Post on 08-Jul-2015
description
LAPORAN PRAKTIKUM SPSS Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi
Oleh :
Laras Kun Rahmanti Putri
21040113130114
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
1. Latar Belakang
Planologi ialah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari perencanaan sebuah ruang beserta isinya,
termasuk manusia atau masyarakatnya serta objek-objek lain yang mendukung fungsi ruang
tersebut. Masyarakat dan atau objek lain yang ada di dalam ruang atau wilayah tersebut tentunya
menjadi bahan pertimbangan perencanaan karena masyarakat itulah yang terkena dampak baik
buruknya perencanaan yang akan direalisasikan (place holder). Dalam mempertimbangan hal ini,
dibutuhkan adanya analisa statistik sehingga perencanaan dapat terkonsep dan matang serta sesuai
dengan rencana. SPSS ialah sebuah software komputer yang dapat digunakan oleh para perencana
untuk memudahkan analisa statistika ini.
2. Permasalahan
Salah satu yang dipelajari dari perencanaan ialah mengenai kondisi ekonomi penduduk, termasuk
mengenai garis kemiskinan. Diharapkan dari hasil analisis ini, bisa dilihat sebarannya lalu bisa
dipelajari apa-apa saja yang perlu diperbaiki dan dikembangkan sebagai wujud penanganannya.
3. Kajian Teori SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) adalah sebuah program pada komputer yang
digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan,
perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Ada
beberapa teknik statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis data.
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terdapat dalam
data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. SPSS dapat membaca
berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung ke dalam SPSS Data Editor. Selain
analisis statistika, manajemen data (seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data turunan) dan
dokumentasi data (kamus metadata ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari
software dasar SPSS.
User interface grafis memiliki 2 jenis tampilan yang dapat dipilih dengan cara meng-klik salah satu
dari dua tombol di bagian bawah kiri dari window SPSS. Tampilan ‘Data View’ menampilkan
tampilan spreadsheet dari kasus-kasus (baris) dan variabel (kolom). Tampilan ‘Variable View’
menampilkan kamus metadata di mana setiap baris mewakili sebuah variabel dan menampilkan
nama variabel, label variabel, label nilai, lebar cetakan, tipe pengukuran dan variasi dari
karakteristik-karakteristik lainnya.
4. Data
Data diambil dari BPS, dalam Booklet_agustus_2013.pdf. Dari beberapa kumpulan data yang ada,
yang diambil contoh ialah mengenai “Garis Kemiskinan di Daerah Perdesaan Menurut Provinsi
(ruiah/kapita/bulan) 2010 – 2013”, khusus pada Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua pada
tahun 2012 dan 2013.
Nama Daerah Tahun 2012 Tahun 2013
Nusa Tenggara Barat 222918 243620 Nusa Tenggara Timur 194722 217918
Kalimantan Barat 218476 242321
Kalimantan Tenggara 270626 298172 Kalimatan Selatan 249469 272614
Kalimatan Timur 312734 349935 Sulawesi Utara 209123 233415
Gorontalo 201065 219827
Sulawesi Tengah 237340 265582 Sulawesi Selatan 179160 192161
Sulawesi Barat 196693 211850 Sulawesi Tenggara 191195 200058
Maluku 268981 285967 Maluku Utara 232109 248026
Papua 271431 298395
Papua Barat 326613 355839
5. Langkah Kerja
1. Buka software spss.
2. Buka tab “variable view”
3. Isikan dengan variabel-variabel yang ada sesuai dengan data
Pada contoh data, variabel yang dipakai ialah nm_daerah (nama daerah), jml_2012 (garis
kemiskinan pada tahun 2012), dan jml_2013 (garis kemiskinan pada tahun 2013).
Untuk variabel I; “nm_daerah”, isikan pada kolom “name”,
lalu pada kolom “type” isikan “string” karena data yang akan di-input berupa tulisan,
pada kolom “width” isikan dengan sebuah angka yang dapat memuat banyaknya digit angka
data (misal, data yang akan diisi ialah angka 1000000, maka isikan width dengan enam, tujuh,
atau delapan), pada kasus diisi dengan 20.
pada kolom “decimal” isikan dengan “0”,
kolom label kosongkan,
kolom “value” kosngkan.
kolom “missing” kosongkan,
kolom “column” biarkan,
kolom “align” isikan sesuai keinginan,
kolom “measure” isikan dengan “nominal” (karena data yang di-input bukan merupakan data
yang diwakilkan. Contoh data yang diwakilkan ialah angka satu (1) untuk tidak suka, angka dua
(2) untuk suka, angka tiga (3) untuk sangat suka, atau pun data interval seperti: angka satu (1)
untuk 0 – 5, angka dua(2) untuk 6 – 10, dst..)
kolom “role” isikan dengan “input”.
Untuk variabel II; “jml_2012”, isikan pada kolom “name”
lalu pada kolom “type” isikan “numeric” karena data yang akan di-input berupa angka, bukan
tulisan/huruf,
pada kolom “decimal” isikan dengan “0”,
kolom label kosongkan,
kolom “value” kosongkan.
kolom “missing” kosongkan,
kolom “column” biarkan,
kolom “align” isikan sesuai keinginan,
kolom “measure” isikan dengan “nominal”
kolom “role” isikan dengan “input”.
Untuk variabel III; “jml_2013”, isikan pada kolom “name”
lalu pada kolom “type” isikan “numeric”,
pada kolom “decimal” isikan dengan “0”,
kolom label kosongkan,
kolom “value” kosongkan,
kolom “missing” kosongkan,
kolom “column” biarkan,
kolom “align” isikan sesuai keinginan,
kolom “measure” isikan dengan “nominal”
kolom “role” isikan dengan “input”.
Pengisian variable view:
4. Copy data yang sudah ditulis dahulu di ms.excel ke dalam spss, pada data view (ctrl+c lalu
ctrl+v).
Bisa juga langsung diisikan ke dalam SPSS.
5. Setelah data dimasukkan ke dalam SPSS, lakukan analisa frekuentif dengan klik menu analyze
> descriptive statistics > frequencies .
6. Sebuah jendela akan keluar. Masukkan jml_2012 dan jml_2013 ke dalam “variable(s)” dengan
menge-klik tulisan jml_2012 dan menge-klik tanda panah yang berada di tengah-tengah box.
Secara default, penampilan tabel frekuensi diaktifkan.
Setelah variable(s) terisi, klik tab “Statistics”.
7. Atur statistik yang diperlukan. Lalu klik continue.
8. Tampilan akan kembali pada jendela Frequencies. Klik tab charts. Atur. Setelah selesai, klik
Continue.
9. Tampilan akan kembali pada Frequencies. Klik OK.
10. Sebuah jendela analisa akan keluar. Dari situ, dapat dilihat nilai-nilai maksimum, minimum,
modus, rata-rata, nilai tengah, quartil, dll.
6. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil analisa yang ditampilkan, didapatkan bahwa data garis kemiskinan pada tahun 2012 dan
2013 semuanya telah terinput ke dalam spss, sehingga tidak ada data yang hilang (missing). Hal ini
terlihat dari nilai missing yang bernilai 0 dan nilai 16 pada valid.
Lalu nilai rata-rata pada tahun 2012 adalah 236415,94 dan pada tahun 2013 ialah 250401,25.
Nilai tengah pada tahun 2012 ialah 227513,50 dan 2013 ialah 245823.
Modus pada tahun 2012 ialah 179100 dan 2013 ialah 192101.
Standar deviasi pada tahun 2012 ialah 43775,724 dan 2013 adalah 49235,284.
Nilai maksimum pada tahun 2012 ialah 326613 (Papua Barat) dan pada 2013 ialah 355839 (Papua
Barat).
Nilai minimum pada tahun 2012 ialah 179160 (Sulawesi Selatan) dan pada 2013 ialah 192161
(Sulawesi Selatan)
Jumlah dari data garis kemiskinan ini pada tahun 2012 dan 2013 ialah 3782655 dan 4135700.
Kuartil pertama, kuartil kedua dan kuartil ketiga pada tahun 2012 ialah 197786; 227513,5;
270214,75 dan pada tahun 2013 ialah 218395,25; 245823; dan 295120,75.
an persentil dapat diidentifikasikan pula.
Kemudian bagilah nilai skewness dengan std. error of skewness, dan kurtosis dengan std. error of
kurtosis. Jika nilai yang didapat ialah -2 ≤ nilai ≤ 2 , maka data tersebut normal, hal ini untuk melihat
distribusi data yang dipakai. Dari data pada tahun 2012, nilai skewness ialah 0,736 dan std.error of
skewness ialah 0,564. Jika dibagi, maka hasilnya ialah 1,3. Dari data pada tahun 2013, nilai
skewness ialah 0,700 dan std.error of skewness 0.564. Jika dibagi, didapat hasil 1,24. Hasil
pembagian nilai kurtosis dengan std. Error of kurtosis pada tahun 2012 ialah -0,246 dan -0,189 pada
2013Kedua nilai hasil pembagian ini berada di antara -2 hingga 2, yang berarti data garis kemiskinan
ini distribusinya normal.
Kemudian bisa dilihat persentase pada tahun 2012 dan 2013 beserta diagram lingkarannya.
Tabel frekuensi 2012 dan diagramnya:
Dapat dilihat bahwa nilai garis kemiskinan pada tahun 2012, pada daerah yang memiliki garis
kemiskinan 191195 (Sulawesi Tenggara) memiliki persentase 12,5% dari total, dan terlihat pada
diagramnya, persenannya berwarna hijau. Begitu pula dengan daerah-daerah yang lain.
Hal yang sama dapat dianalisis pada tahun 2013:
Dapat dilihat bahwa tiap daerah memiliki garis kemiskinan yang saling berbeda sehingga frekuensi
dari nilai garis kemiskinan untuk masing-masing daerah ialah satu, dan dari frekuensi ini, masing-
masing memiliki persentase 6,3%, sama rata, dari 100 dibagi 16. Garis kemiskinan yang bernilai
272614 memiliki persentase 68,8% dari total nilai.
Dari data yang dianalisis ini, didapat kesimpulan bahwa nilai garis kemiskinan di provinsi Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua paling tinggi pada tahun 2012 dan 2013 ialah di Papua
Barat. Sedangkan nilai garis kemiskinan paling rendah pada tahun 2012 dan 2013 ialah Sulawesi
Selatan. Lalu, didapat hasil bahwa:
25% garis kemiskinan pada tahun 2012 ialah di bawah 197786 dan 218395,25 di tahun 2013.
50% garis kemiskinan pada tahun 2012 ialah di bawah 227513,50 dan 245823 di tahun 2013.
75% garis kemiskinan pada tahun 2012 ialah di bawah 270214,75 dan 295120,75 di tahun 2013.
Dari sini dapat dilihat bahwa garis kemiskinan dari tahun 2012 ke tahun 2013 di provinsi-provinsi
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua meningkat.
7. Daftar Pustaka
Chittaputri.2012.Dalam Blogspot.http://chittaputri.blogspot.com.Diunduh pada Jumat, 22
November 2013.
Adip.2008.Dalam Wordpress.http://adipjelek.wordpress.com.Diunduh pada Jumat, 22 November
2013.
Booklet_agustus_2013.pdf