skripsi d4

60
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN SIKAP IBU TERHADAP MITOS MASA NIFAS DI PLESUNGAN GONDANGREJO KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH SYARIFAH R0108041 DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

description

skripsi nifas

Transcript of skripsi d4

Page 1: skripsi d4

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN SIKAP IBU

TERHADAP MITOS MASA NIFAS DI PLESUNGAN

GONDANGREJO KARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH

SYARIFAH

R0108041

DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: skripsi d4
Page 3: skripsi d4
Page 4: skripsi d4

ABSTRAK

Syarifah. R0108041. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap

Ibu terhadap Mitos Masa Nifas di Plesungan Gondangrejo Karanganyar.

Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan

formal dengan sikap ibu terhadap mitos masa nifas.

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Dilaksanakan di Kelurahan Plesungan Kecamatan

Gondangrejo Kabupatan Karanganyar dengan waktu penelitian adalah bulan

Maret - Juni 2012. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada

94 responden dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Data yang diperoleh

dianalisis dengan uji Chi-Square dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for

Windows.

Hasil dari uji analisis Chi-Square diperoleh nilai x2 hitung = 54,288 dengan p =

0,000. x2

hitung lebih besar dari x2 tabel (54,288 > 5,991) dan harga p hasil

analisis statistik kurang dari 0,05 (p < 0,005). Contingency Coefficient dengan

hasil 0,605.

Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan formal ibu

dengan sikap ibu terhadap mitos masa nifas di Plesungan Gondangrejo

Karanganyar.

Kata kunci: Pendidikan Formal, Sikap, Mitos Masa Nifas

Page 5: skripsi d4

ABSTRACT

Syarifah. R0108041. The Correlation Between The Level of Formal

Education Against the Myth of Maternal Attitudes During Childbirth in

The Village District Plesungan Gondangrejo Karanganyar. Studies

Program Diploma IV Midwife Educator in Medical Faculty of Sebelas

Maret Surakarta University. 2012

The aim of this study was was to determine the correlation between the level of

formal education against the myth of maternal attitudes during childbirth.

The research method used is observational analytic with cross sectional

approach. Held in the Village District Plesungan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar the time the study was the month of March to June 2012. Data

collected using a questionnaire on the 94 respondents. Data were analyzed with

Chi-Square test with SPSS version 17.0 for Windows.

The results of Chi-Square test analysis obtained by calculating the value of x2 =

54.288 with p = 0.000. x2 x2 count is greater than the table (54.288> 5.991) and

the price of the statistical analysis p less than 0.05 (p <0.005). Coefficient 0.605

Contingency with results.

It showed that Ho was rejected and Ha was accepted, therefore it can be

concluded that there is a significant level of formal education among mothers

with maternal attitudes toward childbirth myths in Plesungan Gondangrejo

Karanganyar.

Key words: Formal Education, Attitudes, Myths, The Ruling

Page 6: skripsi d4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu terhadap Mitos

Masa Nifas di Plesungan Gondangrejo Karanganyar”. Karya tulis ilmiah ini

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Saint

Terapan.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mengalami

hambatan dan rintangan, namun penulis banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak sehingga pada akhirnya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG, Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sri Mulyani, S.Kep, Ns, M.Kes, Sekretaris Program Studi D-IV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Erindra Budi C., S.Kep, Ns, ketua tim KTI.

4. S. Bambang Widjokongko, dr., PHK, M. Pd. Ked., dosen Pembimbing Utama

yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan,

motivasi, dan pengarahan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah ini

dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab.

5. Ropitasari,SSiT,M.Kes, dosen Pembimbing Pendamping, yang dalam

padatnya jadwal bersedia mencurahkan waktu dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan dorongan selama penulis menyusun karya tulis ilmiah ini.

6. Agus Eka Norma Yuneta, SST, M. Kes. dan Arsita Eka

Prasetyawati,dr,M.Kes, penguji yang telah banyak memberikan masukan

berharga sehingga mampu membukakan pintu pemahaman saya dalam

penyusunan karya tulis ini.

Page 7: skripsi d4

7. Bapak Waluyo, Kepala Desa Plesungan Gondangrejo Karanganyar, beserta

staff yang telah memberikan izin dan membantu proses penelitian.

8. Seluruh dosen dan staf D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada penulis.

9. Kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada

penulis.

10. Seluruh responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian karya

tulis ilmiah ini.

11. Seluruh rekan di DIV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberi semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dan memberi dukungan demi lancarnya penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Semoga amal dan kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga karya tulis

ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 8: skripsi d4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTACT ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat .................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ......................................................................... 6

1. Konsep Pendidikan .............................................................. 6

2. Sikap .................................................................................... 8

3. Mitos Masa Nifas ................................................................. 15

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu

terhadap Mitos Masa Nifas .................................................. 20

B. Kerangka Konsep .................................................................... 21

C. Hipotesis .................................................................................. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ...................................................................... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23

C. Populasi Penelitian ................................................................... 24

D. Sampel dan Teknik Sampling ................................................... 24

Page 9: skripsi d4

E. Besar Sampel ............................................................................ 24

F. Kriteria Restriksi ...................................................................... 26

G. Definisi Operasional Variabel .................................................. 26

H. Cara Kerja ................................................................................ 27

I. Analisis Data ........................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden .......................................................... 33

B. Pengujian Hipotesis dan Analisa Data Hubungan Tingkat

Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu terhadap Mitos Masa Nifas.36

BAB V PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 38

B. Karakteristik Sampel ................................................................ 39

C. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan sikap Ibu terhadap

Mitos Masa Nifas ..................................................................... 40

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 42

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 44

B. Saran ......................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

LAMPIRAN

Page 10: skripsi d4

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel .................................................... 26

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Sikap terhadap Mitos Masa Nifas ............... 29

Tabel 4.1. Frekuensi Umur Responden ........................................................ 33

Tabel 4.2. Frekuensi Pekerjaan Responden ................................................. 33

Tabel 4.3. Frekuensi Paritas Responden ...................................................... 34

Tabel 4.4. Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ................................. 34

Tabel 4.5. Distribusi Sikap Ibu terhadap Mitos Masa Nifas ........................ 35

Tabel 4.6. Distribusi Karakteristik Respondsen antara Tingkat Pendidikan

Formal dengan Sikap Ibu terhadap Mitos Masa Nifas ............... 36

Tabel 4.7. Distribusi Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu

terhadap Mitos Masa Nifas ......................................................... 36

Page 11: skripsi d4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep ....................................................... 18

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian ................................................. 19

Page 12: skripsi d4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Keaslian Penelitian

Lampiran 2. Halaman Pengesahan Proposal Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3. Halaman Persetujuan Proposal Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing Utama

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing Pendamping

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dinas

Kabupaten Karanganyar

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Karanganyar

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar

Lampiran 11. Surat ijin Penelitian dari Kelurahan Plesungan Kecamatan

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

Lampiran 12. Lembar Permohonan kepada Responden

Lampiran 13. Lembar Inform Consent

Lampiran 14. Lembar Kuesioner Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu

terhadap Mitos Masa Nifas

Lampiran 15. Tabulasi Karakteristik Responden

Lampiran 16. Rekapitulasi Uji Validitas

Lampiran 17. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 18. Tabel dk

Lampiran 19. Jadwal Penelitian

Lampiran 20. Foto Penelitian

Lampiran 21. Daftar Riwayat Hidup

Page 13: skripsi d4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan

berkeadilan. Salah satu indikator untuk pencapaian tujuan tersebut adalah

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

yang masih tinggi di Asia Tenggara (Depkes, 2010).

Tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia masih merupakan masalah

yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Angka kematian ibu

menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, selain itu juga dapat

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan

kesehatan (Amirudin, 2006).

Berdasarkan data nasional yang dikeluarkan oleh Bappenas tahun 2009,

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 226 per 100.000 kelahiran

hidup. Persentase AKI di Indonesia yaitu pada masa nifas (60%), masa

kehamilan (24%), dan pada persalinan (16%). Di wilayah Jawa Tengah sesuai

Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga

Berencana tahun 2009, Angka Kematian Ibu sebesar 117 per 100.000

kelahiran hidup. Sementara Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten

Karanganyar tahun 2010 sebesar 128,6 per 100.000 kelahiran hidup dengan

rincian 2 ibu bersalin dan 15 ibu nifas. Keadaan tersebut menunjukkan

Page 14: skripsi d4

kenaikan jumlah kasus dan keadaan yang buruk apabila dibandingkan target

RPJMD Kabupaten Karanganyar tahun 2009-2013 yaitu sebesar < 110 per

kelahiran hidup. Besarnya Angka Kematian Ibu tersebut, dapat diketahui

bahwa angka tertinggi kematian terjadi pada ibu nifas baik secara nasional

maupun lokal.

Besarnya Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan masih rendahnya

tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan status

kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu

melahirkan, ibu nifas serta kondisi kesehatan lingkungan. Berdasarkan

analisis penyebab kematian ibu, penyebab AKI di Indonesia dikelompokkan

ke dalam penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab

mendasar. Penyebab mendasar dari kematian ibu dipengaruhi oleh wilayah

geografis, penyebaran penduduk, kondisi sosial ekonomi serta budaya,

kondisi gender dalam masyarakat dan keluarga serta tingkat pendidikan

masyarakat pada umumnya.

Kematian ibu lebih banyak terjadi pada ibu dengan karakteristik

pendidikan di bawah Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP), kemampuan

membayar biaya persalinan yang rendah, terlambat memeriksakan

kehamilannya, serta melakukan persalinan di rumah. Rendahnya status sosial

dan tingkat pendidikan wanita seringkali menempatkan wanita pada posisi

yang tidak berdaya. Selain itu, tingkat sosial ekonomi masyarakat di pedesaan

dan perkotaan, masalah biaya, serta adanya tradisi dan budaya daerah

mempunyai andil dalam kematian ibu.

Page 15: skripsi d4

Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak

perubahan, khususnya pengetahuan di bidang kesehatan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan semakin mudah menyerap informasi termasuk juga

informasi kesehatan, sehingga semakin tinggi pula pengetahuan tentang

kesehatan (Widiawaty, 2009). Tingkat pendidikan ibu di Indonesia yang

rendah meliputi 19% buta huruf dan 72% pendidikan dasar (PPIBI,2005).

Masalah kematian maupun kesakitan pada ibu berhubungan dengan

faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat, dimana

mereka berada. Faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti

mitos yang berkembang, persepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan

sebab akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan serta

ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif

terhadap kesehatan ibu dan anak (Mass, 2004).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Pembantu

Kelurahan Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar,

berdasar wawancara 16 orang ibu nifas, ibu nifas mempunyai tingkat

pendidikan formal yang bervariasi yaitu tidak sekolah 28,39%, lulus

pendidikan dasar 53,42% (SD 34,62% dan lulus SMP 18,80%), lulus

pendidikan menengah 15,43%, dan lulus pendidikan tinggi 2,76%. Serta

menyatakan bahwa masih terdapat mitos mengenai ibu hamil, melahirkan,

dan pasca melahirkan dilingkungannya. Sedangkan dari hasil wawancara

dengan 2 bidan desa menyatakan bahwa masyarakat masih hidup dalam

lingkungan dengan budaya mitos masa nifas yang kental. Fenomena

Page 16: skripsi d4

berpantang makanan serta perilaku yang tidak bermanfaat masih banyak

dilakukan oleh masyarakat pada masa nifas. Masyarakat masih percaya

adanya hubungan antara makanan tertentu dan perilaku-perilaku tertentu

dengan kesehatan ibu nifas serta bayi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap

Ibu terhadap Mitos Masa Nifas di Kelurahan Plesungan Kecamatan

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar”.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan tingkat pendidikan formal dengan sikap ibu

terhadap mitos masa nifas di Kelurahan Plesungan Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan formal dengan

sikap ibu terhadap mitos masa nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal ibu masa nifas dan

menyusui di Kelurahan Plesungan Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar.

b. Untuk mengetahui sikap ibu terhadap mitos masa nifas di Kelurahan

Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

Page 17: skripsi d4

c. Untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan formal dengan

sikap ibu terhadap mitos dalam masa nifas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi tenaga kesehatan :

Bagi tenaga kesehatan, dapat digunakan sebagai dasar dalam pemberian

komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pada wanita dengan tepat sesuai

dengan tingkat pendidikan formal ibu.

2. Bagi subjek peneliti :

Bagi subjek peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan seputar

masa nifas agar mengetahui kebenaran dari mitos yang berkembang di

masyarakat tidak semuanya benar.

Page 18: skripsi d4

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

a. Konsep Pendidikan

1) Pengertian

Dalam Hasbullah (2006), pendidikan menurut Ki Hajar

Dewantara yaitu tuntunan di dalam tumbuhnya anak-anak. Adapun

maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan

sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Menurut UU No.20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

2) Jalur Pendidikan

Didalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan

Page 19: skripsi d4

terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal

(Hasbullah, 2005).

Tiga jalur pendidikan menurut Rohman (2009), yaitu:

a) Pendidikan formal

Pendidikan formal umumnya menunjuk pada pendidikan

persekolahan yang memiliki persyaratan-persyaratan

organisasi dan pengelolaan yang relatif ketat, lebih formalistis,

dan lebih terikat pada legalitas formal administrasi.

b) Pendidikan non-formal

Pendidikan non-formal, paket pendidikannya berjangka

pendek, setiap program pendidikannya merupakan suatu paket

yang sangat spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang

mendadak, persyaratan enrolmentnya lebih fleksibel baik

dalam usia maupun tingkat kemampuan, persyaratan unsur-

unsur pengelolanya juga lebih fleksibel, sekuensi materi

pelajaran lebih luwes, tidak berjenjang kronologis, serta

perolehan dan keberartian nilai kredensialnya tidak begitu

terstandarisir.

c) Pendidikan informal

Pendidikan informal sama sekali tidak terorganisir secara

struktural, tidak terdapat penjenjangan kronologis, tidak

mengenal adanya krendensial, lebih merupakan pengalaman

Page 20: skripsi d4

belajar individual, pembelajarannya sangat natural tidak buatan

sebagaimana pada pendidikan formal dan non-formal.

3) Jenjang atau Tingkat Pendidikan

Dalam Tirtarahardja (2005), jenjang pendidikan adalah suatu

tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman

bahan pengajaran (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I Pasal I Ayat 5)

Jalur pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang

terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan

dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan

prasekolah (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab V Pasal 2). Pendidikan

prasekolah belum termasuk dalam jenjang pendidikan formal,

tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani

anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.

Menurut Hasbullah (2005), jenjang pendidikan dibagi menjadi 3:

a) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan

bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat

berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilan

dasar. Disamping itu, juga berfungsi mempersiapkan peserta

didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan

menengah. terdiri dari sekolah dasar (SD), Madrasah

Page 21: skripsi d4

Ibtidaiyah(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah

Menengah Atas (SMP).

b) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesuadah

sekolah dasar, diselenggarakan di SLTA atau satuan

pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam

hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan

pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja. Terdiri

dari pendidikan menengah umum (SMA atau MA) , kejuruan

(SMK) , luar biasa, kedinasan dan keagamaan.

c) Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi, terdiri dari Akademi, Institut, Sekolah

Tinggi dan Universitas.

Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan

menghasilkan banyak perubahan, khususnya pengetahuan di

bidang kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal

semakin mudah menyerap informasi termasuk juga informasi

kesehatan, semakin tinggi pula kesadaran untuk berperilaku

hidup sehat (Notoatmodjo, 2003), karena pendidikan

mengandung tujuan agar manusia mempunyai kemampuan

untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan

hidup (Suharno, 2008).

Page 22: skripsi d4

b. Sikap

1) Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Adapun yang melihat

sikap sebagai kesiapan syaraf sebelum memberi respon.

(Notoatmodjo, 2003)

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, mengatakan

bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan pelaksana motif tertentu (Notoatmodjo,

2003). Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan

tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku.

Sedangkan menurut Azwar (2007) sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan. Perasaan mendukung atau memihak

(favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak (unfavourable) pada objek tertentu. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara

tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecenderungan

potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu

dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon. Sikap

ini juga diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil,

dimiliki seseorang dalam bereaksi (baik reaksi positif maupun

negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda, situasi atau

kondisi sekitarnya. Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang

Page 23: skripsi d4

dipersepsikan sebagai suatu hak yang baik (positif) maupun tidak

baik (negatif), kemudian diterapkan kedalam dirinya.

Sikap yang sudah positif terhadap sesuatu objek, tidak

selalu terwujud dalam tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh : (1)

Sikap untuk terwujudnya didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu, (2) Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu

tindakan mengacu pula pada pengalaman orang lain, dan (3) Sikap

akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

2) Komponen Sikap

Menurut Azwar (2007) struktur sikap terdiri dari 3 komponen

yang saling menunjang, yaitu :

a) Komponen Kognitif merupakan representasi apa yang akan

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif

berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu

penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu

atau problem yang kontroversial.

b) Komponen Afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan

aspek yang paling bertahan pengaruh-pengaruh yang mungkin

adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif

Page 24: skripsi d4

disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap

sesuatu.

c) Komponen Konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk

bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara

tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah

logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang dicerminkan

dalam bentuk tendensi perilaku.

3) Tingkatan Sikap

Sikap menurut Notoatmodjo (2007) terdiri dari berbagai

tingkatan, yaitu :

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek atau seseorang mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu

menerima ide itu.

Page 25: skripsi d4

c) Menghargai (Valvuing)

Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ke tiga,

misalnya seseorang mengajak ibu yang lain ( tetangga,

saudara dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau

mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu

telah mempunyai sikap positif terhadap gizi.

d) Bertanggung jawab ( Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang

paling tinggi, misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor

KB, meskipun dirinya mendapat tantangan dari orang

tuanya sendiri.

4) Sifat Sikap

Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif

(Azwar, 2009):

a) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

b) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

Page 26: skripsi d4

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

a) Faktor Individu

bagaimana individu menanggapi dunia luarnya bersifat

selektif, ini berarti bahwa apa yang datang dari luar tidak

semuanya begitu saja diterima, tetapi individu

mengadakanseleksi mana yang akan diterima dan mana yang

akan ditolak. hal ini akan menentukan apakah sesuatu dari luar

itu diterima atau tidak, karena itu faktor individu justru

merupakan faktor penentu.

b) Faktor Luar

Yang dimaksud dengan faktor luar adalah hal atau keadaan

yang ada di luar diri individu yang merupakan stimulus unutk

membentuk atau mengubah sikap. Dalam hal ini dapat terjadi

dengan langsung, dalam arti adanya hubungan secara langsung

antara individu dengan individu yang lain, antara individu

dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok.

Disamping itu dapat secara tidak langsung, yaitu dengan

perantara alat komunikasi, missal media massa baik yang

elektronik maupun non-elektronik.

(Walgito,2008)

6) Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai

penyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian

Page 27: skripsi d4

kalimat yang mengatakan suatu mengenai objek sikap yang hendak

diungkap. Pernyataan sikap mengkin berisi atau mengatakan hal-

hal positif mengenai objek sikap, yaitu kalimat bersikap

mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyatan ini disebut

dengan pernyataan favourable.(Azwar, 2007)

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung

atau tidak langsung, secara langsung dapat dinyatakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek dan

secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-

pernyataan yang bersifat hipotesis, kemudian ditekankan pendapat

responden dalam kuesioner (Notoatmodjo, 2007).

Adapun beberapa hal yang mempengaruhi hasil pengukuran

sikap, yaitu :

a) Keadaan objek yang diukur

b) Situasi pengukuran

c) Alat ukur yang digunakan

d) Penyelenggaraan pengukuran

e) Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran

c. Mitos Masa Nifas

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan latar

belakang budaya berbeda yang sangat mempengaruhi tingkah laku

kehidupan masyarakat termasuk perilaku kesehatan. Banyak praktek-

Page 28: skripsi d4

praktek budaya yang berpengaruh negatif terhadap perilaku kesehatan

masyarakat, seperti kepercayaan untuk pantang makanan terhadap

suatu makanan tertentu (Suprabowo, 2006).

Mitos adalah satu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah

kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu

perkara yang pernah berlaku pada suatu masa dahulu, yang

kebenarannya belum tentu benar adanya (Harry Lubis, 2009).

Menurut Agustin (2010) mitos sama tuanya dengan bahasa itu

sendiri. Beberapa mitos dapat bertahan karena memberikan nasehat

yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun, banyak mitos

yang meluas salah satunya adalah mitos sekitar kehamilan, melahirkan

dan pasca melahirkan, yang terbukti salah atau tidak efektif sesuai

dengan kemajuan kedokteran dan teknologi.

Pada manajemen kebidanan Helen Varney, dilakukan pengkajian

data berupa data subjektif yang bersumber dari ibu maupun keluarga.

Dimana pada masa nifas perlu dikaji lebih dalam mengenai kehidupan

sosial budaya untuk mengetahui adakah pasien dan keluarga yang

menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan

pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada mitos selama nifas

dan menyusui dapat berupa kebiasaan pantang makanan atau perilaku

yang tidak bermanfaat (Ambarwati, 2008).

Pantang atau tabu ialah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis

makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang

Page 29: skripsi d4

siapa yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan

magis, yaitu adanya kekuatan superpower yang berbau mistik yang

akan menghukum orang-orang yang melanggar pantangan tersebut.

Pada kenyataannya hukuman ini tidak selalu terjadi. Pantangan

merupakan sesuatu yang diwariskan dari leluhur melalui

orangtua,terus ke generasi-generasi di bawahnya. Hal ini

menyebabkan orang tidak tahu lagi kapan suatu pantangan atau tabu

makanan dimulai dan apa sebabnya. Seringkali nilai sosial ini tidak

sesuai dengan nilai gizi makanan ( Baumali, 2009).

Suatu kelompok masyarakat yang mempunyai seperangkat

pengetahuan, nilai, gagasan, norma, dan aturan sebagai konsep dasar

dari kebudayaannya akan mewujudkan bentuk-bentuk perilaku dalam

kehidupan sosial. Perilaku itu akan mewujudkan perbedaan persepsi

masyarakat terhadap konsep makanan dan gizi, demikian halnya pada

kasus tentang makanan dan gizi pada periode kehamilan, persalinan

dan nifas (Nurhikmah,2009).

Dipandang dari aspek budaya, ada 7 hal pengaruh budaya

terhadap perilaku kesehatan, yaitu : tradisi, sikap fanatisme,

etnosentris, perasaan pada statusnya, norma, nilai dan unsur budaya

yang dipelajari pada tingkat awal proses sosialisasi (Foster dan

Anderson, 2009).

Page 30: skripsi d4

Ragam mitos seputar masa pasca melahirkan, antara lain :

1) Usai melahirkan, kaki ibu pasca melahirkan harus selalu lurus.

2) Usai melahirkan, ibu pasca melahirkan tidak boleh tidur siang.

3) Usai melahirkan, ibu pasca melahirkan tidak boleh keramas.

4) Usai melahirkan, ibu harus menghindari makanan yang jemek

atau berkuah.

5) Usai melahirkan, ibu tidak boleh bepergian.

6) Usai melahirkan, ibu harus membatasi makanan agar bayi

mendapatkan ASI yang baik

7) Setelah melahirkan, akan terlihat semakin tua.

8) Apabila ibu pasca melahirkan menyusui, akan membuat

payudara ibu tidak indah.

9) Ibu pasca melahirkan dan masa menyusui akan segera kurus

setelah melahirkan.

10) Ibu pasca melahirkan harus minum ramuan agar darah putih

tidak naik ke kepala.

11) Bayi akan diare/mencret, bila ibu makan pedas.

12) Bila bayi sakit, ibu yang meminum obat karena khasiatnya

sama.

13) Bayi harus dijemur setiap pagi.

14) Air dingin membuat bayi kuat.

15) Bila bayi pasca berliur, itu adalah hal wajar

16) Bayi harus gumoh sesudah makan atau minum susu.

Page 31: skripsi d4

17) Apabila bayi sehat, harus selalu berkeringat

18) Bayi menungging karena melihat adik dalam kandungan ibu.

19) Bayi akan tidur sepanjang malam dan itu baik untuknya.

20) Bayi akan rewel bila ibu sedang mengandung lagi.

21) Anak akan terjatuh 40 kali.

22) Anak tidak mau didekati orang yang tidak baik.

23) Bayi rewel saat maghrib, karena bayi melihat makhluk ghaib.

24) Gurita (Grito) mencegah perut bayi buncit dan pusar bodong.

25) Bedong membuat kaki bayi tidak bengkok.

26) Bayi tidak boleh keluar selama 40 hari.

27) Menjemur pakaian bayi tidak boleh lebih dari maghrib.

28) Ibu akan menginjakkan kaki bayi di rumput yang berembun,agar

bayi cepat berjalan.

29) Bila bayi mengulum bibir, berarti akan tumbuh gigi.

30) Mencret atau diare adalah pertanda bahwa bayi akan pintar.

31) Ibu menjemur bayi karena bisa menghilangkan kuning pada

bayi.

(Nadia,2011)

Di Jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang

makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan

daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. selain

telur, masih ada beberapa bahan makanan yang dipantangkan bagi ibu

menyusui, yaitu 14 jenis sayuran, 14 jenis buah, 10 jenis ikan, 5 jenis

Page 32: skripsi d4

daging, 3 jenis makanan fermentasi, dan berbagai jenis gula.

(Baumali, 2009).

Menurut Baumali (2009) terdapat beberapa pantang makanan

pada ibu nifas, antara lain :

1) Ibu nifas dan menyusui pantang mengkonsumsi ketan.

2) Ibu nifas dan menyusui pantang mengkonsumsi telor, daging

ayam, ikan ( yang berasal dari ikan air tawar dan air laut), serta

bahan makanan yang berasal dari laut seperti udang, kepiting,

cumi-cumi, dan sebagainya.

3) Ibu nifas dan menyusui pantang mengkonsumsi tempe serta

kacang tanah.

4) Ibu nifas dan menyusui pantang mengkonsumsi buah-buahan

khususnya pisang, papaya, nanas, jeruk, nangka serta jenis buah

lain yang berasa asam.

5) Ibu nifas dan menyusui pantang mengkonsumsi santan.

d. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu

terhadap Mitos Masa Nifas

Mitos merupakan satu cerita, pendapat atau anggapan dalam

sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran yang isinya

tentang anjuran maupun larangan mengenai kehamilan, melahirkan

dan pasca melahirkan yang pernah berlaku pada suatu masa dahulu

hingga sekarang yang kebenarannya belum tentu benar adanya

(Agustin, 2010)

Page 33: skripsi d4

Untuk menyatakan sikap seseorang adalah komponen yang sangat

penting dalam perilaku kesehatannya, yang kemudian diasumsikan

bahwa adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku

seseorang. Sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan

tidak otomatis berdampak pada perilaku seseorang menjadi positif,

tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti dapat

berdampak negatif pada perilakunya (Niven, 2002)

Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan

banyak perubahan, khususnya pengetahuan di bidang kesehatan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin mudah menyerap

informasi termasuk juga informasi kesehatan, semakin tinggi pula

kesadaran untuk berperilaku hidup sehat ( Notoatmodjo, 2003), karena

pendidikan mengandung tujuan agar manusia mempunyai kemampuan

untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup

(Suharno, 2008).

Page 34: skripsi d4

2. Kerangka Konsep

Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap ibu tentang mitos ibu

dalam masa nifas adalah pendidikan formal ibu. Semakin tinggi tingkat

pendidikan formal semakin mudah menyerap informasi termasuk juga

informasi kesehatan, semakin tinggi pula kesadaran untuk berperilaku

hidup sehat/

Ket :

Variabel diteliti

Variabel tidak diteliti

3. Hipotesis

1. Faktor Individu

2. Faktor Luar

Sikap ibu terhadap mitos masa nifas

Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi

Pendidikan Formal

Page 35: skripsi d4

Berdasarkan kajian teori yang diuraikan di atas, maka hipotesis yang

dikemukakan adalah ada hubungan tingkat pendidikan formal dengan

sikap ibu terhadap mitos dalam masa nifas.

Page 36: skripsi d4

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasional

analitik dengan desain penelitian cross sectional.

Gambar 3.1

Bagan desain penelitian hubungan tingkat pendidikan formal

dengan sikap ibu terhadap masa nifas

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Plesungan Kecamatan

Gondangrejo Kabupatan Karanganyar dengan waktu penelitian adalah

bulan Februari – Juli 2012.

3. Populasi Penelitian

a. Populasi Target : Seluruh ibu yang ada di Desa Plesungan Kecamatan

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

Populasi (N)

Sampel (n)

Tingkat Pendidikan Formal Sikap ibu terhadap mitos masa nifas

Uji Korelasi

Page 37: skripsi d4

b. Populasi Aktual : Ibu nifas dan ibu menyusui yang ada di Desa

Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar pada

bulan Juni 2012.

4. Sampel dan Teknik Sampling

a. Sampel

Sampel penelitian ini adalah Ibu yang ada di Desa Plesungan

Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar pada bulan Juni 2012

yang memenuhi kriteria inklusi.

b. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified

cluster random sampling. Bahwa dalam desa dibagi menjadi 12

posyandu, maka semua posyandu diambil dengan teknik random dan

ibu-ibu yang ada di dalam dukuh tersebut memenuhi kriteria inklusi

diambil menjadi responden yang terdiri dari lulus SD, SLTP, SLTA dan

PT/Akademi.

5. Besar Sampel

n = 20% x N (jumlah populasi)

Keterangan : n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

n = 20 x 468 = 93,6 orang

100

Jadi, sampel dari populasi 468 orang sebanyak sebanyak 94 orang

(pembulatan dari 93,6).

Page 38: skripsi d4

Desa Plesungan dibagi menjadi 12 posyandu dan pengambilan

sampel dilakukan dengan cara mengambil 4 posyandu secara random.

Dalam 4 posyandu terdapat 188 ibu dengan tingkat pendidikan tidak sama.

Ibu dengan pendidikan tinggi sebanyak 28 orang, pendidikan menengah

sebanyak 80 orang, dan pendidikan dasar sebanyak 80 orang dengan

perincian sebagai berikut :

a = b x n

c

Keterangan : a = Jumlah sampel tiap tingkat pendidikan formal

b = Jumlah populasi tiap tingkat pendidikan formal

c = Jumlah populasi posyandu

n = Jumlah sampel

Pendidikan Tinggi : 28 x 94 = 14 orang

188

Pendidikan menengah : 80 x 94 = 40 orang

188

Pendidikan dasar : 80 x 94 = 40 orang

188

6. Kriteria Restriksi

3. Kriteria Inklusi

Page 39: skripsi d4

1) Ibu yang ada di Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar pada bulan Juni 2012.

2) Ibu yang berumur 19 - 40 tahun

3) Ibu dalam masa nifas dan menyusui.

4) Pernah mengikuti pendidikan formal.

5) Ibu bersedia menjadi subjek penelitian.

4. Kriteria Eksklusi

1) Ibu buta huruf.

2) Ibu tidak bersedia menjadi subjek penelitian.

7. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Parameter Skala

Ukur

1. Variabel

bebas :

Tingkat

Pendidikan

Formal

Tingkat pendidikan

formal orang tua (ibu)

adalah tingkat

pendidikan formal

tertinggi yang telah

diselesaikan sampai

saat penelitian

dilakukan, ditandai

dengan ijasah

kelulusan. Jenjang

pendidikan formal

yaitu pendidikan

dasar, pendidikan

menengah, dan

pendidikan tinggi.

a. Pendidikan dasar

Meliputi : tamat SD atau

tamat SMP / sederajat,

nilai 1

b. Pendidikan menengah

Meliputi : tamat SMU

atau tamat SMK /

sederajat, nilai 2

c. Pendidikan tinggi

Meliputi : Akademi,

Politeknik, Sekolah

tinggi, Institut,

Universitas, nilai 3

Ordinal

2. Variabel

terikat :

Sikap Ibu

Terhadap

Mitos Masa

Nifas

Sikap ibu merupakan

reaksi atau respon

seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek

mengenai mitos ibu

Penskoran data untuk item

favourable adalah :

SS: Sangat Setuju : 4

S: Setuju : 3

TS: Tidak Setuju : 2

STS:Sangat Tidak

Ordinal

Page 40: skripsi d4

dalam masa nifas.

Penilaian terhadap

sikap berdasarkan

kuesioner yang

menggunakan prinsip

skala likert yang

berisikan sikap yang

mendukung tentang

mitos ibu dalam masa

nifas. Pertanyaan dalam

kuesioner ini terdiri

dari pertanyaan

favourable (positif) dan

unfavourable (negatif).

Setuju : 1

Penskoran data untuk item

unfavourable adalah :

SS: Sangat Setuju : 1

S: Setuju : 2

TS: Tidak Setuju : 3

STS:Sangat Tidak

Setuju : 4

B. Cara Kerja

1. Instrumen dan Cara Pengukuran

1. Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan formal ibu didata dengan daftar pertanyaan

dengan menyertakan identitas responden. Tingkat pendidikan

formal dalam penelitian ini diukur dari data yang dikumpulkan

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirim daftar

pertanyaan untuk diisi responden. Pemberian skor untuk tingkat

pendidikan menggunakan skala ordinal.

b. Sikap ibu terhadap mitos masa nifas

Penilaian terhadap sikap berdasarkan kuesioner yang menggunakan

prinsip skala likert yang berisikan sikap yang mendukung tentang

mitos ibu dalam masa nifas. Pertanyaan dalam kuesioner ini terdiri

dari pertanyaan favourable (positif) dan unfavourable (negatif).

Page 41: skripsi d4

Sikap positif merupakan sikap yang mendukung tentang mitos ibu

dalam masa nifas. Sedangkan sikap negatif merupakan sikap yang

tidak mendukung tentang mitos ibu dalam masa nifas.

Agar perbandingan itu mempunyai arti, haruslah dinyatakan dalam

satuan deviasi standar kelompok itu sendiri yang berarti harus

mengubah skor individual menjadi skor standar. Salah satu skor

standar yang biasanya digunakan dalam skala model Likert adalah

skor T yaitu:

Keterangan:

x = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah

menjadi skor T

x = Mean skor kelompok

s = Deviasi standar skor kelompok

Untuk mengetahui sikap responden relatif lebih positif bila nilai T >

mean T sedangkan pada sikap relatif negatif bila T≤ mean T (Azwar,

2011).

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Sikap terhadap Mitos Masa Nifas

Mitos Masa Nifas Sikap

positif

Sikap

negatif

Banyaknya

butir soal

Nomor butir soal

Positif Negatif

1. Mitos pasca

melahirkan

4 6 10 4*,9,15,19 1,6,12,22,25*

Page 42: skripsi d4

,35*

2. Mitos perawatan

bayi

8 9 17 10*,20*,28,

32,

33*,34*,36,

39

2,7*,13*,17*,

24,26,30,37,

40

3. Mitos pantang

makanan

6 7 13 5,11,16,21,2

9*,31

3,8*,14,18,23

,27*,38*

Keterangan :

* butir soal yang tidak valid

2. Mengukur Validitas dan Reliabilitas

a. Mengukur Validitas

Penulis dalam mengukur validitas alat ukur yang penulis

gunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product

Moment.

Keterangan : rxy = koefisien korelasi

N = jumlah responden

X = skor tiap-tiap butir pertanyaan

Y = skor total (Hidayat, 2009).

Page 43: skripsi d4

Suatu item pertanyaan dinyatakan valid apabila memiliki nilai

korelasi product moment yang positif dan memiliki nilai signifikansi

lebih kecil dari tingkat ketelitian 0,05 (Arikunto, 2006).

Uji validitas dilakukan di Posyandu Plesungan Gondangrejo

Karanganyar dan pengolahan data validitas menggunakan SPSS 18.0

dengan teknik korelasi product moment. Item kuesioner pengetahuan

sebanyak 40 diujicobakan kepada 20 responden. Nilai r tabel pada α 5%

dengan N=20 adalah 0,026. Dari 40 item pertanyaan, pertanyaan yang

dinyatakan valid berjumlah 26 item pertanyaan. Pertanyaan yang tidak

valid berjumlah 14 item yaitu item pertanyaan nomer 4, 7, 8, 10, 13,

17, 20, 25, 27, 29, 33, 34, 35, 38. Item pertanyaan yang tidak valid

tidak dipergunakan dalam penelitian ini.

b. Mengukur Realibilitas

Teknik analisa untuk uji reliabilitas menggunakan formula

Cronbach’s Alpha (Arikunto, 2006). Formula dari cronbach’s alpha

adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen (koefisien Cronbach’s Alpha)

Vt : varians total atau varians skor total

∑Vi : jumlah keseluruhan varians item

n : jumlah item (yang valid)

Page 44: skripsi d4

Setelah kuesioner uji coba disebar, kemudian diolah dengan

menggunakan program SPSS v 18.0 diperoleh nilai reliabilitas Alpa

Cronbach’s untuk variabel pengetahuan sebesar 0,845 > 0,7 sehingga

item pertanyaan dikatakan reliabel.

C. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengumpulan dan Pengolahan Data

a. Editing. Dalam penelitian ini, setelah data didapatkan kemudian

dilakukan pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh.

b. Coding. Pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori.

c. Entri Data. Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

database komputer.

d. Melakukan Teknik Analisis.

2. Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis bivariat yaitu untuk mengetahui

hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap ibu terhadap

mitos masa nifas. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data

yang akan dilakukan adalah analisis bivariat, yaitu analisis yang dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2005). Dalam analisis bivariat ini menggunakan rumus Chi

Square dengan bantuan program SPSS For Windows. Dalam penelitian

ini taraf kemaknaan 5%, maka interval kepercayaan sebesar 95%.

Page 45: skripsi d4

x2

=

Keterangan :

Oij = Jumlah observasi pada kasus-kasus yang dikategorikan

dalam baris ke-i dalam kolom ke-j.

Eij = Jumlah kasus yang diharapkan yang dikategorikan dalam

baris ke-i dalam kolom ke-j (Fajar, 2009).

Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini menggunakan uji chi

square (x2), dengan ketentuan bahwa jika harga chi square hitung lebih

besar dari tabel (x2 hitung ≥ x

2 tabel) maka hubungannya signifikan,

yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima (Hidayat, 2009).

Uji yang digunakan pada analisis ini yaitu uji Chi Square dengan

ketentuan H0 diterima jika x2 hitung < x

2 tabel, berarti tidak ada

hubungan yang bermakna dan H0 ditolak jika x2 hitung > x

2 tabel,

berarti ada hubungan atau pengaruh (Fajar dkk., 2009).

Page 46: skripsi d4

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Berdasar hasil analisa statistik deskriptif masing-masing karakteristik

responden sebagai berikut :

1. Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Frekuensi Umur Responden

No Umur Jumlah Persentase

(%)

1. <25 tahun 26 27,66

2. 26-35 tahun 57 60,64

3. >35 tahun 11 11,70

Total 94 100

Sumber : Data Primer, 2012.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah responden

dalam penelitian ini yaitu 94 orang. Mayoritas responden berusia antara

26-35 tahun yakni 57 responden sebesar 60,64%. Sedangkan 26 responden

berusia kurang dari 25 tahun sebesar 27,66%. Untuk 11 responden dengan

usia lebih dari 35 tahun sebesar 11,70%.

2. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.2 Frekuensi Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

Page 47: skripsi d4

1. Tidak bekerja /

IRT

46 48,94

2. Pegawai Negeri 0 0

3. Swasta 43 45,74

4. Lain-lain 5 5,32

Total 94 100

Sumber : Data Primer, 2012.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah responden

dalam penelitian ini yaitu 94 orang. Mayoritas yaitu 46 responden tidak

bekerja / ibu rumah tangga sebesar 48,94 %, 43 responden swasta

sebanyak 45,74%, 5 responden lain-lain sebesar 5,32 % dan tidak ada yang

bekerja sebagai PNS.

3. Distribusi responden berdasarkan paritas

Tabel 4.3 Frekuensi Paritas Responden

No Umur Jumlah Persentase

(%)

1. < 3 kali 83 88,31

2. 3 kali 2 2,12

3. > 3 kali 9 9,57

Total 94 100

Sumber : Data Primer, 2012.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dalam 94 orang

responden dalam penelitian ini sebanyak 83 responden (88,31%)

responden merupakan primipara dan 9 responden (9,57%) multipara.

Page 48: skripsi d4

4. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal

Tabel 4.4. Frekuensi Tingkat Pendidikan Formal

No Umur Jumlah Persentase (%)

1. SD 23 24,47

2. SMP 17 18,09

3. SMA 40 42,55

4. Perguruan Tinggi 14 14,89

Total 94 100

Sumber : Data Primer, 2012.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dalam 94 orang

responden dalam penelitian mayoritas tingkat pendidikan responden

adalah SMA sebanyak 40 responden (42,55%), 23 responden (24,47%)

dengan tingkat pendidikan SD, 17 responden (18,09 %) dengan tingkat

pendidikan SMP.dan pada pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 14

responden (14,89%).

5. Distribusi responden berdasarkan sikap ibu terhadap mitos masa nifas

Tabel 4.5 Distribusi sikap ibu terhadap mitos masa nifas

Sikap ibu terhadap mitos

masa nifas

Jumlah Persentase

Positif (mendukung mitos) 37 39,4 %

Negatif (tidak mendukung mitos) 57 60,6 %

Total 94 100

Sumber: Data Primer (2012)

Page 49: skripsi d4

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden bersikap negatif (cenderung tidak mendukung mitos pada masa

nifas) yaitu berjumlah 57 orang atau sebesar 60,6 %.

6. Hubungan karakteristik responden antara tingkat pendidikan formal

terhadap sikap ibu terhadap mitos masa nifas.

Dapat dilihat dari tabel 4.6. (terlampir) yang menyatakan bahwa

karakteristik responden tidak ada hubungan dengan tingkat pendidikan

formal terhadap sikap ibu terhadap mitos masa nifas.Ditunjukkan pada

karakteristik umur responden dengan nilai p = 0,092, karakteristik

pekerjaan responden didapat nilai p = 0,074 dan untuk karakteristik paritas

responden didapat nilai p =0,083 yang berarti p > 0,05.

B. Pengujian Hipotesis dan Analisa Data Hubungan Tingkat Pendidikan

Formal dengan Sikap Ibu terhadap Mitos Masa Nifas

Tabel 4.7. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu

terhadap Mitos Masa Nifas

Tingkat Pendidikan Formal Sikap Ibu terhadap Mitos Masa

Nifas

Total

Positif Negatif

Pendidikan Tinggi

Pendidikan Menengah

1 7,14% 13 92,86% 14 14,90%

3 7,5% 37 92,5% 40 42,55%

Page 50: skripsi d4

Pendidikan Dasar 33 82,5% 7 17,5% 40 42,55%

Total 37 39,36% 57 60,64% 94 100%

Sumber: Data Primer (2012)

Teknik analisis data yang digunakan adalah Chi Square, yang bertujuan

untuk membuktikan hipotesis yang diajukan terbukti atau ditolak

kebenarannya. Hasil uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95 % atau α =

0,05 pada penelitian ini adalah 54,288 dan p = 0,000. Untuk mengetahui

apakah hipotesis diterima atau ditolak, chi square (x2) hitung tersebut

dibandingkan dengan harga chi square (x2) tabel. Harga x

2 tabel pada p = 0,05

dan dk = 2 adalah 5,991. Hal ini berarti x2

hitung lebih besar dari x2 tabel

(54,288 > 5,991). harga p hasil analisis statistik kurang dari 0,05 (p < 0,005).

(Hasil analisis data chi square terlampir). Dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan sikap

ibu terhadap mitos masa nifas, dengan kata lain hipotesis yang diajukan

diterima.

Kemudian untuk mengetahui kekuatan hubungan antara tingkat

pendidikan formal ibu dengan sikap ibu terhadap mitos masa nifas (koefisien

korelasi) dilakukan analisis dengan menggunakan Contingency Coefficient

dalam SPSS for Windows versi 17 dengan hasil 0,605. Maka diketahui bahwa

ada hubungan yang kuat (0,60 – 0,799) antara tingkat pendidikan formal ibu

dengan sikap ibu terhadap mitos masa nifas. (Hasil analisis Contingency

Coefficient terlampir)

Page 51: skripsi d4

BAB V

PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo yang

merupakan wilayah bagian utara dari Kabupaten Karanganyar. Perbatasan

wilayah Kabupaten Karanganyar adalah bagian utara berbatasan dengan

Kabupaten Sragen, sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur,

sebelah selatan berbatasan dengan Kota Surakarta, dan sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Wilayah ini terbagi atas 17

Kecamatan, 162 Desa dan 15 Kelurahan.

Untuk wilayah Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo terletak di

sebelah utara Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Secara kependudukan,

wilayah Desa Plesungan masih merupakan daerah dengan jumlah wanita yang

lebih besar dibanding jumlah pria namun berbanding terbalik untuk tingkat

pendidikannya.

Kendala yang dihadapi dalam penelitian yaitu :

1. Pengumpulan data baik dalam studi pendahuluan maupun penelitian

mengenai data penduduk, ibu pada masa nifas serta mitos masa

nifas yang berkembang di lingkungan Desa Plesungan Kecamatan

Page 52: skripsi d4

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar karena luasnya wilayah

sehingga harus dilakukan pengumpulan data tiap posyandu.

2. Masyarakat yang masih kolot dikarena lokasi yang masih termasuk

daerah pedesaan, akses informasi tidak sebanyak di kota sehingga

harus dilakukan pendekatan interpersonal dalam melakukan

penelitian agar maksud tersampaikan dengan baik.

3. Responden yang masih tinggal bersama mertua mapun orang tua

dengan kepercayaan terhadap mitos yang tinggi sehingga faktor

eksternal tersebut mampu mempengaruhi penelitian. Faktor

eksternal yang ada tidak dapat dikendalikan.

4. Tempat yang terpencil dan jauh dari kantor pemerintahan setempat

yang menyebabkan lamanya dalam memperoleh perijinan. Namun

dapat diatasi dengan mempersiapkan perijinan sejak jauh hari.

B. Karakteristik Sampel

Responden (sampel) dalam penelitian ini yaitu ibu nifas dan menyusui

yang berdomisili di Kelurahan Plesungan Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar. Jumlah sampel sebanyak 94 orang. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasional analitik dengan

desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dengan kuesioner

dimana berfungsi sebagai sumber data primer untuk mengetahui tingkat

pendidikan formal ibu serta pemilah sampel tentang sikap ibu terhadap mitos

masa nifas.

Page 53: skripsi d4

Hasil analisa karakteristik dapat diketahui bahwa responden berusia

antara 26-35 tahun yakni 57 responden (60,64%), 26 responden berusia

kurang dari 25 tahun (27,66%), 11 responden (11,70%) dengan usia lebih dari

35 tahun. Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yaitu pada usia 26-

35 tahun yang merupakan usia reproduktif.

Dengan 46 responden (48,94%) tidak bekerja / ibu rumah tangga, 43

responden (45,74%) swasta serta tidak ada yang bekerja sebagai PNS. Terdiri

dari 83 responden (88,31%) yang merupakan primipara dan 9 responden

(11,69%) merupakan multipara. Dengan demikian, karakteristik pekerjaan

serta paritas responden pada penelitian ini bukan merupakan faktor perancu

maupun faktor yang mempunyai korelasi dengan sikap ibu terhadap variabel.

Mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 40

responden (42,55%), 23 responden dengan tingkat pendidikan SD (24,47%),

17 responden dengan tingkat pendidikan SMP (18,09%) dan pada pendidikan

perguruan tinggi yaitu sebanyak 14 responden (14,89%). Sebagian besar

responden bersikap negatif (cenderung tidak mendukung mitos pada masa

nifas) yaitu berjumlah 57 responden (60,6%).

C. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Ibu terhadap

Mitos Masa Nifas

Berdasarkan hasil analisis statistic terdapat bahwa ada hubungan yang

signifikan antara antara tingkat pendidikan formal dengan sikap ibu terhadap

mitos masa nifas. Hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap

Page 54: skripsi d4

ibu terhadap mitos masa nifas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan formal maka sikap responden akan lebih ke arah negatif

(kecenderungan untuk tidak mendukung mitos masa nifas), sedangkan

semakin rendah tingkat pendidikan formal maka sikap responden akan

cenderungan ke arah yang positif (kecenderungan untuk mendukung mitos

masa nifas).

Hasil uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95 % atau α = 0,05

pada penelitian ini adalah 54,288 dan p = 0,000. Untuk mengetahui apakah

hipotesis diterima atau ditolak, chi square (x2) hitung tersebut dibandungkan

dengan harga chi square (x2) tabel. Harga x

2 tabel pada p = 0,05 dan dk = 2

adalah 5,991. Hal ini berarti x2

hitung lebih besar dari x2 tabel (54,288 >

5,991). harga p hasil analisis statistik kurang dari 0,05 (p < 0,005). (Hasil

analisis data chi square terlampir). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan

sikap ibu terhadap mitos masa nifas, dengan kata lain hipotesis yang diajukan

diterima.

Kemudian untuk mengetahui kekuatan hubungan antara tingkat

pendidikan formal ibu dengan sikap ibu terhadap mitos masa nifas (koefisien

korelasi) dilakukan analisis dengan menggunakan Contingency Coefficient

dalam SPSS for Windows versi 17 dengan hasil 0,605. Maka diketahui bahwa

ada hubungan yang kuat (0,60 – 0,799) antara tingkat pendidikan formal ibu

dengan sikap ibu terhadap mitos masa nifas. (Hasil analisis Contingency

Coefficient terlampir).

Page 55: skripsi d4

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa tingkat pendidikan

mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak perubahan, khususnya

pengetahuan di bidang kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal

semakin mudah menyerap informasi termasuk juga informasi kesehatan,

semakin tinggi pula kesadaran untuk berperilaku hidup sehat ( Notoatmodjo,

2003), karena pendidikan mengandung tujuan agar manusia mempunyai

kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan

hidup (Suharno, 2008).

Hal ini sejalan dengan penelitian Setiya Hartiningtyaswati (2010) yang

menunjukkan bahwa pendidikan ibu terdapat hubungan yang signifikan

dengan perilaku ibu berpantang. Pendidikan salah satu faktor predisposisi

yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku. Pendidikan dan

pengetahuan tidak cukup kuat untuk mengubah perilaku, karena perubahan

pengetahuan menjadi tindakan dan perilaku masih tergantung pada faktor

eksternal dan internal lainnya. Dalam hal ini, faktor eksternal meliputi nilai

dan kepercayaan lebih mendominasi (Emilia, 2008 cit Nurhikmah, 2009).

D. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini :

1. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penelitian ini selain

tingkat pendidikan formal ibu misalnya lingkungan, media massa. Dalam

hal ini peneliti tidak dapat mengontrol faktor internal maupun eksternal

masing-masing subjek penelitian.

Page 56: skripsi d4

2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross

sectional sehingga tidak dilakukan observasi lanjutan pada sikap ibu

terhadap mitos masa nifas. Observasi lanjutan bermanfaat untuk

mengetahui seberapa kuat sikap ibu terhadap mitos masa nifas.

3. Pengambilan data dilakukan dengan alat kuesioner yang harus dilakukan

pendekatan secara interpersonal karena pada beberapa tingkat pendidikan

tertentu mengalami kesulitan dalam memahami cara pengisian kuesioner.

4. Dalam pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang cukup lama

dikarenakan responden yang memiliki tingkat pendidikan formal yang

berbeda sehingga cara pemahaman terhadap kuesioner yang berbeda pula.

5. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan bertahap karena keterbatasan

waktu serta jarak tempat penelitian yang jauh.

Page 57: skripsi d4

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah ada hubungan positif

yang kuat antara tingkat pendidikan formal dengan sikap ibu terhadap mitos

masa nifas di Plesungan Gondangrejo Karnganyar.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan :

Bagi tenaga kesehatan, diharapkan dapat mengembangkan upaya promosi

maupun pemberian komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang

sasarannya tidak hanya pada ibu nifas tetapi juga mencakup masyarakat

generasi sebelumnya (orang tua) pada wanita dengan tepat sesuai dengan

tingkat pendidikan formal ibu karena mempunyai tingkat pemahaman serta

sikap yang berbeda pada tiap orang. Bekerjasama dengan dinas kesehatan

terkait agar lebih meningkatkan program lain dan follow up lanjutan (home

visit)

2. Bagi subjek peneliti :

Bagi subjek peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan seputar

masa nifas agar mengetahui kebenaran dari mitos yang berkembang di

Page 58: skripsi d4

masyarakat tidak semuanya benar dengan bertanya langsung kepada

tenaga kesehatan.

3. Bagi Peneliti lain :

Menambah jumlah variable sehingga didapat hasil yang lebih komplit dan

valid.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Dwi Ayu.2010. Perancangan Media Informasi Mitos-mitos

Kehamilan.Unikom. Thesis.p : 57.

Ambarwati, Eny Ratna; Wulandari, Diah.2008. Asuhan Kebidanan

Nifas.Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset. p : 134.

Amiruddin, Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian

Anemia,http://med.unhas.ac.id/index2.php?option=com_content&d

o_pdf=1&id=160, Accesed on 03 March 2012.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. p : 168-77.

Azwar, S.2007. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.p :

55.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas). 2009. Pedoman

Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan.Jakarta : Bappenas,

p : 40.

Baumali A.2009. Pemenuhan Zat Gizi Ibu Nifas dan Budaya Sel pada

Masyarakat Suku Timor Dawan di Kecamatan Molo Selatan

Kabupaten Timor Tengah Selatan.Universitas Gajah Mada.Tesis.p :

22-49

Dinkes Jateng,2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009.

Semarang, Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, p: 13.

Page 59: skripsi d4

Dinkes Karanganyar,2010.Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar

Tahun 2010.Karanganyar. Dinas Kesehatan Kabupaten

Karanganyar.

Dinkes RI,2000. Perencanaan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat

2015.Jakarta : Depkes RI.

Fajar, I. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.p : 79

Hartiningtiyaswati, Setiya. 2010. Hubungan Perilaku Pantang Makanan

dengan lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di

Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Universitas Sebelas Maret

Surakarta.Karya Tulis Ilmiah.

Hasan, M.I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian &

Aplikasinya.Jakarta: Ghalia Indonesia. p: 35-40

Hasbullah.2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press. p

: 36

Hidayat, A. A. A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.p: 58

Mass,L.2004.Kesehatan Ibu dan Anak : Persepsi Budaya dan dampak

Kesehatannya.http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm%20linda2

.pdf diakses pada tanggal 10 Maret 2012 pukul 12.30

Nadia, Z.2011.Ragam Mitos Seputar Perkawinan, Kehamilan, Persalinan

dan Balita.Laksana : Yogyakarta. pp :5,123-24.

Niven, N.2002.Psikologi Kesehatan.EGC.Jakarta. p : 40

Notoatmodjo, S.2003. Pendidikan dan Ilmu Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta. p :12-19.

___________.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta. p :124.

___________.2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.p :

241.

PPIBI,2005.50 tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan.Jakarta : IBI. p

: xxi.

Page 60: skripsi d4

Riwidikdo, Handoko.2007. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikian Press.

Yogyakarta.p : 17.

Rohman A, 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.

Yogyakarta: Laksbang Mediatama, p : 10, 22.

Safaria, T. 2009. Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana

Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi

Aksara. p : 45.

Sulaeman, E.S. 2011. Manajemen Kesehatan : Teori dan Praktik di

Puskesmas. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. p : 2-5.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. p : 56.

Suharno.2008.Manajemen Pendidikan : Sebuah Pengantar Bagi Para

Calon Guru.Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. p : 5.

Suyanto dan Ummi Salamah. 2008. Riset Kebidanan. Mitra Cendikia.

Yogyakarta. p : 56.

Walgito, B.2008.Psikologi Sosial(Suatu Pengantar).Yogyakarta : Penerbit

Andi.p :117-118.

Widiyawati N,2009.Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan

Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Kanker Payudara di Dukuh

Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo.Fakultas Kedokteran,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Karya Tulis Ilmu Sains

Terapan.p : 2, 8, 9.