Post on 14-Feb-2018
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
1/31
TUGAS LAPORAN KASUS
DOKTER INTERNSIP
APPENDISITIS AKUT
Oleh:
dr. Irna Farah Nadiansyah
Pembimbing:
dr. Eddy S!."
RU#A$ SAKIT U#U# DOKTER SOEROTO
NGA%I
&'()
1
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
2/31
"A" I
PENDA$ULUAN
Apendicitis merupakan kasus gawat bedah abdomen yang tersering dan
memerlukan tindakan bedah segera untuk menghindari komplikasi yang serius.
Apendicitis akut yang terlambat ditangani akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas penderita. Untuk itu ketepatan diagnosa sangat dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan tindakan. Ketepatan diagnosis tergantung dari
kemampuan dokter melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium.
Insiden apendicitis akut di Indonesia dilaporkan menempati urutan
tertinggi diantara kasus-kasus kegawatan darurat, seperti juga halnya dinegara
barat. Walaupun begitu diagnosis serta keputusan bedah masih cukup sulit
ditegakkan. ada beberapa keadaan apendicitis akut agak sulit didiagnosis,
misalnya pada fase awal dari apendisits akut gejala dan tandanya masih sangat
samar apalagi bila sudah diberi antibiotika. !engan pemeriksaan yang cermat dan
teliti resiko kesalahan diagnosis pada apendicitis akut sekitar "#-$%&. 'ahkan
pada wanita kesalahan diagnosis ini mencapai (#-#%&. )al ini dapat disadari
mengingat wanita terutama yang masih sangat muda sering timbul gangguan yang
mirip apendicitis akut.
Upaya mempertajam diagnosis sudah banyak dilakukan, antara lain
dengan menggunakan sarana diagnosis penunjang seperti* +oto olos Abdomen,
emeriksaan 'arium nema, aparoskopi dan Ultrasonografi.
engingat masalah diatas maka perlu diketahui tanda, gejala, pemeriksaan
laboratorium sederhana mana yang berperan secara bermakna dalam
mendiagnosis apendicitis akut, serta berapa akurasi, sensitifitas dan spesifitas dari
tanda, gejala dan pemeriksaan laboratorium sederhana tersebut dan untuk
memudahkan dokter dalam mengambil keputusan.
2
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
3/31
"A" II
TIN*AUAN PUSTAKA
A. Ana+,mi Dan Fisi,l,gi A!!endi-s
Apendiks /appendiks 0ermiformis1 merupakan organ yang berbentuk
tabung panjang dan sempit. anjangnya kira-kira "%cm /kisaran 2-"#cm1 dan
berpangkal di caecum. ada posisi yang la3im, apendiks terletak pada regio
abdomen kanan bawah di titik McBurney. 4itik McBurney dicari dengan
menarik garis dari spina iliaca anterior superior /5IA51 kanan ke umbilicus.
4itik sepertiga lateral garis ini merupakan tempat pangkal apendiks. !asar
apendiks muncul dari sisi posteromedial caecum dimana tiga taenia coli
bertemu."
enurut )elmut /"6771 osisi apendiks sangat ber0ariasi, sehingga
kemungkinan sulit untuk menentukan posisi normal apendiks.acam 8
macam posisi apendiks *
". osisi retrocecal kira-kira 9#&.
$. osisi pel0icapendiks tergantung menyilang linea terminal masuk
kepel0is minor, tipe desenden 2" &.
2. osisi paracolicaapendiks terletak hori3ontal di belakang sekum $&.
(. osisi preilealapendiks didepan ujung akir ileum "&.
#. osisi post ilealappendiks dibelakang ujung akir ileum "&.
:ambar $." * posisi appendiks /)elmut eonhardt "6771
3
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
4/31
ada 9#& kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu
memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada
panjang mesoapendiks penggantungnya. ada kasus selebihnya apendiks
terletak retroperitoneal, yaitu dibelakang sekum, dibelakang colon ascenden
atau ditepi lateral colon ascenden. :ejala apendiks tergantung dari letak
apendiksnya."
Gambar (. Ana+,mi A!!endi-s &
1
Appendiks dipersarafi oleh persarafan parasimpatis yang berasal dari
cabang ;.
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
5/31
)ambatan aliran lendir di muara appendiks tampakya berperan dalam
terjadinya appendicitis.(
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh :A4 /:ut Associated
ymphoid 4issue1 di sepanjang saluran cerna termasuk appendiks adalah IgA,
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi.(
". De/inisi Dan E!idemi,l,gi A!!endi0i+is
Appendicitis adalah peradangan dari appendiks 0ermiformis dan
merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan.
Appendicitis menyerang >-6& dari keseluruhan populasi di Amerika 5erikat
dan paling sering ditemukan pada umur "%-"6 tahun walaupun secara jelas
dapat juga terlihat baik pada pasien yang lebih muda maupun yang lebih tua.
Insiden appendicitis di Amerika 5erikat sekitar "," kasus setiap "%%% orang
per tahun. 4erdapat faktor predisposisi dari keluarga. Insiden dari appendicitis
adalah lebih rendah pada negara dengan budaya konsumsi makanan tinggi
serat. 5erat makanan dianggap mengurangi kekentalan feses, mengurangi
bowel transit time dan mengurangi pembentukan fekalit, yang dapat
menyebabkan obstruksi lumen apendiks.(
5ecara umum insiden dari appendicitis sekitar ",( kali lebih besar pada
laki-laki dibandingkan perempuan. Insiden dari appendektomi primer
diperkirakan sama besar pada kedua jenis kelamin ini. Insiden dari
appendicitis meningkat bertahap sesuai pertambahan umur, puncaknya pada
akhir usia belasan tahun, dan secara bertahap menurun pada usia tua. ;ilai
median pada usia saat appendektomi adalah $$ tahun. Walaupun jarang,
appendicitis pada neonatus dan bahkan pada prenatal tetap ditemukan.(
Keseluruhan angka kematian dari appendicitis yang berkisar antara %,$-
%,7& lebih banyak diakibatkan oleh komplikasi dari penyakit itu sendiri
daripada inter0ensi bedah. Angka kematian meningkat diatas $%& pada
pasien yang usianya lebih dari >% tahun, biasanya disebabkan keterlambatan
diagnosis dan terapi. Angka perforasi lebih tinggi pada pasien kurang dari "7
tahun dan lebih dari #% tahun, kemungkinan akibat dari keterlambatan
5
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
6/31
diagnosis. erforasi dari apendiks berhubungan dengan peningkatan yang
mencolok pada angka kematian dan kesakitan akibat appendicitis.(
1. E+i,l,gi A!!endi0i+is
a.eranan ingkungandiet dan higiene
enelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan
makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya
appendicitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal yang berakibat
sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora
normal kolon. 5emuanya ini akan mempermudah timbulnya appendicitis.
!iet memainkan peran utama pada pembentukan sifat feses, yang mana
penting pada pembentukan fekalit. Kejadian appendicitis jarang di negara
yang sedang berkembang, dimana diet dengan tinggi serat dan konsistensi
feses lebih lembek. Kolitis, di0ertikulitis dan karsinoma kolon adalah
penyakit yang sering terjadi di daerah dengan diet rendah serat dan
menghasilkan feses dengan konsistensi keras.9
b. eranan ?bstruksi
?bstruksi lumen merupakan faktor penyebab dominan dalam
appendicitis akut. +ekalit merupakan penyebab terjadinya obstruksi lumen
apendiks pada $%& anak-anak dengan appendicitis, terjadinya fekalit
berhubungan dengan diet rendah serat. +rekuensi obstruksi meningkat
sesuai dengan derajat proses inflamasi. +ekalit ditemukan (%& pada kasus
appendicitis sederhana /simpel1, sedangkan pada appendicitis akut dengan
gangren tanpa ruptur terdapat 9#& dan appendicitis akut dengan gangren
disertai ruptur terdapat 6%& .9
@aringan limfoid yang terdapat di submukosa apendiks akan
mengalami edema dan hipertrofi sebagai respon terhadap infeksi 0irus di
sistem gastrointestinal atau sistem respiratorius, yang akan menyebabkan
obstruksi lumen apendiks. egakolon kongenital terjadi obstruksi pada
kolon bagian distal yang diteruskan ke dalam lumen apendiks dan hal ini
merupakan salah satu alasan terjadinya appendicitis pada neonatus.9
enyebab lain yang diduga dapat menimbulkan appendicitis adalah
erosi mukosa apendiks karena parasit seperti Entamoeba hystolityca dan
6
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
7/31
benda asing mungkin tersangkut di apendiks untuk jangka waktu yang
lama tanpa menimbulkan gejala, namun cukup untuk menimbulkan risiko
terjadinya perforasi.9
5ecara patogenesis faktor terpenting terjadinya appendicitis adalah
adanya obstruksi lumen apendiks yang biasanya disebabkan oleh fekalit.
5ekresi mukosa yang terkumpul selama adanya obstruksi lumen apendiks
menyebabkan distensi lumen akut sehingga akan terjadi kenaikkan tekanan
intraluminer dan sebagai akibatnya terjadi obstruksi arterial serta iskemia.
Akibat dari keadaan tersebut akan terjadi ulserasi mukosa sampai
kerusakan seluruh lapisan dinding apendiks, lebih lanjut akan terjadi
perpindahan kuman dari lumen masuk kedalam submukosa. !enganadanya kuman dalam submukosa maka tubuh akan bereaksi berupa
peradangan supurati0a yang menghasilkan pus, keluarnya pus dari dinding
yang masuk ke dalam lumen apendiks akan mengakibatkan tekanan
intraluminer akan semakin meningkat, sehingga desakan pada dinding
apendiks akan bertambah besar menyebabkan gangguan pada sistem 0asa
dinding apendiks. ula-mula akan terjadi penekanan pada 0asa limfatika,
kemudian 0ena dan terakhir adalah arteri, akibatnya akan terjadi edema
dan iskemia dari apendiks, infark seterusnya melanjut menjadi gangren.
Keadaan ini akan terus berlanjut dimana dinding apendiks akan mengalami
perforasi, sehingga pus akan tercurah kedalam rongga peritoneum dengan
akibat terjadinya peradangan pada peritoneum parietale. )asil akhir dari
proses peradangan tersebut sangat tergantung dari kemampuan organ dan
omentum untuk mengatasi infeksi tersebut, jika infeksi tersebut tidak bisa
diatasi akan terjadi peritonitis umum. ada anak-anak omentum belum
berkembang dengan sempurna, sehingga kurang efektif untuk mengatasi
infeksi, hal ini akan mengakibatkan apendiks cepat mengalami
komplikasi.9
c. eranan +lora 'akterial
+lora bakteri pada apendiks sama dengan di kolon, dengan ditemukannya
beragam bakteri aerobik dan anaerobik sehingga bakteri yang terlibat
dalam appendicitis sama dengan penyakit kolon lainnya. enemuan kultur
dari cairan peritoneal biasanya negatif pada tahap appendicitis sederhana.
7
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
8/31
ada tahap appendicitis supurati0a, bakteri aerobik terutama scherichia
coli banyak ditemukan, ketika gejala memberat banyak organisme,
termasuk roteus, Klebsiella, 5treptococcus dan seudomonas dapat
ditemukan. 'akteri aerobik yang paling banyak dijumpai adalah . coli.
5ebagian besar penderita apendicitis gangrenosa atau appendicitis
perforasi banyak ditemukan bakteri anaerobik terutama 'acteroides
fragilis.9
D. Pa+,genesis Dan Kri+eria #a-r,s-,!i- A!!endi0i+is
!alam patogenesisnya, terdapat dua faktor yang memegang peranan
penting yaitu obstruksi dan infeksi. 5etelah terjadi obstruksi lumen
apendiks 0ermiformis akan terbendung. 5ekret yang terus menerus
dikeluarkan ini akan menyebabkan apendiks 0ermiformis teregang. Akibat
regangan tersebut terjadi tekanan terhadap pembuluh darah sehingga
dinding apendiks 0ermiformis menjadi edema. Karena edema ini resistensi
selaput lendir berkurang, terjadi ulserasi juga terjadi in0asi dan
multiplikasi bakteri pada dinding apendiks 0ermiformis. 'akteri ini akan
menembus mukosa, submukosa dan muskularis yang akan menimbulkan
edema, gangguan 0askular dan hiperplasia dari folikel limfoid. ada
akhirnya dapat terjadi trombosis pada aliran 0ena dengan nekrosis dan
perforasi.
ada fase-fase awal dari apendicitis akut, apendiks 0ermiformis tampak
edema yang terjadi selain karena tekanan terhadap pembuluh-pembuluh
juga karena banyak terdapatnya cairan yang meninggalkan kapiler dan
masuk kedalam jaringan. )al ini terjadi karena permeabilitas kapiler yang
meningkat. airan dari kapiler ini mengandung molekul-molekul protein
seperti albumin, globulin, dan fibrinogen. 5elain edema, apendiks
0ermiformis tampak tegang dan terdapat eksudasi netrofil pada mukosa,
submukosa. 'iasanya keterlibatan mukosa yang paling menonjol. ada
tahap ini pembuluh darah subserosa menjadi kongesti dan mengandung
netrofil matang. Kongesti ini terjadi karena 0askular-mikro jaringan
melebar yang berisi darah terbendung. ;etrofil tersebut kemudian akan
migrasi ke peri0askular. Beaksi ini akan mengubah serosa yang mengkilat
8
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
9/31
menjadi suram dan tampak hiperemi. enampakan makroskopik ini
dikenal sebagai apendicitis akut tahap awal /apendicitis akut mukosa1
ada fase awal dari apendicitis dapat terjadi penyembuhan, apendiks
0ermiformis jarang sekali kembali pada keadaan semula. 'iasanya timbul
jaringan fibrotik terutama pada daerah mukosa. Besiko terjadinya serangan
ulangan kurang lebih "%& dalam waktu 9 bulan dan kurang lebih #%&
dalam # tahun. 'eberapa kasus sembuh secara inkomplit, sel
polimorfonuklear diganti dengan mononuklear dan juga terdapat fibrosis
pada dinding apendiks 0ermiformis, terjadilah apendicitis kronis.
ada tahap selanjutnya eksudasi netrofil pada dinding apendiks
0ermiformis semakin banyak terutama lekosit polimorfonuklear sampai
pada lapisan muskularis. Keadaan ini disebut apendicitis akut flegmonosa.
ada apendicitis akut flegmonosa bisa terdapat fokus-fokus purulen dan
nekrosis pada mukosa yang disebut sebagai apendicitis akut nekrotikans.
!engan bertambah buruknya reaksi inflamasi akan terbentuk abses pada
dinding, pus dalam lumen serta terjadi ulserasi. ada tahap ini lapisan
serosa biasanya dilapisi oleh eksudat fibrin purulen dan tahap ini disebut
apendicitis akut purulenta.
Kelanjutan dari reaksi ini adalah apendiks 0ermiformis tampak lebih
merah akibat hiperemi yang berlebihan dan edema dengan tanda-tanda
perdarahan dibawah lapisan serosa. !ari luar juga tampak eksudat
bercampur fibrin dan mesoapendiks yang membengkak. Bongga apendiks
0ermiformis juga mengandung pus berwarna merah karena perdarahan.
'ersamaan dengan itu terjadi gangren yang berwarna kehitaman karena
nekrosis sepanjang dinding sampai lapisan serosa. 4ahap ini disebut
apendicitis akut gangrenosa dan merupakan keadaan yang dapat berlanjut
menjadi ruptur pada apendiks 0ermiformis.
ada tahap selanjutnya terjadi apendicitis perforata bila apendiks
0ermiformis telah ruptur dan pus yang terdapat didalam lumen apendiks
0ermiformis dapat keluar menyebar ke organ-organ lain maupun di dalam
fossa apendiks 0ermiformis yang dapat mengakibatkan peritonitis.
E. Ge2ala Klinis A!endi0i+is
9
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
10/31
:ejala awal yang merupakan gejala klasik apendicitis adalah nyeri
samar-samar dan tumpul di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau
periumbilikus. Keluhan ini sering disertai rasa mual dan kadang ada muntah.
ada umumnya nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri
akan berpindah ke kuadran kanan bawah, ke titikMc Burney. !i titik ini nyeri
terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik
setempat. ;amun terkadang tidak dirasakan nyeri di daerah epigastrium,
tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat
pencahar. 4indakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah
terjadinya perforasi. 'ila terdapat rangsangan peritoneum, biasanya penderita
mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk. Appendicitis juga dapat disertai
dengan demam ringan, dengan suhu sekitar 2>,# -27,#o . ",2
4imbulnya gejala peradangan apendiks tergantung dari letak
apendiksnya. 'ila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di belakang
sekum /terlindung oleh caecum1, tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu
jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Basa nyeri lebih kearah perut
kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan gerakan seperti berjalan,
bernapas dalam, batuk, dan mengedan. ;yeri ini timbul karena adanya
kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal. 'ila apendiks terletak di
rongga pel0is dan terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan timbul
gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat,
pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. @ika
apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat terjadi
peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangan dindingnya.",2
ada beberapa keadaan, appendicitis agak sulit didiagnosis sehingga
tidak ditangani tepat pada waktunya dan terjadi komplikasi. isalnya pada
orang berusia lanjut yang gejalanya sering samar-samar saja sehingga sering
baru dapat didiagnosis setelah perforasi. ada wanita hamil dengan usia
kehamilan trimester pertama, gejala apendicitis berupa nyeri perut, mual, dan
muntah, dikacaukan dengan gejala serupa yang biasa timbul pada kehamilan
usia ini. 5edangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke
10
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
11/31
kraniolateral, sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi
lebih ke regio lumbal kanan.",2
F. Diagn,sis A!!endi0i+is
!iagnosis klinis dapat ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik /inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi1. 'ila diperlukandapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium,
+oto polos abdomen, U5: ataupun 4-5can, dan sebagainya. ",>
Pemeri-saan Fisi-
Ins!e-si* ada appendicitis akut biasanya ditemukan distensi perut. Pal!asi * pada regio iliaka kanan /pada titik c 'urney1 apabila ditekan
akan terasa nyeri /nyeri tekan c 'urney1 dan bila tekanan dilepas juga
akan terasa nyeri /nyeri lepas c 'urney1. Defans muscular
menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale. ;yeri tekan perut
kanan bawah /;yeri tekan merupakan kunci diagnosis dari appendicitis1.
ada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan
bawah yang disebut tanda Bo0sing /Rovsing Sign1. !an apabila tekanan
di perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan
bawah yang disebut tanda 'lumberg /Blumberg Sign1. Khusus untuk
appendicitis kronis tipeReccurent/Interval Appendicitis terdapat nyeri di
titik c 'urney tetapi tidak ada defans muscular sedangkan untuk yang
tipeReccurent Appendicular olic ditemukannyeri tekan di apendiks.",>
Pemeri-saan 32i !s,as dan 32i ,b+3ra+,r * pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui letak apendiks yang meradang. Uji psoas dilakukan
dengan rangsangan otot psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan
atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. 'ila
11
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
12/31
appendiks yang meradang menempel di m. psoas mayor, maka tindakan
tersebut akan menimbulkan nyeri. ",>
Uji obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang,
kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul
kecil. :erakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang
akan menimbulkan nyeri pada apendicitis pel0ika. ",>
Pemeri-saan 0,l,- d3b3r * @ika daerah infeksi dapat dicapai saat
dilakukan pemeriksaan ini, akan memberikan rasa nyeri pada arah jam 6
sampai jam "$. aka kemungkinan apendiks yang meradang terletak
didaerah pel0is. ada appendicitis pel0ika kunci diagnosis adalah nyeri
terbatas pada saat dilakukan colok dubur.",>
eskipun pemeriksaan dilakukan dengan cermat dan teliti, diagnosis
klinis appendicitis masih mungkin salah pada sekitar "#-$%& kasus.
Kesalahan diagnosis lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki.
)al ini dapat disadari mengingat pada perempuan terutama yang masih muda
sering mengalami gangguan yang mirip appendicitis. Keluhan itu berasal dari
genitalia interna karena o0ulasi, menstruasi, radang di pel0is, atau penyakit
12
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
13/31
ginekologik lain.Untuk menurunkan angka kesalahan diagnosis appendicitis
meragukan, sebaiknya dilakukan obser0asi penderita di rumah sakit dengan
pengamatan setiap "-$ jam. +oto barium kurang dapat dipercaya.
Ultrasonografi dan laparoskopi bisa meningkatkan akurasi diagnosis pada
kasus yang meragukan.9,>
Pemeri-saan Pen3n2ang
". aboratorium
emeriksaan laboratorium masih merupakan bagian penting untuk
menilai awal keluhan nyeri kuadran kanan bawah dalam menegakkan
diagnosis apenddicitis akut. ada pasien dengan apendicitis akut, >%-
6%& hasil laboratorium nilai leukosit dan neutrofil akan meningkat,
walaupun hal ini bukan hasil yang karakteristik. enyakit infeksi pada
pel0is terutama pada wanita akan memberikan gambaran laborotorium
yang terkadang sulit dibedakan dengan appendicitis akut emeriksaan
laboratorium merupakan alat bantu diagnosis. ada dasarnya inflamasi
merupakan reaksi lokal dari jaringan hidup terhadap suatu jejas. Beaksi
tersebut meliputi reaksi 0askuler, neurologik, humoral dan seluler. ada
anak dengan keluhan dan pemeriksaan fisik yang karakteristik
apenddicitis akut, akan ditemukan pada pemeriksaan darah adanya
lekositosis "".%%%-"(.%%%Cmm2, dengan pemeriksaan hitung jenis
menunjukkan pergeseran kekiri hampir >#&. @ika jumlah lekosit lebih
dari "7.%%%Cmm2 maka umumnya sudah terjadi perforasi dan peritonitis.
ada metode lain dikatakan penderita appendicitis akut bila ditemukan
jumlah lekosit antara "$.%%%-$%.%%%Cmm2 dan bila terjadi perforasi atau
peritonitis jumlah lekosit antara $%.%%%-2%.%%%Cmm2. Ada juga metode
yang menyatakan bahwa kombinasi antara kenaikan angka lekosit dan
granulosit adalah yang dipakai untuk pedoman menentukan diagnosa
appendicitis akut.9,>
4es laboratorium untuk appendicitis bersifat kurang spesifik,
sehingga hasilnya juga kurang dapat dipakai sebagai konfirmasi
penegakkan diagnosa. @umlah lekosit untuk appendisitis akut adalah
D"%.%%%Cmm
2
dengan pergeseran kekiri pada hemogramnya /D>%&
13
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
14/31
netrofil1. 5ehingga gambaran lekositosis dengan peningkatan granulosit
dipakai sebagai pedoman untuk appendicitis akut. Kontro0ersinya
adalah beberapa penderita dengan appendicitis acut, memiliki jumlah
lekosit dan granulosit tetap normal.2,9,>
arker inflamasi lain yang dapat digunakan dalam diagnosis
apenddicitis akut adalah -reacti0e protein /B1. etanda respon
inflamasi akut /acute phase response1 dengan menggunakan B telah
secara luas digunakan di negara maju. ada appendicitis ditemukan
kadar B yang meningkat yaitu D " mgCdl. ;ilai senstifitas dan
spesifisits B cukup tinggi, yaitu 7%-6%& dan lebih dari 6%&.
emeriksaan B mudah untuk setiap Bumah 5akit didaerah, tidakmemerlukan waktu yang lama /# -"% menit1, dan murah. 2,9
emeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi dan
menyingkirkan kelainan urologi yang menyebabkan nyeri abdomen.
Urinalisa sangat penting pada anak dengan keluhan nyeri abdomen
untuk menentukan atau menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran
kencing. Apendiks yang mengalami inflamasi akut dan menempel pada
ureter atau 0esika urinaria, pada pemeriksaan urinalisis ditemukan
jumlah sel lekosit "%-"# selClapangan pandang.9
$. +oto olos abdomen
ada apendicitis akut, pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak
membantu. ungkin terlihat adanya fekalit pada abdomen sebelah
kanan bawah yang sesuai dengan lokasi apendiks, gambaran ini
ditemukan pada $%& kasus. Kalau peradangan lebih luas dan
membentuk infiltrat maka usus pada bagian kanan bawah akan kolaps.!inding usus edematosa, keadaan seperti ini akan tampak pada daerah
kanan bawah abdomen kosong dari udara. :ambaran udara seakan-
akan terdorong ke pihak lain. roses peradangan pada fossa iliaka
kanan akan menyebabkan kontraksi otot sehingga timbul skoliosis ke
kanan. :ambaran ini tampak pada penderita appendicitis akut. 'ila
sudah terjadi perforasi, maka pada foto abdomen tegak akan tampak
udara bebas di bawah diafragma. Kadang-kadang udara begitu sedikit
14
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
15/31
sehingga perlu foto khusus untuk melihatnya. Untuk appendicitis
kronis dapat dilakukan apendikogram, dimana hasil positif bisa berupa
!illing defect" #on !illing defect" $arsial" Irreguler" mouse tail%9
Kalau sudah terjadi peritonitis yang biasanya disertai dengan
kantong-kantong pus, maka akan tampak udara yang tersebar tidak
merata dan usus-usus yang sebagian distensi dan mungkin tampak
cairan bebas, gambaran lemak preperitoneal menghilang, pengkaburan
psoas shadow. Walaupun terjadi ileus paralitik tetapi mungkin terlihat
pada beberapa tempat adanya permukaan cairan udara /air-fluid le0el1
yang menunjukkan adanya obstruksi. +oto E-ray abdomen dapat
mendeteksi adanya fecalith /kotoran yang mengeras dan terkalsifikasi,berukuran sebesar kacang polong yang menyumbat pembukaan
apendiks1 yang dapat menyebabkan appendicitis. Ini biasanya terjadi
pada anak-anak. +oto polos abdomen supine pada abses appendik
kadang-kadang memberi pola bercak udara dan air fluid le0el pada
posisi berdiriC! /decubitus1, kalsifikasi bercak rim-like /melingkar1
sekitar perifer mukokel yang asalnya dari apendiks. ada appendicitis
akut, kuadran kanan bawah perlu diperiksa untuk mencari
appendikolit* kalsifikasi bulat lonjong, sering berlapis. 9
emeriksaan radiologi dengan kontras barium enema hanya
digunakan pada kasus-kasus menahun. emeriksaan radiologi dengan
barium enema dapat menentukan penyakit lain yang menyertai
appendicitis. 'arium enema adalah suatu pemeriksaan E-ray dimana
barium cair dimasukkan ke kolon dari anus untuk memenuhi kolon.
4es ini dapat seketika menggambarkan keadaan kolon di sekitar
apendiks dimana peradangan yang terjadi juga didapatkan pada kolon.
Impresi ireguler pada basis sekum karena edema /infiltrasi sehubungan
dengan gagalnya barium memasuki apendiks /$%& tak terisi1.
4erisinya sebagian dengan distorsi bentuk kalibernya tanda
appendicitis akut, terutama bila ada impresi sekum. 5ebaliknya lumen
apendiks yang paten menyingkirkan diagnosa appendicitis akut. 'ila
barium mengisi ujung apendiks yang bundar dan ada kompresi dari
luar yang besar di basis sekum yang berhubungan dengan tak terisinya
15
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
16/31
apendiks tanda abses apendiks. 'arium enema juga dapat
menyingkirkan masalah-masalah intestinal lainnya yang menyerupai
apendiks, misalnya penyakit hron, in0erted appendicel stump,
intususepsi, neoplasma benignaCmaligna. 2,9
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi telah banyak digunakan untuk diagnosis
appendicitis akut maupun appendicitis dengan abses. Untuk dapat
mendiagnosis appendicitis akut diperlukan keahlian, ketelitian, dan
sedikit penekanan transduser pada abdomen. Apendiks yang normal
jarang tampak dengan pemeriksaan ini. Apendiks yang meradang
tampak sebagai lumen tubuler, diameter lebih dari 9 mm, tidak ada
peristaltik pada penampakan longitudinal, dan gambaran target pada
penampakan trans0ersal. Keadaan awal appendicitis akut ditandai
dengan perbedaan densitas pada lapisan apendiks, lumen yang utuh,
dan diameter 6 8 "" mm. Keadaan apendiks supurasi atau gangren
ditandai dengan distensi lumen oleh cairan, penebalan dinding
apendiks dengan atau tanpa apendikolit. Keadaan apendiks perforasi
ditandai dengan tebal dinding apendiks yang asimetris, cairan bebas
intraperitonial, dan abses tunggal atau multipel. 9
Akurasi ultrasonografi sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan
kemampuan pemeriksa. ada beberapa penelitian, akurasi antara 6% 8
6(&, dengan nilai sensiti0itas dan spesifisitas yaitu 7# dan 6$&.
emeriksaan dengan Ultrasonografi /U5:1 pada appendicitis akut,
ditemukan adanya fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih
dari 9 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari $ mm dan
pengumpulan cairan perisekal. Apabila apendiks mengalami ruptur
atau perforasi maka akan sulit untuk dinilai, hanya apabila cukup udara
maka abses apendiks dapat diidentifikasi. 9
U5: dapat mengidentifikasi appendik yang membesar atau abses.
Walaupun begitu, appendik hanya dapat dilihat pada #%& pasien
selama terjadinya appendicitis. ?leh karena itu, dengan tidak
terlihatnya apendiks selama U5: tidak menyingkirkan adanya
appendicitis. U5: juga berguna pada wanita sebab dapat
16
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
17/31
menyingkirkan adanya kondisi yang melibatkan organ o0arium, tuba
falopi dan uterus yang gejalanya menyerupai appendicitis. )asil U5:
dapat dikatagorikan menjadi normal, non spesifik, kemungkinan
penyakit kelainan lain, atau kemungkinan appendik. )asil U5: yang
tidak spesifik meliputi adanya dilatasi usus, udara bebas, atau ileus.
)asil U5: dikatakan kemungkinan appaendik jika ada pernyataan
curiga atau jika ditemukan dilatasi appendik di daerah fossa iliaka
kanan, atau dimana U5: di konfirmasikan dengan gejala klinik
dimana kecurigaan appendicitis. 9,>
FUltrasonogram showing longitudinal section /arrows1 of
inflamed appendiEG
(. omputed 4omography 5canning /4-5can1
ada keadaan normal apendiks, jarang ter0isualisasi dengan
pemeriksaan ini. :ambaran penebalan dinding apendiks dengan
jaringan lunak sekitar yang melekat, mendukung keadaan apendiks
yang meradang. 4-5can mempunyai sensiti0itas dan spesifisitas yang
tinggi yaitu 6%8"%%& dan 6986>&, serta akurasi 6(8"%%&. 4-5can
sangat baik untuk mendeteksi apendiks dengan abses atau flegmon.
ada pasien yang tidak hamil, 4-scan pada daerah appendik sangat
berguna untuk mendiagnosis appendicitis dan abses periappendikular
sekaligus menyingkirkan adanya penyakit lain dalam rongga perut dan
pel0is yang menyerupai appendicitis.9,>
17
CT-Scan showing enlarged andinfamed appendi !"# e$ending
CT- scan showing cross-sec$ion o%
infamed appendi!"# wi$h
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
18/31
#. aparoskopi /aparoscopy1
eskipun laparoskopi mulai ada sejak awal abad $%, namun
penggunaanya untuk kelainan intraabdominal baru berkembang sejak
tahun "6>%-an. !ibidang bedah, laparoskopi dapat berfungsi sebagai
alat diagnostik dan terapi. !isamping dapat mendiagnosis apendicitis
secara langsung, laparoskopi juga dapat digunakan untuk melihat
keadaan organ intraabdomen lainnya. )al ini sangat bermanfaat
terutama pada pasien wanita. ada appendicitis akut laparoskopi
diagnostik biasanya dilanjutkan dengan apendektomi laparoskopi.9,>
9. )istopatologi
emeriksaan histopatologi adalah standar emas /gold standard1
untuk diagnosis appendicitis akut. Ada beberapa perbedaan pendapat
mengenai gambaran histopatologi appendicitis akut. erbedaan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa belum adanya kriteria gambaran
histopatologi appendicitis akut secara uni0ersal dan tidak ada
gambaran histopatologi apendicitis akut pada orang yang tidak
dilakukan operasi. !ari hasil penelitian 0ariasi diagnosis histopatologi
appendisitis akut diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan adanya
komunikasi antara ahli patologi dan antara ahli patologi dengan ahli
bedahnya. 9
!efinisi histopatologi appendicitis akut*
".5el granulosit pada mukosa dengan ulserasi fokal atau difus di
lapisan epitel.
$. Abses pada kripte dengan sel granulosit di lapisan epitel.
2.5el granulosit dalam lumen apendiks dengan infiltrasi ke dalam
lapisan epitel.
(.5el granulosit di atas lapisan serosa apendiks dengan abses
apendikuler, dengan atau tanpa terlibatnya lapisan mukusa.
#.5el granulosit pada lapisan serosa atau muskuler tanpa abses
mukosa dan keterlibatan lapisan mukosa, bukan appendicitis akut
tetapi periappendicitis.
Sis+em s-,r Al4arad,
18
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
19/31
!iagnosis apendisitis akut pada anak tidak mudah ditegakkan hanya
berdasarkan gambaran klinis, hal ini disebabkan sulitnya komunikasi
antara anak, orang tua dan dokter. Anak belum mampu untuk
mendiskripsikan keluhan yang dialami, suatu hal yang relatif lebih mudah
pada umur dewasa. Keadaan ini menghasilkan angka apendektomi negatif
sebesar $%& dan angka perforasi sebesar $%-2%& /Bamachandran, "6691.
5alah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan medis
ialah membuat diagnosis yang tepat. 4elah banyak dikemukakan cara
untuk menurunkan insidensi apendektomi negatif, salah satunya adalah
dengan instrumen skor Al0arado. 5kor Al0arado adalah sistem skoring
sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan kurang in0asif
/5eleemH Amri dan 'ermansyah, "66>1. Alfredo Al0arado tahun "679
membuat sistem skor yang didasarkan pada tiga gejala , tiga tanda dan dua
temuan laboratorium. Klasifikasi ini berdasarkan pada temuan pra operasi
dan untuk menilai derajat keparahan apendisitis. !alam sistem skor
Al0arado ini menggunakan faktor risiko meliputi migrasi nyeri, anoreksia,
nausea dan atau 0omitus, nyeri tekan di abdomen kuadran kanan bawah,
nyeri lepas tekan, temperatur lebih dari 2>,$%
, lekositosis dan netrofil
lebih dari >#&. ;yeri tekan kuadran kanan bawah dan lekositosis
mempunyai nilai $ dan keenam sisanya masing-masing mempunyai nilai
", sehingga kedelapan faktor ini memberikan jumlah skor "% /Al0arado,
"679H Bice, "6661.
S-,r Al4arad,
Fa-+,r Risi-, S-,ring
migrasi nyeri "
nausea dan 0omitus "
anoreksia "
Tanda
nyeri kuadran kanan bawah $
19
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
20/31
nyeri lepas tekan "
temperatur D 2>,$% "
Lab,ra+,ri3m
angka lekosit D "%.%%% $
persentase netrofil D >#& "
T,+al S-,r "%
Nilai *
< 4
kronis4 7 ragu-observasi
> 7 akut
enelitian yang dilakukan oleh Amri dan 'ermansyah /"66>1
mengenai skor Al0arado pada diagnosis apendisitis akut dengan skor
pembatas /cut off point1 9, didapatkan sensiti0itas* 6%,6%& dan
spesifisitas* >#,>#& dengan akurasi diagnostik* 72,22&, 4ranggono
/$%%%1 melaporkan dengan memakai skor pembatas /cut off point1 >
didapatkan sensiti0itas* >",(2& dan spesifisitas* 96,%6& dengan akurasi
diagnostik 96,>(&. 5edangkan +enyo melaporkan sensiti0itas* 6%,$%&
dan spesifisitas* 6",(%&. 'erdasarkan skoring terhadap faktor risiko yang
digunakan dalam sistem skor Al0arado seperti tertulis di atas maka dapat
diasumsikan bahwa semakin lengkap gejala, tanda dan pemeriksaan
laboratorium yang muncul atau keberadaannya positif maka skor Al0arado
akan semakin tinggi, mendekati "%, ini mengarahkan kepada apendisitisakut atau apendisitis perforasi. !emikian pula sebaliknya jika semakin
tidak lengkap maka skor Al0arado semakin rendah, mendekati ", ini
mengarahkan kepada apendisitis kronis atau bukan apendisitis. 5kor
Al0arado adalah sistem skoring yang didasarkan pada gejala dan tanda
klinis apendisitis akut, telah banyak dipergunakan. ada tulisan aslinya,
Al0arado merekomendasikan untuk melakukan operasi pada semua pasien
20
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
21/31
dengan skor > atau lebih dan melakukan obser0asi untuk pasien dengan
skor # atau 9.
Andersson, dalam studi meta-analisis gejala klinis dan laboratorium
mendapatkan hasil bahwa riwayat nyeri berpindah /migration pain1 dari
umbilikus dan reaksi peritoneal /nyeri tekan kanan bawah, nyeri
lepasCBeboundJs sign, Bo0singJs sign1 adalah informasi diagnostik
apendisitis akut yang penting /Andersson, $%%(1
G. DIAGNOSIS "ANDING APPENDI1ITIS
'eberapa penyakit mempunyai tanda dan gejala yang menyerupai apendicitis
akut dan perlu dipertimbangkan sebagai diagnosa banding. enyakit-penyakit
itu adalah*
". :astroenteritis
ada penyakit ini ditemukan mual, muntah dan diare, gejala yang sama
akan ditunjukkan pada peradangan apendiks yang terletak pel0ikal. ada
anamnesis akan ditemukan mual muntah mendahului rasa sakit
/berlawanan dengan apendicitis akut1 juga pada gastroenteritis sakit perut
lebih ringan. anas dan lekositosis kurang menonjol jika dibandingkan
apendicitis akut. ada pemeriksaan colok dubur apendicitis akut letak
pel0ikal akan memberikan rasa nyeri, sedangkan gastroenteritis tidak.
$. !emam dengue
!apat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis, disini didapatkan hasil
tes positip untuk Bumpel eede, trombositopeni dan hematokrit yang
meningkat.
2. imfadenitis mesenterika
!itandai dengan rasa nyeri perut terutama kanan, disertai mual dan nyeri
tekan perut yang samar. ada anamnesa akan ditemukan mual dan muntah
yang mendahului rasa sakit /pada apendicitis akut mual dan muntah
timbul setelah rasa sakit1
(. :angguan genitalia wanita
?0ulasi dari o0arium kanan dapat memberikan rasa sakit yang mirip
dengan apendicitis akut. ada anamnesa akan ditemukan keluhan nyeri
yang sama sebelumnya dan rasa nyeri akan berlangsung saat o0ulasi
terjadi, yaitu sekitar "$-"( hari setelah haid pertama haid terakhir. ada
21
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
22/31
o0ulasi tanda radang tidak ada, dan nyeri biasanya menghilang kurang dari
dua hari.
#. Infeksi panggul
5alpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendicitis akut.
4emperatur biasanya lebih tinggi, dan nyeri lebih difus. ada wanita
biasanya disertai dengan keputihan.
9. Kehamilan ektopik
ada apendicitis tidak ditemukan tumor dan nyeri pada gerakan ser0ik
uteri tidak seberapa nyata seperti yang ditemukan pada kehamilan
ektopik. ;yeri perut bagian bawah pada apendicitis terletak pada titik
c'urney.
>. Kista o0arium yang terpuntir
;yeri timbul mendadak dengan intensitas yang tinggi serta teraba massa
dalam rongga pel0is, tidak ada demam.
7. ndometriosis eksterna
;yeri didapatkan ditempat endometriosis berlangsung, nyeri pada saat
menstruasi karena darah tidak dapat keluar.
6. :angguan traktus urinarius
Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan
merupakan gambaran yang khas pada batu ureter atau batu ginjal kanan,
juga ditemukan eritrosuria. ada pielonefritis sering disertai demam tinggi
menggigil, nyeri kosto0ertebral disebelah kanan dan piuria.
"%. enyakit lain
enyakit lain yang perlu dipikirkan adalah peradangan diperut seperti
di0ertikulitis eckel, perforasi tukak duodenum atau lambung,
kolesistisis akut, pankreatitis, di0ertikulitis kolon, obstruksi usus awal,
perforasi kolon, demam tifoid abdominalis
22
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
23/31
$. Tera!i A!!endi0i+is
'ila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah
apendektomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik. enundaan
apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau
perforasi. Insidensi apendiks normal yang dilakukan pembedahan sekitar
$%&. ada apendicitis akut tanpa komplikasi tidak banyak masalah.
Appendektomi /aparoskopi appendektomi dan open appendektomi1
o itoakut, abses perforasi
o lektifkronik Konser0atif kemudian operasi elektif /Infiltrat1 biasanya setelah 2
bulan konser0atif baru dilakukan operasi 'ed rest total posisi +owler /anti 4randelenburg1 !iet rendah serat Antibiotika spektrum luas etronida3ol onitorInfiltrat, tanda$ peritonitis /perforasi1, suhu tiap 9 jam, !,
bila baik mobilisasi pulang. 9,>
enderita anak perlu cairan intra0ena untuk mengoreksi dehidrasi ringan.
ipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk
mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi. ada appendicitis
akut dengan komplikasi berupa peritonitis karena perforasi menuntut tindakan
yang lebih intensif, karena biasanya keadaan anak sudah sakit berat. 4imbul
dehidrasi yang terjadi karena muntah, sekuestrasi cairan dalam rongga
abdomen dan febris. Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-
kurangnya (-9 jam sebelum dilakukan pembedahan. ipa nasogastrik
dipasang untuk mengosongkan lambung agar mengurangi distensi abdomendan mencegah muntah. Kalau anak dalam keadaan syok hipo0olemik maka
diberikan cairan ringer laktat $% mlCkg'' dalam larutan glukosa #& secara
intra0ena, kemudian diikuti dengan pemberian plasma atau darah sesuai
indikasi. 5etelah pemberian cairan intra0ena sebaiknya die0aluasi kembali
kebutuhan dan kekurangan cairan. 5ebelum pembedahan, anak harus
memiliki urin output sebanyak " mlCkg''Cjam. Untuk menurunkan demam
diberikan acetaminophen suppositoria /9%mgCtahun umur1. @ika suhu di atas
23
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
24/31
27% pada saat masuk rumah sakit, kompres alkohol dan sedasi diindikasikan
untuk mengontrol demam. 9
Antibiotika sebelum pembedahan diberikan pada semua anak dengan
appendicitis, antibiotika profilaksis mengurangi insidensi komplikasi infeksi
appendicitis. emberian antibiotika dihentikan setelah $( jam selesai
pembedahan. Antibiotika berspektrum luas diberikan secepatnya sebelum ada
biakan kuman. emberian antibiotika untuk infeksi anaerob sangat berguna
untuk kasus-kasus perforasi appendicitis. Antibiotika diberikan selama # hari
setelah pembedahan atau melihat kondisi klinis penderita. Kombinasi
antibiotika yang efektif melawan bakteri aerob dan anaerob spektrum luas
diberikan sebelum dan sesudah pembedahan. Kombinasi ampisilin
/"%%mgCkg1, gentamisin />,#mgCkg1 dan klindamisin /(%mgCkg1 dalam dosis
terbagi selama $( jam cukup efektif untuk mengontrol sepsis dan
menghilangkan komplikasi appendicitis perforasi. etronida3ol aktif
terhadap bakteri gram negatif dan didistribusikan dengan baik ke cairan tubuh
dan jaringan. ?bat ini lebih murah dan dapat dijadikan pengganti
klindamisin.9
?pen appendektomi ini merupakan prosedur yang sudah lama menjadi
standar untuk operasi apendicitis. ada metode ini, ahli bedah melakukan
tindakan operasi dengan melakukan insisi pada perut kanan bawah, dengan
panjang luka kurang lebih # cm. 'elakangan ini metode open appendektomi
yang menggunakan insisi c 'urney ini sudah banyak ditinggalkan karena
luasnya insisi sehingga akan menimbulkan jaringan parut yang cukup luas
penyembuhan luka yang lama sehingga tidak baik untuk kosmetik. ada
teknik laparoskopi appendektomi beberapa incisi kecil dibuat di abdomen/biasanya 2 irisan1. ada salah satu incisi, laparoskopi dimasukkan.
aparoskopi mempunyai lensa kecil /sebagai kamera1 yang berhubungan
dengan monitor 4
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
25/31
inflamed appendiE remo0al by open surgery
5kema Appendektomi aparoskopi. 2,#,9,>
I. K,m!li-asi A!!endi0i+is
uka infeksi ?bstruksi saluran cerna
Abses abdominalCpel0is
5tump appendicitis walaupun jarang terjadi, namun ada sekitar 29
kasus appendicitis yang dilaporkan berasal dari jaringan apendiks sisa
operasi appendektomi sebelumnya.
eritonitis
Kematian /namun jarang1. 9,6
25
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
26/31
*. Pr,gn,sis A!!endi0i+is
!engan diagnosis dan pembedahan yang cepat, tingkat mortalitas dan
morbiditas penyakit ini sangat kecil. Angka kematian lebih tinggi pada anak
dan orang tua. Apabila appendiks tidak diangkat, dapat terjadi serangan
berulang.#,6
26
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
27/31
KASUS
(. IDENTITAS
;ama * An. LI
@enis kelamin * aki-laki
Umur * > tahun
Alamat * ;guwin, angunharjo
ekerjaan * elajar
5uku * @awa
Agama * Islam
;o. B * $%#"$%
4anggal ke poli * "( Agustus $%"#
&. KELU$AN UTA#A
;yeri perut kanan bawah.
. ANA#NESIS 5$ETEROANA#NESIS6
Biwayat enyakit 5ekarang*
asien mengeluh nyeri perut kanan bawah dirasakan sejak 2 hari
yang lalu. ;yeri dirasakan awalnya hilang timbul namun sekarang menjadi
semakin sering. ;yeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan panas. asien
mengaku nyeri perut bertambah berat jika berjalan sehingga harus
membungkuk jika berjalan. asien mengaku nyeri perut dari awal hanya
dirasakan dikanan bawah, nyeri ulu hati /-1. asien juga mengaku badanya
sumer-sumer sejak 2 hari yang lalu. asien juga mengeluh mual /M1 namun
tidak muntah. ;afsu makan menurun /M1. 4idak ada keluhan pada 'AK
dan 'A'. 'A' terakhir " hari yang lalu, kentut /M1. ;yeri kepala /-1,
batuk /-1, pilek /-1. 4idak ada keluhan lain.
Biwayat enyakit !ahulu*
'elum pernah sakit
Biwayat enyakit Keluarga
27
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
28/31
Biwayat darah tinggi, asma dan kencing manis pada keluarga
disangkal. Biwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu pada keluarga
disangkal. 4idak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama.
Biwayat 5osial
7. PE#ERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kondisi pasien * emah
Kesadaran * ompos mentis
4ek.darah * "%%C>% mm)g
;adi * 6$ kali per menit
ernafasan * $% kali per menit
5uhu aEiler * 2>, 7N /aEiler1
Kepala eher
Anemia -, Ikterus -, yanosis -, !yspnea -
4horaE
'entuk * normal
aru
Inspeksi * 5imetris, retraksi sela iga 8
alpasi * 5imetris
erkusi * 5onor MCM
Auskultasi*
7/23/2019 Lapsus Apendicitis Irna
29/31
erkusi 4impani
alpasi !efence muscular /M1, nyeri tekan c'urney /M1, nyeri
tekan lepas /M1, ro0sing sign /M1, psoas sign /M1
)epar* tidak teraba
ien* 4idak terabaB4 /-1 pasien menolak
kstremitas
Atas Akral hangat
4idak didapat deformitas
5endi* tidak didapatkan nyeri sendi
dema* tidak didapatkan
'awah Akral hangat
!eformitas /M1 pada ankle !
5endi* kaku pada ankle !dema* tidak didapatkan
). Pemeri-saan Pen3n2ang
8 Darah Leng-a!:
o Le3-,si+ : 9(''L
o $b : ((' gdl
o $1T : 7;>276#-o0er0iew
#. 'runicardi, +.., et al. $%%>. Schwart*+s $rinciple of Surgery. U5A * 4he c
:raw )ill ompany.
9. 'edah !igestif. $%%7. Apendicitis a&ut. Betrie0ed ay $$, $%"%, from Ilmu
'edah U:* http*CCbedahugm.netC'edah-!igestiCApendicitis-akut.html
>. )ardin, ike. "666. Acute Appendicitis Review and ,pdate. Betrie0ed ay
$$, $%%6, from American Academy of +amily hysicians.*
http*CCwww.aafp.orgCafpC66""%"apC$%$>.htm
7. raig, 5andy. $%%7. Appendicitis" AcutDifferential Diagnoses - .or&up%
Betrie0ed ay $$, $%"%, from eedicine *
http*CCemedicine.medscape.comCarticleC>>276#-diagnosis
6. raig, 5andy. $%%7.Appendicitis" Acut - !ollow(up% Betrie0ed ay $$, $%"%,
from eedicine * http*CCemedicine.medscape.comCarticleC>>276#-followup
http://knol.google.com/k/dr-david-hackam/appendicitis/RNKGbbtd/Z1o0Yghttp://knol.google.com/k/dr-david-hackam/appendicitis/RNKGbbtd/Z1o0Yghttp://emedicine.medscape.com/article/773895-overviewhttp://bedahugm.net/Bedah-Digesti/Apendisitis-akut.htmlhttp://www.aafp.org/afp/991101ap/2027.htmhttp://knol.google.com/k/dr-david-hackam/appendicitis/RNKGbbtd/Z1o0Yghttp://knol.google.com/k/dr-david-hackam/appendicitis/RNKGbbtd/Z1o0Yghttp://emedicine.medscape.com/article/773895-overviewhttp://bedahugm.net/Bedah-Digesti/Apendisitis-akut.htmlhttp://www.aafp.org/afp/991101ap/2027.htm