Post on 05-Aug-2015
LAPORAN PRAKTIKUM PENCELUPAN
PENCELUPAN POLIAMIDA DENGAN MENGUNAKAN ZAT WARNA ASAM
NAMA NAMA : INDAH SETIORINI (01.P.2705): INDAH SETIORINI (01.P.2705) NOVA MARDIANA (01.P.2721) NOVA MARDIANA (01.P.2721) PETTY PATMAWATY(01.P.2725) PETTY PATMAWATY(01.P.2725) RAHMAWATI (01.P.2729) RAHMAWATI (01.P.2729)
GRUP GRUP : K – 3: K – 3DOSEN DOSEN : Ir.ELLY K,Bk.Teks : Ir.ELLY K,Bk.Teks ASISTEN ASISTEN : M.ICHWAN ,AT: M.ICHWAN ,ATR.NANDA R.NANDA TANGGAL PRAKTIKUM TANGGAL PRAKTIKUM : 9 APRIL 2003: 9 APRIL 2003TANGGAL PENYERAHAN TANGGAL PENYERAHAN : 11 APRIL 2003 : 11 APRIL 2003
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG2003
I.MAKSUD DAN TUJUAN I.MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 MAKSUD
Mewarnai kain atau bahan poliamida dengan zat warna asam secara
merata dan permanen.
1.2 TUJUAN
Mengetahui perbedaan ketuaan warna kain dan kerataan hasil
pencelupan ,pengaruh Variasi pH larutan dan penambahan elektrolit
pada pencelupan bahan poliamida dengan zat warna asam super
milling
II.TEORI PENDEKATAN II.TEORI PENDEKATAN
2.1 SERAT NILON
2.1.1..SECARA UMUM
Serat nilon pertama kali ditemukan oleh Wallace H Carothes pada
tahun 1928.dalam usaha membuat polyester Carothes justru
berhasil menemukan poliamida yang dibuat dari heksametilena
diamina dan asam adipat
NH2(CH2)6 NH2 + COOH (CH2)4COOH
(heksametilena diamina) (asam adipat )
NH2(CH2)6 NHCO(CH2)4CCOH + H2O
(heksametilena diamonium adipat)
Gambar 1. Pembuatan serat poliamida
Molekul molekul yang dihasilkan tersebut dapat bereaksi terus
membentuk molekul yang panjang .Poliamida yang dibuat dari
heksametilena diamina dengan asan adipat ini disebut Nilon 66
karena masing masimg zat tersebut mempunyai enam atom
karbon .Dalam perkmbangannya kemudian dikenal pula beberapa
jenis poliamida seperti nilon 6,nilon 7,nilon 610,dan lain lain.
2.1.2.PEMBUATAN SERAT NILON
Bahan baku pembuatan serat nilon 66 adalah asam adipat dan
heksametilena diamina yang keduanya dapat dibuat dengan
beberapa cara,misalnya dengan pengolahan dari biji
bijian ,butadiena atau dari fenol .Pembuatan dari fenol sebagai salah
satu cara tersebut dapat digambarkan melalui proses proses
sebagai berikut :
COOH (CH2)4COOH + 2NH3 H2NOC (CH2)4CONH2 + 2H2O
(asam adipat ) (amoniak ) ( adipamida)
H2NOC(CH2)4CONH2 P2O3 NC (CH2)4CN + 2 H2O
dehidratasi (adiponitril)
NC (CH2)4CN + 4H2 katalis H2NCH2(CH2)4CH2NH2
(heksametilena diamina)
Gambar 2. Pembuatan serat poliamida
Heksametilena diamina dan asam adipat masing masing dilarutkan
secara terpisah dalam methanol untuk membentuk garam nilon
pada saat dicampurkan .Garam nilon itu dilelehkan dalam atmosfir
nitrogen pada suhu 285 – 2900C kemudian disemprotkan
membentuk suatu pita dan didimnginkan dengan air dingin untuk
mengurangi ukuran kristal.Pita pita nilon tadi dipotong potong
menjadi serpih serpihan nilon yang kemudian dipintal dengan cara
pemintalan leleh .
2.1.3.SIFAT FISIKA SERAT NILON 66
Stuktur fisika serat nilon secara umum terdiri atas dua bagian
besar ,yaitu amorf dan kristalin. Pada serat nilon ini komposisi
kristalin sekitar 85 % sedangkan bagian amorfnya 15 % .Sifat sifat
fisik yang dimiliki serat nilon ini antara lain :
1. Bentuk morfologi serat
2. Kekuatan dan mulur
Kekuaatan nilon berkisar antara 4,3 – 8,8 g/denier sedangkan
mulurnya 18 – 45% kekuatan basahnya sekitar 80 – 90%
kekuatan kering
3. Elastisitas
Elastisitas nilon termasuk tinggi.Pada penarik 8% elastisitasnya
masih 100 % sedangkan pada penarikan 16 % elastisitasnya 91%
4. Moisture Regain
Moisture regain pada kondisi standar adalah 4,2 %
5. Kilau
Sebelum penarikan nilon tampak suram ,tetapi setelah penarikan
seratnya menjadi berkilau dan cerah.Untuk mendapatkan serat
yang suram ,kedalam polimernya perlu ditambahkan T1O2.
6. Titik leleh
Pada atmosfir nitrogen nilon meleleh pada suhu
2630C,sedangkan diudara dapat meleleh pada suhu 2500C.Pada
pemanasan 1500C diudara selama 5 jam ,nilon dapat berubah
menjadi kekuning kuningan ,sehubungan dengan itu ,pada
pembakaran nilon tidak meneruskan api .
7. Berat jenis nilon adalah 1,14
2.1.4.SIFAT KIMIA SERAT NILON 66
Stuktur kimia serat nilon merupakan rantai panjang senyawa
poliamida yang mempunyai gugus gugus amida (-CONH-) ,amino(-
NH2) dan karboksilat (-COOH).Nilon tahan terhadap pengerjaan asam
asam lemah atau asam encer .Asam asam kuat seperti HCl pekat
pada suhu mendidih dapat menguraikan nilon menjadi asam adipat
dan heksametilena diamonium hidroklorida.Nilon sangat tahan
terhadap basa,pengerjaan dengan NaOH 10 % pada suhu 850C
selama 10 jam hanya mengurangi kekuatan nilon sebanyak 5%.Nilon
tahan terhadap pelarut pelarut yang digunakan pada pencucian
kering .Pelarut yang biasa dipakai untuk melarutkan nilon adalah
asam formiat ,fenol dan kresol.
Gambar 3 Struktur molekul poliamida
2.1.5.SIFAT SIFAT LAIN
Nilon memiliki ketahan yang baik terhadap jamur ,bakteri
maupun serangga seperti serat sintetik lainnya.Terhadap pengaruh
sinar ,pada penyinaran selama lebih dari 16 minggu nilon dapat
berdegradasi dan berkurang ketahanannya sebesar 23%.Nilon yang
lebih mengkilap dan kuat memiliki katahanan yang lebih baik.
2.2.ZAT WARNA ASAM
Zat warna ini diosebut zat warna asam karena pada zat warna
aslinya mengandung asam asam mineral atau asam organic dan
memiliki gugus pembawa warna pada anionnya.Kebanyakan zat
warna asam merupakan gram dari sulfonat atau karboksilat .Zat
warna asam memiliki afinitas terhadap serat serat protein dan
poliamida .Mekanismenya adalah pembentukan ikatan garam antara
anion zat warna dengan gugus amino dalam serat.
Untuk membantu mekanisme tersebut dalam proses
pencelupan zat warna asam pada umumnya perlu ditambahkan
asam .Pengaruh penambahan asam ini akan memperbesar
penyerapan zat warna serta meningkatkan kecepatan
penyerapannya.Untuk menghasilkan pencelupan yang rata
beberapa jenis zat warna memerlukan penambahan garam
Pengaruh garam tersebut adalah untuk merintangi atau
memperlambat penyerapan zat warna dengan jalan menempati
dahulu tempat yang aktif pada serat dalam berikatan.Akan tetapi
pada proses pencelupan dengan suasana pH tinggi ,pemberian
garam ini justru akan mempercepat penyerapan dan memperbesar
penyerapan zat warna.
Disamping hal hal diatas ,penyerapan zat warna asam ini juga
dipengaruhi temperature .Pada temperature dibawah 400C hamper
tidak ada zat warna yang terserap .Kenaiakan temperature diatas itu
akan mempercepat penyerapan zat warna sampai temperatur
tertentu dimana penyerapan zat warna akan maksimum.
2.2.1.KLASIFIKAS ZAT WARNA
Stuktur kimia zat warna asam menyerupai bentuk zat warna
direk ,merupakan senyawa yang mengandung gugusan gugusan
sulfonat atau karboksilat ,sebagai berikut:
Golongan I
Zat warna asam derivate trifenil –metan misalnya Xylena Blue
VS (C.I.Acid Blue),contoh zat wara tersebut dapat dilihat pada
gambar
Gambar 4 Zat Warna Asam Turunan Derivat Trifenil-metan
Sumber :Isminingsih dan RasyidDjufri, Pengantar Kimia
ZatWarna,InstitutTeknologi Tekstil,Bandung,1978,halaman 95.
Golongan 2
Zat warna sam derivate xanten misalnya Lissamine
Rhodamine B(C.I.Acud Red 52.)Contoh zat warna asam derivate
xanten dapat dilihat pada gambar
Gambar 5. Zat Warna Turunan Derivat Xanten
Golongan 3
Zat warna asam yang merupakan senyawa-senyawa nitro
aromatic , misalnya Napthol yellow 1(C.I.Acid Yellow 1) Contoh zat
warna asam golongan nitro dapat dilihat pada gambar
Gambar 6. Zat Warna Asam Golongan Nitro
Golongan 4
Zat warna asam merupakan senyawa-senyawa azo misalnya
C.I. Acid Red 73.
Gambar 7. Zat warna asam senyawa azo
Golongan 5
Zat warna asam yang punya inti pirazolon.Misalnya tetrazine
Gambar 8. Zat warna asam dengan inti pirazolan
Golongan 6
Zat warna asam derivate antrakuionon ,misalnya Solvy Blue
B(C.I.Acid Blue 45) ,zat warna ini dapat dilihat pada gambar
Gambar 9 Zat Warna Derivat Antarkwinon
Ditinjau dari sifat pencelupannya ,zat warna asam yang sesuai
untuk mencelup nilon dapat dibagi dalam tiga golongan,yaitu:
1. Zat Warna Asam Levelling
Yakni zat warna yang memerlukan asam kuat dalam
pencelupannya,misalnya asam formiat atau asam sulfat ,supaya
penyerapan zat warnanya lebih besar Oleh karena itu golonagn zat
warna ini disebut golongan zat warna asam celupan rata,yang pada
umumnya mempunyai ketahanan sinar yang baik ,tetapi mempunyai
tahan cuci yang kurang baik .Zat Warna ini sering disebut dengn zat
warna asam terdispersi molekuler.
2. Zat Warna Asam milling
Zat warna ini mempunyai afinitas yang baik pada nylon dalam
suasana netral atau zat warna asam berketahanan baik .Untuk
mendapatkan Penyerapan yang baik pada pencelupan perlu
ditambahkan sedikit sekali asam.Golongan zat warna ini pada
tempratur mendidih akan terdispersi molekuler .
3. Zat warna asanm golongan supermilling
Golongan zat warna ini yang paling banyak terdapat dari
ketiga golongan zat warna asam .Zat warna dari golongan ini
mempunyai afinitas kecil terhadap nylon pada pencelupan dalm
suasana netral .Pencelupan umumnya dikerjakan dengan
menambahkan asam asetat atau asam formiat pada akhir
pencelupan untuk menambah penerapan (penyerapan
sempurna).Zat warna ini mempunyai sifat lebih mudah mambentuk
larutan koloida.
Tabel I . Penggolongan Dan Sifat Zat Warna Asam Berdasarkan
Pemakaiannya
Sifat sifat Golongan Zat Warna
Levelling Milling Super milling
Ketahanan
luntur
Kurang Baik Sangat baik
Penambahan
asam
Asam sulfat Asam asetat Ammonium
asetat
pH pencelupan 2-4 4-6 6-7
Kerataan Baik Agak kurang kurang
Berat molekul Rendah Tinggi Tinggi
Bentuk molekul Molekuler Molecular Koloidal;
Kelarutan Tinggi Rendah Rendah
Afinitas anion Rendah Tinggi Sangat tinggi
Sumber : Vickerstaff,Thomas :”Physical Chemistry of Dyeing”Oliver
and Bay .Londeon :1954.
2.2.2.SIFATKELARUTAN ZAT WARNA
Zat warna asam pada umumnya akan mudsh sekali dilarutkan
dalam air,hal ini karena pada molekul zat warna asam ini terdapat
gugu8s – gugus yang berfungsi sebagai pelarutnya dalam air ,yaitu
gugus asam sulfonat atau dapat juga suatu gugus garam
sulfomamida.Zat warna asam ini kelarutannya dalam air cukup
besar yaitu sekitar 5-7%,sehingga lebih sukar terjadinya difusi zat
warna kedalanm serat.Hal ini disebabkan karena kelarutannya
didalam larutan polimer nylon lebih kecil daripada kelarutan nya
dalam air>Berdasarkan sifat kelarutannya dalam larutan celup zat
warna asam ini dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
Terdispersi molekuler
Jenis zat warna asam yang pecah sebagai molekul
tunggal,mudah sekali larut dan terdisosiasi sempurna didalam
larutan.
(Z.W-Na)10 10 Na + + 10 Z.W—
Warna larutannya jernih dan mempunyai afinitas sedikit terhadap
serat tumbuh tumbuhan dan serat wol dalam keadaan
netral.Golongan tersebut mencelup dengan pertolongan asam
formiat ,mudah merata dalam pencelupan dan tidak luntur dalam
pengerjaaan basah.
Zat wrana asam teragregasi
Jenis zat warna sam yang laruit dalam agregat atau kumpulan
molekul .Disosiasinya didalam air dapat ditulis sebagai berikut :
(Z.W –Na)10 3Na+ + (Na7Z.W10)-
Zat warna golongan ini tidak mudah larut ,larutannya tidak jernih
terutama dalm keadaan dingin.Tidak menunjukkan kenaikan
kapiler ,mencelup juga serat tumbuh tumbuhan dan mempunyai
afinitas besar sekali terhadap wol dalam keadaan netral .Zat warna
golongan ini dicelup dengan pertolongan asam asetat.dalam
keadaan netral untuk dapat kan hasil celupan yang rata,adalah
sukar ,tetapi ketahaanan luntur terhadap cucian adalah baik sekali.
2.3.MEKANISME PENCELUPAN NYLON dengan ZAT WARNA
ASAM
Nylon dapat dicelup dengna zat warna asam karena adanya
gugus amina dan amida pada struktur kimianya terutama pada
gugusan aminanya akan menyerap ion ion hydrogen dari larutan
celup asamnya sehingga akan bersifat positif dari muatan gugus
tersebut ,yang selanjutnya akan berikatan dengan ion ion zat warna.
Dengan adanya penambahan asam dari larutan celupnya serat nilon
akan memiliki ion ammonium bebas yang mamungkinkan terjadinya
ikatan dengan zat warna asam.Reaksi tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Serat nilon
H2N – CONH – COOH
+H3N - CONH – COO - +H3N - CONH – COOH
+H3N – CONH2+ –
COOH
Serat nylon akan menyerrap (mengikat) ion ion hydrogen
(HT)dari larutan yang mengandung asam ,dimana ion ion hydrogen
tersebut akan diikat oleh gugus amida ,amina atau gugus gugus
karboksilat dengan membentuk ikatan garam yang dapat mengikat
anion dari molekul zat warna asam dengan ikatan elektrovalen.
Reaksinya sebagai berikut:+H3N - CONH – COOH + ZW- ZW- + H3N- CONH – COOH+H3N – CONH2
+ – COOH + 2ZW-
ZW +H3N – CONH2+ - COOH
Pemberian elektrolit yang menghambat penyerapan zat warna
asam pada serat nilon disebabkan karena anion elektrolitmemiliki
stuktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah bergerak dan
berikatan dengan serat.Akan tetapi karena ikatan tersebut
lemah ,padaakhirnya ikatan tersebut digantikan dengan ikatan
antara zat warna dengan seratnya.
2.3.1.PENCELUPAN ZAT WARNA ASAM PADA SUASANA NETRAL
Penjalasamn mengenai pencelupan zat warna asam diatas
tidak berlaku untuk pencelupan dengan zat warna asam yang
dilakukan pda kondisi netral atau supermilling.Pencelupan dalam
suasana netral ditunjukkan pada kurva eksoterm freundlich.
Asam supermilling memiliki stuktur molekul yang lebih besar dan
juga memiliki derajat keplanaran tinggi,sehingga memiliki
kemungkinan terbentuknya ikatan sekunder berupa ikatan hidrogen
dan gaya vanderwaals dengan serat selain ikatan
elektrovalen.Absorpsi zat warna asam pada pebncelupan netral
biasanya melibatkan stuktur molekul yang lebih kompleks, yang
menyebabkan kemungkinan terjadinya ikatan hidrogen dan gaya
gaya vanderwaals lebih besar ketika molekul memiliki struktur flat
atau datar dalam serat,sehinggailustrasi bisa di lihat digambar
Jika bentuk persentuhan anatara zat warna dengan serat yang
nampak pada gambar tersebut ada ,ini menunjukan bahwa struktur
molekul yang planar memiliki pengaruh yang sangat signifikan pada
ketahanan luntur zat warna asam.
2.3.2. EFEK HIDROFOBIK
Faktor lain yang turut dipengaruhi yaitu adanya interaksi
hidrofobik.,Zat warna asam gugus hidrofob (supermiling) memiliki
ikatan sekunder lainya dengan serat berupa interaksi hidrofobik.
Gambar di bawah menunjukkan hubungan antara ketahannan luntur
dari zat warna C.I Acid Red I dan carbolan crimson B ( C.I Acid Red
138)
2.4.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCELUPAN
Faktor factor yang mempengaruhi pencelupan nylon dengan
zat warna asam :
1. Pengaruh Waktu Pencelupan
Faktor waktu pencelupan merupakan suatu variable yang turut
menentukan dalam pencelupan.Apabila suatu zat dipergunakan
dalam mencelup serat nylon dengn suatu interval temperature 100C
maka keseimbangan pencelupan akan dapat dicapai dalam waktu
60 menit.Jadi jelas disini bahwa factor waktu pencelupan akan
merupakan suatu variable yang turut menentukan dalam melakukan
pencelupan.Untuk mengimbangi kecepatan celup yang bertambah
pada suhu yang lebih tinggi ,maka diperlukan waktu yang cukup
untuk memperoleh keseimbangan celup.
2. Pengaruh Asam (pH larutan pencelupan)
Padaumumnya zat warna asam tidak akan mencelup atau
hanya memberi noda pada serat nylon dalam suasana netral .Tetapi
bila ditambahkan asam pada larutan celup ,maka penyerapan akan
bertambah baik.
Pengaruh asam terhadap zat warna asam dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut
3. Pengaruh elektrolit
Beberapa zat warna asam dengan molekul; sedarhana atau
yang akan melarut baik dalam air dengan membentuk larutan
molekul maka penambahan garam pada larutan celup adalah
membentuk celupan yang rata. Garam-garam tersebut mempunyai
pengaruh merintangi atau memperlambat penyerapan zat warna
karena tempat-tempat yang aktif dalam serat ditempati lebih dahulu
oleh anion garam yang molekulnya lebih sederhana daripada anion
zat warna. Gejala tersebut akan tampak jelas pada pH yang rendah,
tetapi pada pH yang lebih tinggi pengaruh tersebut akan berbalik
menjadi memperbesar penyerapan.
III. PERCOBAANIII. PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Peralatan
Gelas piala
Labu ukur
Mesin celup
Bunsen
Beker glass
Kasa asbes
Pipet volume 10 ml
Pengaduk
Termometer
3.1.2 Bahan – bahan
Bahan poliamida
Zat warna asam” Zat warna asam yellow Super milling”
Asam sulfat
Asam asetat
Leveling agent
Teefol (pembasah)
NatriumHidrosulfit (Na2S2O4)
Natrium Karbonat (Na2CO3)
3.2 RESEP DAN FUNGSI ZAT
3.2.1 Resep
3.2.1.1 Resep Pencelupan
Resep Orang ke -
1 2 3 4
Zat warna
asam (%OWF)
1
pH 2 2 5 7
Na2SO4(%OWF) - 10 - 10
Levelling agent
(cc/l)
2
Vlot (1 : X) 1 : 30
Suhu (oC) 100
Waktu (menit) 30
3.2.1.2. Resep Cuci sabun
Natrium Karbonat Na2CO3 (g/l) 1
Detergen (cc/l) 1
Suhu ( So Suhu (0C) 60 – 70
3.2.2. Fungsi Zat
Zat warna asam : Memberi warna pada polyamida (nylon) merata
dan permanen
Asam asetat : Memberi suasana asam dan mengatur pH
larutan celup (memberi nilai pH 5)
Asam sulfat : Memberi suasana asam dan mengatur pH
larutan celup (memberi nilai pH 2)
Levelling agent : Membantu perataan zat warna pada bahan
dengan memperlambat penyerapan zat
warna.
Zat pembasah : Membantu pembasahan dengan cara
meratakan dan mempercepat proses
pembasahan
Detergen : Sabun berfungsi untuk menghilangkansisa zat
warna yang menenpel pada permukaan kain.
Natrrium Karbonat ; Membantu kelarutan detergen.
Teefol : Sebagai deterjen agent (penghilangan
zat warna yang tidak terfiksasi).
3.3.CARA KERJA
*. Mempersiapkan bahan-bahan, yaitu memperhitungkan
kebutuhan zat yang akan digunakan untuk kemudian
menimbang sesuai keperluan.
*. Mempersiapkan alat alat yang di pakai ,isi porselen dengan
air sesuai dengan vlot yang dipakai ,kemudian masukkan
bahan bahan sesuai resep seperti zat pengatur pH leveling
agent , aduklah hingga larut dan kemudian masukkan kain
poliamida (nylon) yang telah di basahi terlebih dahulu agar di
dapatkan hasil yang tidak belang (pada suhu Ruangan 30 -
40oC).
*. Aduk larutan celup yang telah berisi kain tersebut selama 10
menit .
*. Setelah itu masukkan zat warna aduk kemudian masukkan
kainnya lagi setelah di keluarkan tadi aduk aduk kembali agar
di dapatkan hasil celupan yang rata.
*. Siapkan tempat untuk pencelupan di mesin ,tempatmya
seperti silinder tetapi tertutup larutan yang ada di porselen
tadi dimasukkan ke tempat yang di gunakan untuk mencelup
di mesin semuanya dan jangan lupa memasukkan kainnya.
*. Masukkan ke dalam mesin ,tutup dengn kencang agar larutan
zat warnanya tidak tumpah pada waktu di proses di
mesin.Atur suhu yang di inginkan tentumya sesuai resep
100oC selama 30 menit.
*. Setelah di lakukan proses pencelupan llakukan lah proses
cuci sabun selama 10 menit dengan suhu 60oC -70oC.
*. Keringkan dengn setrika pengering kemudian amati perbedaannya.
3.4. DIAGRAM ALIR DAN SKEMA PROSES
3.4.1. Diagram Alir
Timbang bahan dan zat yang dibutuhkan
Pembuatan larutan zat warna dispersi
Persiapan larutan celup
Pencelupan (1000C 30 menit)
Cuci sabun (700C,10menit)
Bilas dan keringkan
3.4.2. Skema Proses
3.5. DATA PENGAMATAN
3.5.1. Perhitungan Kebutuhan Bahan
Vlot 1 :30 ,Berat bahan 5,8 gram
Air yang di gunakan = 30 x 5,8 =174 cc
Zat warna = 1%
= 1% x 5,8 g = 0,058 gram
BahanZat warna Pengatur pH Garm glauberZat perata
400C
1000C
600C
Larutan induk = 1 gram/100 ml
Larutan induk = 0,058 gram x 100ml/1 gram = 5,8 ml
Resep 1 (orang ke 1) pH 2 tanpa garam glauber
3% OWF = 3 x 5,8 = 0,174 cc
Resep 2 , pH 2 dengan garam glauber 10 g/l
3% OWF = 3 x 5,8 = 0,174 cc
10 g/l = 10/1000 x 174 = 1,74 g
Resep 3 ,pH 5 tanpa garam glauber
3% OWF = 3 x 5,8 = 0,174 cc
Resep 4 ,pH 7 dengan garam glauber
10 g/l = 10/1000 x 174 = 1,74 g
Levelling agent 2 cc/l
= 2/1000 x 174 = 0,348cc
3.4.2. SAMPLE HASIL PENCOBAAN
Resep 1 Resep 2
Resep 3 Resep 4
IV. DISKUSI
Pencelupan nylon dengan zat warna asam dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain : jenis zat warna asam yang digunakan, kondisi pH
larutan celup, penggunaan temperatur dan penggunaan zat-zat
pembantu lainnya seperti elektrolit. Pada pencelupan nylon dengan zat
warna asam jenis super miling dengan variasi pH larutan dan
penambahan elektrolit.
4.1. Pengaruh pH
Pada umumnya zat warna asam tidak akan mencelup atau memberi
noda pada serat nylon dalam suasana netral, dengan penambahan
asam pada larutan celup akan menambah penyerapan. Makin kecil pH
larutan celup, penyerapan zat warna asam makin besar karena muatan
positif dari serat bertambah sepanjang rantai molekulnya. Tetapi pada
pencelupan zat warna asam super miling sebaiknya dilakukan pada pH
netral.
Zat warna asam super miling memiliki ukuran molekul yang lebih
besar dibandingkan dengan zat warna asam jenis lainnya, memiliki
gugus hidrofob, tingkat daya migrasi yang rendah, dan absopsi yang
tinggi .Zat warna asam ini bila dicelup pada pH rendah akan dapat
mengurangi penyerapan , hal ini dapat terjadi akibat adsorbsifitasnya
yang tinggi pada suasana asam menyebabkan molekul zat warna akan
terus bergerak keluar masuk serat sehingga ketahanan luntur terhadap
pencuciannya jelek.Sedangkan apabila pencelupan dilakukan pada
suasana netral maka akan diperoleh hasil celupan yang optimal, karena
adsorpsinya optimal, selain itu juga tahan luntur terhadap pencucian
yang dihasilkan lebih bagus karena terbentuknya ikatan sekunder
seperti ikatan hidrogen,gaya van der walls dan interaksi hidrofobik.
4.2 Pengaruh Elektrolit
Zat warna asam dengan molekul yang sederhana dan hampir
melarut dalam air dengan membentuk larutan molekul,maka
penambahan garam dalam larutan celup akan membantu celupan yang
rata.Garam-garam tersebut mempunyai pengaruh merintangi atau
memperlambat penyerapan zat warna.Hal ini disebabkan karena
tempat-tempat yang aktif dalam serat telah ditempati lebih dahulu oleh
anion-anion garam yang molekulnya lebih sederhana dari pada anion
zat warna .Gejala ini terlihat pada pH yang rendah,sedangkan pada pH
yang lebih tinggi pengaruh tersebut akan berbalik menjadi
memperbesar penyerapan zat warna.
Pada pencelupan nilon dengan menggunakan zat warna asam
supermiling dimana pH pencelupan optimal pada pH netral,maka
dengan adanya penambahan elektrolit akan menambah penyerapan
sebagaaimana dijelaskan sebagaai berikut:
Pada pH netral atau sedikit alkalis,serat nilon akan bermuatan
negatif,sehingga akan menolak zat warna yang juga bermuatan
negatif.Penambahan elektrlit akan menetralisir muatan negaatif serat
dalam laarutan (mengggurangi keelektronegatifandari nilon) sehingga
zat warna akan mudah bermigrasi kebahan,juga akan mengurangi
kelarutan zat warna dalam larutan celup sehingga zat warna mudah
berdifusi kedalam bahan (konsentrasi zat warna dalam bahan semakin
tinggi).Hal ini terlihat pada resep 4 dimana kondisi pencelupannya
cocok untuk zat warna supermilling (pencelupan dilakukan pada pH
netral),dan ditambahkan pula elektrolit pada larutan celup sehingga
dihasilkan warna dengan tingkat ketuaan warna yang lebih baik.
V . KESIMPULAN
- Pencelupan zat warna asam supermilling optimal pada pH netral (pH
6-7) dengan penambahan elektrolit
- Pencelupan zat warna asam supermilling pada pH asam
penyerapannya kurang
- Penambahan elektrolit pada kondisi netral akan menambah
penyerapan zat warna.
VI. SARAN
- Pada pencelupan dengan zat warna asam supermiling (sukar
rata) ,agar diperoleh hasil celup yang rata dapat dilakukan dengan
memperlambat laju penyerapan. Hal ini dapat dilakukan dengan
penambahan amonium asetat pada awal proses sehingga suasananya
sedikit asam yang dapat menghambat penyerapan zat warna,artinya
zat warna terserap kedalam serat secara perlahan sehingga hasilnya
rata.