Post on 23-Oct-2015
PROPOSAL MAGANG
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI INSTANSI PENDIDIKANPADA UNIT LABORATORIUM, BENGKEL KERJA DAN
CLEANING SERVICE
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANGJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI D-IV KESEHATAN LINGKUNGANJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instansi pendidikan merupakan salah satu tempat untuk bekerja. Setiap
tempat kerja berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, adapun besarnya resiko keclakaan atau penyakit sangat tergantung pada
jenis pekerjaan, tempat kerja, teknologi yang digunakan, peralatan yang dipakai,
dan prilaku pekerja.Kecelakaan dan penyakit akibat kerja sangat mengganggu
pelaksanaan kegiatan di tempat kerja dan apabila tidak di upayakan pengendalian
yang sesuai dan memadai maka kerugian akan dialami baik oleh tenaga kerja
maupun pihak instansi, baik material maupun peralatan.
Untuk mengendalikan resiko terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja maka perlu dilakukan pengidentifikasian masalah sebelum dilakukan
pengawasan di tempat kerja yang dilaksanakan secara rutin. Kemajuan suatu
perusahaan atau instansi dapat ditingkatkan melalui investasi, produktivitas dan
efisiensi. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi adalah dengan
menerapkan prinsip ergonomi di tempat kerja atau studi waktu dan gerak dan
system penataan ruang. Dengan teknik ini dilakukan pengamatan gerakan dan
pengukuran waktu dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dengan cara ini dibuat
disain pekerjaan dan alat kerja yang dapat meningkatkan efisiensi gerakan
sehingga menghemat waktu dan gerak antara lain digunakan untuk mengevaluasi
bahaya dari suatu tempat pekerjaan dan upaya pengendalianya.
Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, dalam hal ini peserta
magang akan mengambil hanya 3 unit kerja, yaitu bengkel kerja, laboratorium
dan cleaning service untuk dilakukan identifikasi masalah kesehatan dan
keslamatan kerja.
B. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi sumber – sumber bahaya potensial yang ada di tempat
kerja.
2. Untuk mengevaluasi tingkat resiko terjadinya bahaya terhadap tenaga kerja.
3. Mengendalikan kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan sampai pada
tingkat yang paling aman bagi kesehatan dan keselamatan kerja.
C. Sasaran
1. Manusia.
2. Tempat kerja.
3. Sarana / peralatan kerja.
4. Lingkungan fisik kerja.
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui sumber – sumber bahaya potensial yag ada di tempat kerja.
2. Mengevaluasi resiko terjadinya bahaya terhadap tenaga kerja.
3. Mengendalikan kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan sampai pada
tingkat yang paling aman bagi kesehatan dan keslamatan kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja pada hakekatnya merupakan penyerasian
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri dan orang lain yang ada
di sekelilingnya agar di peroleh produktivitas kerja yang optimal. ( UU. No 23 Th
1992 tentang kesehatan dan UU Kesehatan tahun 1992 pasal 23 ).
B. Sumber – sumber bahaya di lingkungan kerja
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi karena adanya sumber
bahaya di lingkungan kerja yang dapat berasal dari :
1. Bangunan peralatan dan instalasi
Terjadinya bahaya yang memungkinkan menimpa tenaga kerja dan
bersumber dari bangunan umumnya disebabkan karena konstruksi bangunan
desaign ruangan, pencahayaan, tersedia penanganan darurat, jalan harus diberi
marka yang jelas, intelensi harus memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan
kerja, baik rancangan maupun konstruksi. Sebelum peralatan dioperasi harus
dilakukan percobaan.
2. Bahaya dari bahan
Bahaya dari bahan meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat yang
digunakan bahan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, menimbulkan
alergi, menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, menyebabkan
kanker, menyebabkan kelainan pada janin, bersifat racun dan radioaktif.
Selain resiko bahaya yang berbeda juga intensitas atau tingkat
bahayanya juga berbeda ada yang sangat tinggi ada yang tidak misalnya bahan
beracun ada yang bersifat yang sangat toksis yang dapat menimbulkan
kematian dalam kadar yang rendah dan dalam tempo yang singkat dan ada
pula yang kurang, demikian pula dengan pengaruhnya ada yang akut dan ada
yang kronis, oleh sebab itu pimpinan perusahaan tahu sifat dari bahan yang
digunakan sehingga bias mengambil langkah- langkah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja yang akan sangat merugikaan
perusahaaan.
Ada proses yang berbahaya ada dan ada yang tidak, dalam proses
biasanya digunakan suhu dan tekanan tinggi yang memperbesar resiko
bahaya dan dari proses ini terkadang timbul debu, asap, panas, bising, dan
kerusakan mekanis seperti terjepit, terpotong dan tertimpa bahan. Hal ini
dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3. Bahaya dari cara kerja.
Bahaya dari tempat kerja dapat membahayakan karyawan itu sendiri
dan orang lain sekitarnya, misalnya mengangkat dan mengangkut apabila
dilakukan dengan cara yang salah bias menyebabkan cidera yang paling
sering adalah cidera pada tulang punggung , cara kerja yang menyebebkan
hamburan debu dan serbuk logam atau percikan api serta tambahan bahan
berbahaya, memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara
memakai yang salah.
4. Bahaya dari lingkungan kerja.
Dapat di golongkan atas berbagai bahaya yang dapat mengakibatkan
timbulnya berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja serta
penurunan produktivitas dan efisiensi kerja misalnya:
a. Bahaya yang bersifat fisik.
Adapun bahaya yang dimaksud seperti panas, dingin, bising,
intensitas cahaya kurang, dan getaran yang berlebihan.
b. Bahaya yang bersifat
kimia.
Adapun bahaya berasal dari bahan yang digunakan atau bahan yang
dihasilkan selama proses produksi berlangsung dilingkungan kerja karena
cara kerja yang salah, kebocoran, bahan kimia dapat menimbulkan
gangguan sistemik dan gangguan lokal, ganguan lokal adalah kelainan yang
timbul ditempat bahan kimia yang kontak dengan tubuh yaitu kulit dan
selaput lendir yang menimbulkan gejala iritasi dan apabila ia tertelan dan
masuk keperedaran darah maka akan timbul gejala sistemik.
c.Bahaya biologik
Bahaya akibat ini umumnya disebabkan oleh jazad renik gangguan
dari serangga maupun binatang lain yang ada ditempat kerja berbagai
macam penyakit dapat timbul seperti infeksi, alergi, serangga serangga dan
gigitan binatang berbisa yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta
bisa menyebabkan kematian.
d. Gangguan jiwa
Dapat terjadi karena keadaan lingkungan sosial tempat kerja yang
tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan seperti
keharusan untuk mencapai target produksi yang terlalu tinggi diluar
kemampuan.
e.Gangguan yang bersifat faal
Beban kerja yang terlalu berat, peralatan yang digunakan tidak
serasi dengan tenaga kerja.
C. Analisis keselamatan kerja
1. Identifikasi sumber bahaya
Mengevaluasi resiko bahaya yang ada ditempat kerja seperti
pengoperasian peralatan dimana teknis analisis ini sangat bermanfaat dalam
menekan tingkat resiko sehingaga dapat mengurangi kecelakaan kerja, salah
satu teknis analisis yang dapat dilakukan adalah dengan dengan analisis
keselamatan kerja, teknik ini mudah dilakukan terutama ditujukan pada
pekerjaan manual dengan menggunakan metode observasi yang disebut studi
gerak.
2. Hubungan alat kerja dengan manusia.
Desain pekerjaan dan alat kerja dapat meningkatkan efisiensi gerakan
sehingga menyingkat waktu dan energi sehigga produktivitas meningkat.
Pemanfaatan studi waktu dan gerak antara lain untuk mengevaluasi bahaya
suatu pekerjaan dan upaya pengendaliannya.
D. Objek yang dianalisis
Obyek yang dianalisis di dasarkan pada prioritas adalah berdasarkan
data histories. Obyek yang dianalisis dengan mengumpulkan informasi tentang
peralatan, bahan, pengamanan dan alat pelindung serta metode kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Djamaluddin Ramelan, 2006, Dasar – Dasar Kesehatan Kerja, Purwokerto.
Sumanto Imam Khasani, 1990, Keslamatan Kerja Dalam Laboratorium, Jakarta: PT
Gramedia.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja.
CEKLIST INSPEKSI KESELAMATAN KERJA
Nama unit kerja :
Nama Penanggung jawab Unit Kerja :
Hari/tanggal Inspeksi :
============================================================
1. Kesehatan kerja
Kebisingan
Pencahayaan
Ventilasi dan panas
Gas, asap dan debu
2. Bahan-bahan berbahaya
Korosif (asam dan basa)
Produk bahan beracun
Mudah meledak
3. tempat dan cara penyimpanan bahan dan material
ada fasilitas penyimpanan
tempat penyimpanan berkontruksi baik
penyusunan barang stabil, aman dan bebas dari bahaya runtuh.
Terdapat tanda batas maksimum muatan rak
rak di pasang tanda bahan berbahaya
setiap bahan di beri label nama bahan beserta tanda bahaya.
bahan berbaya sudah disimpan sesuai ketentuan
4. Sumber kekuatan peralatan
Motor elektrik
Pompa hydrolik
5. Alat kerja
6. Alat Pelindung diri
masker
kacamata pelindung
respirator
pelindung telinga
sarung tangan
safety clothing
sepatu pelindung
topi pelindung
7. Pertolongan pertama pada kecelakaan
kotak P3K
fasilitas untuk membilas akibat tersiram bahan berbaya
8. Penanggulangan kebakaran
tersedia alat pemadam kebakaran
penempatan alat pemadam mudah di jangkau
terpasang nomor – nomor telpon dalam keadaan bahaya
9. Tanda peringatan
terdapat plakat / poster peringatan
terdapat plakat / poster himbauan K3
10. Lingkungan kerja dan kebersihan
tersedia tempat sampah
pemeliharaan halaman, jalan- jalan dan pagar pembatas
bekerja dengan prinsip ergonomi
Purwokerto,….Mei 2008
inspektor
Herlina Puji Prasetya