Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

62
1 PENGARUH KARAKTERISTIK GAYA PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M

Transcript of Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

Page 1: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

1

PENGARUH KARAKTERISTIK GAYA PENYUSUNAN ANGGARAN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Irna Wulandri

104082002762

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 2: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

2

ABSTRACT

Irna Wulandri, the minithesis title is “effect of budgetary arranging

characteristic on manajerial performance”. Strata 1 (S-1). Accounting Deppartment,

concentration of Manajement Accounting, Faculty of Economics and Social Science,

State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research have a purpose for examines effect of budgetary arranging

characteristic with five sub variable such as Budgetary Participation, budget Goal

Clarity, budgetary feed back, budgetary Evaluation, Budget Goal Difficult on

manajerial performance.

The object that used in this research is service firm at Jabotabek and data

collected by kuesioner spread to 55 lower lever manager with 36 exlempar feed back.

Analitis data method that used is data quality test, descriptive statistic, classic

assumption test, and hypothesis test with simple linier regression.

The Result from this research show that budgetary composing characteristic

simultanlly have positive and significant inffluence on manajerial performance. But

individually from five sub variable of budgetary composition characteristic, just

variable budgetary participatin and budget goal dificult that have positive and

significant inffluence.Other variabel such as budget goal clarity, budgetary feed

back, and budgetary evaluation do not have positive and significant effect to

manajerial performance.

Key words: budgetary characteristic, Budgetary Participation, budget Goal Clarity,

budgetary feed back, budgetary Evaluation, Budget Goal Difficult on

manajerial performance.

Page 3: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberhasilan setiap organisasi bisnis dewasa ini tergantung pada

keberhasilan proses bisnis yang diselaraskan dengan tujuan dan strategi organisasi

perusahaan secara keseluruhan. Lebih jauh lagi, setiap individu yang berada

dalam organisasi tersebut haruslah mengerti seberapa besar masing-masing

individu memahami tujuan dan berperan dalam proses pencapaian tujuan,

sehingga sangatlah penting bagi sebuah organisasi untuk menciptakan kondisi

yang memungkinkan dalam rangka pencapaian tujuan utama perusahaan. Untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, perusahaan memerlukan anggaran sebagai

salah satu komponen penting, agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang

dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah seperti sekarang ini. Menurut

Hansen dan Mowen (1997: 151) sebuah organisasi memerlukan anggaran untuk

menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam rencana dan tujuan jangka pendek

dan jangka panjang. Kenis (1979, dalam Endro Winarno, 2006) menjelaskan

fungsi-fungsi dari anggaran selain sebagai alat untuk pengendalian, juga sebagai

alat untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memotivasi dan

mengevaluasi prestasi. Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang

penting dan melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas maupun manajer

tingkat bawah yang akan memainkan peranan dalam mempersiapkan dan

Page 4: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

4

mengevaluasi berbagai alternatif dari tujuan anggaran, dimana anggaran

senantiasa digunakan sebagai tolak ukur terbaik kinerja manajer.

Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat

melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan

Lewin, 1970; Welsch, Hilton dan Gordon, 1996). Sebagai alat perencanaan,

anggaran merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan

dicapai oleh para manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu pada masa yang akan datang. Anggaran digunakan

oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk melaksanakan tujuan-tujuan

organisasi kedalam dimensi kuantitatif dan waktu, serta mengkomunikasikannya

kepada manajer-manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka panjang

maupun jangka pendek. Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan

serangkaian aktifitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk angggaran.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali

mengenai karakteristik gaya penyusunan anggaran yang memiliki lima sub

variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran,

umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran, tetapi

dalam hubungan antara karakteristik dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja

manajerial. Dengan demikian, judul penelitian skripsi ini ialah ”Pengaruh

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial”.

Page 5: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

5

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah karakteristik gaya penyusunan anggaran (partisipasi dalam

penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran,

evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran) berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja manajerial.

2. Apakah karakteristik gaya penyusunan anggaran (partisipasi dalam

penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran,

evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran) berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja manajerial.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk menguji pengaruh karakteristik gaya penyusunan anggaran

(partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan

balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran) terhadap

kinerja manajerial.

Page 6: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

6

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis

1. Anggaran

a. Definisi Anggaran

Kenis (1979) dalam Endro Winarno (2006) menyatakan bahwa

anggaran adalah alat koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dan

bawahan dalam organisasi. Anthony dan Govindarajan (1998:373)

mendefinisikan anggaran sebagai sebuah rencana keuangan, biasanya

mencakup periode satu tahun dan merupakan alat-alat untuk perencanaan

jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi. Hansen and Mowen

(1997) dalam Endro Winarno (2006) mendefinisikan anggaran sebagai

suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang

digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam

satuan operasional.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan anggaran memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain

keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau

beberapa tahun.

Page 7: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

7

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang

lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

b. Manfaat Anggaran

Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting.

Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan

dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses

dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas

organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa

mendatang. Semakin bergejolak lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi

eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun stategi. Pemikiran

strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses

integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi.

Menurut Carrison/Norrin yang diterjemahkan oleh Totok

Budisantoso (2000). Program penganggaran memiliki manfaat untuk

perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen

melalui organisasi.

Page 8: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

8

2. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan

masa depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan, maka akan

terlalu banyak manajer yang harus menghabiskan waktunya untuk

mengatasi berbagai masalah darurat.

3. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumberdaya pada

berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif

mungkin.

4. Proses penganggaran dapat mengungkap adanya kemandegan

potensial sebelum terjadinya.

5. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara

mengintegritaskan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut

memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran

yang sama.

6. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai

benchmark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.

c. Fungsi Anggaran

Siregar (2003:2) dalam Sucy Rachmawati 2008 berpendapat bahwa

peran anggaran pada suatu organisasi merupakan alat untuk membantu

manajemen dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan

dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan organisasi untuk tujuan

Page 9: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

9

yang telah ditetapkan. Sehingga anggaran berfungsi sebagai fungsi

perencanaan, fungsi pengendalian, fungsi koordinasi dan sebagai pedoman

kerja. Seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1. Fungsi Perencanaan

Proses perencanaan baik perencanaan jangka pendek (perencanaan

taktis) maupun perencanaan jangka panjang (perencanan strategis), adalah

komponen dari keseluruhan sistem. Hal ini merupakan dasar bagi elemen

lainnya karena melaui proses perencanaan ini kita menentukan apa yang

akan kita lakukan, bagaimana kita akan melakukannya, dan siapa yang

akan mengerjakannya. Perencanaan beroperasi seperti pusat

pemikiran/otak dalam perusahaan. Anggaran sebagai alat perencanaan

tertulis memberikan gambaran yang jelas atas perencanaan suatu

organisasi.

2. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengendalian

dalam suatu organisasi. Pengendalian merupakan suatu kegiatan yang

diperlukan untuk mengusahakan agar tujuan, kebijakan, dan standar yang

telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik semaksimal mungkin.

3. Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari

setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.

Page 10: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

10

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya

koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan

keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran

yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana

yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana

kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat

dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam

perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu

bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.

4. Pedoman kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis

dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran

berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang

akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian

dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

d. Hubungan anggaran dengan manajemen

Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, anggaran merupakan alat

perencanaan kerja, alat pengkoordinasian kerja pedoman kerja serta alat

pengawasan/pengendalian kinerja. Dengan memahami dan membiasakan diri

melakukan penganggaran, perusahaan akan lebih mampu dalam memprediksi

perubahan yang akan terjadi dan dampaknya bagi operasi usaha, serta

mempersiapkan sedini mungkin segala perangkat diperlukan untuk mencapai

Page 11: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

11

tujuan dan target yang telah ditetapkan. Dengan penganggaran, tidak hanya

perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan, tetapi juga koordinasi dan

pengendaliannya. Ketiga fungsi manajemen ini (perencanaan, koordinasi dan

pengendalian) secara sekaligus tercermin dalam proses penganggaran.

Skenario anggaran dapat disusun dengan mudah dalam tampilan

komputer, tapi yang perlu dihayati adalah hakikat anggaran cenderung banyak

persamaan dengan hubungan antar manusia (human relations) daripada

sekedar rekayasa angka. Pengendalian biaya dilakukan oleh manusia. Teknik-

teknik kalkulasi yang telah diciptakan untuk membantu manajemen tidak akan

berhasil jika realisasinya tidak benar. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu

anggaran tergantung dari sikap (attitude) para individu yang bersangkutan.

Mekanisme anggaran semata-mata merupakan tehnik yang diyakini bahwa

kinerja yang baik dapat dicapai, perlu ditetapkan suatu standar. Bila dalam

realisasinya terdapat kondisi yang akomodatif, maka tujuan-tujuan yang telah

ditentukan dapat berhasil. Dengan demikian tampak bahwa anggaran

mempunyai kaitan yang erat dengan proses manajemen. Proses manajemen

adalah suatu kumpulan kegiatan yang saling berhubungan yang dilakukan

oleh manajemen dari suatu organisasi untuk menjalankan fungsi-fungsi

manajemen.

Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni

untuk mengadakan perencanaan (planning), mengadakan pengorganisasian

(organizing), mengadakan pengarahan dan pembimbingan (directing),

Page 12: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

12

mengadakan pengkoordinasian (coordinating) serta mengadakan pengawasan

(controling) terhadap orang-orang dan barang-barang.

Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin bahwa

pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik serta sempurna, tanpa

dikelola oleh tangan-tangan manajemen (manajer) yang trampil dan berbakat.

Disamping itu, anggaran sebagai suatu alat masih juga mengandung beberapa

kelemahan-kelemahan, seperti yang dikatakan oleh Hansen dan Mowen

(2005:377), antara lain:

a) Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran (forecasting). Betapapun

cermatnya taksiran tersebut dibuat namun amatlah sulit untuk

mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan kemudian sama sekali

tidak berbeda dengan kenyataannya nanti.

b) Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan

berbagai data, infoffilasi dan faktor-faktor baik yang controlable maupun

yang uncontrolable. Dengan demikian, jika nantinya terjadi perubahan-

perubahan terhadap data informasi serta faktor-faktor tersebut akan

merubah pula ketetapan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut.

c) Berhasil atau tidaknya pelaksanaan (realisasi) anggaran sangat tergantung

pada manusia-manusia pelaksananya. Anggaran yang baik tidak akan bisa

direalisasikan bilamana para pelaksananya tidak mempunyai ketrampilan

serta kecakapan yang memadai.

Page 13: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

13

Dengan demikian nampaklah bahwa anggaran sebagai suatu alat,

penggunaan, modifikasi serta pelaksanaannya sangat tergantung pada

manusia-manusianya. Oleh sebab itulah maka kehadiran manajemen

(manajer) mutlak diperlukan bagi perusahaan. Begitu pula halnya dengan

perusahaan, perusahaan yang cenderung memandang kedepan, akan selalu

memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan datang.

Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal

berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Dimana,

bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu

mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu

kesempatan hal ini ditanyakan kepada seseorang General Manager yang

sukses, maka sering didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada

waktu mendatang pada umumnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah dalam

membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus

mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan,

seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual,

memilih atau menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga, metoda-

metoda produksi, metoda-metoda distribusi, termin penjualan. Dalam kaitan

dan hubungan antara anggaran dan managemen yang sangat erat dalam hal

penyusunan perencanaan. Dalam hal ini anggaran bermanfaat untuk

Page 14: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

14

membantu manajemen meneliti, mempelajari masalah-masalah yang

berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain,

sebelum merencanakan kegiatan manajer mengadakan penelitian dan

pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana-

rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas-

fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, pengembangan produk

dan lain sebagainya. Dalam bidang perencanaan lain misalnya mengerahkan

seluruh tenaga dalam perusahaan untuk menentukan arah atau kegiatan yang

paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk jangka waktu yang

panjang dan schedule yang teratur, akan sangat membantu dalam

mengerahkan dengan tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesmen, kepala

cabang dan semua tenaga operasional. Dalam menentukan tujuan-tujuan

perusahaan manajemenlah yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan

logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Penentuan

tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Anggaran dapat membantu

manajemen dalam memilih; mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana

yang tidak. Dengan di susunnya perencanaan yang terperinci, dapat

dihindarkan biaya-biaya yang timbul sehingga membantu dan menyokong

tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.

Page 15: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

15

e. Proses penyusunan anggaran

Proses penyusunan anggaran didahului dengan penyusunan program.

Dalam penyusunan program melibatkan peran dari departemen anggaran dan

komite aggaran. Departemen anggaran bertugas mengusulkan dan

menyebarkan pedoman umum penyusunan anggaran, mengkoordinasikan

berbagai usulan anggaran, menyerahkan anggaran final kepada manajemen

puncak dan dewan komisaris untuk disahkan kepada berbagai unit organisasi.

Anggaran disusun berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, yang berlaku

selama tahun anggaran. Apabila kondisi sesungguhnya ternyata berbeda

dengan yang diasumsikan maka ada kemungkinan anggaran yang telah

disusun perlu direvisi. Revisi anggaran hanya dilakukan jika kondisi yang

mendasari penyusunan anggaran menyimpang dari yang diasumsikan semula.

f. Dampak anggaran terhadap perilaku manusia

Anggaran merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh orang-

orang yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,

penyusunan anggaran harus dilakukan sedemikian rupa agar para pelaksana

termotivasi untuk melaksanakan anggaran dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan anggaran hendaknya tidak terjadi hanya mencakup aspek teknik

saja, tetapi juga perlu mempertimbangkan fihak-fihak yang terkait. Para

pelaksana anggaran bukanlah mesin-mesin yang tidak mempunyai perasaan,

tetapi merupakan individu-individu yang mempunyai kebutuhan, motif

maupun apresiasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penganggaran yang

Page 16: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

16

merupakan bagian dari sistem akuntansi manajemen tidak akan efektif dalam

mendukung fungsi-fungsi manajemen tanpa memperhatikan para pelaksana.

Beberapa hal yang berkaitan dengan aspek perilaku keorganisasian

yang berkaitan dengan penganggaran, yaitu anggaran sebagai alat penilaian

prestasi, tingkat kesulitan anggaran, serta partisipasi pemimpin dan bawahan

dalam penyusunan anggaran.

1) Anggaran sebagai alat penilaian prestasi

Dalam Supriyanti Ilyas (2002) anggaran akan berpengaruh

terhadap perilaku para pelaksana apabila anggaran dikaitkan dengan

prestasi pelaksana yang bersangkutan. Penggunaan anggaran dalam

kaitannya dengan penilaian prestasi dapat dilakukan dalam dua pola.

Pertama, anggaran dipandang sebagai target yang harus dicapai, dan yang

kedua, anggaran tidak digunakan sendiri untuk mengukur prestasi.

Anggaran sebagai target akan memotivasi atau menghambat

pencapaian sasaran adalah tergantung kepada tingkat kesulitan anggaran

tersebut. Dalam hal anggaran tidak sendirian dalam penggunaannya untuk

penilaian prestasi, anggaran tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya

target yang harus dicapai, tetapi hanya merupakan salah satu diantara

beberapa alat pengukur. Dengan pola ini, anggaran akan cenderung

menjadi motivator karena pencapaian anggaran (tanpa merugikan tujuan

jangka panjang) akan dipandang sebagai prestasi yang baik walaupun

penilaian prestasi tidak semata-mata hanya berdasarkan anggaran.

Page 17: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

17

2) Tingkat kesulitan anggaran

Tingkat kesulitan pencapaian anggaran akan mempengaruhi

motivasi pelaksana anggaran. Anggaran yang merangsang motivasi

pelaksana adalah anggaran yang “menantang”, yaitu anggaran yang cukup

sulit untuk dicapai tetapi para pelaksana berkeyakinan bahwa mereka

mampu melaksanakannya.

Anggaran yang tidak mungkin dilaksanakan akan menghilangkan

motivasi kerja para pelaksana. Sebaliknya, anggaran yang terlalu mudah

dilaksanakan juga akan menimbulkan perilaku yang kurang senonoh

(dysfunctional behavior). Apabila anggaran terlalu mudah, para pelaksana

cenderung untuk bekerja tidak pada tingkat kemampuan maksimum. Hal

tersebut dilakukan untuk menghindari penyimpangan yang

menguntungkan dalam jumlah yang terlalu besar agar pada tahun yang

akan datang tidak memperoleh tugas yang lebih sulit akibat

penyimpangan yang menguntungkan.

3) Partisipasi atasan dan bawahan

Agar anggaran dapat menjadi motivator dalam pencapaian

sasaran, partisipasi aktif pimpinan (atasan) dan para manager pelaksana

(bawahan) sangatlah diperlukan.

Dengan partisipasi aktif tersebut, keputusan anggaran akan benar-

benar dapat merupakan suatu komitmen atasan dan bawahan. Partisipasi

pimpinan terletak pada proses penelaahan dan pengesyahan anggaran.

Page 18: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

18

Pengesyahan oleh pimpinan hendaknya tidak hanya sekedar “stempel”

saja. Tanpa partisipasi aktif pimpinan dalam hal tersebut, para pelaksana

akan cenderung untuk mengusulkan anggaran yang begitu mudah agar

prestasinya nampak bagus. Dengan demikian, para pelaksana dapat

mengharapkan adanya keuntungan dari “prestasinya” tersebut. Selain itu

pimpinan masih perlu melaksanakan tindak lanjut atas hasil anggaran.

Tanpa adanya umpan balik (feed back) dari pimpinan, sistem

penganggaran yang berlaku tidak akan efektif.

Partisipasi para manager pelaksana (selaku bawahan) pada

umumnya berupa partisipasi dalam hal pengusulan anggaran. Para

manager berkesempatan untuk melakukan perencanaan untuk bidang

kerjanya masing-masing. Partisipasi ini selain akan mendorong adanya

komitmen atasan bawahan juga akan memberikan keyakinan kepada para

bawahan atas kewajaran anggaran. Hasilnya, para pelaksana cenderung

termotivasi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

Page 19: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik

gaya penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Objek dari penelitian ini

adalah perusahaan jasa yang ada di Jabotabek. Penelitian ini menggunakan data

primer dengan unit analisis berupa manajer tingkat bawah (lower level manager).

B. Metode Pengumpulan Sampel

Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang ada

di Jabotabek. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random

sampling (pemilihan sample acak sederhana), yaitu metode yang memberikan

kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi

untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro dan Supomo, 2002:124).

C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara) (Indriantoro dan Supomo, 2002:146).

Page 20: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

20

2. Metode Pengumpulan Data

a. Study ke perpustakaan: Yaitu metode mengumpulkan dan membaca

referensi-referensi yang berasal dari perpustakaan seperti buku, jurnal,

majalah, artikel, dan sebagainya.

b. Kuesioner: Data yang diperoleh melalui kuesioner ini diperoleh melalui

tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responnden untuk dijawab, dan

pengambilan data sekunder.

D. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik gaya penyusunan

anggaran harus melakukan perhitungan atas hasil kuesioner pengolahan data

kuantitatif yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Setelah itu untuk

mengetahui hasil hubungan dari setiap variabel, maka terlebih dahulu harus

melakukan serangkaian pengujian analisis, diantaranya:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu

data. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai

karakteristik responden dan karakteristik variabel yang digunakan. Gambaran

umum mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan tabel statistik

deskriptif responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan

besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan,

Page 21: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

21

lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Sedangkan untuk memberikan

deskripsi mengenai setiap variabel yang diteliti dijelaskan dengan tabel

statistik deskriptif yaitu variabel yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran

aktual, rata-rata (mean), dan standar deviasi.

2. Uji Kualitas Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen

kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan

valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan

kualitas hasil penelitian.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi

bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk

(Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan valid atau

tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing indikator

dengan total skor konstruk mempunyai tingkat signifikan kurang dari 0,05

maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi

skor maing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai

Page 22: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

22

tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut

dinyatakan tidak valid (Santoso, 2004:168).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:41).

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60 (Nunnally, 1967 dalam

Ghozali, 2005:42).

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji

regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji

multikolonieritas, heterokedatisitas, dan normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dilihat

dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi

Page 23: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

23

bebas dari problem multikolonieritas jika nilai VIF disekitar angka 1 dan

nilai tolerance mendekati 1 dalam Poerwati, ( 2002:744).

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika terdapat pola

tertentu seperti titik-titik yang ada membentu pola yang teratur, maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Namun, jika tidak

terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali

2005:105).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi

normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat

dideteksi dengan melihat normal propability plot. Jika data (titik)

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun,

Page 24: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

24

jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

(Ghozali, 2005:112).

E. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu pengaruh karakteristik gaya

penyusunan anggaran (partsipasi dalam menyusunan anggaran, kejelasan tujuan

anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan

anggaran) terhadap kinerja manajerial digunakan metode statistik regresi liniear

sederhana. Adapun persamaan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= a + b1X 1+ b2X 2+ b3X 3 + b4X 4 + b5X 5 + e

Keterangan:

Y : Kinerja Manajerial

a : Nilai Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 : Koefisien Regresi

X 1 : Partisipasi dalam penyusunan anggaran

X 2 : kejelasan tujuan anggaran

X 3 : Umpan balik anggaran

X 4 : Evaluasi anggaran

X 5 : Tingkat kesulitan anggaran

e : Standar eror

Page 25: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

25

Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji

statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini

meliputi:

a. Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam

pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R

Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu karakteristik

dalam penyusunan anggaran menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja

manajerial. Nilai R2

mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1). Jika

nilai R2

bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen. Sedangkan jika R2

bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas

dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83).

Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari

besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2

adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali,

Page 26: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

26

2005:83). Oleh karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada saat

mengevaluasi model regresi linier berganda.

b. Uji signifikansi simultan (uji statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada

probabilitas α = 0,05, maka variabel independen yaitu karakteristik dalam

penyusunan anggaran (partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat

kesulitan anggaran) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali, 2005:84).

c. Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi

variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika

probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel bebas secara individual

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis

alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi di atas

0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak

(Ghozali, 2005:85).

Page 27: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

27

F. Definisi Operasianal Variabel dan Pengukurannya

Pada bagian ini diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan dari

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Karakteristik Gaya penyusunan anggaran sebagai variabel independent:

Dari tinjauaan putaka diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi

gaya penyusunan anggaran sebagai variabel independen didefinisikan

sebagai berikut:

1. Partisipasi dalam penyususnan anggaran: partisipasi dalam penyusunan

anggaran merupakan keikutsertaan para manajer (pelaksana anggaran)

dalam proses penyusunan anggaran.

2. Kejelasan tujuan anggaran: kejelasan tujuan anggaran adalah cara

penyajian yang dapat difahami oleh para pelaksana anggaran.

3. Umpan balik anggaran: umpan balik adalah informasi yang berasal

dari pelaksana anggaran tentang pelaksanaan anggaran yang digunakan

oleh atasan untuk mengambil tindakan koreksi.

4. Evaluasi anggaran: evaluasi anggaran merupakan aktivitas

membandingkan antara anggaran dengan realisasai sehingga jika terjdi

penyimpangan hasil dapat diketahui.

5. Tingkat kesulitan anggaran: tingkat kesulitan anggaran berkaitan

dengan derajat kesulitan yang dirasakan manajer dalam pencapaian

Page 28: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

28

tujuan anggaran. Anggaran yang ideal pada umumnya adalah anggaran

yang sulit tetapi masih dapat dicapai.

Pengukuran variabel karakteristik gaya penyusunan anggaran akan

diukur dengan menggunakan twenty six likert type questionnaire items,

dengan skor 1 sampai 5, yang telah dibuktikan dan divaliditasnya oleh

Kenis. Dalam 25 pokok kuesioner type likert ini terdiri dari 6 pertanyaan

yang berhubungan dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran, 4

pertanyaan mengenai kejelasan tujuan anggaran, 4 pertanyaan mengenai

umpan balik anggaran, 6 pertanyaan mengenai evaluasi anggaran dan 5

pertanyaan mengenai tingkat kesulitan anggaran. Untuk pertanyaan-

pertanyaan ini, alternative jawaban mulai dari sangat tidak setuju, tidak

setuju, tidak pasti, setuju, sampai sangat setuju, yang masing-masing diberi

skor secara berturut-turut: 1,2,3,4 dan 5.

b. Kinerja manajerial

Kinerja manajerial didefinisikan sebagai kinerja individu anggota

organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial seperti perencanaan,

investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi

dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Sumarno, 2005:591). Variabel

kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Sumarno (2005) yang telah

dimodifikasi. Instrumen ini terdiri dari 8 (delapan) pernyataan yang diukur

dengan menggunakan skala likert 5 poin.

Page 29: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

29

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

1. Karakteristi

k gaya

penyusunan

anggaran

1. partisipasi

dalam

penyusuna

n anggaran

1. keterlibatan dalam

penyusunan anggaran.

2. besarnya pengaruh

karakteristik dalam

penyusunan anggaran.

3. apa yang dilakukan dalam

keterkaitan.

4. sejauh mana keterlibatan

dalam penyusunan

anggaran.

5. sejauh mana keterlibatan

dalam memutuskan

anggaran.

6. sejauh mana tanggung

jawab dalam menentukan

jumlah anggaran.

Interval

2. kejelasan

tujuan

anggaran

1. mengetahui dengan jelas

dan tepat tujuan anggaran

2. perkiraan ketidakjelasan

tujuan anggaran dalam

bidangnya.

3. mengetahui dengan jelas

prioritas dari anggaran.

4. pandangan tentang

pemahaman kejelasan

tujuan anggaran oleh

bawahannya.

Interval

3. Umpan

balik

anggaran

1. jumlah perolehan umpan

balik mengenai

pencapaian tujuan

anggaran.

2. adanya umpan balik dan

pedoman mengenai

penyimpangan anggaran.

3. respon atasan terhadap

tujuan anggaran

Interval

Page 30: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

30

dibagiannya.

4. respon anggaran atas

tercapainya tujuan

anggaran yang telah

ditetapkan.

4. Evaluasi

anggaran

1. pemberitahuan tentang

penyimpangan anggaran.

2. siapa yang bertanggung

jawab atas penyimpangan

anggaran.

3. kapan evaluasi anggaran

dilakukan.

4. respon atasan terhadap

penyimpangan anggaran

yang besar.

5. fungsi anggaran sebagai

pengawasan.

Interval

5. Tingkat

kesulitan

anggaran

1. penjelasan kepada atasan

tentang item-item ralisasi.

2. kemudahan dalam

mencapai tujuan anggaran.

3. kesulitan dalam mencapai

tujuan anggaran.

4. perlunya usaha keras

untuk mencapai tujuan

anggaran.

5. perlunya keahlian untuk

mengatasi tingkat

kesulitan anggaran.

Interval

2. Kinerja

Manajerial

1. pemilihan staff

2. perencanaan

3. pengawasan

4. perwakilan

5. investigasi

6. pengkoordinasian

7. negosiasi

8. evaluasi

9. kinerja secara.keseluruhan

interval

Page 31: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

31

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan jasa yang berada di daerah

Jabotabek. Sampel dalam penelitian ini adalah lower level manajer di

perusahaan jasa yang berhubungan langsung dengan proses penyusunan

anggaran. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random

sampling method.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara

langsung kepada para responden. Periode penyebaran kuesioner dimulai pada

tanggal 18 Juli 2008 sampai dengan tangal 7 Oktober 2008.

2. Tingkat Pengembalian Kuesioner

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang

diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner sebanyak 55 kuesioner.

Tabel 4. 1.

Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Kuesioner yang dikirim 55 100%

Kuesioner yang tidak kembali 4 7,2%

Kuesioner yang kembali 51 92%

Kuesioner yang tidak dapat diolah 1 2%

Kuesioner yang dapat diolah 50 90% Sumber: Data primer yang diolah

Page 32: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

32

3. Penemuan dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif Responden

Statistik deskriptif responden memberikan gambaran mengenai

karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal dan

menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin,

umur, pendidikan dan lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Data

mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Deskriptif demografi responden

Frekuensi Dasar klasifikasi Sub klasifikasi

Absolut persentase

Pria 40 80% Jenis Kelamin

Wanita 10 20%

25 – 35 tahun 2 4%

36 – 45 tahun 16 32%

46 – 55 tahun 18 36%

Umur

Diatas 55 4 8%

S1 18 36%

S2 10 20%

pendidikan

S3 12 24%

1 – 2 tahun 18 36%

3 – 4 tahun 6 12%

Lama bekerja pada jabatan saat ini

Di atas 4 tahun 16 32% Sumber: Data primer yang diolah

2. Statistik Deskriptif Variabel

Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk

memberikan gambaran awal mengenai karakteristik data, seperti nilai rata-

rata, standar deviasi dan lain-lain. Berikut ini merupakan gambaran

Page 33: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

33

mengenai statistik deskriptif dari variabel-variabel yang terdapat dalam

penelitian ini.

Tabel 4.3.

Statistik Deskriptif

Sub Variabel N Min Max Mean Std.

Deviation

Partisipasi dalam

penyusunan anggaran

50 15 28 21.82 3.082

Kejelasan tujuan anggaran 50 10 20 15.48 2.140

Umpan balik anggaran 50 10 20 15.72 2.157

Evaluasi anggaran 50 14 30 21.42 4.828

Tingkat kesulitan anggaran 50 10 25 18.22 3.986

Kinerja manajerial 50 22 38 29.76 3.972

Valid N (listwise) 50

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil pengolahan statistik deskriptif SPSS dalam tabel 4.3

menunjukkan bahwa jumlah responden (N) yang valid dan dapat diproses

lebih lanjut sebanyak 50 responden. Nilai minimum menunjukkan nilai

akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada tiap

variabel, sedangkan nilai maksimum menunjukkan nilai akumulasi

tertingginya.

Nilai maksimum untuk variabel partisipasi dalam penyusunan

anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi

anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manajerial berturut-turut

adalah 28, 20, 20, 30, 25, 38. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tertinggi

untuk masing-masing variabel didapat dengan menjawab dengan nilai

Page 34: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

34

maksimum pada skor “5”, karena indikator pertanyaan pada variabel

partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan

balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja

manajerial masing-masing 6, 4, 4, 6, 6 dan 8. Skor maksimum “5”

dikalikan dengan jumlah indikator pertanyaan akan didapat nilai

maksimum pada statistik deskriptif. Hal ini berlaku untuk setiap variabel

dalam penelitian ini.

Nilai minimum paling rendah adalah variabel kejelasan tujuan

anggaran, umpan balik anggaran, tingkat kesulitan anggaran dengan skor

dibandingkan dengan variabel partisipasi dalam menyusun anggaran,

evaluasi anggaran, dan kinerja manajerial, dengan skor masing-masing 15,

10, 10, 14, 10 dan 22.

Nilai rata-rata (mean) adalah nilai rata-rata keseluruhan jawaban

pada setiap elemen variabel. Dari 50 responden nilai rata-rata untuk

variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran sebesar 21,82. Variabel

kejelasan tujuan anggaran dengan nilai rata-rata 15,48, variabel umpan

balik anggaran dengan nilai rata-rata 15,77, variabel evaluasi anggaran

dengan nilai rata-rata 21,42, variabel tingkat kesulitan anggaran dengan

nilai rata-rata 18,22 dan variabel kinerja manajerial dengan nilai rata-rata

29,76.

Selain itu masih ada satu nilai lagi yaitu nilai standar deviasi (st.df).

Standar deviasi (st.df) pada penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat

Page 35: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

35

dispersi atau persebaran rata-rata atas jawaban dari 50 responden. Variabel

partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki nilai st.df sebesar 3.082.

Variabel kejelasan tujuan anggaran memiliki nilai st.df sebesar 2.140,

variabel umpan balik anggaran memiliki nilai st.df sebesar 2.157, variabel

evaluasi anggaran memiliki nilai st.df sebesar 4.828, variabel tingkat

kesulitan anggaran memiliki nilai st.df sebesar 3.986 dan varibel kinerja

manajerial memiliki nilai st.df sebesar 3.972.

3. Hasil Uji Kualitas Data

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2001:45).

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pearson correlation. Pedoman suatu model dikatakan

valid jika probabilitas signifikansinya dibawah 0,05, sebelum

instrumen disebarkan kepada responden yang menjadi sampel

penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out, yang hasilnya dapat

dilihat pada tabel 4. 4.

Berdasarkan hasil try out dapat disimpulkan dari 36 item

pertanyaan, 13 diantaranya tidak valid. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

antara lain pertanyaan ketiga dari sub variabel partisipasi dalam

Page 36: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

36

penyusunan anggaran, pertanyaan pertama dan kedua untuk sub

variabel kejelasan tujuan anggaran, sub variabel umpan balik anggaran

seluruhnya valid, pertanyaan kedua, keempat dan keenam untuk sub

variabel evaluasi anggaran, pertanyaan kedua dan keempat dari sub

variabel tingkat kesulitan anggaran. Sedangkan untuk variabel kinerja

manajerial setengah dari pertanyaan dinyatakan valid. Semua

pertanyaan tersebut memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05. Setelah

dilakukan try out, beberapa pertanyaan yang tidak valid tersebut

dimodifikasi bentuknya agar lebih dapat mengukur suatu construk

yang akan diteliti.

Page 37: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

37

Tabel 4.4

Hasil Try Out Uji Validitas

variabel Sub variabel Item

pertanyaan Sig. Pearson

correlation Ket.

PA 1 0.022 0.710(*) Valid

PA2 0.103 -0.546 Tidak Valid

PA3 0.032 0.674(*) valid

PA4 0.044 0.646(*) Valid

PA5 0.000 0.935(**) Valid

Partisipasi dalam

penyusunan anggaran

PA6 0.246 0.405 Tidak Valid

KA1 0.291 0.371 Tidak valid

KA2 0.056 0.620 Tidak valid

KA3 0.701 0.139 Tidak Valid

Kejelasan tujuan

anggaran

KA4 0.881 0.055 Tidak Valid

UA1 0.041 0.653(*) Valid

UA2 0.041 0.653(*) Valid

UA3 0.020 0.716(*) Valid

Umpan balik

anggaran

UA4 0.086 0.570 Tidak Valid

EA1 0.340 0.338 Tidak Valid

EA2 0.064 0.605 Tidak valid

EA3 0.247 0.404 Tidak Valid

EA4 0.052 0.627 Tidak valid

EA5 0.247 0.404 Tidak Valid

Evaluasi anggaran

EA6 0.107 0.540 Tidak valid

TA1 0.382 0.311 Tidak valid

TA2 0.544 0.218 Tidak valid

TA3 0.174 0.466 Tidak valid

TA4 0.033 0.673(*) Valid

TA5 0.012 0.752(*) Valid

Karakteristik gaya

penyusunan anggaran

Tingkat

kesulitan anggaran

TA6 0.026 0.693(*) Valid

KM1 0.963 0.017 Tidak valid

KM2 0.780 -0.102 Tidak valid

KM3 0.589 -0.195 Valid

KM4 0.107 0.540 Tidak valid

KM5 0.377 0.314 Valid

KM6 0.944 0.025 Valid

KM7 0.040 0.655(*) Tidak valid

Kinerja manajerial

KM8 0.034 0.671(*) Valid

Sumber: data primer yang diolah

Setelah dilakukan try out dan modifikasi terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang tidak valid, kuesioner disebarkan kepada responden

sesungguhnya. Hasil aktual pengujian validitas disajikan per variabel

pada tabel 4. 5.

Page 38: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

38

Tabel 4.5.

Hasil Uji Validitas Instrumen Karakteristik Gaya Penyusunan

Anggaran

variabel Sub

variabel

Item pertanyaan Sig. Pearson

correlation

Ket.

PA 1 0.002 0.422(**) Valid

PA2 0.001 0.439(**) Valid

PA3 0.000 0.633(**) Valid

PA4 0.024 0.320(*) Valid

PA5 0.000 0.609(**) Valid

Partisipasi dalam

penyusunan

anggaran

PA6 0.000 0.634(**) Valid

KA1 0.000 0.769(**) Valid

KA2 0.001 0.453(**) Valid

KA3 0.001 0.464(**) Valid

Kejelasan tujuan

anggaran

KA4 0.000 0.728(**) Valid

UA1 0.000 0.655(**) Valid

UA2 0.000 0.768(**) Valid

UA3 0.000 0.682(**) Valid

Umpan balik

anggaran

UA4 0.000 0.519(**) Valid

EA1 0.000 0.815(**) Valid

EA2 0.001 0.465(**) Valid

EA3 0.000 0.662(**) Valid

EA4 0.000 0.739(**) Valid

EA5 0.000 0.817(**) Valid

Evaluasi anggaran

EA6 0.000 0.628(**) Valid

TA1 0.005 0.394(**) Valid

TA2 0.284 0.154 Tidak valid

TA3 0.000 0.780(**) Valid

TA4 0.000 0.850(**) Valid

TA5 0.000 0.742(**) Valid

gaya penyusunan

anggaran

Tingkat kesulitan anggaran

TA6 0.000 0.717(**) Valid

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan,

kecuali TA2, dinyatakan tidak valid karena memiliki tingkat

signifikansi melebihi 0,05 yaitu 0,284. Pengujian kemudian dilakukan

kembali tanpa menyertakan pertanyaan yang tidak valid. Hasilnya

dalam pengujian kedua ini semua item pertanyaan dinyatakan valid,

seperti pada tabel 4.6.

Page 39: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

39

Tabel 4.6.

Tingkat Kesulitan Anggaran

(setelah dikurangi pertanyaan tidak valid)

Sub variabel Item

pertanyaan

Sig. Pearson

correlation

Keterangan

TA1 0.002 0.435(**) Valid

TA3 0.000 0.832(**) Valid

TA4 0.000 0.804(**) Valid

TA5 0.000 0.768(**) Valid

Tingkat

kesulitan anggaran

TA6 0.000 0.793(**) Valid Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.6. menunjukkan hasil pengujian kembali untuk

instrumen tingkat kesulitan anggaran setelah pertanyaan tidak valid

dikeluarkan, dimana hasilnya semua pertanyaan dinyatakan valid

dengan tingkat signifikansi seluruhnya 0.000, kecuali untuk pertanyaan

TA1 yaitu 0,002. Untuk instrumen kinerja manajerial, hasil

pengujiannya disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7.

Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Manajerial

Variabel Item

pertanyaan

Sig. Pearson

correlation

Keterangan

KM1 0.000 0.628(**) Valid

KM2 0.000 0.622(**) Valid

KM3 0.001 0.459(**) Valid

KM4 0.000 0.500(**) Valid

KM5 0.000 0.666(**) Valid

KM6 0.000 0.507(**) Valid

KM7 0.000 0.715(**) Valid

Kinerja manajerial

KM8 0.000 0.707(**) Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.7. di atas dapat disimpulkan bahwa

untuk seluruh instrumen kinerja manajerial hasilnya dinyatakan valid

Page 40: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

40

yaitu memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05. Hal ini berarti tidak

perlu dilakukan pengujian ulang karena semua pertanyaan telah valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Data

yang reliabel memiliki nilai cronbach alpha di atas 0,60. Berikut

adalah hasil uji reliabilitas instrumen partisipasi dalam penyusunan

anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi

anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manajerial.

Tabel 4. 8.

Hasil uji reliabilitas

Variabel Cronbach alpha keterangan

Partisipasi dalam penyusunan

anggaran

0.677 Reliabel

Kejelasan tujuan anggaran 0.724 Reliabel

Umpan balik anggaran 0.777 Reliabel

Evaluasi anggaran 0.857 Reliabel

Tingkat kesulitan anggaran 0.865 Reliabel

Kinerja manajerial 0.825 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8. menunjukkan hasil perhitungan nilai cronbach’s

alpha atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel

yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan

Page 41: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

41

anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan

anggaran dan kinerja manajerial dinyatakan reliabel karena memiliki

nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.

4. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas

menggunakan metode Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu nilai (VIF) tidak

lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial

Coefficient(a)

Collinearity statistic Model

Tolerance VIF 1 (Constant)

Partisipasi dalam penyusunan

anggaran 0.633 1.579

Kejelasan tujuan anggaran 0.726 1.377

Umpan balik anggaran 0.720 1.388

Evaluasi anggaran 0.412 2.426

Tingkat kesulitan anggaran 0.501 1.997

Sumber: Data primer yang diolah

Page 42: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

42

Berdasarkan tabel 4.9. diatas maka semua variabel, yaitu

partisipasi dalam penyusunan anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat

kesulitan anggaran dan kinerja manjerial mempunyai nilai VIF kurang

dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hal ini mengindikasikan

bahwa dalam model ini terbebas dari masalah multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tersebut tetap

maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat melihat grafik plot.

Deteksinya dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

residual yang telah di-standardized (Santoso, 2000:210). Pedoman

dalam mendeteksi uji heteroskedastisitas antara lain: (a) jika ada pola

tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar) maka terjadi heteroskedastisitas. Dan

(b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

Page 43: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

43

heteroskedastisitas (Ghozali,2001). Grafik plot pada penelitian ini

terlihat sebagai berikut.

Gambar 4.1

Hasil Uji Heterokedastisitas

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan scatterplot diatas, terlihat bahwa penyebaran

residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang

terpencar serta tidak membentuk pola teratur. Maka dapat disimpulkan

bahwa model regresi linear berganda bebas dari asumsi klasik

heterokedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

c. Uji Normalitas

Menguji suatu model regresi yaitu variabel dependen, variabel

independen maupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak

Page 44: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

44

(Ghozali, 2001:110). Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau paling tidak mendekati normal. Untuk mendeteksi

normalitas dapat menggunakan analisa grafik dengan melihat grafik

normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual. Deteksinya

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik. Pada penelitian ini uji normaltas terlihat dalam grafik berikut

yang merupakan hasil output pengujian normalitas dengan media

bantuan program SPSS seri 15. Dasar pengambilan keputusan dari

analisa grafik tersebut adalah:

i. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

ii. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Page 45: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

45

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, maka

dapat disimpulkan bahwa penyebaran normalitas terpenuhi dan

menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan.

Page 46: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

46

5. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis 1 menguji partisipasi dalam penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial, hipotesis 2 menguji kejelasan tujuan anggaran

terhadap kinerja manajerial, hipotesis 3 menguji umpan balik anggaran

terhadap kinerja manajerial, hipotesis 4 menguji evaluasi anggaran

terhadap kinerja manajerial dan hipotesis 5 menguji tingkat kesulitan

anggaran terhadap kinerja manajerial. Dan pengujiannya menggunakan

regresi linear berganda.

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat

seberapa jauh variabel partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran,

umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan

anggaran dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial. Hasil uji

koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.10. di bawah ini.

Tabel 4.10.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial

Model Summaryb

.618a .382 .312 3.294

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), TA, KA, UA, PA, EAa.

Dependent Variable: KMb.

Page 47: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

47

Tabel diatas menunjukkan nilai Adjusted R Square yang

dihasilkan oleh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran,

kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran

dan tingkat kesulitan anggaran sebesar 0,312. Artinya bahwa variabel

partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran,

umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan

anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial 31% sedangkan

sisanya 69% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

b. Hasil Uji F

Tabel 4.11.

Hasil Uji F

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial

ANOVA(b)

Model

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 295.618 5 59.124 5.448 .001(a)

Residual 477.502 44 10.852 Total 773.120 49

a Predictors: (Constant), Tingkat kesulitan anggaran, umpan balik anggaran, kejelasan tujuan anggaran, evaluasi anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran.

b Dependent Variabel: Kinerja Manajerial

Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang ditampilkan

pada tabel menunjukkan nilai F hitung sebesar 5.448 dengan tingkat

signifikansi 0,001, menunjukkkan probabilitas signifikansi lebih kecil

dari 0,05. Hal ini berarti variabel Ha6 partisipasi dalam penyusunan

anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi

Page 48: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

48

anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara bersama-sama atau

simultan mempengaruhi kinerja manajerial.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penelitian ini

mendukung hasil penelitian Munawar dkk (2006) yang menyatakan

bahwa karakteristik tujuan anggaran yang diwakili oleh variabel

partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran,

umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan

anggaran secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja.

Dengan hasil pengujian ini berarti semakin baik manajer turut

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, melaksanakan anggaran

dan menilai sendiri tentang pencapaian anggaran yang telah ditetapkan

maka semakin baik kinerjanya.

Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Maryanti (2002) dalam Munawar dkk

(2006) yang menyatakan bahwa karakteristik tujuan anggaran tidak

mempunyai pengaruh terhadap kinerja pada signifikansi α = 0,05.

c. Hasil Uji t

Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan

untuk melihat pengaruh variabel karakteristik gaya penyusunan

anggaran yang memiliki lima sub variabel yaitu partisipasi dalam

penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik

Page 49: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

49

anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara

individual (parsial) terhadap variabel kinerja manajerial. Hasil

pengujian statistik t disajikan pada tabel 4.12.

Tabel 4.12.

Hasil Uji t (Hipotesis 1, 2, 3, 4 dan 5)

Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial

Coefficient(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized

Coefficients

B

Std. Error

Beta

t

Sig.

1 (Constant) 11.076 4.989 2.220 0.032 Partisipasi dalam penyusunan anggaran

0.443 0.192 0.344 2.311 0.026

Kejelasan tujuan

anggaran 0.129 0.258 0.070 0.501 0.619

Umpan balik anggaran 0.134 0.257 0.073 0.522 0.604 Evaluasi anggaran -0.218 0.152 -0.265 -1.435 0.158 Tingkat kesulitan anggaran 0.525 0.167 0.527 3.145 0.003

a Dependent Variabel: Kinerja Manajerial

Berdasarkan tabel 4.12. diatas dapat dibuat persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Y = 11.076 + 0,443 X1 + 0.129 X2 - 0.134 X3 - 0.218 X4 + 0.525 X5 + e

Dari persamaan regresi linear berganda tersebut bahwa 11.076

merupakan nilai konstan, berarti jika diasumsikan nilai dari variabel

partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran,

umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan

Page 50: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

50

anggaran sama dengan nol (tidak ada faktor yang mempengaruhi)

maka nilai variabel dependen (kinerja manajerial) sebesar 11.076.

a. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial (Ha1)

Angka koefisien variabel partisipasi dalam penyusunan

anggaran sebesar 0,443 menunjukkan bahwa setiap peningkatan

partisipasi dalam penyusunan anggaran 1% akan meningkatkan

kinerja manajerial sebesar 0,443.

Koefisien regresi variabel partisipasi dalam penyusunan

anggaran bernilai positif sebesar 0.443, artinya hubungan yang

positif atau searah antara variabel partisipasi dalam penyusunan

anggaran dengan kinerja manajerial. Yang artinya partisipasi

anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial.

Sebaliknya partisipasi anggaran yang rendah akan menurunkan

kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan

oleh Anthony dan Govindarajan (2005) bahwa adanya anggaran

partisipastif dapat mengarahkan pada peningkatan kinerja yang

lebih tinggi karena adanya rasa tanggung jawab untuk mencapai

target anggaran yang ditetapkan.

Hasil uji t variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran

menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2.311 pada standarized

coefficients beta 0,344 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026.

Page 51: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

51

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara individual

variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh

terhadap kinerja manajerial, karena tingkat signifikansi di bawah

0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1

(Ha1) yang mengatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kusnasriyanti Yusfaningrum dan Imam Ghozali

(2005) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

b. Kejelasan Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha2)

Selanjutnya untuk hipotesis ke-2 yaitu kejelasan tujuan

anggaran memiliki angka koefisien sebesar 0.129 menunjukkan

bahwa setiap peningkatan kejelasan tujuan anggaran 1% akan

meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0.129.

Koefisien regresi variabel kejelasan tujuan anggaran

bernilai positif sebesar 0.129; artinya terdapat hubungan yang

positif atau searah antara variabel kejelasan tujuan anggaran

dengan kinerja manajerial yaitu kejelasan tujuan anggaran yang

tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat

kejelasan tujuan anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja

manajerial.

Page 52: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

52

Hasil uji t variabel kejelasan tujuan anggaran menunjukkan

bahwa nilai t hitung sebesar 0.501 pada standarized coefficients

beta kejelasan tujuan anggaran sebesar 0,070 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,619. Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa secara individual variabel kejelasan tujuan anggaran tidak

berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena tingkat

signifikansi di atas 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesis 2 (Ha2) yang mengatakan bahwa

kejelasan tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Munawar dkk (2006), yang menyatakan bahwa

kejelasan tujuan anggaran tidak ada pengaruh terhadap kinerja

manajerial aparatur daerah Kabupaten Kupang.

c. Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha3)

Selanjutnya untuk hipotesis 3, nilai koefisien umpan balik

anggaran sebesar 0.134 menunjukkan bahwa setiap peningkatan

umpan balik anggaran 1% akan meningkatkan kinerja manajerial

sebesar 0.134.

Koefisien regresi variabel umpan balik anggaran bernilai

positif sebesar 0.134; artinya terdapat hubungan yang positif atau

searah antara variabel umpan balik anggaran dengan kinerja

Page 53: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

53

manajerial yaitu umpan balik anggaran yang tinggi akan

meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat umpan balik

anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja manajerial.

Hasil uji t variabel umpan balik anggaran menunjukkan

bahwa nilai t hitung sebesar 0.522 pada standarized coefficients

beta umpan balik anggaran sebesar 0,073 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,604. Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa secara individual variabel umpan balik anggaran tidak

berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena tingkat

signifikansi di atas 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesis 3 (Ha3) yang mengatakan bahwa

umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Munawar dkk (2006), yang mengatakan bahwa

umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja. Kenis (1979) dalam Sumarno (2006) menemukan hanya

kepuasan kerja dan motivasi anggaran ditemukan signifikan

dengan hubungan yang agak lemah dengan umpan balik anggaran.

Umpan balik mengenai tingkat pencapaian tujuan anggaran tidak

efektif dalam memperbaiki kinerja dan hanya efektif secara

marginal dalam memperbaiki sikap manajer. Penemuan ini gagal

Page 54: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

54

untuk menjelaskan hasil dari berbagai studi dengan hubungan

umpan balik sikap, kinerja dalam task-goal setting.

d. Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha4)

Selanjutnya untuk hipotesis ke-4 nilai koefisien evaluasi

anggaran sebesar -0.218 menunjukkan bahwa setiap peningkatan

evaluasi anggaran 1% akan mengurangi kinerja manajerial sebesar

0,218.

Koefisien regresi variabel evaluasi anggaran bernilai

negatif sebesar -0,218; artinya terdapat hubungan yang negatif

atau berlawanan antara variabel evaluasi anggaran dengan kinerja

manajerial yaitu evaluasi anggaran yang tinggi akan mengurangi

kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat evaluasi anggaran yang

rendah akan menaikan kinerja manajerial.

Hasil uji t variabel evaluasi anggaran menunjukkan bahwa

nilai t hitung sebesar -1.435 pada standarized coefficients beta

evaluasi anggaran sebesar -0,265 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,158. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara

individual variabel evaluasi anggaran tidak berpengaruh terhadap

kinerja manajerial, karena tingkat signifikansi di atas 0,05.

Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis 4

(Ha4) yang mengatakan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Penemuan

Page 55: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

55

Kenis (1979) dalam sumarno (2006) adalah bahwa manajer

memberi reaksi yang tidak menguntungkan untuk menggunakan

anggaran dalam evaluasi kinerja dalam suatu gaya punitive

(meningkatkan ketegangan kerja, menurunkan kinerja anggaran).

Kecenderungannya, secara jelas hubungan antara variabel lemah.

e. Tingkat Kesulitan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha5)

Selanjutnya untuk hipotesis ke-5 nilai koefisien tingkat

kesulitan anggaran sebesar 0,525 menunjukkan bahwa setiap

peningkatan tingkat kesulitan anggaran 1% akan meningkatkan

kinerja manajerial sebesar 0,525.

Koefisien regresi variabel tingkat kesulitan anggaran

bernilai positif sebesar 0,525; artinya terdapat hubungan yang

positif atau searah antara variabel tingkat kesulitan anggaran

dengan kinerja manajerial yaitu tingkat kesulitan anggaran yang

tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat

tingkat kesulitan anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja

manajerial.

Hasil uji t variabel tingkat kesulitan anggaran

menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3.145 pada standarized

coefficients beta tingkat kesulitan anggaran sebesar 0,527 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,03. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa secara individual variabel tingkat kesulitan

Page 56: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

56

anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena tingkat

signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesis 5 (Ha5) yang mengatakan bahwa

tingkat kesulitan anggaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja manajerial.

Kenis (1979) dalam Munawar dkk (2006) dalam manajer

yang memiliki tujuan anggaran yang "terlalu ketat" secara

signifikan memiliki ketegangan kerja tinggi dan motivasi kerja

rendah, kinerja anggaran, dan efisiensi biaya dibandingkan untuk

anggaran memiliki tujuan anggaran "tepat" atau "ketat tetapi dapat

dicapai". Hal ini mengindikasikan bahwa "ketat tetapi dapat

dicapai" adalah tingkat untuk kesulitan tujuan anggaran.

Page 57: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

57

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji regresi berganda antara variabel

independent (karakteristik gaya penyusunan anggaran) terhadap variabel

dependen (Kinerja manajerial) menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar

0,312. Artinya bahwa variabel karakteristik gaya penyusunan anggaran yang

memiliki sub variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat

kesulitan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manjerial 31% sedangkan

sisanya 69% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak

termasuk dalam penelitian ini.

2. Secara simultan, karakteristik gaya penyusunan anggaran terhadap kinerja

manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan dimana nilai F sebesar

hitung sebesar 5.448 dengan tingkat signifikansi 0,001, menunjukkan

probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel

karakteristik gaya penyusunan anggaran dengan sub variabel partisipasi

dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik

Page 58: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

58

anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara bersama-

sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial.

3. Hasil uji parsial (individu) sub variabel partisipasi dalam penyusunan

anggaran dan tingkat kesulitan anggaran dengan masing-masing signifikansi

sebesar 0.026 dan 0.003 dimana lebih kecil dari 0,05. Yang artinya secara

individu masing-masing sub variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja manajerial.

4. Hasil uji parsial (individu) sub variabel kejelasan tujuan anggaran, umpan

balik anggaran dan evaluasi anggaran dengan masing-masing signifikansi

sebesar 0.619, 0.604 dan 0.158 dimana lebih besar dari 0,05. Yang artinya

secara individu masing-masing sub variabel tersebut tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja manajerial

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, karakteristik dalam penyusunan

anggaran dengan lima sub variabel yang diantaranya partisipasi dalam

penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran,

evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran berpengaruh signifikan terhadap

kinerja manjerial karena semakin baik partisipasi dalam menyusun rencana

anggaran, melaksanakan anggaran dan menilai sendiri tentang pencapaian

anggaran yang telah di tetapkan maka semakin baik kinerjanya.

Page 59: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

59

Bagi perusahaan jasa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan dan pengembangan atas penelitian yang berhubungan dengan akuntansi

manajemen serta dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan

dengan penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan

anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran

dalam hubungannya dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan dalam memotivasi

penelitian selanjutnya untuk melakukan pengujian kembali mengenai hubungan

karakteristik dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dengan

objek penelitian yang berbeda.

Page 60: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

60

DAFTAR PUSTAKA

Anthony dan Govindarajan. “Management Control System”. Edisi 11, Buku 2,

Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Carrison dan Norren Diterjemahkan oleh Budisantoso Totok. A, SE, Akt., “Akuntansi

Manajerial”, Salemba Empat, 2000.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Hansen dan Mowen. “Management Accounting”. Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Indriantoro Nur, Dr, M. Sc., Ak dan Supomo Bambang, “Metodologi Penelitian

Bisnis Untuk Akuntansi DAN Manajemen”, Penerbit BPFE Yogyakarta, Juni

2002.

Jae K. Shim dan Joel G. Siegel., “Budgeting : Pedoman Lengkap Langkah-Langkah

Penganggaran’, Erlangga, 2001.

Marwansyah., “Perubahan, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi”, Tata Niaga,

Oktober 1997.

Munawar. Irianto, Gugus dan Nurkholis. “pengaruh karakteristik tujuan anggaran

terhadap perilaku, sikap, dan kinerja aparat pemerintah daerah di kabupaten

Kupang”. SNA 9 Padang, Agustus, 2006.

Marsudi Setya A dan Ghozali Imam., Pengaruh Partisipasi Penganggaran, JRI dan

Volalitas Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial Pada perusahaan

Manufaktur Di Indonesia”, jurnal ISSN : 1410-2420.

Poewarti, Tjahjaning. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap

Kinerja Manajerial: Budaya Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel

Intervening”. Simposiun Nasional Akuntansi 5, Semarang 2002.

Ompusunggu Bornadi Krisler dan Bawono Rangga Icuk., “Pengaruh Partisipasi

Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Informasi Asimetris”

Jurnal Simposium Nasional 9 Padang.

Page 61: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

61

Ratna, Puspita, Febrianti., “Pengaruh TQM Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

System Pengukuran Kinerja, Motivasi dan Budaya Organisasi Sebagai

Variable Moderating” Skripsi STIE Trisakti, Maret 1995.

Siregar MM Bulan Narumondang Dra., “Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai

Alat Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan”., Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Digitized by USU Digital Library,

2003.

Sumarno, J. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap

Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Simposium

Nasional Akuntansi VIII Solo, September 2005.

Supriyanto Ilyas. “Penyusunan Anggaran”. Materi Perkuliahan Sistem Pengendalian

Manajemen (F.E. Widyatama) 2002

Welsch, Glenn A., Hilton, Ronald W., Gordon, Paul N. “Anggaran: Perencanaan

dan Pengendalian Laba”, Buku I, Edisi Indonesia. Salemba Empat. 2000.

Yusfaningrum, Kusnasriyanti dan Ghozali, Imam. “Analisis Pengaruh Partisipasi

Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Tujuan Anggaran

dan JobRelevant information (JRI) sebagai Variabel Intervening”. SNA VIII

Solo, September, 2005.

Page 62: Irna Wulandri 104082002762 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS ...

62