila seorang pemimpin ingin mencapai tujuannya dengan efektif maka haruslah

mempunyai wewenang untuk memimpin bawahannyadalam mencapai tujuan.

Wewenang ini disebut wewenang kepemimpinannya, yang merupakan hak untuk

bertindak atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya. Ada dua pendapat

tentang sumber wewenang ini yaitu:

1. Top Down Authority

Wewenang ini bisa berasal dari atasan yang berarti seorang Presiden Direktur.

Misalnya menunjuk seseorang yang dianggap mampu untuk menjadi kepala bagian

penjualan, dan kemudian diberi wewenang apa yang dianggap perlu untuk seorang

pemimpin bawahannya.

Page 5: makalah KWU-1

To Management

Lower Level Manager

Pekerja Pekerja Pekerja PekerjaPekerja

Gambar : Top Down Authority

Gambar : Bottom Up Authority

Manager

Pekerja Pekerja Pekerja PekerjaPekerja

2. Bottom Up Authority

Pada konsep ini, pemimpin dipilih (diterima) oleh mereka yang akan menjadi

bawahannya. Apabila seseorang diterima sebagai pemimpin dan diberi wewenang

untuk memimpin, maka para bawahan akan menghargai wewenang itu sebabnya

mereka punya respek pribadi untuk menghargai orang tersebut merupakan wakil

yang mewakili nilai-nilai yang mereka anggap penting.

Sesuai dengan teori ini, maka para baawahan mengakui bahwa bimbingan

dan dorongan dapat diperoleh dari kepemimpinan. Para pekerja akan menilai calon

pimpinan yang bisa diterima oleh mereka dan karenanya calon pimpinan seharusnya

besaral dari bawah.

E. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku dirancang

untuk mengintegrasi tujuan individu untuk mencapai tujuan. Setiap pemimpin

mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Antara

Page 6: makalah KWU-1

gaya tersebut, tidak harus suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih buruk dari

gaya kepemimpinan lainnya. Menurut Young gaya kepemimpinan ada tiga yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari

dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang

oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya

melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan

wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu

mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya

kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas

serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para

bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang

dihadapi.

Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :

1. Gaya Kepemimpinan Karismatis

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang.

Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat.

Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat

menyenangi perubahan dan tantangan.

Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di

analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu

menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang

yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan

ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan

memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

2. Gaya Kepemipinan Diplomatis

Page 7: makalah KWU-1

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan

perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan

dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan

kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang

menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.

Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya

diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan.

Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan

yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan

seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

3. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.

Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika

dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada

adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.

Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian

merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli

dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

4. Gaya Kepemimpinan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka

hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi

terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk

kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena

kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.

Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti

ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa

sangat menyenangkan dan bersahabat.

Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan

demokratis. Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan

dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga

hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.

Page 8: makalah KWU-1

F. Konsistensi dalam Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang konsisten adalah gaya kepemimpinan yang

berorientasi terhadap efektivitas organisasi sesuai dengan kondisi atau situasi yang

dihadapi oleh pimpinan tersebut. Jadi, gaya kepemimpinan yang konsisten adalah gaya

kepemimpinan yang lentur (fleksible) yang berusaha menyelesaikan dengan situasi yang

dihadapinya sehingga dapat dicapai efektivitas yang tinggi dalam memenuhi tujuan

organisasi.

Dengan demikian, gaya kepemimpinan ini konsisten dengan pencapaian tujuan

organisasi dan bukan konsisten terhadap salah satu gaya tertentu saja. Oleh karena itu,

dalam pendekatan situasi ini manager atau pimpinan harus mampu mempelajari situasi

atau lingkungan yang dihadapinya.

Perubahan-perubahan akan mengakibatkan berubahnya situasi sedangkan

situasi yang berubah menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda agar dia konsisten

terhadap pencapaian tujuan organisasi. Jadi pemimpin harus peka terhadap

perkembangan lingkungan dan harus fleksible serta mampu menyesuaikan gaya

kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang berubah tersebut. Bahkan dia juga harus

menyesuaiakan dengan tingkat kesiapan bawahannya.

1. Tingkat Kesiapan Bawahan

Setiap bawahan memiliki tingkat kesiapan dan kemampuan yang berbeda-

bedadalam menerima dan menyerap yang berupa pengetahuan sikap dan tingkah

laku yang datang dari pimpinan. Adapun tingkat kesiapan bawahan dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu:

a. Kemampuan

b. Kemauan

Kedua faktor tersebut menimbulkan bermaca-macam tingkat kesiapan dari

yang paling rendah sampai yang paling tinggi berturut-turut antara lain:

a. Tidak mampu dan tidak mau (Kesiapan tingkat 1)

b. Tidak mampu tetapi mau (Kesiapan tingkat 2)

c. Mampu tetapi tidak mau (Kesiapan tingkat 3)

d. Mampu dan mau (Kesiapan tingkat 4)

Tinggi Menengah Rendah

Page 9: makalah KWU-1

(K4) (K1)(K3) (K2)

Mampu dan Mau Mampu tapi

Tidak Mau

Tidak Mampu tapi

Mau

Tidak Mampu dan

Tidak Mau

2. Pemilihan gaya kepemimpinan sesuai dengan tingkat kesiapan bawahan

a. Mengatakan/memerintah (telling)

Bagi bawahan atau kelompok yang memiliki tingkat kesiapan rendah (K1) maka

akan lebih baik diterapkan gaya kepemimpinan yang bersifat menugaskan,

memerintah atau mengarahkan secara terperinci tugas-tugas yang harus

dilaksanakan oleh bawahan, dengan sedikit memberikan hubungan kemanusiaan

kepadanya. Sebagai contoh gaya kepemimpinan ini adalah apabila pemimpin

memerintahkan kepada bawahannya sebagai berikut: “Pak Atmo, pergilah ke

pintu gerbang di depan itu untuk menghadang orang-orang yang ingin masuk ke

halaman kantor kita, sekarang juga, lekas.”

b. Menjual/menawarkan (selling)

Tingkat kesiapan yang berikutnya adalah K2 dimana pada tingkat ini bawahan

tidak mampu tetapi berkeinginan kuat dan berusaha keras untuk dapat

melaksanakannya. Oleh karena itu bentuk gaya kepemimpinan untuk K2 ini

adalah kombinasi antara penugasan tinggi (PT) dengan hubungan persahabatan

yang tinggi pula (PH). Hal ini disebabkan karena pada tingkat ini bawahan pada

dasarnya tidak mampu sehingga perlu diberikan perincian/pengarahan tugas

yang harus dilakukannya (PT), akan tetapi karena mereka bersedia untuk bekerja

keras maka haruslah pula diberikan motivasi dalam bentuk hubungan

kemanusiaa/persahabatan yang komunikatif dan persuasif.

c. Partisipasi (participacing)

Persiapan tingkat tiga adalah kelompok atau orang yang sebenarnya mamou

akan tetapi belum siap untuk terjun ke lapangan sehingga tidak memiliki

motivasi yang kuat untuk melakukannya, biasanya karena rasa takut dan was-

was, di samping itu K3 ini juga terdiri dari kelompok atau orang yang sebenarnya

mampu dan sebelumnya telah memiliki motivasi tinggi akan tetapi saat ini

karena sesuatu hal mereka menjadi tidak mau atau enggan untuk menjalankan

Page 10: makalah KWU-1

tugas-tugasnya. Hal ini bisa disebabkan karena mereka sedang mengalami

kesusahan dalam keluarganya, merasa marah terhadap atasan, tidak

setuju/senang dengan atasan atau sebab-sebab lain yang berhubungan dengan

kondisi mental kepribadian orang tersebut.

d. Pendelegasian Tugas (delegating)

Kesiapan tingkat empat merupakan kesiapan yang tertinggi di mana bawahan

mampu dan serta bersemangat tinggi. Mereka bekerja dengan profesionalisme

tinggi tanpa menunggu adanya pengarahan ataupun perintah-perintah dari

atasannya. Oleh karena itu gaya kepemimpinan yang cocok adalah

pendelegasian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang cukup besar kepada

bawahan. Hal ini dapat dibayangkan sebagai sebuah team sepak bola yang

kompak yang telah tahu bagaimana taktik serta strategi mereka dalam

menghadapi lawan tandingnya. Pelatih dan manajernya tidak perlu terjun untuk

memberikan perintah ataupun pengarahan.

G. Peran Manager dalam Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan

penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para

manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk

menjalankan peran-peran tersebut. Untuk itu, peranan manajer sangat diharapkan

dapat memacu laju perkembangan suatu perusahaan.

Peranan yang dimainkan oleh manajer terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Peran antarpribadi

Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat

seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah,

pemimpin, dan penghubung.

2. Peran informasional

Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran

sebagai juru bicara.

3. Peran pengambilan keputusan

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan,

pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Page 11: makalah KWU-1

Manajer yang memimpin beberapa karyawan, biasanya memberikan

pelimpahan masalah kepada karyawannya berupa tugas-tugas pekerjaan yang harus di

selesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu, seorang manajer harus mampu memberikan

keputusan bagi tugas yang telah dikerjakan oleh karyawannya demi terjaminnya mutu

kerja yang telah dijunjung bersama.

Konflik yang diciptakan oleh seorang manajer bagi karyawannya ini bertujuan

untuk meningkatkan sepak terjang para karyawan dalam bekerja, sehingga tujuan

perusahan bisa terwujud dengan baik. Sebagai contoh, manajer sebuah perusahaan

yang bergelut dibidang pemrograman, biasanya memberikan konflik berupa tugas

kepada karyawannya untuk membuat sebuah program. Kemudian bila program telah

dibuat, maka manajer harus menganalisa program tersebut dan memberikan keputusan

apakah program tersebut layak dan sesuai permintaan atau belum. Bila program

tersebut belum layak, maka manajer memberikan perbaikan atau meminta

karyawannya untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada program tersebut dengan

waktu yang sesingkat mungkin.

Untuk menghidari hal seperti itu, manajer harus mempunyai beberapa

keterampilan, diantaranya:

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat

konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

Manajer harus mahir berkomunikasi atau memiliki keterampilan berhubungan

dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.

3. Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan

tertentu, misalnya membuat program komputer, memperbaiki mesin, akuntansi ,

dan lain-lain.

Dengan dibekali keterampilan diatas, seorang manajer akan lebih peka terhadap

permasalahan yang terjadi pada perusahaan, selain itu dia juga akan dapat segera

membuat pemecahan dari masalah tersebut. Dalam mempersiapkan pemecahan

masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami

lingkungan perusahaan dan mengidentifikasikan subsistem-subsistem dalam

Page 12: makalah KWU-1

perusahaan. Dalam mengidentifikasikan masalah, manajer bergerak dari tingkat sistem

ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem menurut suatu urutan tertentu.

Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasikan berbagai solusi alternative,

mengevaluasinya, memilih yang terbaik, menerapkannya, dan membuat suatu tindakan

untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagai mana mestinya.

Fungsi-fungsi menejemen yang dilakukan oleh menejer, dalam penerapannya

tidak akan terlepas dan selalu melekat pada fungsi-fungsi operasional perusahaan.

Fungsi-fungsi tersebut yaitu :

1. Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan perusahaan. Penentuan strategi pemasaran dapat dilakukan

oleh manager pemasaran dengan membuat tiga macam keputusan yaitu:

a. Memilih konsumen yang dituju

b. Mengidentifikasi keinginan konsumen

c. Menentukan marketing mix

Dengan suatu riset pemasaran, manager berusaha untuk menentukan

konsumen manakah yang akan dituju. Kemudian manager mengidentifikasikan

keinginan mereka, agar dapat menentukan kombinasi marketing mix yang paling

baik. Dalam hal ini diperlukan juga diperhatikan berbagai macam faktor lingkungan

yaitu:

a. Demografi

b. Kondisi perekonomian

c. Sosial dan kebudayaan

d. Politik

e. Perundang-udangan

f. Teknologi

g. Persaingan

h. Kekuatan serta kelemahan organisasi

Elemen-elemen strategi pemasaran:

a. Konsumen yang Dituju (Target Consumer)

Page 13: makalah KWU-1

Konsumen yang dituju merupakan individu-individu yang harus dilayani

perusahaan secara memuaskan. Menurut pengalaman tidak mungkin

perusahaan benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada setiap individu.

Pendekatan yang paling baik adalah memilih kelompok tertentu yang dituju,

kemudian menentukan marketing mix yang dapat memuaskan mereka.

b. Mengidentifikasi Keinginan Konsumen

Setelah menentukan konsumen yang dituju, pelaksanaan pemasaran

harus mengumpulkan informasi dari beberapa sumber, untuk menentukan

keinginan mereka. Dengan demikian, perusahaan akan dapat menyesuaikan

produk dan program pemasarannya terhadap keinginan konsumen yang menjadi

sasarannya tersebut.

c. Menentukan Marketing Mix

Marketing mix merupakan variabel-variabel yang dipake oleh

perusahaansebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pengusaha

harus memahami pentingnya berbagai unsur marketing mix tersebut, dan

bagaimana mengkombinasikannya agar dapat memuaskan konsumennya.

Variabel-variabel ini akan mendapatkan pembahasan lebih mendalam pada

pembicaraan berikutnya.

Marketing Mix

Pengertian marketing mix mencakup sejumlah variabel pemasaran yang

terkontrol oleh perusahaan untuk mencapai target pasar yang telah ditetapkan dan

memberikan kepuasan pada konsumen.

Marketing mix dapat diberi pengertian sebagai 4 komponen utama yang

lazim disebut dengan “4P” yakni:

a. Produk (product)

b. Harga (price)

c. Promosi (promotion)

d. Saluran distribusi (place)

Keputusan Tentang Produk

Page 14: makalah KWU-1

Untuk barang konsumsi, bentuk fisiknya sangat menentukan sekali bagi

kelanjutan dalam penjualannya. Sedangkan untuk barang industri lebih mudah

diatasi dengan kontak langsung antara pembeli dan penjualdalam penentuan bentuk

fisiknya.

Brandname juga dapat digunakan sebagai senjata persaingan bagi produsen

barang konsumsi. Tetapi untuk barang industri yang lebih penting adalah reputasi

dan nama perusahaan.

- Penetapan Harga

Pada umumnya, produsen barang industri sangat hati-hati dalam

menghitung biaya untuk menetapkan harga produknya pada saat ada penawaran

dari pembeli. Jadi, penetapan harga untuk produk-produk seperti ini cenderung

berorientasi pada biaya. Jika biaya produksinya per unit sudah ditentukan, maka

biasanya presentase mark up yang ditetapkan diharapkan dapat menutup biaya

pemasaran, biaya administrasi dan laba bersih.

Secara rasional, harga yang dipilih adalah tingkat harga yang dapat

memberikan laba maksimal. Kurve permintaan untuk produk-produk semacam ini

cenderung bersifat elastis yang berarti : penurunan harga mengakibatkan kenaikan

penjualan.

Lagi pula dalam kaitannya dengan maksimisasi laba ini perusahaan dapat

menggunakan harga produk untuk mencapai tujuan lain seperti:

- Maksimisasi penjualan

- Menguasai persaingan

- Memperbaiki atau memmpertahankan market share

Promosi

Dalam kegiatan promosinya, produsen barang industri lebih banyak

menitiberatkan pada personalia selling (menggunakan salesman) daripada

periklanan, meskipun keduannya sering pula dilakukan bersama-sama. Hal ini

dilakukan karena mereka menganggap bahwa secara geografis pemakai industri

lebih memusat dan jauh lebih sedikit daripada konsumen. Selain itu juga karena sifat

Page 15: makalah KWU-1

teknis dari produksinya memungkinkan bagi produsen untuk menggunakan

salesmannya.

Distribusi

Barang produksi umumnya dijual melalui perantara dengan maksud untuk

menekan biaya pencapaian pasar yang luas dan menyebar. Dapat dikatakan bahwa

hampir seluruh barang konsumsi, distribusi melalui baik pedagang besar maupun

pengecer, ataupun pengecer saja. Produsen dapat memperoleh penghematan biaya

dengan melimpahkan sebagian fungsi pemasarannya kepada perantara.

Untuk barang industri, hampir sebagian besar tidak menggunakan perantara,

tetapi secara langsung dijual kepada pembelinindustri karena adanya keinginan

untuk mengadakan hubungan antara penjual-pembeli melalui proses yang ada. Hal

ini memungkinkan bagi produsen untuk melayani pengiriman secara tepat kepada

pembeli yang menghendakinya. Pengiriman secara cepat ini dapat menghemat biaya

distribusi karena tingkat persediaannya semakin kecil.

2. Produksi

Bagian produk adalah suatu bagian yang ada di dalam perusahaan yang

bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam

penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan itu diharapkan proses

produksi akan berjalan lancar dan hasil produksipun akan bermutu tinggi. Dalam

kerjanya, manager harus mengkoordinasikan antara kegiatan produksi dengan

kegiatan lainnya terutama pemasaran, keuangan dan personalia. Manager harus

memperhatikan “empat tepat” yaitu: (a) tepat jumlah, (b) tepat mutu, (c) tepat

waktu, dan (d) tepat harga.

3. Personalia (SDM)

Dalam hal ini manaje menetapkan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang

dibutuhkan melakukan rekruitmen dan seleksi, penempatan dan pengembangan

tenaga kerja tersebut. Manajer harus menerapkan “the right on the right place”.

Untuk Mengevaluasi SDM dalam sebuah organisasi dapat dilakukan dengan model 4

C yaitu:

Page 16: makalah KWU-1

a. Competence. Kompetens diukur dari kemampuan karyawan dalam melakukan

pekerjaannya misalnya apakah mereka perlu pelatihan atau tidak.

b. Commitment. Komitmen diukur dari seberapa besar komitmen dan loyalitas

karyawan pada pekerjaan dan perusahaan atau organisasinya. Hal ini bisa dilihat

dari prosentase karyawan yang secara sukarela menundurkan diri atau keluhan

karyawan.

c. Congruence. Keserasian dilihat dari apakah ada keserasian antara tujuan

perusahaan dengan harapan karyawan. Ketidak serasian dapat dilihat dari

misalnya pemogokan karyawan atau konflik atasan dan bawahan dan

sebagainya.

d. Cost effectiveness. Efektivitas biaya diukur dari penghematan upah, tunjangan

dan lain-lain.

4. Pembelanjaan Perusahaan

Pembelanjaan perusahaan (business finance) atau manag jemen keuangan

(financial manajemen) adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan

usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau megalokasikan dana

tersebut. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat

disediakan sumber intern perusahaan atau sumber ekstern perusahaan. Sumber

intern misalnya setoran modal pemilik perusahaan, laba ditahan (retairned earning)

dan akumilasi penyusutan. Sedangkan sumber ekstern misalnya hutang dagang,

kredit bank dan obligasi. Peran manajer dalam hal ini sangat besar terutama dalam

rangka menghimpun dana, efesien dan efektifitas penggunaan dana untuk

kebutuhan investasi baik dalam modal kerja maupun aktiva tetap dan mencegah

adanya kebocoran dana yang sangat merugiakan perusahaan.

Page 17: makalah KWU-1

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi, mengatur dan

mengkomunikasikan suatu aktivitas individu atau kelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Ada tiga teori kepemimpinan yang cukup menonjol yaitu, Teori Genetis, Teori

Sosial, dan Teori Ekologis.

Sifat-sifat kepemimpinan yang di harapkan dimiliki diantaranya kekuatan atau

energi, penguasaan emosional, pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan,

motivasi dan dorongan pribadi, kecakapan berkomunikasi, kecakapan mengajar

pemimpin yang baik, kecakapan bergaul, kemampuan teknis kepemimpinan. Terdapat

dua wewenang kepemimpinan yaitu Top Down Authority dan Bottom Up Authority.

Konsistensi dalam gaya kepemimpinan merupakan gaya kepemimpinan yang

lentur (fleksible) yang berusaha menyelesaikan dengan situasi yang dihadapinya

sehingga dapat dicapai efektivitas yang tinggi dalam memenuhi tujuan organisasi. Gaya

kepemimpinan berdasarkan kepribadian diantaranya gaya kepemimpinan karismatis,

gaya kepemipinan diplomatis, gaya kepemimpinan otoriter, serta gaya Kepemimpinan

Moralis.

Manajer dalam suatu perusahaan memiliki berbagai peran yaitu, peran

antarpribadi, peran informasional, dan peran pengambilan keputusan.

2. Saran

Suatu kemampuan kepemimpinan dapat berkembang secara optimal apabila

mendapat bekal dasar-dasar yang tepat. Oleh karena itu, dalam memimpin suatu

kelompok pemimpin diharapkan mampu bekerja secara efektif.

Page 18: makalah KWU-1

DAFTAR PUSTAKA

Asri Laksmi Rianti, dkk. 2005. Dasar-dasar Kewirausahaan. Surakarta: Sebelas Maret Pers.

http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-

gaya-kepemimpinan/

http://jokojokaw.blogspot.com/2011/11/peranan-manajer.html