Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

26
LAPORAN PRAKTIKUM PENCELUPAN PENCELUPAN POLIAMIDA DENGAN MENGUNAKAN ZAT WARNA ASAM NAMA NAMA : INDAH SETIORINI (01.P.2705) : INDAH SETIORINI (01.P.2705) NOVA MARDIANA (01.P.2721) NOVA MARDIANA (01.P.2721) PETTY PATMAWATY(01.P.2725) PETTY PATMAWATY(01.P.2725) RAHMAWATI (01.P.2729) RAHMAWATI (01.P.2729) GRUP GRUP : K – 3 : K – 3 DOSEN DOSEN : Ir.ELLY K,Bk.Teks : Ir.ELLY K,Bk.Teks ASISTEN ASISTEN : M.ICHWAN ,AT : M.ICHWAN ,AT R.NANDA R.NANDA TANGGAL PRAKTIKUM TANGGAL PRAKTIKUM : 9 APRIL 2003 : 9 APRIL 2003 TANGGAL PENYERAHAN TANGGAL PENYERAHAN : 11 APRIL 2003 : 11 APRIL 2003

Transcript of Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Page 1: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

LAPORAN PRAKTIKUM PENCELUPAN

PENCELUPAN POLIAMIDA DENGAN MENGUNAKAN ZAT WARNA ASAM

NAMA NAMA : INDAH SETIORINI (01.P.2705): INDAH SETIORINI (01.P.2705) NOVA MARDIANA (01.P.2721) NOVA MARDIANA (01.P.2721) PETTY PATMAWATY(01.P.2725) PETTY PATMAWATY(01.P.2725) RAHMAWATI (01.P.2729) RAHMAWATI (01.P.2729)

GRUP GRUP : K – 3: K – 3DOSEN DOSEN : Ir.ELLY K,Bk.Teks : Ir.ELLY K,Bk.Teks ASISTEN ASISTEN : M.ICHWAN ,AT: M.ICHWAN ,ATR.NANDA R.NANDA TANGGAL PRAKTIKUM TANGGAL PRAKTIKUM : 9 APRIL 2003: 9 APRIL 2003TANGGAL PENYERAHAN TANGGAL PENYERAHAN : 11 APRIL 2003 : 11 APRIL 2003

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG2003

Page 2: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

I.MAKSUD DAN TUJUAN I.MAKSUD DAN TUJUAN

1.1 MAKSUD

Mewarnai kain atau bahan poliamida dengan zat warna asam secara

merata dan permanen.

1.2 TUJUAN

Mengetahui perbedaan ketuaan warna kain dan kerataan hasil

pencelupan ,pengaruh Variasi pH larutan dan penambahan elektrolit

pada pencelupan bahan poliamida dengan zat warna asam super

milling

II.TEORI PENDEKATAN II.TEORI PENDEKATAN

2.1 SERAT NILON

2.1.1..SECARA UMUM

Serat nilon pertama kali ditemukan oleh Wallace H Carothes pada

tahun 1928.dalam usaha membuat polyester Carothes justru

berhasil menemukan poliamida yang dibuat dari heksametilena

diamina dan asam adipat

NH2(CH2)6 NH2 + COOH (CH2)4COOH

(heksametilena diamina) (asam adipat )

NH2(CH2)6 NHCO(CH2)4CCOH + H2O

(heksametilena diamonium adipat)

Gambar 1. Pembuatan serat poliamida

Molekul molekul yang dihasilkan tersebut dapat bereaksi terus

membentuk molekul yang panjang .Poliamida yang dibuat dari

heksametilena diamina dengan asan adipat ini disebut Nilon 66

karena masing masimg zat tersebut mempunyai enam atom

karbon .Dalam perkmbangannya kemudian dikenal pula beberapa

jenis poliamida seperti nilon 6,nilon 7,nilon 610,dan lain lain.

2.1.2.PEMBUATAN SERAT NILON

Bahan baku pembuatan serat nilon 66 adalah asam adipat dan

heksametilena diamina yang keduanya dapat dibuat dengan

beberapa cara,misalnya dengan pengolahan dari biji

Page 3: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

bijian ,butadiena atau dari fenol .Pembuatan dari fenol sebagai salah

satu cara tersebut dapat digambarkan melalui proses proses

sebagai berikut :

COOH (CH2)4COOH + 2NH3 H2NOC (CH2)4CONH2 + 2H2O

(asam adipat ) (amoniak ) ( adipamida)

H2NOC(CH2)4CONH2 P2O3 NC (CH2)4CN + 2 H2O

dehidratasi (adiponitril)

NC (CH2)4CN + 4H2 katalis H2NCH2(CH2)4CH2NH2

(heksametilena diamina)

Gambar 2. Pembuatan serat poliamida

Heksametilena diamina dan asam adipat masing masing dilarutkan

secara terpisah dalam methanol untuk membentuk garam nilon

pada saat dicampurkan .Garam nilon itu dilelehkan dalam atmosfir

nitrogen pada suhu 285 – 2900C kemudian disemprotkan

membentuk suatu pita dan didimnginkan dengan air dingin untuk

mengurangi ukuran kristal.Pita pita nilon tadi dipotong potong

menjadi serpih serpihan nilon yang kemudian dipintal dengan cara

pemintalan leleh .

2.1.3.SIFAT FISIKA SERAT NILON 66

Stuktur fisika serat nilon secara umum terdiri atas dua bagian

besar ,yaitu amorf dan kristalin. Pada serat nilon ini komposisi

kristalin sekitar 85 % sedangkan bagian amorfnya 15 % .Sifat sifat

fisik yang dimiliki serat nilon ini antara lain :

1. Bentuk morfologi serat

2. Kekuatan dan mulur

Page 4: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Kekuaatan nilon berkisar antara 4,3 – 8,8 g/denier sedangkan

mulurnya 18 – 45% kekuatan basahnya sekitar 80 – 90%

kekuatan kering

3. Elastisitas

Elastisitas nilon termasuk tinggi.Pada penarik 8% elastisitasnya

masih 100 % sedangkan pada penarikan 16 % elastisitasnya 91%

4. Moisture Regain

Moisture regain pada kondisi standar adalah 4,2 %

5. Kilau

Sebelum penarikan nilon tampak suram ,tetapi setelah penarikan

seratnya menjadi berkilau dan cerah.Untuk mendapatkan serat

yang suram ,kedalam polimernya perlu ditambahkan T1O2.

6. Titik leleh

Pada atmosfir nitrogen nilon meleleh pada suhu

2630C,sedangkan diudara dapat meleleh pada suhu 2500C.Pada

pemanasan 1500C diudara selama 5 jam ,nilon dapat berubah

menjadi kekuning kuningan ,sehubungan dengan itu ,pada

pembakaran nilon tidak meneruskan api .

7. Berat jenis nilon adalah 1,14

2.1.4.SIFAT KIMIA SERAT NILON 66

Stuktur kimia serat nilon merupakan rantai panjang senyawa

poliamida yang mempunyai gugus gugus amida (-CONH-) ,amino(-

NH2) dan karboksilat (-COOH).Nilon tahan terhadap pengerjaan asam

asam lemah atau asam encer .Asam asam kuat seperti HCl pekat

pada suhu mendidih dapat menguraikan nilon menjadi asam adipat

dan heksametilena diamonium hidroklorida.Nilon sangat tahan

terhadap basa,pengerjaan dengan NaOH 10 % pada suhu 850C

selama 10 jam hanya mengurangi kekuatan nilon sebanyak 5%.Nilon

tahan terhadap pelarut pelarut yang digunakan pada pencucian

Page 5: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

kering .Pelarut yang biasa dipakai untuk melarutkan nilon adalah

asam formiat ,fenol dan kresol.

Gambar 3 Struktur molekul poliamida

2.1.5.SIFAT SIFAT LAIN

Nilon memiliki ketahan yang baik terhadap jamur ,bakteri

maupun serangga seperti serat sintetik lainnya.Terhadap pengaruh

sinar ,pada penyinaran selama lebih dari 16 minggu nilon dapat

berdegradasi dan berkurang ketahanannya sebesar 23%.Nilon yang

lebih mengkilap dan kuat memiliki katahanan yang lebih baik.

2.2.ZAT WARNA ASAM

Zat warna ini diosebut zat warna asam karena pada zat warna

aslinya mengandung asam asam mineral atau asam organic dan

memiliki gugus pembawa warna pada anionnya.Kebanyakan zat

warna asam merupakan gram dari sulfonat atau karboksilat .Zat

warna asam memiliki afinitas terhadap serat serat protein dan

poliamida .Mekanismenya adalah pembentukan ikatan garam antara

anion zat warna dengan gugus amino dalam serat.

Untuk membantu mekanisme tersebut dalam proses

pencelupan zat warna asam pada umumnya perlu ditambahkan

asam .Pengaruh penambahan asam ini akan memperbesar

penyerapan zat warna serta meningkatkan kecepatan

penyerapannya.Untuk menghasilkan pencelupan yang rata

beberapa jenis zat warna memerlukan penambahan garam

Pengaruh garam tersebut adalah untuk merintangi atau

memperlambat penyerapan zat warna dengan jalan menempati

Page 6: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

dahulu tempat yang aktif pada serat dalam berikatan.Akan tetapi

pada proses pencelupan dengan suasana pH tinggi ,pemberian

garam ini justru akan mempercepat penyerapan dan memperbesar

penyerapan zat warna.

Disamping hal hal diatas ,penyerapan zat warna asam ini juga

dipengaruhi temperature .Pada temperature dibawah 400C hamper

tidak ada zat warna yang terserap .Kenaiakan temperature diatas itu

akan mempercepat penyerapan zat warna sampai temperatur

tertentu dimana penyerapan zat warna akan maksimum.

2.2.1.KLASIFIKAS ZAT WARNA

Stuktur kimia zat warna asam menyerupai bentuk zat warna

direk ,merupakan senyawa yang mengandung gugusan gugusan

sulfonat atau karboksilat ,sebagai berikut:

Golongan I

Zat warna asam derivate trifenil –metan misalnya Xylena Blue

VS (C.I.Acid Blue),contoh zat wara tersebut dapat dilihat pada

gambar

Gambar 4 Zat Warna Asam Turunan Derivat Trifenil-metan

Sumber :Isminingsih dan RasyidDjufri, Pengantar Kimia

ZatWarna,InstitutTeknologi Tekstil,Bandung,1978,halaman 95.

Golongan 2

Zat warna sam derivate xanten misalnya Lissamine

Rhodamine B(C.I.Acud Red 52.)Contoh zat warna asam derivate

xanten dapat dilihat pada gambar

Page 7: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Gambar 5. Zat Warna Turunan Derivat Xanten

Golongan 3

Zat warna asam yang merupakan senyawa-senyawa nitro

aromatic , misalnya Napthol yellow 1(C.I.Acid Yellow 1) Contoh zat

warna asam golongan nitro dapat dilihat pada gambar

Gambar 6. Zat Warna Asam Golongan Nitro

Golongan 4

Zat warna asam merupakan senyawa-senyawa azo misalnya

C.I. Acid Red 73.

Gambar 7. Zat warna asam senyawa azo

Golongan 5

Zat warna asam yang punya inti pirazolon.Misalnya tetrazine

Gambar 8. Zat warna asam dengan inti pirazolan

Golongan 6

Zat warna asam derivate antrakuionon ,misalnya Solvy Blue

B(C.I.Acid Blue 45) ,zat warna ini dapat dilihat pada gambar

Page 8: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Gambar 9 Zat Warna Derivat Antarkwinon

Ditinjau dari sifat pencelupannya ,zat warna asam yang sesuai

untuk mencelup nilon dapat dibagi dalam tiga golongan,yaitu:

1. Zat Warna Asam Levelling

Yakni zat warna yang memerlukan asam kuat dalam

pencelupannya,misalnya asam formiat atau asam sulfat ,supaya

penyerapan zat warnanya lebih besar Oleh karena itu golonagn zat

warna ini disebut golongan zat warna asam celupan rata,yang pada

umumnya mempunyai ketahanan sinar yang baik ,tetapi mempunyai

tahan cuci yang kurang baik .Zat Warna ini sering disebut dengn zat

warna asam terdispersi molekuler.

2. Zat Warna Asam milling

Zat warna ini mempunyai afinitas yang baik pada nylon dalam

suasana netral atau zat warna asam berketahanan baik .Untuk

mendapatkan Penyerapan yang baik pada pencelupan perlu

ditambahkan sedikit sekali asam.Golongan zat warna ini pada

tempratur mendidih akan terdispersi molekuler .

3. Zat warna asanm golongan supermilling

Golongan zat warna ini yang paling banyak terdapat dari

ketiga golongan zat warna asam .Zat warna dari golongan ini

mempunyai afinitas kecil terhadap nylon pada pencelupan dalm

suasana netral .Pencelupan umumnya dikerjakan dengan

menambahkan asam asetat atau asam formiat pada akhir

pencelupan untuk menambah penerapan (penyerapan

sempurna).Zat warna ini mempunyai sifat lebih mudah mambentuk

larutan koloida.

Page 9: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Tabel I . Penggolongan Dan Sifat Zat Warna Asam Berdasarkan

Pemakaiannya

Sifat sifat Golongan Zat Warna

Levelling Milling Super milling

Ketahanan

luntur

Kurang Baik Sangat baik

Penambahan

asam

Asam sulfat Asam asetat Ammonium

asetat

pH pencelupan 2-4 4-6 6-7

Kerataan Baik Agak kurang kurang

Berat molekul Rendah Tinggi Tinggi

Bentuk molekul Molekuler Molecular Koloidal;

Kelarutan Tinggi Rendah Rendah

Afinitas anion Rendah Tinggi Sangat tinggi

Sumber : Vickerstaff,Thomas :”Physical Chemistry of Dyeing”Oliver

and Bay .Londeon :1954.

2.2.2.SIFATKELARUTAN ZAT WARNA

Zat warna asam pada umumnya akan mudsh sekali dilarutkan

dalam air,hal ini karena pada molekul zat warna asam ini terdapat

gugu8s – gugus yang berfungsi sebagai pelarutnya dalam air ,yaitu

gugus asam sulfonat atau dapat juga suatu gugus garam

sulfomamida.Zat warna asam ini kelarutannya dalam air cukup

besar yaitu sekitar 5-7%,sehingga lebih sukar terjadinya difusi zat

warna kedalanm serat.Hal ini disebabkan karena kelarutannya

didalam larutan polimer nylon lebih kecil daripada kelarutan nya

dalam air>Berdasarkan sifat kelarutannya dalam larutan celup zat

warna asam ini dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:

Terdispersi molekuler

Jenis zat warna asam yang pecah sebagai molekul

tunggal,mudah sekali larut dan terdisosiasi sempurna didalam

larutan.

(Z.W-Na)10 10 Na + + 10 Z.W—

Page 10: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Warna larutannya jernih dan mempunyai afinitas sedikit terhadap

serat tumbuh tumbuhan dan serat wol dalam keadaan

netral.Golongan tersebut mencelup dengan pertolongan asam

formiat ,mudah merata dalam pencelupan dan tidak luntur dalam

pengerjaaan basah.

Zat wrana asam teragregasi

Jenis zat warna sam yang laruit dalam agregat atau kumpulan

molekul .Disosiasinya didalam air dapat ditulis sebagai berikut :

(Z.W –Na)10 3Na+ + (Na7Z.W10)-

Zat warna golongan ini tidak mudah larut ,larutannya tidak jernih

terutama dalm keadaan dingin.Tidak menunjukkan kenaikan

kapiler ,mencelup juga serat tumbuh tumbuhan dan mempunyai

afinitas besar sekali terhadap wol dalam keadaan netral .Zat warna

golongan ini dicelup dengan pertolongan asam asetat.dalam

keadaan netral untuk dapat kan hasil celupan yang rata,adalah

sukar ,tetapi ketahaanan luntur terhadap cucian adalah baik sekali.

2.3.MEKANISME PENCELUPAN NYLON dengan ZAT WARNA

ASAM

Nylon dapat dicelup dengna zat warna asam karena adanya

gugus amina dan amida pada struktur kimianya terutama pada

gugusan aminanya akan menyerap ion ion hydrogen dari larutan

celup asamnya sehingga akan bersifat positif dari muatan gugus

tersebut ,yang selanjutnya akan berikatan dengan ion ion zat warna.

Dengan adanya penambahan asam dari larutan celupnya serat nilon

akan memiliki ion ammonium bebas yang mamungkinkan terjadinya

ikatan dengan zat warna asam.Reaksi tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Serat nilon

H2N – CONH – COOH

Page 11: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

+H3N - CONH – COO - +H3N - CONH – COOH

+H3N – CONH2+ –

COOH

Serat nylon akan menyerrap (mengikat) ion ion hydrogen

(HT)dari larutan yang mengandung asam ,dimana ion ion hydrogen

tersebut akan diikat oleh gugus amida ,amina atau gugus gugus

karboksilat dengan membentuk ikatan garam yang dapat mengikat

anion dari molekul zat warna asam dengan ikatan elektrovalen.

Reaksinya sebagai berikut:+H3N - CONH – COOH + ZW- ZW- + H3N- CONH – COOH+H3N – CONH2

+ – COOH + 2ZW-

ZW +H3N – CONH2+ - COOH

Pemberian elektrolit yang menghambat penyerapan zat warna

asam pada serat nilon disebabkan karena anion elektrolitmemiliki

stuktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah bergerak dan

berikatan dengan serat.Akan tetapi karena ikatan tersebut

lemah ,padaakhirnya ikatan tersebut digantikan dengan ikatan

antara zat warna dengan seratnya.

2.3.1.PENCELUPAN ZAT WARNA ASAM PADA SUASANA NETRAL

Penjalasamn mengenai pencelupan zat warna asam diatas

tidak berlaku untuk pencelupan dengan zat warna asam yang

dilakukan pda kondisi netral atau supermilling.Pencelupan dalam

suasana netral ditunjukkan pada kurva eksoterm freundlich.

Asam supermilling memiliki stuktur molekul yang lebih besar dan

juga memiliki derajat keplanaran tinggi,sehingga memiliki

kemungkinan terbentuknya ikatan sekunder berupa ikatan hidrogen

dan gaya vanderwaals dengan serat selain ikatan

elektrovalen.Absorpsi zat warna asam pada pebncelupan netral

biasanya melibatkan stuktur molekul yang lebih kompleks, yang

Page 12: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

menyebabkan kemungkinan terjadinya ikatan hidrogen dan gaya

gaya vanderwaals lebih besar ketika molekul memiliki struktur flat

atau datar dalam serat,sehinggailustrasi bisa di lihat digambar

Jika bentuk persentuhan anatara zat warna dengan serat yang

nampak pada gambar tersebut ada ,ini menunjukan bahwa struktur

molekul yang planar memiliki pengaruh yang sangat signifikan pada

ketahanan luntur zat warna asam.

2.3.2. EFEK HIDROFOBIK

Faktor lain yang turut dipengaruhi yaitu adanya interaksi

hidrofobik.,Zat warna asam gugus hidrofob (supermiling) memiliki

ikatan sekunder lainya dengan serat berupa interaksi hidrofobik.

Gambar di bawah menunjukkan hubungan antara ketahannan luntur

dari zat warna C.I Acid Red I dan carbolan crimson B ( C.I Acid Red

138)

2.4.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCELUPAN

Faktor factor yang mempengaruhi pencelupan nylon dengan

zat warna asam :

1. Pengaruh Waktu Pencelupan

Page 13: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Faktor waktu pencelupan merupakan suatu variable yang turut

menentukan dalam pencelupan.Apabila suatu zat dipergunakan

dalam mencelup serat nylon dengn suatu interval temperature 100C

maka keseimbangan pencelupan akan dapat dicapai dalam waktu

60 menit.Jadi jelas disini bahwa factor waktu pencelupan akan

merupakan suatu variable yang turut menentukan dalam melakukan

pencelupan.Untuk mengimbangi kecepatan celup yang bertambah

pada suhu yang lebih tinggi ,maka diperlukan waktu yang cukup

untuk memperoleh keseimbangan celup.

2. Pengaruh Asam (pH larutan pencelupan)

Padaumumnya zat warna asam tidak akan mencelup atau

hanya memberi noda pada serat nylon dalam suasana netral .Tetapi

bila ditambahkan asam pada larutan celup ,maka penyerapan akan

bertambah baik.

Pengaruh asam terhadap zat warna asam dapat dilihat pada gambar

sebagai berikut

3. Pengaruh elektrolit

Beberapa zat warna asam dengan molekul; sedarhana atau

yang akan melarut baik dalam air dengan membentuk larutan

Page 14: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

molekul maka penambahan garam pada larutan celup adalah

membentuk celupan yang rata. Garam-garam tersebut mempunyai

pengaruh merintangi atau memperlambat penyerapan zat warna

karena tempat-tempat yang aktif dalam serat ditempati lebih dahulu

oleh anion garam yang molekulnya lebih sederhana daripada anion

zat warna. Gejala tersebut akan tampak jelas pada pH yang rendah,

tetapi pada pH yang lebih tinggi pengaruh tersebut akan berbalik

menjadi memperbesar penyerapan.

III. PERCOBAANIII. PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

3.1.1 Peralatan

Gelas piala

Labu ukur

Mesin celup

Bunsen

Beker glass

Kasa asbes

Pipet volume 10 ml

Pengaduk

Termometer

3.1.2 Bahan – bahan

Bahan poliamida

Zat warna asam” Zat warna asam yellow Super milling”

Asam sulfat

Asam asetat

Leveling agent

Teefol (pembasah)

NatriumHidrosulfit (Na2S2O4)

Natrium Karbonat (Na2CO3)

3.2 RESEP DAN FUNGSI ZAT

3.2.1 Resep

3.2.1.1 Resep Pencelupan

Page 15: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Resep Orang ke -

1 2 3 4

Zat warna

asam (%OWF)

1

pH 2 2 5 7

Na2SO4(%OWF) - 10 - 10

Levelling agent

(cc/l)

2

Vlot (1 : X) 1 : 30

Suhu (oC) 100

Waktu (menit) 30

3.2.1.2. Resep Cuci sabun

Natrium Karbonat Na2CO3 (g/l) 1

Detergen (cc/l) 1

Suhu ( So Suhu (0C) 60 – 70

3.2.2. Fungsi Zat

Zat warna asam : Memberi warna pada polyamida (nylon) merata

dan permanen

Asam asetat : Memberi suasana asam dan mengatur pH

larutan celup (memberi nilai pH 5)

Asam sulfat : Memberi suasana asam dan mengatur pH

larutan celup (memberi nilai pH 2)

Levelling agent : Membantu perataan zat warna pada bahan

dengan memperlambat penyerapan zat

warna.

Zat pembasah : Membantu pembasahan dengan cara

meratakan dan mempercepat proses

pembasahan

Detergen : Sabun berfungsi untuk menghilangkansisa zat

warna yang menenpel pada permukaan kain.

Natrrium Karbonat ; Membantu kelarutan detergen.

Page 16: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Teefol : Sebagai deterjen agent (penghilangan

zat warna yang tidak terfiksasi).

3.3.CARA KERJA

*. Mempersiapkan bahan-bahan, yaitu memperhitungkan

kebutuhan zat yang akan digunakan untuk kemudian

menimbang sesuai keperluan.

*. Mempersiapkan alat alat yang di pakai ,isi porselen dengan

air sesuai dengan vlot yang dipakai ,kemudian masukkan

bahan bahan sesuai resep seperti zat pengatur pH leveling

agent , aduklah hingga larut dan kemudian masukkan kain

poliamida (nylon) yang telah di basahi terlebih dahulu agar di

dapatkan hasil yang tidak belang (pada suhu Ruangan 30 -

40oC).

*. Aduk larutan celup yang telah berisi kain tersebut selama 10

menit .

*. Setelah itu masukkan zat warna aduk kemudian masukkan

kainnya lagi setelah di keluarkan tadi aduk aduk kembali agar

di dapatkan hasil celupan yang rata.

*. Siapkan tempat untuk pencelupan di mesin ,tempatmya

seperti silinder tetapi tertutup larutan yang ada di porselen

tadi dimasukkan ke tempat yang di gunakan untuk mencelup

di mesin semuanya dan jangan lupa memasukkan kainnya.

*. Masukkan ke dalam mesin ,tutup dengn kencang agar larutan

zat warnanya tidak tumpah pada waktu di proses di

mesin.Atur suhu yang di inginkan tentumya sesuai resep

100oC selama 30 menit.

*. Setelah di lakukan proses pencelupan llakukan lah proses

cuci sabun selama 10 menit dengan suhu 60oC -70oC.

*. Keringkan dengn setrika pengering kemudian amati perbedaannya.

3.4. DIAGRAM ALIR DAN SKEMA PROSES

Page 17: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

3.4.1. Diagram Alir

Timbang bahan dan zat yang dibutuhkan

Pembuatan larutan zat warna dispersi

Persiapan larutan celup

Pencelupan (1000C 30 menit)

Cuci sabun (700C,10menit)

Bilas dan keringkan

3.4.2. Skema Proses

3.5. DATA PENGAMATAN

3.5.1. Perhitungan Kebutuhan Bahan

Vlot 1 :30 ,Berat bahan 5,8 gram

Air yang di gunakan = 30 x 5,8 =174 cc

Zat warna = 1%

= 1% x 5,8 g = 0,058 gram

BahanZat warna Pengatur pH Garm glauberZat perata

400C

1000C

600C

Page 18: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

Larutan induk = 1 gram/100 ml

Larutan induk = 0,058 gram x 100ml/1 gram = 5,8 ml

Resep 1 (orang ke 1) pH 2 tanpa garam glauber

3% OWF = 3 x 5,8 = 0,174 cc

Resep 2 , pH 2 dengan garam glauber 10 g/l

3% OWF = 3 x 5,8 = 0,174 cc

10 g/l = 10/1000 x 174 = 1,74 g

Resep 3 ,pH 5 tanpa garam glauber

3% OWF = 3 x 5,8 = 0,174 cc

Resep 4 ,pH 7 dengan garam glauber

10 g/l = 10/1000 x 174 = 1,74 g

Levelling agent 2 cc/l

= 2/1000 x 174 = 0,348cc

3.4.2. SAMPLE HASIL PENCOBAAN

Resep 1 Resep 2

Resep 3 Resep 4

IV. DISKUSI

Pencelupan nylon dengan zat warna asam dipengaruhi beberapa

faktor, antara lain : jenis zat warna asam yang digunakan, kondisi pH

larutan celup, penggunaan temperatur dan penggunaan zat-zat

Page 19: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

pembantu lainnya seperti elektrolit. Pada pencelupan nylon dengan zat

warna asam jenis super miling dengan variasi pH larutan dan

penambahan elektrolit.

4.1. Pengaruh pH

Pada umumnya zat warna asam tidak akan mencelup atau memberi

noda pada serat nylon dalam suasana netral, dengan penambahan

asam pada larutan celup akan menambah penyerapan. Makin kecil pH

larutan celup, penyerapan zat warna asam makin besar karena muatan

positif dari serat bertambah sepanjang rantai molekulnya. Tetapi pada

pencelupan zat warna asam super miling sebaiknya dilakukan pada pH

netral.

Zat warna asam super miling memiliki ukuran molekul yang lebih

besar dibandingkan dengan zat warna asam jenis lainnya, memiliki

gugus hidrofob, tingkat daya migrasi yang rendah, dan absopsi yang

tinggi .Zat warna asam ini bila dicelup pada pH rendah akan dapat

mengurangi penyerapan , hal ini dapat terjadi akibat adsorbsifitasnya

yang tinggi pada suasana asam menyebabkan molekul zat warna akan

terus bergerak keluar masuk serat sehingga ketahanan luntur terhadap

pencuciannya jelek.Sedangkan apabila pencelupan dilakukan pada

suasana netral maka akan diperoleh hasil celupan yang optimal, karena

adsorpsinya optimal, selain itu juga tahan luntur terhadap pencucian

yang dihasilkan lebih bagus karena terbentuknya ikatan sekunder

seperti ikatan hidrogen,gaya van der walls dan interaksi hidrofobik.

4.2 Pengaruh Elektrolit

Zat warna asam dengan molekul yang sederhana dan hampir

melarut dalam air dengan membentuk larutan molekul,maka

penambahan garam dalam larutan celup akan membantu celupan yang

rata.Garam-garam tersebut mempunyai pengaruh merintangi atau

memperlambat penyerapan zat warna.Hal ini disebabkan karena

tempat-tempat yang aktif dalam serat telah ditempati lebih dahulu oleh

anion-anion garam yang molekulnya lebih sederhana dari pada anion

zat warna .Gejala ini terlihat pada pH yang rendah,sedangkan pada pH

Page 20: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

yang lebih tinggi pengaruh tersebut akan berbalik menjadi

memperbesar penyerapan zat warna.

Pada pencelupan nilon dengan menggunakan zat warna asam

supermiling dimana pH pencelupan optimal pada pH netral,maka

dengan adanya penambahan elektrolit akan menambah penyerapan

sebagaaimana dijelaskan sebagaai berikut:

Pada pH netral atau sedikit alkalis,serat nilon akan bermuatan

negatif,sehingga akan menolak zat warna yang juga bermuatan

negatif.Penambahan elektrlit akan menetralisir muatan negaatif serat

dalam laarutan (mengggurangi keelektronegatifandari nilon) sehingga

zat warna akan mudah bermigrasi kebahan,juga akan mengurangi

kelarutan zat warna dalam larutan celup sehingga zat warna mudah

berdifusi kedalam bahan (konsentrasi zat warna dalam bahan semakin

tinggi).Hal ini terlihat pada resep 4 dimana kondisi pencelupannya

cocok untuk zat warna supermilling (pencelupan dilakukan pada pH

netral),dan ditambahkan pula elektrolit pada larutan celup sehingga

dihasilkan warna dengan tingkat ketuaan warna yang lebih baik.

V . KESIMPULAN

- Pencelupan zat warna asam supermilling optimal pada pH netral (pH

6-7) dengan penambahan elektrolit

- Pencelupan zat warna asam supermilling pada pH asam

penyerapannya kurang

- Penambahan elektrolit pada kondisi netral akan menambah

penyerapan zat warna.

VI. SARAN

- Pada pencelupan dengan zat warna asam supermiling (sukar

rata) ,agar diperoleh hasil celup yang rata dapat dilakukan dengan

memperlambat laju penyerapan. Hal ini dapat dilakukan dengan

penambahan amonium asetat pada awal proses sehingga suasananya

sedikit asam yang dapat menghambat penyerapan zat warna,artinya

Page 21: Lap_pencelupan Poliamida Dengan Mengunakan Zat Warna Asam

zat warna terserap kedalam serat secara perlahan sehingga hasilnya

rata.